SMRSI Riwayat perjalanan penyakit : kejang demam timbul mendadak, kejang 3 kali dengan durasi tiap kejang 5 menit, setelah kejang tidak terdapat bagian badan yang tampak lemah, kejang menyeluruh, tidak di mulai oleh salah satu bagian tubuh.
Demam mendadak tinggi, sepanjang hari, keringat +, menggigil -. Demam Anak tampak gelisah dan menggerakan kepala ke kanan-kiri, rewel. Tidak ada keluar cairan dari telinga.
Px mengaku tidak ada batuk maupun pilek, muntah-, mimisan -, gusi berdarah -, sesak napas-, tidak ada bercak kemerahan dan bruntus pada seluruh bagian leher, badan, dada, perut, punggung dan tungkai, nafsu makan baik, belum BAB sejak 1 hari yll. BAK dalam batas normal, tidak ada diare, banyak, tidak berwarna kuning pekat, anak merasa haus dan sering minum.
RPD
: tidak pernah kejang demam sebelumnya RPK : di keluarga tidak ada yang pernah kejang demam, namum paman sedang batuk dan pilek R. alergi : Usaha berobat : sudah minum tempra, tidak ada perbaikan
Anak
ke 2 dari 2 anak Aterm 40 minggu Lahir Spontan oleh bantuan dokter BBL 4000gr PBL 50cm Riwayat vaksinasi : hep B, BCG, DPT , Polio dan campak sudah diberikan
Keadaan
umum : Malaise Kesan sakit : sakit sedang Keadaan umum : compos mentis, rewel Status Gizi :
BB : 9,8 kg , %std PB : 78 cm , %std
Ttv Nadi : 120x/menit, regular, equal, isi cukup Respirasi : 30x/menit Suhu : 36,6oC (axila)
Kepala
Leher
: KGB retroaurikuler kanan teraba, konsistensi lunak, permukaan rata, mobilitas+, nyeri tekan +. Thorax : bentuk simetris, ukuran dalam batas normal ( 46cm)
Pulmo : vbs ka=ki, wheezing-/-, rhonki -/ Cor : BJM regular, murmur -/ Abdomen
Ekstremitas
: CRT <2, akral hangat Kulit : petekie-, purpura-, ekimosis Genitalia : dalam batas normal Anus : +, tidak tampak kelainan. Status Neurologikus
Refleks patologis : babinsky -, caddock-, gordon Rangsang Meningen : kaku kuduk Nervus Cranialis : tidak tampak kelainan dan
parese
Hematologi
Hb
10,0g/dL 10,1-13,0 g/dL Ht 30,3% 35-43% Leukosit 11.790 g/dL 6.000-18.000/mm3 Trombosit 153.000/mm3 2-5 x 105/mm3 Eritrosit 3.900.000/mm3 3,6-5,2 x 106/mm3 MCV 79 fL 80-100 fL MCH 26 pg/ml 26-34 pg/ml MCHC 33g/dL 32-36 g/dL
Hematologi
( 15 Januari 2014)
35-43 2-5 x 105/mm3 Negatif
Ht
Hematologi
( 16 Januari 2014)
30,7% 154.000/mm3 35-43 2-5 x 105/mm3
Ht Trombosit
Hematologi
( 17 Januari 2014)
32,4% 128.000/mm3 35-43 2-5 x 105/mm3
Ht
Trombosit
GDS,
Febris
convlsion complex e.c susp.OMA + susp.DHF Febris Convulsion complex e.c susp.ISPA + susp.DHF
Febris
Non
medikamentosa
dampingi anak saat kejang, jangan memasukkan apapun ke dalam mulut, walau ada kemungkinan lidah tergigit Posisikan kepala anak miring ke kanan atau kiri saat kejang, keluarkan lendir bila ada Ukur suhu anak setelah kejang
Medikamentosa
Antikonvulsan Diazepam i.v 3x 5mg (0,3-0,5 mg/kgBB/kali pemberian) Diazepam supp 5 mg prn Antipiretik (NSAID) Metamizole drop 3x 0,6cc Ottopan (PCT)drop 3 x 1,2 cc ( sediaan 60mg/0,6ml, dosis 10-15mg/kgBB/kali) Antibiotik Cefixime 1x cth ( sediaan 100mg/5ml, dosis 13mg/kgBB/hari)
Infus
Quo
Definisi Kejang demam ialah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh (suhu rektal di atas 380C) yang disebabkan oleh suatu proses ekstrakranium . Yang paling sering adalah ISPA e.c virus, roseola, dan OMA.
Kejang
demam terjadi pada 2-4% anak berumur 6 bulan 5 tahun. yang pernah mengalami kejang tanpa demam, kemudian kejang demam kembali tidak termasuk dalam kejang demam
Anak
Bila
anak berumur kurang dari 6 bulan atau lebih dari 5 tahun mengalami kejang didahului demam, pikirkan kemungkinan lain misalnya infeksi SSP, atau epilepsi yang kebetulan terjadi bersama demam. Kejang disertai demam pada bayi berumur kurang dari 1 bulan tidak termasuk dalam kejang demam.
Kejang
demam sederhana Kejang demam yang berlangsung singkat, kurang dari 15 menit, dan umumnya akan berhenti sendiri. Kejang berbentuk umum tonik dan atau klonik, tanpa gerakan fokal. Kejang tidak berulang dalam waktu 24 jam. Kejang demam sederhana merupakan 80% di antara seluruh kejang demam.
Kejang
demam kompleks Kejang demam dengan salah satu ciri berikut ini: Kejang lama > 15 menit Kejang fokal atau parsial satu sisi, atau kejang umum didahului kejang parsial Berulang atau lebih dari 1 kali dalam 24 jam
Kejang
fokal adalah kejang parsial satu sisi, atau kejang umum yang didahului kejang parsial. Kejang berulang adalah kejang 2 kali atau lebih dalam 1 hari, di antara 2 bangkitan kejang anak sadar. Kejang berulang terjadi pada 16% di antara anak yang mengalami kejang demam.
Pungsi lumbal Pemeriksaan cairan serebrospinal dilakukan untuk menegakkan atau menyingkirkan kemungkinan meningitis. Risiko terjadinya meningitis bakterialis adalah 0,6%-6,7%.
Pada
bayi kecil seringkali sulit untuk menegakkan atau menyingkirkan diagnosis meningitis karena manifestasi klinisnya tidak jelas. Oleh karena itu pungsi lumbal dianjurkan pada: Bayi kurang dari 12 bulan sangat dianjurkan dilakukan Bayi antara 12-18 bulan dianjurkan Bayi > 18 bulan tidak rutin Bila yakin bukan meningitis secara klinis tidak perlu dilakukan pungsi lumbal.
Apabila
datang dalam keadaan kejang obat yang paling cepat untuk menghentikan kejang adalah diazepam yang diberikan secara intravena. Dosis diazepam intravena adalah 0,3-0,5 mg/kg perlahan-lahan dengan kecepatan 1-2 mg/menit atau dalam waktu 3-5 menit, dengan dosis maksimal 20 mg.
Dosis
diazepam rektal adalah 0,5-0,75 mg/kg atau diazepam rektal 5 mg untuk anak dengan berat badan kurang dari 10 kg dan 10 mg untuk berat badan lebih dari 10 kg. Atau diazepam rektal dengan dosis 5 mg untuk anak dibawah usia 3 tahun atau dosis 7,5 mg untuk anak di atas usia 3 tahun).
Antipiretik Dosis parasetamol yang digunakan adalah 10 15 mg/kg/kali diberikan 4 kali sehari dan tidak lebih dari 5 kali. Dosis Ibuprofen 5-10 mg/kg/kali ,3-4 kali sehari
Antikonvulsan Pemakaian diazepam oral dosis 0,3 mg/kg setiap 8 jam pada saat demam menurunkan risiko berulangnya kejang pada 30%-60% kasus, begitu pula dengan diazepam rektal dosis 0,5 mg/kg setiap 8 jam pada suhu > 38,5 0C