Anda di halaman 1dari 23

Cedera dan kematian sel

Organisasi seluler
Sel merupakan struktur terkecil organisme yang dapat mengatur aktivitas kehidupan sendiri Sel terdiri: membran plasma, sitoplasma, nukleus dan nukleoplasma Didalam sitoplasma terdapat organel dengan fungsi spesifik

Fungsi Organel
1. Membran plasma: memberi bentuk sel, melekatkan sel pada sel lain. Fungsi membran plasma sebagai: - Pintu gerbang transport selektif makanan dan produk buangan ke dalam dan ke luar sel - Membangkitkan potensial membran - Bekerja sebagai saluran komunikasi untuk kontrol sinyal dari sekitar tubuh

2. Nukleus mengandung genom DNA, yang

mengkode (memberi perintah) untuk sintesa protein 3. Retikulum endoplastik dan Aparatus Golgi bersama sama mensintesa protein dibawah kontrol RNA didalam ribosom, menurut perintah DNA 4. Mitokondria tempat metabolisme sel, merubah makanan menjadi ATP 5. Lisosom tempat sintesa enzim pencernaan

Modalitas Cedera Sel


Sel selalu terpajan terhadap sel atau kondisi yang selalu berubah dan potensial terhadap rangsangan yang merusak akan bereaksi : - Beradaptasi, - Jejas / cidera reversible - Kematian

Cara Cedera Sel 1. Kekurangan oksigen (hipoksia) 2. Kekurangan zat makanan penting 3. Agent fisik (trauma, panas, dingin, radiasi, listrik) 4. Agent kimia dan obat-obatan 5. Agent (biologi) infeksius 6. Reaksi imunologik 7. Kelainan genetik

Hipoksia, akibat dari : - Hilangnya perbekalan darah karena gangguan aliran darah serta gangguan kardiorespirasi - Hilangnya kemampuan darah mengangkut oksigen. : anemia dan keracunan. Ketidakseimbangan Nutrisi - Defisiensi protein-kalori - Avitaminosis - Jumlah lipid yang berlebihan dapat menyebabkan arteriosklerosis

Bahan kimia (termasuk makanan dan obatobatan) - Bahan kimia menyebabkan perubahan pd beberapa fungsi sel - Racun seperti arsen, sianida atau garam merkuri menyebabkan kematian sel dalam waktu yang singkat.

Agen fisik - Trauma mekanik, yg dpt merusak sel dan dapat menyebabkan pergeseran organisasi organel intra sel .Suhu rendah, ggn suplai darah, vasokontriksi, membakar jaringan, Suhu tinggi - Tenaga radiasi, jejas akibat ionisasi langsung senyawa kimia yg ada di dalam sel atau karena ionisasi sel yg menghasilkan radikal panas yg secara sekunder bereaksi dgn komponen intra sel - Tenaga listrik, jika melewati tubuh akan menyebabkan : aritmi jantung, luka bakar. Serta ggn jalur konduksi saraf

Agent (biologi) infeksius Bakteri, virus, mikoplasma, klamidia , jamur dan protozoa. Reaksi imunologik Reaksi imun sering dikenal sebagai penyebab kerusakan dan penyakit pada sel. Misalnya pada reaksi anafikaltik ataupun reaksi antigen endogen yang menimbulkan penyait autoimun.

Kelainan genetik Mutasi, dapat menyebabkan: suatu enzim kurang atau kelangsugan hidup sel tidak sesuai.

Sel yang Cedera


Efek pertama sel yang cedera adalah: lesi biokimia yaitu perubahan reaksi kimia / metabolik didalam sel Kerusakan biokimia dapat menyebabkan gangguan fungsi sel (fisiologi) Kelainan biokimia dan fungsional dapat menyebabkan perubahan morfologik (anatomi)

Serangan pada sel tidak selalu mengakibatkan gangguan fungsi, umumnya ada mekanisme adaptasi seluler terhadap stimulus Adaptasi merupakan tahap antara sel normal dengan sel yang sakit Adaptasi dibagi menjadi : - Adaptasi fisiologik - Adapatasi patologik

Adaptasi fisiologik : reaksi sel terhadap stimulus normal oleh hormon atau bahan kimia endogen, seperti pembesaran kelenjar mammae dan induksi laktasi pada kehamilan Adapatasi patologik : adaptasi sel terhadap stimuli abnormal. Sel dapat beradaptasi melalui atrofi, hipertrofi, hiperplasia, metaplasia, dan induksi

Perubahan Morfologik Sel Cedera Subletal

Jika sel diserang tetapi tidak mati (sub letal) sering terjadi perubahan morfologik yang reversibel Jika stimulus hilang sel dapat kembali sehat, jika stimulus tidak hilang sel akan mati

Perubahan subletal pada sel secara alami disebut : degeneratif/degenerasi Bentuk-bentuk degenarasi : degenerasi albumin, degenerasi hidropik/vakuoler, degenerasi lemak, degenerasi glikogen, degerasi hialin

Kematian Selluler
Jika pengaruh buruk pada sel hebat dan berlangsung lama sel tidak mampu lagi beradaptasi proses ireversibel kematian sel (nekrosis) Nekrosis adalah kematian sel ireversibel yang terjadi ketika sel cedera berat dalam waktu lama dimana sel tidak mampu beradaptasi lagi atau memperbaiki dirinya sendiri (hemostasis)

Inti sel yang mengalami penghancuran progresif urutanya adalah: - Piknosis inti sel menyusut, batas tidak teratur, berwarna gelap (inti piknotik) - Karioreksis inti hancur, membentuk fragmen kromatin yang menyebar (inti \ kariorektik) - Kariolisis inti tidak dapat diwarnai, dan inti hilang

Macam Nekrosis 1. Nekrosis koagulatif: sel nekrotik bentuknya tetap, akibat sel litik dihambat kondisi lokal kurangnya suplai darah pada jantung, ginjal, limpa Nekrosis liquefaktif: sel nekrosik mengalami pencairan akibat kerja enzim pada otak dan medulla spinalis Nekrosis kaseosa: sel nekrotik hancur, tetapi pecahanya tetap berada disekitarnya pada paru pada penderita TBC

Gangren: nekrosis koagulatif akibat kekurangan aliran darah dan disertai tumbuhnya bakteri safrofit yang berlebihan (gangren kering pada tungkai, gangren basah pada usus) Nekrosis lemak enzimatis (pankreatik) nekrosis terjadi akibat enzim pankreas mengalir diluar duktus pada pankreas

Indikator Nekrosis 1. Hilangnya fungsi organ 2. Peradangan disekitar nekrosis 3. Demam 4. Malaise 5. Lekositosis 6. Peningkatan enzim serum

Kematian Somatik
Kriteria kematian somatik adalah: - Terhentinya fungsi sirkulasi secara irreversibel (denyut jantung), - Terhentinya fungsi pernafasan dan - Terhentinya fungsi otak (tidak ada reflek batang otak) Perubahan post mortem: rigor mortis (kekakuan) livor mortis (warna ungu kebiruan) algor mortis (pendinginan), autolisis (pencairan)

Anda mungkin juga menyukai