Anda di halaman 1dari 4

6

Hendra Gunawan

2. Deret Fourier

Pada bab ini kita akan membahas deret Fourier dari fungsi periodik. Untuk kemudahan kita akan lebih banyak bekerja dengan fungsi eksponensial kompleks ei daripada fungsi trigonometri cos dan sin . Ingat bahwa fungsi-fungsi ini terkait oleh rumus ei = cos + i sin 1 1 cos = (ei + ei ) dan sin = (ei ei ). 2 2i Kelebihan fungsi cosinus dan sinus adalah bahwa mereka bernilai real dan mempunyai sifat simetri, sementara kelebihan fungsi eksponensial adalah rumus turunan (ei ) = iei dan rumus jumlah ei(+) = ei ei yang relatif lebih sederhana. 2.1 Deret Fourier dari fungsi periodik Misalkan f () adalah sebuah fungsi bernilai kompleks yang terdenisi pada R sedemikian sehingga f ( + 2 ) = f () R, yakni f periodik dengan periode 2 . Asumsikan pula bahwa f terintegralkan Riemann pada sebarang interval terbatas (ini dipenuhi bila, misalnya, f terbatas dan kontinu kecuali di sejumlah terhingga titik pada sebarang interval terbatas). Kita ingin mengetahui kapankah f dapat diuraikan sebagai deret f () = 1 (an cos n + bn sin n). a0 + 2 n=1

1 Di sini 2 a0 merupakan koesien fungsi konstan 1 = cos 0, dan faktor 1 2 sengaja diikutsertakan untuk kemudahan yang akan kita lihat nanti. Tidak ada b0 karena sin 0 = 0. Menggunakan rumus di atas, persamaan tadi dapat dituliskan sebagai

f () =
n=

cn ein

dengan c0 = 1 a0 ; 2 cn = 1 1 (an ibn ) dan cn = (an + ibn ), 2 2 nN

Pengantar Analisis Fourier dan Teori Aproksimasi

atau a0 = 2c0 ; an = cn + cn dan bn = i(cn cn ), n N.

Untuk menjawab pertanyaan di atas, kita mencoba terlebih dahulu mencari syarat perlunya. Jika kita mempunyai persamaan di atas, bagaimana koesien cn dapat dihitung dalam f ? Dengan mengalikan kedua ruas dengan eik (k Z, kemudian integralkan dari sampai , kita peroleh (dengan menganggap bahwa integral deret sama dengan deret integral)

f ()eik =
n=

cn

ei(nk) d.

Tetapi untuk n = k

ei(nk) d =

1 ei(nk) i(n k )

= 0,

sementara untuk n = k

ei(nk) =

d = 2.

Jadi satu-satunya suku yang bertahan dalam deret tadi adalah suku ke-k , sehingga kita dapatkan

f ()eik d = 2ck .

Dengan menamai kembali k sebagai n, kita peroleh rumus untuk koesien cn , yakni cn = Dari sini kita peroleh a0 = 2c0 = dan untuk n = 1, 2, 3, . . . an = cn + cn = 1 1

1 2

f ()ein d,

n Z.

f ()d

f () cos nd

bn = i(cn cn ) =

f () sin nd.
1 2

Perhatikan bahwa rumus untuk an berlaku pula untuk n = 0 karena faktor sengaja telah kita ikutsertakan sejak awal.

yang

Hendra Gunawan

Denisi. Misalkan f periodik dengan periode 2 dan terintegralkan pada [, ]. Bilangan cn , atau an dan bn , sebagaimana dirumuskan di atas, disebut sebagai koesien Fourier dari f , sementara deret

cn ein
n=

atau

1 a0 + (an cos n + bn sin n) 2 n=1

disebut sebagai deret Fourier dari f . Catat bahwa yang telah kita dapatkan saat ini baru syarat perlunya saja, belum syarat cukup. Yakni, jika kita mempunyai sebuah fungsi f yang periodik dengan periode 2 dan terintegralkan pada [, ], maka kita dapat menghitung koesienkoesien Fourier dan deret Fourier dari fungsi tersebut. Namun pertanyaan apakah f sama dengan deret Fouriernya, atau apakah deret Fourier dari f konvergen (titik demi titik) ke f , sama sekali belum terjawab. 2.2 Contoh dan Ketaksamaan Bessel Sebelum kita menjawab pertanyaan penting tadi, kita tinjau terlebih dahulu dua buah contoh berikut. Contoh 1. Misalkan f periodik dengan periode 2 dan f () = ||, .

Maka, dengan mengingat bahwa f merupakan fungsi genap, kita peroleh a0 = , n 2 (1) 1 dan bn = 0 untuk setiap n N. Perhatikan bahwa (1)n 1 = 0 an = n2 bila n genap, dan (1)n 1 = 2 bila n ganjil. Dengan demikian deret Fourier dari f adalah 4 1 cos n. 2 n=1,3,5,... n2 Contoh 2. Misalkan g periodik dengan periode 2 dan g () = , Maka c0 = 0 dan cn =
(1) in
n+1

< .

untuk setiap n = 0. Jadi deret Fourier dari g adalah (1)n+1 in e in


ein in

n=0

atau, mengingat (1)n = (1)n dan

ein in

2 n

sin n,

(1)n+1 sin n. n n=1

Pengantar Analisis Fourier dan Teori Aproksimasi

Mari kita lihat apakah deret Fourier dari masing-masing fungsi tersebut konvergen titik demi titik ke fungsi semula, dengan mengamati kecenderungan beberapa jumlah parsial pertamanya. Gambar 1. f () = ||, Gambar 2. g () = , . < .

Ketaksamaan berikut memberikan suatu hampiran untuk koesien Fourier, yang kelak diperlukan dalam pembahasan kekonvergenan deret Fourier. Ketaksamaan Bessel. Jika f periodik dengan periode 2 dan terintegralkan Riemann pada [, ], maka koesien Fourier cn yang ditentukan oleh rumus di atas memenuhi ketaksamaan

|cn |2
n=

1 2

|f ()|2 d.

Catatan. Mengingat |a0 |2 = 4|c0 |2 dan |an |2 + |bn |2 = 2(|cn |2 + |cn |2 ) untuk n 1, kita peroleh 1 1 1 |a0 |2 + (|an |2 + |bn |2 ) = |cn |2 4 2 n=1 2 n=

|f ()|2 d.

Akibat (Lemma Riemann-Lebesgue). Koesien Fourier cn menuju 0 bila |n| . Koesien Fourier an dan bn menuju 0 bila n . Bukti. |an |2 , |bn |2 , dan |cn |2 merupakan suku ke-n deret yang konvergen, dan karenanya mereka menuju 0 dan demikian pula halnya dengan an , bn , dan cn . 2.3 Soal Latihan 1. Verikasi hubungan antara an , bn , dan cn yang dibahas pada 2.1. Verikasi perhitungan koesien an dan bn pada Contoh 1. Verikasi perhitungan koesien cn pada Contoh 2. 2. Verikasi hubungan antara |an |, |bn |, dan |cn | yang dinyatakan sebagai Catatan pada 2.2.

Anda mungkin juga menyukai