Anda di halaman 1dari 27

PIT DAN FISSURE SEALANT I. PENDAHULUAN 1.

1 Latar Belakang Ilmu kedokteran gigi anak, salah satu yang dipelajari adalah tentang suatu metode pencegahan terhadap terjadinya karies pada gigi anak. Berbagai tindakan pencegahan terjadinya karies telah diupayakan melalui fluoridasi air minum, topikal aplikasi fluor pada fase perkembangan enamel, dan program kontrol plak bagi masing-masing individu. Hal ini tidak terbukti efektif mengurangi insiden karies pada pit dan fisura yang merupakan bagian yang rentan karies, karena bentukan anatomisnya yang menyempit (Robert .!raig" #$%$" &'(. )emberian fluor secara topikal dan sistemik, tidak banyak berpengaruh terhadap insidensi pada karies pit dan fisura. Hal ini karena pit dan fisura merupakan daerah cekungan yang terlindung ( ambar %(. *ondisi ini mendukung terjadinya proses karies. +luor yang telah diberikan tidak cukup kuat untuk mencegah karies. Berdasarkan hal tersebut, maka dilakukanlah suatu cara preventif yang ditujukan khusus untuk mencegah karies pada daerah ini melalui teknik fissure sealant (R., -ndla., #$$&" /'(. +issure sealant merupakan bahan yang diletakkan pada pit dan fisura gigi yang bertujuan untuk mencegah proses karies gigi (,.H. 0unn et al, &111(. Bentuk pit dan fisura beragam, akan tetapi bentuk umumnya adalah sempit, melipat dan tidak teratur. Bakteri dan sisa makanan menumpuk di daerah tersebut. 2aliva dan alat pembersih mekanis sulit menjangkaunya. 3engan diberikannya bahan penutup pit dan fisura pada a.al erupsi gigi, diharapkan dapat mencegah bakteri sisa makanan berada dalam pit dan fisura (2ari *ervanto, &11$" #&(. 4ujuan utama diberikannya sealant adalah agar terjadinya penetrasi bahan ke dalam pit dan fisura serta berpolimerisai dan menutup daerah tersebut dari bakteri dan debris (*enneth , -nusavice, &115" &61-&6#(. Bahan sealant ideal mempunyai kemampuan retensi yang tahan lama, kelarutan terhadap cairan mulut rendah, biokompatibel dengan jaringan rongga mulut, dsn mudah diaplikasikan (3onna 7esser, &11#(.

3ua bahan sealant yang sering digunakan adalah sealant berbasis resin dan sealant semen ionomer kaca (2I*(. Bahan sealant berbasis resin dapat melakukan polimerisasi secara autopolimerisasi dan fotopolimerisasi. 2edangkan sealant 2I* yang sering digunakan bersifat autopolimerisasi (2ari *ervanto, &11$" &1(. 2ealant berbasis resin bertahan lebih lama dan kuat karena memiliki kemampuan penetrasi yang lebih bagus. Hal ini karena adanya proses etsa pada enamel gigi yang menghasilkan kontak yang lebih baik antara bahan resin dengan permukaan enamel (8ahadevan anesh, &11%(. 9tsa menghilangkan mineral enamel gigi dan menghasilkan resin tag dan secara klinis nampak lebih putih dan pudar. Bahan sealant yang diberikan pada area yang dietsa akan berpenetrasi ke dalam resin tag. Hal ini dapat meningkatkan retensi mekanis bahan sealant dengan permukaan enamel gigi (!arline )aarmann, #$$#"#:(. 2ealant ionomer kaca memiliki kemampuan mencegah karies yang hampir sama dengan sealant berbasis resin. 8anipulasi sealant semen ionomer kaca lebih mudah, dan tidak diperlukan tahapan pengetsaan pada permukaan gigi (2ubramaniam, &11'(. Berbeda dengan sealant berbasis resin, bahan sealant semen ionomer kaca melakukan interaksi khusus dengan enamel gigi dengan melepaskan kalsium, strontium dan ion fluor yang bersifat kariostatik dan mengurangi perkembangan karies pada daerah yang diberi sealant (7aurence ,. ;alsh, &116(. Berdasarkan uraian di atas, maka dalam makalah ini akan dibahas tentang perbandingan fissure sealant berbasis resin dengan sealant semen ionomer kaca sebagai bahan penutup pit dan fisura pada permukaan gigi posterior.

&

1.2 Masalah Bagaimanakah perbandingan kemampuan retensi sealant berbasis resin dengan sealant semen ionomer kaca sebagai bahan penutup pit dan fisura< 1.3 Tu uan 8emberikan informasi tentang perbandingan kemampuan retensi sealant berbasis resin dengan sealant semen ionomer kaca sebagai bahan penutup pit dan fisura. 1.! Man"aat 2eorang dokter gigi mampu menentukan pilihan aplikasi bahan sealant baik berbasis resin maupun berbasis semen ionomer kaca sesuai indikasinya sebagai bahan penutup pit dan fisura.

II. TIN#AUAN PUSTA$A 2.1 P%t &an F%sura )it adalah titik terdalam berada pada pertemuan antar beberapa groove atau akhir dari groove. Istilah pit sering berkaitan dengan fisura. +isura adalah garis berupa celah yang dalam pada permukaan gigi (Russel !.;heeler, #$%5(. 8acam pit dan fisura bervariasi bentuk dan kedalamannya, dapat berupa tipe = (terbuka cukup lebar(> tipe ? (terbuka, namun sempit(> tipe I (bentuk seperti leher botol(. Bentuk pit dan fisura bentuk = cenderung dangkal, lebar sehingga mudah dibersihkan dan lebih tahan karies. 2edangkan bentuk pit dan fisura bentuk ? atau I cenderung dalam, sempit dan berkelok sehingga lebih rentan karies. Bentukan ini mengakibatkan penumpukan plak, mikroorganisme dan debris. 8orfologi permukaan oklusal gigi bervariasi berbagai individu. )ada umumnya bentuk oklusal pada premolar nampak dengan tiga atau empat pit. )ada molar biasanya terdapat sepuluh pit terpisah dengan fisura tambahan (8. ,ohn hick dalam ,.R )inkham, #$$5" 5/5(. 2.2 H%st'(at'l'g% $ar%es (a&a P%t &an F%sura )ermukaan oklusal gigi posterior merupakan daerah yang paling ra.an untuk terjadinya karies. Bentuk anatiomis gigi ini yang memungkinkan terjadinya retensi dan maturasi plak. -ktivitas bakteri dalam plak berakibat terjadinya fluktuasi pH. *ondisi naiknya pH memberikan keuntungan terjadinya penambahan mineral (remineralisasi( gigi, sedangkan turunnya pH akan berakibat hilangnya mineral gigi. *ehilangan mineral ini merupakan suatu proses demineralisasi jaringan keras yang menjadi tanda dan gejala sebuah penyakit (2ari *ervanto, &11$" $(. ejala dini suatu karies enamel yang terlihat secra makroskopik adalah berupa bercak putih. Bercak ini memiliki .arna yang tampak sangat berbeda dengan enamel sekitarnya yang masih sehat. *adang-kadang lesi akan tampak ber.arna coklat disebabkan oleh materi di sekelilingnya yang terserap ke dalam

pori-porinya. Baik bercak putih maupun bercak coklat bisa bertahan tahunan lamanya (9d.ina -.8. *idd, #$$&"#$(. Istilah karies fisura menggambarkan adanya karies pada pit dan fisura. *aries bera.al dari dinding-dinding fisura. *aries ini membesar ukurannya dan menyatu pada dasar fisura. *aries enamel akan melebar kearah dentin diba.ahnya sesuai dengan arah prisma enamelnya. -rah perkembangan karies ke lateral sehingga terbentuk karies yang menggaung (9d.ina -.8. *idd, #$$&"&/(. -.al pembentukan karies dimulai dari fisura, yaitu bagian terdalam dan bagian paling dasar dari permukaan gigi. *emudian karies berlanjut ke arah lateral dinding fisura dan lereng cusp (8. ,ohn hick dalam ,.R )inkham, #$$5" 5/5(. 9namel pada dasar fisura merupakan daerah yang terkena karies paling a.al, karies akan menyebar sepanjang enamel, kemudian karies berlanjut hingga dentinoenamel junction. Bila dentin terkena karies, maka perkembangan karies menjadi lebih cepat dibandingkan saat enamel terkena lesi. )ada kavitas fisura terjadi kehilangan mineral dan struktur pendukung dari enamel dan dentin, sehingga secara klinis nampak karies (8. ,ohn Hick dalam ,.R )inkham, #$$5" 5//(. *aries secara histologi dibagi dalam @ona-@ona berdasarkan pemeriksaan dengan mikroskop cahaya, Aone #" Aona 4ranslusen Aona ini tidak terlihat disemua lesi, tetapi jika ada akan terletak pada bagian depan dan merupakan daerah perubahan a.al dari gambaran normal. Aona ini tampak tidak berstruktur, translusen berbatasan dengan @ona gelap di daerah permukaan dan enamel normal di ba.ahnya. 3ibandingkan dengan enamel normal, @one ini lebih porus dikarenakan proses demineralisasi. Aona &" Aona elap Aona gelap merupakan daerah kedua dari perubahan email normal berada tepat di atas @ona translusen. Aona gelap lebih porus daripada @ona translusen. )ada @ona gelap ini terdapat pori-pori kecil. )ori-pori ini merupakan daerah penyembuhan temapat mineral telah didepositkan kembali.

Aona :" Badan 7esi Aona ini merupakan daerah yang terbesar. Aona ini terletak di atas @ona gelap dan di bagian dalam permukaan karies. 3aerah ini ber.arna lebih gelap karena adanya molekul air yang memasuki pori-pori jaringan dimana indeks refraksi air berbeda dengan enamel. ?olume pori-pori area ini sekitar /B di pinggir dan makin membesar ke pusatnya hingga &/B. Aona 5" Aona )ermukaan Aona ini terlihat paling jelas. ?olume pori-pori @ona permukaan ini berkisar #B tapi jika karies terus berkembang maka area ini akhirnya akan hancur dan terbentuklah kavitas. 7apisan permukaan yang relatif tidak terserang ini berhubungan dengan sifat-sifat enamel yang mempunyai derajat remineralisasi tinggi, kandungan fluor yang banyak, dan kemungkinan jumlah protein yang tidak larut lebih besar disbanding dengan lapisan di ba.ahnya (9d.ina -.8. *idd, #$$&"&#-5(. 2etelah enamel terkena karies, diperlukan .aktu sekitar :-5 tahun karies berkembang hingga mencapai dentin. )erkembangan karies secara klinis terdeteksi tergantung hilangnya ketebalan enamel dan bentukan morfologis pit dan fisura (8. ,ohn Hick dalam ,.R )inkham, #$$5" 5/6(. 2.3 Pera)atan P%t &an F%sura 8enurut 8. ,ohn Hick (dalam ,.R )inkham, #$$5" 5/6(, sejumlah pilihan pera.atan bagi para dokter gigi dalam mera.at pit dan fisura, meliputi" a. 8elalui pengamatan (observasi(, menjaga oral higiene, dan pemberian fluor b. )emberian sealant =paya pencegahan terjadinya karies permukaan gigi telah dilakukan melalui fluoridasi air minum, aplikasi topikal fluor selama perkembangan enamel, dan program plak kontrol. 0amun tindakan ini tidak sepenuhnya efektif menurunkan insiden karies pada pit dan fisura, dikarenakan adanya sisi anatomi gigi yang sempit (Robert .!raig"#$%$" &$(.

)emberian fluor secara topikal dan sistemik, tidak banyak berpengaruh terhadap insidensi karies pit dan fisura. Hal ini karena pit dan fisura merupakan daerah cekungan yang dalam dan sempit. +luor yang telah diberikan tidak cukup kuat untuk mencegah karies. (R., -ndla., #$$&" /'(. )emberian fluor ini terbukti efektif bila diberikan pada permukaan gigi yang halus, dengan pit dan fisura minimal (8. ,ohn Hick dalam ,.R )inkham, #$$5" 5//(. =paya lain dalam pencegahan karies pit dan fisura telah dilakukan pada ujicoba klinis pada tahun #$6/ melalui penggunaan sealant pada pit dan fisura. 4ujuan sealant pada pit dan fisura adalah agar sealant berpenetrasi dan menutup semua celah, pit dan fisura pada permukaan oklusal baik gigi sulung maupun permanent. -rea tersebut diduga menjadi tempat a.al terjadinya karies dan sulit dilakukan pembersihan secara mekanis (Robert .!raig "#$%$" &$(. Indikasi pemberian sealant pada pit dan fisura adalah sebagai berikut" a. 3alam, pit dan fisura retentif b. )it dan fisura dengan dekalsifikasi minimal c. *aries pada pit dan fisura atau restorasi pada gigi sulung atau permanen lainnya d. 4idak adanya karies interproCimal e. 8emungkinkan isolasi adekuat terhadap kontaminasi saliva f. =mur gigi erupsi kurang dari 5 tahun. 2edangkan kontraindikasi pemberian sealant pada pit dan fisura adalah a. 2elf cleansing yang baik pada pit dan fisura b. 4erdapat tanda klinis maupun radiografis adanya karies interproCimal yang memerlukan pera.atan c. Banyaknya karies interproCimal dan restorasi d. igi erupsi hanya sebagian dan tidak memungkinkan isolasi dari kontaminasi saliva e. =mur erupsi gigi lebih dari 5 tahun. (8. ,ohn Hick dalam ,.R )inkham, #$$5" 5/$-6#( )ertimbangan lain dalam pemberian sealant juga sebaiknya diperhatikan. =mur anak berkaitan dengan .aktu a.al erupsi gigi-gigi tersebut. =mur :-5

tahun merupakan .aktu yang berharga untuk pemberian sealant pada geligi susu> umur 6-% tahun merupakan saat erupsi gigi permanen molar pertama> umur ##-#: tahun merupakan saatnya molar kedua dan premolar erupsi. 2ealant segera dapat diletakkan pada gigi tersebut secepatnya. 2ealant juga seharusnya diberikan pada gigi de.asa bila terbukti banyak konsumsi gula berlebih atau karena efek obat dan radiasi yang mengakibatkan Cerostomia (0orman D. Harris, #$$$" &5/-6(. 2.! Etsa Asa* 2ejak tahun #$/1-an sejumlah laboratorium dan klinik mempelajari tipe asam, konsentrasi asam, dan lama pengetsaan yang bisa memberikan perlekatan optimal bahan bonding dengan kehilangan minimal pada permukaan enamel. -sam fosfor dengan konsentrasi :/-51B dengan aplikasi selama #/-&1 detik untuk gigi permanen dan gigi sulung telah memberikan perlekatan yang bagus, dengan kehilangan minimal pada permukaan enamel. 9tsa asam pada permukaan enamel menghasilkan sejumlah porositas. 3engan adanya porositas ini, maka bahan sealant masuk ke dalam porositas yang telah dibuat. 3engan demikian terjadi retensi mekanis antara enamel yang dietsa dengan bahan sealant (8. ,ohn hick dalam ,.R )inkham, #$$5" 5%1(. -plikasi asam fosfor selama satu menit menghilangkan kira-kira #1 milimikron email permukaan dan etsa permukaan diba.ahnya sampai kedalaman &1 milimikron. 9tsa menghasilkan kedalaman &1 milimikron. 9tsa menghasilkan lapisan porus sehingga resin dapat mengalir masuk> porositas ini memberikan permukaan retensi mekanis yang sangat baik (R., -ndla., #$$&" /'(. 8enurut !arline )aarmann (#$$#(, pemberian etsa asam fosfor selama satu menit dapat menghilangkan mineral permukaan gigi dengan kedalaman #/&/ milimikron. 3an secara klinis .arna nampak pudar, putih seperti kapur atau seperti .arna es. Hasil etsa berupa resin tag yang berperan penting dalam retensi dan keberhasilan aplikasi sealant. 4ahapan penting dalam aplikasi sealant adalah pada saat pengetsaan dilakukan. Bila saliva dibiarkan kontak dengan bahan etsa, maka proses etsa akan terhambat. *arena adanya kontak dengan saliva, proses remineralisasi gigi segera

'

terjadi. Bila kontak saliva terjadi, maka etsa ulang dilakukan selama &1-:1 detik. Bahan etsa yang digunakan adalah asam fosfor dengan konsentrasi :/-:%B dan dilakukan aplikasi selama :1-61 detik. 3entin kondisioner merupakan bahan yang digunakan untuk meningkatkan perlekatan bahan glass ionomer dan dentin, dengan cara menghilangkan smear layer dentin. Bahan yang biasanya digunakan adalah asam poliakrilat #1 B yang diaplikasikan selama &1 detik (!arline )aarmann, #$$#"#5(. Bahan material sealant tidak hanya secara sederhana melekat di atas permukaan enamel, tetapi melalui penetrasi bahan ke dalam mikroporositas yang terbentuk selama proses pengetsaan. Infiltrasi etsa pada enamel menghasilkan bentukan resin tag dimana menyediakan retensi mekanis bahan sealant. Resin tag yang terbentuk selama pengetsaan memiliki kedalaman &/-/1 mikrometer. Resin tag mempunyai sejumlah fungsi. Resin tag menyediakan retensi mekanis bagi bahan sealant. Bis- 8- adalah bahan material sealant yang tidak larut asam dan menyediakan proteksi terhadap adanya pembentukan karies selama adanya ikatan resin dan enamel. Ikatan resin dan enamel merupakan barier terhadap kolonisasi bakteri, menutupi fisura dan menghalangi terjebaknya sisa makanan ke dalam fisura (8. ,ohn Hick dalam ,.R )inkham, #$$5" 5%#-&(. 2.+ Bahan Penutu( P%t &an F%sura 4erdapat beberapa bentukan pit dan fisura, seperti telah dijelaskan sebelumnya. Bahan sealant yang ada diaplikasikan untuk menutupi bentukan anatomi tersebut, guna mencegah masuknya bakteri, food debris ke dalam pit dan fisura (!arline )aarmann, #$$#"#1(. )encegahan karies pada permukaan gigi terutama, pit dan fisura perlu perhatian khusus. Hal ini dikarenakan bagian ini merupakan daerah yang paling rentan karies. )revalensi karies oklusal pada anak-anak terbanyak ditemukan pada permukaan pit dan fisura. -rea ini sering tidak terjangkau oleh bulu sikat gigi. 8olar pertama merupakan gigi permanen yang memiliki .aktu terlama berada dalam rongga mulut.

2ealant diaplikasikan pada pit dan fisura guna menutup dan melindungi dari karies. Bahan sealant dibedakan menurut bahan dasar yang digunakan, metode polimerisasi, dan ada tidaknya kandungan fluoride. 8eskipun kebanyakan sealant di pasaran, bahan sealant berbahan dasar dan memiliki komposisi kimia sama, namun hal ini penting guna mengetahui keefektifan dan kemampuan retensi masing-masing bahan tersebut. *emampuan sealant untuk melepaskan fluoride, pada permukaan pit dan fisura akan memberikan keuntungan tersendiri pada bahan sealant semen ionomer. 2emen ionomer disarankan sebagai bahan ideal untuk menutup pit dan fisura karena memiliki kemampuan melepas fluoride dan melekat pada enamel (2ubramaniam, &11'(. 2., Bahan Sealant Ber-as%s Res%n a. Bahan *atr%ks res%n Bahan matriksnya adalah bisfenol --glisidil metakrilat (bis- 8-(, suatu resin dimetakrilat. *arena bis- 8- memiliki berat molekul yang lebih tinggi dari metal metakrilat, kepadatan gugus metakrilat berikatan ganda adalah lebih rendah dalam monomer bis- 8-, suatu faktor yang mengurangi pengerutan polimerisasi. )enggunaan dimetakrilat juga menyebabkan bertambahnya ikatan silang dan perbaikan sifat polimer (*enneth , -nusavice, &115" &:1(. Bis- 8-, urethane dimetrakilat (=938-(, dan trietil glikol dimetakrilat (49 38-( adalah dimetakrilat yang umum digunakan dalam komposit gigi. 8onomer dengan berat molekul tinggi, khususnya bis- 8- amatlah kental pada temperature ruang. )enggunaan monomer pengental penting untuk memperoleh tingkat pengisi yang tinggi dan menghasilkan konsistensi pasta yang dapat digunakan secara klinis. )engencer bisa berupa monomer metakrilat dan monomer dimetakrilat (*enneth , -nusavice, &115" &:1(. *ebanyakan bahan resin saat ini menggunakan molekul bis- 8-, yang merupakan monomer dimetakrilat yang disintesis oleh reaksi antara bisfenol-dan glisidil metakrilat. Reaksi ini dikatalisasi melalui sistem amine-peroksida (7loyd Baum, #$$%" &/5(.

#1

-. Part%kel -ahan (eng%s% 3imasukkannya partikel bahan pengisi ke dalam suatu matriks secara nyata meningkatkan sifat bahan matriks bila partikel pengisi benar-benar berikatan dengan matriks. )enyerapan air dan koefisiensi termal dari komposit juga lebih kecil dibandingkan dengan resin tanpa bahan pengisi. 2ifat mekanis seperti kekuatan kompresi, kekuatan tarik, dan modulus elastis membaik, begitu juga ketahanan aus. 2emua perbaikan ini terjadi dengan peningkatan volume fraksi bahan pengisi (*enneth , -nusavice, &115" &:1-#(. Bis- 8- saat ini merupakan matriks resin pilihan sebagai bahan sealant. Bisa dengan atau tanpa bahan pengisi. )enambahan bahan pengisi meliputi serpih kaca mikroskopis, partikel Euart@ dan bahan pengisi lainnya. Bahan ini membuat sealant lebih tahan terhadap abrasi (0orman D. Harris, #$$$" &56(. Bahan yang digunakan bahan pengisi makro adalah partikel-partikel halus dari komponen silika, cristalin Euart@, atau silikat glass boron. Fuart@ telah digunakan secara luas sebagai bahan pengisi. Fuart@ memiliki keunggulan sebagai bahan kimia yang kuat. 2ementara sifat radiopak bahan pengisi disebabkan oleh sejumlah kaca dan porselen yang mengandung logam berat seperti barium, strontium dan @irconium. )enambahan bahan pengisi mengurangi pengerutan pada saat polimerisasi dan menambah kekerasan (7loyd Baum, #$$%" &/5(. .. Bahan .'u(l%ng Bahan pengisi sangatlah penting berikatan dengan matriks resin. Hal ini memungkinkan matriks polimer lebih fleksibel dalam meneruskan tekanan ke partikel yang lebih kaku. Ikatan antara & fase komposit diperoleh dengan bahan coupling. -plikasi bahan coupling yang tepat dapat meningkatan sifat mekanis dan fisik serta memberikan kestabilan hidrolitik dengan mencegah air menembus sepanjang antar bahan pengisi dan resin. G- metakriloksipropiltrimetoksi silane adalah bahan yang sering digunakan sebagai bahan coupling (*enneth , -nusavice, &115" &:1-#(. &. Pengha*-at =ntuk mencegah polimerisasi spontan dari monomer, bahan penghambat ditambahkan pada sistem resin. )enghambat ini mempunyai potensi reaksi kuat

##

dengan radikal bebas. Bila radikal bebas telah terbentuk, bahan penghambat akan bereaksi dengan radikal bebas kemudian menghambat perpanjangan rantai dengan mengakhiri kemampuan radikal bebas untuk menga.ali proses polimerisasi. Bahan penghambat yang umum digunakan adalah butylated hydroxytoluene (*enneth ,. -nusavice, &115" &:&(. e. S%"at -ahan res%n 2ecara umum resin memiliki sifat mekanis yang baik, kelarutan bahan resin sangat rendah. 2ifat termis bahan resin sebagai isolator termis yang baik. Bahan resin memiliki koefisien termal yang tinggi. *ebanyakan resin bersifat radiopaEue (9.! !ombe, #$$&" #%6-%(. Resin memiliki karakteristik .arna yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan pera.atan. 2ifat mekanis yang baik sehingga dapat digunakan pada gigi dengan beban kunyah besar. 4erjadinya pengerutan selama proses polimerisasi yang tinggi menyebabkan kelemahan klinis dan sering menyebabkan kegagalan. *ebocoran tepi akibat pengerutan dalam proses polimerisasi dapat menyebabkan karies sekunder. )emolesan bahan harus bagus karena kekasaran pada permukaan komposit dapat dijadikan tempat menempelnya plak (*enneth , -nusavice, &115" &5%(. ". In&%kas% "%sure sealant -er-as%s res%n )enggunaan sealant berbasis resin digukanan pada hal berikut" a. 3igunakan pada geligi permanen b. *ekuatan kunyah besar c. Insidensi karies relatif rendah d. igi sudah erupsi sempurna e. -rea bebas kontaminasi atau mudah dikontrol f. )asien kooperatif, karena banyaknya tahapan yang membutuhkan .aktu lebih lama. 2./ Pengerasan Sealant Ber-as%s Res%n 4erdapat dua tipe bis- 8- yaitu yang mengalami polimerisasi setelah pencampuran komponen katalis dan yang mengalami polimerisasi hanya setelah

#&

sumber sinar yang sesuai. 2ampai sekarang sinar ultraviolet (panjang gelombang :6/ nm( telah digunakan, tetapi telah banyak digantikan oleh sinar tampak (biru( dengan panjang gelombang 5:1-5$1 nm (R., -ndla., #$$&" /'(. 2./.1 Pengerasan Sealant Ber-as%s Res%n se.ara 0t'*at%s )roses ini kadang disebut dengan cold curing, chemical curing, atau self curing. Bahan yang dipasok dalam & pasta, satu mengandung inisiator ben@oil peroksida dan lainnya mengandung amin tersier. Bila kedua pasta diaduk, amin bereaksi dengan ben@oil peroksida untuk membentuk radikal bebas dan polimerisasi tambahan dimulai (*enneth ,. -nusavice, &115" &:&(. 2ealant bis- 8- dipolimerisasi oleh bahan amina organik akselerator yang terdiri atas dua sistem komponen. *omponen pertama berisi bis- 8- tipe monomer dan inisiator ben@oil peroksida, dan komponen kedua berisi tipe monomer bis- 8- dengan akselerator /B amina organik. 8onomer bis- 8dilarutkan dengan monomer metal metakrilat. 2ebuah bahan sealant komersil berisi pigmen putih, dimana mengandung 51B bahan partikel Euart@ dengan diameter rata-rata & mikrometer. *edua komponen tadi bercampur sebelum diaplikasikan ke gigi dan berpolimerisasi ikatan silang sebagai reaksi sederhana (0orman D.Harris, #$%$" :1( )ada bahan ini operator tidak memiliki kemampuan mengendalikan .aktu kerja setelah bahan diaduk. ,adi pembentukan kontur restorasi harus diselesaikan begitu tahap inisiasi selesai. ,adi proses polimerisasi terus-menerus terganggu sampai operator telah menyelesaikan proses pembentukan kontur restorasi (*enneth ,. -nusavice, &115" &:/(. 2./.2 Pengerasan Sealant Ber-as%s Res%n &engan S%nar Radikal bebas pemula reaksi polimerisasi terdiri atas foto-inisiator dan activator amin terdapat dalam satu pasta. Bila tidak terkena sinar, maka kedua komponen tersebut tidak bereaksi. )emaparan terhadap sinar dengan panjang gelombang yang tepat (56' nm( merangsang fotoinisiator berinteraksi dengan amin untuk membentuk radikal bebas yang menga.ali polimerisasi tambahan.

#:

+oto-inisiator yang digunakan adalah camphoroquinone. 2umber sinar modern biasanya berasal dari bohlam tungsten halogen melalui suatu filter sinar ultra merah dan spectrum sinar tampak dengan panjang gelombang /11 nm ( ambar#1(. ;aktu polimerisasi sekitar &1-61 detik. =ntuk mengimbangi penurunan intensitas sinar, .aktu pemaparan harus diperpanjang & atau : kali (*enneth ,. -nusavice, &115" &:&-/(. 2aat ini telah tersedia bahan fissure sealant berbasis resin dalam syringe yang akan berpolimerisasi setelah diaktivasi dengan sinar ( ambar $(. 2ealant bis- 8- berpolimerisasi dengan sinar ultraviolet (:51-511 nm( adalah satu sistem tanpa diperlukan adanya pencampuran. 4iga bahan kental monomer bis8- dilarutkan dengan # bagian monomer metil metakrilat. 3engan aktivator berupa &B ben@oin metil eter (Robert . !raig, #$%$" :1(. 2.1 Tekn%k A(l%kas% F%ssure Sealant Ber-as%s Res%n &.'.# )embersihan pit dan fisura pada gigi yang akan dilakukan aplikasi fissure sealant menggunakan brush dan pumis ( ambar #( 2yarat pumis yang digunakan dalam pera.atan gigi" a. 8emiliki kemampuan abrasif ringan b. 4anpa ada pencampur bahan perasa c. 4idak mengandung minyak d. 4idak mengandung +luor e. 8ampu membersihkan dan menghilangkan debris, plak dan stain f. 8emiliki kemampuan poles yang bagus &.'.& )embilasan dengan air 2yarat air" a. -ir bersih b. -ir tidak mengandung mineral c. -ir tidak mengandung bahan kontaminan &.'.: Isolasi gigi unakan cotton roll atau gunakan rubber dam &.'.5 *eringkan permukaan gigi selama &1-:1 detik dengan udara. 2yarat udara "

#5

a. =dara harus kering b. =dara tidak memba.a air (tidak lembab( c. =dara tidak mengandung minyak d. =dara sebaiknya tersimpan dalam syringe udara dan dihembuskan langsung ke permukaan gigi. &.'.5 7akukan pengetsaan pada permukaan gigi a. 7ama etsa tergantung petunjuk pabrik b. ,ika jenis etsa yang digunakan adalah gel, maka etsa bentuk gel tersebut harus dipertahankan pada permukaan gigi yang dietsa hingga .aktu etsa telah cukup. c. ,ika jenis etsa yang digunakan adalah berbentuk cair, maka etsa bentuk cair tersebut harus terus-menerus diberikan pada permukaan gigi yang dietsa hingga .aktu etsa telah cukup. &.'./ )embilasan dengan air selama 61 detik 2yarat air sama dengan point &. &.'.6 )engeringan dengan udara setelah pengetsaan permukaan pit dan fisura a. 2yarat udara sama dengan point :. b. !ek keberhasilan pengetsaan dengan mengeringkannya dengan udara, permukaan yang teretsa akan tampak lebih putih c. ,ika tidak berhasil, ulangi proses etsa d. 7etakkan cotton roll baru, dan keringkan e. *eringkan dengan udara selama &1-:1 detik &.'.% -plikasi bahan sealant a. 2elf curing" campurkan kedua bagian komponen bahan, polimerisasi akan terjadi selama 61-$1 detik. b. 7ight curing" aplikasi dengan alat pabrikan (semacam syringe(, aplikasi penyinaran pada bahan, polimerisasi akan terjadi dalam &1-:1 detik. &.'.' 9valuasi permukaan oklusal a. !ek oklusi dengan articulating paper b. )enyesuaian dilakukan bila terdapat kontak berlebih (spot grinding( (3onna 7esser, &11#(

#/

2.2 Bahan Sealant Se*en I'n'*er $a.a 2emen ionomer kaca adalah nama generik dari sekelompok bahan yang menggunakan bubuk kaca silikat dan larutan asam poliakrilat. Bahan ini mendapatkan namanya dari formulanya yaitu suatu bubuk kaca dan asam ionomer yang mengandung gugus karboksil. ,uga disebut sebagai semen polialkenoat. Bahan dalam semen ionomer kaca terdiri atas bubuk dan cairan. a. Bu-uk se*en %'n'*er ka.a Bubuk adalah kaca kalsium fluoroaluminosilikat yang larut dalam asam. *omposisi dari bubuk semen ionomer kaca adalah silica, alumina, aluminium fluoride, calsium fluoride, sodium fluoride, dan aluminium phosphate. Bahanbahan mentah digabung sehingga membentuk kaca yang seragam dengan memanaskannya samapi temperature ##11-#/11 H!. 7anthanum, strontium, barium, atau oksida seng ditambahkan untuk menimbulkan sifat radiopak (*enneth ,. -nusavice, &115" 55$(. -. 3a%ran se*en %'n'*er ka.a !airan yang digunakan untuk semen ini adalah larutan asam poliakrilat dengan konsentrasi /1B. !airannya cukup kental dan cenderung membentuk gel setelah beberapa .aktu. )ada sebagian besar semen, asam poliakrilat dalam cairan adalah dalam bentuk kopolimer dengan asam itikonik, maleik atau trikarbalik. -sam-asam ini cenderung menambah reaktivitas dari cairan, mengurangi kekentalan, dan mengurangi kecenderungan membentuk gel. 2elain itu, memperbaiki karakteristik manipulasi dan meningkatkan .aktu kerja dan memperpendek .aktu pengerasan (7loyd Baum, #$$%" &/5(. .. Pengerasan *etika bubuk dan cairan dicampur untuk membentuk suatu pasta (gambar &(, permukan partikel kaca akan terpajan asam. Ion-ion kalsium, aluminium, natrium dan fluorin dilepaskan ke dalam media yang bersifat cair. Rantai asam poliakrilat akan berikatan silang dengan ion-ion kalsium dan membentuk masa yang padat.

#6

2elama &5 jam berikutnya, terbentuk fase baru dimana ion-ion aluminium menjadi terikat dalam campuran semen. Ini membuat semen menjadi lebih kaku. Ion natrium dan fluorin tidak berperan serta di dalam ikatan silang dari semen. Beberapa ion natrium dapat menngantikan ion-ion hidrogen dari gugus karboksil, sementara sisanya bergabung dengan ion-ion fluorin membentuk natrium fluoride yang menyebar merata di dalam semen yang mengeras (*enneth ,. -nusavice, &115" 5/#(. 8ekanisme pengikatan ionomer kaca dengan struktur gigi belum dapat diterangkan dengan jelas. 8eskipun demikian, perekatan ini diduga terutama melibatkan proses kelasi dari gugus karboksil dari poliasam dengan kalsium di kristal apatit pada enamel dan dentin. Ikatan antara semen dengan enamel selalu lebih besar daripada ikatannya dengan dentin, mungkin karena kandungan anorganiknya enamel yang lebih banyak dan homogenitasnya lebih besar (*enneth ,. -nusavice, &115" 5/&(. &. S%"at se*en %'n'*er ka.a 2emen ini memiliki sifat kekerasan yang baik, namun jauh inferior dibanding kekerasan bahan resin. *emampuan adhesi melibatkan proses kelasi dari gugus karboksil dari poliasam dengan kalsium di kristal apatit enamel dan dentin. 2emen ini memiliki sifat anti karies karena kemampuannya melepaskan fluor. 3alam proses pengerasan harus dihindarkan dari saliva karena mudah larut dalam cairan dan menurunkan kemampuan adhesi. Ikatan fisiko kimia.i antara bahan dan permukaan gigi sangat baik sehingga mengurangi kebocoran tepi tumpatan (*enneth ,. -nusavice, &115" 5/:(. e. In&%kas% "%sure sealant se*en %'n'*er ka.a Indikasi penggunaan +issure sealant dengan semen ionomer kaca sebagai berikut" a. 3igunakan pada geligi sulung b. *ekuatan kunyah relatif tidak besar c. )ada insidensi karies tinggi d. igi yang belum erupsi sempurna e. -rea yang kontaminasi sulit dihindari f. )asien kurang kooperatif

#%

2.14 Tekn%k A(l%kas% F%ssure Sealant &engan Sealant Se*en I'n'*er $a.a &.#1.# )embersihan pit dan fisura pada gigi yang akan dilakukan aplikasi fissure sealant menggunakan brush dan pumis ( ambar #( 2yarat pumis yang digunakan dalam pera.atan gigi" a. b. c. d. e. 8emiliki kemampuan abrasif ringan 4anpa ada pencampur bahan perasa 4idak mengandung minyak 4idak mengandung +luor 8ampu membersihkan dan menghilangkan debris, plak dan stain

f. 8emiliki kemampuan poles yang bagus &.#1.& )embilasan dengan air 2yarat air" a. b. c. -ir bersih -ir tidak mengandung mineral -ir tidak mengandung bahan kontaminan unakan cotton roll atau gunakan rubber dam &.#1.5 *eringkan permukaan gigi selama &1-:1 detik dengan udara. 2yarat udara " a. b. c. d. =dara harus kering =dara tidak memba.a air (tidak lembab( =dara tidak mengandung minyak =dara sebaiknya tersimpan dalam syringe udara dan dihembuskan langsung ke permukaan gigi. &.#1./ -plikasi bahan dentin kondisioner selama #1-&1 detik (tergantung instruksi pabrik(. Hal ini akan menghilangkan plak dan pelikel dan mempersiapkan semen beradaptasi dengan baik dengan permukaan gigi dan memberikan perlekatan yang bagus ( ambar :(. &.#1.6 )embilasan dengan air selama 61 detik 2yarat air sama dengan point &.

&.#1.: Isolasi gigi

#'

&.#1.% )engeringan dengan udara setelah aplikasi dentin kondisioner permukaan pit dan fisura dilakukan pembilasan a. b. 2yarat udara sama dengan point :. *eringkan dengan udara selama &1-:1 detik

&.#1.' -plikasikan bahan 2I* pada pit dan fisura ( ambar 5(. &.#1.$ 2egera aplikasi bahan varnish setelah aplikasi fissure sealant dilakukan ( ambar /(. &.#1.#1 9valuasi permukaan oklusal a. b. !ek oklusi dengan articulating paper )enyesuaian dilakukan bila terdapat kontak berlebih (spot grinding( (3epartemen *esehatan 0orth 2idney, &11'(

#$

III. PEMBAHASAN 2ealant pada gigi telah terbukti memiliki keefektifan tinggi dalam pencegahan karies oleh bahan sealant didasarkan penutupan pit dan fisura sehingga mikroflora dalam pit dan fisura tdak dapat menjangkau nutrisi yang dibutuhkan. Retensi adekuat sealant diperlukan untuk menutupi permukaan gigi terutama pada area yang dalam, pit dan fisura yang tidak teratur, dan aplikasinya dilakukan pada daerah yang bersih dan kering saat prosedur dilakukan. *ebanyakan sealant yang tersedia di pasaran adalah berbasis resin. )emberian sealant berbasis resin memerlukan teknik khusus dan dipengaruhi banyak faktor. 2eperti kekooperatifan pasien, ketrampilan operator dan kontaminasi area tindakan. )erlunya etsa pada prosedur sealant resin membuat sulit dilakukannya etsa pada molar yang erupsinya sebagian (2ubramaniam, &11'(. 8enurut cara lama, etsa pada gigi sulung dilakukan selama # menit dan #,/ menit pada gigi permanent. )ada studi klinis lain, diperoleh hasil bah.a lama etsa dengan bahan etsa yang serupa selama &1 detik memiliki kemampuan yang sama dengan etsa selam # dan #,/ menit. selama #1 detik pada permukaan yang dietsa. )astikan aliran air benar-benar mengenai bahan etsa dan tidak teserap dulu oleh cotton roll. 2etelah dilakukan aliran air, dilakukan pengeringan dengan semprot udara untuk menghilangkan air (0orman D. Harris, #$$$" &5%(. 8enghindari kontaminasi saliva selama prosedur sealant sangat penting, proteksi saliva saat melakukan etsa merupakan kunci sukses dalam pera.atan. )ada umumnya, isolasi dapat dilakukan melalui dua metode yaitu melalui penggunaan rubber dam dan isolasi dengan cotton roll (8 ,ohn Hick dalam ,.R )inkham, #$$5" 5%5(. Bentukan hasil etsa menghasilkan struktur yang memungkinkan penetrasinya ke dalam enamel dan membentuk ikatan mekanikal yang efektif. *erugian dari bahan resin adalah retensi pada struktur gigi hanya tergantung pada jumlah perlekatan mekanisnya. #/-&1 detik pengetsaan memberikan retensi yang cukup bagi perlekatan sealant.

&1

Beberapa penelitian menunjukkan semen ionomer kaca memiliki kemampuan mencegah karies, dengan manipulasi lebih mudah, dan aplikasinya tidak memerlukan proses etsa terlebih dahulu. 2emen ionomer kaca lebih memungkinkan dilakukannya sealant pada kondisi-kondisi sulit. 2ulitnya kontrol terhadap kondisi lembab pada gigi yang belum erupsi sempurna, dan sulitnya manajemen pasien anak adalah beberapa kesulitan aplikasi sealant. -plikasi yang mudah sangat mengurangi .aktu tindakan. Bahan yang kompatibel dan mempunyai koefisien termal yang lebih rendah dari struktur gigi. *euntungan glass ionomer lainnya adalah kemudahan penggunaan dalam program kemasyarakatan karena .aktunya cepat dan efektif. )enambahan .arna pada sealant meningkatkan persepsi saat aplikasi dan saat control berikutnya. 2ebagai sealant yang terlihat, memberikan keuntungan untuk melihat adanya kehilangan sealant. ;arna putih lebih estetis dan lebih diterima pasien. )ada studi yang dilakukan pada aplikasi berbahan resin setelah # tahun diperoleh #5,6B retensi utuh, :$,$B retensi sebagian, dan 56B sealant telah hilang. HampIr setengah apliaksi sealant pada anak-anak menghilang. )ertimbangan kegagalan sealant resin mungkin karena buruknya teknik penempatan, control kelembaban, tidak adekuatnya saat pembersihan dan pengeringan. )ada studi yang sama, sealant dilakukan dengan semen ionomer kaca diperoleh hasil #:,#B retensi utuh, 5$B retensi sebagian dan :%,$B retensi selant telah hilang. 7ebih dari setengah aplikasi sealant pada anak-anak menghilang. *egagalan retensi semen ionomer kaca dikarenakan jeleknya retensi bahan sealant. 2emen ionomer kaca tidak melekat adekuat pada gigi. 8ungkin kontak dengan saliva sebelum proses setting glass ionomer mengakibatkan degenerasi bahan sealant dan kehilangan a.al bahan sealant tersebut. )emberian sealant pada a.al-a.al erupsi memerlukan frekuensi lebih sering untuk reaplikasi ulang pemberian fissure sealant. Resin melekat pada enamel melalui etsa asam yang menyediakan perlekatan mekanis yang lebih kuat dibandingkan perlekatan pada semen ionomer kaca. 3engan alasan ini, semen

&#

ionomer kaca sebagai fissure sealant sering tidak berhasil diletakkan pada fisura yang tidak dalam. Bagaimanapun aplikasinya, dengan segera akan hilang oleh abrasi atau erosi. 9fek pencegahan karies dari sealant semen ionomer kaca tergantung pada retensi dan kemampuan melepaskan fluoridenya. +luoride yang dilepaskan mencegah perkembangan karies setelah bahan sealant nampak menghilang. 2ecara mikroskopis, kemampuan ion fluoride yang menyebar pada enamel memberikan daya tahan terhadap proses demineralisasi (2ubramaniam, &11'(.

&&

I5. $ESIMPULAN DAN SARAN !.1 $es%*(ulan a. b. c. 2ealant berbasis resin memiliki kemampuan retensi yang lebih baik daripada glass ionomer Bahan sealant berbasis resin digunakan pada gigi dengan beban kunyah besar, dan mahkota gigi telah erupsi sempurna. Bahan sealant semen ionomer kaca digunakan pada gigi dengan beban kunyah ringan, dan mahkota gigi belum erupsi sempurna !.2 Saran a. )ada gigi permanen sebaiknya digunakan bahan sealant berbasis resin karena mampu nenahan beban kunyah yang besar pada gigi pemanen. -plikasi bahan ini membutuhkan .aktu yang lama sehingga sebaiknya dilakukan pada pasien yang kooperatif. a. )ada anak-anak dengan kemampuan memelihara oral hygiene rendah sebaiknya digunakan bahan sealant semen ionomer kaca. Bahan ini memiliki kemampuan melepaskan fluor sehingga memiliki sifat anti karies.

&:

DAFTAR PUSTA$A -ndla., R, and Rock. #$$&. Perawatan Gigi Anak. -lih bahasa" -gus 3jaya dari A Manual of Pedodontics. ,akarta" 9 ! -nusavice, *enneth ,. #$$5. lmu !ahan "edokteran Gigi. ,akarta" 9 ! Baum, 7loyd. #$$%. !uku A#ar lmu "onservasi Gigi. -lih bahasa oleh )rof. 3r. drg Rasinta 4arigan. ,akarta" 9 ! !ombe, 9.!. #$$&. 2ari 3ental 8aterial. 3iterjemahkan drg. 2lamet 4arigan, 82, )h3. ,akarta" Balai )ustaka !raig, Robert . #$%$. $ental Materials. 7ondon" 8osby !ompany 3epartement of Health 0orth 2idney. &11'. )it and +issure 2ealants" =se of in Dral Health 2ervice 02;. 3iakses dari http"II....health.ns..gov.auIpoliciesIpdI&11'IpdfI)3&11'J1&'.pdf pada ' ,uni &11$ anesh, 8ahadevan 832, et al. &11%. %omparative &valuation of 'he Marginal (ealing Ability of )u#i * and %oncise as Pit and )issure (ealants. 4he ,ournal !ontemporary 3ental )ractice, diakses dari http"II....thejcdp.comIissue1::IganeshIganesh.pdf pada ' ,uni &11$. Harris, D 0orman. #$$$. Primary Preventive $entistry )ifth &dition . =2-" -ppleton K 7ange *ervanto, 2ari. &11$. Arresting +cclusal &namel %aries ,esions with Pit and )isura (ealants. -cademic 3issertation +aculty of 8edicine, =niversity of Helsinki. 3iakses dari https"IIoa.doria.fiIbitstreamIhandleI#11&5I5:%1%Iarrestin.pdf<seEuenceL# pada ' ,uni &11$ *idd, 9d.ina -. 8 dan Bechal, 2ally ,oyston.#$$&. $asar-$asar "aries Penyakit dan Penanggulangannya. 4erjemahan 0arlan 2uma.inata dan 2afrida +aruk dari 9ssential of 3ental !aries (#$$&(. ,akarta" 9 ! 7esser, 3onna, R3H, B2. &11#. An +verview of $ental (ealants. 3iakses dari http"II....adha.orgIdo.nloadsIsupJsealant.pdf pada ' ,uni &11$ 7ucas, ,, 3r . &11'. +uji ?II )ink or ;hite. 3iakses dari http"II....gcasia.infoIaustraliaIbrochuresIpdfsI%%15J+=,IB&1?IIJ09; B&1+DR8-4.pdf pada ' ,uni &11$ 0unn, ,.H. &111. !ritish (ociety of Paediatric $entistry. A Policy $ocument on )issure (ealants in Paediatric $entistry. International ,ournal of )aediatric 3entistry diakses dari http"II....bspd.co.ukIpublication-#$.pdf pada ' ,uni &11$ )aarmann, !arline, R3H, 89d. #$$#. Application of Pit and )issure (ealants. 3iakses dari http"II....pte.idaho.govI+ormsJ)ublicationsIHealthI!urriculumI3ental-p plicationDf)it-nd+issure2ealants.pdf pada 6 juni &11$. )inkham, ,.R. #$$5. Pediatryc $entistry, nfancy 'rough Adolescence second edition. )hiladelphia" ;.B 2aunders !o

&5

2ubramaniam ). &11'. /etention of /esin !ased (ealant and Glass onomer used as a )issure (ealant. a %omparative (tudy. ,urnal Indian 2oc. )edodontics )revent 3epartemen diakses dari http"II....jisppd.comItempI,Indian2oc)edod)rev3ent&6:##5:&'1#%#J1$165#.pdf pada ' ,uni &11$ ;alsh, 7aurence ,, )rof. &116. Pit and )issure (ealant. %urrent &vidence and %oncepts. 3ental )ractice ,ournal. 3iakses dari https"IIespace.library.uE.edu.auIeservI=F"#:'15I2ealantsJ&116.pdf pada ' ,uni &11$ ;heeler, Russel !, 332, +-!3. #$%5. $ental Anatomy, Physiology and +cclusion. )hiladelphia " ;.B 2aunders !ompany

&/

TAHAPAN APLI$ASI FISSURE SEALANT BERBASIS SEMEN I0N0MER $A3A 67a*-ar 18,9 6Dr #. Lu.as &ala* ))). g.as%a.%n"': 24419 7a*-ar 1. igi molar yang baru erupsi setelah dilakukan penyikatan guna menghilangkan plak dan debris.

7a*-ar 2. )encampuran bahan fissure sealant hingga merata.

7a*-ar 3. )emberian kondisioner setelah gigi dibersihkan dan dikeringkan.

7a*-ar !. -plikasi bahan pada pit dan fisura. 7a*-ar +. -plikasi bahan varnish segera setelah aplikasi bahan selesai.

7a*-ar ,. gigi molar yang telah dilakukan fissure sealant.

&6

TAHAPAN APLI$ASI FISSURE SEALANT BERBASIS RESIN 67a*-ar /8129 6Dr. 3r%st Br;ant &ala* D'nna Lesser: RDH: BS. 24419 7a*-ar /. )it dan fisura pada gigi.

7a*-ar 1.

igi molar yang telah dilakukan fissure

sealant dengan fissure sealant berbasis resin.

7a*-ar 2. Bahan fissure sealant berbasis resin (light cure(. 7a*-ar 14. -plikasi sinar tampak untuk

membantu proses polimerisasi fissure sealant berbasis resin

7a*-ar 11. polimerisasi.

igi-gigi yang telah dilakukan fissure

sealant berbasis resin ber.arna pink sebelum

7a*-ar 12. sealant polimerisasi.

igi-gigi yang telah dilakukan fissure resin se.arna gigi setelah

berbasis

&%

Anda mungkin juga menyukai