Posmo Paradigm
Posmo Paradigm
Paradigma-paradigma Posmodern
Strukturalisme dan Semiotika
Ilmu yang mempelajari kehidupan tentang tanda-tanda dalam masyarakat
adalah masuk akal; ini akan menjadi sebuah bagian dari psikologi sosial dan,
sebagai konsekuensinya, menjadi bagian dari psikologi umum; aku akan
menyebutnya semiologi (dari bahasa Yunani semeion = “tanda”). Semiologi akan
menunjukkan apa saja yang menjadi unsur-unsur dari tanda-tanda, apa hukum-
hukum yang mengatur mereka. Ketika ilmu ini belum eksis, tak seorang pun
dapat mengatakan tentangnya; tapi, ia mempunyai hak untuk eksis, sebuah
wilayah yang mendapat pengawasan terlebih dahulu.
Ferdinand de Saussure, Course in General Linguistics (1916)
oleh sebuah teks tunggal, yaitu, Course in General Linguistics, yang ditulis oleh
Dalam praktek, dua karya Saussure ini sulit untuk dibedakan, tapi pada
yang sama (mempunyai struktur yang sama). Para strukturalis dari satu
jenis atau jenis lain mungkin juga ditemukan di kalangan para filosuf,
tentang apa saja yang menjadi perhatian anda mengenai sebuah aksi
perang, dapat dipahami sebagai sebuah “tanda” yang analog bagi sebuah
adalah para teoritisi sastra atau para mahasiswa perfilman, karena citra
secara terus-menerus.
(sebuah istilah yang belum ditemukan) dan bukan juga seorang pakar
semiotika (meskipun dia menemukan istilah ini), tapi dalam karya ilmiahnya
masing-masing.
Dia mulai dengan menyerang bias sejarah dan bias komparatif dari pakar
sebagai meletakkan kereta di depan kuda, karena para pakar linguistik tidak
atau fisiologi, dan anda akan memahami apa yang sedang dikeluhkan oleh
Saussure.
Langue, pada intinya, adalah sinkronik---ia adalah sebuah sistem abstrak dan
dibakukan dan tidak berubah kapanpun. Parole bersifat cair dan diakronik---
grammar).
langue adalah sebuah struktur dari tanda-tanda yang, secara inheren, tidak
mempunyai makna atau dalam keadaan terisolasi, tapi hanya sebagai bagian
dari sistem. Kata tree (pohon), misalnya, adalah sebuah tanda linguistik
dengan sebuah makna bagi orang –orang yang berbahasa Inggris. Tapi, jika
tidak mempunyai makna sama sekali. Sebuah kata mempunyai makna hanya
ketika terjadi penggabungan suara yang melahirkan kata tree, tapi lebih
karena ia adalah berbeda dari semua tanda-tanda lain dalam bahasa Inggris.
makna yang esensial; dalam dan tentang diri mereka, mereka adalah hampa
diperlukan bagi kata tree agar diingat oleh pikiran sebagai citra dari sebuah
pohon; tidak ada alasan yang diperlukan oleh kata “tetapi” yang bermakna
dalam bahasa Inggris yang membuat mereka bersifat plural. Semua makna-
Yang membawa kita pada poin dimana semiotika muncul pertama kali
isyarat) dan yang ditandai (konsep yang diasosiasikan atau citra). Misalnya,
suara-suara yang anda buat saat anda mengatakan kata tree, atau tanda-
tanda yang anda buat pada halaman buku saat anda menuliskannya,
mencakup suatu penanda; citra mental atau konsep dari sebuah pohon (tree)
adalah benda yang ditandai yang diasosiasikan. Kombinasi dari penanda dan
yang ditandai menciptakan tanda; dan kenetralan dari tanda ini berasal dari
fakta bahwa penanda dan yang ditandai hanya dihubungkan oleh konvensi
yang tersembunyi dan tidak disadari. Jika anda mengambil sebuah mitos,
historisnya. Apa yang perlu anda lakukan adalah melihat secara menyeluruh
juga mempelajari mitos, tapi dia memperluas konsep ini untuk mencakup
dalam karya masterpiece-nya S/Z (1970), sebuah studi tentang kisah Honore
de Balzac “Sarrasine”. Yang ingin ditunjukkan oleh Barthes adalah bahwa apa
ideologis, beberapa kode estetis, dan lain-lain. Setiap teks (atau, jika anda
bahwa sebuah teks sukses dalam proyek ini, ini adalah “bersifat pembaca”
penulis atau karya yang dapat mengontrol semua kode dan membatasi watak
Grammar Universal
Menurut pakar linguistik, Noam Chomsky (lahir tahun 1928), yang sekarang ini
tabula rasa ketika ia dihadapkan pada soal bahasa. Jumlah bahasa manusia yang
sangat banyak, baik yang masih ada maupun yang telah punah, adalah sangat
serupa dalam struktur secara kebetulan. Otak, pikirnya, harus tersambung dan
anak-anak untuk belajar bahasa dengan sangat cepat, tapi yang juga merancang
ada di atas karpet” (The Cat is on the mat) menunjukkan sintaksis bahasa Inggris
“Kucing karpet di atas adalah” (Cat mat the on is) tidak demikian. Ketika
Chomsky memulai karirnya, sintaksis bukanlah sebuah topik yang banyak
kaum strukturalis jauh lebih banyak menaruh perhatian pada sifat dari “tanda”
Chomsky juga tertarik dengan struktur, tapi tidak begitu banyak dalam
dengan mudah dan dengan cepat dapat memiliki kompetensi dasar dalam
belajar, dari mendengarkan hanya sejumlah kecil dari semua kalimat yang
Poin utama Chomsky adalah bahwa, ketika tak satu pun dari kita yang
di dalam otak sejak lahir). Ketika kita mengajarkan kepada seorang anak kalimat
“Lihatlah tempat berlari,” kita tidak (dan tidak perlu) men-diagram kalimat ini
menciptakan makna.
Selanjutnya, suatu studi komparatif tentang bahasa-bahasa yang beraneka
ragam di dunia ini menunjukkan bahwa hampir semua dari mereka didukung
untuk terlihat sama dalam setiap bahasa. Kalimat berbahasa Inggris “Buku yang
saya baca” (The book that I read) menurut ucapan bahasa Perancisnya adalah:
“Le livre que j’ai lit”: ini adalah grammar yang sama. Padanan kalimat ini dalam
membacanya,” (The boook that I read it) sebuah bentuk yang kita temukan
bentuk dasar ini, “yang saya baca” dan “yang saa membacanya,” menggambarkan
klausa relatif dalam setiap bahasa yang dikenal dan yang dipraktekkan. Mengapa
hanya dua bentuk ini, ketika yang lain dapat melakukan pekerjaan yang sama?
Mengapa “Buku yang saya baca” dan bukan “Buku yang oleh aku yang membaca
yang dilakukan di masa lalu” (The book by me reading it past time done) atau
mengizinkan kita untuk mempelajari bahasa apa saja dengan contoh dan
membatasi cara-cara yang mungkin dalam membentuk sebuah frasa atau kalimat
yang mengandung makna. Dan meskipun biasanya terdapat beberapa cara untuk
bantuan dari aturan-aturan bawaan dan baku tentang transformasi, yang disebut
transformasi dengan aturan-aturan ketat dari kalimat yang lebih eksplisit dan
primitif “Adalah mudah untuk menyenangkan John” (“ubah posisi obyek John ke
posisi awal dan hapuskan subyek ‘it’”). Kalimat serupa yang berbunyi “John ingin
Bahwa kita secara insting memahami semua aturan ini, dan bahwa kita dapat
mengerti banyak kalimat yang kacau atau kalimat yang ambigu, mendukung teori
tentang bagaimana manusia itu dapat mengatakan apa saja yang baru. Jika
akuisisi bahasa itu bersifat empirik murni---dengan kata lain, jika kita
menjadi sulit untuk menjelaskan bagaimana kita dapat berbicara secara kreatif
selain dari sekadar mengulang-ulang apa yang telah kita dengar. Kemampuan
sebagaimana yang dia kemukakan, bahasa adalah suatu “cermin dari pikiran”
(Reflections on Language, 1975). Dalam suatu cara yang paling mendasar, apa
yang dapat kita pikirkan sebagai terhubung dengan apa yang dapat kita katakan,
tidak harus karena pemikiran-pemikiran dan konsep-konsep ini pada esensinya
ilmu linguistik dan ilmu kognitif, dan ide-ide ini masih berperan sangat besar
penting dari kedalaman. Bahwa kita semua mampu untuk berbicara secara
kreatif tidak berarti bahwa kita semua dapat melakukan itu, dan bahwa kita
ocehan tak berguna, putraku” tidak berarti bahwa kita akan melakukannya.
Dekonstruksi
Tentu saja, ini bukan sebuah pertanyaan tentang memilah-milah kembali konsep
yang sama tentang penulisan dan tentang membalik hal-hal yang tidak simetris
[pembicaraan atas tulisan] yang sekarang telah menjadi problematis. Ini lebih
berupa sebuah pertanyaan tentang memproduksi sebuah konsep baru tentang
menulis. Konsep ini dapat disebut dengan gram (sesuatu yang tertulis) atau
differance. Peran dari differances, sebenarnya, mengandaikan sintesa-sintesa
dan acuan-acuan (referrals) yang mencegah pada momen apapun, atau dalam
pemahaman apapun, bahwa sebuah unsur sederhana hadir dalam dan dari
dirinya sendiri, yang mengacu hanya pada dirinya sendiri. Apakah dalam tertib
(order) wacana pembicaraan atau wacana tulisan, tidak ada unsur yang dapat
berfungsi sebagai sebuah tanda tanpa proses mengacu pada unsur lain yang
dirinya sendiri, sungguh-sungguh, hadir. Hasil-hasil yang serba jalin-menjalin ini
pada masing-masing “unsur”---fonem [unit suara] atau grapheme [tanda
tertulis]---yang tersusun pada basis dari jejak di dalamnya dari rangkaian sistem
unsur-unsur yang lain. Proses jalin menjalin ini, tenunan ini, adalah teks yang
dihasilkan hanya dalam transformasi dari teks lain. Tak ada satupun, tidak juga
di antara unsur-unsur, tidak juga dalam sistem, dimana saja berada, yang
sungguh-sungguh hadir atau absen. Yang ada hanyalah, dimana saja berada,
perbedaan-perbedaan dan jejak-jejak dari jejak-jejak.
Jacques Derrida, “Semiologi and Grammatology” (1968)
kebanyakan dari mereka yang menggunakan dan mengejek istilah ini tidak
dan mengingkari semua yang benar dan baik. Para pendukung dekonstruksi
mengatakan bahwa tidak ada sesuatu yang disebut dengan kebenaran, bahwa
segala sesuatu bersifat relatif, bahwa nilai-nilai moral adalah suatu ketololan, dan
tapi ini adalah kepanikan yang tidak perlu dan tidak pada tempatnya. Karena
fakta yang sederhana adalah bahwa Derrida dan rekan-rekan, mereka tidak
Barat, yang dalam pikiran mereka adalah sebuah benteng dari bahasa absurd
Inilah poin utamanya, ringkasnya, bagi siapa saja dari anda yang dapat
hidup tanpa detail-detail: bahkan sejak era sebelum Sokrates, para filosuf telah
prinsip metafisik yang mendasar ini. Tapi, mereka semua penuh dengan lubang-
lubang, dan upaya apapun untuk mendukung mereka, secara tak terhindarkan,
Sekarang, untuk detail-detail yang kotor; para pembaca yang lebih waras
mungkin akan terus melanjutkan langkah mereka. Sebuah awal yang bagus
untuk memulai adalah karya terbaik dan paling terkenal dari Derrida yaitu, Of
lebih murni dan lebih orisinal daripada tulisan. Pembicaraan diandaikan sebagai
sekadar parasit, sebuah copy yang kalah penting dari pembicaraan. Derrida
Saussure dan para pendahulunya tidak hanya berhenti sampai disini saja.
untuk mengobrak-abrik realitas menjadi dua hal yang saling berlawanan, satu
aspek adalah “kebaikan” dan aspek lain adalah “keburukan”. Bahasa ucapan itu
(signifiers), yang adalah tidak bermakna dan netral. Sebuah daftar parsial dari
Ucapan : tulisan
Di dalam : di luar
Hadir : absen
Presentasi : representasi
Sentral : marjinal
Serius : retoris
Alam : budaya
sedemikiran rupa dan, sadar atau tidak sadar, memperlakukan unsur yang
pertama dari masing-masing yang berpasangan ini sebagai lebih orisinal, lebih
murni, dan lebih baik daripada unsur yang kedua. Apa yang tidak mereka
berlawanan seperti ini, yang akan menjadi cukup idealistis dan romantis. Tidak
(tulisan, penanda, dapat di-indera, dll) ini adalah lebih baik dalam kenyataan
ketimbang unsur yang pertama (ucapan, yang ditandai, hal yang dapat
dimengerti, dll), yang akan hanya berupa memainkan game yang sama yang
dalam tubuh saat dia berbicara, tapi pembicaraannya juga merupakan presentasi
Rousseau secara fisik juga membuat upaya untuk memahami berbagai hal yang
menanyakan apa yang dia maksudkan. Dengan menetapkan makna yang “benar”
dari karya tulisnya adalah termasuk membuat dugaan yang berdasarkan pada
pengetahuan.
Penolakan Derrida, terletak pada, bahwa ucapan (speech) itu tidak lebih
ketika jika sesuatu itu hadir (terlihat oleh) di depan mata atau pikiran dan
maknanya atau tujuannya telah menjadi jelas, maka, tidak akan ada alasan untuk
obyek, ide-ide, sikap-sikap, dan lain sebagainya---yang belum ada disana atau
yang belum menjadi jelas. Dan ketika kata-kata tidak memerintahkan berbagai
hal yang diucapkan untuk menjadi hadir, mereka hanya memperkuat kembali
ketidakhadiran mereka.
Meskipun kita berbicara untuk menghadirkan apa yang tidak hadir, untuk
Derrida ketika dia, secara ambigu, menyindir bahwa “Il n’y a pas de hors-text”---
Tidak ada yang ada di luar teks.” Dengan jargon “teks” ini, dia memaksudkan
sebagai menelusuri perbedaan-perbedaan, penggunaan tanda-tanda (marks)
untuk memisahkan ini dari itu atau untuk menandai apa yang tidak hadir.
argumen-argumen itu yang tidak pernah berakhir, dimana kata-kata kita hanya
ucapan, jauh dari membuat berbagai hal atau ide-ide menjadi sepenuhnya jelas
dan hadir dan dengan demikian membuat setiap orang menjadi terdiam,
kata-kata, tau tanda-tanda. Tapi, apakah tanda-tanda ini jelas? Dan sebagainya
dan sebagainya.
acuan ini, demikian pendapat Derrida. Bahkan untuk mengucap kata “di dalam”
dan “di luar”, (tidak terlepas dari) menggunakan dan menerapkan kategori-
kategori lama yang sama yang mengasumsikan bahwa semua hal yang baik
seperti kehadiran dan wujud (being) telah dihancurkan oleh hal-hal yang buruk
seperti ketidakhadiran dan ketiadaan. Bahwa pernah ada satu periode waktu,
pernah ada suatu keadaan yang alami, yang bebas dari ketidakhadiran,
aliran sungai. Tidak tempat untuk istirahat dalam wacana, tidak ada kata akhir,
tidak ada jangkar transendental, tidak ada kebenaran akhir atau kehadiran
dimana kita dapat memerintahkan untuk berhenti pada semua pembicaraan dan
benar, apa yang otentik, apa yang eksis kecuali melalui wacana?
Ucapan dan “tulisan” (dalam definisi Derrida yang lebih luas) membentuk
suatu sistem yang membungkus dan melingkupi yang hanya merupakan konteks
itu sendiri: jika anda mencari sebuah kata di dalam kamus, anda mendapatkan
seterusnya. Tak ada satu pun di luar bahasa yang dapat menjamin kebenarannya,
kontras, semua itu adalah gestur-gestur linguistik (“diskursif”). Poin inti Derrida,
kemudian adalah, bukan bahwa tak ada satupun yang bermakna apapun, tapi
lebih berupa, bahwa terdapat lebih banyak “makna” yang menyebar daripada
masing-masing kasus, dia menunjukkan bahwa istilah yang pertama kali disebut,
hanya dalam relasi untuk istilah yang kedua: sebuah lingkaran mempunyai
sebuah pusat hanya karena mempunyai sebuah “pinggir” atau perimeter (batas
terluar dari sebuah area); sesuatu itu hadir hanya dalam relasi dengan
karena mereka, secara jelas dan secara tidak meragukan, menyingkap suatu
semua budaya. Tapi lebih berupa, Derrida mengingkari bahwa mereka adalah
manusiawi, wacana, dan sejarah. Singkatnya, orang-orang akan terus bicara dan
bicara tanpa ada akhir, dan tidak ada kebenaran absolut atau kehadiran absolut
yang akan pernah turun dari atas untuk menghentikan mereka. Dimana semua
“Desa Global”
Media elektronik yang dimiliki manusia pasca melek huruf (post-literate),
membuat dunia ini berkerut dan menyusut menjadi sebuah desa atau suku
dimana segala sesuatunya terjadi terhadap setiap orang pada waktu yang sama:
setiap orang mengetahui tentang, dan oleh karena itu, berpartisipasi di
dalamnya, segala sesuatu yang sedang terjadi di menit pertama ia terjadi. Televisi
memberi sifat simultanitas (terjadi pada waktu yang bersamaan) ini pada
peristiwa-peristiwa di desa global ini.
Marshall McLuhan, Explorations in Communication (1960), Introduction
Hasilnya adalah “desa global” demikian dia menamainya pada tahun 1960. Ini
dikomunikasikan dan dialami secara spontan, melalui radio, televisi, dan, setelah
waktu dimampatkan, dan dengan terjadinya ini, cair pula batasan-batasan dari
Seperti hubungan bertetangga dan negara. Hidup kita menjadi saling terjalin
jauh lagi. Dia menjelaskan (secara lebih terperinci) teorinya yang lebih luas
dalam The Gutenberg Galaxy (1962), yang dimulai dengan pendahuluan proses
dalam urut-urutan yang linear, dan oleh karena itu, mampu untuk berpikir
Barat. Dan dengan membuat teks-teks menjadi tersedia, proses mencetak ini
telah mengembangkan dan memajukan suatu relasi baru diri manusia dengan
“kebebasan pemikiran” dan analisa yang bebas dari bias dan bebas dari
kepentingan pribadi.
dan mendengar; pengetahuan disampaikan oleh generasi yang lebih tua, dan
analisa McLuhan, pengalaman berpusat pada sensasi aura adalah lebih konkret
dan lebih komunal, lebih langsung dan dramatik dan emosional, daripada
suara adalah sebuah dunia tentang gerak dan aktivitas, dimana semua
pengalaman dikonsentrasikan di masa sekarang. Dunia visi, pada sisi lain, adalah
sebuah dunia yang berjarak dan abstraksi, yang tidak bias. Kebanyakan dari apa
yang kita lihat, yang dipertentangkan dengan mayoritas apa yang kita dengar,
bertempat tinggal dalam satu tempat dan tetap tidak mengalami perubahan.
Kebanyakan dari apa yang kita lihat, yang dipertentangkan dengan mayoritas apa
yang kita dengar, adalah tidak ditujukan kepada kita dan tidak secara langsung
melibatkan kita. Kita berada pada jarak yang lebih jauh dari dunia visual; kita
dalam perspektif.
nilai rasionalistik dan linear dari budaya buku, dimana dia melihatnya terancam
oleh radio dan televisi. Dalam karya-karya ilmiah selanjutnya, dia memperkuat
serangan dan pada saat yang sama menghentikan vonis-vonis tentang nilai.
Teknologi-teknologi baru membuat kita benar-benar kalah, mereka
jarak waktu dan ruang, mereka menghancurkan (secara bertahap) analisa dan
dan membuka secara paksa apa yang tampaknya telah tertutup; tapi, ini tidak
harus menjadi sesuatu yang buruk. Dalam salah satu aspek, proses mengalir,
lebih dekat kepada realitas yang semakin berjarak lagi, dimana ilmu fisika telah
yang terobsesi dengan dunia visual ini: budaya semacam ini sangat tidak
cara daripada hanya satu cara. “Sekarang ini,” ramalan-ramalan McLuhan dalam
The Gutenberg Galaxy, “kita bergerak kembali dengan sangat cepat menuju
periode waktu dimana realitas bersifat lebih langsung dan lebih dangkal
pabrik-pabrik di abad dua puluh. Media massa yang populer, katanya, “tidak
menawarkan suatu mosaik (desain gambar yang harus disusun melalui kepingan-
kepingan gambar agar menjadi utuh) dari kerangka berpikir dan sikap-sikap dari
kesadaran kolektif.” Sekarang ini, “ilmu pengetahuan dan metode kita tidak
tertutup dan perspektif, tapi mengupayakan ‘medan’ yang terbuka dan vonis
yang ditunda untuk sementara waktu. Hal sedemikian ini sekarang merupakan
kondisi dari gerakan informasi secara serentak dan saling ketergantungan total
manusia.”
McLuhan ini. Jika semua umat manusia sekarang ini menjadi satu suku yang
berterima kasih kepada CNN dan Internet, maka, klan-klan dan kerabat-
peristiwa membuktikan bahwa dalam desa global ini, kita belum menjadi satu
keluarga besar yang bahagia. Ini barangkali setara dengan memberi peringatan
adanya bahaya bahwa ritual magis dari suku ini sekarang, berdasarkan
oleh para pendeta periklanan. “Sekali lagi,” dia melaporkan dengan sikap netral,
siapapun anak kecil yang lahir di Barat sekarang ini, tumbuh dan berkembang
dalam jenis [kesukuan] dari dunia repetitif magis ini ketika dia mendengar
tayangan iklan-iklan di radio dan TV.” Desa global ini disatukan bukan hanya
oleh aliran informasi dan citra-citara yang bersifat spontan, tapi juga oleh dari
penjuru dunia ini. Saya pikir, saya harus berpartisipasi untuk membaca sebuah
Jika anda mendapati sindiran dari Marshall McLuhan bahwa “media adalah
memang bersifat samar dan tidak jelas. McLuhan ingin membuat diri anda
bingung untuk memahami apa yang dia maksudkan---yaitu, dia ingin menjadi
“cool”, sebuah istilah yang akan saya jelaskan berikut ini. Untuk menerjemahkan
radio adalah perluasan dari telinga, dan seterusnya. Ide besar dia adalah bahwa
sama lain. Dan penemuan-penemuan dari mesin cetak dan buku, yang
dilakukan secara menyendiri, terpisah dari orang-orang lain, adalah hal-hal yang
tujuh belas. “Pesan” (hasil, pengaruh) dari tulisan adalah pemikiran analitik;
televisi secara khusus. Dia menyebut televisi sebagai sebuah media yang bersifat
“rileks” (cool), yang disifatkan dengan keakraban dan privasi, citra-citra yang
mengandung definisi tentang berbagai hal yang remeh (low-definition) dan ide-
ide yang sangat menuntut partisipasi para pemirsanya. (Media “hot” seperti film
tertentu. Dia mengklaim bahwa isi dari (pemrogaman) TV adalah tidak relevan;
apa yang sedang mengubah masyarakat, lebih tepatnya, adalah stimulasi media
tentang cara-cara melihat pada dunia secara baru dan lebih aktif, dimana
keikut-sertaan (oartisipasi). Cara dia yang romantis dengan mengajukan poin ini
pemikiran “mitis”, “visi yang instan dari sebuah proses yang kompleks yang
sejarah dan semua sudut-sudut dari belahan dunia ini ke dalam kamar-kamar
kita setiap malam. Dengan kata lain, ia telah membantu menciptakan suatu “desa
meng-cover peperangan ke iklan komersial produk bir. Definisi yang remeh dan
sukses seperti “The People’s Court” dan “America’s Funniest Home Videos”;
yang elusif (cenderung rumit) ini dan parade yang bergairah dari pola-pola mitis
ini, MTV.
pada akhirnya, akan menjadi usang dan tak berguna lagi---dan ramalannya ini
menjadi benar dengan kemunculan buku-buku komputer dan kematian surat
kabar secara perlahan-lahan. (Semua ini masih terlihat hidup lebih seperti layar-
layar TV setiap tahun, dengan foto-foto warna padi-padian dan grafik-grafik yang
kotak yang dibentuk seperti perangkat TV). Tapi, dia juga mengatakan bahwa
ketika citra televisi mencapai ketajaman dan definisi tentang film, ia akan tidak
lagi menjadi televisi, karena ia tidak lagi menjadi bersifat cool (rileks). Andaikan
dia hidup kembali untuk menyaksikan HDTV (dia meninggal tahun 1980), dia
mungkin sekarang ini akan memprediksi kematian dari tube sebagaimana kita
mengetahuinya.
Virtual Reality
(Realitas Maya)
“Realitas virtual” adalah sebuah frasa tentang dunia maya yang banyak
bahasa, maka, ia hanya bersifat maya, dan hal yang sama mungkin juga dapat
dikatakan atas realitas yang dihasilkannya. Cara yang paling sering digunakan
oleh mayoritas orang untuk mengarungi dunia maya adalah dengan memainkan
video game yang sangat dipuja, yang menampilkan “jalan setapak yang beratap
Lalu, apa intinya? Intinya adalah bahwa ia akan datang segera dan
berpengaruh, dan semakin murah harganya dari hari ke hari, mereka membuka
lebih banyak kemungkinan untuk simulasi-simulasi yang lebih meyakinkan
tentang masa depan ini, bukan sekadar gambar yang sangat jelas. Ia akan
menjadi, kata “nabi-nabi” suatu gambar berdefinisi tinggi yang dapat anda
“maya” aslinya bermakna “tidak hidup, tapi dibuat tampak nyata melalui
software”. (Istilah ini pertama kali digunakan pada tahun 1959, dalam frasa,
“memori maya”, yang masih digunakan sekarang ini dan yang berarti “ruang
adalah akses memori secara acak (RAM = Random Access Memory). Dengan
Tapi, alat mekanis (gadget) dari Helig ini, yang melampaui visi untuk
membungkus semua indera, tidak pernah dilirik oleh berbagai pihak. Baru pada
penting dari realitas maya (yang kemudian dipercanggih di M.I.T. dan di tempat-
tempat lain) dimana teknologi ini membutuhkan perhatian serius dan banyak
uang. Yang membuat realitas maya ini melampaui simulasi adalah bahwa bukan
Semakin hari, pengalaman maya ini semakin menjadi lebih akrab. Hingga
sekarang ini, basis teknologi dari realitas maya ini---yang menggunakan helm,
bangunan virtual yang dapat anda “lalui” sebelum mereka dibangun; komunikasi
maya jarak jauh, dimana anda dapat menjangkau dan mengontak seseorang yang
seks virtual; tapi, saya tidak ingin menganggap baik hal ini pada simulasi