Anda di halaman 1dari 39

LAPORAN

PROBLEM BASED LEARNING 4


Nyeri Sendi

TUTOR : dr. Dwi Arini


DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK 4
1.

NURUL FAJRI

(G1A008013)

2.

ERLI NUR RAMADHAN

(G1A008029)

3.

.ANNISA AMALIA F.

(G1A008050)

4.

USBATUN LATIFAH

(G1A008078)

5.

AGHA CHANDRA SARI

(G1A008089)

6.

ANGGRAINI K

(G1A008104)

7.

FADILLA AYUNINGTYAS

(G1A008123)

8.

LOLA SALSABILA

(G1A008135)

9.

MADA OKTAV CAKRADWIPA (G1A008030)

10.

MEDIO YOGA PRATAMA

(G1A008060)

11.

REDHO AFRIANDO

(G1A008124)

BLOK DERMATOMUSCULOSKELETAL
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN


PURWOKERTO
2009

PENDAHULUAN

Arthritis atau nyeri sendi adalah penyakit sendi yang sering kita jumpai dalam
kehidupan sehari-hari. Penyakit arthritis seringnya dikeluhkan pasien karena
kualitasnya telah mengganggu aktivitas berupa kesulitan dalam beraktivitas
(seperti berjalan dan menggengnggam) maupun nyeri yang terus-menerus atau
kambuh-kambuhan. Bila tidak jeli dalam membedakannya, terkadang antara satu
jenis penyakit dengan penyakit arthritis lain akan sangat mirip. Oleh karea itu,
agar dapat menegakkan diagnosis yang tepat dan memberikan penatalaksanaan
yang efektif, pemahaman mengenai arthritis perlu dikuasai. Maka pada PBL ke-3
kali ini disajikan sebuah kasus mengenai arthritis agar kami terpacu dalam
mempelajari arthritis secara lebih dalam. Dalam laporan ini akan kami bahas
antara lain mengenai diagnosis-diagnosis yang memungkinkan berkenaan dengan
kasus tersebut. Kemudian dilanjutkan pada hasil diagnosis berdasarkan petunjukpetunjuk selanjutnya pada kasus termasuk didalamnya adalah plan of diagnosis
maupun plan of therapy.

Kasus

: Goyang kaki terus

Informasi

Ny. U, 63 tahun, datang ke praktek dokter dengan keluhan nyeri sendi. Dia
mengatakan bahwa nyeri telah dirasakan sejak 5 bulan. Nyeri tersebut mengenai
kedua tangan meliputi kedua tangan dan jari-jari. Dia menggambarkan nyerinya
sebagai nyeri yang tumpul dan disertai kekakuan sendi. Nyeri ini dirasakan
semakin parah pada sore hari setelah bekerja dan membaik setelah kurang lebih 1
jam. Dia juga mengatakan bahwa jika serangan nyeri datang, dia minum
Piroxicam dan keluhan berkurang.
Batasan Masalah

Ny. U, 63 tahun

Nyeri sendi di kedua tangan dan jari-jari

Nyeri sendi dirasakan sejak 5 bulan

Nyeri yang tumpul disertai kekakuan sendi

Parah pada sore hari setelah bekerja

Membaik setelah kurang lebih 1 jam

Minum obat Piroxicam jika nyeri

Diagnosis awal:
1. Osteoartritis
2. Remathoid Artritis

3. Artritis Gout
4. Lupus Erimatosus Sistemik
5. Artritis Septik Akut
6. Artritis Psoriatik

1. OSTEOARTRITIS
DEFINISI :
Osteoartritis (Artritis Degeneratif, Penyakit Sendi Degeneratif) adalah
suatu penyakit sendi menahun yang ditandai dengan adanya kemunduran
pada tulang rawan (kartilago) sendi dan tulang di dekatnya, yang bisa
menyebabkan nyeri sendi dan kekakuan.
ETIOLOGI :
Dalam keadaan normal, sendi memiliki derajat gesekan yang rendah
sehingga tidak akan mudah aus, kecuali bila digunakan secara sangat
berlebihan

atau

mengalami

cedera.

Osteoartritis kemungkinan berawal ketika suatu kelainan terjadi pada selsel yang membentuk komponen tulang rawan, seperti kolagen (serabut
protein yang kuat pada jaringan ikat) dan proteoglikan (bahan yang
membentuk

daya

lenting

tulang

rawan).

Selanjutnya tulang rawan tumbuh terlalu banyak, tetapi pada akhirnya


akan

menipis

dan

membentuk

retakan-retakan

di

permukaan.

Rongga kecil akan terbentuk di dalam sumsum dari tulang yang terletak
dibawah

kartilago

tersebut,

sehingga

tulang

menjadi

rapuh.

Tulang mengalami pertumbuhan berlebihan di pinggiran sendi dan


menyebabkan benjolan (osteofit), yang bisa dilihat dan bisa dirasakan.
Benjolan ini mempengaruhi fungsi sendi yang normal dan menyebabkan
nyeri.

Pada akhirnya, permukaan tulang rawan yang halus dan licin berubah
menjadi kasar dan berlubang-lubang, sehingga sendi tidak lagi dapat
bergerak

secara

halus.

Semua komponen sendi (tulang, kapsul sendi, jaringan sinovial, tendon


dan tulang rawan) mengalami kegagalan dan terjadi kelainan sendi.
JENIS-JENIS OA
1. Primer
Penyebab tak diketahui, akibat proses penuaan alami. Dialami setelah usia
45 tahun, tidak diketahui penyebab secara pasti, menyerang perlahan tapi
pasti, dan dapat mengenai banyak sendi. Biasanya mengenai sendi lutut
dan panggul, bisa juga sendi lain seperti punggung dan jari-jari.
2. Sekunder
Dialami sebelum usia 45 tahun, penyebab trauma (instability) yang
menyebabkan luka pada sendi (misalnya patah tulang atau permukaan
sendi tidak sejajar), akibat sendi yang longgar dan pembedahan pada
sendi. Penyebab lain adalah faktor genetik dan penyakit metabolik.
GEJALA OA
Penyakit ini bisa tanpa gejala (asimptomatik) artinya walaupun menurut
hasil X-ray hampir 70 persen manula lebih 70 tahun dideteksi menderita
penyakit OA, tetapi hanya setengahnya mengeluh, sedangkan selebihnya
normal. Berikut ini tanda tanda serangan OA :

Persendian terasa kaku dan nyeri apabila digerakkan .Pada mulanya


hanya terjadi pagi hari, tetapi apabila dibiarkan akan bertambah buruk
dan menimbulkan rasa sakit setiap melakukan gerakan tertentu ,
terutama pada waktu menopang berat badan, namun bisa membaik bila
diistirahat kan . Pada beberapa penderita , nyeri sendi dapat timbul
setelah istirahat lama,misalnya duduk di kursi atau di jok mobil dalam

perjalanan jauh. Terkadang juga dirasakan setelah bangun tidur di pagi


hari.

Adanya pembengkakan/peradangan pada persendian (Heberdens dan


Bouchards nodes)
Persendian yang sakit berwarna kemerah-merahan.

Kelelahan yang menyertai rasa sakit pada persendian

Kesulitan menggunakan persendian

Bunyi pada setiap persendian(crepitus). Gejala ini tidak menimbulkan


rasa nyeri, hanya rasa tidak nyaman pada setiap persendian (umumnya
lutut)

Perubahan bentuk tulang.Ini akibat jaringan tulang rawan yang


semakin rusak, tulang mulai berubah bentuk dan meradang ,
menimbulkan rasa sakit yang amat sangat.

FAKTOR RESIKO:

Usia diatas 50 tahun

Wanita

Kegemukan

Riwayat immobilisasi

Riwayat trauma atau radang di persendian sebelumnya.

Adanya stress pada sendi yang berkepanjangan,misalnya pada


olahragawan.

Adanya kristal pada cairan sendi atau tulang .

Densitas tulang yang tinggi

Neurophaty perifer

faktor lainnya : ras, keturunan dan metabolik.

PENCEGAHAN OA:
Dengan mengeleminir faktor predisposisi di atas. Sebagai tips, lakukan
hal-hal berikut untuk menghindari sedini mungkin anda terserang OA atau
membuat OA anda tidak kambuh yaitu dengan;

Menjaga berat badan

Olah raga yang tidak banyak menggunakan persendian

Aktifitas Olah raga sesuai kebutuhan

Menghindari perlukaan pada persendian.

Minum suplemen sendi

Mengkonsumsi makanan sehat

Memilih alas kaki yang tepat dan nyaman

Lakukan relaksasi dengan berbagai tehnik

Hindari gerakan yang meregangkan sendi jari tangan.

Jika ada deformitas pada lutut, misalnya kaki berbentuk O, jangan


dibiarkan. hal tersebut akan menyebabkan tekanan yang tidak merata
pada semua permukaan tulang.

DIAGNOSIS OA:
Curigai pada manula dengan gejala OA dan lakukan pemeriksaan Xray
foto pada sendi yang dikeluhkan, khusus untuk lutut pemeriksaan
dilakukan posisi berdiri dan kedua lutut diperiksa untuk pembanding.
Pada foto xray penderita OA kita bisa jumpai adanya osteofit pada pinggir
sendi, penyempitan rongga sendi,peningkatan densitas tulang subkhondral,
kista pada tulang subkhondral, cairan sendi. Pada pemeriksaan
laboratorium penderita OA normal, tapi diperlukan untuk membedakan
dengan penyakit lain.

Pada kasus OA dengan cairan sendi berlebihan diperlukan pemeriksaan


analisis cairan sendi untuk membedakan dengan OA yang terinfeksi,
karena pada OA analisis cairan sendi jernih, kental, sel darah putih <
2000/mL
PENGOBATAN OSTEOARTHRITIS

Edukasi pasien

Obat nyeri

Excercise, menghilangkan kekakuan dan lingkup sendi lebih luas.

Suplemen sendi : Glukosamin dan Chondroitin , masing-masing


memiliki fungsi yaitu : Chondroitin sulfat berguna untuk merangang
pertumbuhan tulang rawan dan menghambat perusakan tulang rawan.
Glukosamin adalah pembentukan proteoglycan, bekerja dengan
merangsang pembentukan tulang rawan, serta menghambat perusakan
tulang rawan.

Pemberian injeksi hyaluronic acid

Artroskopi debridement, suatu prosedur tindakan untuk diagnosis dan


terapi pada kelainan sendi dengan menggunakan kamera, dengan alat
ini dokter melakukan pembersihan dan pencucian sendi, selain itu
dokter dapat melihat kelainan pada sendi yang lain dan langsung dapat
memeperbaikinya.

Penggantian sendi (THR), prosedur ini dilakukan pada kasus stadium


lanjut (3dan 4). Setelah operasi pasien dapat berjalan kembali dengan
tanpa rasa nyeri.

2. REMATHOID ARTRITIS
DEFINISI :
Artritis Reumatoid (AR) salah satu dari beberapa penyakit rematik adalah
suatu penyakit otoimun sistemik yang menyebabkan peradangan pada
sendi. Penyakit ini ditandai oleh peradangan sinovium yang menetap,
suatu sinovitis proliferatifa kronik non spesifik. Dengan berjalannya
waktu, dapat terjadi erosi tulang, destruksi (kehancuran) rawan sendi dan
kerusakan total sendi. Akhirnya, kondisi ini dapat pula mengenai berbagai
organ tubuh.
GEJALA RA:
Umumnya ditandai dengan adanya beberapa gejala yang berlangsung
selama minimal 6 minggu, yaitu :

Kekakuan pada dan sekitar sendi yang berlangsung sekitar 30-60 menit
di pagi hari

Bengkak pada 3 atau lebih sendi pada saat yang bersamaan

Bengkak dan nyeri umumnya terjadi pada sendi-sendi tangan

Bengkak dan nyeri umumnya terjadi dengan pola yang simetris


(nyeri pada sendi yang sama di kedua sisi tubuh) dan umumnya
menyerang sendi pergelangan tangan

Nyeri tekan

Demam

Berat badan Turn

Tangan kemerahan

Pada tahap yang lebih lanjut, RA dapat dikarakterisasi juga dengan adanya
nodul-nodul rheumatoid, konsentrasi rheumatoid factor (RF) yang
abnormal dan perubahan radiografi yang meliputi erosi tulang.
PENANDA RA YANG TERDAHULU:
Rheumatoid Factor (RF) merupakan antibodi yang sering digunakan dalam
diagnosis RA dan sekitar 75% individu yang mengalami RA juga memiliki
nilai RF yang positif. Kelemahan RF antara lain karena nilai RF positif
juga terdapat pada kondisi penyakit autoimun lainnya, infeksi kronik, dan
bahkan terdapat pada 3-5% populasi sehat (terutama individu usia lanjut).
Oleh karena itu, adanya penanda spesifik dan sensitif yang timbul pada
awal penyakit sangat dibutuhkan. Anti-cyclic citrullinated antibody (antiCCP antibodi) merupakan penanda baru yang berguna dalam diagnosis
RA. Walaupun memiliki keterbatasan, RF tetap banyak digunakan sebagai
penanda RA dan penggunaan RF bersama-sama anti-CCP antibodi sangat
berguna dalam diagnosis RA.
ANTI-CCP IgG
Anti-CCP IgG merupakan penanda RA yang baru dan banyak digunakan
dalam diagnosis kondisi RA. Beberapa kelebihan Anti-CCP IgG dalam
kondisi RA antara lain : 1. Anti-CCP IgG dapat timbul jauh sebelum
gejala klinik RA muncul. Dengan adanya pengertian bahwa pengobatan
sedini mungkin sangat penting untuk mencegah kerusakan sendi, maka

penggunaan Anti-CCP IgG untuk diagnosis RA sedini mungkin sangat


bermanfaat untuk pengobatan sedini mungkin. 2. Anti-CCP IgG sangat
spesifik untuk kondisi RA. Antibodi ini terdeteksi pada 80% individu RA
dan memiliki spesifisitas 98%. Antibodi ini juga bersifat spesifik karena
dapat membedakan kondisi RA dari penyakit artritis lainnya. 3. Anti-CCP
IgG dapat menggambarkan risiko kerusakan sendi lebih lanjut. Individu
dengan nilai anti-CCP IgG positif umumnya diperkirakan akan mengalami
kerusakan radiologis yang lebih buruk bila dibandingkan individu tanpa
anti-CCP IgG.
EPIDEMIOLOGI:
Diperkirakan kasus Rheumatoid Arthritis diderita pada usia di atas 18
tahun dan berkisar 0,1% sampai dengan 0,3% dari jumlah penduduk
Indonesia. Dengan tingkat prevalensi 1 sampai 2 % di seluruh dunia,
prevalensi meningkat sampai hampir 5 % pada wanita di atas usia 50
tahun. Berdasarkan studi, RA lebih banyak terjadi pada wanita
dibandingkan pria

dengan rasio kejadian 3 : 1.

PREDILEKSI:

Predileksi simertis di kedua bagian tubuh kiri dan kanan

Menyerang semua sendi, seperti : Sendi-sendi bahu, lutut, dan kaki.

Sebagian besar menyerang sendi-sendi jari (proximal interphalangeal


dan metacarpophalangeal) .

MANIFESTASI KLINIS:

Sinovitis sendi yang kronis, steril, erosif (khususnya PIP, MCP,


pergelangan tangan, lutut, pergelangan kaki, MTP, dan spina
servikalis)

Imobilisasi sendi, spasme dan pemendekan otot, destruksi tulang dan


kartilago, serta deformitas sendi

Deviasi ulna : Deformitas leher angsa (swan neck deformity) (fleksi


MCP,

hiperekstensi

Deformitas

Boutonniere

PIP,
(fleksi

PIP,

fleksi

DIP)

hiperekstensi

DIP)

Deformitas cock-up dan subluksasi bagian atas metatarsal

Instabilitas C1-C2; dapat menyebabkan mielopati sehingga harus


dibuat foto servikal sebelum melakukan intubasi elektif.

Nodul subkutaneus, Nodul reumathoid (biasanya pada pasien dengan


RF

sepanjang selubung tendon dan didalam bursa, dan bisa juga

terdapat di paru, pleura, perikardium, dan sklera

Malaise, demam, penurunan berat badan

Paru : penyakit paru intersisialis (intersitial lung disease), efusi pleura


(secara karakteristik terjadi penurunan hebat glukosa)

Jantung : perikarditis, efusi perikardium, aortitis

Carpal tunnel syndrome

Fenomena Raynaud, infark lipatan kuku kecil, purpura yang dapat


dipalpasi, vaskulitis leukositoklastik

Amiloidisis sekunder (AA) dengan RA aktif yang berjalan lama

Sindrom

Felty:

FAKTOR RESIKO:

Jenis Kelamin.

RA

aktif,

splenomegali,

dan

neutropenia

Perempuan lebih mudah terkena


Perbandingannya adalah 2-3:1.

AR

daripada

laki-laki.

Umur.
Artritis reumatoid biasanya timbul antara umur 40 sampai 60 tahun.
Namun penyakit ini juga dapat terjadi pada dewasa tua dan anak-anak
(artritis reumatoid juvenil)

Riwayat Keluarga.
Apabila anggota keluarga anda ada yang menderita penyakit artritis
rematoid maka anda kemungkinan besar akan terkena juga.

Merokok.
Merokok dapat meningkatkan risiko terkena artritis reumatoid.

PATOFISIOLOGI:
Membran syinovial pada pasien remathoid arthritis mengalami
hiperplasia, peningkatan vaskulariasi, dan ilfiltrasi sel-sel pencetus
inflamasi, terutama sel T CD4+. Sel T CD4+ ini sangat berperan dalam
respon imun. Pada penelitian terbaru di bidang genetik, rheumatoid
arthritis sangat berhubungan dengan major-histocompatibility-complex
class II antigen HLA-DRB1*0404 dan DRB1*0401. Fungsi utama dari
molekul HLA class II adalah untuk mempresentasikan antigenic peptide
kepada CD4+ sel T yang menujukkan bahwa rheumatoid arthritis
disebabkan oleh arthritogenic yang belim teridentifikasi. Antigen ini bisa
berupa antigen eksogen, seperti protein virus atau protein antigen endogen.
Baru-baru ini sejumlah antigen endogen telah teridentifikasi, seperti
citrullinated protein dan human cartilage glycoprotein 39.

Antigen mengaktivasi CD4+ sel T yang menstimulasi monosit, makrofag


dan syinovial fibroblas untuk memproduksi interleukin-1, interleukin-6
dan TNF- untuk mensekresikan matrik metaloproteinase melalui

hubungan antar sel dengan bantuan CD69 dan CD11 melalui pelepasan
mediator-mediator pelarut seperti interferon- dan interleukin-17.
Interleukin-1, interlukin-6 dan TNF- merupakan kunci terjadinya
inflamasi pada remathoid arthritis.
Arktifasi CD4+ sel T juga menstimulasi sel B melalui kontak sel secara
langsung dan ikatan dengan 12 integrin, CD40 ligan dan CD28 untuk
memproduksi immunoglobulin meliputi remathoid faktor. Sebenarnya
fungsi dari remathoid faktor ini dalam proses patogenesis remathoid
arthritis tidaklah diketahui secara pasti, tapi kemungkinan besar
reumathoid

faktor

mengaktiflkan

berbagai

komplemen

melalui

pembentukan immun kompleks.aktifasi CD4+ sel T juga mengekspresikan


osteoclastogenesis yang secara keseluruhan ini menyebabkan gangguan
sendi. Aktifasi makrofag, limfosit dan fibroblas juga menstimulasi
angiogenesis sehingga terjadi peninkatan vaskularisasi yang ditemukan
pada synovial penderita remathoid arthritis.

PATAGENESIS:
Pathogenesis Genetik kelainan T supresor tidak dapat merangsang T
Helper glikosilasi Ig G Ig G abnormal di fagosit makrofag (APC)
Penderita RA HLA nya akan sebabkan konstimulator B7 dan B7-2
meningkat terjadi ikatan dengan CD 28 timbul respon imun CD 4 Th 2
timbul anti IgG,IgM,IgA,IgE anti IgG (FR) Komplek imun
kemotaksin PMN Fagositosis lisosim kerusakan tulang rawan .

LABORATORIUM & PEMERIKSAAN RADIOLOGI

(Ab IgM anti-IgG) pada 85% pasien RA, namun juga terlihat pada
3%RF populasi sehat dan karena itu menjadi tidak spesifik; kadarnya
hanya berhubungan secara kurang bermakna dengan aktivitas penyakit
kadar komplemen selama masa penyakit aktif globulin dan ESR
dan CRP;

Anemia

karena

penyakit

kronis

erosi, deformitas dan dekalsifikasi tulang Radiografi tangan dan


pergelangan tangan juksta-artikular
TERAPI:

NSAID/glukokortikoid+ terapi fisik

Obat anti-reumatik kerja lambat (slow-acting anti-rheumatic drugs,


SAARD) = obat anti-reumatik yang mampu memodifikasi penyakit
(disease-modifying anti rheumatic drugs, DMARD)

Obat lini pertama : hidroksiklorokuin (plakuenil), sulfasalazin,


metotreksat

Obat lini kedua : penghambat TNF, preparat emas IM, azatioprin,


siklosporin

3. ARTRITIS GOUT
DEFINISI:
Gout atau orang awam bilang asam urat adalah suatu kondisi dimana
tubuh tidak dapat mengontrol asam urat, sehingga kristal asam urat yang
berlebihan akan menumpuk di jaringan tubuh. Gout ditandai dengan
peningkatan kadar asam urat dalam tubuh dan menyebabkan inflamasi
(radang) pada persendian (artritis). Gout kronik (jangka panjang) dapat
menyebabkan penumpukan asam urat didalam dan sekitar persendian,
menurunkan fungsi ginjal dan membentuk batu ginjal.
ETIOLOGI:
Akibat gangguan metabolism purin ( Deposit Kristal Monosodium Urat).
Secara klinis, artritis pirai merupakan penyakit heterogen meliputi
hiperurikemia, serangan artritis akut yang biasanya mono-artikuler.
Terjadi deposisi kristal urat di dalam dan sekitar sendi, parenkim ginjal
dan dapat menimbulkan batu saluran kemih. Kelainan ini dipengaruhi
banyak faktor antara lain gangguan kinetik asam urat misalhya
hiperurikemia. Artritis pirai akut disebabkan oleh reaksi inflamasi jaringan
terhadap pembentukan kristal monosodium urat monohidrat. Tidak semua
orang dengan hiperurikemia adalah penderita artritis pirai atau sedang
menderita artritis pirai. Akan tetapi, risiko terjadi artritis pirai lebih besar
dengan meningkatnya konsentrasi asam urat darah. Serangan artritis akut
berlangsung cepat yang dapat mencapai peak of severity dalam waktu 24
jam.

GEJALA & TANDA

Gejala awal dari artritis gout adalah panas, kemerahan dan pembengkakan
pada sendi yang tipikal dan tiba-tiba. Persendian yang sering terkena
adalah persendian kecil pada basis dari ibu jari kaki. Beberapa sendi lain
yang dapat terkena ialah pergelangan kaki, lutut, pergelangan tangan, jari
tangan, dan siku. Pada serangan akut penderita gout dapat menimbulkan
gejala demam dan nyeri hebat yang biasanya bertahan berjam-jam sampai
seharian, dengan atau tanpa pengobatan. Seiring berjalannya waktu
serangan artritis gout akan timbul lebih sering dan lebih lama.
Pasien dengan gout meningkatkan kemungkinan terbentuknya batu ginjal.
Kristal-kristal asam urat dapat membentuk tophi (benjolan keras tidak
nyeri disekitar sendi) di luar persendian. Tophi sering ditemukan di sekitar
jari tangan, di ujung siku dan sekitar ibu jari kaki, selain itu dapat
ditemukan juga pada daun telinga, tendon achiles (daerah belakang
pergelangan kaki) dan pita suara (sangat jarang terjadi).

INSIDENSI:
Usia

: 30 - 40 tahun

Jenis Kelamin : Prevalensi perempuan lebih banyak dibanding laki-laki.


Dengan perbandingan 20:1
Iklim

: Dengan suhu tinggi

Herediter

: Dominan Autosomal dan hiperurekimia

Perempuan yang menopause.

MANIFESTASI KLINIS:
a.Artritis Gout Tipikal
Gambaran klinik sangat khas dengan sifat-sifat sebagai berikut :
1) Beratnya serangan artritis mempunyai sifat tidak bisa berjalan, tidak
dapat memakai sepatu dan mengganggu tidur. Rasa nyeri

digambarkan sebagai excruciating pain dan mencapai puncak dalam


24 jam. Tanpa pengobatan pada serangan permulaan dapat sembuh
dalam 3-4 hari.
2) Serangan biasanya bersifat monoartikuler dengan tanda inflamasi
yang jelas seperti merah, bengkak, nyeri, terasa panas dan sakit kalau
digerakkan. Predileksi pada metatarsophalangeal pertama (MTP-1).
3) Remisi sempurna antara serangan akut. An athlete was able to win a
race at the Olympic between his acute attack of gout (Hipokrates).
4) Hiperurikemia
Biasanya berhubungan dengan serangan artritis gout akut, tetapi
diagnosis artritis tidak harus disertai hiperurikemia. Fluktuasi asam
urat serum dapat mempresipitasi serangan gout.
5) Faktor pencetus
Faktor pencetus adalah trauma sendi, alkohol, obat-obatan dan
tindakan pembedahan. Biasanya faktor-faktor ini sudah
diketahui penderita.
b. Artritis Gout Atipikal
Gambaran klinik yang khas seperti artritis berat, monoartikuler dan remisi
sempurna tidak ditemukan. Tofi yang biasanya timbul beberapa tahun
sesudah serangan pertama ternyata ditemukan bersama dengan serangan
akut. Jenis atipikal ini jarang ditemukan. Dalam menghadapi kasus gout
yang atipikal, diagnosis harus dilakukan secara cermat. Untuk hal ini
diagnosis dapat dipastikan dengan melakukan punksi cairan sendi dan
selanjutnya secara mikroskopis dilihat kristal urat.
Dalam evolusi artritis gout didapatkan 4 fase.
1) Artritis gout akut
Manifestasi serangan akut memberikan gambaran yang khas dan dapat
langsung menegakkan diagnosis. Sendi yang paling sering terkena
adalah sendi MTP-1 (75%). Pada sendi yang terkena jelas terlihat gejaia
inflamasi yang lengkap.
2) Artritis gout interkritikal

Fase ini adalah fase antara dua serangan akut tanpa gejala klinik.
Walaupun tanpa gejala kristal monosodium dapat ditemukan pada
cairan yang diaspirasi dari sendi. Kristal ini dapat ditemukan pada sel
sinovia dan pada vakuola sel sinovia dan pada vakuola sel mononuklear
lekosit.
3) Hiperurikemia asimptomatis
Fase ini tidak identik dengan artritis gout. Pada penderita dengan
keadaan ini sebaiknya diperiksa juga kadar kholesterol darah, karena
peninggian asam urat darah hampir selalu disertai peninggian
kholesterol.
4) Artritis gout menahun dengan tofi.
.

Tofi adalah penimbunan kristal urat subkutan sendi dan terjadi pada
artritis gout menahun, yang biasanya sudah berlangsung lama kurang
lebih antara 5-10 tahun
PEMERIKSAAN LABORATORIUM:
Didapati kadar asam urat yang tinggi di dalam darah ( > 6 mg % ).
Pemeriksaan kadar asam urat ini akan lebih tepat lagi bila dilakukan
dengan cara enzimatik (penyimpangannya kecil), kadang-kadang
didapati lekositosis ringan. Laju endap darah sedikit meninggi. Kadar
asam urat dalam urin juga sering tinggi ( > 500 mg % /liter per 24 jam
urin)
DIAGNOSIS:
Berikut pernyataan dari The American Rheumatism Association, tentang
kriteria diagnosa untuk penyakit gout adalah:
A. Adanya kristal urat yang khas dalam cairan sendi
B. Thopus (benjolan asam urat ) terbukti mengandung kristal urat
berdasarkan pemeriksaan kimiawi dan mikroskopik
C. Meliputi :
1) Lebih dari sekali mengalami serangan arthritis akut

2) Terjadi peradangan secara maksimal dalam satu hari


3) Oligoarthritis (jumlah sendi yang meradang kurang dari empat)
4) Kemerahan di sekitar sendi yang meradang
5) Sendi metatarsophalangeal pertama (ibu jari kaki) terasa sakit atau
membengkak
6) Serangan unilateral (satu sisi) pada sendi metatarsophalangeal
pertama
7) Serangan unilateral pada sendi tarsal (jari kaki)
8) Tophus (deposit besar dan tidak teratur dari natrium urat) di kartilago
artikular (tulang rawan sendi) dan kapsula sendi
9) Hiperuricemia (kadar asam urat dalam darah lebih dari 7,5 mg/dL)
10) Pembengkakan sendi secara asimetris (satu sisi tubuh saja)
11) Serangan arthritis akut berhenti secara menyeluruh.
Diagnosis gout ditetapkan ketika didapatkan kriteria A dan/atau kriteria B
dan/atau 6 hal atau lebih dari kriteria C.

TATALAKSANA:
Gout tidak dapat disembuhkan, namun dapat diobati dan dikontrol. Gejalagejala dalam 24 jam biasanya akan hilang setelah mulai pengobatan.
Gout secara umum diobati dengan obat anti inflamasi. Yang termasuk
didalamnya adalah:

NSAIDs, seperti ibuprofen atau naproxen, secara umum diberikan


untuk mengobati serangan berat dan mendadak, obat ini bisasanya
menurunkan peradangan dan nyeri dalam beberapa jam.

Kortikosteroid, dapat diberikan pada orang yang tidak dapat


menggunakan NSAIDs. Steroid bekerja menurunkan peradangan.
Steroid dapat di suntik (injeksi) langsung pada sendi yang terkena atau
diminum dalam bentuk pil.

Colchicine sering juga digunakan untuk mengobati peradangan pada


penyakit gout.

Allupurinol dapat menurunkan kadar asam urat dengan cara menekan


produksi asam urat. Obat ini bekerja pada metabolisme asam urat
dengan mencegah perubahan zat purine dalam makanan menjadi asam
urat. Pengobatan ini tidak dianjurkan untuk orang dengan fungsi ginjal
yang kurang, selain itu dapat menimbulkan efek samping seperti
kemerahan dan kerusakan hati.

PENCEGAHAN:
Makanan yang mengandung tinggi purin dan tinggi protein sudah lama
diketahui dapat menyebabkan dan meningkatkan risiko terkena gout.

Pembatasan purin
Apabila telah terjadi pembengkakan sendi maka penderita gangguan
asam urat harus melakukan diet bebas purin. Namun karena hampir
semua bahan makanan sumber protein mengandung nukleoprotein
maka hal ini hampir tidak mungkin dilakukan. Maka yang harus
dilakukan adalah membatasi asupan purin menjadi 100-150 mg purin
per hari (diet normal biasanya mengandung 600-1.000 mg purin per
hari). Makan-makanan yang mengandung purin antara lain;
o

Jeroan (jantung, hati, lidah ginjal, usus)

Sarden

Kerang

Ikan herring

Kacang-kacangan

Bayam

Udang

Daun melinjo

Kalori sesuai kebutuhan


Jumlah asupan kalori harus benar disesuaikan dengan kebutuhan tubuh
berdasarkan pada tinggi dan berat badan. Penderita gangguan asam
urat yang kelebihan berat badan, berat badannya harus diturunkan
dengan tetap memperhatikan jumlah konsumsi kalori. Asupan kalori
yang terlalu sedikit juga bisa meningkatkan kadar asam urat karena
adanya badan keton yang akan mengurangi pengeluaran asam urat
melalui urin

Tinggi karbohidrat
Karbohidrat kompleks seperti nasi, singkong, roti dan ubi sangat baik
dikonsumsi oleh penderita gangguan asam urat karena akan
meningkatkan pengeluaran asam urat melalui urin. Konsumsi
karbohidrat kompleks ini sebaiknya tidak kurang dari 100 gram per
hari. Karbohidrat sederhana jenis fruktosa seperti gula, permen, arum
manis, gulali, dan sirop sebaiknya dihindari karena fruktosa akan
meningkatkan kadar asam urat dalam darah.

Rendah protein
Protein terutama yang berasal dari hewan dapat meningkatkan kadar
asam urat dalam darah. Sumber makanan yang mengandung protein
hewani dalam jumlah yang tinggi, misalnya hati, ginjal, otak, paru dan
limpa. Asupan protein yang dianjurkan bagi penderita gangguan asam
urat adalah sebesar 50-70 gram/hari atau 0,8-1 gram/kg berat
badan/hari. Sumber protein yang disarankan adalah protein nabati yang
berasal dari susu, keju dan telur.

Rendah lemak

Lemak dapat menghambat ekskresi asam urat melalui urin. Makanan


yang digoreng, bersantan, serta margarine dan mentega sebaiknya
dihindari. Konsumsi lemak sebaiknya sebanyak 15 persen dari total
kalori.

Tinggi cairan
Konsumsi cairan yang tinggi dapat membantu membuang asam urat
melalui urin. Karena itu, Anda disarankan untuk menghabiskan minum
minimal sebanyak 2,5 liter atau 10 gelas sehari. Air minum ini bisa
berupa air putih masak, teh, atau kopi. Selain dari minuman, cairan
bisa diperoleh melalui buah-buahan segar yang mengandung banyak
air. Buah-buahan yang disarankan adalah semangka, melon, blewah,
nanas, belimbing manis, dan jambu air. Selain buah-buahan tersebut,
buah-buahan yang lain juga boleh dikonsumsi karena buah-buahan
sangat sedikit mengandung purin. Buah-buahan yang sebaiknya
dihindari adalah alpukat dan durian, karena keduanya mempunyai
kandungan lemak yang tinggi.

Tanpa alkohol
Berdasarkan penelitian diketahui bahwa kadar asam urat mereka yang
mengonsumsi alkohol lebih tinggi dibandingkan mereka yang tidak
mengonsumsi alkohol. Hal ini adalah karena alkohol akan
meningkatkan asam laktat plasma. Asam laktat ini akan menghambat
pengeluaran asam urat dari tubuh.

4. LUPUS ERIMATOSUS SISTEMIK


DEFINISI:
Lupus Eritematosus didefinisikan sebagai gangguan autoimun, dimana
sistem tubuh menyerang jaringannya sendiri.

Lupus eritematosus merupakan penyakit sistemik autoimun kronis.


Lupus erithematosus adalah suatu kondisi inflamasi yang berhubungan
dengan sistem imunologis yang menyebabkan kerusakan multi organ.
ETIOLOGI:
Etiologi lupus eritematosus, seperti halnya penyakit autoimun lain, adalah
tidak diketahui. Terdapat dua teori mengenai etiologi lupus, yaitu teori
yang pertama menyebutkan bahwa pada perkembangan penyakit mulai
dari gambaran awal sampai timbul kerusakan didasari oleh produksi
sirkulasi autoantibodi menjadi suatu nukleoprotein, yaitu antinuclear
antibodies (ANA). Proses awal tidak diketahui tetapi
kemungkinan terjadi mutasi gen yang berhubungan dengan sel yang
mengalami apoptosis yang melibatkan limfosit, kemudian limfosit
bereaksi menyerang selnya sendiri. Teori lainnya menyatakan autoantibodi
lupus eritematosus merupakan lanjutan dari reaksi silang antigen eksogen
seperti retrovirus RNA. Faktor-faktor seperti paparan sinar matahari,
infeksi dan obat-obatan dapat menjadi pencetus terjadinya reaksi lupus
eritematosus sistemik. Apapun etiologinya, selalu terdapat predisposisi
genetik yang menunjukkan hubungannya dengan antigen spesifik HLA
(Human Leucocyte Antigen) / MHC (Major Histocompatybility Complex).
Defek utama pada lupus eritematosus sistemik adalah disfungsi limfosit B,
begitu juga supresor limfosit T yang berkurang, sehingga memudahkan
terjadinya peningkatan autoantibodi.
GEJALA:
Jumlah dan jenis antibodi pada lupus, lebih besar dibandingkan dengan
pada penyakit lain, dan antibodi ini (bersama dengan faktor lainnya yang
tidak diketahui) menentukan gejala mana yang akan berkembang. Karena
itu, gejala dan beratnya penyakit, bervariasi pada setiap penderita.
Perjalanan penyakit ini bervariasi, mulai dari penyakit yang ringan sampai
penyakit yang berat.

Gejala pada setiap penderita berlainan, serta ditandai oleh masa bebas
gejala (remisi) dan masa kekambuhan (eksaserbasi).
Pada awal penyakit, lupus hanya menyerang satu organ, tetapi di
kemudian hari akan melibatkan organ lainnya.
Otot dan kerangka tubuh
Hampir semua penderita lupus mengalami nyeri persendian dan
kebanyakan menderita artritis. Persendian yang sering terkena
adalah persendian pada jari tangan, tangan, pergelangan tangan dan lutut.
Kematian jaringan pada tulang panggul dan bahu sering merupakan
penyebab dari nyeri di daerah tersebut.
Kulit
Pada 50% penderita ditemukan ruam kupu-kupu pada tulang pipi dan
pangkal hidung. Ruam ini biasanya akan semakin memburuk jika terkena
sinar matahari.
Ruam yang lebih tersebar bisa timbul di bagian tubuh lain yang terpapar
oleh sinar matahari.
Ginjal
Sebagian besar penderita menunjukkan adanya penimbunan protein di
dalam sel-sel ginjal, tetapi hanya 50% yang menderita nefritis lupus
(peradangan ginjal yang menetap).
Pada akhirnya bisa terjadi gagal ginjal sehingga penderita perlu menjalani
dialisa atau pencangkokkan ginjal.
Sistem saraf
Kelainan saraf ditemukan pada 25% penderita lupus. Yang paling sering
ditemukan adalah disfungsi mental yang sifatnya ringan, tetapi kelainan
bisa terjadi pada bagian manapun dari otak, korda spinalis maupun sistem
saraf.
Kejang, psikosa, sindroma otak organik dan sakit kepala merupakan
beberapa kelainan sistem saraf yang bisa terjadi.
Darah
Kelainan darah bisa ditemukan pada 85% penderita lupus.
Bisa terbentuk bekuan darah di dalam vena maupun arteri, yang bisa

menyebabkan stroke dan emboli paru.


Jumlah trombosit berkurang dan tubuh membentuk antibodi yang melawan
faktor pembekuan darah, yang bisa menyebabkan perdarahan yang berarti.
Seringkali terjadi anemia akibat penyakit menahun.
Jantung
Peradangan berbagai bagian jantung bisa terjadi, seperti perikarditis,
endokarditis maupun miokarditis.
Nyeri dada dan aritmia bisa terjadi sebagai akibat dari keadaan tersebut.
Paru-paru
Pada lupus bisa terjadi pleuritis (peradangan selaput paru) dan efusi
pleura

(penimbunan cairan antara paru dan pembungkusnya).

Akibat dari keadaan tersebut sering timbul nyeri dada dan sesak nafas.
DIAGNOSA:
Diagnosis lupus ditegakkan berdasarkan ditemukannya 4 dari 11 gejala
lupus yang khas, yaitu:
1. Ruam kupu-kupu pada wajah (pipi dan pangkal hidung)
2. Ruam pada kulit
3. Luka pada mulut (biasanya tidak menimbulkan nyeri)
4. Cairan di sekitar paru-paru, jantung, dan organ lainnya
5. Artritis (artritis non-erosif yang melibatkan 2 atau beberapa sendi
perifer, dimana tulang di sekitar persendian tidak mengalami
kerusakan)
6. Kelainan fungsi ginjal
- kadar protein dalam air kemih >0,5 mg/hari atau +++
- adanya elemen abnormal dalam air kemih yang berasal dari sel darah
merah/putih maupuan sel tubulus ginjal
7. Fotosensitivitas (peka terhadap sinar matahari, menyebabkan
pembentukan atau semakin memburuknya ruam kulit)

8. Kelainan fungsi saraf atau otak (kejang atau psikosa)


9. Hasil pemeriksaan darah positif untuk antibodi antinuklear
10. Kelainan imunologis (hasil positif pada tes anti-DNA rantai ganda, tes
anti-Sm, tes antibodi antifosfolipid; hasil positif palsu untuk tes sifilis)
11. Kelainan darah
- Anemia hemolitik atau
- Leukopenia (jumlah leukosit <4000 sel/mm) atau
- Limfopenia (jumlah limfosit < 1500 sel/mm) atau
- Trombositopenia (jumlah trombosit <100.000/ mm)

PEMERIKSAAN:
1. Pemeriksaan darah
Pemeriksaan darah bisa menunjukkan adanya antibodi antinuklear,
yang terdapat pada hampir semua penderita lupus. Tetapi antibodi ini
juga juga bisa ditemukan pada penyakit lain. Karena itu jika
menemukan antibodi antinuklear, harus dilakukan juga pemeriksaan
untuk antibodi terhadap DNA rantai ganda. Kadar yang tinggi dari
kedua antibodi ini hampir spesifik untuk lupus, tapi tidak semua
penderita lupus memiliki antibodi ini.
Pemeriksaan darah untuk mengukur kadar komplemen (protein yang
berperan dalam sistem kekebalan) dan untuk menemukan antibodi
lainnya, mungkin perlu dilakukan untuk memperkirakan aktivitas dan
lamanya penyakit.
2. Ruam kulit atau lesi yang khas
3. Rontgen dada menunjukkan pleuritis atau perikarditis
4. Pemeriksaan dada dengan bantuan stetoskop menunjukkan adanya
gesekan pleura atau jantung
5. Analisa air kemih menunjukkan adanya darah atau protein

6. Hitung jenis darah menunjukkan adanya penurunan beberapa jenis sel


darah
7. Biopsi ginjal
8. Pemeriksaan saraf
TERAPI:

Antimalaria (hidroksiklorokuin, klorokuin, dan quinakrin)

Kortikosteroid

NSAID

5. ARTRITIS SEPTIK AKUT


DEFINISI:
Infeksi bakteri piogenik (penghasil nanah) akut pada sendi yang jika tidak
segera ditangani dapat berlanjut menjadi kerusakan pada sendi
EPIDEMIOLOGI:

Sering terjadi bersamaan dengan osteomielitis hematogenous

Merupakan penyakit yang sering timbul pada anak-anak, terutama bayi


baru lahir yang menderita defisiensi imun

Pada anak-anak, lokasi yang paling sering terjadi adalah pada sendi
pinggul dan bahu

Pada orang dewasa, dapat terjadi di sendi manapun

PENYEBAB:

Bakteri yang paling sering menyebabkan terjadinya penyakit ini adalah


Staphylococcus aureus

Bakteri lain yang dapat menyebabkan terjadinya penyakit ini adalah


golongan Streptokokus, Pneumokokus, dan Salmonella.

Faktor risiko yang dapat meningkatkan terjadinya penyakit ini adalah


HIV, AIDS, dan penggunaan terapi adenokortikosteroid jangka
panjang secara intravena

GEJALA KLINIS:
Gejala klinis yang tampak pada bayi berbeda dengan pada anak-anak dan
dewasa, yaitu :
Bayi

Dapat ditemukan kekakuan pada sendi yang terkena

Nyeri pada pergerakan sendi

Dapat terjadi demam, namun gejala ini bukan patokan utama

Dapat terjadi dislokasi patologik pada sendi pada minggu kedua.

Anak-anak dan dewasa

Anak-anak dan orang dewasa dapat memberitahu lokasi terjadinya


sakit dan nyeri yang timbul saat pergerakkan

Karena sendi sakit, maka tubuh secara otomatis berusaha untuk


melindunginya dengan mengontraksikan otot-otot disekitar sendi

Kekakuan sendi jelas terlihat

Adanya demam

Subluksasi lebih sering terjadi daripada dislokasi

Gambar. Arthritis septik

PEMERIKSAAN TAMBAHAN:
Pemeriksaan darah rutin dapat menunjukkan adanya peningkatan sel darah
putih dan laju endap darah Jika terdapat kecurigaan kearah artritis septik
akut, maka perlu dilakukan segera aspirasi dengan jarum pada sendi yang
terkena sebagai langkah diagnostik dan juga untuk mengetahui bakteri apa
yang menginfeksi supaya penanganannya tepat. Penemuan sel darah putih
yang lebih dari 100.000/ml pada aspirasi jarum merupakan tanda kuat
terjadinya artritis septik akut Pemeriksaan foto roentgen dan juga
ultrasonografi pada minggu pertama dapat menunjukkan terjadinya
pembengkakan

TATA LAKSANA
Konservatif
Pemberian antibiotik dapat dilakukan sebelum operasi dilakukan.
Operasi
Tujuan utama dilakukannya operasi adalah untuk membersihkan nanah
yang ada pada sendi sehingga tidak terjadi kerusakan yang lenjut pada
sendi. Operasi dapat dilakukan secara tertutup (arthroskopi lavage) atau
dengan pembedahan terbuka. Jika penyakit ini sudah lanjut, maka dapat
dilakukan arthrodesis, yaitu penyatuan sendi, untuk menghilangkan nyeri,
meningkatkan stabilitas, dan mengoreksi kelainan bentuk yang ada.
Namun cara ini akan mengakibatkan hilangnya pergerakan sendi.
Rehabilitasi
Pada model percobaan, dengan menggunakan tehnik Continuous Passive

Motion (CPM), ternyata dapat mencegah tulang rawan sendi dari


kerusakan.

Sebelum

KOMPLIKASI:
Dini

Kematian

Kerusakan sendi

Dislokasi patologik dari sendi

Kematian tulang

Lanjut

Penyakit degeneratif pada sendi

Dislokasi permanent

Fibrous ankylosis

Bony ankylosis

6. ARTRITIS PSORIATIK

Sesudah

DEFINISI:
Artritis Proriatik (Psoriatic arthritis) adalah suatu peradangan sendi
(artritis) yang terjadi pada orang-orang yang menderita psoriasis pada
kulit atau kuku. Penyakit ini mirip dengan artritis rematoid, tetapi tidak
menghasilkan antibodi spesifik seperti halnya artritis rematoid.
PENYEBAB:
Penyebabnya tidak diketahui, tetapi diduga melibatkan faktor genetik.
Biasanya penderita psoriasis memiliki kemungkinan yang lebih besar
untuk

menderita

artritis.

Psoriasis merupakan suatu kelainan kulit menahun yang sering ditemukan,


yang menyebabkan timbulnya bercak-bercak merah di kulit. Sekitar 1
diantara 20 penderita psoriasis akan menderita artritis. Pada sekitar 75%
kasus,

artritis

didahului

oleh

psoriasis.

Penyakit ini bisa timbul dalam berbagai bentuk. Artritis biasanya bersifat
ringan dan hanya melibatkan sebagian kecil persendian. Pada beberapa
penderita, penyakit ini bersifat berat dan biasanya menyerang jari-jari
tangan dan tulang belakang. Jika melibatkan tulang belakang, maka
gejalanya akan lebih banyak menyerupai ankilosing spondilitis.
GEJALA:

Kelainan kuku atau lesi kulit karena psoriasis (kulit menjadi bersisiksisik kemerahan dan terjadi penebalan, bisa disertai kuku yang
berlubang)

Pembengkakan dan nyeri persendian (artritis), biasanya pada


persendian jari tangan dan jari kaki, tetapi bisa juga pada persendian
lainnya

Nyeri pergelangan tangan, nyeri lutut, nyeri pinggul, nyeri sikut, nyeri
pergelangan kaki

Nyeri dan pembengkakan pada tempat persambungan tendo dengan


tulang

mungkin

melibatkan

tendo

Achilles.

DIAGNOSA:
Pemeriksaan fisik menunjukkan adanya lesi kulit disertai pembengkakan
dan nyeri tekan pada persendian. Bisa dilakukan pemeriksaan rontgen
persendian.
PENGOBATAN:
Obat anti peradangan non-steroid atau salisilat diberikan untuk
mengurangi nyeri dan peradangan sendi. Beberapa obat yang efektif untuk
mengobati artritis rematoid juga digunakan untuk mengobati penyakit ini.
Diantaranya adalah senyawa emas, methotrexate, cyclosporin dan
sulfasalazine. Kadang steroid disuntikkan langsung ke persendian yang
terkena. Obat lainnya adalah etretinat, yang biasanya efektif pada kasus
yang berat tetapi memiliki efek samping yang serius, karena bisa
menyebabkan kelainan bawaan sehingga tidak boleh diberikan kepada
wanita hamil. Etretinat menetap di dalam tubuh dalam jangka waktu yang
lama, karena itu wanita sebaiknya tidak hamil selama pengobatan atau
minimal 1 tahun setelah pemakaian obat dihentikan. Kombinasi
metotreksat per-oral dengan pengobatan sinar ultraviolet (PUVA), bisa
mengurangi gejala kulit dan peradangan pada tulang kecuali tulang
belakang. Jarang perlu dilakukan pembedahan untuk memperbaiki atau
mengganti

persendian

yang

terkena.

Untuk meningkatkan mobilitas persendian, dilakukan latihan khusus untuk


persendian yang terkena. Atau bisa juga digunakan terapi panas dan dingin
maupun

hidroterapi.

Prognosis untuk artritis psoriatik biasanya lebih baik dibandingkan dengan


artritis rematoid, karena sendi yang terkena lebih sedikit dan penyakitnya
seringkali bersifat ringan. Tetapi, persendian bisa mengalami kerusakan
yang hebat.

Informasi 2:
Pada pemeriksaan fisik didapatkan suhu badan 37,1 derajat celcius, Tekanan
darah 120/80 mmHg, Frekuensi nadi 84x/menit, Frekuensi napas 16x/menit.
Pemeriksaan fisik pada umumnya dalam batas normal. Pemeriksaan sendi:
Inspeksi:
- terdapat pembengkakan pada MCP digiti I dan DIP digiti II manus dextra
- terdapat pembengkakan pada area carpometacarpal manus sinistra
Palpasi:
- pembengkakan terasa nyeri saat ditekan
- pembengkakan tidak terasa panas
- terdapat keterbatasan ROM pada sendi MCP digiti I dan DIP digiti II manus
dextra
Terdapat krepitasi dan rasa nyeri saat digerakkan

Informasi 3:
Hb 10,5 g/dL ; HcT 31 % ; RF 14 IU/mL (normal <10 IU/mL) ; ANA 80 titer
(normal < 80 titer) ; anti DsDNA 10 titer (normal <10 titer);
Hasil X-Ray tangan: celah sendi CMC I sinistra, MCP I dan DIP II dextra
menyempit, terdapat sklerosis pada tulang yang terlibat, terdapat osteofit pada
CMC I sinistra.

KESIMPULAN

Dari hasil diskusi PBL 3 didapatkan bahwa pasien kemungkinan mengalami


arthritis rheumatoid dan osteoarthritis. Hal tersebut didasarkan pada hasil
pemeriksaan lab dan radiologis dimana pada hasil pemeriksaan lab menunjukkan
hasil yang positif pada ANA dan Ds-DNA, hal tersebut jelas merupakan tanda
dari Rheumatoid Arthritis dan dari pemeriksaan radiology didapatkan tanda-tanda

Osteoarthritis berupa penyempitan sendi dan adanya osteofit yang menguatkan


bahwa pasien juga mengalami osteoarthritis. Penatalaksanaan pasien berdasarkan
hal tersebut juga harus komprehensif baik dalam penatalaksanaan osteoarthritis
maupun Rheumatoid Arthritis yaitu berupa analgesic, OAINS, DMARD,
antibiotic sistemik maupun penyuntikan kortikosteroid pada cairan sendi.

DAFTAR PUSTAKA

Corwin, Elizabeth. J. 2000. Buku Saku patofisiologi. Jakarta: EGC


Dr Muki Partono, Sp.OT. 2005 Osteoartritis. Jakarta
Ilmu Penyakit Dalam. FK UI
Ilmu Penyakit Dalam. FK UNPAD

Price, A. Sylvia. 2005. Patofisiologi. Jakarta: EGC


http//www.akademik.unsri.ac.id
http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/05OsteoartritisArtritis104.pdf/05Osteoartriti
sArtritis104.html

LAMPIRAN GAMBAR

Gambar Artritis Septic

Gambar Artritis Gout

Gambar Psoriatik Arthritis

Gambar Psoriatik Artritis di tumit kaki

Anda mungkin juga menyukai