Anda di halaman 1dari 14

ETIKA KEPERAWATAN

Anggota :
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.

Anggih Shulchan Y K Berlin Devina Sriyadi DitaUtamiyati Eka Yuliana Fatimah Febrita Laysa S Maizan Rahmatina Nurul Dian Rahmalia I Ratna Dewi Puspitasari Suci Kurniawati Vinda Astri Permatasari

(P07120112044) (P07120112048) (P07120112052) ((P07120112056) (P07120112060) (P07120112064) (P07120112068) (P07120112072) (P07120112076) (P07120112080)

Stem cell merupakan suatu terapi yang masih dalam tahap eksperimen dimana belum ada undang-undang khusus yang mengatur, dalam hal keamanan, dan etikanya. Karena sebelumnya hanya dilakukan kepada binatang, bukan kepada manusia. Meski hasil dimana-mana sudah menunjukan bukti nyata bahwa terapi ini sudah berhasil, namun tetap saja masih menjadi kontroversi adanya aturan yang mengatur terapi tersebut sehingga hal ini masih di kategorikan dalam eksperimen atau penelitian medis, sehingga untuk biaya masih menjadi tanggungan peneliti.

Stemcell adalah sel induk yang dapat berdeferensial atau dapat merubah diri menjadi berbagai sel sesuai dengan lingkungan, bisa berubah-ubah menjadi sel otot, sel endokrin, ephitel, dan lain-lain kemudian berkembang lagi menjadi stemcell. Dalam bahasa indonesia, stemcell disebut sebagai sel puncak atau sel induk. Sedangkan dalam bahasa kedokteran, stemcell dapat berupa sel unipoten (hanya dapat berubah menjadi satu jenis sel), multipoten (dapat berubah menjadi beberapa jenis sel), pluripoten (dapat berdifferensiasi menjadi 3 lapisan germinal (ektoderm, mesoderm, dan endoderm)), atau totipoten (dapat berubah menjadi jaringan apapun). Dengan kemampuan ini, stemcell dapat menyembuhkan sel-sel tubuh yang rusak atau hilang karena penyakit yang berat dengan cara beregenerasi menjadi organ atau jaringan yang rusak tersebut.

Sel Stem embrionik Sel stem embrionik adalah sel yang diambil dari innercell mass - suatu kumpulan sel yang terletak di satu sisi blastocyst yang berumur 5 hari dan terdiri dari 100 sel. Sel stem ini mempunyai sifat dapat berkembang biak secara terus menerus dalam media kultur optimal dan pada keadaan tertentu dapat diarahkan untuk berdiferensiasi menjadi berbagai sel yang terdiferensiasi seperti sel jantung, sel kulit, neuron, hepatosit dan sebagainya. Sel stem dewasa (Adult stem cells) Sel stem yang terdapat di semua organ tubuh, terutama di dalam sumsum tulang dan berfungsi melakukan regenerasi untuk mengatasi berbagai kerusakan yang selalu terjadi dalam kehidupan. Tubuh kita mengalami pengrusakan oleh berbagai faktor dan semua kerusakan yang mengakibatkan nekrosis (kematian jaringan dan sel) akan dibersihkan oleh sel makrofag yang beredar dalam darah.

Sel stem dewasa sebaliknya berfungsi untuk memperbaiki jaringan yang mengalami kerusakan. Sel stem dewasa dapat diambil dari fetus (fetal stem cells), sumsum tulang (bone marrow stem cells), darah perifer atau tali pusat (umbilical cord blood stem cells, UCB). Sel stem embrionik maupun sel stem dewasa sangat besar potensinya untuk mengobati berbagai penyakit degeneratif, seperti infark jantung, stroke, penyakit parkinson, diabetes, berbagai macam kanker terutama kanker darah,osteoarthritis dan sebagainya.

Berdasarkan pada kemampuannya untuk berdifferensiasi sel punca dikelompokkan menjadi:


1.Totipoten yaitu sel punca yang dapat berdifferensiasi menjadi semua jenis sel 2.Pluripoten yaitu sel punca yang dapat berdifferensiasi menjadi 3 lapisan germinal (ektoderm, mesoderm, dan endoderm) tetapi tidak dapat menjadi jaringan ekstraembrionik seperti plasenta dan tali pusat 3.Multipoten yaitu sel punca yang dapat berdifferensiasi menjadi berbagai jenis sel misalnya sel punca hemopoetik (hemopoetic stem cells) yang terdapat pada sumsum tulang yang mempunyai kemampuan untuk berdifferensiasi menjadi berbagai jenis sel yang terdapat di dalam darah seperti eritrosit, lekosit dan trombosit. 4.Unipotent yaitu sel punca yang hanya dapat berdifferensiasi menjadi 1 jenis sel.

Mudah didapat dari klinik fertilitas. 2. Bersifat pluripoten sehingga dapat berdiferensiasi menjadi segala jenis sel dalam tubuh. 3. Immortal. Berumur panjang, dapat berproliferasi beratusratus kali lipat pada kultur. 4. Reaksi penolakan rendah.
1.

Kerugian embryonic stem cell: 1. Dapat bersifat tumorigenik. Artinya setiap kontaminasi dengan sel yang tak berdiferensiasi dapat menimbulkan kanker. 2. Selalu bersifat allogenik (menggunakan sel punca dari donor yang cocok, baik dengan hubungan keluarga atau tanpa hubungan keluarga) sehingga berpotensi menimbulkan penolakan. 3. Secara etis sangat kontroversial.

Keuntungan Adult Stem Cell: 1.Dapat diambil dari sel pasien sendiri sehingga menghindari penolakan imun. 2. Sudah terspesialisasi sehingga induksi menjadi lebih sederhana. 3. Secara etis tidak ada masalah.
Kerugian adult stem cell: 1. Jumlahnya sedikit, sangat jarang ditemukan pada jaringan matur sehingga sulit mendapatkan adult stem cell dalam jumlah banyak 2. Masa hidupnya tidak selama embryonic stem cell. 3. Bersifat multipoten, sehingga diferensiasi tidak seluas embryonic stem cell yang bersifat pluripoten.

Aplikasi / Penggunaan Kultur Stem Cells Stem cells dapat digunakan untuk keperluan baik dalam bidang riset maupun pengobatan. Adapun penggunaan kultur stem cells adalah sebagai berikut : Terapi gen Stem cells khususnya hematopoetic stem cells digunakan sebagai pembawa transgen kedalam tubuh pasien dan selanjutnya dilacak apakah jejaknya apakah stem cells ini berhasil mengekspresikan gen tertentu dalam tubuh pasien. Adanya sifat self renewing pada stem cell menyebabkan pemberian stem cells yang mengandung transgen tidak perlu dilakukan berulang-ulang. Selain itu hematopoetic stem cells juga dapat berdifferensiasi menjadi bermacam-macam sel sehingga transgen tersebut dapat menetap diberbagai macam sel. Penelitian untuk mempelajari proses-proses biologis yang terjadi pada organisma termasuk perkembangan organisma dan perkembangan kanker Penelitian untuk menemukan dan mengembangkan obat-obat baru terutama untuk mengetahui efek obat terhadap berbagai jaringan Terapi sel (cell based therapy) Stem cell dapat hidup diluar tubuh manusia, misalnya di cawan Petri. Sifat ini dapat digunakan untuk melakukan manipulasi pada stem cells yang akan ditransplantasikan ke dalam organ tubuh untuk menangani penyakitpenyakit tertentu tanpa mengganggu organ tubuh

Dalam beberapa kasus, dalam menjalankan prosedur terapi ini menggunakan informed consent yaitu dengan menggunakan persetujuan tindakan medis yang di tujukan kepada pasien dan keluarganya penjelasan mengenai tindakan medis yang dilakukan kepada pasien tersebut, baik tujuan pelaksanaan prosedur tersebut maupun efek samping atau gejala-gejala dalam atau setelah prosedur medis tersebut. Sehingga terapi sel punca yang dilakukan kepada pasien walaupun belum ada undang-undang atau etika yang mengaturnya dapat dilakukan kepada pasien, karena pasien dan keluarganya mengetahui akibat-akibat apa saja yang ditimbulkan oleh Prosedur Terapi Sel Punca itu.

Ada sebagian dokter menganggap bahwa informed consent merupakan sarana yang dapat membebaskan mereka dari tanggung jawab hukum jika terjadi malpraktek. Anggapan seperti ini keliru besar dan menyesatkan mengingat malpraktek adalah masalah lain yang erat kaitannya dengan pelaksanaan pelayanan medis yang tidak sesuai dengan standar. Meskipun sudah mengantongi informed consent tetapi jika pelaksanaannya tidak sesuai standar maka dokter tetap harus bertanggung jawab atas kerugian yang terjadi. Jadi, pada hakekatnya informed consent adalah untuk melindungi pasien dari segala kemungkinan tindakan medis yang tidak disetujui atau tidak diijinkan oleh pasien tersebut, sekaligus melindungi dokter (secara hukum) terhadap kemungkinan akibat yang tak terduga dan bersifat negatif

UNDANG UNDANG NO. 36 TAHUN 2009 TENTANG KESEHATAN

Pasal 64 1. Penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan dapat dilakukan melalui transplantasi organ dan/atau jaringan tubuh, implan obat dan/atau alat kesehatan, bedah plastik dan rekonstruksi, serta penggunaan sel punca.

Pasal 70
1. Penggunaan sel punca hanya dapat dilakukan untuk tujuan penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan, serta dilarang digunakan untuk tujuan reproduksi. 2. Sel punca sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak boleh berasal dari sel punca embrionik. 3. Ketentuan lebih lanjut mengenai penggunaan sel punca sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diatur dengan Peraturan Menteri.

TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai

  • JIWA
    JIWA
    Dokumen19 halaman
    JIWA
    Maizan Rahmatina Joyokusumodiningrat
    Belum ada peringkat
  • PBL Jadi 2
    PBL Jadi 2
    Dokumen30 halaman
    PBL Jadi 2
    Maizan Rahmatina Joyokusumodiningrat
    Belum ada peringkat
  • PERENCANAAN Hirschsprung 3
    PERENCANAAN Hirschsprung 3
    Dokumen7 halaman
    PERENCANAAN Hirschsprung 3
    Maizan Rahmatina Joyokusumodiningrat
    Belum ada peringkat
  • Proposal Terapi Bermain
    Proposal Terapi Bermain
    Dokumen8 halaman
    Proposal Terapi Bermain
    Maizan Rahmatina Joyokusumodiningrat
    Belum ada peringkat
  • Cara Menangani Gangguan
    Cara Menangani Gangguan
    Dokumen5 halaman
    Cara Menangani Gangguan
    Maizan Rahmatina Joyokusumodiningrat
    Belum ada peringkat
  • BAB I Motivasi
    BAB I Motivasi
    Dokumen7 halaman
    BAB I Motivasi
    Maizan Rahmatina Joyokusumodiningrat
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii1
    Bab Ii1
    Dokumen23 halaman
    Bab Ii1
    Maizan Rahmatina Joyokusumodiningrat
    Belum ada peringkat
  • Soal Anak
    Soal Anak
    Dokumen11 halaman
    Soal Anak
    Maizan Rahmatina Joyokusumodiningrat
    Belum ada peringkat
  • Form MTBS
    Form MTBS
    Dokumen2 halaman
    Form MTBS
    Victoria Sampson
    Belum ada peringkat
  • Proposal Terapi Okupasi
    Proposal Terapi Okupasi
    Dokumen8 halaman
    Proposal Terapi Okupasi
    Maizan Rahmatina Joyokusumodiningrat
    Belum ada peringkat
  • PBL Jadi 2
    PBL Jadi 2
    Dokumen30 halaman
    PBL Jadi 2
    Maizan Rahmatina Joyokusumodiningrat
    Belum ada peringkat
  • Keperawatan - Proses Menua
    Keperawatan - Proses Menua
    Dokumen11 halaman
    Keperawatan - Proses Menua
    Migo Ibn Sakhr Hehamahua
    Belum ada peringkat
  • JIWA
    JIWA
    Dokumen19 halaman
    JIWA
    Maizan Rahmatina Joyokusumodiningrat
    Belum ada peringkat
  • Pemenuhan Kebutuhan Cairan
    Pemenuhan Kebutuhan Cairan
    Dokumen20 halaman
    Pemenuhan Kebutuhan Cairan
    Maizan Rahmatina Joyokusumodiningrat
    Belum ada peringkat
  • Landasan Teori HTTP
    Landasan Teori HTTP
    Dokumen8 halaman
    Landasan Teori HTTP
    Maizan Rahmatina Joyokusumodiningrat
    Belum ada peringkat
  • Asertif
    Asertif
    Dokumen4 halaman
    Asertif
    Maizan Rahmatina Joyokusumodiningrat
    Belum ada peringkat