Anda di halaman 1dari 40

BAB 3 TINJAUAN KASUS 3.1. Pengkajian A. Pengumpulan data 1. Identitas Keluarga a. Nama Kepala Keluarga b. Pendidikan c.

Jenis kelamin d. Pekerjaan e. Umur f. Agama g. Suku/bangsa h. Penghasilan i. Alamat : Tn AP : SMA : laki-laki : Buruh Lepas : 35 tahun : Islam : Jawa : Rp 1.500.000 : Dusun 2 pendidikan

2. Data Anggota keluarga yang hidup


No Nama anggota keluarga Ny Y Tn A Nn N Umur L P 3 3 14 1,4 bln Agama Hubungan keluarga Istri Anak Anak didik kerja Pengh asilan Satu rumah/ tidak Satu rumah Satu rumah Satu rumah Usia nikah ibu 18thn -

1. 2. 3.

Islam Islam Islam

SMP SMP -

IRT -

20

21

3. Genogram

35

33

14
: laki-laki

1,2bln

: Perempuan --------- : Tinggal 1 rumah 4. Data anggota keluarga yang sakit


N o nama Hubu ngan kelua rga Umur Jenis penyakit dan keadaan penyakit sekaran g Gejala dan tanda termasuk tanda vital Lama sakit (tanggal, Bln, Thn) Penang gulang an Alasa n tidak mau bero bat

1 1.

2 An N

3 Ana k

6 Batuk, pilek.

7 Batuk, pilek, demam.

8 4 hari (15 maret 2013) 13 april 2013.

9 Diba wa ke klinik terdek at.

10

An A

Ana k

Hiperte rmi

Demam, menggigil, tidak selera makan, mukosa mulut kering. Badan teraba hangat. TD:110/70, T:38 C, P: 90, RR: 22 x/i

22

B. Riwayat kehidupan Keluarga 1. Tipe keluarga Keluarga Tn AP adalah keluarga dengan tipe nuclear family dimana

keluarga yang terdiri dari suami, istri dan 2 orang anak yang masih menjadi tanggungannnya dan tinggal dalam satu rumah, mereka terpisah dari sanak keluarga lainnya. 2. Tahap perkembangan keluarga saat ini Keluarga Tn. AP berada pada tahap keluarga dengan anak usia remaja. Tugas perkembangan pada tahap ini adalah memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti rumah, ruang bermain, kebutuhan pertumbuhan dan perkembangan keluarga, penyakit yang lazim pada anak-anak, jika anak jatuh, luka bakar, serta kecelakaan lain. 3. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi Keluarga Tn.AP sudah 14 tahun menikah, Ny.Y mengatakan bahwa mereka menikah atas dasar saling mencintai tanpa ada paksaan dari pihak manapun. 4. Riwayat keluarga inti Tn AP dan Ny Y merupakan suku Jawa. Keluarga Tn A tinggal di dusun II pendidikan sejak mereka menikah. Lokasi yang mereka tempati saat ini adalah mayoritas keluarga Tn A. Pernikahan Tn A dan Ny Y direstui oleh kedua belah pihak.

C. Kebiasaan Hidup sehari-hari 1. Pengaturan makanan Keluarga Keluarga Ny Y mengatakan makan 3 x sehari dengan menu nasi, ikan dan sayuran. Pengolahan makanan dilakukan secara baik, Beras dicuci sebanyak 1 x saja tanpa di remas. Sayur dicuci dulu baru dipotong. Dan hanya pada malam hari makan bersama-sama. Pagi dan siang hari makan masing-masing karena ayah sibuk dengan pekerjaannya, Ny Y sibuk dengan warungnya, serta An A sekolah. 2. Kebiasaan istirahat dan tidur. Keluarga Ny Y mengatakan mempunyai kebiasaan tidur yang baik, tanpa menggunakan obat tidur dan tidak sering terbangun pada malam hari.

23

3. Aktivitas/ latihan keluarga Keluarga Tn AP mengatakan tidak memiliki kebiasaan berolahraga karena sibuk dengan aktivitas masin-masing. Dimana Tn AP bekerja sebagai buruh lepas, Ny Y bekerja sebagai ibu rumah tangga dan menjaga warung, sedangkan An A sekolah. 4. Kebiasaan/perilaku yang merugikan kesehatan Tn AP mengatakan mempunyai kebiasaan merokok sejak SMP dan sampai saat ini. Tn AP dapat menghabiskan satu bungkus perhari di dalam maupun di luar ruangan. di ruang tamu nampak ada banyak puntung rokok di asbak.

D. Aspek Kesehatan Lingkungan 1. Perumahan dan karakteristik Rumah Rumah keluarga Tn AP terletak di dusun II, dengan kepemilikan sendiri, dengan lantai semen, dinding terbuat dari tepas, atap dari daun rumbia, memakai langit-langit namun hanya di kamar tidur, sedangkan ruang tamu dan dapur tidak menggunakan langit-langit, atap kamar mandi kurang baik. Luas rumah 4 x 6 meter non permanen. Luas masing-masing kamar 2x3 m dan tidak memiliki jendela. Pembagian ruangan dalam rumah berdasarkan penggunaannya. An A memilki kamarnya sendiri, Tn A dan Ny Y serta An N menjadi satu kamar. Rumah dalam keadaan kurang bersih dan tidak tertata rapi, Luas ventilasi rumah < 15 % dari luas permukaan lantai. Pencahayaan rumah disiang hari cukup. Keluarga Tn A mengatakan memiliki sumber air minum dengan sumur gali selongsongan, dengan kualitas air bersih, tidak berbau, berwarna, dan tidak berasa.

24

Denah rumah:
8

3 1 2

Keterangan: 1. Warung 2. Warung 3. Kamar tidur 4. Kamar tidur 5. Dapur 6. Kamar mandi 7. Ruang tamu 8. Kandang ternak

2. Sarana pembuangan tinja Keluarga memiliki kamar mandi dengan WC cemplung dan jarak sumber air dengan septic tank < 10 m namun atap kamar mandi dalam keadaan kurang baik. 3. Pembuangan sampah dan air limbah Keluarga Tn AP mengatakan Limbah keluarga di alirkan ke pembuangan limbah umum dengan saluran tertutup dan lancar. 4. Ternak Keluarga Tn AP mengatakan memiliki ternak ayam dengan kandang tepat berada dekat kamar mandi. Jarak kandang dengan rumah kira-kira meter. 5. Pemanfaatan pekarangan rumah. Tn A tidak memanfaatkan pekarangan rumahnya.

25

E. Pengkajian Pelayanan Kesehatan Keluarga 1. Pemanfaatan sarana kesehatan keluarga. Keluarga Tn AP mengatakan telah memanfaatkan fasilitas kesehatan secara baik misalnya dengan membawa An N keposyandu. Ny Y mengatakan jarak sarana kesehatan dengan rumah tidak begitu jauh kira-kira 20 meter. 2. Tingkat pengetahuan keluarga tentang penyakit menular. Keluarga Tn AP tidak mengerti tentang penyakit Demam Berdarah, ISPA, AIDS, dan dermatitis. Ny Y mengatakan Pernah mendapatkan penyuluhan tentang Diare dan mengetahui sedikit tentang penyakit TBC.. 3. Tingkat pengetahuan keluarga tentang penyakit gizi dan penyakit khronis. Keluarga Tn AP tidak mengerti ketika ditanyakan mengenai pengertian, penyebab, tanda dan gejala, serta perawatan dan pencegahan gizi buruk, stroke, hipertensi, DM, dan Anemia. Ny Y mengatakan tidak mengetahui penyakit tersebut karena keluarga tidak pernah mengalaminya.

F. Kesehatan Anak remaja Keluarga Ny Y mengatakan An A belum pernah mendapatkan penyuluhan tentang pubertas. G. Ibu Menyusui Keluarga Ny Y mengatakan telah memberikan ASI Eksklusif untuk An A dan An N namun hanya sampai umur 2 bulan, karena An A dan An N pada usia 2 bulan sudah diberikan PASI. H. Keluarga Berencana Keluarga Ny Y mengatakan telah ikut program KB yakni KB suntik. Dan tidak memberikan efek pada kesehatannya. I. Data UKBM Keluarga Tn AP mengatakan sudah mendapatkan JAMKESMAS dan aktif membawa anak ke Posyandu balita untuk imunisasi. Tn A mengatakan Tidak pernah menjadi donor darah sebelumya. Kegiatan sosial yang diikuti oleh anggota keluarga dalam masyarakat adalah Perwiritan da Serikat Tolong Menolong.

26

PEMERIKSAAN FISIK No 1 Pemeriksaan TTV TD T RR P Tn A 120/80mmHg 36,7 0C 22 x/mnt 84 x/mnt 60 kg 160 Ny Y 110/70mmHg 36,5 0 C 22 x/mnt 86 x/mnt 52 kg 155 An A 110/70mmHg 38 0 C 24 x/mnt 90 x/mnt 48 kg 145 Teraba hangat. Mukosa mulut kering. An N 22 x/mnt 16 kg -

2. 3. 4. 5.

BB TB Kulit Mulut

27

3.2. Analisis Data Nama KK : Tn. A Umur : 35 tahun No Data DP 1 DS Ny Y mengatakan An A mengalami demam sejak sehari yang lalu dan sudah memberikan obat penurun panas namun tidak turun.

Etiologi Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat bagi keluarga yang sakit.

Problem Hipertermi pada An A

DO

Anak A, tampak tidur lemah dan menggigil Badan anak A teraba panas Hasil TTV: - TD: 110/70 mmHg, - Temperatur 380C - Respirasi : 22x/mnt - Nadi : 90x/mnt Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan setiap anggota keluargnya. Resiko terjadinya penyakit paru pada Tn A

DS

Tn A mengatakan memiliki kebiasaan merokok di dalam maupun di luar rumah. Tn A mengatakan menghabiskan 1 bungkus perhari. Keluarga mengatakan tidak mengetahui tentang penyakit paru. Tampak banyak puntung rokok di ruang tamu. Tn A tampak merokok pada saat pengkajian.

DO

28

3.

DS

Keluarga Tn A mengatakan belum pernah mendapatkan penyuluhan tentang penyakit ISPA. Ny y mengatakan An N sering mengalami batuk dan pilek dan hanya dibawa ke klinik dekat rumah. Keluarga tidak megerti saat ditanyakan tentang penyakit. Komposisi rumah tidak memenuhi kriteria rumah sehat (ruang makan tidak ada). Luas ventilasi rumah <15 % dari luas permukaan lantai. Ventilasi kamar tidak ada. Langit-langit ruang tamu, dapur, dan kamar mandi tidak ada. Atap kamar mandi dalam kondisi rusak. Jarak kandang dengan rumah terlalu dekat kira-kira meter.

Ketidakmampuan keluarga mempertahankan suasana rumah yang sehat.

Resiko tinggi terjadinya penyakit saluran Pernapasan: ISPA.

DO

29

2.2. Diagnosa Keperawatan Nama KK Umu No : Tn AB : 35 tahun Diagnosa keperawatan Tanggal Identifikasi 1. Hipertermi ketidakmampuan b/d 13 keluarga 2013 April Teratasi Nama dan tanda tangan

mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang

tepat pada anggota keluarga yang sakit d/d Ny Y

mengatakan An A mengalami demam sejak 1 hari yang lalu sudah diberi obat penurun panas namun tidak turun

demamnya. An A tampak tidur lemas di atas tempat tidur. 2. Resiko terjadinya penyakit 12 paru pada Tn AB b/d 2013 april

ketidakmampuan

keluarga

mengenal masalah kesehatan setiap anggota keluarganya d/d Tn AB mengatakan

memiliki kebiasaan merokok sejak SMP dan menghabiskan 1 bungkus perhari. Tampak banyak puntung rokok di asbak di ruang tamu, Tn A tampak merokok pada saat pengkajian.

30

3.

Resiko terjadinya penyakit 12 ISPA b/d ketidakmampuan 2013 keluarga mempertahankan suasana rumah yang sehat d/d Tn AB mengatakan belum pernah mendapatkan penyuluhan tentang penyakit ISPA. Ny Y mengatakan An A sering mengalami batuk dan pilek dan hanya dibawa ke klinik dekat rumah. Komposisi rumah tidak memenuhi kriteria rumah sehat (ruang makan tidak ada). Luas ventilasi rumah <15 % dari luas permukaan lantai, ventilasi kamar tidak ada, langit-langit ruang tamu, dapur, dan kamar mandi tidak ada, atap kamar mandi dalam kondisi rusak dan jarak kandang dengan rumah terlalu dekat kira-kira meter.

april

31

2.3. Penilaian (Scoring) Diagnosa Keperawatan

Dx 1: Hipertermi b/d ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat pada anggota keluarga yang sakit Kriteria a. Sifat masalah Perhitungan 3/3 x 1 Skor 1 Pembenaran An A sudah mengalami demam selama 2 hari.

Sudah diberikan obat namun demam tidak turun. b. Kemungkinan masalah diubah dapat 2/2 x 2 2 Demam dapat segera diatasi dengan pemberian obat

penurun panas dan banyak minum air putih.

c.

Potensial masalah dicegah. untuk

1/3 x 1

1/3

Keluarga

Tn

cukup

mampu untuk melaksanakan penanganan pada anak yang demam.

d.

Menonjol masalah

2/2 x 1

Ny Y sudah memberikan obat penurun demam pada An A.

Total score

4 1/3

Dx 2: Resiko terjadinya penyakit paru pada Tn AB b/d ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan setiap anggota keluarganya a. Sifat masalah 2/3 x1 2/3 Masalah masih ancaman

dan belum terjadi. b. Kemungkinan masalah diubah dapat 2/2 x 2 2 Latar belakang pendidikan Tn A adalah SMP sehingga memudahkan menerima informasi untuk dan

penjelasan yang diberikan oleh petugas.

32

c.

Potensial masalah dicegah. untuk

3/3 x 1

Berhenti merupakaan untuk cara

merokok terbaik resiko

mengurangi

terjadinya penyakit paru.

d.

Menonjol masalah

1/2 x 1

Tn A menyadari bahaya merokok namun tidak mau mengurangi kondisinya keadaan baik. msaih karena dalam

Total Score

4 1/6

Dx 3: Resiko terjadinya penyakit ISPA b/d ketidakmampuan keluarga mempertahankan suasana rumah yang sehat a. Sifat masalah 2/3 x 1 2/3 Penyakit ISPA masih belum terjadi mengalami namun gejala sering seperti

batuk dan pilek. b. Kemungkinan masalah diubah dapat 2/2 x 2 2 Latar belakang Ny Y dan Tn A adalah SMP dan SMA sehingga memudahkan

untuk menerima informasi. Ny Y mempunyai banyak waktu untuk menciptakan kondisi rumah untuk

pencegahan ISPA. c. Potensial masalah dicegah. d. Menonjol masalah 1/2 x 1 untuk 3/3 x 1 1 Modifikasi lingkungan dan hidup bersih dan sehat dapat mencegah terjadinya ISPA. Ny Y menyadari anak sering batuk segera dan pilek namun setelah

sembuh

33

diberikan obat. Total Score Total Score 4 1/6 13 1/3

34

2.4. Intervensi

Nama KK Umur NO DP 1. Umum Keluarga mampu memberi pertolongan kepada anggota keluarga yang sakit.

: Tn AP : 35 tahun Tujuan Khusus 1. Selama 1x 60 menit kunjungan, keluarga mampu merawat anggota keluarga yang sakit. Dengan cara: 1.1. keluarga mampu memberi pepertolongan pertama pada anggota keluarga yang sakit 1.2. keluarga mampu merawat anggota Kriteria evaluasi Kriteria Kognitif Affective Psikomotor Standar Kognitif: Keluarga mengetahui cara merawat anggota keluarga yang demam. Affective: Keluarga merawat mau anggota 1. Observasi tanda-tanda vital. 2. Observasi hidrasi (misalnya, turgor kulit, kelembapan membran mukosa. 3. Berikan kompres hangat. 4. Anjurkan untuk banyak minum. 5. Ajarkan keluarga dalam mengukur suhu untuk mencegah dan mengenali hipertermi. 6. Kolaborasi untuk pemberian obat penurun demam. Intervensi

keluarga yang sakit. Psikomotor: Keluarga menerapkan perawatan keluarga yang sakit.

35

keluarga yang sakit 2. Keluarga mampu menjelaskan tentang bahaya merokok 2. 1x 60 menit kunjungan Kognitif keluarga mengenal merokok. Dengan cara 2.1.Keluarga mampu mampu Affective bahaya Psikomotor Kognitif: Keluarga 1. Kaji pengetahuan keluarga bahaya

merokok. penyuluhan keluarga kesehatan tentang kepada bahaya

mengetahui bahaya 2. beri merokok. Affective: Keluarga mengatakan mengurangi mengkonsumsi mau

anggota merokok.

3. Tanyakan kepada anggota keluarga sejauh mana mampu memahami

menyebutkan zat-zar yang terkandung

penyuluhan kesehatan yang diberikan. 4. Minta keluarga untuk kembali bahayamerokok 5. Diskusikan kepada keluarga tentang bahaya merokok. 6. Diskusikan keluarga dan apakah tanyakan mau kepada menjelaskan

dalam rokok. 2.2.Keluarga menjelaskan penyakit-penyakit yang disebabkan mampu

rokok. Psikomotor: keluarga menerapkan perilaku hidup sehat

karena rokok. 2.3.Keluarga mampu

mengurangi

dengan merokok.

berhenti

mengkonsumsi rokok. 7. Ajarkan keluarga tentang cara

menjelaskan manfaat jika tidak merokok. 2.4.Keluarga mampu

mengurangi rokok. 8. Beri reinforcement positif atas

36

menjelaskan

cara

keberhasilan

keluarga

dalam

mengurangi merokok. 3. Keluarga mampu menjelaskan tentang penyakit ISPA 3. Selama 1 x 6o menit kunjungan, keluarga mampu Kognitif Affective Psikomotor Kognitif Keluarga mengetahui pencegahan ISPA. Affective Keluarga menerapkan pencegahan ISPA di keluarganya. Psikomotor: Keluarga menerapkan pencegahan yang demam berdarah di rumahnya. cara

menerapkan cara mengurangi rokok. 1. Kaji pengetahuan keluarga tentang ISPA 2. beri penyuluhan keluarga kesehatan tentang kepada cara

mengenal masalah ISPA keluarga. Dengan cara: 3.1. Keluarga mampu menyebutkan pegertian ISPA. 3.2. Keluarga mampu menjelaskan penyakitpenyakit dalam

anggota

pencegahan ISPA mau 3. Tanyakan kepada anggota keluarga sejauh mana mampu memahami penyuluhan kesehatan yang diberikan. 4. Minta keluarga untuk menjelaskan

kembali cara pencegahan ISPA 5. Diskusikan kepada keluarga tentang manfaat pencegahan ISPA. 6. Diskusikan keluarga dan apakah ISPA tanyakan mau di kepada

menerapkan lingkungan

tergolong dalam penyakit ISPA. 3.3. Keluarga mampu

pencegahan rumahnya. 7. Ajarkan

keluarga

tentang

cara

37

menyebutkan cara pencegahan ISPA. 3.4. Keluarga mampu menyebutkan penanganan ISPA.

pencegahan ISPA. 8. Beri reinforcement positif atas dalam

keberhasilan

keluarga

menerapkan pencegahan ISPA.

38

2.5.Implementasi

Nama KK Umur No DP 1.

: Tn AP : 35 tahun

Tanggal & waktu Sabtu, 13 april 2013 14.0015.00

Implementasi

Paraf

1. Mengucapkan salam 2. Memvalidasi keadaan keluarga. 3. Mengingatkan kontrak 4. Menjelaskan kontrak. 5. mengobservasi tanda-tanda vital. 6. mengobservasi hidrasi (misalnya, turgor kulit, kelembapan membran mukosa) 7. memberi kompres air hangat. 8. menganjurkan An A untuk banyak minum air hangat. 9. mengajarkan keluarga dalam mengukur suhu untuk mencegah dan mengenali secara dini hipertermi. 10. Memberikan obat penurun demam.

F I N C E

2.

Senin, 15 april 2013 14.3015.00

Senin, 15 april 2013 17.00-16.00 wib Pertemuan I Mengucapkan salam Memvalidasi keadaan keluarga. Mengingatkan kontrak Menjelaskan kontrak.

F I N C E

1. Pengertian rokok 1.1.Mendiskusikan bersama keluarga

tentang pengertian rokok. 1.2.Menanyakan kembali kepada Tn A. tentang bahaya merokok.

39

1.3.Memberikan kesempatan kepada Tn A untuk mengeluarkan pendapat dan beri pujian atas kemampuan. 2. Zat-zat yang terkandung dalam merokok 2.1.Mendiskusikan bersama keluarga

tentang zat-zat yang terkandung dalam rokok. 2.2.Menanyakan kembali kepada Tn A tentang zat-zat yang terkandung dalam rokok. 2.3.Memberikan kesempatan kepada Tn A untuk mengeluarkan pendapat dan beri pujian atas kemampuan. 3. Penyakit akibat rokok 3.1.Mendiskusikan bersama keluarga

tentang penyakit akibat rokok. 3.2.Menanyakan kembali kepada Tn A tentang penyakit akibat merokok 3.3.Memberikan kesempatan kepada Tn A untuk mengeluarkan pendapat dan beri pujian atas kemampuan. 4. Manfaat tidak merokok. 4.1.Mendiskusikan bersama keluarga tentang manfaat tidak merokok. 4.2.Menanyakan kembali kepada Tn A tentang manfaat tidak merokok. 4.3.Memberikan kesempatan kepada Ny. Y untuk mengeluarkan pendapat dan beri pujian atas kemampuan.

40

4.

Selasa, 16 april 2013 17.0018.00

Selasa, 16 april 2013 14.30-15.30 Pertemuan III Mengucapkan salam Memvalidasi keadaan keluarga. Mengingatkan kontrak Menjelaskan kontrak.

F I N C E

1. Pengertian ISPA 1.1. Mendiskusikan bersama keluarga tentang pengertian ISPA 1.2.Menanyakan kembali kepada Ny Y. Tentang penyakit ISPA 1.3.Memberikan kesempatan kepada Ny Y untuk mengeluarkan pendapat dan beri pujian atas kemampuan. 2. Jenis-jenis penyakit ISPA 2.1.Mendiskusikan tentang jenis-jenis bersama keluarga yang

penyakit

tergolong ISPA. 2.2.Menanyakan kembali kepada Ny Y tentang jenis-jenis penyakit yang

tergolong ISPA. 2.3.Memberikan kesempatan kepada Ny Y untuk mengeluarkan pendapat dan beri pujian atas kemampuan. 3. Penanganan ISPA 3.1.Mendiskusikan bersama keluarga

tentang penanganan ISPA. 3.2.Menanyakan kembali kepada Ny Y tentang penanganan ISPA 3.3.Memberikan kesempatan kepada Ny Y untuk mengeluarkan pendapat dan beri

41

pujian atas kemampuan. 4. Pencegahan ISPA 3.5.Mendiskusikan bersama keluarga

tentang pencegahan ISPA. 3.6.Menanyakan kembali kepada Ny Y tentang pencegahan ISPA 3.7.Memberikan kesempatan kepada Ny. Y untuk mengeluarkan pendapat dan beri pujian atas kemampuan.

42

3.7. Evaluasi Nama KK Umur Tanggal/jam Minggu, 14 April 2013 : Tn AP : 35 tahun No DX 1 S Evaluasi Keluarga mengatakan demam belum turun meskipun sudah diberikan obat penurun demam. Paraf F I N C E

Senin, 15 April 2013

O A P S

O A P S

Senin, 15 April 2013

O A P

Badan An A masih teraba hangat. An A tampak lemas. Masalah masih belum teratasi. Lanjutkan intervensi 1, 2, 3, 4, 5, 6. Tn AP mengatakan demam An A kadang turun kadang naik. Setelah minum obat, biasanya demamnya turun. An A mengatakan sudah minum yang banyak. T : 37,9 0 C Badan teraba hangat. Masalah masih belum teratasi. Lanjutkan Intervensi Tn AP mengatakan menyetujui pertemuan saat ini selama 60 menit tentang bahaya merokok. Tn AP menyebutkan zat-zat yang terkandung dalam rokok, yaitu: TAR, Nikotin, dan karsinogen. Tn AP mengatakan bahwa ada banyak bahanya dari rokok, yakni penyakit paru, Impoten, hipertensi. Tn AP kooperatif dan aktif saat dijelaskan. Keluarga mendengarkan penjelasan yang diberikan. Masalah masih belum teratasi. Lanjutkan ke TUK berikutnya.

F I N C E

F I N C E

43

Selasa, 16 April 2013

Selasa, 16 April 2013

O A P S

O A P S

Selasa, 16 April 2013

O A

Ny S mengatakan untuk saat ini demam sudah turun dan biasanya akan naik jika malam hari. Badan An A tidak teraba panas. T: 37,40C. Masalah teratasi sebagian Lanjutkan inervensi 1,2,3 dan 4. Tn AP menyebutkan zat-zat yang terkandung dalam rokok, yaitu: TAR, Nikotin, dan karsinogen. Tn AP mengatakan bahwa ada banyak bahanya dari rokok, yakni penyakit paru, Impoten, hipertensi Tn AP kooperatif dan aktif saat dijelaskan. Masalah masih belum teratasi Lanjutkan ke TUK berikutnya Ny S mengatakan menyetujui pertemuan saat ini selama 60 menit tentang ISPA. Ibu menyebutkan pengertian ISPA adalah infeksi saluran pernapasan akut yang ditandai dengan batuk pilek. Ibu mengatakan bahwa tanda-tanda ISPA adalah batuk, pilek, demam, nafas cepat dan nafas sesak. Ibu mengatakan setelah diberi penjelasan jadi menambah ilmu tentang batuk, pilek yang terjadi pada anaknya. Ibu kooperatif dan aktif saat dijelaskan. Keluarga mendengarkan penjelasan yang diberikan. Ibu dapat menyebutkan pengertian dan tanda-tanda ISPA. Ibu dapat mengidentifikasi penyebab dan tanda-tanda ISPA yang terjadi pada anaknya. Ibu dapat menyimpulkan anaknya sering menderita ISPA. Lanjutkan TUK berikutnya.

F I N C E

44

Rabu, 17 April 2013

1.

S O A P S

Rabu, 17 April 2013 O A P S

Rabu, 17 April 2013

Ny S mengatakan untuk saat ini demam sudah turun. T: 37,40C. Masalah teratasi sebagian Lanjutkan inervensi 1 dan 2. Tn AP menyebutkan zat-zat yang terkandung dalam rokok, yaitu: TAR, Nikotin, dan karsinogen. Tn AP mengatakan bahwa ada banyak bahanya dari rokok, yakni penyakit paru, Impoten, hipertensi Tn AP kooperatif dan aktif saat dijelaskan. Masalah belum teratasi Lanjutkan evaluasi TUK sebelumnya. Ibu menyebutkan pengertian ISPA adalah infeksi saluran pernapasan akut yang ditandai dengan batuk pilek. Ibu mengatakan bahwa tanda-tanda ISPA adalah batuk, pilek, demam, nafas cepat dan nafas sesak. Ibu mengatakan setelah diberi penjelasan jadi menambah ilmu tentang batuk, pilek yang terjadi pada anaknya Ibu kooperatif dan aktif saat dijelaskan. Keluarga mendengarkan penjelasan yang diberikan Ibu dapat menyebutkan pengertian dan tanda-tanda ISPA. Ibu dapat mengidentifikasi penyebab dan tanda-tanda ISPA yang terjadi pada anaknya. Ibu dapat menyimpulkan anaknya sering menderita ISPA Evaluasi dari semua TUK yang sudah diberikan kepada keluarga Tn A

45

3.8. Skoring 15 keluarga 1. Keluarga Tn AP Dx 1: Hipertermi pada An A b/d ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat pada anggota keluarga yang sakit.
Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran

a.

Sifat masalah

3/3 x 1

b.

Kemungkinan 2/2 x 2 masalah dapat diubah Potensial 1/3 x 1 masalah untuk dicegah. Menonjol masalah Total score 2/2 x 1

c.

1/3

d.

An A sudah mengalami demam selama 2 hari. Sudah diberikan obat namun demam tidak turun. Demam dapat segera diatasi dengan pemberian obat penurun panas dan banyak minum air putih. Keluarga Tn A cukup mampu untuk melaksanakan penanganan pada anak yang demam. Ny Y sudah memberikan obat penurun demam pada An A.

4 1/3

Dx 2: Resiko terjadinya penyakit paru pada Tn AB b/d ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan setiap anggota keluarganya. a. b. Sifat masalah 2/3 x1 2/3 2 Masalah masih ancaman dan belum terjadi. Latar belakang pendidikan Tn A adalah SMP sehingga memudahkan untuk menerima informasi dan penjelasan yang diberikan oleh petugas. Berhenti merokok merupakaan cara terbaik untuk mengurangi resiko terjadinya penyakit paru. Tn A menyadari bahaya merokok namun tidak mau

Kemungkinan 2/2 x 2 masalah dapat diubah

c.

Potensial 3/3 x 1 masalah untuk dicegah. Menonjol masalah 1/2 x 1

d.

46

mengurangi karena kondisinya msaih dalam keadaan baik. Total Score 4 1/6

Dx 3: Resiko terjadinya penyakit ISPA b/d ketidakmampuan keluarga mempertahankan suasana rumah yang sehat a. Sifat masalah 2/3 x 1 2/3 Penyakit ISPA masih belum terjadi namun sering mengalami gejala seperti batuk dan pilek. b. Kemungkinan 2/2 x 2 2 Latar belakang Ny Y dan Tn masalah dapat A adalah SMP dan SMA diubah sehingga memudahkan untuk menerima informasi. Ny Y mempunyai banyak waktu untuk menciptakan kondisi rumah untuk pencegahan ISPA. c. Potensial 3/3 x 1 1 Modifikasi lingkungan dan masalah untuk hidup bersih dan sehat dapat dicegah. mencegah terjadinya ISPA. d. Menonjol 1/2 x 1 Ny Y menyadari anak sering masalah batuk dan pilek namun segera sembuh setelah diberikan obat. Total score 4 1/6 Total Score Tn AP 13 1/3 2. Keluarga Tn AG Dx 1: Resiko terjadinya penyakit paru pada Tn AG b/d ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan setiap anggota keluarganya
Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran

a.

Sifat masalah

2/3 x 1

2/3

b.

Kemungkinan 2/2 x 2 masalah dapat diubah

Tn AG mengatakan dapat menghabiskan rokok 1 bungkus perhari. Latar belakang pendidikan Tn AG adalah SMP sehingga memudahkan untuk menerima informasi dan

47

c.

d.

Potensial 1/3 x 1 masalah untuk dicegah. Menonjol 1/2 x 1 masalah

1/3

penjelasan yang diberikan oleh petugas. Tidak adanya keinginan Tn AG untuk berhenti merokok. Tn AG tidak mengatakan sampai saat ini tidak merasakan adanya kibat dari merokok.

Total score

Dx 2: Resiko tinggi kekurangan gizi berhubungan dengan kurangnya pengetahuan keluarga dalam mengelolah makanan dengan baik. a. Sifat masalah 2/3 x1 2/3 Masalah merupakan suatu ancaman karena Ny R masih mengolah makanan seperti biasanya. b. Kemungkinan 2/2 x 2 2 Latar belakang pendidikan masalah dapat Ny R adalah SMA sehingga diubah memudahkan untuk menerima informasi dan penjelasan yang diberikan oleh petugas. c. Potensial 3/3 x 1 1 Berhenti merokok masalah untuk merupakaan cara terbaik dicegah. untuk mengurangi resiko terjadinya penyakit paru. d. Menonjol masalah Total Score 0/2 x 1 0 Ny R mengatakan bahwa telah mengolah makanan sebaik mungkin.

3 2/3

Dx 3: Resiko terjadinya penyakit berhubungan dengan ketidaktauan keluarga tentang pemanfaatan fasilitas kesehatan. a. Sifat masalah 2/3 x 1 2/3 Penyakit masih belum terjadi namun sering mengalami gejala beberapa penyakit. Latar belakang Tn M adalah SMA sehingga memudahkan

b.

Kemungkinan 2/2 x 2 masalah dapat

48

diubah

c.

Potensial 3/3 x 1 masalah untuk dicegah. Menonjol masalah 2/2 x 1

d.

untuk menerima informasi. Ny Y mempunyai banyak waktu untuk menciptakan kondisi rumah untuk penegahan penyakit. Modifikasi lingkungan dan hidup bersih dan sehat dapat mencegah terjadinya penyakit. Ny Y menyadari anak sering batuk dan pilek namun segera sembuh setelah diberikan obat.

Total score Total Score Tn AG

4 2/3 12 2/6

3. Keluarga Tn M Dx 1: Resiko tinggi terjadinya penyakit hipertensi berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan
Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran

a.

Sifat masalah

2/3 x 1

2/3

b.

Kemungkinan 2/2 x 2 masalah dapat diubah Potensial masalah 3/3 x 1 untuk dicegah. Menonjol masalah 1/2 x 1

c.

d.

Tn M mengatakan bila di lakukan pengukuran TD hasilnya tetap 150/90 namun tidak mengalami gejala hipertensi yang lain. Latar belakang Ny Y dan Tn A adalah SMA dan SMP sehingga memudahkan untuk menerima informasi. Keluarga Tn M cukup mampu untuk melaksanakan pencegahan hipertensi. Tn M mengatakan tidak mengalami gejala yang lain sehingga tidak perlu berobat.

Total score

4 1/6

49

Dx 2: Resiko kekurangan gizi berhubungan dengan kurangnya pengetahuan keluarga dalam mengelolah makanan. a. Sifat masalah 2/3 x1 2/3 Masalah masih ancaman dan belum terjadi. b. Kemungkinan 2/2 x 2 2 Latar belakang pendidikan masalah dapat Tn M adalah SMP sehingga diubah memudahkan untuk menerima informasi dan penjelasan yang diberikan oleh petugas. c. Potensial masalah 3/3 x 1 untuk dicegah. 1 Olahraga merupakaan cara terbaik untuk mengurangi resiko terjadinya penyakit hipertensi. Tn A tidak menyadari bahaya jika tidak berolahraga akan mengakibatkan kegemukan yang akan mengarah ke hipertensi.

d.

Menonjol masalah

0/2 x 1

Total Score

3 2/3

Dx 3: Resiko terjadinya pernyakit saluran pencernaan (diare) berhubungan dengan ketidakmampuan kerluarga memodifikasi lingkungan yang tidak memenuhi syarat kesehatan a. Sifat masalah 2/3 x 1 2/3 Masalah masih ancaman dan belum terjadi b. Kemungkinan 2/2 x 2 1 Latar belakang Ny D dan Tn masalah dapat M adalah SMP sehingga diubah memudahkan untuk menerima informasi. Ny S mempunyai banyak waktu untuk menciptakan kondisi rumah untuk pencegahan diare. c. Potensial masalah 3/3 x 1 1 Modifikasi lingkungan dan untuk dicegah. hidup bersih dan sehat dapat mencegah terjadinya diare. d. Menonjol 2/2 x 1 1 Ny S menyadari anak sering masalah diare namun segera sembuh

50

setelah diberikan obat. Total score Total Score Tn M 3 2/3 11 5/6

4. Keluarga Tn IK Dx 1: Resiko terjadinya hipertensi berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam mengenal masalah kesehatan.
Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran

a. b.

Sifat masalah

2/3 x 1

1 2

c.

d.

Kemungkinan 2/2 x 2 masalah dapat diubah Potensial 1/3 x 1 masalah untuk dicegah. Menonjol 2/2 x 1 masalah

1/3

Masalah masih ancaman dan belum terjadi Latar belakang Tn Ik adalah SMP sehingga memudahkan untuk menerima informasi. Keluarga Tn IK cukup mampu untuk melaksanakan pencegahan hipertensi. Tn Ik selalu mengukur tekanan darah ke klinik jika sakit kepala.

Total score

4 1/3

Dx 2: Resiko terjadinya penyakit saluran pernapasan berhubungan dengan kurangnya pengetahuan keluarga tentang bahaya merokok. a. Sifat masalah 2/3 x1 2/3 Masalah masih ancaman dan belum terjadi. b. Kemungkinan 2/2 x 2 2 Latar belakang pendidikan masalah dapat Tn A adalah SMP sehingga diubah memudahkan untuk menerima informasi dan penjelasan yang diberikan oleh petugas. c. Potensial 3/3 x 1 1 Berhenti merokok masalah untuk merupakaan cara terbaik dicegah. untuk mengurangi resiko terjadinya penyakit paru. d. Menonjol masalah 0/2 x 1 0 Tn A menyadari bahaya merokok namun tidak mau mengurangi karena kondisinya msaih dalam

51

keadaan baik. Total Score Total Score Tn IK 5. Keluarga Tn H Dx 1: Resiko tinggi infeksi saluran pernapasan berhubungan dengan ancaman kesehatan pada keluarga
Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran

3 2/3 8

a. b.

Sifat masalah

2/3 x 1

1 2

c.

Kemungkinan 2/2 x 2 masalah dapat diubah Potensial masalah 1/3 x 1 untuk dicegah. Menonjol masalah Total score Tn H 2/2 x 1

1/3

d.

1 4 1/3

Masalah masih ancaman dan belum terjadi. Tn H mengatakan akan mengurangi merokok. Namun tidak dapat berhenti. Keluarga Tn H cukup mampu untuk mengurangi rokok. Tn sudah mau mengurangi rokok 1 batang perhari.

6. Keluarga Tn Sy Dx 1: Resiko tinggi infeksi saluran pernapasan (ISPA) berhubungan dengan adanya ancaman kesehatan pada keluarga karena suka merokok.
Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran

a. b.

Sifat masalah

3/3 x 1

1 2

Kemungkinan 2/2 x 2 masalah dapat diubah

c.

Potensial masalah 3/3 x 1 untuk dicegah. Menonjol masalah 0/2 x 1

d.

Masalah masih ancaman dan belum terjadi. Latar belakang pendidikan Tn Sy adalah SMP sehingga memudahkan untuk menerima informasi dan penjelasan yang diberikan oleh petugas. Modifikasi lingkungan dan hidup bersih dan sehat dapat mencegah terjadinya diare Tn Sy tidak menyadari bahwa kondisi rumah dapat menyebabkan penyakit.

Total score Tn Sy

52

7. Keluarga Tn D Dx 1: Resiko terjadinya infeksi saluran pernapasan b/d adanya ancaman kesehatan aktual keluarga yang suka merokok.
Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran

a. b.

Sifat masalah

2/3 x 1

2/3 2

Kemungkinan 2/2 x 2 masalah dapat diubah

c.

Potensial masalah 1/3 x 1 untuk dicegah. Menonjol masalah 2/2 x 1

1/3

d.

Masalah masih ancaman dan belum terjadi Latar belakang pendidikan Tn D adalah SMP sehingga memudahkan untuk menerima informasi dan penjelasan yang diberikan oleh petugas. Keluarga Tn D cukup mampu untuk mengurangi rokok Tn D sudah mau mengurangi rokok 1 batang perhari

Total score Tn D

8. Keluarga Tn L Dx 1: Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan pengolahan makanan yang bergizi dan ekonomi yang kurang
Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran

a. b.

Sifat masalah

3/3 x 1

1 2

Kemungkinan 2/2 x 2 masalah dapat diubah Potensial 3/3 x 1 masalah untuk dicegah.

c.

d.

Menonjol masalah

1/2 x 1

Masalah masih ancaman dan belum terjadi Ny F mengatakan mau melaksanakan cara pengolahan makanan yang baik. Adanya partisipasi Ny F dalam pengolahan makanan yang baik dengan menanyakan apa yang perlu diubah. Ny F mengatakan akan mengubah pengolahan makanan yang baik.

53

Total score Tn L

9. Keluarga Tn B Dx 1: Resiko terjadinya penyakit saluran pencernaan (diare) berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan yang tidak memenuhi syarat kesehatan
Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran

a. b.

Sifat masalah

3/3 x 1

1 2

Kemungkinan 2/2 x 2 masalah dapat diubah

c.

Potensial masalah 1/3 x 1 untuk dicegah. Menonjol masalah 2/2 x 1

1/3

d.

Masalah masih ancaman dan belum terjadi. Latar belakang Tn B adalah SMP sehingga memudahkan untuk menerima informasi. Ny S mempunyai banyak waktu untuk menciptakan kondisi rumah untuk pencegahan diare. Modifikasi lingkungan dan hidup bersih dan sehat dapat mencegah terjadinya diare. Ny S menyadari anak sering diare namun segera sembuh setelah diberikan obat 4 1 / 3

Total score Tn B

10. Keluarga Tn W Dx 1: Resiko terjadinya penyakit hipertensi berhubungan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan.
Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran

dengan

a.

Sifat masalah: 2/3 x 1 ancaman.

b.

Kemungkinan 2/2 x 2 masalah dapat diubah: mudah.

Tn W mengatakan bila di lakukan pengukuran TD hasilnya tetap 140/90 namun tidak mengalami gejala hipertensi yang lain Latar belakang pendidikan Tn W adalah SMP sehingga memudahkan untuk menerima informasi dan penjelasan yang diberikan

54

c.

d.

Potensial masalah 1/3 x 1 untuk dicegah: sebagian. Menonjol 0/2 x 1 masalah: masalah berat harus segera ditangani.

1/3

oleh petugas tentang hipertensi. Keluarga Tn W cukup mampu untuk melaksanakan pencegahan hipertensi. Tn W tidak menyadari bahaya jika tidak berolahraga akan mengakibatkan kegemukan yang akan mengarah ke hipertensi

Total score

3 1/3

Dx 2: Resiko terjadinya penyakit saluran pernapasan berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan a. Sifat masalah 2/3 x1 2/3 Masalah masih ancaman dan belum terjadi. b. Kemungkinan 2/2 x 2 2 Latar belakang pendidikan masalah dapat Tn W adalah SMP sehingga diubah memudahkan untuk menerima informasi dan penjelasan yang diberikan oleh petugas. Ny I mengatakan akan c. Potensial masalah 3/3 x 1 1 melakukan Modifikasi untuk dicegah. lingkungan dan hidup bersih dan sehat sehingga dapat mencegah terjadinya diare d. Menonjol 1/2 x 1 Ny I mengatakan akan lebih masalah memperhatikan makanan yang akan disajikan untuk keluarga. Total Score 4 1/6 Total Score Tn W 7 5/6 11. Keluarga Tn N Dx 1: Resiko terjadinya penyakit menular (Dermatitis, TBC) berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan rumah yang sehat.
Kriteria Perhitun gan Skor Pembenaran

55

a.

Sifat masalah

2/3 x 1

Masalah merupakan suatu yang mengancam kesehatan, karena kondisi rumah Tn N memungkinkan penyakit menular. terjadinya

b.

Kemungkinan masalah dapat diubah

1/2 x 2

c.

Potensial masalah 3/3 x 1 untuk dicegah.

1/3

d.

Menonjol masalah

0/2 x 1

Latar belakang pendidikan anak Tn N adalah SMA sehingga memudahkan untuk menerima informasi dan penjelasan yang diberikan oleh petugas Keluarga Tn N mempunyai banyak peluang untuk memodifikasi lingkungan rumah yang sehat sehingga mencegah terjadinya penyakit menular. Keluarga Tn N mengatakan hal ini tak akan menjadi masalah. 4 1 / 3

Total score Tn. N

12. Keluarga Tn SA Dx 1: Kurangnya pengetahuan keluarga tentang penyakit diare berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga memanfaatkan fasilitas yang ada.
Kriteria Perhitun gan Skor Pembenaran

a.

Sifat masalah

3/3 x 1

Masalah

masih

ancaman

dan belum terjadi b. Kemungkinan masalah dapat diubah 2/2 x 2 2 Tn SA memiliki anak-anak yang berlatar belakang

pendidikan SMA sehingga mampu menerima informasi dari petugas kesehatan. c. Potensial masalah 2/3 x 1 2/3 Keluarga Tn A mau

56

untuk dicegah.

d.

Menonjol masalah

2/2 x 1

melakukan pencegahan terjadinya diare dengan menciptakan lingkungan yang bersih. Keluarga Tn A menyadari ini akan menajdi masalah dan harus segera ditangani.

Total score

4 2/3

Dx 2: Resiko terjadinya penyakit hipertensi berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan. a. Sifat masalah 2/3 x1 2/3 Masalah masih ancaman dan belum terjadi. b. Kemungkinan 2/2 x 2 2 Latar belakang pendidikan masalah dapat diubah Tn SA adalah SMP sehingga memudahkan untuk menerima informasi dan penjelasan yang diberikan oleh petugas. c. Potensial masalah 2/3 x 1 2/3 Keluarga Tn SA cukup untuk dicegah. mampu untuk melaksanakan pencegahan hipertensi. d. Menonjol masalah 1/2 x 1 Tn A menyadari bahaya merokok namun tidak mau mengurangi karena kondisinya masih dalam keadaan baik. Total Score 3 5/6 Total Score Tn SA 8 5/6 13. Keluarga Tn F Dx 1: Resiko terjadinya penyakit menular (Dermatitis, TBC) berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan rumah yang sehat
Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran

a.

Sifat masalah

3/3 x 1

b.

Kemungkinan 2/2 x 2 masalah dapat

Penyakit diare yang dialami An C dapat menyebabkan kekurangan jika tidak segera ditangani. Latar belakang pendidikan Ny L adalah SMP sehingga

57

diubah

c.

Potensial masalah 3/3 x 1 untuk dicegah.

d.

Menonjol masalah

1/2 x 1

memudahkan untuk menerima informasi dan penjelasan yang diberikan oleh petugas Keluarga Tn F mau melakukan pencegahan terjadinya diare dengan menciptakan lingkungan yang bersih Ny L mengatakan akan lebih memperhatikan makanan yang akan disajikan untuk keluarga

Total score Tn F 14. Keluarga Tn AS


Kriteria Perhitungan

Skor

Pembenaran

a. b.

Sifat masalah

2/3 x 1

2/3 2

Kemungkinan 2/2 x 2 masalah dapat diubah

c.

Potensial masalah 2/3 x 1 untuk dicegah.

1/3

d.

Menonjol masalah

2/2 x 1

Masalah masih ancaman dan belum terjadi Latar belakang pendidikan Tn SA adalah SMP sehingga memudahkan untuk menerima informasi dan penjelasan yang diberikan oleh petugas Keluarga Tn AS cukup mampu untuk melaksanakan pencegahan penyakit infeksi saluran pernapasan. Ny D selalu membawa anak ke klinik jika mengalami batuk dan pilek.

Total score

Dx 2: Resiko terjadinya penyakit menular (Dermatitis, TBC) berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan rumah yang sehat. a. b. Sifat masalah Kemungkinan 2/3 x1 2/2 x 2 2/3 2 Masalah masih ancaman dan belum terjadi. Latar belakang pendidikan

58

masalah diubah

dapat

c.

Potensial masalah 3/3 x 1 untuk dicegah.

Tn AS adalah SMP sehingga memudahkan untuk menerima informasi dan penjelasan yang diberikan oleh petugas. Keluarga Tn A mau memodifikasi lingkungan un tuk mengurangi terjadinya penyakit. Tn A menyadari bahaya penyakit menular dan harus segera diatngani jika terjadi.

d.

Menonjol masalah

2/2 x 1

Total Score Total score Tn AS

4 2/3 8 2/3

15. Keluarga Tn AD Dx 1: Resiko terjadinya infeksi saluran pernapasan b/d adanya ancaman kesehatan aktual keluarga yang suka merokok.
Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran

a. b.

Sifat masalah

3/3 x 1

1 2

Kemungkinan 2/2 x 2 masalah dapat diubah

c.

Potensial masalah 1/3 x 1 untuk dicegah.

1/3

d.

Menonjol masalah

0/2 x 1

Masalah masih ancaman dan belum terjadi. Latar belakang pendidikan Tn A adalah SMP sehingga memudahkan untuk menerima informasi dan penjelasan yang diberikan oleh petugas. Berhenti merokok merupakaan cara terbaik untuk mengurangi resiko terjadinya penyakit paru Tn A menyadari bahaya merokok namun tidak mau mengurangi karena kondisinya msaih dalam keadaan baik

Total score

3 1/3

Dx 2: Kurangnya pengetahuan keluarga tentang penyakit menular berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga memanfaatkan

59

a.

fasilitas yang ada. Sifat masalah 3/3 x1

b.

Kemungkinan 2/2 x 2 masalah dapat diubah

c.

Potensial masalah 3/3 x 1 untuk dicegah. 1/2 x 1

d.

Menonjol masalah Total Score Total Score Tn AD

4 7 2/3

Keluarga Tn AD tidak pernah mendapatkan pengetahuan tentang penyakit menular. Latar belakang pendidikan Ny H adalah SMP sehingga memudahkan untuk menerima informasi dan penjelasan yang diberikan oleh petugas. Keluarga Tn AD dan Ny H memiliki inisiatif untuk melakukan pencegahan penyakit menular. Masalah dirasakan namun tidak ditangani segera.

Dari data ke 10 kepala keluarga maka ada 3 kepala keluarga yang menjadi keluarga binaan menurut score tertinggi yaitu: 1. Keluarga Tn AP dengan Score 13 1/3 2. Keluarga Tn AG dengan Score 12 2/6 3. Keluarga Tn M dengan Score 11 5/6

Anda mungkin juga menyukai