Anda di halaman 1dari 25

FILSAFAT DAN ILMU

Ilmu dimulai dari rasa ingin tahu Kepastian dimulai dari rasa ragu-ragu Filsafat dimulai dari dari rasa ingin tahu dan raug-ragu Berfilsafat Keinginan mengetahui tentang apa yang sudah diketahui dan belum diketahui Berendah diri karena tidak semua hal kita ketahui Ciri-ciri berfilsafat Bersifat tinjauan menyeluruh (holistik) / mengetahui antara ilmu-ilmu Mendasar Kriteria pembenaran suau ilmu harus dikaji mendalam Kriteria itu sendiri harus benar Apa artinya benar? Spekulatif Dari kriteria diatas, muncul pertanyaan dr mana suatu pemikiran diawali ? Jawabannya : diawali secara spekulatif Pengembangan Ilmu o Dimulai dari norma-norma filsafat (konsep normatif) dan konsep deduktif o Selanjutnya dipakai deduktif-induktif dan dijembatani oleh hipotesis o Muncul metode: deducto-hypotetico-verifikatif Pendapat lain dari filosof Will Durant Ilmu itu dimulai dari filsafat dan berakhir pada seni Ilmu itu muncul dalam hipotesis dan berkembang ke keberhasilan

Aguste Comte ( ada 3 tahap perkembangan ilmu ) 1. Religius Pertama kali dipakai sebagai postulat ilmiah (deduksi dari ajaran religi) 2. Metafisik Tentang keberadaan suatu ujud / bentuk yang menjadi objek penelusuran 3. Positif Mencapai tahap ilmiah, azas-azasnya diuji dulu secara positif (ada pembenarannya) dalam proses verifikasi ( yang objektif )

Permasalahan yang dikaji dalam filsafat Ada sajak yang terkenal dalam filsafat 1. What is a man? 2. What is ? 3. What ? Masalah tentang manusia ini merupakan sumber dari berbagai ilmu Misal : Ilmu Teknik Tujuan : Kesejahteraan manusia / memenuhi kebutuhan manusia (sandang, pangan, kenikmatan, kerjasama antar manusia, etc )

Sebagai ilmuwan harus membangun menurut kerangka-kerangka (tujuan) tersebut melalui pemikiran asli, meyakinkan, didukung oleh penalaran dan pembuktian yang tidak meragukan Cabang-cabang filsafat Berdasarkan pokok permasalahn yang dikaji maka dalam filsafat muncul cabang-cabang filsafat sebagai berikut: 1. Epistemologi (filsafat pengetahuan) Membahas tentang apa yang disebut benar dan salah 2. Etika (tentang moral) Membahas tentang baik dan buruk 3. Estetika ( tentang seni ) Membahas tentang indah dan jelek Selanjutnya ada perluasan cabang filsafat 1. Teori Keberadaan Misal : keberadaan zat, kaitan antar zat dan pikiran (metafisika)

Perkembangan cabang filsafat selanjutnya adalah cabang-cabang yang lebih spesifik. Contoh : filsafat ilmu, filsafat pendidikan, filsafat sejarah, filsafat metematika. Filsafat Ilmu Merupakan bagian dari epistemologi (fisafat pengetahuan) Ilmu itu cabang pengetahuan dengan ciri tertentu. Secara filsafati ilmu & pengetahuan itu berbeda. Semua ilmu pengetahuan mempergunakan 3 landasan I. Ontologi II. Epistemologi III. Axiologi Proses pencapaian (knowledge) ini tanpa memperhatikan objek cara 2 ketahuan. Penjelasan 3 kriteria diatas ini 1. Objek (ontologis) Apakah objek yang diamatiitu menghasilkan knowledge? Misal: pengamatan aliran fluida. Memberikan dasar observasi / pengalaman tentang "head loss" daya pompa, etc. 2. Cara memperoleh knowledge (epistemologi) Misal: logika deduktif memberikan "knowledge" tentang epistemologi matematika melalui metode deducto- hypotetico-verifikasi 3. Kegunaan "knowledge" (axiologi) Misal: knowledge tentang isika nuklir yaitu untuk pembangkit tenaga listrik. Jadi untuk perbaikan hidup manusia atau kemasalahatan manusia Bentuk knowledge Generika (jabaran) = knowledege Spesifik Penalaran Adalah proses berfikir untuk menarik kesimpulan yang berupa pengetahuan yang benar atau kebenaran

Manusia itu memiliki kemampuan: Berfikir Merasakan sesuatu Mengambil sikap Melakukan tindakan Tidak semua kegiatan berfikir menyandarkan pada penalaran (melalui intuisi, wahyu) Istilah benar pada penalaran di atas tidak sama bagi tiap orang (kriteria).

Jadi pengertian pengetahuan yang benar bisa beda, maka dimunculkan (ciri-ciri penalaran) 1. Penalran adalah proses berpikir logis / luas 2. Berpikir logis mempunyai konotasi (pengertian) bersifat plura (jamak) / bukan singular (tunggal) Logis dilogika tertentu Tidak logis dari logika lain tertentu (relatif) Ini menimbulkan kekacauan dalam penalaran karena tidak konsisten dengan pola poikir tertentu 3. Landasan analitik Menyadarkan diri pada logika analisis di seusaikan bidang ilmu (logiak ilmiah). Ada langkalangkah analisis tertentu disuatu bidang ilmu penalaran tidak lepas dari imajinasi seseorang untuk merangkum rambu-rambu pikiran (sintesis)

ILMU-ILMU DEDUKTIF
Matematika termasuk ilmu deduktif Penjabaran2 Tidak perlu pegalaman/empirik

Ciri-ciri Deduksi? Pengertian yang paling banyak dianut : Penalaran yg sesuai dengan hukum2 dan aturan2 logika formal Titik tolak yg benar kesimpulan yg benar Kebenaran dibuktikan dg dalil-dalil

Awal dalil-dalil? Axioma2, postulat2 (tanpa bukti) Dalil (1),(2)....dst Berawal dari empirik Contoh 1 : jumlah sudut sebuah segitiga tegak lurus menurut Ilmu ukur euclidean = 180 Ilmu ukur non euclidean tidak sama dg 180 Makin besar segitiga makin besar bedanya

Waktu itu ilmu ukur masih sebagai ilmu empirik Contoh 2 : Logika deduktif matematika Ada dua persamaan : 1. 2x=3y-5 2. 4x=2y+2 Contoh 3 : Menurut logika dalam silogisme: Pernyataan premis mayor & premis minor bisa ditarik kesimpulan (dasar deduktif) Logika? : Jalan pemikiran analitis Penalaran, pemikiran rasional (jernih, lurus, bebeas pengaruh luar) Individual y dan x tidak bisa dicari. Operasi matematika kedua persamaan (premis logika) dapat dihitung/diketahui x=2 dan y=3. Rumus2 diturunkan dari pengetahuan terdahulu.

Perkembangan lanjut: Deduksi berdampingan dengan induksi Chalmers (1983) memberikan diagram sbb: Induksi

Hukum & teori

Deduksi

Fakta dari observasi Kaum falsifikasionis:

Ramalan dan penjelasan

Ilmu sebagai suatu perangkat hiptotesis yg dikemukakan secara coba-coba dengan melukiskan secara akurat perilaku suatu aspek atau fenomena alam Hipotesis akan menjadi bagian ilmu bila falsiabel atau bisa dinyatakan benar atau tidak benar Contoh: besok pagi hujan lebat benar tidak benar Dari hal yang salah, kita berusaha mencari kebenaran

Model Penemuan Ilmiah Hershel (Losee, 1980): Teori Induksi Hukum alam Skema induktif Kesesuaian Perbedaan Variasi seiring Residu Aspek relevan Fenomena Kompleks Hipotesis Hipotesis

ILMU-ILMU EMPIRIK
Data dari pengalaman Kajian ilmiah suatu gejala Tangkapan inderawi, cara ilmiah Pendidikan ilmiah Terlatih , Terarah, Teratur

Pelaku

Kumpulan bahan2, info dan data2 berkaitan (gejala 1, 2, ...... n)

Formulasi

kaitan variabel + parameter

kaitannya dikukuhkan oleh teori

Hipotesa tidak benar seluruhnya Menemukan hal-hal tidak sesuai hipotesa Menemukan hal-hal baru Pengalaman ilmiah penting bagi filsafat ilmu

A.D de Groot : Cara ini adalah siklus empirik mencakup 5 tahapan Siklus empirik A.D de Groot 1. 2. 3. 4. 5. Observasi Induksi Deduksi Kajian/experimentasi Evaluasi

Kadar ilmiahnya cara kerja runtut (logis, sistematik) Tahapan tsb. dapat tumpang tindih. Misal : Di tahap observasi, deduksi dan induksi tumpang tindih Observasi = pengamatan yg telah dikaji secara ilmiah, bukan kebetulan. Bahan faktual objektif Bahan2 : Disaring diselidiki dikumpulkan diawasi diverifikasi diidentifikasi didaftar diklasifikasi Faktual, objektif, terarah, tersaring (ada arti ilmiah)

o o

Perumusan2 Pernyataan2

Pernyataan umum (induksi)

Alat bantu : matematik, numerik, komputer Contoh : model matematik P.D Jawaban

Grafik Identik Observasi/data empirik Teori Persamaan Pernyataan Grafik

Dikukuhkan / digugurkan oleh experiment

Kesimpulan : cara deduksi dan induksi bisa dipakai untuk evaluasi suatu teori Ilmu Empirik Khusus : Ilmu Alam Ilmu Alam: o Ilmu empirik o Ilmu tentang alam : Astronomi, meteorologi, hidrologi, geologi, mineralologi, ilmu kimia Ciri2: o Sifat universal Hukum berlaku dimanapun, kapan saja Konstanta tidak sama dg fungsi ruang dan waktu Kualitatif, kuantitatif sama dg di lain planet o Pengalaman ilmiah tidak langsung Gejala2 = model abstrak, fungsi matematik Melalui perantara : alat2 ukur o Hubungan jalin-menjalin Observasi (alami) Teori Experimen (lab)

Operasi2 pemikiran Alat2 ukur analisis data bahasa ilmiah buatan Data pengukuran Cara ini mulai memasuki ke berbagai bidang ilmu : Ilmu hayat

Ilmu ekonomi Ilmu sosial Ilmu psikologi

Contoh : pembiasan sinar

Jika dalam air + gula = n berubah-ubah atau merupakan variabel n = f (kadar gula) --> kepekatan gula bisa ditetapkan dengan refraktometer

Pada saat ini keterkaitan antar-ilmu makin terasa, makin meluas. Contoh : Ilmu lingkungan (ekologi) Teknik kimia Teknik industri

PENGUJIAN TEORI DAN STRATEGI ILMU


Empat jalur pengujian teori: 1. 2. 3. 4. Pembandingan logis dari kesimpulan antar ilmu Kajian teori, apakah bersifat empiris/ilmiah Komparasi (teori) dg lain ilmu Pengujian secara empiris/aplikatif/experimental

Jalur ini tidak memiliki jaminan mutlak Teori yang dibenarkan (diversifikasi) tidak selalu dan selamanya benar Teori yang disalahkan (difalsifikasi) bisa menjadi benar (secara ilmiah = verifiable)

Maka kaum falsifikasionis berpendapat : Ilmu itu sebagai suatu perangkat hipotesis yg dikemukakan secara coba-coba dengan tujuan melukiskan secara akurat perilaku suatu aspek/gejala dalam alam semesta. Hipotesis akan menjadi bagian ilmu bila bersifat falsiable (benar/salah) Contoh: besok pagi akan terjadi gempa bumi ternyata tidak. Van Peursen: Filsafat ilmu itu meliputi 2 kecondongan: 1. Metafisis Menyelidiki dasar2 ilmu Menjangkau keluar dari dunia fisis/empiris Kerangka ilmu lebih luas 2. Metodologis Ilmu dipagari terhadap apa yg diluarnya Lebih menonjol pada abad ini Lebih dipakai pada ilmuwan daripada filosof Pemikiran konvergen meskipun ilmuwan harus berpikir juga secara divergen Mungkinkah penyatuan kedua kecondongan? Muncul strategi ilmu yang disebut Heuristik. Heuristik : (Rules of Thumb) Teori untuk menemukan jalan keluar penyelesaian masalah secara ilmiah Sifatnya: mendahului penyelesaian ilmiah Mencakup juga faktor2 non ilmiah yg penting untuk memunculkan ilmu Penyatuan kedua kecondongan dengan melihat intervensi metafisis Penggerak berpikir kreatif imaginatif

Contoh: Penyulingan

Biner kolom satu 3 komponen kolom dua 11 komponen kolom 16796 Mana yg terpilih? Heuristik : Masalah pencabangan kolom

key component

bisa dipilih Dipuncak hanya terpisah 1 komponen

Jadi hanya diberikan pedoman penyelesaian Bahasa komunikasi ilmiah Berpikir ilmiah (sistematik, teratur, prosedur tertentu) memerlukan sarana berpikir, yaitu: Bahasa, logika, matematika, statistika Tanpa kemampuan berbahasa, tidak mungkin: o Melakukan kegiatan berpikir sistematika dan teratur o Mengembangkan kebudayaan (turun-temurun) Tanpa bahasa, manusia tidak berbeda dengan hewan Jalan pikiran dan ekspresi perasaan terhadap objek nyata atau faktual ditransformasi melalui rangkaian kata-kata (simbol abstrak) yang diatur menurut tata bahasa Aspek bahasa ini bersifat informatif yang mengandung emosi. Musik adalah bentuk dimana emosi dilepas bebas dari informasi. Buku telpon adalah informasi tanpa emosi. Bahasa itu mengkomunikasikan 3 hal yaitu: 1. Pikiran 2. Perasaan, dan 3. Sikap Apa sebenarnya bahasa itu? 1. Bahasa adalah rangkaian bunyi (verbal) Sebenarnya bisa saja komunikasi dengan bahasa isyarat 2. Bahasa adalah lambang (atau rangkaian bunyi) yang mempunyai arti tertentu Sebenarnya lambang itu diberikan secara sembarang Contoh : Bahasa Indonesia memakai istilah gunung Bahasa Inggris menyebut mountain Bahasa Arab menyebut jabal Bahasa terus berkembang sehingga kumpulan lambang menjadi perbendaharaan kata

Komunikasi ilmiah 1. Informasi pengetahuan bersifat reproduktif. Dari awal sampai terakhir, informasi dengan lambang X tetap tidak berubah (konsisten) 2. Bersifat jelas (tersurat, eksplisit), objektif dan bebas unsur emotif 3. Kata-katanya definitif. Misalnya kata optimal definisinya harus dijelaskan 4. Kalimat sebagai lambang pernyataan Contoh : logam bila dipanaskan memanjang ada hubungan sebab akibat antara panjang dan suhu Jadi tata-bahasa harus baik (logis, menurut aturan bahasa yang dipakai) 5. Penulisan apa adanya; format penulisan (catatan kaki), daftar bacaan menikuti aturan tertentu Kekurangan pada aplikasi bahasa 1. Sarana komunikasi yaitu: emotif, efektif, dan simbolik bisa bersifat multifungsi, terutama dalam bahasa verbal. Misal: Cinta Sebagai bahasa ilmiah harus objektif, antiseptik (tidak tercemar) dan reproduktif (konsisten) 2. Rangkaian kata-kata mengandung arti yang tidak jelas, kurang eksak Misalnya kata ilmu sulit mendefinisikan secara jelas dan eksak Kata-kata yang panjang bisa membosankan, bisa jadi tidak komunikatif lagi 3. Bersifat majemuk atau plural Misalnya kata ilusi bisa diartikan dengan; gagasan keliru; suatu kata bisa diartikan sama, seperti administrasi, manaje+ men, pengelolaan, tatalaksana, memiliki pengertian sama (lihat dalam kamus bahasa) 4. Bersifat berputar-putar Contoh ; Pengelolaan organisasi Pengelolaan : kegiatan dilakukan pada sebuah organisasi; Organisasi = bentuk wadah kegiatan pengelolaan Data informasi Data = bahan yang diolah menjadi informasi Informasi = keterangan yang didapat dari data Kekurangan/kelemahan diatas merupakan masalah kompleks bagi para filsafat modern yang perlu mengkaji logico linguistik

Matematika Sarana Berpikir Deduktif Matematika pengganti komunikasi bahasa verbal Matematika mempergunakan lambang-lambang artifisial yang berlaku khusus untuk masalah yang dikaji, sesuai dengan kesepakatan. Contoh:

= penjumlahan (bentuk lambang)


H = entalpi P = tekanan Kec. Gerak = v L T = suhu

Waktu tempuh, t = L m V m/j jam

Bahasa numerik Matematika sebagai bahasa bentuk numerik (angka-angka) bisa untuk pengukuran kuantitatif Setelah dipanasi L Bahasa verbal : L = panjang sekali; dL = pertambahan panjang Berarti bersifat kualitatif Contoh lain : Gajah itu besar dan semut kecil sekali Volume berapa? Tidak jelas. L L + dL dL

Sifat kuantitatif : Meningkatkan kemampuan prediksi dan kontrol ilmu Memberikan pemecahan masalah lebih tepat dan cermat Matematika memungkinkan pengembangan secara kualitatif maupun kuantitatif Ilmu-ilmu sosial menemui kesukaran dalam teknik pengukuran objeknya. Saat ini ilmu sosial telah memasuki tahapan kuantitatif Nampaknya matematika diperlukan oleh hampir semua ilmu dalam usaha meningkatkan prediksi dan kontrol ilmu yang bersangkutan Berpikir deduktif Telah dikenal lama bahwa jumlah sudut dalam dari segitiga = 180 derajat Sudut-sudutnya diukur dan dijumlahkan

Bagaimana deduksinya ?

Penggunaan premis-premis menghasilkan pengetahuan baru. Cara lama memakai dasar empirik (pengamatan, pengukuran); cara baru memakai deduksi. Saat ini dikembangkan konsep modeling, untuk mengurangi tugas eksperimental. Inilah cara memperkaya perbendaharaan ilmiah. Perkembangan matematika Dimana matematika dipakai untuk pengembangan suatu ilmu? Perlu dicermati dulu tahapan perkembangan ilmu Tahap pengembangan ilmu: Tahapan: 1. Sistematika 2. Komparatif 3. Kuantitatif Tahap Sistematika o Objek-objek empiris dikelompokkan dalam golongan tertentu o Dari anggota-anggoota dalam kelompok diusahakan menemukan ciri-ciri bersifat umum o Dari ciri-ciri ini dunia fisik dikenali Tahap Komparatif o Objek satu dengan objek lain dibandingkan o Golongan satu dengan yang lain dibandingkan o Cara-cara ini untuk mencari korelasinya Tahap Kuantitatif o Mencari hubungan variabel-variabel objek berdasarkan hukum sebab-akibat, bukan dari hubungan pembandingan o Diperlukan pengukuran eksak dari variabel-variabel dalam objek

Ditahapan (1) sistematika dan (2) komparatif masih bisa dipakai bahasa verbal. Tatapi untuk tahapan (3) kuantitatif dibutuhkan pengetahuan matematika Contoh : pengembangan proses distilasi 1. Dimulai dengan analisis kesetimbangan uap-cair (pada 1 atm) Kualitatif (premis) Pada tek.(P) tetap tertentu. Terdapat kesetimbangan biner (A+B) 2. Kuantitatif data2 dikelompokkan, dikomparasi

Lambang-lambang matematika, data, dan pengukuran akurat dari suatu objek sudah tersedia. Sebenarnya matematika adalah 1. Sebagai bahasa 2. Sebagai alat berpikir (analisis, penarikan kesimpulan)

Pendapat filosof tentang matematika Wittgenstein Matematika adalah metode berpikir logis, meskipun masih memerlukan bentuk lebih sempurna. Contoh : matematis terhadap fakta Dalam tinjauan distribusi suhu pada aliran listrik melalui kawat silindris didapat persamaan berikut (Bird, Stewart, Lightfoot, 1960, transport phenomena) qt = Sc .r + C1 2 r qt = flux energi panas; Se = kec. Produksi panas per satuan volume; r = jarak radial dari pusat kawat; C1 = tetapan integral Untuk r=0 C1/r = ~ (matematis) Fakta qt tidak sama dengan ~ ; maka diambil C1 = 0 sehingga C1/r atau tak tentu Matematis = ~ Fakta tidak sama dengan ~ C1/r = 0/0 Matematika dan Peradaban Usia matematika sama dengan usia peradaban manusia sendiri. Tahun +- 3500 th sebelum masehi bangsa mesir kuno telah memakai simbol yang melambangkan angka-angka. Para pendeta merupakan para ahli matematika dan mampu mengukur pasang surutnya sungai Nil dan meramalkan banjir. Kekuasaannya bisa bertahan dengan cara merahasiakan kepandaian tersebut kepada masyarakat umum. Matematika merupakan bahasa artifisial (dari ketekunan belajar) bisa menutup kekurangan bahasa verbal yang semakin melebar, dapat dibedakan sebagai makhluk berbicara dan makhluk berhitung.

Tanpa matematika, pengetahuan berhenti pad tahap kualitatif saja, tidak meningkatkan perkembangan logika. Matematika membawa kehidupan ini ke sifat kuantitatif

Masalah Statistik Bidang Kedokteran Kesalahan tebal irisan, irisan jaringan beberapa mm, berakibat fatal Bidang Pertanian Pertumbuhan padi yang diberi pupuk, beberapa batang tumbuh cukup tinggi. Apa sebabnya? 1. Logika : bertambah tinggi karena pemupukan 2. Fakta : tanpa ada pupuk ada berapa batang padi tumbuh tinggi juga Kemungkinan: Faktor lain diluar pengaruh pemupukan (diluar kausalitas) atau memang kebetulan saja (hubungan semu) Berarti kesimpulan yang ditarik secara induktif, masih terdapat kesalahan yang tidak bisa dihindari. Kesalahan pengukuran atau pengumpulan data masih tetap ada.

Pendapat2: Fungsi matematika (deduktif) lebih unggul dibanding statistika (induktif dalam telaah keilmuan) Perlu dijaga keseimbangan antara pengetahuan matematika dan statistika Hambatan dalam perkembangan statistika terjadi karena seringkali dikacaukan antara berpikir logis deduktif (matematika) dengan berpikir logis induktif (statistik)

MATEMATIKA TANPA BILANGAN


Matematika tanpa bilangan dimunculkan para ahli matematika untuk kuantifikasi ilmu2 sosial. Seorang ahli mat. mengatakan: Matematika adalah pelajaran tentang bilangan (pengembangan aljabar) dan ruang (pengembangan geometri), keduanya menyatu dalam kalkulus Matematika klasik cocok untuk kemajuan fisika yang telah memiliki cara pengukuran (ilmu sosial belum ada). Dan juga fisika telah mempergunakan model ruang (geometri) Masalah kuantifikasi ilmu sosial: 1. Belum memiliki angka pengukuran (tanpa bilangan) 2. Pengertian ruang tidak relevan (tidak ada batas ruang) Jadi, bagaimana model kuantifikasi yang cocok untuk ilmu sosial? Matematika dianggap penting untuk memformulasikan hipotesis dalam bentuk tepat dan jelas Model (1) Model ini mempergunakan teori grafik (cabang geometri modern, meski tak ada hubungan dengan ruang) Pengertian grafik : garis penghubung antara 2 titik (pengamatan) berurutan, membentuk grafik.

Model (2) Model ini mempergunakan teori gugus (transformasi), dimana cabang aljabar/angka tidak memainkan peranan sama sekali (TRANSFORMASI=PERUBAHAN) Sebenarnya suatu transformasi atau perubahan (sosial) dicari padanannya dengan pengertian bentuk matematika. Karena itu untuk anlisis suatu masalh sosial berbasis kuantitatif diperlukan kesepakatan antara para ahli ilmu sosial dan matematik

Model (3) Model ini mengambil dasar jaringan komunikasi yang mempunyai cara tertentu untuk mengirim pesan individual : telepon umum/pribadi, HP, telegram, fax, dst

Misal komunikasi seseorang i dengan seseorang j, bisa dilakukan dua arah. PENDAPAT : Semula, dianggap tidak ada manfaatnya menganalisa komunikasi ini dengan bilangan. Akhirnya memang memerlkan angka meski sederhana atau bentuk simbolik. Misalnya pemakaian bentuk matrix, ada baris ada kolom, sebanyak gugus man. dalam jaringan.

Jadi informasi komunikasi bisa dipaparkan oleh ahli matematik. Pihak ahli ilmu sosial mencocokkan hasil matrix C2, apakah bisa disetujui atau tidak. Jadi yang perlu adalah kesepakatan. Metoda matrix bukan satu2nya metoda, masih banyak metoda lain yang sama baiknya. Misalnya : model dengan basis ranking atau urutan prioritas object. Disini banyak dilibatkan padanan statistik. Kesimpulan: Konsep matematika dan statistik membantu penyelesaian masalah2 dalam ilmu sosial. Ahli ilmu sosial setuju persyaratan2 untuk pemecahan masalh sosial tertentu. Mereka tak setuju/sepakat penyelesaian matematika yang sesungguhnya. Para ahli ilmu sosial bersedia berkonsultasi dengan para ahli matematika. Masih banyak masalah2 dalam ilmu sosial yang belum bisa diantu penyelesaiannya dengan konsep matematik.

ILMU DAN AGAMA


Hubungan antara ilmu dan agama bisa dijelaskan dari segi ontologis-epistemologis-axiologis (basis empiris)

Ontologis - Ilmu dan agama memiliki hubungan bersifat integratif-interdependentis, artinya saling bergantung satu sama lain. - Tidak ada ilmu tanpa agama, dan tidak ada agama tanpa ilmu. Karena ilmu dan agama itu berasal dari sang pencipta, jadi menyatu

Epistemologis - Hubungan ilmu dan agama bersifat integratif dan komplementer Artinya dalam pengembangan ilmu metode yang diterapkan saling melengkapi - Dalam mencari kebenaran ilmu tidak hanya menerima kebenaran dari empiris dan rasio (penalaran) saja, tetapi juga menerima kebenaran dari intuisi atau wahyu - Jadi kebenaran ilmiah tidak hanya melalui capai/usaha manusia saja, tetapi juga melalui pembersihan diri (manusia) dan pendekatan diri kepada pemilik ilmu (Allah) - Ilmu iti hadir dalam diri manusia dan ilmu itu tidak hanya dicari tetapi juga diminta dari sang pemilik ilmu untuk memperoleh ilmu sebanyak-banyaknya. - Maka manusia harus semakin meningkatlam kedekatannya kepada sang pemilik sumber ilmu

Aksiologis - Hubungan ilmu dan agama bersifat integratif dan kualitatif Artinya seluruh nilai (kebenaran, kebaikan, keindahan, keilahian) saling mengkualifikasi satu sama lain - Nilai kebenaran adalah tolok ukur bagi ilmu yaitu kebenaran yang baik, indah alamiah. Berarti tidak hanya benar salah dari nilai kebenaran saja. Termasuk didalamnya baik-buruk (nilai kebaikan), indah jelek (nilai keindahan atau estetik), sakral profan (tidak sakral), haram halal (nilai keilahian) - Jadi ilmu tidak (mutlak) bebas milai atau ilmu untuk ilmu, tetapi ilmu harus disinari nilai tertinggi (nilai keilahian/ketuhanan). Hal ini banyak dibicarakan dalam S.Q (spiritual quotient), spiritual leadership

- Arahan ini untuk menjadikan ilmu bermoral dan religius - Telah lama I.Q (intellegence quotient) dipakai sebagai tolok ukur kecerdasan intelektual. Survei di USA (sejak 1918) menunjukkan bahwa skor I.Q makin tinggi sedang skor E.Q atau aspek hati nurani menurun. Paradox ini dinyatakan membahayakan. Perhatikan kasus2 berikut: Ilmu kimia Proses sintetis berkembang pesat seperti produk2 polimer bermanfaat untuk mengisi kebutuhan: sandang, bangunan, alat2 perlengkapan lainnya. Tetapi juga bisa salah pemanfaatan dalam pemakaian senjata racun kimia (saat PD II) Ilmu fisika Fiika nuklir dimanfaatkan untuk PLTN, radiasi dibidang kesehatan. Tetapi bisa juga diarahkan untuk pembuatan senjata nuklir. Misalnya bom atom yang dijatuhkan di hiroshima Ilmu genetika Iptek bukan hanya untuk kemudahan kebutuhan hidup, sudah kearah untuk mengubah kondisi manusia. - Sebenarnya ilmu itu tidak berwenang untuk menentukan tujuan hidup tetapi membantu tujuan hidup sejahtera dan kemudahan penghidupan - Misalnya kita mampu meningkatkan I.Q = 160 (super jenius), apakah manusia ini dapat mencapai kebahagiaan dan kemuliaan? Tidak! Tidak ada hubungan kebahagiaan dan kemuliaan manusia dengan I.Q - Ilmu tidak dapat memberikan jawaban, karena ilmu: a. Tidak bisa menjawab apriori (sebelum ada kejadian) b. Bisa menyimpulkan sesuatu untuk menjawabnya sesudah ada pembuktoan atau posterior (sesudah ada kejadian) - Pendapat ahli genetika: kita coba dulu, baru diketahui jawabannya. Secara moral : manusia bukan untuk kelinci percobaan - Hak2 manusia sendiri sangat kompleks, seperti psikis (kejiwaan), emosional, kepribadian manusia, tidak terjalin hubungan rasional yang dapat dianalisis secara kuantitatif - Hasil dari riset genetika: 1. Ditinjau dari keseluruhan manusia,tidak ada jaminan mengarah pada perbaikan 2. Kepentingan pribadi (atau ambisi) bisa mengarah ke destruktif Yang jelas, ada sikap menolak bahwa manusia dijadikan objek penelitian genetika.

Intuisi, wahyu, rasionalisme, empirisme - Rasionalisme dan empirisme adalah produk penalaran. Sedangkan intuisi adalah produk bukan penalaran. - Suatu masalah bisa terjawab melalui intuisi, tetapi tidak bisa dijelaskan mengapa jawabannya seperti itu. (Tak ada dukungan empirik ataupun basis teoritis). Dari intuisi sebagai jawaban itu sebaiknya dijadikan sebagai hipotesis, dan dianalisis lebih lanjut - Pendapat filosof tentang intuisi Menurut Maslow: Intuisi adalah pengalaman puncak (manusia) atau "peak experience" Menurut Nietschze: Intuisi adalag intelegensi tertinggi. Yang jelas intuisi itu bukan penalaran. - Wahyu itu apa? Dari segi filsafat, wahyu adalah pengetahuan disampaikan oleh Tuhan kepada manusia lewat para nabi atau orang suci Wahyu ini berdasarkan kepercayaan hal2 gaib (bukan penalaran) - Misalnya ada suatu pernyataan dalam agama (wahyu). Maka pernyataan ini dipercaya dulu, baru kemudian hari bisa diterima. Selanjutnya dicermati (1) konsistensi pernyataan2nya (2) secara empiris dikumpulkan fakta2 yg mendukung.

Intellegence quotient (I.Q) dan emotional quotient (E.Q) - Dalam pendidikan, intelektualitas lebih ditekankan pada pengukuran I.Q; sedang E.Q tidak diajarkan. Meskipun ada etika profesi seperti A.I.CH.E, AICE, ASME, dll - E.Q atau kecerdasan emosi diperlukan untuk mencapai prestasi kerja yang tinggi. Karena E.Q itu mengarah ke sikap : integritas, komitmen, visioner dan kemandirian yang diperlukan untuk keberhasilan kerja yg tinggi. - Menurut Robert Stenberg (psikolog dari Universitas Yale USA) mengatakan: Bila I.Q berkuasa, tanpa sadar hati (nurani) sebagai pembimbing berarti telah memilih penguasa yang buruk. Misal si A dan si B sesama sarjana tetapi si A lebih sukses dalam tugas dan posisinya lebih baik? Ternyata inti kemampuan pribadi dan sosial merupakan kunci utama untuk mencapai keberhasilan kerja, atau kecerdasan emosional (E.Q)

Banyak contoh kasus yang menunjukkan bahwa mereka yang berpendidikan tinggi kurang sukses berkiprah di bidang pekerjaannya. Mereka yang berpendidikan formal lebih rendah lebih berhasil dalam bidang pekerjaannya. Apa E.Q itu? E.Q (emotional quotient) atau kecerdasan emosional adalah kemampuan untuk merasa atau peka pada hati nurani berdasarkan kejujuran (tidak dipengaruhi pola pikir)

- Saat ini telah dikenal pula S.Q (spiritual quotient) yang memfungsikan IQ dan EQ secara efektif (sinergis). SQ ini yang dikenal sebagai kecerdasan tertinggi manusia. IQ dimensi fisik alam sadar EQ dimensi psikis alam pra-sadar SQ dimensi spiritual alam bawah sadar Para ahli psikologi sepakat bahwa IQ hanya menyumbang 20% faktor yang menentukan keberhasilan (kerja), 80% sisanya berasal dari faktor lain (EQ, SQ) Dari susunan otak manusia telah dikenal otak kiri dan otak kanan Kiri o o o o o o o o Kanan o o o o o o o o o o Kreatif Imaginatif Umum Intuitif Konsepsional Gambaran dasar Heuristik Empati Figuratif Luar biasa Analitis Tepat Repetitif Teratur Detail Ilmiah Harafiah Runtun

Otak kiri dan otak kanan

Anda mungkin juga menyukai