Anda di halaman 1dari 15

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi dan Faktor Terjadinya Gelombang


Gelombang adalah pergerakan naik dan turunnya air dengan arah tegak lurus permukaan air laut yang membentuk kurva/grafik sinusoidal. Gelombang laut disebabkan oleh angin. (http://irengputih.com/mengenal-lebih-detail-seluk-beluk-gelombanglaut/1079/ di download hari minggu, 20-11-2011 pkl 8.47 pm)

Gelombang laut adalah gerakan naik turun permukaan air laut yang secara teratur memperlihatkan bagian-bagian yang tinggi sebagai puncak dan yang rendah sebagai lembah yang bergerak pada arah tertentu. (http://www.alpensteel.com/article/52-106-energi-lautombakgelombangarus/2176--fenomena-di-laut-sebagai-sumberenergi.html di download hari minggu, 20-11-2011 pkl 8.47 pm) Gelombang adalah pergerakan naik dan turunnya air dengan arah tegak lurus permukaan air laut yang membentuk kurva/grafik sinusoidal. (http://lampard.blog.uns.ac.id/2011/11/18/gelombang-air-laut/ di download senin, 21-11-2011 pkl 8.47 pm) Gelombang Laut adalah suatu proses gerakkan naik turunnya molekul air laut. (http://central-education.blogspot.com/2011/11/faktor-yangmempengaruhi-terjadinya.html di download senin, 21-11-2011 pkl 9.00 pm) Factor yang mempengaruhi terjadinya gelombang laut adalah sebagai berikut: 1. Kecepatan angin 2. Lama angin bertiup 3. Luas daerah tempat angin bertuip 4. Kedalaman laut

(http://central-education.blogspot.com/2011/11/faktor-yangmempengaruhi-terjadinya.html di download senin, 21-11-2011 pkl 9.00 pm) Penyebab terjadi gelombang laut dipengaruhi beberapa factor berikut: 1. Kecepatan angin 2. Lama angin bertiup dan luas daerah yang terkena pengaruh 3. Kedalaman air laut 4. Adanya getaran kulit bumi di dasar laut 5. Tetapi factor utamanya karena angin dan gempa (http://riyn.multiply.com/journal/item/47 di download senin, 21-11-2011 pkl 9.08 pm)

2.2 Mekanisme Terbentuknya Gelombang Oleh Angin


Proses terbentuknya pembangkitan gelombang di laut oleh gerakan angin belum sepenuhnya dapat dimengerti, atau dapat dijelaskan secara terperinci. Tetapi meurut perkiraan, gelombang terjadi karena hembusan angin secara teratur, terus-menerus, di atas permukaan air laut. Hembusan angin yang demikian akan membentuk riak permukaan, yang bergerak kira-kira searah dengan hembusan angin (lihat Gambar 2.3.a,b,c).

Gambar Mekanisme Terbentuknya Gelombang di Laut Pada Umumnya

Bila angin masih terus berhembus dalam waktu yang cukup panjang dan meliputi jarak permukaan laut (fetch) yang cukup besar, maka riak air akan tumbuh menjadi gelombang. Pada saat yang bersamaan riak permukaan baru akan terbentuk di atas gelombang yang terbentuk, dan selanjutnya akan berkembang menjadi gelombang

gelombang baru tersendiri. Proses yang demikian tentunya akan berjalan terus menerus (kontinyu), dan bila gelombang diamati pada waktu dan tempat tertentu, akan terlihat sebagai kombinasi perubahan-perubahan panjang gelombang dan tinggi gelombang yang saling bertautan. Komponen gelombang secara individu masih akan mempunyai sifat-sifat seperti gelombang pada kondisi ideal, yang tidak terpengaruh oleh gelombang-gelombang lain. Sedang dalam kenyataannya, sebagai contoh, gelombang-gelombang yang bergerak secara cepat akan melewati gelombang-gelombang lain yang lebih pendek (lamban), yang selanjutnya mengakibatkan terjadinya perubahan yang terus-menerus bersamaan melampaui. Jelasnya gelombang-gelombang akan mengambil energi dan angin. Penyerapan energi ini akan dilawan dengan mekanisme peredam, yaitu pecahnya gelombang dan kekentalan air. Bila angin secara kontinyu berhembus dengan kecepatan yang tetap untuk waktu dan fetch yang cukup panjang, maka jumlah energi yang terserap oleh gelombang akan diimbangi dengan energi yang dikeluarkan sehingga suatu sistem gelombang sempurna (fully developed waves) akan tercapai. Sistem gelombang demikian sebenarnya jarang dijumpai karena kondisi steady tidak sering terjadi, dan jugafetch kadang-kadang dibatasi oleh kondisi geografi lingkungan. Bilamana angin berhenti berhembus, sistem gelombang yang telah terbentuk akan segera melemah. Karena gelombang pecah adalah merupakan mekanisme yang paling dominan, maka gelombang pendek dan lancip, akan menghilang terlebih dulu, sehingga tinggal gelombanggelombang panjang yang kemudian menghilang oleh gaya-gaya kekentalan, yang pada dasarnya lebih kecil dari gelombang pecah. Proses pelemahan (menghilangnya) gelombang mungkin dengan gerakan gelombang-gelombang yang saling

mencapai beberapa hari, yang bersamaan dengan itu gelombanggelombang panjang sudah bergerak dan menempuh jarak ribuan kilometer, yang pada jarak yang cukup jauh dan tempat mulainya gelombang akan dapat diamati sebagai alun (swell). Alun biasanya

mempunyai periode yang sangat panjang, dan bentuknya cukup beraturan (reguler). Sistem gelombang yang terbentuk secara lokal mungkin akan dipengaruhi oleh alun yang terbentuk dan tempat yang jauh; yang tentu saja tidak ada kaitannya dengan angin lokal. (http://rahmat88aceh.wordpress.com/2008/07/19/jenis-jenis-gelombang-air/ di download senin, 21-11-2011 pkl 9.16 pm)

2.3 Parameter Gelombang

Keterangan parameter gelombang : SWL (Sea Water Level) Muka air laut tenang d (Deapth) Kedalaman perairan dari SWL sampai dasar perairan L (Length) Panjang gelombang, jarak horizontal dari puncak ke puncak berikutnya atau dari lembah ke lembah berikutnya H (Height) Tinggi gelombang, jarak vertical dari puncak ke lembah a (amplitudo) Simpangan terjauh (eta) Elavasi muka air dari SWL, Dibawah SWL nilai negative, Diatas SWL nilai positif C (Celerity) Kecepatan rambat gelombang T (periode) periode gelombang K= Bilangan gelombang Frekuensi sudut gelombang (Anonim, 2011)

2.4 Klasifikasi Gelombang

Gelombang di laut dapat dibedakan menjadi beberapa macam yang tergantung dari gaya pembangkitnya. Gelombang tersebut adalah gelombang angin yang dibangkitkan oleh tiupan angin di permukaan laut, gelombang pasang surut dibangkitkan oleh gaya tarik benda-benda langit terutama matahari dan bulan terhadap bumi, gelombang tsunami terjadi karena letusan gunung berapi atau gempa di laut, gelombang yang dibangkitkan oleh kapal yang bergerak dan sebagainya.

1. Gelombang Laut Akibat Angin


Gelombang yang disebabkan oleh angin dapat menimbulkan energi untuk membentuk pantai, menimbulkan arus dan transpor sedimen dalam arah tegak lurus dan sepanjang pantai, serta menyebabkan gayagaya yang bekerja pada bangunan pantai. Gelombang merupakan factor utama di dalam penentuan tata letak (layout) pelabuhan, alur pelayaran, perencanaan bangunan pantai, dan sebagainya. Pada gambar A.1 ditunjukan suatu bentuk contoh gelombang laut akibat angina dengan periodenya.

Gambar gelombang laut akibat angin dengan Periode Pendek: 2 25 detik

2. Gelombang Laut Akibat Pasang Surut Pasang surut juga merupakan faktor yang penting karena bisa menimbulkan arus yang cukup kuat terutama di daerah yang sempit, misalkan di teluk, estuary, dan muara sungai. Selain itu elevasi muka air pasang dan air surut juga sangat penting untuk merencanakan bangunan bangunan pantai. Sebagai contoh elevasi puncak bangunan pantai ditentukan oleh elevasi muka air pasang untuk mengurangi limpasan air, sementara kedalaman alur pelayaran dan perairan pelabuhan ditentukan oleh muka air surut. Gelombang besar yang datang ke pantai pada saat air pasang bias menyebabkan kerusakan pantai sampai jauh ke daratan. 3. Gelombang Laut Akibat Tsunami 6

Tsunami adalah gelombang yang terjadi karena letusan gunung berapi atau gempa bumi di laut. Gelombang yang terjadi bervariasi dari 0,5 m sampai 30 m dan periode dari beberapa menit sampai sekitar satu jam. Tinggi gelombang tsunami dipengaruhi oleh konfigurasi dasar laut. Selama penjalaran dari tengah laut (pusat terbentuknya tsunami) menuju pantai, sedangkan tinggi gelombang semakin besar oleh karena pengaruh perubahan kedalaman laut. Di daerah pantai tinggi gelombang tsunami dapat mencapai puluhan meter. Pada gambar A.2.a ditunjukan contoh gelombang laut akibat tsunami yang berada di laut dalam dengan ketinggian puncak gelombang < 1 m dan pada gambar A.2.b ditunjukan contoh gelombang laut akibat tsunami yang berada di pantai dengan ketinggian puncak gelombang 30 m

Gambar Gelombang Laut Akibat Tsunami di Laut dalam

Gambar Gelombang Laut Akibat Tsunami di Pantai

(http://rahmat88aceh.wordpress.com/2008/07/19/jenis-jenis-gelombang-air/ di download senin, 21-11-2011 pkl 9.16 pm)

2.5 Kecepatan Rambat Gelombang


Teori yang paling sederhana yang digunakan untuk menerangkan perambatan gelombang gravitasi dikenal sebagai small amplitude wave theory atau linier wave theory. Teori ini dapat digunakan untuk menganalisa gerakan gelombang, gelombang-gelombang menjalar tanpa 7

terjadi deformasi dan baik profile permukaan maupun kecepatan partikel air membentuk sinusoidal. Oleh karena amplitudo gelombang yang terjadi disini jauh lebih kecil jika dibandingkan dengan panjang gelombangnya maka daerah aliran dapat dijelaskan dengan potensial kecepatan, , dimana potensial kecepatan ini memenuhi persamaan Laplace berikut ini : (2/x2) + (2/z2) = 0 ..(1.1) Jika arah perambatan gelombang ke arah sumbu x, maka besarnya potensial kecepatan dan profil gelombang diberikan oleh persamaan berikut : = (acosh k(h+z)/ksinh kh) sin k(x-ct)..(1.2) = acos k(x-ct)..(1.3) dimana : a = amplitude gelombang (a=H/2) H = tinggi gelombang (meter) = frequensi angular, = 2/T = profil gelombang k = angka gelombang (k=2/L) L = panjang gelombang (meter) c = celerity gelombang (c=L/T) T = periode gelombang (detik) Komponen kecepatan partikel ke arah horizontal dan vertical, u dan w serta tekanan gelombang, p dihitung dengan persamaan berikut : u = a (cosh k(h+z) / sinh kh) cos k(x-ct) (1.4) w = a (sinh k(h+z) / sinh kh) sin k(x-ct) (1.5) p = ga (cosh k(h+z) / cosh kh) cos k(x-ct) gz (1.6) Jika periode T dan kedalaman h diberikan maka hubungan disperse bisa digunjakan untuk menentukan panjang gelombang L, 2 = gk tanh kh (1.7) Sehingga besarnya celerity gelombang dapat diekspresikan sebagai berikut :

C = ((g/k) tanh kh)0.5 (1.8) Untuk perairan dalam, karena kh 1, sehingga tanh 1 dan persamaan 1.7 berubah menjadi, k0 = 2 /g (1.9) dan L0 = gT2/2 (1.10) dimana subskip o menunjukkan harga-harga properties gelombang di perairan dalam, dan L0 disebut sebagai panjang gelombang di perairan dalam. Pada perairan dangkal, karena kh 1, maka tan kh kh, sehingga persamaan 1.8 menjadi, c = (gh)0.5 (1.11) Energi gelombang, E, untuk gelombang amplitude kecil diberikan sebagai berikut : E = gH2L/8 (1.12) Dimana merupakan densitas air laut. Jika suatu gelombang menuju perairan dangkal, maka terjadi perubahan karateristik gelombang yang meliputi perubahan tinggi gelombang, panjang dan kecepatan gelombang .Dengan menganggap kemiringan sama dengan nol maka : L = ((gT)/2) tanh ((2d)/L) C = ((gT)/2) tanh ((2d)/L) L = ((gT)/2) C = ((gT)/2) L = Panjang gelombang (m) L = Panjang gelombang di laut dalam (m) g = Percepatan gravitasi (m/dt2) T = Peride gelombang (dt) C = Celerity gelombang (m/dt) C = Celerity gelombang di laut dalam (m/dt) d = Kedalaman air (m)

(http://arekteknik.com/interaksi-gelombang-dengan-pantai.html di download minggu, 20-11-2011 pkl 9.05 pm)

2.6 Energi Gelombang


Energi gelombang laut adalah satu potensi laut dan samudra yang belum banyak diketahui masyarakat umum adalah potensi energi laut dan samudra untuk menghasilkan listrik. Negara yang melakukan penelitian dan pengembangan potensi energi samudra untuk menghasilkan listrik adalah Inggris, Francis dan Jepang. Secara umum, potensi energi samudra yang dapat menghasilkan listrik dapat dibagi kedalam 3 jenis potensi energi yaitu energi pasang surut (tidal power), energi gelombang laut (wave energy) dan energy panas laut (ocean thermal energy). Energi pasang surut adalah energi yang dihasilkan dari pergerakan air laut akibat perbedaan pasang surut. Energi gelombang laut adalah energi yang dihasilkan dari pergerakan gelombang laut menuju daratan dan sebaliknya. Sedangkan energi panas laut memanfaatkan perbedaan temperatur air laut di permukaan dan di kedalaman. Meskipun pemanfaatan energi jenis ini di Indonesia masih memerlukan berbagai penelitian mendalam, tetapi secara sederhana dapat dilihat bahwa probabilitas menemukan dan memanfaatkan potensi energi gelombang laut dan energi panas laut lebih besar dari energi pajang surut. Pada dasarnya pergerakan laut yang menghasilkan gelombang laut terjadi akibat dorongan pergerakan angin. Angin timbul akibat perbedaan tekanan pada 2 titik yang diakibatkan oleh respons pemanasan udara oleh matahari yang berbeda di kedua titik tersebut. Mengingat sifat tersebut maka energi gelombang laut dapat dikategorikan sebagai energi terbarukan. Gelombang laut secara ideal dapat dipandang berbentuk

gelombang secara ideal dapat dipandang berbentuk gelombang yang memiliki ketinggian puncak maksimum dan lembah minimum. Pada selang waktu tertentu, ketinggian puncak yang dicapai serangkaian gelombang laut berbeda-beda, bahkan ketinggian puncak ini berbedabeda untuk lokasi yang sama jika diukur pada hari yang berbeda.

10

Meskipun demikian secara statistik dapat ditentukan ketinggian signifikan gelombang laut pada satu titik lokasi tertentu. Bila waktu yang diperlukan untuk terjadi sebuah gelombang laut dihitung dari data jumlah gelombang laut yang teramati pada sebuah selang tertentu, maka dapat diketahui potensi energi gelombang laut di titik lokasi tersebut. Potensi energi gelombang laut pada satu titik pengamatan dalam satuan kw per meter berbanding lurus dengan setengah dari kuadrat ketinggian signifikan dikali waktu yang diperlukan untuk terjadi sebuah gelombang laut. Berdasarkan perhitungan ini dapat diprediksikan berbagai potensi energi dari gelombang laut di berbagai tempat di dunia. Dari data tersebut, diketahui bahwa pantai barat Pulau Sumatera bagian selatan dan pantai selatan Pulau Jawa bagian barat berpotensi memiliki energi gelombang laut sekitar 40kw/m. Pada dasarnya prinsip keria teknologi yang mengkonversi energi gelombang laut menjadi energi listrik adalah mengakumulasi energi gelombang laut untuk memutar turbin generator. Karena itu sangat penting memilih lokasi yang secara topografi memungkinkan akumulasi energi. Meskipun penelitian untuk mendapatkan teknologi yang optimal dalam mengkonversi energi gelombang laut masih terus dilakukan, saat ini, ada beberapa alternatif teknologi yang dapat dipilih. Alternatif teknologi yang diperidiksikan tepat dikembangkan di pesisir pantai selatan Pulau Jawa adalah teknologi Tapered Channel (Tapchan). Prinsip teknologi ini cukup sederhana, gelombang laut yang datang disalurkan memasuki sebuah salurah runcing yang berujung pada sebuah bak penampung yang diletakkan pada sebuah ketinggian tertentu. Air laut yang berada dalam bak penampung dikembalikan ke laut melalui saluran yang terhubung dengan turbin generator penghasil energi listrik. Adanya bak penampung memungkinkan aliran air penggerak turbin dapat beroperasi terus menerus dengan kondisi gelombang laut yang berubah-ubah. Teknologi ini tetap memerlukan bantuan mekanisme pasang surut dan pilihan topografi garis pantai yang tepat. Teknologi ini telah dikembangkan sejak tahun l985. 11

Alternatif teknologi pembangkit tenaga gelombang laut yang lebih banyak dikembangkan adalah teknik osilasi kolom air (the oscillating water column). Proses pembangkitan tenaga listrik dengan teknologi ini melalui 2 tahapan proses. Gelombang laut yang datang menekan udara pada kolom air yang diteruskan ke kolom atau ruang tertutup yang terhubung dengan turbin generator. Tekanan tersebut menggerakkan turbin generator pembangkit listrik. Sebaliknya, gelombang laut yang meninggalkan kolom air diikuti oleh gerakan udara dalam ruang tertutup yang menggerakkan turbin generator pembangkit listrik. Variasi prinsip teknologi ini dikembangkan di Jepang dengan nama might whale technology. Di Skotiandia, Inggris Raya, telah dibangun pembangkit tenaga gelombang laut yang digunakan yang menggunakan teknologi ini. Pembangkit yang selesai dibangun pada tahun 2000 ini dilengkapai listrik sampai 500 kW. Selain itu, di Denmark dikembangkan pula teknologi pembangkit tenaga gelombang laut yang disebut wave dragon, prinsip kerjanya mirip dengan tapered channel. Perbedaannya pada wave dragon, saluran air dan turbin generator diletakkan di tengah bak penampung sehingga memungkinkan pembangkit dipasang tidak di pantai. Pembangkit-pembangkit tersebut kemudian dihubungkan dengan jaringan transmisi bawah laut ke konsumen. Hal ini menyebabkan biaya instansi dan perawatan pembangkit ini mahal. Meskipun demikian pembangkit ini tidak menyebabkan polusi dan tidak memerlukan biaya bahan bakar karena sumber penggeraknya energi alam yang bersifat terbarukan. (http://rwahyuningrum.blog.uns.ac.id/2009/08/25/energigelombang-laut/ di download kamis, 24-11-2011 pkl 1.44 pm)

2.7 Transformasi Gelombang


1. Gelombang ke Laut Dangkal (Wave Shoaling) Jika suatu gelombang menuju perairan dangkal, maka terjadi perubahan karateristik gelombang yang meliputi perubahan tinggi gelombang, panjang dan kecepatan gelombang .Dengan menganggap kemiringan sama dengan nol maka : 12

L = ((gT)/2) tanh ((2d)/L) C = ((gT)/2) tanh ((2d)/L) L = ((gT)/2) C = ((gT)/2) L = Panjang gelombang (m) L = Panjang gelombang di laut dalam (m) g = Percepatan gravitasi (m/dt2) T = Peride gelombang (dt) C = Celerity gelombang (m/dt) C = Celerity gelombang di laut dalam (m/dt) d = Kedalaman air (m) Dari persamaan diatas, dapat dituliskan bentuk persamaan berikut : L/L = C/C = tanh ((2d)/L) atau d/L = d/L tanh ((2d)/L) Dari persamaan tersebut dapat diketahui bahwa panjang

gelombang L pada kedalaman d ditentukan oleh kedalaman air dan panjang gelombang di laut dalam. sehingga : H/H = ((1C)/(2nC)) = Ks k adalah wave number atau k= 2/L, maka koefisien shoaling Ks adalah: Ks = (1/(tanh kd)((1)+ ((4/L)/(sinh4)/L))) Sebagaimana telah disebutkan di atas, tinggi gelombang akan bertmabah sementara panjang gelombang berkurang sebelum

gelombang tersebut mulai pecah. 2. Gelombang Pecah Gelombang yang menjalar dari laut dalam menuju pantai mengalami perubahan bentuk karena adanya pengaruh perubahan kedalaman laut. Pengaruh kedalaman laut mulai terasa pada kedalaman lebih kecil dari setengah kali panjang gelombang. Di laut dalam profil gelombang adalah sinusoidal, semakin menuju ke perairan yang lebih

13

dangkal puncak gelombang semakin tajam dan lembah gelombang semakin datar. Selain itu kecepatan dan panjang gelombang berkurang secara berangsur-angsur sementara tinggi gelombang bertambah. Gelombang pecah berarti juga terjadi terjadi dissipasi energy, dimana energy kenetik ditransformasikan ke dalam panas dengan derajat tinggi turbulensi. Parameter nondimensional yang sangat penting dan banyak digunakan untuk mengatasi berbagai jenis macam permasalahan perlindungan pantai disebut sebagai angka irribaren (shiereck, 1998) yang diberikan oleh persamaan berikut : = tan /(H/L) Gelombang pecah diklasifikasikan dalam empat kategori yaitu spilling, plunging, collapsing, dan surging.

Spilling

ketika gelombang merambat maju pada puncak gelombang pertama kali nampak berbuih dan terjadi turbelensi yang menyebar kebawah pada gelomabng. Kelihatanya gelombang ini tertimbun buih yang bergerak maju. Turbelensi ini yang secara keseluruhan yang menghaburkan energy gelombang sehingga semakin lama tinggi gelombang semakin kecil. Untuk gelombang pecah jenis ini memiliki harga < 0.3

Plunging

puncak gelombang berbentuk runcing dan melengkung sehingga akhirnya jatuh pada dasar dari bagian muka gelombang. Proses pecahnya dan disipasi energy lebih terlihat daripada spilling breaker. Gelomabng pecah dikategorikan jenis plunging jika memiliki harga = 0.5-3.

Collapsing

bagian depan dari gelomabang curam pada saat mulai pecah, bagian terendah dari muka gelomabng jatuh ke depan dan gelombang runtuh. Collapsing breaker ini bentuknaya terletak anatara bentuk plugging dan surging dan tidak secara jelas di definisikan dalam bentukn lainya. Jenis pecah collapsing bisa dilihat dalam transisi antara anatara pecah dan non pecah dan memiliki harga = 2.5-3.

Surging

puncak dan muka gelombang mempunyai bentuk yang hamper stabil,

14

bentuknya bergelombang tergantung dari kemiringan pantai. Gelombang ini bergerak kedepan seabgai gelombang berdiri atau gelombang yang terpantulkan. Kategori jenis ini memiliki harga = 3-5. Dari keempat jenis gelombang pecah tersebut dapat terjadi pada perairan dangkal tapi khusus untuk spilling dan pluging terjadi pada perairan dalam dan keduanya paling biasa terjadi di perairan dangkal. 3. Refraksi Gelombang Gelombang berjalan dengan panjang gelombang pada laut dalam LO, mendekati pantai dengan puncak orientasi pada laut dalam yang paralel dengan lokasi garis pantai rata-rata. Kontur dasar kedalaman memberikan untuk panjang gelombang laut dalam sebagai porsi dari puncak gelombang memasuki jenis dimana d/LO < 0,5. 4. Difraksi Gelombang Difraksi gelombang terjadi ketika puncak gelombang berputar terhadap ujung penghalang dan bergerak ke daerah yang terlindungi oleh penghalang tersebut karena serangkaian gelombang yang berjalan menjumpai penghalang, misal breakwater, pulau, tanjung dan

sebagainya. Difraksi juga terjadi bila gelombang bergerak melalui barrier gap (celah penghalang). Pada awalnya kondisi di kawasan lindung penghalang cukup tenang (tidak ada gelombang), sebagaimana gelombang melintasi penghalang. Air yang jauh dari penghalang akan memiliki lebih banyak energi (energi gelombang awal) dari perairan di belakang penghalang yang telah tenang (tidak ada energi karena tidak ada gelombang), proses transfer energi puncak terjadi pada panjang ke daerah pesisir yang dilindungi bangunan . Ketika gelombang melalui struktur, akan ada transfer energi gelombang sejajar dengan puncak gelombang dalam struktur pelindung pantai. Konsentrasi kerapatan energi akan mengakibatkan periode spektrum gelombang semakin tinggi. Transfer energi untuk pembentukan kawasan lindung menyebabkan gelombang di daerah tersebut, meskipun tidak sebesar gelombang besar di luar area yang terlindungi. Garis crest

15

di belakang dan telah mengubah bentuk busur penghalang dengan pusatnya pada akhir penghalang. 5. Refleksi Gelombang Gelombang air dapat mengalami refleksi total atau parsial baik oleh penghalang alami maupun buatan manusia. Refleksi pada gelombang laut sama halnya yang terjadi pada refleksi cahaya pada cermin datar, di mana sudut datang sama dengan sudut pantul gelombang. (http://siteengineering.blogspot.com/2011/04/angin-pasang-surutdan-gelombang-bag3.html di download minggu, 20-11-2011 pkl 9.36 pm)

16

Anda mungkin juga menyukai