Anda di halaman 1dari 2

Arfyanti Fajrin 141210075 Tugas Kimia Unsur Kelas A

TEORI BIG BANG dan PEMBENTUKAN UNSUR DI ALAM SEMESTA


Big Bang memiliki artian bebas sebagai Ledakan Dahsyat atau Dentuman Besar. Dalam kosmologi teori ini adalah salah satu teori ilmu pengetahuan yang menjelaskan perkembangan dan bentuk awal dari alam semesta. Teori ini menyatakan bahwa alam semesta ini berasal dari kondisi super padat dan super panas, yang kemudian mengalami ledakan besar atom raksasa sekitar jutaan tahun lalu. Berdasarkan pengukuran terbaik tahun 2009, keadaan awal alam bermula sekitar 13.700 juta tahun yang lalu. Para ilmuwan mempercayai bahwa dari teori Big Bang telah terbentuk sistem tata surya. Ide sentral dari teori ini adalah bahwa teori relativitas umum dapat dikombinasikan dengan hasil pemantauan dalam skala besar pada pergerakan galaksi terhadap satu sama lain, dan meramalkan bahwa suatu saat alam semesta akan kembali ke bentuk semula atau terus mengalami perkembangan. Konsekuensi alami dari Teori Big Bang yaitu pada masa lampau alam semesta memiliki suhu yang jauh lebih tinggi dan kerapatan yang jauh lebih tinggi daripada alam pada kondisi saat ini. Pada tahun 1929 Astronom Amerika Serikat, Edwin Hubble melakukan observasi dan melihat Galaksi dari jauh dan selalu bergerak menjauhi bumi dengan kecepatan yang tinggi. Dari tempat tersebut dia bisa melihat jarak antara galaksi-galaksi mengalami pertambahan setiap saat. Penemuan Hubble ini menunjukkan bahwa Alam Semesta kita tidaklah statis seperti yang dipercaya sejak lama, namun terus bergerak mengembang. Secara umum pengembangan ruang semesta yang mengandung galaksi-galaksi dianalogikan seperti roti kismis yang mengembang. Kemudian ini menimbulkan suatu perkiraan bahwa Alam Semesta bermula dari pengembangan di masa lampau yang dinamakan Dentuman Besar. Pada saat itu dimana Alam Semesta memiliki ukuran nyaris nol, dan berada pada kerapatan dan panas tak terhingga; kemudian meledak dan mengembang dengan laju pengembangan yang kritis, yang tidak terlalu lambat untuk membuatnya segera mengerut, atau terlalu cepat sehingga membuatnya menjadi kurang lebih kosong. Dan sesudah itu, kurang lebih jutaan tahun berikutnya, Alam Semesta akan terus mengembang tanpa kejadiankejadian lain apapun. Alam Semesta secara keseluruhan akan terus mengembang dan mendingin. Edwin Hubble juga menemukan bahwa jarak bumi dengan galaksi yang sangat jauh umumnya berbanding lurus dengan geseran merahnya. Pengamatan ini mengidentifikasikan bahwa semua galaksi dan gugus bintang yang sangat jauh memiliki kecepatan tampak yang secara langsung menjauhi titik pandang kita. Semakin jauh jaraknya, maka semakin cepat kecepatan tampaknya. Alam Semesta berkembang, dengan laju 5%-10% per seribu juta tahun. Alam Semesta akan mengembang terus,namun dengan kelajuan yang semakin kecil,dan semakin kecil, meskipun tidak benar-benar mencapai nol. Walaupun andaikata Alam Semesta berkontraksi, ini tidak akan terjadi setidaknya untuk beberapa milyar tahun lagi.

Pada awal terjadinya ledakan ini, mengakibatkan di alam semesta ini kaya akan unsur-unsur ringan. Pembentukan unsur-unsur ringan ini juga diakibatkan oleh proses nuklir dalam kondisi alam semesta yang sedang mengembang dan mendingin. Bersamaan dengan munculnya alam semesta ini disertai dengan munculnya unsur-unsur ringan yang mana dari unsur-unsur tersebut terus berkembang menjadi unsur-unsur yang lebih berat dan dikembangkan melalui teori nukleosintesis ledakan dasyat. Unsur ringan pertama yang ada di alam ini adalah Hidrogen yang memiliki tiga jenis isotop yang berbeda. 1H : hidrogen 2H : Deuteriun 3 H : Tritium Dalam Big Bang Nucleosynthesis (BBN) ini terdapat dua karakteristik penting. Yang pertama, BBN berlangsung hanya tiga menit selama periode 100-300 detik dari ekspansi ruang, setelah itu temperatur dan kerapatan alam semesta menurun hingga dibawah harga yang dibutuhkan untuk melakukan fusi nuklir. Yang kedua, BBN berlangsung seara menyeluruh mencakup seluruh alam semesta. Adapun parameter kunci dalam menghitung efek BBN adalah jumlah foton per baryon. Nukleosistesis ini berlangsung satu menit setelah Big Bang. Keadaan saat itu cukup dingin untuk membentuk proton dan neutron. Pada saat itu neutron memiliki massa lebih besar daripada proton. Begitu alam semesta mengembang, dia akan segera mulai menjadi dingin kembali. Hal tersebut membuat neotron bebas dan proton menjadi kurang stabil daripada inti helium, sehingga proton akan cenderung membentuk helium-4. Akan tetapi untuk membentuk helium-4 diperlukan perantara yaitu harus terbentuk dulu deuterium. Pada saat nukleosistesis berlangsung, suhu alam sangat tinggi sehingga membuat deuterium yang terbentuk langsung hancur kembali. Disini membuat pembentukkan helium-4 tertunda sampai alam bersuhu dingin kembali untuk bisa membentuk deuterium kembali. Akan tetapi setelah selang waktu tiga menit setelah Big Bang terjadi alam semesta menjai dingin sehingga tidak dimungkinkan untuk terjadinya reaksi fusi nuklir kembali, sehingga kelimpahan elemen menjadi konstan dan perubahan hanya terjadi akibat dari peluruhan radioaktif beberapa produk BBN.

Anda mungkin juga menyukai