I. Faktor Fisik
a. Status Kesehatan
Selama Kehamilan seorang wanita atau ibu mengalami perubahan secara fisik. Perubahan tersebut dapat diperberat jika status kesehatan ibu tidak baik atau buruk. Dua klasifikasi dasar yang berkaitan dengan status kesehatan atau penyakit yang dialami ibu hamil :
2. Status Gizi
Status Gizi merupakan hal penting untuk di perhatikan pada masa kehamilan, karena sangan berpengaruh terhadap status kesehatan ibu selama hamil serta guna untuk pertumbuhan dan perkembangan janin. Faktor yang mempengaruhi status gizi selama hamil : a. Faktor Ekonomi b. Faktor pendidikan c. Faktor sosial Kebutuhan zat gizi pada ibu hamil :
Nasi, roti, mie, ubi, jagung, kentang dll. Daging, ikan, telur, ayam, kacang2an, tahu, tempe Susu, Ikan, Teri, sayuran hijau
Zat bezi
Vitamin A Vitamin B 1 Niasin Vitamin B2 Vitamin C
17 gram
6000 i.u 0,2 mg 15 mg 0.2 mg 90 mg
Lanjutan......
e. Kalsium Untuk pembentukan tulang dan gigi bayi. Akibat malnutrisi pada kehamilan yaitu volume darah menjadi berkurang, aliran darah ke uterus dan plsenta berkurang, ukuran plasenta berkurang karena transfer nutrient melalui plasenta berkurang sehingga janin tumbuh lambat atau terganggu (IUGR) Proporsi kenaikan BB ibu selama hamil : a. Kenaikan BB Trimester I : 1 kg b. Kenaikan BB trimester II : 3 kg c. Kenaikan BB trimester III : 6 kg
Tubuh = IMT). Penilaian IMT berat badan sebelum hamil dalam kilogram dibagi tinggi badan dalam meter kuadrad Indikator penilaian IMT :
Nilai IMT Kurang dari 20 20 24,9 25 29,9 Kategori Undeweight / dibawah normal Desirable / normal Moderate Obesity/gemuk
Over 30
c. Gaya Hidup
1. Subtance abouse yaitu perilaku yang merugikan atau membahayakan bagi ibu hamil termasuk penyalahgunaan atau penggunaan obat, minuman beralkohol dan zat-zat tertentu yang membahayakan ibu hamil.
*) penggunaan obat-obat selama hamil pengaruh obat terhadap janin selama hamil tidak tergantung dari macam obat tetapi tergantung dari saat obat diberikan. Obat-obat yang diberikan dapat menimbulkan :
Lanjutan
Kelainan bentuk anatomik atau kecacatan pada janin
terutama penggunaan obat pada trimstr I Kelainan Faal tubuh Ganggua pertukaran zat dalam tubuh
Perokok
Ibu hamil yang merokok dapat langsung mempengaruhi dan merusak perkembangan janin dalam rahim seperti BBLR, apneu, dan meninggal . Asap rokok dapat menyebabkan suplai oksigen dan nutrisi kepada janin melalui plasenta berkurang.
Lanjutan ......
Melakukan pekerjaan sebagai seorang ibu dgn keterpaksaan. pada KH diluar nikah dan KH tidak diingikan bila KH dipertahankan kemungkinan orang tuanya akan menjadi single parents, bila pasangan tidak mau menikahinya. Jika terjadi pernikahan bisa terjadi perkawinan bermasalah dengan beban parasaan.
Deteksi Dini
Anamnesis
Adanya keluhan nyeri disertai sakit yang tiba-tiba di perut. Perdarahan pervaginam dengan berupa darah kehitaman dan bekuan-bekuan darah. Pergerakan anak mulai hebat kemudian terasa pelan dan akhirnya berhenti (tidak bergerak lagi). Kepala terasa pusing, lemas, muntah, pucat, pandangan mata kabur Adanya riwayat trauma.
Lanjutan
Inspeksi : - Gelisah - Tampak pucat - Sianosis - Berkeringat dingin - Pengeluaran darah pervaginam. Palpasi : - Fundus teraba naik - Uterus teraba tegang dan keras seperti papan (uterus in bois) - Bagian-bagian janin sulit dikenali. Auskultasi : DJJ sulit didengarkan.
Lanjutan..
Pemeriksaan umum : Tekanan darah naik &
kemudian turun Pemeriksaan laboratorium : protein urin (-), reduksi (-), albumin (+), Hb anemi. USG : terdapat gambaran perdarahan antara plasenta dan dinding uterus. Jika telah lahir, plasenta tampak tipis dan cekung pada bagian plasenta yang terlepas dan terdapat koagulan atau darah dibelakang plasenta yang disebut hematom retroplasenter.
ASUHAN
Ringan
Atur posisi ibu semi fowler, Observasi tanda-tanda vital setiap 15 menit Menganjurkan ibu untuk melakukan pemeriksaan CTG Anjurkan ibu untuk rawat inap Lakukan pemeriksaan USG Tunggu persalinan spontan / lakukan seksio caesarea.
Sedang
Infus RL 20 tetes/menit dan transfusi darah Lakukan pemecahan ketuban dan induksi persalinan atau seksio caesarea
Berat
Infus RL 20gtt Jangan lakukan pemeriksaan dalam Jaga kehangatan Pantau kondisi ibu dan janin Atur posisi ibu Berioksigen Lakukan rujukan ke rumah sakit (BAKSOKU).
3. Penglihatan Kabur
Masalah visual yang mengindikasikan keadaan yang mengancam adalah perubahan visual yang mendadak (pandangan kabur dan berbayang) dan perubahan ini dapat disertai sakit kepala yang hebat yang menandakan preeklamsi.
jalan lahir secara merembes atau sekaligus Mendeteksi faktor resiko KPD : riwayat KPD, hiygiene buruk, gizi buruk dan stress psikologis. Inspsekulo untuk melihat cairan yang keluar (jumlah, warna dan bau) serta membedakannya dengan urin. Aroma air ketuban berbau amis dan tidak seperti bau amoniak. Cairan ini tidak akan berhenti karena diproduksi sampai kelahiran.
Lanjutan..
Gunakan pemeriksaan lakmus (test nitrazin)
untuk memastikan apakah cairan yang keluar adalah ketuban. Kertas lakmus merah akan berubah menjadi biru, jika cairan tersebut adalah ketuban. Tentukan ada tidaknya infeksi : jika pengeluaran cairan disertai dengan adanya nyeri perut, demam dan DJJ bertambah, maka telah terjadi infeksi. Tentukan tanda-tanda inpartu
ditegakkan apabila janin tidak terasa bergerak atau jika gerakan janin kurang dari 3 kali dalam periode 3 jam.
ASUHAN
Atur posisi ibu
Berikan Oksigen 2 6 liter Lakukan pemeriksaan DJJ
lebih kompeten
menunjukkan masalah yang mengancam keselamatan jiwa adalah nyeri perut yang hebat, menetap dan tidak hilang setelah beristirahat
Deteksi :
Anamnesa karakteristik nyeri Sejak kapan dan seberapa hebat.
Tanyakan apakah ibu mengalami tanda atau gejala lain seperti muntah, diare dan demam. Lakukan pemeriksaan tekanan darah, suhu dan nadi, raba uterus (keras atau tidak) Periksa adanya kontraksi (berulang atau tidak dan apakah teratur atau tidak)
KASUS I
Ny. S 30 tahun sedang hamil anak ke dua dan
belum pernah keguguran, ia merasa hamil 30 minggu. Ibu mengeluh keluar darah dari jalan lahir, perutnya terasa nyeri setelah ibu terjatuh dari tangga tadi pagi. Ibu tampak lemas, kesadaran komposmentis, TD : 110/70 mmHg, N : 90x/mnt, R : 24 x/mnt, S : 36,2 C, wajah tampak pucat, tidak ada oedema pada kelopak mata, konjungtiva anemis, sclera tidak ikterik. Saat palpasi abdomen terasa keras, TFU 1 jari di bawah prosesus xifoideus, bagianbagian janin sulit dipalpasi, DJJ tidak terdengar, terdapat pengeluaran darah dari jalan lahir berwarna kehitaman dan pemeriksaan Hb : 9,8 gr/dl.
KASUS II
Ny. K (21 tahun) hamil anak pertama dan belum pernah keguguran, usia kehamilan ibu 35 minggu. Ibu mengeluh keluar air-air dari jalan lahir yang tidak dapat ditahan satu jam yang lalu. Ibu tidak merasakan adanya nyeri perut atau mules. Pergerakan janin masih aktif dirasakan ibu.
N : 84x/mnt, R : 24 x/mnt, S : 36,6 C, wajah pucat, tidak terdapat oedema pada kelopak mata, konjungtiva anemis, sclera tidak ikterik. Saat palpasi abdomen ditemukan bahwa TFU : 3 jari di atas pusat, 29 cm, L I : Bokong, L II : PUKA, L III : Kepala, His tidak ada, DJJ (+) 144 x/ mnt regular. Terdapat cairan berwarna keruh, encer dan beraroma amis. Vulva-vagina tidak ada kelainan, pembukaan serviks 1 cm. Pemeriksaan penunjang Hb 10, 3 gr/dl
KESIMPULAN
Komplikasi ibu dan janin pada kehamilan
lanjut terdiri dari perdarahan per vaginam, sakit kepala yang hebat, penglihatan kabur, bengkak pada eajah dan jari-jari tangan, keluar cairan pervaginam, gerakan janin tidak terasa dan nyeri perut yang hebat. Perdarahan pada kehamilan lanjut dapat terjadi karena plasenta previa dan solusio plasenta.
Lanjutan.
Plasenta previa adalah plasenta yang
berimplantasi rendah sehingga menutupi sebagian atau seluruh ostium uteri internum. Solusio plasenta adalah terpisahnya plasenta dari dinding rahim sebelum persalinan sebagian atau hampir seluruhnya Sakit kepala hebat, penglihatan kabur dan bengkak pada wajah serta tangan dapat merupakan tanda preeklamsi dalam kehamilan.
Gerakan janin dikatakan berkurang bila pergerakannya kurang dari 3 kali dalam 3 jam. Ketuban pecah dini adalah pecahnya selaput ketuban sebelum persalinan dimulai. Nyeri perut bagian bawah masalah yang mengancam keselamatan jiwa adaah nyeri perut yang hebat, menetap dan tidak
1. Plasenta Previa
Perdarahan tanpa nyeri Warna darah yang keluar merah segar dengan bekuan. Bagian terendah anak sangat tinggi Ukuran panjang rahim bertambah Perut bagian bawah terasa lembut saat perabaan Bagian-bagian janin mudah dirasakan pada saat palpasi. DJJ dapat didengarkan dengan mudah.
2. Solusio Plasenta
Perdarahan pervaginam disertai nyeri perut
menetap Warna darah kehitaman dengan bekuan Syok yang tidak sesuai dengan perdarahan Gerakan janin berkurang Perut keras Tidak teraba bagian-bagian janin TFU bertambah DJJ tidak terdengar
3. Preeklamsi
Sakit kepala yang hebat
Penglihatan kabur Oedema pada wajah dan
jari-jari tangan
4. KPD
Pengeluran cairan pervaginam
Ibu belum inpartu
menjadi biru
TERIMA KASIH