Anda di halaman 1dari 34

PENDAHULUAN Penting untuk mengetahui sejarah, dan begitu pula tanggal tidak boleh dilupakan, tetapi harus diingat

dan dirayakan. Karena seperti Castiglioni menulis pada tahun 1947, dalam History of Medicine, "tidak ada yang bisa memahami masa sekarang, secara tepat dan mendalam, dan secara cerdas dapat melihat ke masa depan jika mengabaikan hasil pengetahuan atau tidak mampu berjalan di jalur pengetahuan sehingga dapat menghantarkan ke masa sekarang. Sampai sekitar pertengahan abad XIX, teknik blok lokal regional tidak ada.Namun, anestesi inhalasi, diprakarsai oleh Crawford Williamson Long pada tanggal 30 Maret 1842, di Georgia, Amerika Serikat. Kemudian dengan pembaharuan, oleh William Thomas Green Morton pada tanggal 16 Oktober 1846, di Boston, Massachusetts. Dan sampai saat ini ilmu anestesi terus berkembang dengan ditemukan alat-alat dan obat-obatan terkini.

DEFINISI Anestesi (pembiusan; berasal dari bahasa Yunani an-"tidak, tanpa" dan aesthtos, "persepsi, kemampuan untuk merasa"), secara umum berarti suatu tindakan menghilangkan rasa sakit ketika melakukan pembedahan dan berbagai prosedur lainnya yang menimbulkan rasa sakit pada tubuh. Istilah anestesi digunakan pertama kali oleh Oliver Wendel Holmes Sr pada tahun 1846.

SEJARAH ANESTESI DI DUNIA Pada awalnya anestesi menggunakan zat yang dinamakan eter yang telah di temukan oleh Raymundus Lullius yang berkebangsaan spanyol pada tahun 1275.

Gambar : Rumus Kimia Dari Eter

William E. Clarke menggunakan anestesi eter pertama kali di Rochester, New York, pada Januari 1842. Clarke bekerja di perusahaannya yang memproduksi nitrat oksida dan eter. Seorang jurnalis Lyman melaporkan bahwa Clarke sering menggunakan metode yang unik ini pada murid-muridnya. Pada Januari 1842, setelah kembali ke Rochester, dia menuangkan eter pada handuk dan diberikan kepada wanita muda bernama Hobbie, dan salah satu giginya dicabut tanpa rasa nyeri oleh seorang dokter gigi bernama Elijah Pope. Pendapat tidak langsung lain terhadap anestesi yang dilakukan Clarke yaitu bahwa ketidaksadaran dari perempuan itu karena histeria. Clarke disarankan untuk tidak lagi melakukan percobaan anestesi. Dua bulan kemudian, pada tanggal 30 Maret 1842, Crawford Williamson Long melakukan anestesi dengan eter yang dituangkan pada sebuah handuk untuk pembedahan di Jefferson, Georgia. Pasiennya James M. Venable, adalah seorang muda yang sering menyukai efek yang disebabkan oleh eter. Venables mempunyai 2 tumor kecil di lehernya namun takut untuk di eksisi karena ketakutannya pada irisan pisau. Mengetahui bahwa Venables menyukai efek yang disebabkan eter, dokter Long merencanakan bahwa eter mungkin meringankan sakit dan ia mendapat persetujuan dari venables untuk menggunakan eter. Setelah menghirup eter dari handuk, Venables tidak sadar pada waktu pengangkatan dari tumornya.

Gambar : Craffor Willamson Long ketika melakukan anestesi menggunakan eter dan handuk Long bagaimanapun juga tetap diam sampai dengan tahun 1849, ketika anestesi eter telah mulai banyak diketahui. Orang yang luar biasa ini, mungkin dapat merubah sejarah
2

dalam pengobatan, tetapi karena kegagalannya dalam publikasi penemuannya, perkenalan terhadap anestesi lebih diingat masyarakat oleh orang yang lebih menjamin dalam suatu proses anestesi. Horace Wells, dari Hardford Connectcum menyadari apa yang diabaikan oleh orang lain yaitu potensi dari nitrat oksida. Penemuan terbesar Horace Wells pada 10 Desember 1844, ketika dia menghadiri kuliah yang diberikan oleh ilmuwan pengelana, Cordner Quincy Colton, yang menyiapkan ide nitrat oksida. Wells mengobservasi seorang laki-laki, Samuel Cooley tidak menyadari bahwa dia mendapat cedera pada tungkainya ketika sedang dipengaruhi oleh nitrat oksida. Menyadari bahwa nitrat oksida dapat juga mengurangi nyeri pada pengobatan gigi, Wells menghubungi Colton dan secara langsung menawarkan sebuah penelitian dimana Wells menjadi subjeknya. Hari berikutnya Colton memberi Wells nitrat oksida. Dokter gigi William Riggs, mengekstraksikan sebuah gigi. Ketika Wells bangun dia menyatakan bahwa dia tidak merasakan nyeri dan mengatakan bahwa percobaannya berhasil. Colton mengajarkan Wells untuk mempersiapkan nitrat oksida. Peralatan Wells mungkin seperti yang digunakan oleh Colton. Kepala pasien diletakan tabung kayu di mulutnya dimana dia bisa bernapas kembali nitrat oksidanya dari tas kecil yang berisi gas.

Gambar : kiri ;Horace Wells, Horace Wells ketika merelakan dirinya untuk percobaan dengan nitrat oksida

Beberapa minggu kemudian, pada Januari 1845, Wells mendemonstrasikan kepada masyarakat di Boston pada sekolah kedokteran Harvard. Dia berencana untuk
3

menganestesikan seorang pasien yang akan diamputasi, tetapi ketika mau dilakukan demosntrasi pasien menolak untuk di operasi kemudian digantikan anestesi dental oleh pelajar kesehatan sebagai gantinya. Wells mengalami hambatan dengan tuntutan dan teriakan penonton dan memulai ekstraksi dengan tingkatan anestesi yang tidak adekuat dan percobaan tersebut dianggap gagal. Peristiwa pasti dimana kegagalan Wells tidak begitu banyak di ketahui oleh orang. Pasien kurang antusias dan menolak untuk menghirup anestesinya. Dengan demikian, Wells mungkin kehilangan suplai dari nitrat oksida, yang terjadi jika pasien secara tidak sadar menggerakan bibirnya dari peralatan di mulutnya atau peralatan tidak dipegang secara sempurna. Wells tidak mengetahui kerugian dari potensi anestesi dari nitrat oksida karena tidak adanya suplementasi. Pada kesempatan itu pelajar tersebut menangis dan Wells dicemooh oleh penontonnya. Tidak ada penonton yang menyadari, bahwa meskipun presentasi Wells telah mengalami kesalahan, nitrat oksida menjadi keuntungan terapi yang berharga.

Gambar : Horace Wells ketika demostrasikan nitrat oksida pertama kali di depan publik mahasiswa universitas harvard

Kekecewaan tersebut mengganggu Wells secara mendalam walaupun dia tetap menggunakan nitrat oksida pada praktek giginya, kehidupannya menjadi kacau, dan ia bunuh diri pada tahun 1848. Wells merupakan seorang perintis dalam penggunaan anestesi, yang mana dia adalah orang pertama yang menyadari kualitas anestesi dari nitrat oksida, obat yang masih sering dipergunakan pada abad ke 19. Orang Inggris kedua, William Thomas Green Morton praktek gigi bersama dengan Horace Wells di Hardford. Buku harian Wells menunjukan bahwa dia memberi Morton Kursus tentang instruksi dalam anestesi, tetapi Morton secara tiba-tiba pindah ke Boston
4

tanpa membayar pelajaranya. Di Boston, Morton melanjutkan ketertarikannya terhadap anestesi dan setelah belajar pada Charles Jakson bahwa eter yang diteteskan pada kulit menyebabkan analgesik, dia memulai percobaannya dengan eter inhalasi. Dietil eter yang dipergunakan Morton lebih banyak digunakan dari nitrat oksida. Setelah menganestesi anjing peliharaannya, Morton menjadi percaya diri dengan ketrampilan dia dan menganestesi pasien di praktek giginya. Bangga dengan sukses tersebut, Morton mendapat kesempatan untuk mendemonstrasikannya di depan umum di sebuah panggung terbuka Bullfinch di RSU Massacusets. Demonstrasi William Morton tentang penggunaan eter menyita perhatian publik karena tempatnya pada arena yang terbuka. Jumat, 16 Oktober 1846, William T. Morton mendapat ijin untuk melakukan tindakan anestesi pada Edward Gillbert Abbot, sebelum ahli bedah John Collin Warren mengeksisi lesi vaskuler pada sisi kiri leher Abbot. Morton terlambat, sehingga Warren berada pada titik tindakan pada saat Morton masuk. Dokter gigi tersebut mengharuskan untuk menunggu operator instrumennya untuk menyelesaikan inhalernya. Hal itu meliputi gelembung kaca besar pada spons dengan eter berwarna yang menyemprot kemudian di tempatkan di mulut pasien. Pembukaan pada sisi lain dari gelembung membuat udara masuk dan menenggelamkan spons eter pada setiap pernapasannya Percakapan pagi itu tidak secara akurat dicatat, namun penulis terkenal menyatakan bahwa ahlibedah berrespon terhadap pernyataan maaf Morton untuk keterlambatannya dengan menjawab Tuan, pasien anda telah siap. Morton memusatkan perhatian pada pasiennya dan pertama-tama melakukan evaluasi preoperatif. Dia berkata :Apakah anda takut? Abbot berespon dan mengatakan bahwa dia tidak takut dan mengambil inhaler tersebut kedalam mulutnya. Setelah beberapa menit, Morton berkata kepada ahli bedah tersebut Tuan pasien anda telah siap. Abbot lalu melaporkan bahwa dia sadar pada waktu operasinya namun tidak merasakan nyeri. Pada saat prosedur tersebut berakhir, Warren berbalik kearah penontonnya dan mengumumkan Tuan-tuan ini bukan penipuan. Oliver Wendell Holmes lalu menyarankan langkah-langkah anestesi untuk mendeskripikan sensibilitas yang berkurang untuk sementara.

Gambar : William T. Morton ketika mendemonstrasikan penggunaan eter di depan umum di sebuah panggung terbuka Bullfinch di RSU Massacusets.

Gambar : alat tabung yg digunakan morton ketika mendemonstrasikan penggunaan eter di depan umum di sebuah panggung terbuka Bullfinch di RSU Massacusets. John Snow merupakan ilmuwan yang ternama yang telah mempresentasikan makalah dari subjek fisiologis waktu kabar dari anestesi eter telah mencapai Inggris pada Desember 1846. Dia menunjukan ketertarikannya dalam praktek anestesi dan dalam waktu singkat diundang untuk bekerja sama dengan ahli bedah pada waktu itu. Dia tidak hanya fasih dalam

penyediaan anestesi tetapi juga seorang peneliti yang ulet. Deskripsi inovatif tentang derajat anestesi berdasarkan respon pasien tidak dapat ditingkatkan selama 70 tahun. Sebagai tambahan untuk membangun aspek yang kuat untuk memperdalam fisiologi anestesi, Snow juga mempromosikan pengembangan alat-alat anestesi. Dia segera menyadari bahwa pengisapan eter yang tidak adekuat pada waktu pasien bernapas dengan alat yang ditempelkan pada mulut. Setelah berlatih anestesi hanya selama 2 minggu, Snow merancang seri pertama dari eter inhaler. Peralatannya mengandung katup unudireksional. Masker wajah sederhana buatan sendiri, yang mendekati bentuk masker wajah modern. Bagian dari wajah tersebut dihubungkan kedalam alat penguapan dengan sebuah tabung pernapasan, yang mana dirancang lebih lebar dari trakea manusia sehingga pernapasan yang tepat tidak akan terbuang. Kait besi didalam alat memastikan pengangkutan dari eter. Objek tersebut menggantung tempat dari air hangat untuk ekitmengatur agen yang cenderung setelah tercukupi dengan membeikan observasi secara Cuma-Cuma. Tidak ada batasan kebanggaan dalam membuatnya.

Gambar : inhalaer eter buatan john snow Pada tahun berikutnya (1948), John Snow memperkenalkan inhaler kloroform, dia telah mengenal sifat-sifatnya dan memilihnya sebagai bahan uji coba. Pada saat yang bersamaan, dia menyatakan bahwa untuk menjadi seri percobaan yang luar biasa harus meliputi lingkungan dan sikap. Snow menyadari bahwa ahli anestesi yang baik tidak hanya menghilangkan nyeri, tetapi juga mencegah pergerakan. Dia menganestesi beberapa spesies binatang dan beberapa variasi konsentrasi daripada eter dan kloroform untuk mengetahui konsentrasi yang tepat untuk mencegah gerakan terhadap stimulus yang tajam.
7

Meskipun adanya keterbatasan teknologi pada tahun 1848, elemen dari pekerjaannya mengantisipasi konsep modern dari konsentrasi alveolar minimal (MAC). Snow menyatakan bahwa aksi dari anestesi dalam jumlah yang potensial dan meskipun dia tidak menemukan pengganti terhadap kloroform atau eter, dia menemukan hubungan antara kelarutan, gas, tekanan dan potensi anestesi yang tidak terlalu dihargai sampai setelah perang dunia II dimana Charles Suckling memerintahkan prinsip Snow dalam menciptakan halotan. Dia juga membuat percobaan dengan peralatan sirkuit tertutup yang subjeknya Snow sendiri, menghirup oksigen sambil mengeluarkan karbondioksida yang di absorbsi oleh potasium hidroksida. Dia berperan dalam hal diterimanya kloroform sebagai anestesi pada persalinan dengan memberikan zat ini kepada Ratu Victoria pada tahun 1853 dan 1857. Pada tahun 1858 ia meggambarkan inhaler kloroform untuk pertama kalinya di London Medical Gazette. Snow menciptakan 2 buku Inhalasi dari bentuk gas eter (1847) dan kloroform dan anestesi lainnya (1858) yang hampir selesai ketika dia meninggal karena stroke pada umur 45 tahun.

Gambar 5. A. Inhaler kloroform John Snow

B. Dr. John Snow (1813 1858)

Anestesi inhalasi berikutnya yang secara rutin dipergunakan adalah etil chlorida dan etilen pertama kali diformulasikan pada abad ke 18, dan pertana kali diperikasa sebagai obat anestesi di Jerman segera setelah penemuan aksi dari eter; tetapi hal itu disangkal selama beberapa dekade. Etil chlorida dapat dipakai sebagai anestesi topikal dan obat kulit. Bentuknya sangat menguap sehingga kulit mendingin setelah etil clorida disemprot keatasnya. Penemuan kembalinya sebagai obat anestesi pada 1894, ketika seorang dokter gigi Swedia menyemprotkan etil cholrida kedalam mulut pasiennya untuk mendinginkan abses giginya. Carlson dikejutkan denga pasiennya tiba-tiba kehilangan kesadaran. Etil chlorida kemudian menjadi anestesi inhalasi yang umum pada beberapa negara.
8

Skinner merupakan seorang ahli kebidanan di Liverpool yang merancang masker penutup berkerangka besi yang berbentuk kubah. Beberapa modifikasi rangka kawat Skinner (1862) dan masker Esmarch (1823-1908) cukup populer di Eropa. Cukup banyak udara yang dapat dihirup melalui celah pemisah antara masker dengan wajah penderita.

Gambar Inhaler Skinner, masker kawat buatannya banyak ditiru orang. Johann Friedrich August von Esmarch, seorang profesor bedah di Kiel pada tahun 1862 memodifikasi masker Skinner. Masker ditutupkan kewajah, kemudian selembar kain yang telah dibasahi agen anestesi inhalai diselubungkan diatasnya. Pasien menghirup uap gasnya meleui hidung dan mulut.

Gambar A. Masker Esmarch. B. Johann Friedrich August von Esmarch (1823 1908). Pada tahun 1867 Ferdinand Edelberg Junker, seorang ahli bedah berkebangsaan austria membuat pelalatan insuflasi kloroform dengan prinsip draw-over. Ia mengalirkan

udara diatas kloroform melalui suatu pompa tangan. Alat ini terdiri dari bellow ganda yang terbuat dari karet, pipa, botol tempat agen inhalasi yang dilengkapi katup pengaman otomatis dan sungkup muka.

Gambar A. Ferdinand Edelberg Junker von Langegg (1828 1902) B. Inhaler Junker. Joseph Clover menjadi pemimpin anestesi dari London setelah kematian John Snow pada tahun 1858. Clover adalah klinisi yang berbakat dan penemu yang fasih, tetapi dia tidak pernah mempertunjukan penelitian atau memperluas penemuan Snow. Clover melakukan anestesia kepada pasien sambil mempalpasi denyut nadi pasiennya dan para klinisi sekarang melakukan cara monitoring Clover sebagai tindakan rutin. Clover telah mengobservasi efek kloroform terhadap hewan dan menyarankan ahli anestesia lain untuk memonitor denyut nadi setiap saat dan menghentikan anestetik sementara apabila terdapat iregularitas atau kelemahan denyut nadi. Clover juga merupakan ahli anestesia pertama yang memasukkan kloroform dalam konsentrasi yang diketahui dalam kantung yang disebut kantung Clover. Pada tahun 1868, Clover melaporkan tidak ada kematian di antara prosedur anestesia yang menggunakan alat ciptaannya. Tetapi kemudian terjadi suatu kesalahan fatal yang berakibat kematian karena kesalahan dalam mengkalkulasikan volume udara yang dicampurkan dengan kloroform. Setelah 1870, Clover lebih menyenangi N2O eter. Clover merupakan orang Inggris pertama yang menyarankan jaw thrust dalam mengatasi obstruksi saluran jalan nafas atas oleh lidah. Saat ini, jaw thrust telah menjadi praktek universal.

10

Gambar 9. A. Joseph T Clover (1825-1822). B & C. Inhaler Clover. Pada tahun 1890, Carl schimmelbusch (1860 1895) seorang ahli bedah di Jerman merancang sebuah masker baru untuk pemberian anestesi dengan eter dan kloroform. Masker Schimmelbusch berupa masker rangka besi dengan cekungan untuk mengumpulkan agen anestesi yang berlebihan dan dilengkapi rangka kawat yang dapat dilepas untuk menahan kain penutup. Inhaler schimmelbusch segera menjadi alat yang populer di Jerman dan sangatlah mengejutkan bahwa sampai sekarang masker ini masih digunakan untuk memberikan anestesi di negara-negara dunia ketiga.

Gambar : Masker/ Inhaler Schimmelbusch dengan cekungan untuk megumpul kelebihan agen anestesi. Anestesia di Amerika pada akhir abad XIX, eter masih merupakan anestetik dominan pada masa ini. Gardner Q Colton adalah orang pertama yang mendemonstrasikan pemakaian N2O kepada Horace Wells. Colton menggunakan N2O yang tidak dicampurkan dengan udara atau O2, yang mengakibatkan munculnya pemikiran N2O bersifat sebagai asphyxiant. Ahli bedah dari Chicago, Edmund Andrews, bereksperimen dengan campuran O2 N2O dan membuktikan bahwa N2O tidak menyebabkan anestesia dengan cara mengurangi
11

kadar O2 di otak. Beberapa ahli bedah di Amerika bergantung terhadap N2O, sampai akhirnya digunakan dengan kombinasi dengan anestesia regional, yang merupakan kontribusi terakhir dalam praktek anestesi pada akhir abad XIX. Anestetik lokal pertama yang efektif adalah kokain, ekstrak dari daun coca. Kemampuannya dalam mematirasakan membran mukosa dan jaringan terbuka telah diketahui selama berabad-abad di Peru. Albert Niemann memurnikan alkaloid aktif tersebut dan menamainya cocaine. Carl Koller, seorang dokter mata di Wina, Austria, pertama kali

menggunakan kokain pada praktek kliniknya pada 1884. Sebelumnya, banyak operasi mata tanpa anestesia dan empat dekade setelah ditemukannya eter, anestesi umum memiliki keterbatasan. Kecanduan kokain dan morfin merupakan masalah yamng sering timbul pada akhir abad XIX.

Gambar : tanaman cocaine dan buah cocaine

Teknik anestesia lokal lainnya dilakukan sebelum akhir abad XIX. Tahun 1885, Leonard Corning, dokter ahli saraf, melakukan anestesia spinal dan mengusulkan substitusi eter untuk tindakan bedah genitourinaria atau cabang-cabang bedah lainnya. August Bier dan Theodor Tuffier, menjelaskan anestesia spinal otentik. Dalam comparative review dari artikel asli dari Bier, Tuffier, dan Corning, disimpulkan bahwa injeksi Corning merupakan anestesia ekstradural dan Bier berjasa dalam memperkenalkan anestesia spinal.

12

Gambar : Spinal Anestesi Memasuki abad XX, teknik Quincke digunakan oleh August Bier untuk kokainisasi medula spinalis pada tahun 1899, namun hal ini masih membutuhkan eksperimen klinik. Bier dan asistennya, Hildebrandt, melakukan eksperimen pada diri mereka sendiri dan berhasil. Dalam postulatnya, Bier mengatakan bahwa nyeri kepala yang mereka rasakan adalah hilangnya LCS dalam jumlah besar dan harus dihindari. Bier kehilangan minatnya terhadap anestesia spinal oleh karena tingginya insidensi komplikasi setelah pungsi lumbal dengan jarum lubang besar dan reaksi toksik akibat kokain. Sir Frederick Hewitt (1857-1916) merupakan dokter anestesi pada London Hospital. Ia memberikan anestesi eter kepada Raja Edward VII pada tahun 1902. Ia meyakini bahwa pemberian anestesi dengan nitrogen oksida sangatlah mungkin dilakukan tanpa terjadi asfiksia, dan bahwa kloroform berpotensi membahayakan selama induksi anestesi. Hewitt memodifikasi inhaler kloroform Junker dan mendesain kembali inhaler Clover , memperbesar diameter tabung sentral dan mengatur rotasinya didalam wadah penyimpanan eter. Keunggulan inhaler buatannya dibandingkan dengan inhaler clover adalah: Diameter internal yang lebih besar, Tabung sentral yang dapat diputar , Pengisian kembali eter intraoperatif, Ruang air yang lebih kecil, Sungkup muka terpasang dengan aman

Gambar A & B. Inhaler hewitt.


13

Pada awal abad XX, dua dokter dari Perancis melakukan eksperimen independen dengan teknik anestesia kaudal. Jean Athanase Sicard, ahli saraf, menggunakan teknik tersebut untuk tujuan non-bedah yakni mengobati nyeri tulang belakang. Ferdinand Cathelin mempergunakan anestesi kaudal untuk hernia repair dan mendemonstrasikan bahwa epidural space berakhir di leher. Dalam berbagai cara, sejarah anestesiologi pada akhir abad XIX dan XX adalah pencarian agen dan metode anestesi yang lebih aman. Diperkenalkannya monitoring yang lebih canggih penting untuk meningkatkan keamanan pasien selama periode tersebut. Kemajuan teknologi termasuk komponen mesin anestesia, yang menghasilkan anestetik yang lebih akurat dan aman menjadi obsesi. Sebagai tambahan, perkembangan dan penggunaan secara luas monitor pasien yang lebih baik seperti EKG, analisis gas darah arteri, dan pulse oxymeter, telah mengurangi morbiditas dan mortalitas prosedur bedah dan pasien dengan penyakit berat dapat dengan aman menjalani prosedur life-saving. Intubasi endotrachea sebagian besar menggantikan ventilasi masker sehingga memudahkan anestesiologi untuk memperhatikan aspek perawatan pasien yang lain selama anestesi umum. Kemajuan kontrol nyeri selama operasi pada akhir abad XIX dan XX meningkatkan kualitas perawatan pasien dan menggagas perkembangan teknik bedah. Hal yang penting dalam peningkatan keamanan pasien adalah perkembangan mesin yang mampu menghasilkan jumlah gas dan anestetik volatil yang terkalibrasi. Pada akhir abad XIX, mesin anestesia freestanding dibuat di Amerika dan Eropa. Tiga usahawan

merangkap dokter gigi Amerika Samuel S. White, Charles Teter, dan Jay Heidbrink, membuat instrumen seri pertama yang memakai silinder terkompresi N2O dan O2. Sebelum tahun 1900, S. S. White Company memodifikasi peralatan Hewitt dan memasarkan mesin continuous-flow, yang diperbaharui oleh Teter pada tahun 1903. Heidbrink menambahkan reducing valves pada tahun 1912. Frederick Cotton dan Walter Bouthby dari Universitas Harvard memperkenalkan water-bubble flow meters yang mampu memperkirakan proporsi dan kecepatan aliran gas. James Tayloe Gwathmey dari New york mentransformasi alat Cotton dan Boothby menjadi mesin portabel yang praktis an mendemostrasikannya dalam Medical Congress di London pada tahun 1912. Pada periode waktu yang sama, Heinrich Draeger dan puteranya Bernhaard dari Lubeck, Jerman, mengadaptasi teknologi kompresi gas untuk membuat mesin eter dan kloroform O2. Beberapa tahun setelah Perang Dunia I, beberapa pabrik di Amerika Serikat terus menghasilkan mesin-mesin anestesia yang diakui secara luas. Beberapa perusahaan didirikan oleh dokter-dokter gigi termasuk Heidbrink dan Teter, dan dokter bedah seperti Karl Cornell
14

dan Elmer Gatch. Richard von Foregger adalah seorang insinyur yang menerima saran-saran dari dokter untuk menambahkan fitur-fitur tambahan dalam mesin anestesia. Elmer McKesson menjadi salah satu ahli anestesia pertama di Amerika Serikat pada taun 1910 dan membuat beberapa seri mesin gas. McKesson membuat anestetik non-inflamasi N2O dalam batas terapeutik dengan melakukan induksi N2O 100% dan menambahkan sedikit O2 setelahnya. Jika sianosis terlalu berat, McKesson tinggal menekan katup dalam mesinnya yang dapat mengeluarkan sejumlah O2 ke dalam sirkuit (oxygen flush valve) yang menjadi bagian peninggalan McKesson. Penyerapan CO2 penting untuk mesin anestesia, yang pada awalnya memudahkan penghirupan ulang gas dan meminimalkan kehilangan gas serta risiko ledakan. Sekarang, penyerapan CO2 menurunkan pemakaian anestetik dan biaya. Absorber CO2 pertama kali digunakan dalam anestesia pada tahun 1906, hasil karya Franz Kuhn, seorang dokter bedah Jerman, yang menggunakan canister, namun sirkuitnya memiliki keterbatasan terutama tabung pernafasan yang pendek dan dead space yang luas sehingga alat Kuhn akhirnya diabaikan. Tindakan bedah ekstremitas pada awalnya menggunakan kombinasi dengan anestesia umum. Harvey Cushing, pada tahun 1902, memperkenalkan istilah anestesia regional, untuk teknik anestesinya yakni memblok pleksus brakhialis dan skiatik melalui visualisasi langsung selama anestesia umu m untuk mengurangi kebutuhan anestetik dan mendapatkan

pengurangan rasa nyeri setelah operasi. Sebelum tahun 1907, beberapa ahli anestesia merasa kecewa oleh karena tidak komplitnya anestetik spinal. Kebanyakan mempercayai bahwa obat anestesia menyebar secara difusi lokal, sebelum fenomena ini diselidiki oleh Arthur Barker, seorang dokter bedah dari London. Barker menggunakan stovaine yang dibuat hiperbarik dengan penambahan glukosa 5% untuk melakukan anestesia di bawah nipple line. Teknik anestesia regional intravena dilaporkan pada tahun 1908 oleh August Bier, ahli bedah yang menjadi pionir anestesia spinal, dengan teknik Bier block, yakni injeksi procaine intravena pada ekstremitas atas di antara dua torniket.

15

Gambar : tehnik bier block

Tahun 1909 Ludwig Burkhardt dari Jerman memproduksi obat anestesi intravena, obat yang diinjeksikan berupa kloroform dan eter. Tujuh tahun kemudian Elisabeth Bredenfeld dari Swis melaporkan penggunaan morfin dan skopolamin intravena. Teknik ini gagal menunjukkan perbaikan dari anestesi inhalasi. Sekitar tahun 1910, Sidney Yankauer (1872 1932) seorang ahli THT di New York City merancang masker untuk memberikan anestesi dengan eter atau kloroform. Masker yankauer berbentuk oval dengan kawat jaring yang ditutupi beberapa lapis kain yang dikencangkan dengan rangka spiral.

Gambar 13. Masker Yankauer.

Beberapa peneliti menemukan anestesia ekstremitas atas dengan injeksi perkutan pleksus brakhialis. Pada tahun 1911, Hirschel mempromosikan blind axillary injection. menjabarkan pendekatan suprklavikular namun dengan risiko pneumotoraks, sehingga Mulley mencoba memblok lebih proksimal dengan pendekatan paravertebral lateral, sebuah langkah awal yang sekarang populer dengan istilah Winnie block.

16

Gambar : Blind Axillary Injection Heinrich Braun menulis buku teks anestesia lokal pertama dan terjemahan dalam bahasa Inggrisnya terbit pada tahun 1914. Richard von Foregger merupakan seorang doktor filosofi bidang kimia yang merupakan produk permulaan mereka sejak tahun 1914 sampai beberapa tahun kemudian dan merupakan unit peralatan standar rumah sakit untuk memberikan nitrogen oksida, oksigen, dan eter. Alat ini tidak dilengkapi katup pengurang, tetapi mempunyai katup pengatur aliran aksigen dan nitrogen oksida. Tiap gas dialirkan ke tabung kalibrasi dengan lubang keluar terpisah yang memungkinkan gas membentuk gelembung saat melewati air kedalam tabung pencampur sehingga ahli anestesi dapat mengatur aliran yang diinginkan. Peralatan Gwathmey sangat mempengaruhi desain mesin Boyle sebagaimana diakui oleh Boyle sendiri.

Gambar 14. Peralatan Gwathmey.

17

Pada tahun 1915, Dennis Jackson, ahli farmakologi Amerika Serikat, membuat teknik absorbsi CO2 pertama yang memungkinkan penggunaan sirkuit anestesia tertutup, dengan menggunakan larutan sodium dan kalsium hidroksida. Kompleksitas alat Jackson membatasi penggunaannya pada praktek rumah sakit, namun hasil kerjanya dalam bidang ini pada 9 tahun kemudian menggagas Ralph Waters untuk memperkenalkan peralatan sederhana menggunakan soda lime granules. Waters menempatkan canister soda lime di antara masker wajah dan kantung pernafasan didekatnya, yang dihubungkan menuju aliran gas segar. Selama masker diletakkan di wajah, hanya sedikit volume aliran gas segar yang dibutuhkan dan tidak membutuhkan katup.

Gambar : Soda lime, soda lime canister, pemasangan canister Soda lime pada sirkuit anaesthesia Pada tahun 1917, Henry Edmund Gaskin Boyle (1875 1941), seorang ahli anestesi kelahiran Barbados, merancang sebuah mesin anestesi untuk memberkan anestesi dengan oksigen/ nitrogen oksida dan eter. Mesin anestesi asli ini tahap demi tahap mengalami perbaikan dan modifikasi selama lebih dari lima dekade berikutnya. Hingga saat ini mesin anestesi pengembangan mesin Boyle merupakan jenis mesin yang paling banyak dipakai di inggris.

18

Gambar A. Mesin Boyle orisinil B. Henry Edmund Gaskin Boyle (1875-1941)

Pada tahun 1919 Sir Ivan Magill mengembangkan teknik pemasangan pipa endotrakea yang menandai lahirnya anestesi endotrakea. Sir Ivan Whiteside Magill, seorang ahli bedah di Rumah Sakit Stanley, Liverpool bergabung dengan angkatan perang Irlandia pada perang Loos (1914-1918). Magill merupakan orang pertama yang melakukan intubasi trakea dengan menggunakan dua pipa karet sempit untuk memberikan anestesi eter dengan menggunakan sedikit tekanan positif. Magill merupakan tokoh yang selama beberapa tahun selalu merancang dan mengembangkan berbagai peralatan baru guna menemukan alat yang aman bagi pasien dan nyaman bagi ahli bedah. Diantara alat-alat yang diciptakannya adalah laringoskop, forsep laring, dan Magill Attachment suatu kombinasi sederhana dari breathing tube, reservoir bag dan katup ekspirasi.

19

Gambar Perlengkapan :endotrakea Magill. Setelah tahun 1922, Regional Anesthesia oleh Gaston Labat mendominasi Amerika Serikat dan kerjasamanya dengan Hippolite Wertheim mendirkan untuk pertama kalinya American Society of Regional Anesthesia. Pendekatan lumbal pertama kali digunakan untuk blok saraf paravertebral multipel sebelum teknik injeksi tunggal Pages Dogllotti diterima (Kapten Fidel Pages, pada tahun 1921, mendemonstrasikan teknik anestesi injeksi tunggal peridural segmental dengan pendekatan taktil untuk mengidentifikasi epidural space; Achille M. Dogliotti, dari Turin, Itali, memakai teknik epidural dengan identifikasi epidural space dengan teknik loss-ofresistance).

Gambar : Epidural Anestesi


20

Setelah tahun 1922, Regional Anesthesia oleh Gaston Labat mendominasi Amerika Serikat dan kerjasamanya dengan Hippolite Wertheim mendirkan untuk pertama kalinya American Society of Regional Anesthesia. Tait, Jonesco, dan ahli anestesia spinal awal lainnya memakai pendekatan servikal untuk tindakan tiroidektomi dan bedah toraks, namun pendekatan radikal ini dikalahkan oleh injeksi lumbal dengan cairan hypobaric nupercaine pada tahun 1928, yang dilakukan oleh G. P. Pitkin. Pada tahun 1929, W.Easson Brown dan Velyien Henderson memperlihatkan bahwa propilen ternyata mempunyai efek anestesi yang diinginkan bila masih baru, tapi setelah penyimpanan di silinder besi, propilen dipecah menjadi materi toksik yang menyebabkan nausea dan iregularitas jantung pada manusia. George Lucas seorang ahli kimia mengidentifikasi salah satu dari produk toksik tersebut adalah siklopropana, setelah studi kepada binatang dan terbukti bahwa siklopropana stabil setelah penyimpanan, eksperimen kepada manusia dilakukan. Setelah tahun 1929 fentobarbital per oral digunakan sebagai sedasi sebelum operasi, tetapi bila fentobarbital digunakan dalam dosis anestesi, maka akan terjadi pemanjangan periode tidak sadar. Oksibarbiturat short acting pertama adalah heksobarbital (Evipal), ditemukan tahun 1932. Heksobarbital populer digunakan di Eropa dan Amerika karena waktu yang pendek untuk induksi tidak dapat disaingi oleh obat lainnya. Walaupun heksobarbital mempunyai efek ynag dramatik untuk anestesi, obat tersebut dengan segera digantikan oleh tiobarbiturat. Tahun 1932, Donalee Tabem dan Ernest H. Volwiler dari Abbot Company mensintesis tiopental (pentotal) dan tiamilal (surital). Barbiturat sulfat ini lebih memuaskan, poten dan bekerja lebih cepat daripada analog oksibarbiturat lainnya. Curare adalah alkaloid dari tanaman. Digunakan pertama kali dalam pembedahan tahun 1912, tetapi laporannya diabaikan. Arthur Lawren, seorang fsiologis Leipzig, menggunakan curare di laboratoriumnya dan memperoleh relaksasi abdominal pada kadar yang ringan anestesi pasien bedah.

21

Gambar : tanaman curare Beberapa ahli anestesiologi memperkanalkan curare sebagai hal yang sangat penting di anestesi sejak kerja eter ditemukan tahun 1846. relaksasi abdomen hanya mungkin jika pasien bertoleransi pada dosis tinggi anestesi inhalasi, dimana mungkin membawa depresi pernafasan dan sulit dipulihkan. Sebelumnya anestesi trakea adalah seni yang dilakukan oleh yang lebih ahli, tetapi sekarang telah menjadi ketrampilan semua ahli anestesi. Lincoln Sise, pada tahun 1935, memperkenalkan hyperbaric pantocaine. Curare pertama kali dipakai secara klinik oleh psikiater tahun 1939 oleh A.R.McIntyre. A.E.Bennet dari Omaha awalnya menyuntikkannya ke pasien yang menderita spastic disorder. Karena dapat mengeliminasi serangan kejang, mereka menyebutnya shock absorber. Tahun 1941, psikiater lain mengikutinya, ketika menemukan curare pulih lama, kadang-kadang digunakan neostigmin sebagai antidotum. Pada tahun 1940, William Lemmon, seorang ahli bedah Philadelphia,

memperkenalkan alat anestesia spinal kontinu, untuk mengatasi masalah durasi injeksi tunggal anetesia spinal yang tidak adekuat. Waldo Edwards dan Robert Hingson, pada tahun 1942, menganjurkan penggunaan jarum Lemmon untuk anestesi kaudal kontinu dalam obstetri. John Adriani, pada tahun 1946, mengembangkan konsep cairan hiperbarik untuk melakukan saddle block atau anestesia perineal.

22

Gambar : beberapa tehnik anestesi regional Selama dekade pertama sesudah perang dunia II, kelas lain obat-obatan dikembangkan. Anestesiologis menggunakan istilah-istilah seperti ltic cocktails, dissociative anesthesia, and neuroptanalgesia. Campuran analgetik dan anxiolitik intavena menghasilkan suatu status euphoria, transquility dan depresi pernafasan ketika dipakai tidak hati hati. Neologis dissociative anesthesia diciptakan olae Guenter Corrsen dan Edward Domino untuk menjelaskan trance-like state analgesia yang dihasilkan oleh ketamin. Neuroptanalgesia coined oleh anestesiologis Belgia, Juan de Casto, yang melakukan investigasi klinik oertama dari kombinasitrasnquilizer dan opioid, disintetis dibawah direksi Paul Jansen. Edward Tuohy dari Mayo Clinic, memperkenalkan dua modifikasi teknik anestesi spinal kontinu yang penting dan mengembangkan yang sekarang dikenal dengan jarum Tuohy. Martinez Curbelo, dari Havana, Cuba, pada tahun 1945, melakukan anestesia epidural kontinu pertama dengan memakai jarum Tuohy dan kateter ureter.

Gambar : Tuohy Needle

Julius Shukys mempersiapkan beberapa produk analog fluorinasi. Salah satu dari produk tersebut trifluoretil vinil eter atau fluoroxene menjadi anestesi fluorinasi pertama.
23

Fluoroxene pertama dipasarkan sejak tahun 1954 sampai tahun 1974. Obat ini tidak mudah terbakar.

Mesin Gillis (1950) Merupakan versi Inggris dari sebuah mesin anestesi modern pada tahun 1950-an. Merupakan mesin portabel yang dilengkapi dengan sirkuit anestesi tertutup. Mesin ini telah digunakan selama lebih kurang lima 50 tahun.1

B Gambar A. Mesin Marret. B. Mesin Gillis.

Pada tahun 1951 Charles Suckling, seorang ahli kimia di Imperial Chemical Industries yang mempunyai banyak pengalaman di bidang fluorinasi, diminta untuk menciptakan suatu gas anestesi baru yang ideal. Suckling kemudian melakukan riset dengan mempertimbangkan faktor volatilitas, inflamabilitas, stabilitas dan potensi dari zat-zat tersebut. Dalam 2 tahun, Suckling menciptakan halotan. Unit Vaporizer Draw Over (EMO dengan IOB) Dirancang oleh Epstein dan Machintosh di Oxford pada tahun 1952, merupakan peralahan anestesi inhalasi draw-over yang paling terkenal pada saat itu. Bagi Angkatan perang india alat ini merupakan tulang punggung perlengkapan anestesi ditempat-tempat terpencil dimana para tentara bertugas. OIB (Oxford Inflating Bellow) merupakan alat yang digunakan untuk ventilasi manual.

24

Gambar 18. Unit Vaporizer Draw-Over (EMO dengan IOB).

Sirkuit anestesi yang umum digunakan pada saat ini, pertama kali diperkenalkan oleh W. W. Mapleson pada tahun 1954. Mapleson mengklasifikasikan sirkuit pernapasan berdasarkan komponen dan letaknya. Sirkuit ini kemudian dikenal sebagai Sirkuit Mapleson. Sirkuit Mapleson merupakan sistem semi-tertutup yang pada umumnya terdiri dari sungkup muka, katup ekspiratori, pipa ombak, kantong cadang dan lubang masuk aliran gas segar. Perbedaan letak dari komponen-komponen tersebut membagi Sirkuit Mapleson menjadi tipe ABCDE. Tahun 1975 Sistem Mapleson A disebut juga sistem Magill. Terdiri dari katup ekspirasi yang diletakan di dekat sungkup muka, menggunakan pipa ombak, sedangkan tempat masuk aliran gas segar di dekat atau pada kantong cadang. Sistem ini paling cocok digunakan pada anestesi dengan pernapasan spontan.

Gambar : Sirkuit pernafasan Mapleson tipe A Sistem Mapleson B memiliki komponen yang sama dengan Mapleson A. Pada Mapleson B, katup ekspirasi didekat sungkup muka, tetapi lubang masuk aliran gas segar juga didekat sungkup muka.

Gambar : Sirkuit pernafasan Mapleson tipe B

25

Pipa ombak dan kantong cadang berfungsi sebagai ruang tertutup, tempat berkumpulnya gas segar, gas ruang mati dan gas alveolar. Pada sistem ini, diperlukan aliran gas segar sekitar dua kali ventilasi semenit. Mapleson C sama seperti Mapleson B tetapi tidak menggunakan pipa ombak. Saat ini, Mapleson B dan C sudah jarang digunakan.

Gambar : Sirkut pernafasan mapleson tipe C Pada sistem Mapleson D, katup ekspirasi diletakan di dekat kantong cadang dan lubang masuk aliran gas segar di dekat sungkup muka. Sistem ini kurang efisien untuk anestesi dengan pernapasan spontan. Pada saat ekspirasi, udara ekspirasi dan aliran gas segar bercampur di dalam pipa ombak dan berjalan menuju kantong reservoirSebaliknya, Mapleson D lebih efisien untuk anestesi dengan pernapasan kendali.

Gambar : sirkuit pernafasan mapleson tipe D

Sistem Mapleson E hanya terdiri dari sungkup muka, lubang masuk aliran gas segar dan pipa ombak sebagai pipa cadang, tanpa adanya kantong reservoir. Sistem ini dikenal juga sebagai Ayres T piece atau Y piece.

26

Gambar : mapleson tipe E Sistem ini tidak memiliki katup ekspirasi sehingga memiliki tahanan ekspirasi yang rendah. Apabila Mapleson E ditambahkan kantong kantong reservoir, maka namanya menjadi Jackson Reese atau Mapleson F. Tambahan kantong reservoir ini memudahkan memonitor napas spontan dan napas kendali.

Gambar : mapleson tipe F

Mapleson E dan F digunakan untuk bayi dan anak-anak. Untuk mencegah terjadinya napas ulang udara ekspirasi, dibutuhkan aliran gas segar dua kali ventilasi semenit. Sistem Lingkar yang saat ini dipakai karena komponen-komponennya diatur

membentuk lingkaran. Sistem ini mencegah terjadinya pernapasan ulang dari CO2 dengan menambahkan kanister berisi soda lime untuk menyerap CO2. Pipa ombak inspirasi dan ekspirasi digunakan untuk mengalirkan gas dari dan menuju pasien. Sistem ini dilengkapi katup inspirasi dan ekspirasi searah sehingga memungkinkan terjadinya aliran searah

27

Gambar : sirkuit pernafasan sitem lingkar yang terdiri dari Tempat masuk campuran gas segar (fresh gas inlet), Katup inspirasi dan ekspirasi searah, Pipa ombak inspirasi dan ekspirasi, Konektor Y, Katup pop-off, Kantong reservoir, Kanister berisi kapur soda.

Mesin Boyle (Model F) 1955 IOL memproduksi banyak sekali mesin anestesi. Model F merupakan modifikasi model sebelumnya dengan menambah keranjang tempat tabung gas, termasuk tabung untuk siklopropan. Pada mesin ini tidak digunakan adsorber CO2.24,26 Selama 10-15 tahun mesin Boyle model F ini merupakan mesin yang paling banyak digunakan di Angkatan Darat India.

Gambar 19. Mesin Boyle (Model F)

28

Blease Pulmoflator Seri 5050 (1960)Dibuat oleh Blease Anesthetic Equipment Ltd, Ryefield crescent, Middlesex. Mesin ini benar-benar merupakan salah satu keajaian yang dicapai dibidang anestesi. Ventilator dirancang pada tahun 1960-70an untuk digunakan terutama jika dimakai obat pelumpuh otot. Teknik anestesi balans kemudian menjadi sangat terkenal di Liverpool. Ventilator pada mesin ini dirancang untuk siklus pressure dan volume. Mesin ini dilengkapi alat pengukur tekanan darah, alat penghisap, dan tempat pemasangan unit bronkoskopi dengan sumber cahaya yang berasal dari transformer disamping alat. Alat ini dapat memeberikan sirkuit tertutup atau semi-tertutup dengan kontrol manual.

Gambar . BleasePulmoflator Seri 5050.

Hasil penelitian Jansen tahun 1960, chemical R4263 (fentanyl) disintesis, setahun kemudian diperoleh R4749 (droperidol). Walaupun kurang popular, sufentanyl dan alfentanyl telah dipakai secara umum. Beberapa agen induksi, profopol lebih sukses dibanding thiopenthal. Profopol disintetis dari lesitin telur, gliserol, dam minyak keledai.

Gambar : Propofol dan Rumus kimia dari propofol

29

Gambar : Rumus kimia dari ketamin dan contoh kemasan dari ketamin

Pada tahun 1960 ditemukan metoksifluran yang populer sampai tahun 1970. Pada saat itu ditemukan adanya nefrotoksisitas yang berhubungan dengan dosis pada metoksifluran. Setelah itu riset tentang anestesi inhalasi terfokus pada molekul-molekul produk degenerasi metabolik obat anestesi. Enfluran dan isomernya isofluran yang dalam bentuk cair merupakan hasil dari riset untuk meningkatkan stabilitas obat anestesi. Kedua obat tersebut disintesis oleh Ros Terrel pada tahun 1963 dan 1965. Enfluran lebih mudah untuk diproduksi sehingga dia mengungguli isoflurane, namun karena diduga menyebabkan depresi kardiovaskuler, penggunaannya dibatasi. Isoflurane hampir ditinggalkan karena purifikasinya yang sulit, namun masalah ini dapat ditanggulangi oleh Louise Speers tahun 1971. Mesin anestesi konvensional mencakup mesin-mesin seperti seri Ohmeda Modulus dan Excel, serta North american Drger. Seri Narkomed dan Narkomed GS.

Gambar 20. North american Drger, dari kiri ke kanan: Narkomed 2 (1982), Narkomed AM-III (1977), Narkomed Standard (1972), Narkomed Compact (1977).

30

Mesin Anestesi Modern Mesin anestesi modern mencakup Date Ohmeda, Aestiva/5, Anethesia Delivery Unit (ADU), Drger Medical, Fabius GS vl.3, Julian, dan Narkomed 6400. SEJARAH ANESTESI DI INDONESIA Sedangkan perkembangan anestesiologi di Indonesia telah dimulai sebelum jaman Perang Dunia II. Pada masa itu, di waktu pendudukan Belanda, anestesiologi mulai diajarkan di CBZ (Central Bugerlijk Ziekenhuis), sekarang dikenal sebagai RSCM (Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo) yang dipergunakan sebagai RS pendidikan. 3, 4

Gambar : Central Bugerlijk Ziekenhuis Anestesiologi diajarkan sebagai salah satu topik dalam mata pelajaran Ilmu Bedah, dan tindakan anestesia umum dilakukan oleh para dokter asisten bedah (biasanya yang termuda) dan para co-asisten bagian bedah. Perhatian utama ditujukan masih pada pembedahan, bukan pada anestesinya. Pada saat itu belum ada dokter yang mengkhususkan diri di bidang anestesi. Anestesi menjadi suatu ketrampilan yang harus dimiliki oleh dokter bedah atau dokter lain yang melakukan pembedahan. Di rumah sakit lain, terutama di luar Jawa, pelayanan anestesia umum diserahkan kepada tenaga paramedik yang dididik oleh dokter bedah yang bersangkutan. 4 Keadaan darurat dan perang pada masa pendudukan Jepang dan masa perjuangan kemerdekaan membuat anestesiologi tidak berkembang lebih jauh lagi. Para mahasiswa kedokteran pada waktu itu diikutsertakan dalam pemberian pelayanan di luar rumah sakit pendidikan dan kalau perlu di lapangan termasuk dalam memberikan pelayanan anestesia. Sesudah PD II, dunia kedokteran mendapat pengaruh besar dari negara yang menang perang, seperti Inggris dan Amerika. Indonesia tidak terlepas dari pengaruh tersebut. Pada permulaan kemerdekaan seorang dokter Belanda, bukan ahli bedah, bernama Reeser membawa
31

ketrampilan melakukan anestesia umum modern ke Indonesia dengan cara endotrakeal dan mempergunakan mesin anestesia. 4 Kepala Bagian Bedah CBZ waktu itu, Prof. M. Soekarjo, menyadari betul bahwa kemajuan ilmu bedah pada khususnya dan ilmu yang melakukan pembedahan pada umumnya tidak akan maju seperti yang diharapkan kalau tidak ada asistennya yang bekerja sepenuhnya dalam bidang anestesiologi. Beliau mengirimkan asistennya yang termuda Dr. Mochamad Kelan Koesoemodipuro untuk mempelajari anestesiologi di Amerika selama tiga tahun, yaitu di University of Minnesota dan Gouvesnier Hospital New York. Meskipun awalnya Dr. Kelan menolak sampai 2 kali, namun akhirnya beliau setuju untuk berangkat. 4 Sekembalinya di Indonesia pada tahun 1954, Dr. Kelan menghadapi berbagai masalah. Setelah belajar di Amerika selama tiga tahun dengan alat yang lengkap dan obat modern, Dr. Kelan harus kembali ke Indonesia untuk kembali bekerja dengan obat yang sangat terbatas dan alat yang tidak lengkap. Masalah tenaga kerja juga menjadi persoalan, karena sejak adanya Seksi Anestesi di Bagian Bedah, maka pekerjaan yang berhubungan dengan anestesia hanya dilakukan oleh mereka yang bertugas pada seksi itu saja termasuk tugas pendidikan anestesiologi. Namun dengan berbagai kendala tersebut, Dr. Kelan dan Dr. Oentoeng Kartodisono tetap berusaha merintis dan mengembangkan anestesiologi di Indonesia. 4 Dalam era tahun 1960-an, dokter-dokter dari Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Padang, Medan dan belakangan Ujung Pandang serta rumah sakit lain di Jakarta datang ke RSCM untuk mempelajari anestesiologi. Kebanyakan dokter anestesiologi yang dididik di Indonesia juga diberi kesempatan menambah pengetahuan ke luar negeri yaitu ke Amerika, Belanda, Inggris, Denmark, Swedia, Jepang dan Australia. Sekembalinya di Indonesia mereka disebarkan ke beberapa rumah sakit besar di Jawa, Dr. Sadono ke RS Gatot Subroto, Dr. Haditopo ke Semarang dan Dr. Zuchradi ke Bandung. 4 Lambat laun Seksi Anestesiologi Bagian Bedah RSCM berkembang menjadi pengawas dan akhirnya pelaksana dari seluruh pelayanan anestesia di RSCM. Pada tahun 1964, atas persetujuan bagian-bagian yang melakukan pembedahan, oleh Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dan pimpinan rumah sakit Cipto Mangunkusumo, didirikanlah Bagian Anestesiologi tersendiri lepas dari bagian Bedah dengan tugas menangani segala hal yang berhubungan dengan anestesiologi baik yang bersifat pendidikan maupun pelayanan umum. Pada waktu itu staf Bagian Anestesiologi baru berjumlah 7 orang. Pada era 1970-an adalah masa kebangkitan anestesiologi di Indonesia. Pelayanan

32

anestesiologi mulai dilakukan oleh dokter ahli. Pada tahun 1973 dr. Moch Kelan dikukuhkan menjadi Guru Besar Anestesiologi yang pertama di Indonesia. 4 Unit Terapi Intensif RSCM berdiri tahun 1971 dan menjadi yang pertama di Indonesia dengan Dr. Muhardi menjadi Kepala Unit Terapi Intensif FKUI/RSCM yang pertama. Beliau dikukuhkan menjadi guru besar FKUI pada tahun 1991. Sejak saat itu Terapi Intensif sebagai bagian dari anestesiologi berkembang dengan pesatnya. Dokter-dokter yang menekuni terapi intensif seperti Dr. Suroso, Dr. Indro Mulyono, Dr. Sudarsono, Dr. Kristanto Sulistyo dan Dr. Said A. Latief dikirim untuk memperdalam ilmunya di Melbourne, Australia. 4 Resusitasi Jantung Paru sebagai bagian yang tak terpisahkan dari anestesiologi juga mulai berkembang. Dr. Sunatrio, Dr. Jusrafli dan Dr. Y.A. Kasim adalah perintis pengenalan resusitasi jantung paru pada orang awam. Menyadari pentingnya pendidikan resusitasi jantung paru bagi para calon dokter, membuat Konsorsium Ilmu Kedokteran memutuskan memasukan anestesiologi ke dalam kurikulum inti pendidikan dokter pada tahun 1980. Subbagian lainnya seperti Anestesia Bedah Paru, Anestesia Bedah Jantung, Anestesia Regional, Anestesia Bedah Syaraf, Anestesia Pediatrik dan lainnya juga berkembang pesat. Anestesia Bedah Paru diperkenalkan oleh Dr. M. Roesli Thaib, yang kelak menjadi Guru Besar Anestesiologi FKUI. Beberapa tahun terakhir ini dalam ilmu Anestesiologi dan Reanimasi mulai dikembangkan pengelolaan pasien gawat darurat, klinik pengelolaan nyeri dan Detoksifikasi Opiat Cepat dengan Anestesia. 4 Pada tanggal 1 Juni 1967 berdirilah Ikatan Ahli Anestesiologi Indonesia (IAAI) sebagai organisasi yang mempersatukan seluruh ahli anestesiologi di Indonesia. Awalnya hanya memiliki 4 cabang, yaitu Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur. Pada Kongres Nasional (KONAS) IAAI kedua di Bandung tahun 1988, nama IAAI diubah menjadi Ikatan Dokter Spesialis Anestesiologi Indonesia (IDSAI) dan pada KONAS IDSAI kelima di Yogyakarta tahun 1998, nama organisasi diubah lagi menjadi Perhimpunan Dokter Spesialis Anestesiologi dan Reanimasi, dengan singkatan tetap IDSAI. Saat ini IDSAI telah memiliki 12 cabang, dan Solo merupakan cabang termuda yang telah dikukuhkan dalam KONAS IDSAI keenam di Jakarta tahun 2001. 4 Masa depan anestesiologi adalah terang. Obat-obat yang lebih aman yang sekali direvolusi merawat pasien-pasien setelah pembedahan dengan konstan akan diperbaiki. Tugas anestesi berlanjut meluas, sebagai dokter dengan latar belakang spesialis telah mengembngkan klinik kontrol nyeri kronik dan pasien bedah rawat jalan. Praktek anestesi, baik didalam maupun diluar operating suite, akan menjadi bagian integral perioperative experience. 4
33

KESIMPULAN
Anestesi mulai Dikenal sejak William Morton mendemonstarikan pemberian eter deidepan publik untuk Gilbert Abbott pada 16 Oktober 1846 di Rumah Sakit Umum Massachusetts, Boston. Setelah peritiwa itu pengetahuan tentang anestesi terus berkembang di seluruh penjuru dunia. Sebelum anestesi ditemukan, pembedahan merupakan jalan terakhir yang mengerikan, upaya terakhir untuk menyelamatkan pasien. Perkembangan Anestesi Di Indonesia terjadi dipermulaan kemerdekaan. Seorang dokter Belanda, bukan ahli bedah, bernama Reeser membawa ketrampilan melakukan anestesia umum modern ke Indonesia dengan cara endotrakeal dan mempergunakan mesin anestesia. Setelah dikenalnya anestesi banyak dokter-dokter indonesia yang dikirim ke luar negeri untuk mempelajari lebih jauh tentang anestesi itu sendiri. Setiap kemajuan dari anestesi ini dibuat dengan tujuan untuk meningkatkan kenyamanan pada pasien dan tenaga medis sera mengurangi efek-efek yang merugikan. Maka suatu penemuan-penemuan dalam anestesi harus terus berkemabang dengan seiring meningkatnya taraf perkembangan ilmu pengetahuan secara global.

DAFTAR PUSTAKA
1. History of Anesthesia. Tersedia di http://www.doctoc.com/docs/7804135. Diunduh pada hari Jumat, 27 Agustus 2010. 2. Anestesi. Tersedia di http://www.wikipedia.com. Diunduh pada hari Rabu 25 Agustus 2010. 3. Sejarah Anestesi. Tersedia di http://elgooda.atwiki.com/file/open/5. Diunduh pada hari Kamis, 26 Agustus 2010. 4. Sejarah.Tersediadihttp://www.anestesiologiindonesia.org/index.php?uPage=about.abou t_sejarah&smod=about&sp=public. Diunduh pada hari Selasa, 24 Agustus 2010.

34

Anda mungkin juga menyukai