KELOMPOK I : PRI HENDI YANTO SIRDA YENNI SUZANA MERRY MARDIASTUTY NELFIYANTI IRMA AMELIA SURYANI JINGGA OLGA PUSPITA
KERACUNAN
KLASIFIKASI: A. Menurut cara terjadinya keracunan: 1. Self Poisoning 2. Attempted Suicide 3. Accidental Poisoning 4. Homicidal Poisoning
Cont..
RESPIRASI Depresi nafas, hambatan jalan
nafas oleh mukus TD Syok, proknosis buruk bila terjadi kerusakan pada pusat vasomotor KEJANG menandakan adanya rangsangan SSP (Ex. : Amfetamin), medula spinalis (ol:Striknin), hubungan saraf otot (oleh insektisida organofosfat) PUPIL dan reflek extermitas atropin dan morfin, pupil anisokor pd tosisitas hipnotik
Cont..
BISING USUS pd kesadaran tingkat III dan IV bising usus negatif (bisa utk mencocokan derajat kesadaran) JANTUNG aritmia, payah dan henti jantung
LAIN2 ggg keseimbangan as-basa atau air,
tnda kerusakan hati & ginjal, kelainan EEG, retensi urin, muntah, diare, bula dll
TERAPI INTOKSIKASI
Keadaan Darurat mencegah ggl napas, syok, dan absorbsi lebih lanjut Ggl napas pembersihan jalan napas, dibaringkan dalam posisi miring bergantian bila tidak sadar, evaluasi dg respirometer volume <4lt/menit beri O2, bila tjd apnea (gangguan tidur dengan kesulitan bernapas) lakukan intubasi dg ETT, ventilasi mekanik dan trakeostomi bila perlu
Cont..
SYOK tjd krn depresi miocard dan COP (pd toksisitas barbiturat/Luminal) Mekanisme : ggn alir balik vena (1)Permeabilitas kapiler ekatravasasi cairan (bocornya cairan intravena atau obat ke dalam jaringan) dan vol. darah (2)Katup vena di ekstremitas tdk bekerja dg baik darah terkumpul dibagian vena
Golongan barbiturat : fenobarbital ( Luminal ), amobarbital ( Amytal ), pentotal ( Nembutal ), tiopental ( Pentotal ). Nonbarbiturat : meprobamat, methaqualon, gluthetimide ( Doriden ). Antiepilepsi : phenitoin ( Dilantin ), carbamazepin ( Tegretol ). Antihistamin : antazoline, diphenhydramine ( Benadryl ), dll. Phenothiazine dan derivat-derivatnya : chlorpromazine ( Largacti ), chlordiazepoxide ( Librium ), diazepam ( Valium, Stezolid ), lorazepam (Ativan), haloperidol ( Haldol ),dll. Bromidum : NaBr, KBr, NH4Br. Analgetika : asam salisilat ( Aspirin ), acetaminophen ( Paracetamol ), metampiron ( Antalgin, Novalgin ). Analgetika narkotika : morphine, codeine, heroin, meperidine ( Pethidine ), opium ( Papaver somniferum ), loperamide ( Imodium ), dll
PATOGENESA Obat-obat golongan sedativa-hipnotika dan analgetika ini menyebabkan depresi progresif dari susunan saraf pusat ( SSP ), menurun dari korteks ke arah medulla. Pusat respirasi akan ditekan, dan pergerakan napas akan mengurang, menimbulkan anoksia jaringan.
PENGOBATAN
1. Resusitasi Pertahankan jalan napas yang baik, bila perlu dengan oropharyngealairway atau intubasi endotrakheal. Hisap lendir dalam saluran napas. Bila timbul depresi pernapasan, berikan O2 lewat kateter hidung ( 4 6 liter/menit ) atau masker oksigen ( 2 4 liter/menit ). Bila perlu gunakan respirator.
2. Eliminasi Eliminasi sangat tergantung pada tingkat kesadaran penderita, jenis dan dosis obat yang dipakai. Pada penderita sadar : cukup emesis, pemberian norit dan laksans MgSO4. Kalau pasti dosis rendah, langsung dipulangkan. Bila ragu-ragu observasi selama beberapa jam. Koma derajat ringan sedang : kumbah lambung dengan pipa nasogastrik tanpa endotrakheal, diikuti dengan diuresis paksa selama 12 jam bila ragu-ragu tentang penyebab keracunan.
Koma derajat berat : KL dengan pipa endotrakheal berbalon, untuk mencegah aspirasi ke dalam paru. Selanjutnya diuresis paksa netral/alkali, atau dialisis ( peritoneal / hemodialisis ) sampai penderita sadar.
3. Antidotum Tidak ada antidotum yang spesifik. Obat-obat analeptik semuanya merupakan kontraindikasi. Selain tidak efektif, obat-obat ini dapat menimbulkan bermacam-macam komplikasi ( aritmia jantung, konvulsi, gangguan faal ginjal, dll )
PROGNOSA Tergantung keadaan klinis dan derajat gangguan kesadaran penderita : Ringan : mudah dibangunkan, tidak perlu pengobatan khusus. Sedang : sulit dibangunkan, pernapasan normal dan teratur, tidak ada sianosis maupun edema paru, tekanan darah normal. Dapat pulih asal dalam 24 48 jam dengan perawatan yang baik dan pemberian cairan yang adekwat. Berat : Koma dengan pernapasan yang pelan, dangkal, tidak teratur, sianosis, semua refleks menghilang, hipotensi, hipotermi, pupil midriasis, dan tidak ada reaksi terhadap rangsangan nyeri.
Tindakan lain : Tx simptomatik Transfusi : pd px yg mengalami kerusakan elemen darah akibat keracunan Dialisis Peritoneal : bila kadar obat dlm darah besar, dialisis akan lebih berguna begitu sebaliknya Misal: alkohol, metilalkohol, amfetamin, barbiturat kerja panjang, asam borat, bromid, karbontetraklorida, salisilat, sulfonamid
Dialisis Paksa : tindakan memberi cairan parenteral dalam jumlah besar (0,5-1,5 lt/jam) utk mempercepat ekskresi obat melalui ginjal Syarat :
(1) (2) (3) (4) (5) Keracunan hrs cukup berat Obat harus larut dlm air Berat molekul obat hrs kecil obat tidak diikat ol protein/lemak Obat tidak diakumulasi oleh suatu rongga/ organ tubuh (6) Obat tdk diekskresi lbh cepat melalui jln lain (mis: paru atau usus)
TERAPI
Simtomatik. Beri kopi tubruk. Emetik dgn mustard satu sendik makan dlm air atau garam dapur. Simtomatik, perhatikan pernafasan. Bila kejang diberi antikonvulsan, gunakan 34 ml tiopental 2-5% secara IV. Luminal tidak boleh diberikan. Simtomatik: beri susu. Bila tertelan dlm larutan pekat, jangan melakukan bilas lambung. Simtomatik (awasi pernafasan). Beri susu. Bilas lambung dgn Na-bikarbonat 5%, vitamin K bila ada perdarahan. Antikonvulsi tidak boleh diberikan. Simtomatik: beri susu. Bilas lambung dgn air. Kateter urin. Perhatikan pernafasan dan sistem kardiovaskuler.
Antihistamin
Depresi SSP sampai koma. Kejang disusul dgn depresi pernafasan. Mulut kering. Takikardia.
Asam dan basa kuat (HCI, H2SO4, KOH, NaOH) Aspirin 20 -30 g
Korosif
Hiperventilasi, keringat, muntah, delirium, kejang, dan koma. Akhirnya depresi nafas. Mulut kering, kulit merah dan panas mirip beledru pada perabaan; penglihatan kabur dan midriasis; takikardia, retensi urin, delirium, halusinasi dan koma. Reflek berkurang, depresi pernafasan, koma, syok. Pupil kecil, dilatasi pada akhirnya. Angioneurotik edema dan kelainan kulit, eksitasi, kadang-kadang agranulositosis
Bilas lambung walaupun sudah lebih dari 4 jam. Tinggalkan 30 g larutan MgSO4 dlm usus. Beri kopi tubruk. Simtomatik: Gejala-gejala kulit dan angioneurotik edema dpt diberikan antihistamin dan 0,3 ml epinefrin 1 permil subkutan.