Anda di halaman 1dari 10

PBL 7.

2 Faktor Risiko Faktor risiko terjadinya otitis media adalah umur, jenis kelamin, ras, faktor genetik, status sosioekonomi serta lingkungan, asupan air susu ibu (ASI) atau susu formula, lingkungan merokok, kontak dengan anak lain, abnormalitas kraniofasialis kongenital, status imunologi, infeksi bakteri atau virus di saluran pernapasan atas, disfungsi tuba Eustachius, inmatur tuba Eustachius dan lain-lain (Kers hner, !""#)$ %eningkatan insidens &'A pada bayi dan anak-anak kemungkinan disebabkan oleh struktur dan fungsi tidak matang atau imatur tuba Eustachius$ Selain itu, sistem pertahanan tubuh atau status imunologi anak juga masih rendah$ Insidens terjadinya otitis media pada anak laki-laki lebih tinggi dibanding dengan anak perempuan$ Anak-anak pada ras Native American, Inuit, dan Indigenous Australian menunjukkan prevalensi yang lebih tinggi dibanding dengan ras lain$ Faktor genetik juga berpengaruh$ Status sosioekonomi juga berpengaruh, seperti kemiskinan, kepadatan penduduk, fasilitas higiene yang terbatas, status nutrisi rendah, dan pelayanan pengobatan terbatas, sehingga mendorong terjadinya &'A pada anak-anak$ ASI dapat membantu dalam pertahanan tubuh$ &leh karena itu, anak-anak yang kurangnya asupan ASI banyak menderita &'A$ (ingkungan merokok menyebabkan anak-anak mengalami &'A yang lebih signifikan dibanding dengan anak-anak lain$ )engan adanya ri*ayat kontak yang sering dengan anak-anak lain seperti di pusat penitipan anak-anak, insidens &'A juga meningkat$ Anak dengan adanya abnormalitas kraniofasialis kongenital mudah terkena &'A karena fungsi tuba Eustachius turut terganggu, anak mudah menderita penyakit telinga tengah$ &titis media merupakan komplikasi yang sering terjadi akibat infeksi saluran napas atas, baik bakteri atau virus (Kers hner, !""#)$ Penegakan Diagnosis 'enurut Kers hner (!""#), kriteria diagnosis &'A harus memenuhi tiga hal berikut, yaitu+ a$ b$ %enyakitnya mun ul se ara mendadak dan bersifat akut$ )itemukan adanya tanda efusi$ ,fusi merupakan pengumpulan airan di telinga

tengah$ ,fusi dibuktikan dengan adanya salah satu di antara tanda berikut, seperti menggembungnya membran timpani atau bulging, terbatas atau tidak ada gerakan pada membran timpani, terdapat bayangan airan di belakang membran timpani, dan terdapat airan yang keluar dari telinga$ $ -erdapat tanda atau gejala peradangan telinga tengah, yang dibuktikan dengan adanya salah satu di antara tanda berikut, seperti kemerahan atau erythema pada membran timpani, nyeri telinga atau otalgia yang mengganggu tidur dan aktivitas normal$ .ejala klinis &'A bergantung pada stadium penyakit serta umur pasien$ %ada anak yang sudah dapat berbi ara keluhan utama adalah rasa nyeri di dalam telinga, di samping suhu tubuh yang tinggi$ /iasanya terdapat ri*ayat batuk pilek sebelumnya$ %ada anak yang lebih besar atau pada orang de*asa, selain rasa nyeri, terdapat gangguan pendengaran berupa rasa penuh di telinga atau rasa kurang mendengar$ %ada bayi dan anak ke il, gejala khas &'A adalah suhu tubuh tinggi dapat men apai 01,2 34 (pada stadium supurasi), anak gelisah dan sukar tidur, tiba-tiba anak menjerit *aktu tidur, diare, kejang-kejang dan kadang-kadang anak memegang telinga yang sakit$ /ila terjadi ruptur membran timpani, maka sekret mengalir ke liang telinga, suhu tubuh turun dan anak tidur tenang ()jaafar, !""#)$ %enilaian klinik &'A digunakan untuk menentukan berat atau ringannya suatu penyakit$ %enilaian berdasarkan pada pengukuran temperatur, keluhan orang tua pasien tentang anak yang gelisah dan menarik telinga atau tugging, serta membran timpani yang kemerahan dan membengkak atau bulging$ 'enurut )agan (!""0) dalam -itisari (!""2), skor &'A adalah seperti berikut+ %enilaian de rajat &'A dibuat berdasarkan skor$ /ila didapatkan angka " hingga 0, berarti &'A ringan dan bila melebihi 0, berarti &'A berat$

%embagian &'A lainnya yaitu &'A berat apabila terdapat otalgia berat atau sedang, suhu lebih atau sama dengan 0134 oral atau 01,234 rektal$ &'A ringan bila nyeri telinga tidak hebat dan demam kurang dari 0134 oral atau 01,2 34 rektal (-itisari, !""2)$ Stadium &'A dalam perjalanan penyakitnya dibagi menjadi lima stadium, bergantung pada perubahan pada mukosa telinga tengah, yaitu stadium oklusi tuba ,usta hius, stadium hiperemis atau stadium pre-supurasi, stadium supurasi, stadium perforasi dan stadium resolusi ()jaafar, !""#)$ 5$ Stadium &klusi -uba ,usta hius %ada stadium ini, terdapat sumbatan tuba ,usta hius yang ditandai oleh retraksi membran timpani akibat terjadinya tekanan intratimpani negatif di dalam telinga tengah, dengan adanya absorpsi udara$ 6etraksi membran timpani terjadi dan posisi malleus menjadi lebih hori7ontal, refleks ahaya juga berkurang$ ,dema yang terjadi pada tuba ,usta hius juga menyebabkan nya tersumbat$ Selain retraksi, membran timpani kadang-kadang tetap normal dan tidak ada kelainan, atau hanya ber*arna keruh pu at$ ,fusi mungkin telah terjadi tetapi tidak dapat dideteksi$ Stadium ini sulit dibedakan dengan tanda dari otitis media serosa yang disebabkan oleh virus dan alergi$ -idak terjadi demam pada stadium ini ()jaafar, !""#8 )hingra, !""#)$

.ambar$ 'embran -impani 9ormal !$ Stadium :iperemis atau Stadium %re -Supurasi %ada stadium ini, terjadi pelebaran pembuluh darah di membran timpani, yang ditandai oleh membran timpani mengalami hiperemis, edema mukosa dan adanya sekret eksudat serosa yang sulit terlihat$ :iperemis disebabkan oleh oklusi tuba yang berpanjangan sehingga terjadinya invasi oleh mikroorganisme piogenik$ %roses inflamasi berlaku di telinga tengah dan membran timpani menjadi kongesti$ Stadium ini merupakan tanda infeksi bakteri yang menyebabkan pasien mengeluhkan otalgia, telinga rasa penuh dan demam$ %endengaran mungkin masih normal atau terjadi gangguan ringan, tergantung dari epatnya proses hiperemis$ :al ini terjadi karena terdapat tekanan udara yang meningkat di kavum timpani$ .ejala-gejala berkisar antara dua belas jam sampai dengan satu hari ()jaafar, !""#8 )hingra, !""#)$ .ambar$ 'embran -impani :iperemis 0$ Stadium Supurasi Stadium supurasi ditandai terbentuknya oleh sekret

eksudat purulen atau bernanah di telinga tengah dan juga di sel-sel mastoid$ Selain itu edema pada mukosa telinga tengah men jadi makin hebat dan sel epitel superfisial terhan ur$ -erbentuknya eksudat yang purulen di kavum timpani menyebabkan membran timpani menonjol atau bulging ke arah liang telinga luar$ %ada keadaan ini, pasien akan tampak sangat sakit, nadi dan suhu meningkat serta rasa nyeri di telinga bertambah hebat$ %asien selalu gelisah dan tidak dapat tidur nyenyak$ )apat disertai dengan gangguan pendengaran konduktif$ %ada bayi demam tinggi dapat disertai

muntah dan kejang$ Stadium supurasi yang berlanjut dan tidak ditangani dengan baik akan menimbulkan iskemia membran timpani, akibat timbulnya nekrosis mukosa dan submukosa membran timpani$ -erjadi penumpukan nanah yang terus berlangsung di kavum timpani dan akibat tromboflebitis vena-vena ke il, sehingga tekanan kapiler membran timpani meningkat, lalu menimbulkan nekrosis$ )aerah nekrosis terasa lebih lembek dan ber*arna kekuningan atau yello* spot$ Keadaan stadium supurasi dapat ditangani dengan melakukan miringotomi$ /edah ke il ini kita lakukan dengan menjalankan insisi pada membran timpani sehingga nanah akan keluar dari telinga tengah menuju liang telinga luar$ (uka insisi pada membran timpani akan menutup kembali, sedangkan apabila terjadi ruptur, lubang tempat perforasi lebih sulit menutup kembali$ 'embran timpani mungkin tidak menutup kembali jika nya tidak utuh lagi ()jaafar, !""#8 )hingra, !""#)$ .ambar$ 'embran -impani /ulging dengan %us %urulen ;$ Stadium %erforasi Stadium perforasi ditandai oleh ruptur membran timpani sehingga sekret berupa nanah yang jumlahnya banyak akan mengalir dari telinga tengah ke liang telinga luar$ Kadang-kadang pengeluaran sekret bersifat pulsasi (berdenyut)$ Stadium ini sering disebabkan oleh terlambatnya pemberian antibiotik dan tingginya virulensi kuman$ Setelah nanah keluar, anak berubah menjadi lebih tenang, suhu tubuh menurun dan dapat tertidur nyenyak$ <ika mebran timpani tetap perforasi dan pengeluaran sekret atau nanah tetap berlangsung melebihi tiga minggu, maka keadaan ini disebut otitis media supuratif subakut$ <ika kedua keadaan tersebut tetap berlangsung selama lebih satu setengah sampai dengan dua bulan, maka keadaan itu disebut otitis media supuratif kronik ()jaafar, !""#8 )hingra, !""#)$

.ambar$ 'embran -impani 'engalami %erforasi 2$ Stadium 6esolusi Keadaan merupakan akhir &'A ini stadium yang

dia*ali dengan berkurangnya dan berhentinya otore$ Stadium resolusi ditandai oleh membran timpani berangsur normal hingga perforasi membran timpani menutup kembali dan sekret purulen akan berkurang dan akhirnya kering$ %endengaran kembali normal$ Stadium ini berlangsung *alaupun tanpa pengobatan, jika membran timpani masih utuh, daya tahan tubuh baik, dan virulensi kuman rendah$ Apabila stadium resolusi gagal terjadi, maka akan berlanjut menjadi otitis media supuratif kronik$ Kegagalan stadium ini berupa perforasi membran timpani menetap, dengan sekret yang keluar se ara terus- menerus atau hilang timbul$ &titis media supuratif akut dapat menimbulkan gejala sisa berupa otitis media serosa$ &titis media serosa terjadi jika sekret menetap di kavum timpani tanpa mengalami perforasi membran timpani ()jaafar, !""#8 )hingra, !""#)$

Patogenesis dan Patofisiologi Saluran pernafasan terinfeksi kuman patogen kuman patogen menginfeksi nasofaring infeksi menyebar ke &F-A, masuk ke tuba eusta hius (pada anak-anak lebar, pendek, hori7ontal) edema mukosa nasofaring dan tuba eusta hius

oklusi tuba eusta hius

gangguan ventilasi udara tidak dapat masuk ke telinga tengah

gangguan drainase sekret dan airan di telinga tengah tidak dapat dialirkan ke tuba eusta hius

&! tidak terabsorbsi ke telinga tengah tekanan negatif di telinga tengah = keadaan anaerob 6etraksi membrana timpani Stadium &klusi

airan dan sekret (serous) terakumulasi di telinga tengah, serta vasodilatasi pembuluh darah membrana timpani sebagai respon inflamasi %eningkatan laju pertumbuhan kuman -ransudasi airan dan sekret di telinga tengah

Stadium :iperemis

%enekanan dan penonjolan membran timpani Nyeri Telinga Iskemia sel membran timpani 9ekrosis sel membran timpani

Stadium Supurasi

%eningkatan risiko perforasi membrana timpani Otorrhoae (jika membrana timpani mengalami perforasi) Stadium %erforasi

Penatalaksanaan Stadium Presu urasi adalah antibiotika, obat tetes hidung dan analgetika$ /ila membran timpani sudah terlihat hiperemis difus, sebaiknya dilakukan miringotomi$ Antibiotik yang dianjurkan ialah golongan penisilin (ampi illin)$ Antibiotik yang dianjurkan ialah dari golongan penisilin atau ampi ilin$ -erapi a*al diberikan peni illin intramus ular agar didapatkan konsentrasi yang adekuat di dalam darah, sehingga tidak terjadi mastoiditis yang terselubung,$ .angguan pendengaran sebagai gejala sisa dan kkekambuhan$ %emberian antibiotika dianjurkan minimal # hari $ /ila pasien alergi terhadap penisilin, maka diberikan eritromisin$ %ada anak, ampisilin diberikan dengan dosis 2" > 5"" mg?kg// per hari, dibagi dalam ; dosis, atau amoksisilin ;" mb?kg// dibagi dalam 0 dosis, atau eritromisin ;" mg?kg//?hari$ %ada stadium oklusi diberikan &bat tetes hidung :4l ,fedrin 5@, antibioti bila karena kuman dan miringotomi$ %ada stadium su urasi disamping diberikan antibiotik, idealnya harus disertai dengan miringotomi, bila membran timpani masih utuh$ )engan miringotomi gejal > gejala klinis lebih epat hilang dan ruptur dapat dihindari$ %ada stadium erforasi sering terlihat sekret banyak keluar dan kadang terlihat keluarnya sekret se ara berdenyut (pulsasi)$ %engobatan yang diberikan adalah obat u i telinga :!&! 0@ selama 0 > 2 hari serta antibiotik yang adekuat$ /iasanya sekret akan hilang dan perforasi dapat menutup kembali dalam *aktu # > 5" hari %ada stadium resolusi, maka membran timpani berangsur normal kembali, sekret tidak ada lagi dan perforasi membran timpani menutup$ /ila tidak terjadi resolusi biasanya akan tampak sekret mengalir di liang telinga luar melalui perforasi membran timpani$ Keadaan ini dapat disebabkan karena berlanjutnya edema mukosa teling tengah$ %ada keadaan demikian, antibiotika dapat dilajutkan sampai 0 minggu$ /ila 0 minggu

setrelah pengobatan sekret masih tetap banyak, kemungkinan telah terjadi mastoiditis (/ehrman, !""")$ !om likasi Komplikasi dari &'A dapat terjadi melalui beberapa mekanisme, yaitu melalui erosi tulang, invasi langsung dan tromboflebitis$ Komplikasi ini dibagi menjadi komplikasi intratemporal dan intrakranial$ Komplikasi intratemporal terdiri dari+ mastoiditis akut, petrositis, labirintitis, perforasi pars tensa, atelektasis telinga tengah, paresis fasialis, dan gangguan pendengaran$ Komplikasi intrakranial yang dapat terjadi antara lain yaitu meningitis, en efalitis, hidrosefalus otikus, abses otak, abses epidural, empiema subdural, dan trombosis sinus lateralis (.hanie, !"5"8 /hargava, !""2)$ Komplikasi tersebut umumnya sering ditemukan se*aktu belum adanya antibiotik, tetapi pada era antibiotik semua jenis komplikasi itu biasanya didapatkan sebagai komplikasi dari otitis media supuratif kronik (&'SK)$ %enatalaksanaan &'A dengan komplikasi ini yaitu dengan menggunakan antibiotik spektrum luas, dan pembedahan seperti mastoidektomi (.hanie, !"5"8 /hargava, !""2)$

.hanie A$ !"5"$ %enatalaksanaan &titis 'edia Akut %ada Anak$ %alembang + )epartemen -:--K( FK Ansri?6SA% '$:oesin$ /hargava K/, /hargava SK, Shah -'$ !""2$ A short teBtbook of ,9- diseases$ # th edition$ 'umbai + AS:A publi ation, p$;2-2"$ Kers hner, <$,$, !""#$ &titis 'edia$ In+ Kliegman, 6$'$, ed$ %ediatri s$ 5Cth ed$ ASA+ Saunders ,lsevier, !D0!-!D;D )jaafar, E$A$, :elmi, 6estuti, 6$)$, !""#$ Kelainan -elinga -engah$ )alam+ Soepardi, ,$A$, ed$ /uku Ajar Ilmu Kesehatan -elinga :idung -enggorok Kepala dan (eher$ ,disi ke-D$ <akarta+ /alai %enerbit Fakultas Kedokteran Aniversitas Indonesia, D;CD$ -itisari, :$, !""2$ %revalensi dan Sensitivitas :aemophilus Influen7ae pada &titis 'edia Akut di %S4' dan 6SA/ :arapan Kita$ Fakultas Kedokteran Aniversitas 9elson -eBtbook of

Indonesia, <akarta$ )hingra %($ !""#$ )isease of ,ar 9ose and -hroat$ ;th ,d$9e* )elhi, India + ,lsevier$ pp + 5!1-5028 5;2-5;C$ /ehrman, dkk$ (!""")$ Ilmu Kesehatan Anak 9elson$ Folume 0$ <akarta+ ,.4$

Anda mungkin juga menyukai