Anda di halaman 1dari 36

LEPTOSPIRA

Pembimbing : dr. Elly D. Wibowo, Sp.A. Disusun oleh : Christine Ariyanti

LATAR BELAKANG

Leptospirosis : penyakit infeksi yang disebabkan oleh kuman leptospira patogen. Penyakit yang menjadi masalah kesehatan masyarakat, terutama di daerah beriklim tropis dan subtropis, dengan curah hujan dan kelembaban yang tinggi. Leptospirosis = flood fever atau demam banjir karena memang muncul dikarenakan banjir.

Di beberapa negara demam icterohemorrhagic, demam lumpur, penyakit Stuttgart, penyakit Weil, demam canicola, penyakit swineherd, demam rawa atau demam lumpur. Case-fatality rate < 5 % - 30% masih diragukan, karena pencatatan, pelaporan morbiditas dan mortalitas penyakit kurang baik.

Bakteri leptospira bisa terdapat di genangan air saat iklim panas dan terkontaminasi oleh urine binatang. Leptospirosis dapat menyerang manusia akibat kondisi seperti banjir, air bah, atau saat air konsumsi sehari-hari tercemar oleh urine hewan.

Penemuan penderita sering tidak optimal underdiagnosis / misdiagnosis keterlambatan tatalaksana penderita memperburuk prognosis, meskipun sebenarnya prognosis penyakit ini umumnya baik.

EPIDEMIOLOGI

International Leptopirosis Society Indonesia sebagai Negara insiden leptospirosis tinggi dan peringkat III di dunia untuk mortalitas. Di Amerika Serikat (AS) 50 - 150 kasus leptospirosis setiap tahun. Sebagian besar (50%) terjadi di Hawai.

Leptospirosis direct zoonosis : tidak memerlukan vektor amfiksenosa : jalur penularan dapat dari hewan ke manusia dan sebaliknya. Hewan pejamu kuman Leptospira : babi, lembu, kambing, kucing, anjing, kelompok unggas serta beberapa hewan liar, seperti tikus, bajing, ular dan lainlain.

Pejamu reservoar utama : Roden. Kuman Leptospira hidup didalam ginjal pejamu reservoar dan dikeluarkan melalui urin saat berkemih. Penularan : - langsung : 1. darah, urin/cairan tubuh 2. hewan ke manusia akibat pekerjaan 3. dari manusia ke manusia (jarang)

- Tidak langsung : genangan air, sungai, selokan atau lumpur yang tercemar urin hewan.

Faktor-faktor resiko : 1. Kontak dengan air yang terkontaminasi kuman leptospira/urin tikus saat banjir. 2. Mencuci / mandi di sungai/danau.

3. Peternak, pemelihara hewan dan dokter hewan yang terpajan. 4. Tukang kebun/pekerja di perkebunan. 5. Petani tanpa alas kaki di sawah. 6. Pekerja potong hewan, tukang daging yang terpajan saat memotong hewan. 7. Pembersih selokan. 8. Berenang di kolam renang yang terkontaminasi.

ETIOLOGI

bakteri berbentuk spiral Genus Leptospira, famili leptospiraceae dan ordo spirochaetales 2 sistem klasifikasi Kuman Leptospira 1. Sp. leptospira interrogans, terdiri dari biflexa complex non patogen. 2. Sp. interrogans complex patogen

PATOGENESIS
Masuk melalui luka di kulit, konjungtiva, Selaput mukosa utuh Multiplikasi kuman dan menyebar melalui aliran darah Kerusakan endotel pembuluh darah kecil : Ekstravasasi sel dan perdarahan Perubahan patologi di organ/jaringan - Ginjal : nefritis interstitial sampai nekrosis tubulus, perdarahan. - Hati : gambaran non spesifik sampai nekrosis sentrilobular disertai - Paru : inflamasi interstitial sampai perdarahan paru - Otot lurik : nekrosis fokal - Jantung : petekie, endokarditis akut, miokarditis toksik - Mata : dilatasi pembuluh darah, uveitis, iritis, iridosiklitis

Lipopolysaccharide (LPS) pada kuman leptospira aktivitas endotoksin yang berbeda dengan endotoksin bakteri gram (-) Aktifitas lain : stimulasi perlekatan netrofil pada sel endotel dan trombosit agregasi trombosit disertai trombositopenia.

Organ utama yang terinfeksi kuman leptospira : ginjal dan hati. Ikterik disebabkan oleh - kerusakan sel sel hati yang ringan - pelepasan bilirubin darah dari jaringan yang mengalami hemolisis intravaskular - kolestasis intrahepatik sampai berkurangnya sekresi bilirubin.

Conjuctival suffusion khususnya perikorneal terjadi karena dilatasi pembuluh darah sering dijumpai, patognomonik pada stadium dini.

Sindroma, Fase Leptospirosis anikterik * Fase leptospiremia (3-7 hari)

Gambaran klinik

Spesimen laboratorium

Demam tinggi, nyeri kepala,mialgia, nyeri perut, mual, muntah, conjunctival suffusion. Demam ringan, nyeri kepala, muntah, meningitis aseptik Demam, nyeri kepala, mialgia, ikterik, gagal ginjal, hipotensi, manifestasi perdarahan, pneumonitis hemoragik, leukositosis.

Darah, cairan serebrospinal

Fase imun (3-30 hari) Leptospirosis ikterik Fase leptospiremia dan fase imun (sering menjadi satu atau tumpang tindih)

urin

Darah, cairan Serebrospinal (minggu I) Urin (minggu II)

* antara fase leptospiremia dengan fase imun terdapat periode asimtomatik (1-3 hari)

ANAMNESIS Identitas pasien : nama, umur, jenis kelamin, tempat tinggal, jenis pekerjaan. Tanyakan hewan peliharaan maupun hewan liar di lingkungannya berhubungan dengan leptospirosis. Keluhan yang dirasakan Data epidemiologis lingkungan pasien. Insiden : usia produktif lebih banyak aktif di lapangan.

Tempat tinggal padat penduduk, banyak pejamu reservoar, lingkungan yang sering tergenang air maupun lingkungan kumuh. Leptospirosis musim penghujan >> (banjir).

PEMERIKSAAN FISIK
Gejala klinik menonjol : ikterik, demam,nyeri sendi, mialgia dan conjungtival suffusion. Conjungtival suffusion bilateral di palpebra pada hari ke-3 selambatnya hari ke-7 terasa sakit + perdarahan konjungtiva unilateral ataupun bilateral + fotofobia,injeksi faring, faring terlihat merah+bercak2

Mialgia sangat hebat, pemijatan otot betis nyeri hebat + hiperestesi kulit. Hepatomegali Splenomegali kaku kuduk rangsang meningeal Hipotensi ronkhi paru dan adanya diatesis hemoragik. Perdarahan sering pd leptospirosis ikterik petekiae, purpura, perdarahan konjungtiva dan ruam kulit.

Perdarahan sering pd leptospirosis ikterik petekiae, purpura, perdarahan konjungtiva dan ruam kulit. Ruam kulit eritema, makula, makulopapula, urtikaria generalisata maupun setempat pada badan, tulang kering / tempat lain.

PEMERIKSAAN PENUNJANG - Pemeriksaan laboratorium umum a. Pemeriksaan darah - leukositosis (26.000/mm3 anikterik 10.000/mm3 50.000/mm3 ikterik) - leukosit normal / menurun - netrofil - Trombositopenia ringan 80.000/mm3 - 150.000/mm3 gagal ginjal

- LED meninggi. - kasus berat anemia hipokrom mikrositik akibat perdarahan yang terjadi pada stadium lanjut perjalanan penyakit. b. Pemeriksaan fungsi hati - G/ ikterik fungsi hati normal. - Gangguan fungsi hati : SGOT, SGPT - Kerusakan jaringan otot kreatinin fosfokinase fase awal peny (5x normal).

- Pemeriksaan laboratorium khusus Pemeriksaan langsung : kultur, mikroskopik, inokulasi hewan, (immuno) staining dan reaksi polimerase berantai isolasi kuman leptospira patogen D/pasti. Pemeriksaan tidak langsung G/klinis + data epidemiologis (riwayat pajanan dan faktor risiko lain).

DIAGNOSIS 1. suspek : G/ klinis tanpa dukungan uji laboratorium. 2. Probable : G/ klinis + tes serologi penyaring (+). 3. Definitif : - kuman leptospira atau antigen kuman leptospira (prx mikroskopik, kultur, inokulasi hewan atau reaksi polimerase berantai).

- G/ klinis sesuai dengan leptospirosis + hasil uji MAT serial yang menunjukkan adanya serokonversi / peningkatan titer 4 kali/ >, atau IgM ELISA +.

PENATALAKSANAAN * Prinsip umum : Th/ suportif +

simptomatik. * Th/ leptospirosis ringan Antipiretik suhu > 380C. Antibiotik-antikuman leptospira Doksisiklin 100 mg, 2 x/hr 7 hari anak > 8 tahun : 2 mg/kgBB/hr, 2x/hr (max 100 mg) atau Ampisilin 25mg/kgBB,4x/hr(P.O) Amoksisilin

* Terapi leptospirosis berat


Antipiretik Nutrisi dan cairan

* Antibiotik
Prokain Penisilin 50.000 IU/kgBB/hari dibagi 4 dosis I.M. (max 2 juta IU) Doksisiklin

Penelitian terakhir : AB gol. fluoroquinolone dan beta laktam (sefalosporin, ceftriaxone) > baik dibanding antibiotik konvensional tersebut di atas, meskipun masih perlu dibuktikan keunggulannya secara in vivo.

KOMPLIKASI - Ikterik - Conjungtival suffusion terutama di perikorneal dilatasi pembuluh darah sering, patognomonik pada std dini - Gagal ginjal - Miokarditis - Hepatitis - Meningitis

- Uveitis - Iritis - Iridosiklitis - Pada masa kehamilan kematian janin

PROGNOSIS Leptospirosis ringan dpt sembuh sempurna. Faktor-faktor sebagai indikator prognosis mortalitas, yaitu : - usia > 60 tahun - Produksi urin < 600 ml/hari - Kadar kreatinin > 10 mg/dL - Kadar ureum > 200 mg/dL - Kadar albumin serum < 3 g/dL - Kadar bilirubin > 25 mg/dL

- Trombositopenia < 100.000/mm3 - Anemia < 12 g/dL - Adanya komplikasi - Adanya sesak nafas - Adanya abnormalitas EKG - Adanya infiltrat alveolar pada pencitraan paru. - Leptospirosis pada kehamilan mortalitas janin yang tinggi.

PENCEGAHAN 1. Intervensi sumber infeksi 2. Intervensi pada jalur penularan 3. Intervensi pada pejamu manusia

Anda mungkin juga menyukai