Anda di halaman 1dari 12

PENDAHULUAN Antibiotik ialah zat yang dihasilkan oleh suatu mikroba , terutama jamur, yang dapat menghambat atau

membunuuh mikroba jenis lain. Antibiotik bersifat efektif sebagai antimikroba disebabkan karena sifat toksisitasnya yang selektif, artinya mampu membunuh mikroba tanpa merusak sel hospes. Secara umum toksisitas selektifnya bersifat relatif, yang masih mampu membutuhkan kadar yang tepat untuk mengatasi mikroba, tetapi masih dapat ditolerir oleh hospes. Sebagai antiinfeksi, antibiotik telah berhasil menurunkan secara drastis morbiditas dan mortalitas berbagai penyakit infeksi, sehingga penggunaannya menjadi sangat meningkat. Hasil survei menunjukkan bahwa kira-kira !" dari seluruh penderita yang dirawat di rumah sakit memperoleh satu atau lebih terapi antibiotika, dan berbagai penyakit infeksi yang fatal telah berhasil diobati. Sejalan dengan itu antibiotika pun menjadi obat yang paling sering disalahgunakan #misuse$ atau digunakan secara irrasional, sehingga akan meningkatkan resiko efek samping, resistensi dan biaya. %lmu kesehatan &elinga, Hidung dan &enggorokk-'edah (epala dan leher adalah ilmu yang mempelajari keadaan fisiologis dan patologis pada telinga, hidung, tenggorok serta bedah kepala leher. )enyakit pada %lmu &H&-(* pun dibagi atas congenital , infeksi, neoplasma, trauma dan lain-lainnya. %nfeksi menempati urutan paling atas pada penyakit dalam bidang &H&-(*, sehingga erat sekali dengan penggunaan antibiotika sebagai antiinfeksi. Antibiotika adalah zat kimia yang dihasilkan mikroba #bakteri, jamur, aktinomises$ dan mampu menekan atau membasmi pertumbuhan mikroba lain. &iap-tiap antibiotika mempunyai sifat-sifat fisik , kimia dan farmakologi yang berbeda , demikian pula spektrum antibakteri dan mekanisme kerjanya.

Secara invitro,antibiotika dibagi menjadi dua bagian , yaitu +

,.-ang secara primer bersifat bakteriostatik, yaitu yang pada dosis biasa berefek utama menghambat pertumbuhan dan multiplikasi bakteri. .isalnya sulfonamida, tetrasiklin,kloramfenikol, eritromisin, linkomisin, klindamisin. /.yang secara primer bersifat bakterisida, yaitu yang pada dosis biasa berefek utama membunuh bakteri ..isalnya penisilin, sefalosporin, aminoglikosida, eritromisin, kotrimoksazol, rifampisin dan vankomisin. 'erdasarkan spektrumnya, antibiotika dibagi atas+ ,. Antibiotika berspektrum sempit , yang efek utamanya hanya pada bakteri gram positif kokus dan basil seperti penisilin-0, golongan makrolid, linkomisin dan vankomisin, atau yang efek utamanya hanya pada bakteri gram negatif aerob seperti aminoglikosida dan polimiksin. /. Spektrum diperluas, contohnya ampicillin terhadap gram positif dan beberapa gram negatif. . Antibiotika spektrum luas, yang efek utamanya adalah terhadap bakteri gram positif dan negatif seperti penisilin spektrum luas#ampisilin, amoksisilin$, sefalosporin, tetrasiklin, kloramfenikol dan sulfonamida. (lasifikasi lain yang banyak digunakan dalam menerangkan antibiotika adalah berdasarkan kesamaan struktur kimianya, misalnya golongan penisilin, sefalosporin, aminoglikosida , sulfonamida, makrolid, tetrasiklin dan lain-lain. 'erdasarkan mekanisme kerjanya , antimikroba dibagi dalam lima kelompok + #,$ mengganggu metabolisme sel mikroba #/$ menghambat sintesis dinding sel mikroba # $ mengganggu permeabilitas membran sel mikroba #1$ menghambat sintesis protein sel mikroba #2$ menghambat sintesis atau merusak asam nukleat sel mikroba Setelah dokter menetapkan perlu diberikan antibiotika pada pasien, langkah berikutnya ialah memilih jenis antibiotik yang tepat, serta menentukan dosis dan cara pemberian. 3alam memilih jenis antibiotika jenis antibiotika yang tepat harus

dipertimbangkan faktor sensitivitas mikrobanya terhadap antibuiotika, keadaan tubuh hospes dan faktor biaya pengobatan. 4ntuk mengetahui kepekaan mikroba terhadap antibiotika secara pasti perlu dilakukan pembiakan kuman penyebab infeksi, yang diikuti uji kepekaan.'ahan biologik dari hospes untuk pembiakan , diambil sebelum pemberian antibiotika. )emilihan antibiotik yang tepat memerlukan pengetahuan mengenai + 5enis organisme dan sensitivitasnya *okasi infeksi (eamanan antibiotik 6aktor panderita 'iaya terapi

*okasi infeksi (adar antibiotik yang adekuat harus mencapai tempat infeksi supaya mikroorganisme dapat dieradikasi. 'arier alamiah dapat menyebabkan penetrasi inadekuat pada tempat infeksi seperti pada otak, prostat, dan tulang, walaupun proses inflamasi dapat mempengaruhi respon terapi. 6aktor penderita 3alam memilih antibiotik, harus diperhatikan faktor-faktor penderita, seperti status imunitas pasien, fungsi ginjal dan hepar. )ada wanita yang harus diperhatikan adalah kehamilan atau menyusui. (ombinasi antibiotik )enerapan ini ditujukan untuk mengurangi kemungkinan superinfeksi, menurunkan resistensi organisme tertentu, dan meminimalkan efek samping antibiotik tersebut. 7esistensi antibiotik

3ikatakan bahwa bakteri akan menjadi resisten bila perkembangan bakteri tersebut tidak dihentikan dengan level antibiotik yang dapat ditoleransi oleh penderita. Ada beberapa organisme yang memang dari awal mempunyai resistensi terhadap antibiotik tertentu, contohnya, organisme gram negatif resisten terhadap vancomycin. )erubahan organisme ini menjadi resisten disebabkan oleh beberapa hal seperti + )erubahan genetik .utasi spontan 38A. 9ontohnya pada .ycobacterium tuberculosa terhadap rifampin bila rifampin diberikan sebagai obat tunggal. &ransfer 38A. Hal ini disebabkan adanya transfer 38A dari organisme lainnya. )roses yang terjadi bisa berupa, transduksi, transformasi atau konjugasi. )erubahan ekspresi protein .odifikasi pada tempat target. Hal ini terdapat pada perubahan tempat ikatan penicilin terhadap methicillinresisten S.aureus, atau enzim dihidrofolat reduktase, yang kurang sensitif terhadap inhibisi organisme resisten terhadap trimetoprim. )enurunan akumulasi. Hal ini dapat disebabkan adanya lapisan lipopolisakarida atau sistem efluks yang memompa obat keluar. %naktivasi enzim. .isalnya, :-laktamase menghambat kerja penicillin dan cephalosporin. Asetiltransferase yang dapat mengubah kloramfenikol menjadi zat yang tidak aktif. (omplikasi terapi antibiotik Hipersensitifitas. .isalnya pada penicillin dapat menyebabkan reaksi hipersensitifitas dari mulai yang ringan #urtikaria$ sampai yang berat #anafilaktik syok$ &oksisitas.

.isalnya aminoglikosida dapat menyebabkan ototoksisitas dengan mengganggu fungsi sel rambut pada organon korti. Superinfeksi. &erutama pada penggunaan antibiotik spektrum luas atau kombinasi dapat menyebabkan perubahan flora normal pada traktus respirasi, intestinal, dan genitourinari, menyebabkan pertumbuhan berlebih organisme oportunistik.

:-laktamase inhibitor :-laktamase adalah enzim pada bakteri yang bekerja dengan cara menghidrolisis cincin :laktam sehingga menghilangkan efek antimikroba. :-laktamase inhibitor mepunyai cara kerja yaitu dengan berikatan dengan :-laktamase, sehingga melindungi antibiotik dari enzim tersebut. 9ontoh :-laktamase inhibitor adalah asam clavulanat, sulbactam, dan tazobactam. Amoksisilin .ekanisme kerja + )enicillin binding protein. .erupakan enzim bakteri yang berfungsi untuk sintesis dinding sel, dan memelihara morfologi bakteri. %nhibisi transpeptidase. Adanya inhibisi ini menghambat pembentukan dinding sel. Autolysin.

Spektrum antibakteri 'akteri gram positif, o 0ram positif kokkus, seperti + Staphylococcus aureus, Staphylococcus pneumonia, Staphylococcus pyogenes, Staphylococcus viridan group. o 0rem positif basilus, seperti + 'acillus anthracis, 9lostridium perfringens, 9orynbacterium diphtheria, *isteria monocytogenes. 'akteri gram negatif, o 0ram negatif basilus, seperti + Haemophilus influenza.

o 0ram negatif batang enterik, seperti + ;scherichia coli, )roteus mirabilis, Salmonella typhi. ;fek samping + ,. hipersensitif / 1 2 < 3iare 8efritis 8eurotoksisitas 3isfungsi platelet &oksisitas kation

9ephalosporin Spektrum antibiotik o 0enerasi pertama + Satphylococcus penisilinase resisten, )roteus mirabilis, ;scherichia coli, dan (lebsiella pneumonia. o 0enerasi kedua + Haemophilus influenza, ;nterobacter aerogenes, dan beberapa spesies 8eisseria, o 0enerasi ketiga + )seudomonas aeroginosa ;fek samping , / .anifestasi alergi ;fek seperti disulfiram )erdarahan &rimetoprim &rimetoprim dan sulfametoksazole menghambat reaksi enzimatik obligat pada dua tahap yang berurutan pada mikroba, sehingga kombinasi memberikan efek sinergis. )enemuan sediaan kombinasi ini merupakan kemajuan penting dalam usaha meningkatkan efektifas klinik anti mikroba.kombinasi ini dikenal dengan nama kotrimoksazole.

;6;( &;7HA3A) .%(7='A S);(&74. A8&% 'A(&;7%. Spectrum anti bakteri trimetoprim sama dengan sulfametoksazole, meskipun daya anti bakterinya /!-,!! kali lebih kuat dari pada sulfametoksazole. .ikroba yang peka terhadap kombinasi ini ialah Str.pneumoniae, S.aureus, S.;pidermidis, Str.)yogenes, Str.>iridance, ;.coli, ;nterobacter. 5uga beberapa strain stafilokokus yang resistant terhadap metilcilin. .;(A8%S.; (;75A. Aktifitas anti bakteri trimetoprim berdasarkan atas kerjanya pada dua tahap yang berurutan dalam reaksi enzimatik untuk membentuk asam tetrahidrofolat. &etrahidrofolat penting untuk reaksi-reaksi pemindahan satu atom 9 seperti pembentukan basa purin #adenine, guanine, timidin$ dan beberapa asam amino #metionin, glisin$. &rimetroprim menghambat enzim dihidrofolat reduktase mikroba secara sangat efektif. 4ntuk mendapatkan efek sinergi diperlukan perbandingan kadar yang optimal dari kedua obat. 4ntuk kebanyakan kuman, rasio kadar sulfametoksazole + trimetoprim yang optimal ialah /! + ,. karena sifatnya lipofilik, trimetroprim mempunyai volume distribusi yang lebih besar dari sulfametoksazole. 3engan memberikan sulfametoksazole ?!! mg dan trimetoprim ,<! mg per orang dapat diperoleh rasio kadar obat tersebut dalam darah kurang lebih /! + ,. trimetoprim cepat didistribusi kedalam jaringan dan kira-kira 1!" terikat pada protein plasma dengan adanya sulfamtoksazole. >olume distribusi trimetoprim hampir @ kali lebih besar dari sulfametolsazole. (otrimoksazole tersedia dalam bentuk tablet oral, mengandung 1!!mg sulfametoksazole dan ?!mg trimetoprim atau ?!!mg sulfametoksazole dan ,<!mg trimetoprim. 4ntuk anak tersedia juga bentuk suspensi oral yang mengandung /!!mg sulfametoksazole dan 1!mg trimetoprim A 2 ml, serta tablet pediatric yang mengandung ,!!mg sulfametoksazole dan /!mg trimetoprim. 4ntuk pemberian intravena tersedia infuse yang mengandung 1!!mg sulfametoksazole dan /!mg trimetoprim A 2ml. 3osis dewasa pada umumnya ialah ?!!mg sulfametoksazole dan ,<! trimetoprim setiap ,/ jam. 3osis yang dianjurkan pada anak

ialah trimetoprim ?mg A kg '' A hari dan sulfametoksazole 1!mg A kg '' A hari yang diberikan dalam dua dosis. &rimetoprim juga terdapat sebagai sediaan tunggal dalam bentuk tablet ,!! dan /!! mg.

;6;( &;7A)% preparat kombinasi ini efektif untuk pengobatan otitis media akut pada anak dan sinusitis maksilaris akut pada orang dewasa yang disebabkan oleh strain H.influenza dan Str. )neumoniae yang masih sensitive. .erk obat 'actricid, 'actrim, bactrizole, 9otrim, 9otrimole, 3umotrim, 6ameprim, 0unametrim, HeBaprim, Kaftrim, (emoditrim, (emotrim, *apikot, .editrim, .eprotrin, Moxalas, Primazole(Akut otitis media yang disebabkan strep pneumoniae atau H.influenza$, Sulprim. 0=*=80A8 (4%8=*=8 Asam nalidiksat adalah prototype golongan kuinolon yang lama. =bat ini mempunyai daya antibakteri yang baik terhadap kuman gram negative. )ada awal tahun ,@?!, diperkenalkan golongan kuinolon baru yang dikenal dengan nama fluorokuinolon. -ang termasuk golongan kuinolon ini adalah siprofloksasin, ofloksasin, enoksasin, pefloksasin dan norfloksasin. .;(A8%S.; (;75A 'entuk double heliB 38A, harus dipisahkan menjadi dua utas 38A pada saat replikasi dan transkripsi. )emisahan ini akan mengakibatkan terjadinay puntiran berlebihan pada double heliB 38A sebelum titik pisah. Hambatan mekanik ini dapat diatasi kuman dengan bantuan enzim 38A 0irase. 0olongan fluorokuinolon menghambat enzim 38A 0irase pada kuman dan bersifat bakterisidal.

Spectrum anti bakteri. 0olongan fluorokuinolon aktif sekali terhadap enterobacteriaceae #;.9oli, (lebsiella, enterobacter, proteus$, H.influenza, shigella, salmonella. 0olonaan obat ini juga aktif terhadap )s.Aeruginosa #yang paling aktif untuk ini adalah siproploksasin$. 3engan aktifitas yang rendah golongan obat ini juga dapat menghambat stafilokokus #termasuk S.aureus yang resistant terhadap metilsilin$. Streptokokus termasuk kuman yang kurang peka terhadap fluorokuinolon. (uman-kuman anaerob pada umumnya resistant terhadap fluorokuinolon. 'akteri gram positif yang sensitive terhadap levofloksasin

;nterococcus faecalis Staphylococcus aureus Staphylococcus epidermidis Staphylococcus saprophyticus Streptococcus pneumoniae Streptococcus pyogenes

'akteri gram negatif yang sensitif terhadap levofloksasin


;nterobacter cloacae (lebsiella pneumoniae )seudomonas aeruginosa ;scherichia coli *egionella pneumophila Haemophilus influenzae

;fek terapi.Siprofloksasin dapat digunakan pada otitis media. ;fek terapi.*evofloksasin dapat digunakan pada rhinosinusitus akut

Sediaan dan posologi. Siprofloksasin dosis oral+ / B #/2!mg C D2!mg$ perhari dosis parenteral+ / B #,!!mg-/!!mg$ perhari %>. Sediaan tablet /2!mg, 2!!mg, D2!mg. 9airan infuse /2! mgA,!!mal. Sediaan dan posologi.*evofloksasin dosis ,B #/2!mg C D2!mg$ perhari.Sediaan tablet /2!mg, 2!!mg, D2! mg.Suspensi oral /2mgAml. .erk =bat siprofloksasin 9iproBin #infeksi telingan tengah dan sinus$, 6imoflok #infeksi telinga tengah dan sinus$ inciflok #otitis media dan sinusitis$, .ecoEuin untuk infeksi telinga tengah dan sinus .erk =bat *evofloksasin 9ravit #untuk sinusitis maBilaris akut$, .osardal #untuk sinusitis silaris akut$, 7eskuin, feloEuin. .;&7=8%3AF=*; Metronidazole adalah antibiotik and antiprotozoal yang diklasifikasikan sebagai nitroimidazole. %ni menghambat sistesis asam nukleat dan digunakan untuk mengobati infeksi anaerobic bacteria sebaik infeksi oleh protozoal..etronidazole memiliki efek amubisid dan efek trikomoniasid. .etronidazole memperlihatkan daya amubusid dan trikomoniasid langsung. MEKAN SME KE!"A pada bakteri anaerob dan protozoal yang sensitif, nitro group dari metronidazole secara kimiawi mengurangi ferrodoksin #atau ikatan ferrodoksin$. )roses ini bertanggungjawab matinya kuman tersebut.

;6;( &;7A)% .etronidazole terutama digunakan untuk amubiasis, trikomoniasis dan infeksi bakteri anaerob.

Sediaan dan posologi. .etronidazole tersedia dalam bentuk tablet /2!mg dan 2!!mg. Suspensi ,/2mg A 2ml. 3osisnya untuk dewasa /B2!!mhAhari, anak + D,2AkgbbAhr dibagi dosis. .erk obat 7odogyl #spiramycin /2!mg, metronidazole ,/!mg untuk infeksi tonsil dan faring$, Anmerob, ;lyzol, 6arnat, 6ladeB, 7obokil, &richodazole #infeksi >incent$. (lindamisin a. .ekanisme kerja .ekanisme kerja klindamisin sama dengan eritromisin yaitu mengikat secara ireversibel pada tempat sub unit 2!S ribosom bakteri, sehingga menghambat langkah translokasi sintesis protein. b. Spektrum antibakteri Spektrum antibakterinya menyeruapai linkomisisn hanya in vitro klindamisin lebih aktif. =bat ini aktif terhadap S.aureus, 3.pneumoniae, Str.pyogenes, Str.anaerobic, Str.viridans dan Actinomyces israelli. =bat ini juga aktif terhadap 'acteroides fragilis dan kuman anaerob lainnya. c. 6armakokinetik (lindamisin diserap hampir lengkap pada pemberiaan oral. Adanya makanan dalam lambung tidak banyak mempengaruhi absorpsi obat ini. (lindamisin palmitat yang digunakan sebagai preparat oral pediiatrik, tidak aktif secara in vitro. &etapi setelah mengalami hidrolisis akan dibebakan klindamisin yang aktif. (lindamisin didistribusi dengan baik, ke berbagai cairan tubuh, jaringan dan tulang, kecuali 9SS walaupun sedang terjadi meningitis. 3apat menembus sawar uri dengan baik. (ira-kira @!" klindamisin dalam serum terikat dengan albumin. Hanya sekitar ,!" klindamisin diekskresi dalam bentuk asal melalui urin. Sejumlah kecil klindamisin ditemukan dalam

feses. Sebagian besar obat dimetabolisme menjadi 8-demetilklindamisin dan klindamisin sulfoksid untuk selanjutnya diekskresi melalui urin dan empedu. d. ;fek samping selain kulit kemerahan, efek samping yang paling serius yang dapat berakibat fatal yaitu kolitis pseudomembranosa yang disebabkan pertumbuhan berlebihan 9lostridium difficile yang mengeloborasi toksin nekrotik. 7eaksi lain yang jarang terjadi ialah sindrom stevens-johnson, peningkatan S0)& dan S0=& sementara, granulisitopenia, trombositopenia dan reaksi anfilaksis. &romboflebitis dapat terjadi karena pemberian iv. e. )enggunaan klinik Galaupun beberapa infeksi kokus gram positif dapat diobati dengan klindamisin, pengobatan ini harus dipertimbangkan baik-baik karena mungkin menimbulkan kolitis. (lindamisin terutam bermanfaat untuk infeksi kuman anaerobik, terutama '.fragilis. untuk pengobatan abses paru, pemberiaan klindamisin kali <!! mg secara iv lebih efektif daripada penisilin , juta unit tiap 1 jam. )eranan obat ini untuk pneumonia aspirasi, pneumonia pasca obstruksi atau abses paru belum dipastikan, tetapi didapat kesan bahwa klindamisin merupakan alternatif yang baik untuk penisilin.

Anda mungkin juga menyukai