Anda di halaman 1dari 5

BAB IV ANALISIS

4.1 Identifikasi Massa Air Pada praktikum kali ini pengolahan data identifikasi massa air ini bertujuan untuk mengetahui nilai densitas pada suatu perairan. Dilihat dari perhitungan antara kedalaman suatu perairan dengan x dan x+1 . Faktor yang mempengaruhi dalam identifikasi massa air adalah salinitas dan temperatur. Pengidentifikasian massa air sangat penting karena akan memberikan informasi daerah sumber, sirkulasi di lapisan dalam dan kecepatan bercampurnya air yang berbeda densitasnya. Massa air yang paling berat dan paling dalam terbentuk oleh kondisi permukaan yang menyebabkan air menjadi dingin dan asin, merupakan proses pendinginan dan pembentukan es di daerah kutub. Untuk massa air di dekat permukaan lebih hangat dan kurang asin. Terbentuk di daerah yang dimana presipitasi melebihi evaporasi. Sedangkan massa air di kedalaman atau daerah intermediate densitasnya di pertengahan. Massa air yang dingin berada di bawah daerah termoklin, variasi untuk suhu dan salinitasnya lebih kecil dibandingkan dengan massa air di permukaan. Dari perhitungan yang didapat dari setiap stasiun hasil yang didapat menunjukkan bahwa semakin dalam suatu perairan maka nilai densitas yang didapatkan pun semakin besar, meski tidak terlalu ekstrim perbedaan densitas pada setiap kedalaman. Untuk nilai densitas pada kedalaman kurang dari 25 meter, nilai densitasnya pun tidak melebihi 25.

4.2 Kurva Distribusi Diagram TS


Berdasarkan diagram TS yang ada, dapat kita simpulkan bahwa nilai salinitas berbanding lurus dengan temperatur, semakin besar nilai suatu salinitas maka nilai temperatur suatu perairan pun semakin tinggi. Ada beberapa stasiun yang menunjukkan perubahan salinitas yang cukup ekstrim terhadap suhu. Hal ini disebabkan penguapan yang tinggi pada perairan tersebut

141

Kurva diagram T-S ini menjelaskan hubungan antara nilai Temperatur dengan Salinitas. Pada Nim 3, sebaran data masih menyebar ketika berada di kedalaman dangkal, namun seiring bertambahnya kedalaman sebaran data menunjukkan kesamaan/kemiripan plot sehingga kurva dari transek 3 pada kedalaman dalam semakin berimpit. Dilihat dari sebaran datanya,pada tiap stasiun rata-rata perubahan nilai densitas pada kondisi temperatur sekitar 20-250C terjadi piknolkin diman perubahan densitas drastis.Kemudian semakin menurunnya temperatur

perubahan densitas cenderung stabil.Hal ini terjadi hampir pada disemua stasiun

4.3 Pergerakan Massa Air Pada perhitungan pergerakan massa air data yang dicari adalah pada kedalaman berapa suatu perairan bernilai densitas sebesar 24,5. Perhitungan ini dicari untuk setiap data stasiun yang diolah. Rata-rata nilai densitas pada stasiun yang mempunyai nilai densitas sebesar 24.5 terletak pada kedalaman sekitar 130 m. Namun pada pengolahan data ini ada beberapa stasiun yang nilai densitasnya tidak mencapai 24.5. Oleh karena itu untuk perhitungan kedalamannya kita tidak menggunakan interpolasi data tapi ekstrapolasi data.

4.4 Kestabilan Pada pengolahan data nilai kestabilan bergantung pada nilai perubahan densitas dan juga nilai perubahan kedalaman. suatu perairan dikatakan stabil jika nilai stabilitasnya kurang dari 10-8 (E<10-8). Sedangkan suatu perairan dikatakan netral jika nilai stabilitasnya diantara 10-8 dan 108 (10-8 < E < 108). Dan apabila suatu perairan dikatakan stabil jika nilai stabilitas pada perairan tersebut lebih dari 108 (E > 108). Dari pengolahan data stabilitas dapat dilihat bahwa rata-rata tiap stasiun menunjukkan kondisi yang tidak stabil. Hal ini dipengaruhi oleh kecilnya perubahan densitas dan besarnya perubahan kedalaman pada stasiun tersebut.

142

4.5 Tipe Karakteristik Massa Air Perairan Kendari Tipe karakteristik massa air di perairan kendari termasuk pada perairan Samudera Hindia. Karena nilai salinitasnya yang tinggi dan suhu perairannya yang cenderung hangat. Dari pengolahan data yang telah dilakukan, dapat di bandingkan dengan keadaan perairan di Indonesia, terutama perairan Kendari merupakan salah satu karakteristik massa air laut yang sesuai dengan massa air laut Hindia. Hal ini disebabkan karena nilai salinitasnya yang termasuk rendah, karena nilai salinitas maksimal dalam semua stasiun adalah di bawah 34.sehingga perairan laut indonesia adalah karakteristik massa air hindia. Tidak seperti yang terjadi pada perairan Pasifik yang nilai salinitasnya lebih tinggi, yaitu sekitar 34,7. Selain itu, di perairan kendari nilai temperatur menunjukkan nilai yang cukup tinggi, yaitu diatas 27 oC untuk di daerah permukaan. Dan hal itu sesuai dengan sumber yang berkata bahwa karakteristik air di perairan Hindia cukup hangat. Perairan Indonesia merupakan perairan di mana terjadi lintasan arus yang membawa massa air dari Lautan Pasifik ke Lautan Hindia yang biasanya disebut Arus Lintas Indonesia/Arlindo. Massa air Pasifik tersebut terdiriatas massa air Pasifik Utara dan Pasifik Selatan. Terjadinya arlindo terutama

disebabkan oleh bertiupnya angin pasat tenggara di bagian selatan Pasifik dari wilayah Indonesia. Lautan Pasifik Barat Angin tersebut mengakibatkan permukaan bagian tropik lebih tinggi dari pada Lautan Hindia bagian timur.

Hasilnya terjadinya gradien tekanan yang mengakibatkan mengalirnya arus dari Lautan Pasifik keLautan Hindia. Aruslintas Indonesia selama Muson Tenggara umumnya lebih kuat dari pada di Muson Barat Laut. Sumber air yang dibawa oleh Arlindo berasal dari Lautan Pasifik bagian utara dan selatan. Perairan Selat Makasar dan Laut Flores lebih banyak dipengaruhi oleh massa air laut Pasifik Utara sedangkan Laut Seram dan Halmahera massa air dari Pasifik Selatan. lebih banyak dipengaruhi oleh air tersebut

Perbedaan suplai massa

mengakibatkan terjadinya perubahan terhadap kondisi perairan yang akhirnya mempengaruhi tinggi rendahnya produktivitas perairan. Perubahan kondisi suatu massa air dapat diketahui dengan melihat sifat-sifat massa air yang meliputi suhu, salinitas dan densitas

143

Struktur massa air perairan Indonesia umumnya dipengaruhi karakteristik massa air Lautan Pasifik dan sistem angin muson. Dimana pada Musim Barat (Desember Pebruari) bertiup angin muson barat laut di bagian selatan katulistiwa dan timur laut di utara khatulistiwa, karakteristik massa air perairan Indonesia umumnya ditandai dengan salinitas yang lebih rendah, sedangkan pada Musim Tmur (Juni Agustus) bertiup angin muson tenggara di selatan katulistiwa dan barat daya di utara katulistiwa, perairan Indonesia memiliki karakteristik dengan nilai salinitas yang lebih tinggi

144

BAB V KESIMPULAN

1. Massa air adalah tubuh air yang relatif homogen yang dapat dicirikan oleh karakteristiknya. Karakteristik atau sifat-sifat yang terpenting untuk menggambarkan massa air ini dicirikan oleh suhu, salinitas serta densitas yang merupakan komponen utama dalam mengenali massa air pada suatu perairan. 2. Dalam mengidentifikasi massa air dapat dilakukan dengan cara menetukkan nilai t dari diagram T-S dengan mencari nila a, b . Nilai t didapatkan dengan rumus : t [ ]

3. Nilai kestabilan suatu perairan dipengaruhi oleh perubahan nilai densitas dan perubahan nilai kedalaman. Dengan rumus : E=( )

4. Suatu perairan dikatakan tidak stabil jika E (stabilitasnya)< -10-8 , netral jika stabilitasnya diantara -10-8 dan 108 (-10-8 <E < 108 ) dan stabil jika stabilitasnya lebih dari 108 (E >108 ) 5. Pergerakkan massa air ditentukan dari faktor densitas yang telah di tentukkan nilainya dengan faktor pembeda adalah kedalaman 6. Karakteristik perairan Kendari termasuk pada tipe karakteristik massa air Hindia dengan salinitas yang tinggi.

145

Anda mungkin juga menyukai