Anda di halaman 1dari 385

EMOTIONAL WELLNESS

by OSHO

Bagian Pertama:

Memahami Asal-usul Emosi

Emosi tak pernah diam. Emosi tak akan pernah menjadi permanen. Sebab itulah ia

disebut “emosi”---yang berasal dari kata “motion” yang berarti gerak. Ia bergerak;

atas dasar ini, ia kemudian disebut “emosi.” Dari satu situasi ke situasi lain, Anda

terus-menerus berubah. Saat ini Anda bersedih, saat lain Anda gembira; suatu saat,

Anda jadi pemarah, saat lain Anda jadi penyayang. Sekarang Anda sangat mencinta,

besok Anda dipenuhi kebencian; suatu pagi terasa begitu indah, tapi malamnya terasa

menjemukan. Semua ini berlangsung terus-menerus. Ini bukanlah sifat Anda


sesungguhnya, sebab di balik semua perubahan ini, ada sesuatu--seperti sebuah

benang-- yang mengikat semuanya bersama-sama.

Dalam sebuah karangan bunga misalnya, Anda melihat bunga-bunga, tapi

tidak melihat seutas benang. Emosi seperti sebuah rangkaian bunga. Ada bunga

kemarahan, adakala bunga kesedihan, kadang kegembiraan, kadang perasaan tak

menyenangkan, kadang penderitaan. Inilah bunga-bunga emosi. Seluruh kehidupan

Anda adalah rangkaian bunga-bunga itu. Dan, tentu ada seutas benang yang

mengikatnya menjadi sebuah rangkaian; sebab, jika tidak, maka Anda telah hancur

berkeping-keping sejak dulu. Anda meneruskan kehidupan, sebagai sebuah keutuhan.

Lantas, mengapa seutas benang? Bintang kutub utara-kah? Kalau begitu, apa pula

yang abadi dalam diri?

DAHULUKAN YANG UTAMA

Mekanisme Pikiran

Emosi-emosi anda, sentimen-sentimen anda, pikiran-pikiran anda---seluruh perangkat

pikiran anda---telah dimanipulasi dari luar. Secara ilmiah, semua itu kini telah menjadi

lebih jelas; namun, tanpa penelitian ilmiah pun, ujaran-ujaran mistik telah dan masih

terus menyatakan hal yang sama secara persis selama ribuan tahun---pikiran anda telah

dipenuhi oleh semua ini, yang bukan milik anda; anda melampaui mereka. Anda telah

mengidentifikasi mereka, dan itulah satu-satunya masalah.

Misalnya, seseorang menghina anda dan anda menjadi marah karenanya. Anda

berpikir anda sedang marah, tapi pendekatan ilmiah menyatakan bahwa membahas

penghinaan orang lain hanyalah pemfungsian sebuah mekanisme seperti remote control.
Orang yang telah menghina anda itu sedang mengontrol perilaku anda. Kemarahan anda

ada dalam genggaman tangannya; anda sedang berperilaku seperti sebuah boneka yang

dikendalikan.

Saat ini, para ilmuwan telah berhasil menyisipkan elektroda pada pusat-pusat

syaraf tertentu dalam otak. Sebuah fenomena yang hampir tidak dapat dipercaya. Para

mistikus telah membahas fenomena ini semenjak ribuan tahun silam, dan baru-baru ini

saja para ilmuwan telah menemukan ratusan pusat-pusat syaraf di dalam otak yang

berfungsi mengontrol seluruh perilaku kita. Sebuah elektroda dapat disisipkan pada pusat

tertentu---misalnya, pusat rasa marah. Tak seorang pun yang menghina anda, tak seorang

pun yang meremehkan anda, tak seorang pun yang mengucapkan sesuatu kepada anda;

anda sedang duduk dalam diam, dalam keadaan gembira, dan seseorang menekan sebuah

tombol pada sebuah remote control dan anda menjadi marah! Ini adalah upaya merasa

yang sangat aneh, karena anda tidak dapat melihat satu alasan-pun, mengapa anda

menjadi marah. Bisa jadi, anda akan menafsirkannya secara rasional. Anda melihat

seorang yang sedang melewati pintu masuk sebuah hall dan anda ingat bahwa dia telah

menghina anda---anda akan menemukan beberapa pembenaran sekadar untuk menghibur

diri agar tidak merasa sedang gila. Sedang duduk dalam diam ... dan tiba-tiba merasa

sedemikian marah tanpa provokasi apa pun?

Dan pengendali remote yang sama dapat bekerja untuk membuat anda bahagia.

Dalam keadaan duduk di kursi anda, anda mulai tertawa terbahak-bahak, dan anda

melihat sekeliling---jika seseorang sedang mengawasi anda, dia akan berpikir bahwa

anda sedang tidak waras! Tak seorang pun yang telah mengatakan sesuatu, tak ada

sesuatu pun yang telah terjadi, tak seorang pun yang terpeleset kulit pisang, lalu,
mengapa anda tertawa terbahak-bahak? Anda akan membuatnya rasional, anda akan

berupaya untuk menemukan beberapa landasan rasional atas tertawa terbahak-bahak

anda. Dan yang paling aneh adalah bahwa, pada waktu selanjutnya, ketika tombol yang

sama ditekan, dan anda tertawa terbahak-bahak, anda, sekali lagi, akan mengemukakan

beberapa alasan, upaya menghibur diri yang sama, penjelasan yang sama---bahkan upaya

rasionalisasi itu seperti bukan milik anda! Ini hampir seperti memutar ulang seuah

rekaman.

Ketika saya membaca penelitian-penelitian ilmiah tentang pusat-pusat (otak) ini,

saya teringat saat masih menjadi mahasiswa. Saya adalah seorang peserta debat antar-

universitas; seluruh universitas ikut ambil bagian dalam lomba debat ini. Universitas

Sanskrit Varanasi, juga ikut serta. Namun, biasanya, mahasiswa-mahasiswa dari

Universitas Varanasi merasa sedikit inferior dibandingkan dengan para peserta dari

universitas-universitas lain. Mereka mengetahui kitab suci-kitab suci kuno, mereka

mendalami puisi Sansekerta, drama, tapi mereka tidak akrab dengan dunia seni

kontemporer, sastra, filsafat atau logika. Dan perasaan inferior ini bekerja dengan cara

yang sangat aneh....

Setelah saya selesai bicara, peserta selanjutnya adalah wakil dari Universitas

Sanskrit. Dan untuk memberi kesan yang baik bagi audiens, sekaligus untuk

menyembunyikan rasa inferior-nya, dia memulai pembicaraannya dengan sebuah kutipan

dari Bertrand Russell---yang telah dia hafal, karena para mahasiswa Sanskrit biasanya

memang lebih mampu menghafal dibandingkan dengan yang lain. Tapi, demam

panggung menyerangnya sedemikian rupa ... Ia sama sekali tidak mengetahui tentang

Bertrand Russel, dia sama sama sekali tidak tahu apa yang sedang dia kutip. Sebenarnya,
akan lebih baik untuk mengutip sesuatu dari bahasa Sansekerta, karena itu akan

memudahkan baginya.

Di pertengahan dia berhenti---tepat di tengah kalimat yang dia kutip. Dan saya

sedang duduk di sebelahnya, karena saya baru saja tampil. Suasana hening, dan dia mulai

berkeringat dingin, dan demi untuk membantunya, saya mengatakan: “Mulai lagi”---

karena apalagi yang harus dilakukan? Dia berdiri terpaku. Saya katakan: “Jika anda tidak

dapat melanjutkan, mulai kembali dari awal; semoga anda dapat mengingatnya kembali.”

Lalu, dia mulai sekali lagi: “Saudara-saudara...” dan tepat pada kalimat yang sama

dia terdiam. Kini dia menjadi sebuah lelucon. Seluruh ruangan bergemuruh oleh teriakan:

“Sekali lagi!” lagi-lagi, dia berada dalam kesulitan yang sama. Tidak dapat melanjutkan

kalimat, tidak juga dapat berdiri dengan tenang; ini kelihatan sangat bodoh. Lalu, dia

mulai sekali lagi. Bahkan, ia mulai lagi pada permulaan yang sama: “Saudara-saudara...”

Untuk selama lima belas menit, kami hanya mendengar bagian yang itu-itu saja---

dimulai dengan ungkapan: “Saudara-saudara...” dan berlanjut hingga titik di mana dia

diam terpaku untuk kesekian kalinya. Ketika waktunya telah habis, dia datang dan duduk

di sebelahku. Ia mengatakan: “Anda telah menghancurkan segala sesuatu-ku!”

Saya berkata: “Aku hanya mencoba membantumu.”

Ia menimpali: “Inikah yang dinamakan bantuan?”

Saya menjawab: “Anda sedang berada dalam kesulitan. Ini adalah cara ketika,

setidaknya, setiap orang menikmatinya---kecuali anda, yang dapat saya mengerti. Tapi,

anda patut bergembira karena anda telah membuat banyak orang bahagia! Dan mengapa

anda memilih kutipan itu? Ketika aku mengatakan kepada anda: ‘Mulai lagi’, tidak perlu
mengulanginya kembali dari awal---anda dapat membuang kutipan itu, tidak ada

perlunyanya diulang kembali.”

Tapi kemudian, saya mulai mengetahui melalui penelitian-penelitian ilmiah

bahwa pusat ucapan itu persis seperti sebuah rekaman gramophone, tapi dengan satu hal

yang sangat aneh dan istimewa. Pada saat jarum diangkat dari piringan, anda dapat

meletakkan kembali jarum itu pada titik semula, dan melanjutkan dari sana. Tapi dalam

pusat ucapan, ketika jarum diangkat dan diletakkan kembali, pusat ucapan dengan cepat

kembali ke awal yang sama.

Jika ini terjadi, dapatkah anda mengatakan bahwa anda adalah penguasa dari

setiap kata yang anda ucapkan? Apakah anda seorang master dari apa yang sedang anda

rasakan? Tentu saja, tidak ada elektroda yang ditanamkan dalam otak anda, tapi, secara

biologis, pekerjaan yang persis sama sedang berlangsung.

Anda melihat seorang perempuan dengan tipe tertentu, dan dengan segera, pikiran

anda bereaksi: “Cantik sekali!” Ini tiada lain adalah mekanisme remote control. Sang

perempuan berfungsi seperti sebuah remote control yang melekat pada sebuah elektroda,

dan pusat ucapan anda, tampaknya, memutar ucapan yang direkamnya: “Cantik sekali!”

Pikiran adalah sebuah mekanisme. Ia bukan anda. Ia merekam berbagai hal dari

luar, dan kemudian bereaksi terhadap situasi-situasi luar itu berdasarkan pada rekaman-

rekamannya. Inilah satu-satunya perbedaan antara seorang Hindu, Muslim, Kristen, dan

Yahudi---mereka sekadar mempunyai rekaman-rekaman gramophone yang berbeda. Tapi

di dalam, ia adalah satu kemanusiaan. Ketika anda memainkan sebuah rekaman

gramophone... ia boleh jadi berbahasa Ibrani, ia boleh jadi berbahasa Sansekerta, ia boleh

jadi berbahasa Persia, ia boleh jadi berbahasa Arab, tapi ia adalah mesin yang sama yang
memainkan rekaman itu. Bagi mesin itu sendiri, tidak menjadi masalah apakah ia

memainkan rekaman berbahasa Ibrani atau Sansekerta.

Semua agama-agama anda, semua ide-ide politik anda, semua sikap-sikap budaya

anda, tiada lain hanyalah rekaman-rekaman belaka. Dan dalam situasi-situasi tertentu,

rekaman-rekaman tertentu diprovokasi (dibangkitkan).

Ada sebuah insiden yang sangat menarik di era salah seorang Raja yang paling

bijaksana di India, Raja Dhoj. Ia sangat tertarik dengan orang-orang yang arif bijaksana.

Seluruh harta kekayaannya digunakan hanya untuk satu tujuan---untuk mengumpulkan

secara bersamaan seluruh orang-orang arif dari seluruh negeri, berapa pun biayanya.

Ibukota kerajaannya bernama Ujjain, dan dia mempunyai tiga puluh orang paling

terkemuka di dewan kerajaannya. Ini adalah dewan kerajaan paling prestisius dan

berpengaruh di seluruh negeri.

Salah seorang penyair terbesar dunia, Kalidas, adalah seorang di antara anggota

dewan kerajaan Raja Dhoj. Suatu hari, seseorang muncul di hadapan dewan kerajaan

yang mengatakan bahwa dia berbicara dalam tiga puluh bahasa dengan tingkat

kemampuan yang sama fasihnya, sama akuratnya, dan dengan logat yang mirip dengan

logat penduduk pribumi dari masing-masing bahasa. Dan dia datang untuk membuat

tantangan: “Mendengar bahwa Raja mempunyai dewan kerajaan yang terdiri dari orang-

orang paling arif dari seluruh negeri, inilah seribu keping emas. Siapa pun yang dapat

mengenali bahasa ibu saya, maka seribu keping emas ini akan menjadi miliknya. Tapi,

jika dia tidak dapat mengenalinya, maka, dia harus menghadiahi saya dengan seribu

keping emas.”
Ada banyak Resi di sana---dan setiap orang mengetahui bahwa apa pun yang anda

lakukan, anda tidak pernah mengucapkan bahasa apa pun dengan cara ketika anda

berbicara dengan bahasa ibu anda, karena setiap bahasa selain bahasa ibu, harus dipelajari

dengan upaya. Hanya bahasa ibu yang bersifat spontan---sebenarnya, anda bahkan tidak

mempelajarinya. Ia adalah hasil dari situasi menyeluruh anda sehingga anda hanya

tinggal mengucapkannya. Ia memiliki spontanitas. Itulah mengapa, meski pun rakyat

Jerman, yang menyebut negeri mereka dengan “ayah pertiwi” (fatherland), kebanyakan

negeri menyebut tanah air mereka dengan sebutan “ibu pertiwi---tapi rakyat Jerman tidak

menyebut bahasa mereka dengan “bahasa ayah.” Setiap bahasa disebut dengan bahasa ibu

karena anak-anak memulai proses belajar mereka dari sang ibu. Dan dengan cara apa

pun, sang ayah tidak pernah mempunyai kesempatan untuk berbicara di dalam rumah!

Selalu saja sang ibu yang berbicara; sang ayah hanya mendengarkan.

Banyak di antara anggota dewan kerajaan Raja Dhoj yang bersedia menerima

tantangan itu. Seseorang dapat berbicara dalam tiga puluh bahasa---beberapa ucapan

dalam satu bahasa, beberapa ucapan lagi dalam bahasa lain---dan ini adalah pekerjaan

yang sangat sulit! Ia tentunya adalah seorang maestro seni. Ia berbicara masing-masing

bahasa dengan kemampuan yang setara dengan seorang penduduk pribumi yang fasih

berbicara dengan bahasa ibunya. Seluruh anggota dewan kerajaan yang berjumlah tiga

puluh itu, kalah dalam pertandingan ini. Pertandingan terus dilangsungkan selama tiga

puluh hari, dan pada setiap harinya, seorang dewan anggota kerajaan menerima tantangan

ini dan mengalami kekalahan. Mereka hanya bisa menduga, dan orang itu akan

menjawab: “Bukan, ini bukan bahasa ibu saya.”


Pada hari ketiga puluh satu... Raja Dhoj melanjutkan ucapannya kepada Kalidas:

“Mengapa anda tidak menerima tantangan ini? Karena seorang penyair mengetahui

bahasa dengan cara yang lebih peka dan trampil, dengan kekayaan nuansanya, melebihi

siapa pun juga.” Tapi, Kalidas tetap diam seribu bahasa. Ia telah mencermati selama tiga

puluh hari, berupaya untuk menentukan bahasa mana yang diucapkan oleh orang itu

dengan sangat mudah dan lebih lancar, yang lebih spontan, dan lebih menggembirakan

dia. Tapi, dia tidak dapat menemukan satu pun perbedaan, orang itu berbicara dengan

semua bahasa dengan cara yang sama persis.

Pada hari ketigapuluh-satu, Kalidas meminta Raja Dhoj dan semua orang bijak

untuk berdiri di luar, di depan balairung. Terdapat deretan anak tangga yang cukup

panjang, dan orang itu juga ikut menuruni anak-anak tangga; begitu dia akan

menjejakkan kaki pada anak tangga terakhir, Kalidas menjatuhkan dirinya. Dan saat dia

jatuh berguling-guling di deretan anak-anak tangga, timbul amarahnya, orang itu

berteriak mengumpat-umpat.

Kalidas segera berseru: “Inilah bahasa ibumu!” Karena, dalam keadaan marah,

anda dalam keadaan tidak sadar dan tidak dapat mengantisipasi, dan orang itu tidak

pernah membayangkan bahwa taktik ini akan digunakan dalam pertandingan ini. Dan

memang, inilah bahasa ibunya.

Salah seorang profesor saya terbiasa mengatakan---dia telah hidup di banyak

negara, mengajar di berbagai universitas---“Hanya ada dua situasi dalam dalam hidup ini

yang bisa membuat saya mengalami kesulitan di negara-negara lain, yaitu, ketika aku

sedang berjuang atau jatuh cinta. Dalam situasi seperti ini, seseorang sangat

membutuhkan bahasa ibunya. Namun, secara indah, anda mengekspresikan cinta anda
dalam bahasa lain, ini tidak sama, ini terasa dangkal. Dan bila anda dalam keadaan marah

dan sedang berupaya keras mempelajari bahasa orang lain, anda tidak dapat memiliki

keceriaan yang sama...” Dia mengatakan: “Itulah dua situasi yang sangat penting—

memperjuangkan (berupaya keras) dan tindakan mencintai---dan seringkali, kedua faktor

ini ada secara bersamaan dalam diri orang yang sama! Dengan seseorang yang anda jatuh

cinta kepadanya, dan dengan orang yang sama pula anda harus berjuang.”

Dan dia benar ketika mengatakan bahwa segala sesuatu dalam suatu bahasa yang

telah anda pelajari, tetap saja terasa dangkal---anda tidak dapat menyanyikan sebuah lagu

dengan indah, tidak juga anda dapat menggunakan empat aksara tulis. Dalam kedua kasus

ini, ia masih terasa setengah hati.

Pikiran, sudah tentu, adalah sebuah mekanisme untuk merekam pengalaman-

pengalaman dari luar, dan mereaksi dan merespon sesuai dengan stimulus yang muncul.

Ini bukan diri anda. Tapi, sangat disayangkan, para pakar psikologi berpikir bahwa akal-

pikiran itu adalah semuanya, dan tak ada satupun yang melampaui akal. Itu berarti bahwa

anda, tiada lain, adalah kumpulan kesan (impresi) dari luar; anda tidak mempunyai ruh

apa pun dari dalam diri anda sendiri. Bahkan ide tentang ruh-pun, mendapat

pengertiannya dari luar.

Pada titik inilah, para mistikus saling berbeda pendapat. Mereka akan menyetujui,

secara mutlak, pada penelitian ilmiah kontemporer tentang akal pikiran. Tapi, penelitian

ilmiah tidak sepenuhnya betul ketika bicara tentang totalitas kemanusiaan. Melampaui

akal, ada sebuah kesadaran yang tidak bisa diperoleh dari luar, dan ini bukan sekadar

sebuah ide---dan belum ada satu eksperimen-pun hingga sekarang ini yang berhasil

menemukan pusat apa pun di dalam otak yang dapat disamakan dengan kesadaran.
Seluruh kegiatan meditasi, dilakukan untuk membuat anda menyadari bahwa

semua itu adalah akal pikiran, dan tidak mengidentifikasikan diri anda dengannya. Ketika

akal pikiran sedang marah, anda dapat menyadari bahwa ini hanyalah sebuah rekaman

ulang dari “gramophone” otak anda. Ketika akal pikiran bersedih, anda sebenarnya dapat

mengingat bahwa ia hanyalah sebuah rekaman gramophone. Sebuah situasi tertentu

sedang menekan mekanisme remote control anda, yang membuat anda bersedih, anda

merasa marah, anda dibuat frustrasi, anda merasa khawatir, anda merasa tegang---semua

ini adalah berasal dari luar dan sang akal sedang merespon mereka. Tapi, anda-lah sang

pengawas, anda-lah sang aktor. Ini bukan reaksi Anda.

Atas dasar inilah, seluruh seni meditasi kemudian memusatkan perhatian untuk

mempelajari kesadaran, kepekaan, keterjagaan. Saat anda merasakan amarah, jangan

menekannya; biarkan perasaan itu di sana. Menjadilah sadar. Lihatlah ia (perasaan itu)

seolah-olah ia adalah obyek yang berada di luar diri anda. Secara perlahan-lahan,

mulailah memotong identifikasi-identifikasi anda dengan akal pikiran. Barulah, anda

menemukan individualitas diri anda yang nyata, keberadaan (eksistensi) anda, ruh anda.

Proses menemukan kesadaran ini adalah pencerahan---anda menjadi

memancarkan cahaya. Anda tidak lagi berada dalam kegelapan, dan anda tidak lagi

menjadi sebuah boneka yang digenggam (didikte) oleh akal. Anda adalah seorang master,

penguasa sesungguhnya, dan bukan pelayan (hamba). Lihatlah, sekarang sang akal tidak

dapat bereaksi secara otomatis, secara otonom, sebuah cara yang biasa digunakan

sebelumnya. Ia membutuhkan izin anda. Jika seseorang menghina anda dan anda tidak

ingin menjadi marah, maka, anda tidak akan marah.


Sang Buddha Gautama sering mengatakan kepada murid-muridnya: “Menjadi

marah adalah sedemikian bodohnya sehingga sangat sulit memahami orang yang cerdas

bisa melakukannya. Orang lain melakukan hal yang sama dan anda marah? Ia boleh jadi

melakukan suatu yang salah, ia boleh jadi mengatakan sesuatu yang tidak benar, ia boleh

jadi berupaya untuk melecehkan anda, menghina anda---tapi, itulah kebebasan dia. Jika,

anda bereaksi, anda adalah seorang budak. Jika anda mengatakan kepada orang itu:

“Adalah kegembiraanmu untuk menghinaku, adalah kegembiraanku untuk tidak marah,’’

maka sesungguhnya anda sudah berperilaku sebagai seorang master.

Jika bukan itu yang terjadi, maka “sang master” akan menjadi kristal jernih dalam

diri anda. Menjadi kristal, dan anda tidak mempunyai ruh. Anda hanyalah sekadar sebuah

rekaman fonograf, dan semakin anda beranjak tua, proses perekaman anda akan menjadi

semakin meluas. Anda menjadi lebih berwawasan, dan orang banyak berpikir anda

menjadi seorang yang arif---padahal, anda hanya menjadi seekor keledai yang penuh

dengan muatan buku-buku.

Kearifan hanya terdiri dari satu hal---tidak mengetahui banyak hal, tapi

mengetahui hanya satu hal, dan itulah kesadaran anda dan keterpisahannya dari sang akal.

Yang perlu dilakukan hanyalah mencermati hal-hal kecil dan remeh, dan anda akan

terkejut karenanya. Umumnya orang melakukan berbagai hal yang sama setiap hari.

Mereka memutuskan untuk melakukan sesuatu, dan mereka menyesal karena belum

dapat melakukannya; ini menjadi sebuah rutinitas. Anda tidak melakukan sesuatu yang

baru. Berbagai hal yang membuat anda menderita, sedih, cemas, terluka, tidak ingin anda

lakukan lagi---meski, secara mekanis, anda akan kembali melakukan semua itu berulang
kali, seolah-olah anda dalam keadaan tidak berdaya. Dan anda masih dalam keadaan

tidak berdaya, jika anda tidak menciptakan keterpisahan antara akal dan kesadaran.

Keterpisahan adalah revolusi terbesar yang dapat terjadi pada diri seorang

manusia. Dan sejak momen itu berlangsung, kehidupan anda adalah kehidupan yang

penuh dengan perayaan---karena anda tidak membutuhkan apa pun yang dapat

membahayakan diri anda, anda tidak perlu melakukan sesuatu yang membuat anda

menderita. Sekarang, anda dapat melakukan dan hanya melakukan hal-hal yang membuat

anda lebih ceria, memenuhi diri anda, memberi anda kebahagiaan, membuat kehidupan

anda sebagai suatu kegiatan seni, sebuah keindahan.

Tapi, ini hanya mungkin, jika, sang master dalam diri anda terbangun dari tidur.

Tepat sekarang ini, sang master sedang tertidur nyenyak, dan sang pelayan (hamba)

sedang memainkan peran sang master. Padahal sang pelayan ini, bahkan, bukan pelayan

anda; sang pelayan ini telah diciptakan oleh dunia luar. Ia adalah milik dunia luar; ia

mengikuti logika dunia luar dan hukum-hukumnya.

Inilah tragedi menyeluruh dari kehidupan kemanusiaan; anda dalam keadaan

tertidur dan dunia luar sedang mendominasi diri anda, menciptakan akal pikiran anda

berdasarkan pada kebutuhan-kebutuhannya sendiri---dan sang akal adalah sebuah

boneka. Sekali saja kesadaran anda memercikkan bara, ia akan membakar habis seluruh

kehambaan yang telah diciptakan oleh sang akal. Dan tidak ada kebahagiaan yang lebih

berharga daripada kebebasan, yang lebih berharga daripada menjadi seorang master dari

takdir anda sendiri.

Sang akal bukanlah sahabat anda. Baik karena sang akal itu berpura-pura untuk

menjadi sang master atau ia harus diposisikan pada tempatnya yang benar sebagai sang
pelayan---tapi sang akal bukanlah sahabat anda. Dan perjuangan meraih kebebasan,

meraih kebahagiaan, meraih kebenaran adalah bukan dengan (melalui) dunia ini; ini

adalah perjuangan melawan akal boneka ini. Ini sangat sederhana.

Kahlil Gibran mempunyai kisah yang indah. Para petani di desa-desa, guna

melindungi tanaman mereka, telah menciptakan manusia jadi-jadian, orang-orangan

untuk menakut-nakuti burung. Ia terbuat dari sebatang tongkat kayu yang diikat dengan

tongkat lain; ia hampir seperti sebuah palang. Kemudian, mereka mengenakan pakaian

padanya, dan boleh jadi, sekepal tanah liat di bagian kepala. Itu, cukup membuat

sekawanan burung dan binatang takut karena mengira ada manusia yang sedang berdiri di

sana. Pakaian dan kedua tangan, membuat mereka berpikir bahwa ada seseorang yang

sedang mengawasi. Bagi kawanan binatang, ini sudah cukup; mereka bergerak menjauh

dari sawah.

Gibran mengatakan: Pernah aku ditanya sejenis apa sebenarnya orang-orangan

ini: “Aku mengerti sang petani yang telah membuatmu---dia membutuhkanmu. Aku

dapat memahami binatang-binatang malang itu---mereka tidak memiliki kecerdasan yang

cukup untuk mengerti bahwa engkau adalah palsu. Tapi, ketika hujan turun, matahari

sedang bersinar, di musim panas yang gerah, di musim dingin yang menusuk tulang,

engkau masih tetap berdiri di sini: untuk apa?”

Dan orang-orangan ini menjawab: “Engkau tidak mengetahui kebahagiaanku.

Hanya dengan membuat kawanan binatang itu ketakutan adalah kebahagiaan yang setara

dengan penderitaan akibat hujan, akibat terpanggang panas matahari, menderita

kepanasan, kedinginan, segalanya. Aku membuat ribuan binatang ketakutan! Aku tahu
bahwa aku manusia palsu, tidak ada sesuatu dalam diriku, tapi, aku tidak peduli tentang

itu. Kebahagiaanku terletak pada kemampuan membuat burung-burung ketakutan.”

Aku ingin bertanya kepadamu: Inginkah kau hanya menjadi seperti manusia palsu

ini---yang sama sekali tidak mengandung sesuatu pun di dalamnya, membuat seseorang

ketakutan, membuat yang lain bahagia, membuat seseorang merasa dilecehkan, membuat

seseorang merasa tersanjung? Apakah hidupmu hanya untuk orang lain? Pernahkah

engkau melihat ke dalam? Apakah ada seseorang di dalam rumah atau tidak? Apakah

engkau tertarik untuk terlibat dalam pencarian menemukan sang master di dalam rumah?

Sang master ada di sana---mungkin ia sedang tertidur, tapi dia dapat dibangunkan.

Dan sekali sang master dibangunkan dalam diri anda, seluruh hidupmu akan penuh

dengan warna-warni baru, pelangi-pelangi baru, bunga-bunga baru, musik baru, tarian-

tarian baru. Untuk pertama kalinya anda menjadi sangat hidup.

***

Pintu terbuka menuju realitas, tidak melalui akal tapi

melalui hati.

Masalah terbesar yang dihadapi manusia modern disebabkan akal terlalu banyak

dilatih, sedangkan hati sepenuhnya diabaikan---bukan hanya diabaikan saja, tapi juga

disalahkan. Perasaan-perasaan tidak dibolehkan, perasaan-perasaan ditekan. Manusia

yang peka perasaannya dianggap lemah; Manusia yang perasa dianggap kekanak-

kanakan, tidak dewasa. Manusia perasa dianggap tidak modern---primitif. Ada begitu

banyak sikap menyalahkan terhadap perasaan dan hati, sehingga, secara alamiah,
seseorang menjadi takut menampilkan perasaan-perasaannya. Seseorang mulai belajar

bagaimana memotong perasaan-perasaan dan secara perlahan-lahan, hati dipangkas

keberadaannya; seseorang langsung bergerak menuju kepala. Perlahan-perlahan, hati

menjadi tidak ada artinya apa-apa kecuali sebuah organ tubuh yang memompa darah,

memurnikan darah, titik.

Dalam sejarah kemanusiaan, untuk pertama kali, hati direduksi menjadi sesuatu

yang bersifat fisiologis sepenuhnya.---padahal, ia tidak demikian. Tersembunyi di balik

hati yang fisiologis adalah hati yang sebenarnya---tapi bahwa hati yang sebenarnya ini

bukanlah bagian dari tubuh fisik, sehingga sains tidak dapat menemukannya. Anda harus

mempelajarinya dari para penyair, pelukis, musisi, pemahat. Dan akhirnya, kunci rahasia

hati disimpan oleh para mistikus. Tapi, sekali engkau mengetahui bahwa ada sebuah

ruang batin dari eksistensi anda---yang sepenuhnya tidak terkontaminasi oleh pendidikan,

masyarakat, kebudayaan; sepenuhnya bebas dari ajaran-ajaran Kristen, Hinduisme, Islam,

sepenuhnya tidak tercemar oleh semua yang terjadi pada manusia modern, masih

perawan---sekali anda telah menjalin kontak dengan sumber eksistensi anda, maka

kehidupan anda akan berlangsung pada ranah yang sangat berbeda.

Ranah itu bersifat Ilahiah. Untuk hidup pada ranah akal adalah ranah manusia,

untuk melangsungkan hidup di bawah akal adalah ranah binatang. Untuk hidup yang

melampaui akal, yang berpusat di hati, adalah ranah Ilahiah. Dan melalui hati, kita

menjalin keterhubungan dengan keseluruhan. Itulah keterhubungan kita.

Semua meditasi yang telah kurencanakan dan pikirkan, dimaksudkan untuk

sebuah tujuan tunggal: untuk melemparkan anda dari kepala anda menuju hati anda,
seperti menarik anda keluar dari lumpur kepala menuju kebebasan sang hati, mungkin

untuk membuat anda menyadari bahwa anda bukan hanya kepala (akal) saja.

Kepala mengandung mekanisme yang indah; gunakanlah ia, tapi jangan diperalat

olehnya. Ia harus melayani perasaan-perasaan anda. Sekali proses berpikir melayani

perasaan-perasaan, segala sesuatunya akan menjadi seimbang. Ketenangan yang sangat

mendalam dan kebahagiaan yang besar akan hadir dalam eksistensi anda, dan tidak

melalui apa saja yang berasal dari luar, tapi dari sumber-sumber batin di dalam diri anda

sendiri. Ia merupakan sumber yang sangat berlimpah, ia mentransformasi anda, dan

bukan hanya anda saja---ia membuat anda begitu terang oleh cahaya sehingga siapa pun

yang menjalin kontak dengan anda, akan mengalami sedikit rasa dari sesuatu yang tidak

dikenal.

REPRESI DAN KONTROL

Akar Pengondisian Emosi


Setiap anak lahir dengan kemampuan merasakan keseluruhan alam, tidak mengetahui

keterpisahan dia darinya. Melalui proses belajar yang lambat, kita mengajarkan dia untuk

merasa terpisah. Kita memberi dia sebuah nama, kita memberi dia sebuah identitas, kita

memberi dia sifat-sifat, kita memberi dia ambisi-ambisi---kita menciptakan sebuah

kepribadian di sekitar dia. Perlahan-lahan, kepribadian ini menjadi lebih tebal dan solid

melalui pengasuhan masa kanak-kanak, pendidikan, pengajaran agama. Dan ketika

kepribadian menjadi lebih menebal, sang anak mulai melupakan siapa dia sebenarnya

saat masih berada di dalam kandungan ibunya---karena di alam ini, sang anak bukanlah

seorang dokter, atau insinyur. Disana, dia tidak mempunyai nama; disana, dia tidak
terpisah dari eksistensi. Dia sepenuhnya bersama dengan ibunya, dan selain sang ibu,

tidak ada satupun yang eksis. Kandungan sang ibu telah mencakup semua hal, seluruh

alam sang anak.

Sang anak di dalam kandungan ibunya, tidak pernah merasa cemas: “Apa yang akan

terjadi esok?” Dia tidak punya uang, tidak punya simpanan uang di bank, tidak ada bisnis

apa pun. Dia sepenuhnya pengangguran, tanpa mempunyai kelebihan dan keistimewaan

apa pun. Dia tidak tahu saat malam tiba, ketika hari berganti siang, ketika musim

berganti; dia hidup dalam keadaan suci sepenuhnya, dengan keyakinan mendalam bahwa

segala sesuatunya akan berjalan baik-baik saja, sebagaimana hari-hari sebelumnya. Jika

hari ini berlangsung baik-baik saja, maka esok juga akan berlangsung baik-baik saja. Dia

tidak pernah “berpikir” dengan cara seperti ini, ini hanyalah suatu perasaan yang intrinsik

dalam dirinya; tidak ada kata-kata, mood (keadaan akal dan emosi), dan ia selalu dalam

keadaan bahagia, bergembira---kebebasan mutlak tanpa ada tanggung jawab apapun.

Mengapa setiap anak yang lahir dari rahim ibunya, memberi rasa sakit yang sangat

kepada ibunya? Mengapa setiap anak yang lahir, selalu dalam keadaan menangis? Jika

engkau mencoba melihat secara mendalam terhadap hal-hal yang remeh ini, mungkin

sekali ini akan dapat mengilhami anda akan rahasia-rahasia kehidupan. Sang anak

memberontak saat keluar dari rahim ibunya karena kandungan sang ibu telah menjadi

rumahnya. Dia tidak mengetahui sistem penanggalan apapun; sembilan bulan adalah

hampir menyamai keabadian---ini terasa seperti berlangsung selamanya. Sejauh yang

pernah ia ketahui, dia selalu berada di dalam kandungan. Sekarang, tiba-tiba, rumahnya

digusur. Dia terlempar keluar, dipaksa keluar, dan dia memberontak dengan seluruh

tenaga yang ia miliki. Dia telah menjalin hubungan emosional yang sangat dalam dengan
kandungan ibunya; itulah masalahnya. Sang ibu ingin agar bayinya segera lahir, karena

semakin lama dia tinggal di dalam kandungan, semakin berat beban derita yang ia

tanggung. Tapi, sang anak memegang kuat-kuat kandungan ibunya, oleh karena itulah,

dia selalu lahir dalam keadaan menangis---setiap anak, tanpa ada pengecualian.

Kecuali seorang manusia, Lao Tzu, yang dikisahkan bahwa dia lahir dalam keadaan

tertawa. Ini mungkin saja terjadi; dia adalah manusia yang dikecualikan, gila sejak dari

awalnya. Tidak mengetahui secara pasti apa yang harus dilakukan, yang mestinya ini

adalah saat untuk menangis, tapi dia malah tertawa. Dan dia masih tetap dalam keadaan

seperti itu selama hidupnya, hanya melakukan berbagai kesalahan pada saat-saat yang

tidak tepat. Kisah keseluruhan hidupnya yang aneh bermula dari tertawa. Setiap orang

dibuat shock karena tak seorang anak pun yang melakukan hal itu. Tapi, ini merupakan

satu-satunya pengecualian---yang mungkin sekali hanya sebuah mitos, yang mungkin

hanya sebuah ide yang dimunculkan kembali. Mencermati seluruh riwayat hidup Lao

Tzu, orang-orang yang telah menulis tentang dia pasti mempunyai pemikiran bahwa

permulaan hidupnya tidak mungkin sama seperti orang-orang lain; pasti ada sedikit

kegilaan. Sepanjang hidupnya, dia adalah gila dan, tentunya, awal kehidupan dia harus

konsisten dengan kisah seluruh hidupnya. Barangkali, ini hanya sebuah mitos. Tapi,

berdasarkan tinjauan sejarah, jika dia tertawa (saat lahirnya), ini adalah pengecualian,

bukan suatu aturan.

Mengapa setiap anak terlahir dalam keadaan menangis? Karena rumahnya telah

digusur, dunianya telah dihancurkan---tiba-tiba dia mendapati dirinya dalam sebuah

dunia yang asing, dikelilingi oleh orang-orang yang asing. Dan ia terus menangis karena

setiap hari, kebebasannya menjadi semakin berkurang, dan tanggung jawabnya, semakin
lama menjadi semakin bertambah berat. Akhirnya, dia menemukan bahwa tidak ada

kebebasan yang tersisa melainkan hanya tugas-tugas yang harus diselesaikan, tanggung

jawab-tanggung jawab yang harus ditanggung; dia menjadi manusia brutal yang

kewalahan menanggung beban berat. Mencermati hal ini dengan kejernihan pandangan

yang suci (innocent), jika dia menangis, engkau tidak dapat menyalahkan dia.

Para psikolog menyatakan bahwa pencarian akan kebenaran, Tuhan, surga,

sebenarnya didasarkan pada pengalaman sang anak ketika masih di dalam kandungan

ibunya. Dia tidak dapat melupakannya. Bahkan jika dia melupakannya dalam pikirannya

yang sadar, pengalaman ini akan terus menggema di alam bawah sadarnya. Dia kembali

mencari hari-hari yang sangat indah itu dari keadaan yang sepenuhnya rileks tanpa ada

tanggung jawab, dan semua kebebasan tersedia di alam itu.

Beberapa orang telah menemukannya. Istilah saya untuk ini adalah “pencerahan.”

Anda dapat memilih istilah apa saja, tapi makna dasarnya tetap saja sama. Seseorang

menemukan bahwa keseluruhan alam ini adalah seperti kandungan seorang ibu bagi anda.

Anda dapat mempercayai, anda dapat rileks, anda dapat menikmati, anda dapat

bernyanyi, anda dapat menari. Anda mempunyai sebuah kehidupan yang abadi dan

sebuah kesadaran yang universal.

Tapi, banyak orang yang takut untuk bersikap rileks. Banyak orang yang takut untuk

percaya. Banyak orang yang takut pada air mata. Banyak orang yang takut pada apa saja

yang tidak biasa, yang melampaui dunia fana ini. Mereka memberontak, dan dalam

pemberontakan mereka, mereka menggali kuburan mereka sendiri dan mereka tidak

pernah mengalami momen-momen yang menyegarkan dan pengalaman-pengalaman yang

ekstatik (penuh kegembiraan dan serba menakjubkan) yang merupakan hak mereka
karena telah dilahirkan---mereka hanya mengklaim saja akan pengalaman-pengalaman ini

dan membatasi diri pada pernyataan-pernyataan.

Seorang pria yang tinggal di Los Angeles memutuskan untuk berkonsultasi dengan

Psikiater. Ia memperkenalkan dirinya sebagai Napoleon Bonaparte, meskipu KTP-nya

menunjukkan dengan jelas bahwa namanya adalah Hymie Goldberg.

“Lalu, apa yang menjadi masalah sebenarnya?” tanya sang Dokter.

“Begini, Dok, biasanya segala sesuatunya berlangsung serba hebat. Pasukan saya

sangat kuat, istana saya menakjubkan, dan negara saya makmur sejahtera. Satu-satunya

yang menjadi masalah bagi saya adalah Josephine, istri saya.”

“Ah,” kata Dokter, “dan apa yang menjadi masalah dia?”

Dengan gerakan membuang kedua tangannya ke atas sebagai tanda putus asa, orang

itu mengatakan: “Dia berpikir bahwa dia sebagai Nyonya Goldberg.”

Di dalam ketegangan-ketegangannya, dalam kecemasan-kecemasannya, masalah-

masalahnya, seseorang kehilangan jati dirinya di tengah keramaian dan berubah menjadi

seorang asing. Jauh di dalam batinnya, dia mengetahui bahwa ini bukan peran yang harus

dia mainkan; dia menjelma sebagai orang asing. Ini menciptakan kegamangan psikologis

yang ekstrim dalam dirinya. Ia tidak dapat memainkan perannya dengan benar, karena dia

tahu ini bukan kepriadiannya yang asli---tapi dia tidak mampu menemukan

kepribadiannya yang asli itu. Dia harus memainkan perannya itu, karena peran inilah

yang memberi dia kehidupan: istrinya, anak-anaknya, jabatannya, kehormatannya,

pokoknya, segalanya. Dia tidak dapat menanggung semua risiko ini, sehingga dia

memutuskan untuk memainkan perang seorang Napoleon Bonaparte. Secara perlahan-

lahan, dia mulai mempercayai dirinya sebagai Napoleon. Dia harus mempercayainya; jika
tidak, akan menjadi sulit untuk menjalankan peran ini. Aktor terbaik adalah orang yang

melupakan individualitasnya dan menjadi orang lain dengan kemampuan aktingnya;

akting tangisannya benar-benar dihayati, akting mencinta-nya begitu mendalam, jadi, apa

saja yang dia ucapkan, bukan sekadar menjalankan peran yang disodorkan kepadanya, ia

berasal dari hati nuraninya---ia hampir terlihat sangat nyata. Ketika anda harus

memainkan sebuah adegan, anda harus terlibat sangat intes di dalamnya. Anda harus

menjadi dia.

Setiap orang memainkan beberapa adegan, sangat menyadari bahwa ini bukan dia

yang sebenarnya. Ini menimbulkan kegamangan, kecemasan, dan kecemasan ini

menghancurkan semua kemampuan anda untuk rileks, kemampuan mempercayai,

mencintai, kemampuan untuk menjalin hubungan psikologis yang akrab dengan siapa

pun---seorang teman, orang yang dicintai. Anda menjadi terisolasi. Anda menjadi,

melalui tindakan-tindakan anda sendiri, mengucilkan diri sendiri, dan kemudian anda

menderita.

Begitu banyak penderitaan di dunia ini yang tidak alamiah; ia adalah keadaan yang

sangat tidak alami. Seseorang bisa saja menganggap alami penderitaan orang lain, tapi

kebahagiaan itu seharusnya bersifat alami dan universal.

Mengapa sedemikian sulit dan menakutkan untuk menunjukkan


perasaan-perasaan anda yang sebenarnya dan untuk sekadar
menjadi diri anda sendiri?

Adalah sulit untuk menunjukkan perasaan-perasaan anda dan hanya menjadi diri anda

sendiri, karena, selama ribuan tahun, telah dijelaskan kepada anda untuk menekan

perasaan-perasaan anda. Ini telah menjadi bagian dari alam bawah sadar kolektif anda.
Selama ribuan tahun, anda telah menerima penjelasan agar jangan menjadi diri anda

sendiri. Menjadilah seperti Yesus, menjadilah seperti Buddha, menjadilah seperti

Krishna, tapi jangan pernah menjadi diri anda sendiri. Jadilah orang lain. Abad demi

abad, anda telah menerima kuliah secara terus-menerus dan berulang kali, bahwa kuliah

ini telah merasuk ke dalam darah anda, ke tulang sum-sum anda.

Penolakan diri yang sangat mendalam telah menjadi bagian tak terpisahkan dari diri

anda. Semua ulama dan pendeta menyalahkan anda. Mereka menjelaskan kepada anda

bahwa anda adalah seorang pendosa, anda terlahir dalam dosa. Satu-satunya harapan

anda adalah bahwa Yesus dapat menyelamatkan diri anda, atau Krishna dapat

menyelamatkan anda, tapi sebenarnya tidak ada harapan sejauh yang anca cermati---anda

tidak dapat menyelamatkan diri anda, hanya orang lain yang akan menyelamatkan diri

anda. Anda telah ditakdirkan demikian; anda hanya dapat berdoa kepada Yesus, kepada

Krishna, agar menyelamatkan diri anda. Sejauh yang anda cermati, anda tidak punya nilai

kelayakan sedikitpun; anda hanyalah debu dan tidak lebih dari itu. Anda tidak punya nilai

sama sekali, anda telah direduksi menjadi sesuatu yang sangat buruk, suatu makhluk yang

menjijikkan. Karena faktor-faktor inilah, sehingga seseorang sangat sulit dan merasa

takut untuk menunjukkan perasaan-perasaan yang sebenarnya. Anda telah diajari untuk

menjadi seorang munafik.

Sikap munafik memberi kompensasi, apapun kompensasi yang bernilai. Mereka

mengatakan bahwa kejujuran adalah kebijakan terbaik---tapi ingat, “kebijakan” terbaik.”

Bahkan, kejujuran-pun hanya menjadi sebuah kebijakan, karena ia memberi kompensasi.

Jika ia tidak memberi kompensasi, lalu apa? Kalau begitu, ketidak-jujuran adalah

kebijakan terbaik. Segala sesuatu itu bergantung pada bagaimana ia berfungsi,


kompensasi yang dibayarkan, sesuatu yang membuat anda lebih kaya atau lebih

terhormat, sesuatu yang membuat anda lebih nyaman, lebih selamat, lebih aman, yang

lebih memanjakan ego anda---itulah kebijakan terbaik. Ia bisa jadi sebuah kejujuran, ia

bisa jadi ketidak jujuran; apapun itu, gunakan ia sebagai sebuah sarana---ia bukan sebuah

tujuan.

Agama juga menjadi sebuah kebijakan yang baik. Ia adalah sejenis jaminan asuransi

untuk dunia yang lain. Anda sedang mempersiapkan diri untuk dunia lain itu dengan

bersikap saleh, dengan pergi ke gereja, dengan menyedekahkan uang kepada orang

miskin. Anda membuka rekening bank, sehingga apabila anda pergi kesana, anda akan

menerima dengan kebahagiaan yang besar, malaikat-malaikat berseru “Halleluya!” dan

menari, memainkan harpa-harpa mereka. Seberapa besar jumlah tabungan bank anda

disana, bergantung pada seberapa banyak amal saleh yang telah anda lakukan. Agama,

juga, telah menjadi urusan bisnis, dan realitas diri anda menjadi tertekan karenanya.

Dan orang-orang yang tertekan menjadi sangat dihormati. Anda menyebut mereka

manusia-manusia suci; padahal mereka sebenarnya adalah penderita skizofrenia. Mereka

harus disembuhkan. Mereka membutuhkan terapi, tapi anda menyembah mereka!

Diantara seratus manusia-manusia suci, jika ada satu diantaranya yang benar-benar

menjadi seorang manusia suci, itu benar-benar akan menjadi sebuah keajaiban. Sembilan

puluh sembilan lain hanyalah omong kosong, berpura-pura, penipu. Dan aku tidak

mengatakan bahwa mereka mencoba untuk menipu anda; mereka, juga, sedang menipu

diri mereka sendiri. Mereka adalah orang-orang yang tertekan.

Saya kenal dengan banyak Mahatma (orang yang banyak dihormati karena tingkat

spiritualnya yang tinggi, pent.). Saya menjalin hubungan yang akrab dengan orang-orang
semacam ini, dan secara pribadi, banyak dari mereka yang mengungkapkan isi hati

mereka kepada saya. Mereka lebih buruk dari orang-orang biasa yang anda temukan.

Saya biasa mengunjungi para tahanan untuk mengajari mereka cara bermeditasi,

dan saya dibuat surprised di permulaan bahwa para tahanan itu---bahkan termasuk

mereka yang dihukum seumur hidup---jauh lebih suci daripada orang-orang yang anda

anggap suci, jauh lebih baik dari mereka yang anda anggap suci, jauh lebih sederhana,

jauh lebih bermoral. Manusia-manusia yang menurut anda suci itu licik dan pandai.

Manusia-manusia yang menurut anda suci itu hanya mempunyai satu kualitas, yaitu

bahwa mereka mampu untuk menekan (merepresi) diri-diri mereka. Mereka terus

menekan, dan kemudian secara alamiah, mereka menjadi terpecah kepribadian mereka.

Kemudian mereka mempunyai dua jenis dunia:satu dunia dimana mereka hidup di depan

pintu, dan dunia lain dimana mereka hidup di balik pintu; satu dunia dimana mereka

hidup dengan teladan-teladan kebaikan mereka, dan dunia lain---yang nyata---yang tidak

mereka tunjukkan kepada siapa pun. Mereka merasa takut bahkan untuk melihat diri

mereka sendiri. Dan itulah kasus yang menimpa anda juga, dalam skala yang lebih kecil,

tentunya, karena anda bukan seorang manusia suci. Penyakit anda belum disembuhkan; ia

dapat disembuhkan. Ia belum terlalu parah, ia belum sampai pada tingkat yang kronis.

Penyakit anda hanya seperti penyakit flu biasa; ia akan dapat disembuhkan dengan

mudah.

Tapi, setiap orang telah dipengaruhi oleh, apa yang disebut dengan, manusia-

manusia suci ini, yang sebenarnya mengalami gangguan mental. Mereka telah menekan

(mengekang) hasrat seksual mereka, mereka telah menekan ketamakan mereka, mereka

telah menekan amarah mereka, dan mereka sedang merebus dalam diri mereka sendiri.
Kehidupan batin mereka begitu mencekam. Tidak ada kedamaian disana, tidak ada

keheningan. Semua senyuman mereka hanyalah riasan belaka.

Kitab-kitab suci Hindu, penuh dengan kisah-kisah bahwa kapan saja seorang

manusia suci sudah sangat dekat untuk memperoleh pencerahan, perempuan-perempuan

cantik akan dikirim oleh dewa-dewa untuk menggodanya. Saya belum menemukan

alasan yang tepat tentang mengapa dewa-dewa itu tertarik untuk menggoda manusia

malang ini. Beberapa asketis, dengan berpuasa selama bertahun-tahun, menekan

(merepresi) dirinyasendiri, berdiri di atas kepalanya, dengan menyiksa dirinya ... dia

tidak melakukan tindakan yang merugikakan dan membahayakan kepada orang lain

kecuali kepada dirinya sendiri. Mengapa dewa-dewa itu begitu tertarik mengganggu dia?

Mereka seharusnya menolongnya! Tapi, mereka mengirim perempuan-perempuan cantik,

dalam keadaan telanjang, dan perempuan-perempuan itu menari di sekitarnya dan

membuat gerakan tubuh mereka yang merangsang terhadap manusia malang ini. Secara

alamiah, dia menjadi korban, dia mengalami pelecehan seksual, dan dia diarahkan untuk

berbuat kesalahan dan dosa---seolah-olah dewa-dewa itu menentang setiap orang yang

hampir mencapai pencerahan. Ini kelihatan konyol! Mereka seharusnya membantu, tapi,

alih-alih membantu, mereka malah ingin menghancurkan.

Tapi, kisah-kisah itu hendaknya tidak dipahami secara harfiah; kisah-kisah itu

bersifat simbolik yang mengandung metafor-metafor, dan mengandung makna-

makna.yang sangat dalam. Bukankah Sigmund Freud menjadikan kisah-kisah ini sebagai

sumber dari teorinya yang menyenangkan mereka sepenuhnya. Mereka (dewa-dewa)

akan sangat menghargai dia, mereka akan sangat mendukung teori psikoanalisanya

sebagai tidak ada duanya.


Tak seorang pun yang datang; orang-orang yang tertekan itu sedang

memproyeksikan diri mereka. Ini adalah hasrat-hasrat mereka, hasrat-hasrat yang

tertekan---tertekan (tertimbun) begitu lama, sehingga sekarang ini, hasrat-hasrat itu

menjadi begitu kuatnya, bahkan dengan kedua mata yang terbuka, orang-orang ini

sebenarnya sedang bermimpi.

Di India, jika seorang perempuansedang duduk di tempat mana saja, manusia-

manusia suci menasihatkan untuk tidak duduk di tempat itu untuk beberapa waktu

lamanya setelah perempuan meninggalkan tempat itu, karena ruang itu mem-vibrasi-kan

bahaya. Apakah anda melihat ketololan dalam ini semua? Dan nasihat ini diberikan oleh

guru-guru kemanusiaan. Mereka inilah manusia-manusia yang telah membuat anda takun

akan perasaan-perasaan anda sendiri---karena anda tidak dapat menerima perasaan-

perasaan ini. Anda menolak perasaan-perasaan ini, begitu muncul rasa takut dalam diri

anda.

Terimalah mereka (perasaan-perasaan itu). Tidak ada yang salah dalam perasaan-

perasaan anda, dan tak ada yang salah dengan diri anda! Yang dibutuhkan adalah bukan

represi atau penghancuran, anda harus mempelajari seni menciptakan harmoni dalam

energi-energi anda. Anda harus menjadi sebuah orkestra. Ya, jika anda tidak tahu

bagaimana cara memainkan instrumen-instrumen musik, anda akan menciptakan suara

gaduh, anda dapat menciptakan musik surgawi. Anda dapat membawa sesuatu yang

melampaui bumi ini.

Kehidupan ini juga adalah instrumen besar. Anda harus belajar bagaimana cara

memainkannya. Tidak ada yang harus dipangkas, dihancurkan, direpresi, ditilak. Semua

eksistensi yang telah diberikan kepada anda adalah indah. Jika anda belum mampu untuk
menggunakannya secara indah, ini menunjukkan bahwa anda belum cukup trampil. Kita

semua menjalankan kehidupan ini begitu saja, dan itu adalah kesalahan. Kita hanya

diberikan kemungkinan yang masih mentah. Kita telah diberi hanya sebuah potensi

(kemampuan laten) untuk hidup; kita harus belajar bagaimana cara

mengaktualisasikannya.

Semua sumber-sumber yang mungkin harus digunakan, sehingga anda dapat

belajar menggunakan amarah anda sedemikian rupa sehingga ia menjadi rasa welas asih,

menggunakan seksualisas anda sedemikian rupa sehingga ia menjadi perasaan cinta,

menggunakan ketamakan anda sedemikian rupa sehingga ia menjadi sikap berbagi.

Setiap energi yang anda miliki dapat menjadi kutub yang bertentangan dengannya, karena

kutub yang bertentangan itu selalu terkandung di dalamnya.

Tubuh anda mengandung jiwa, sesuatu yang mengandung akal pikiran. Dunia ini

mengandung surga, debu mengandung sesuatu yang ilahiah. Anda harus menemukannya,

dan langkah awal menuju penemuan itu adaah menerima diri sendiri, bergembira dalam

menjadi diri anda sendiri. Anda tidak harus menjadi seorang Yesus, tidak. Anda tidak

harus menjadi seorang Buddha atau orang lain. Anda hanya harus menjadi diri anda

sendiri. Eksistensi tidak menghendaki kertas karbon; ia menyukai keunikan. Dan anda

dapat menawarkan diri anda sendiri kepada kehidupan sebagai sebuah fenomena yang

unik. Tawaran anda dapat diterima, tapi hanya sebagai fenomena yang unik. Sebuah

tiruan dari Yesus, Krisna, Kristus, Budhha, Muhammad---ini yang tidak ingin kita

lakukan. Para peniru pasti ditolak.

Menjadilah sebagai diri anda sendiri, benar-benar diri anda yang asli. Hormati diri

anda sendiri. Cintai diri anda sendiri. Dan kemudian mulailah mengawasi semua jenis
energi di dalam diri anda---anda adalah perluasan dari alam semesta ini! Dan secara

perlahan, ketika anda menejadi semakin menyeadari, anda akan mampu meletakkan

segala sesuatu dengan tepat, pada tempatnya masing-masing dengan tepat. Anda dalam

keadaan kacau balau, itu benar, tapi tidak ada yang salah dengan anda. Anda bukan

seorang pendosa; dengan sedikit penataan anda akan menjadi sebuah fenomena yang

indah.

Dapatkah anda berbicara banyak tentang represi dan bagaimana kita


dapat membebaskan diri darinya? Apakah ini sebenarnya, tepatnya, dan jika
memang jauh lebih baik untuk tidak merepresi, mengapa kita tetap
melakukannya?

Represi adalah menjalani kehidupan yang tidak anda maksudkan untuk dijalani.

Represi adalah melakukan berbagai hal yang tidak pernah ingin anda lakukan. Represi

adalah menjadi seseorang yang bukan diri anda; represi adalah sebuah cara untuk

menghancurkan diri anda. Represi adalah tindakan bunuh diri---secara sangat perlahan,

tentu saja, tapi sangat pasti, meracuni secara perlahan. Ekspresi adalah kehidupan; represi

adalah bunuh diri.

Ketika anda menjalani kehidupan yang direpresi, anda tidak hidup sepenuhnya.

Kehidupan adalah ekspresi, kreativitas, kegembiraan. Ketika anda hidup dengan cara

yang sejalan dengan eksistensi anda, maka anda hidup secara alami.

Jangan takut pada para pemuka agama. Dengarkan insting anda, dengarkan tubuh

anda, dengarkan hati anda, dengarkan inteligensi. Bergantunglah pada diri anda, pergilah

kemanapun spontanitas membawa anda, dan anda tidak akan pernah tersesat. Dan

bertindaklah secara spontanitas dengan kehidupan alami anda, pada suatu hari, anda akan

mengarah dan tiba di ambang pintu ilahi.


Natur (sifat alami) anda adalah unsur ilahiah dalam diri anda. Tarikan dari sifat

alami itu adalah tarikan kehidupan dalam diri anda. Jangan dengarkan tukang racun;

dengarkan tarikan natur anda. Ya, natur saja tidak cukup---terdapat natur yang lebih

tinggi---tapi yang lebih tinggi datang melalui yang lebih rendah. Bunga teratai tumbuh

dari lumpur. Melalui tubuh tumbuh jiwa, melalui seks tumbuh transendensi.

Ingatlah, melalui makanan tumbuh kesadaran. Di dunia Timur, kami telah berkata:

“Annam brahm,” makanan adalah Tuhan. Jenis pernyataan apa ini bahwa makanan

adalah Tuhan? Yang paling rendah terhubung dengan yang paling tinggi, yang paling

dangkal terhubung dengan yang terdalam.

Para pemuka agama telah dan masih mengajarkan anda untuk merepresi yang lebih

rendah. Dan mereka sangat logis, hanya saja, mereka melupakan satu hal---bahwa hidup

ini adalah tidak logis. Mereka sangat logis dan ini membuat anda tertarik. Itulah mengapa

anda mendengarkan (mereka) abad demi abad dan menjadi pengikut mereka. Ia membuat

rasio anda tertarik bahwa jika anda ingin mencapai yang lebih tinggi, anda tidak harus

mendengarkan yang lebih bawah. Ini terdengar logis. Jika anda ingin untuk meninggi (go

high) maka jangan merendah (go low)---ini sangat rasional. Satu-satunya masalah bahwa

hidup ini tidak rasional.

Baru saja kemarin, salah seorang terapis disini berbicara denganku. Dalam

kelompok workshop-nya, kadang-kadang, dia sampai pada momen-momen ketika seluruh

anggota kelompok terdiam membisu---yang melampaui ruang, yang sangat dalam. Dan

momen-momen diam itu adalah keindahan yang sangat menakjubkan. Dia melanjutkan

ucapannya: “Mereka begitu misterius, momen-momen diam itu. Kami tidak mengarahkan

mereka, kami tidak berpikir tentang mereka, mereka terkadang hadir. Tapi ketika mereka
datang, seluruh anggota kelompok segera merasakan kehadiran dari sesuatu yang lebih

tinggi, sesuatu yang lebih besar dari setiap orang, sesuatu yang misterius. Dan setiap

orang terdiam dalam momen-momen itu.” Dan pikiran logisnya mengatakan:

“Barangkali, ini akan menjadi baik jika aku menjalani seluruh workshop dalam diam.”

Dia harusnya mempunyai pijakan awal dalam proses berpikirnya: “Jika beberapa momen

diam itu, yang sangat jarang, berlangsung sedemikian indahnya, maka mengapa tidak

menjalankan semuanya dalam diam?”

Aku mengatakan: “Demikianlah yang mesti anda lakukan (there you go)---anda

menjadi logis, padahal hidup ini tidak logis. Jika anda tetap terdiam dalam seluruh proses,

momen-momen itu tidak akan pernah muncul kembali.”

Terdapat sebuah polaritas (dua kecenderungan yang saling bertentangan) dalam

hidup ini. Sehari penuh anda bekerja keras, anda memotong kayu, kemudian di malam

hari anda tidur sangat nyenyak. Sekarang, anda dapat berpikir secara logis; anda dapat

berpikir matematis tentang hal ini. Esok hari, anda dapat berpikir: “Sepanjang hari begitu

banyak pekerjaan yang aku lakukan dan terasa sangat melelahkan, tapi masih saja aku

dapat tidur begitu nyenyak. Jika saja aku beristirahan sepanjang hari, saya juga akan

dapat tertidur dengan nyenyak. Pada hari selanjutnya, anda tampak berayun-ayun di kursi

malas anda, anda sedang beristirahat total. Apakah anda berpikir bahwa anda akan dapat

tertidur nyenyak? Anda akan kehilangan, bahkan, tidur anda yang biasa kualitasnya!

Itulah sebabnya, orang-orang yang tidak banyak bekerja di siang hari dapat menderita

insomnia.

Hidup ini tidak logis, natur adalah tidak logis. Natur memberi tidur nyenyak kepada

para pengemis yang bekerja sepanjang hari, bergerak dari satu tempat ke tempat lain di
musim panas yang menyengat, mengemis. Natur memberi tidur yang nyenyak kepada

para buruh, kepada pemotong batu dan penebang kayu. Sepanjang hari mereka bekerja

keras dan menjadi sangat lelah. Dari rasa lelah ini, mereka dapat tertidur dengan nyenyak.

Ini adalah polaritas. Semakin banyak energi yang dikeluarkan, semakin anda

membutuhkan tidur, karena anda hanya dapat memperoleh energi dari tidur yang

nyenyak. Jika anda mengeluarkan energi anda, anda menciptakan situasi dimana anda

akan dapat tertidur lelap. Jika anda tidak bekerja sama sekali, maka tidak ada kebutuhan

untuk tidur. Anda tidak memanfaatkan energi yang jelas-jelas dianugerahkan kepada

anda, lalu apa gunanya memberi energi lebih kepada anda? Energi diberikan kepada

orang yang memanfaatkannya.

Sekarang, terapis ini menjadi bersikap logis. Dia berpikir: “Jika kita menjalankan

seluruh proses dalam diam...” Tapi, kemudian, bahkan momen-momen diam itu akan

hilang dan seluruh anggota kelompok akan mulai bergumam dalam hati. Tentu saja,

dilihat dari luar, mereka akan tetap terdiam, tapi pikiran akan menjadi resah di dalam.

Sekarang juga mereka bekerja keras, mereka mengekspresikan emosi-emosi mereka,

melakukan katarsis, menuntaskan semua pekerjaan, membuang segalanya keluar---

mereka menjadi lelah. Kemudian datanglah momen-momen dimana mereka sedemikian

lelahnya sehingga tidak ada lagi yang dibuang keluar. Pada momen itu, tiba-tiba, terdapat

sebuah kontak; diam (keheningan) turun.

Di luar kerja adalah istirahat. Di luar ekspresi adalah diam. Inilah cara kehidupan

bekerja. Cara-caranya sangat tidak rasional. Jika anda benar-benar menginginkan rasa

aman, engkau harus menjalani kehidupan yang tidak aman. Jika anda benar-benar

menginginkan hidup sepenuhnya, anda harus siap untuk mati pada setiap saat. Inilah
ketidak-logisan hidup! Jika anda benar-benar menginginkan kebenaran sejati, maka anda

harus berani menempuh risiko. Represi adalah sebuah cara untuk menghindari risiko.

Misalnya, anda telah diajari agar jangan pernah marah, dan anda berpikir bahwa

seseorang yang tidak pernah marah itu menjadi orang yang sangat mencinta. Anda salah.

Orang yang tidak pernah marah itu tidak akan mampu untuk mencintai. Kedua sifat ini

berjalan beriringan; mereka hadir dalam satu paket. Seorang yang benar-benar mencintai,

kadang-kadang akan menjadi benar-benar marah. Tapi, kemarahan itu adalah indah---ini

ada di luar cinta! Energi marah ini bersifat hot, dan anda tidak akan merasa terluka

dengan amarahnya. Bahkan, anda akan merasa senang bahwa seseorang itu marah.

Apakah anda telah mencermatinya? Jika anda mencintai seseorang dan anda melakukan

sesuatu, yang membuat orang yang anda cintai benar-benar marah, marah blak-blakan,

anda sangat bersyukur karena dia sangat mencintai anda, sehingga dia dapat timbul

amarahnya. Jika tidak demikian halnya, mengapa? Jika anda tidak ingin memberi orang

lain energi amarah anda, anda tetap bersikap santun. Ketika anda tidak ingin memberikan

apa saja, anda tidak ingin untuk menempuh berbagai risiko, anda terus saja tersenyum. Ini

tidak menjadi masalah.

Jika anak anda meloncat ke dalam jurang, akankah anda tetap tidak marah? Apakah

anda tidak berteriak? Apakah energi anda tidak akan mendidih? Apakah anda tetap

tersenyum? Ini tidak mungkin!

Ada sebuah kisah:

Pernah terjadi dalam mahkamah Solomon bahwa dua perempuan hadir saling

memperebutkan seorang anak. Keduanya mengklaim bahwa sang anak adalah milik
keduanya. Ini sangat sulit. Bagaimana cara memutuskan? Sang anak masih sangat kecil

sehingga dia tidak dapat mengucap sepatah kata pun.

Solomon mengamati dengan cermat dan dia berkata: “Satu hal yang akan aku

lakukan---aku ingin membelah anak ini menjadi dua. Itulah satu-satunya cara yang

mungkin. Saya harus bersikap adil dan jujur. Sama sekali tidak ada bukti bahwa anak ini

milik si A atau si B. Jadi, saya, sebagai Raja, telah memutuskan---memotong anak ini

menjadi dua dan memberikan separuh kepada masing-masing perempuan.”

Perempuan yang sedang menggendong anak menyunggingkan senyum, dia merasa

senang. Tapi, perempuan satunya menjadi begitu senewen dan geram, seolah-olah ia

ingin sang Raja! Perempuan ini berkata: “Apa yang anda katakan? Apakah anda telah

gila? Amarahnya benar-benar meledak. Dia tidak lagi seorang perempuan biasa, ia adalah

titisan amarah itu sendiri, dia benar-benar sedang terbakar oleh api amarah. Dan

akhirnya, dia berkata: “Jika ini adalah keadilan, maka, saya mencabut tuntutan saya.

Biarlah anak ini tetap bersama dengan perempuan itu. Biarkan anak ini menjadi miliknya,

dia bukanlah anak saya! Ia mengucapkan ini dengan perasaan geram dan amarah yang

meluap-luap, namun air matanya mengalir membasahi kedua pipinya. Dan sang Raja

berseru: “Anak ini adalah milik anda. Ambillah dia. Perempuan yang satu ini adalah ibu

palsu.”

Ketika anda mencinta, anda dapat marah. Ketika anda mencinta, anda dapat

memunculkan amarah. Jika anda mencintai diri anda sendiri---dan itu adalah sebuah

keharusan dalam hidup, jika tidak, anda akan kehilangan hidup anda---anda tidak akan

pernah menjadi represif, anda akan menjadi ekspresif, apapun yang diberikan oleh

kehidupan. Anda akan mengekspresikannya: kegembiraan-kegembiraannya, kesedihan-


kesedihannya, puncak-puncak ketinggiannya, kerendahan-kerendahannya, hari-harinya,

malam-malamnya.

Tapi, anda telah dibesarkan menjadi manusia palsu, anda telah terdidik sedemikian

rupa sehingga menjadi manusia munafik. Ketika anda merasakan amarah, anda malah

menyunggingkan senyuman palsu. Ketika anda sedang dalam puncak amarah, anda

malah merepresi amarah anda. Anda tidak pernah jujur atas apa yang terjadi dalam diri

anda.

Ini telah terjadi ...

Joe dan anak perempuannya, Midge, menempuh perjalanan menuju sebuah


taman hiburan. Di tengah perjalanan, mereka berhenti untuk makan besar. Di
dalam taman hiburan, mereka mendatangi kedai hot dog, dan Midge menjelaskan:
“Ayah, aku ingin ...” Joe mencuilkan sedikit untuknya dan membelikannya pop
corn.
Ketika mereka sampai di kedai es krim, Midge kecil sekali lagi berteriak:
“Ayah, aku ingin ...“ Joe memotong ucapannya untuk kedua kali, dan pada saat ini
sang ayah berkata: “Kamu ingin, kamu ingin! Aku tahu apa yang kau inginkan---es
krim?”
“Tidak, Ayah,” katanya membela diri, “Aku ingin muntah.”

Itulah yang dia inginkan sejak dari awal. Tapi, siapa yang mau mendengar?

Represi adalah tidak mendengarkan natur anda. Represi adalah trik untuk

menghancurkan anda.

Dua belas anggota kelompok Skinhead berjalan memasuki sebuah klab malam
dengan mengenakan jaket-jaket Levi’s mereka berikut semua pernak-perniknya. Mereka
melangkah menuju bartender dan mengatakan: “Tiga belas pint (Takaran yang
digunakan di Amerika, 1 pint = 0,473 liter, pen.) bir pahit, please.
“Tapi, jumlah anda cuma dua belas orang.”
“Hai, kami ingin tiga belas pint bir pahit.”
Lalu, bartender memberi mereka bir dan mereka semua mengambil tempat duduk.
Di dalam klab itu terdapat seorang rekan tua bertubuh kecil, duduk di sebuah sudut dan
sang pemimpin skinhead berjalan mendekatinya dan berkata: “Ternyata, kamu ada di
sini, ayah, ini satu pint bir untukmu.”
Pak tua itu berkata: Terima kasih, terima kasih. Engkau sangat bermurah hati,
putraku.”
“Biasa saja, kami tidak masalah menolong orang yang lumpuh.”
“Tapi, aku tidak lumpuh.”
“Kamu akan pincang, jika tidak membelikan kami bir berikutnya.”

Inilah yang disebut represi itu; ia adalah sebuah trik untuk melumpuhkan anda. Ia

adalah trik untuk menghancurkan anda, ia adalah trik untuk melemahkan anda. Ia adalah

trik untuk memposisikan anda yang bertentangan dengan diri anda. Ia adalah sebuah cara

untuk menciptakan konflik dalam diri anda, dan kapan saja seseorang berada dalam

keadaan konflik dengan dirinya sendiri, tentu saja, dia menjadi sangat lemah.

Masyarakat telah memberi pengaruh yang sangat kuat. Ia memposisikan setiap

orang untuk menentang dirinya, sehingga anda terus-menerus berperang dalam diri anda

sendiri. Anda tidak mempunyai energi apa pun untuk melakukan hal yang lain. Dapatkah

anda mencermati bahwa (peperangan) ini sedang terjadi dalam diri anda? Peperangan

yang berlangsung secara terus-menerus. Masyarakat telah membuat anda menjadi

seorang pribadi yang terbelah, ia telah membuat anda menjadi seorang penderita

skizofrenia dan ia telah membuat anda bingung. Anda menjadi mengambang. Anda tidak

tahu siapa sebenarnya diri anda, anda tidak tahu kemana anda melangkah, anda tidak tahu

apa yang sedang anda lakukan disini. Anda tidak tahu mengapa anda berada disini di

tempat pertama ini. Ia benar-benar membuat anda bingung. Dan di luar kebingungan ini,

lahirlah pemimpin-pemimpin besar---Adolf Hitler, Mao Tse Tung, Josef Stalin. Di luar

kebingungan ini munculah manusia Sri Paus, dan seribu satu macam yang tumbuh. Tapi

anda sendiri mengalami kehancuran.

Menjadilah ekspresif. Tapi, ingat, ekspresi tidak berarti mengabaikan tanggung

jawab. Menjadilah ekspresif secara cerdas, dan tak ada hal yang membahayakan

seseorang akibat perbuatan anda. Seseorang yang tidak dapat membahayakan dirinya,
tidak akan pernah membahayakan orang lain. Dan seseorang yang membahayakan

dirinya sendiri adalah berbahaya dalam satu cara. Jika anda, bahkan, tidak mencintai diri

anda sendiri, anda adalah seorang yang berbahaya; anda dapat membahayakan diri orang

lain. Dalam kenyataan, anda akan bersifat membahayakan.

Ketika anda bersedih, ketika anda depresi, anda akan menciptakan orang lain di

sekitar anda untuk ikut bersedih dan depresi. Ketika anda bahagia, anda akan

menciptakan sebuah masyarakat yang bahagia, karena kebahagiaan hanya dapat eksis

dalam sebuah dunia yang bahagia. Jika anda menjalani kehidupan dengan penuh ceria,

anda akan membuat setiap orang untuk ikut ceria; itulah keberagamaan yang sejati.

Diluar keceriaan anda, anda memberi berkah pada keseluruhan eksistensi.

Tapi, represi membuat anda mengalami kepalsuan. Ini bukan melalui represi bahwa

amarah, seks, ketamakan, dapat dihancurkan, bukan. Mereka masih ada disana, hanya

label-label yang berubah. Mereka menyelam ke alam bawah sadar dan mulai bekerja dari

sana. Mereka seibuk di balik permukaan. Dan, tentu saja, ketika mereka terus aktif di

balik permukaan, mereka menjadi lebih kuat. Seluruh kerja psikoanalisa adalah berupaya

untuk mengangkat apa yang ada di balik permukaan, kemudian dibawa menuju

permukaan. Begitu, ia menjadi sadar, anda dapat terbebaskan darinya.

Seorang warga negara Prancis tinggal di Inggris, dan seorang teman bertanya

kepadanya bagaimana dia bisa sampai kesana. Dia mengatakan bahwa dia melakukan

pekerjaannya dengan sangat baik, kecuali satu hal: “Ketika aku pergi ke sebuah pesta,

hostes tidak memberi tahu saya dimana letak pissoir.”


“Ah, George, itu hanyalah rasa malu Inggris kami. Biasanya, dia (hostes) akan

berkata: ‘Apakah anda ingin mencuci tangan anda?’ Dan itu mempunyai makna yang

sama.”

Orang Perancis ini mencatat di benaknya tentang hal ini, dan di waktu datang ke

pesta berikutnya, dengan sikap percaya diri yang mantap, sang hostes bertanya

kepadanya: “Selamat malam, Tuan Du Pont, apakah anda ingin mencuci tangan anda?”

Tidak, terima kasih, Madame,” kata George. “Aku baru saja mencucinya di pohon

di depan kebun.”

Itulah yang terjadi; hanya nama-nama yang berubah. Anda menjadi bingung, anda

tidak tahu apakah sesuatu itu. Segalanya ada disana---janya label-label yang berubah, dan

itu menciptakan sejenis kemanusiaan yang absurd.

Orangtua anda dan masyarakat anda telah menghancurkan anda, dan anda sedang

menghancurkan anak-anak anda. Pada titik inilah terjadi lingkaran setan. Seseorang harus

keluar dari lingkaran setan ini.

Jika dapat memahami saya dengan tepat, maka upaya saya adalah untuk membawa

anda keluar dari lingkaran setan ini. Jangan marah kepada orangtua anda; mereka tidak

dapat melakukan yang lebih baik daripada yang telah mereka lakukan. Tapi, sekarang

menjadi lebih sadar, dan jangan melakukan hal yang sama dengan anak-anak anda.

Buatlah anak-anak anda lebih ekspresif, ajarkan mereka lebih banyak ekspresi. Bantulah

mereka, sehingga mereka menjadi lebih orisinal, sehingga mereka dapat mengeluarkan

apa saja yang ada di dalam diri mereka. Dan mereka akan menjadi sangat berterima kasih

selamanya, karena tidak akan terjadi konflik dalam diri mereka. Mereka akan menjadi

satu keping yang utuh; mereka tidak akan terpecah dalam bagian-bagian yang bercerai
berai. Mereka tidak akan mengalami kebingungan, mereka akan tahu apa yang mereka

inginkan.

Dan ketika anda mengetahui dengan pasti apa yang anda inginkan, anda dapat

bekerja untuknya. Ketika anda tidak tahu apa yang sebenarnya anda inginkan, bagaimana

anda dapat bekerja untuknya? Maka, siapa saja yang mengendalikan anda, siapa saja

yang memberi ide-ide kepada anda, anda mulai mengikuti. Beberapa pemimpin muncul

ketika dapat meyakinkan diri anda melalui adu argumen, dan anda mulai mengikuti dia.

Anda telah mengikuti banyak orang, dan mereka semua telah menghancurkan anda.

Ikutilah natur (sifat alami) anda.

Tiap generasi menghancurkan generasi selanjutnya. Jika tidak demikian, maka

seseorang menjadi sangat peka, memiliki kesadaran penuh, kehancuran akan terhalang

untuk mewujud.

Anda bicara tentang menjadi “natural”. Bukankah ini benar bahwa natur

(sifat alami) manusia, jika terhalang dalam diri untuk mengekspresikan dirinya,

adalah benar-benar menjadi masalah? Jika kita tidak mempunyai aturan-aturan

dan norma-norma perilaku, seperti yang diajarkan oleh agama-agama, bukankah

emosi-emosi kita dan impuls-impuls akan selalu membawa kita menuju masalah?

Hal pertama yang mesti dipahami adalah bahwa hingga sekarang ini, kemanusiaan

telah hidup dibawah sebuah kutukan, dan kutukan itu adalah bahwa kita tidak pernah

diizinkan untuk mempercayai sifat alami kita. Kita selalu diberi penjelasan: “Percayalah

kepada natur (sifat alami) anda dan anda akan tersesat.” Ketidakpercayaan, pembatasan,

kontrol---jangan melangkah menuruti perasaan anda. Kita telah diberi penjelasan bahwa
sifat alami manusia, pada dasarnya, adalah jahat. Ini adalah kebodohan; ini adalah

ketololan dan meracuni. Sifat alami manusia adalah tidak jahat, sifat alami manusia

adalah bersifat ilahiah. Dan jika kejahatan telah muncul, ia muncul karena adanya

pembatasan-pembatasan. Sekarang, izinkan saya untuk menjelaskannya kepada anda.

Anda tidak pernah melihat binatang-binatang pergi berperang. Tentu saja, kadang-

kadang, terdapat perkelahian-perkelahian disana, tapi itu adalah perkelahian-perkelahian

individual---bukan perang dunia antara semua burung gagak dari Timur berperang

melawan kelompok burung gagak dari Barat, atau seluruh anjing India memerangi

seluruh anjing Pakistan. Binatang anjing tidak begitu tolol, tidak demikian halnya dengan

burung gagak. Ya, kadang-kadang mereka saling menyerang, dan tak ada yang salah

dengan itu. Jika kebebasan mereka diganggu, mereka akan menyerang, tapi penyerangan

ini bersifat individual. Ini bukan sebuah perang dunia.

Sekarang, apa yang telah anda lakukan? Anda telah merepresi kemanusiaan dan

anda tidak mengizinkan individu-individu untuk mengekspresikan amarah---yang alami

sifatnya. Kesimpulan akhirnya adalah bahwa setiap orang yang terus mengumpulkan

amarahnya, terus merepresi amarahnya, sehingga pada suatu hari, setiap orang telah

begitu penuh dengan muatan racun, yang kemudian meledak dalam sebuah peristiwa

perang dunia. Setiap sepuluh tahun, dibutuhkan sebuah peperangan dahsyat. Dan siapa

yang bertanggung jawab atas peperangan ini? Yaitu, mereka yang anda sebut sebagai

manusia-manusia suci anda, moralis-moralis anda, orang-orang saleh anda, orang-orang

yang tidak pernah mengizinkan anda untuk menjadi alami.

Pernahkah anda melihat anjing-anjing yang membunuh anjing-anjing lain? Ya,

Mereka kadang-kadang saling berperang---tapi hanya sekadar berperang. Manusia hanya


setara dengan binatang yang membunuh jenisnya sendiri. Apa yang telah terjadi dengan

manusia? Apakah dia jatuh lebih rendah daripada binatang? Lalu, siapa yang bertanggung

jawab? Hanya satu hal yang hilang dari binatang-binatang, dan itu adalah bahwa mereka

tidak mempunyai manusia-manusia suci dan moralis-moralis. Mereka bukan penganut

Kristen, Hindu atau Islam. Mereka tidak memiliki biara-biara, masjid-masjid, Bibel dan

Veda, titik. Itulah, satu-satunya perbedaan.

Masih ada segelintir masyarakat primitif dimana, dari abad ke abad, berdasarkan

penelusuran dari abad ke abad, peristiwa pembunuhan tidak pernah terjadi karena tak

soerang pun yang meracuni pikiran-pikiran mereka dengan moralitas, tak seorang pun

yang melatih mereka agar menjadi manusia bermoral. Mereka adalah masyarakat yang

alami. Jika anda menjadi alami, anda akan berfungsi secara harmonis. Kadang-kadang

timbul amarah anda, tapi itu adalah alami---dan ia bersifat sementara.

Seseorang yang tidak pernah marah dan terus mengontrol amarahnya adalah orang

yang sangat berbahaya. Anda harus mewaspadainya; dia dapat membunuh anda. Jika

suami anda tidak pernah marah, laporkan dia kepada polisi! Seorang suami yang, kadang-

kadang timbul amarahnya, hanyalah seorang manusia yang alami; yang tidak perlu

ditakuti. Seorang suami yang tidak pernah marah, suatu hari, secara tiba-tiba, akan

melompat dan mencekik leher anda sampai mati---dan dia akan melakukan itu seolah-

olah dia dirasuki oleh sesuatu. Para pembunuh selalu menjelaskan kepada para hakim di

pengadilan: “Saya telah melakukan tindakan kriminal, tapi saya dalam keadaan

kerasukan.” Siapa yang merasuki mereka? Alam bawah sadar mereka sendiri, alam

bawah sadar yang direpresi, telah meledak.


Apakah anda memperhatikan sebuah fakta sederhana? Jika anda mempunyai sebuah

lukisan seekor anjing betina dan membawanya ke hadapan seekor anjing jantan, dia tidak

akan tertarik sama sekali. Anjing-anjing bukan playboy. Bukan bahwa mereka tidak

mencintai anjing-anjing betina, mereka sangat mencintai mereka, tapi mereka tidak akan

tertarik dengan sebuah lukisan, lukisan pornografi.Untuk menciptakan pornografi anda

membutuhkan manusia-manusia suci. Pertama kali, represikannaluri seksual, naluri

alamiah, dan jelaskan kepada orang-orang bahwa ini adalah salah dan tidak baik. Kereka

mereka merepresi naluri seksual mereka, naluri yang direpresi ini akan menemukan cara-

cara lain untuk memenuhi dan menyalurkannya.

Sekarang ini, sulit untuk menikmati pemandangan perempuan-perempuan cantik

yang sedang lewat di jalan. Lalu, apa yang harus dilakukan? Kuncilah diri anda di dalam

kamar dan lihatlah majalah Playboy. Cara ini lebih aman; tak ada yang tahu tentang ini.

Anda dapat menyembunyikan majalah Playboy anda di halaman-halaman Bibel dan

berpura-pura bahwa anda sedang membaca Bibel.

Hanya manusia yang memiliki sifat pornografis. Tak seekor binatang pun yang

bersifat pornografis. Ini adalah sebuah fakta sederhana.

Dan siapa yang telah membuat manusia menjadi bersifat pornografis? Masyarakat

primitif tidak tertarik pada pornografi---dan terus demikian. Perempuan-perempuan

dalam keadaan telanjang bulat dan berjalan kesana-kemari dalam keadaan telanjang bulat

tanpa ada rasa takut sedikitpun. Lalu, tipe peradaban apa ini, yang anda katakan bahwa

anda hidup di dalamnya? Seorang perempuan tidak dapat berjalan menyusuri jalanan

tanpa membungkus organ-organ vitalnya, kecuali ia ingin diperlakukan kurang ajar.

Seorang perempuan tidak dapat berjalan sendirian di malam hari---dan inikah yang
disebut peradaban? Orang-orang hanya terobsesi dengan seksualitas selama dua puluh

empat jam dalam sehari.

Siapa yang memberikan obsesi ini kepada manusia? Binatang-binatang adalah

pelaku-pelaku seksual, tapi tidak pernah terobsesi seperti ini; mereka sangat alami.

Ketika seks menjadi sebuah obsesi, ia menempuh cara-cara yang menyimpang, dan cara-

cara yang menyimpang ini berakar dari manusia-manusia moralis dan ajaran-ajaran

mereka.

Mereka yang disebut dengan masyarakat agamis, tidak pernah mempercayai sifat

alami manusia. Mereka bicara tentang kepercayaan, tapi mereka tidak pernah

mempercayai kehidupan. Mereka mempercayai aturan-aturan, hukum-hukum; mereka

tidak pernah mempercayai cinta. Mereka bicara tentang Tuhan, tapi pembicaraan mereka

hanyalah omong kosong. Mereka mempercayai polisi, lembaga-lembaga pengadilan.

Mereka percaya Neraka. Mereka berkhutbah yang menciptakan rasa takut dan

menciptakan ketamakan. Jika anda dalam keadaan suci, baik dan bermoral, maka anda

akan menikmati surga beserta semua kesenangan di dalamnya. Atau, jika anda tidak

bermoral, maka anda anda dijerumuskan ke dalam neraka selama-lamanya, ingat, selama-

lamanya dan selama-lamanya. Semua ini berakar dari rasa takut dan tamak. Orang-orang

ini telah dan sedang memanipulasi pikiran manusia melalui rasa takut dan tamak.

Saya mempercayai anda dan saya mempercayai sifat alami anda. Saya mempercayai

sifat alami binatang. Jika natur diizinkan mengekspresikan wacananya, ya, akan ada

sedikit amarah yang timbul dan akan ada sedikit panas hati, juga, tapi tak ada yang salah

dengan itu. Ini sangat manusiawi dan ini adalah keindahan. Tapi, tidak akan ada

peperangan.
Para pakar psikologi mengatakan bahwa semua senjata-senjata anda menyimbolkan

penis. Karena anda tidak dapat mem-penetrasi tubuh perempuan, maka anda

mempenetrasi tubuh seseorang dengan sebuah pedang. Pedang adalah simbol penis.

Adalah indah untuk mencintai seorang perempuan, tapi untuk mempenetrasi tubuh

seseorang dengan sebuah pedang adalah sangat buruk. Tapi, inilah bagaimana segala

sesuatunya terjadi.

Anda menjalani kehidupan ini dengan aturan-aturan dan norma-norma, dan apa

yang terjadi? Lihatlah, keadaan kemanusiaan sekarang. Inilah bumi yang mengalami

neurosis (gangguan emosi dan mental). Sebuah tempat pengungsian raksasa. Inilah akibat

negatif dari norma-norma anda, idealisme anda, perfeksionesme, moralitas. Akibat

negatif dari seluruh perintah-perintah anda, inilah yang terjadi---seluruh bumi ini berubah

menjadi bumi perkemahan dari orang-orang yang mengalami gangguan emosi dan

mental, sebuah tempat pengungsian raksasa. Dan anda masih saja takut akan neraka, dan

anda masih terus saja begitu. Ini adalah lingkaran setan.

Ini seolah-olah anda membuat seseorang berpuasa, dan ketika dia berpuasa, tentu

saja, dia menjadi lapar dan dia mulai dihinggapi obsesi tentang makanan. Kemudian,

melihat bahwa dia menjadi terobsesi oleh makanan, anda membelenggunya dengan rantai

agar dia tidak melabrak dapur seseorang. Lalu,, anda mengatakan bahwa jika dia tidak

dirantai, dia akan menjadi sangat berbahaya; dia bisa menerobos dapur orang lain dengan

paksa. Dia tidak dapat dipercaya sehingga anda merantainya, dan anda terus memaksa dia

untuk berpuasa. Anda kemudian menjadi lebih takut karena dia menjadi senewen. Ini

adalah lingkaran setan! Masalah pertama, mengapa dia menjadi begitu terobsesi dengan
makanan? Sikap anda yang sangat menuntut praktik puasa, telah menciptakan penyakit

ini.

Praktik berpuasa adalah tidak alami. Ya, kadang-kadang ini terjadi dalam dunia

binatang, tapi mereka tidak “mempunyai keyakinan” dalam berpuasa, mereka tidak

mempunyai filosofi berpuasa. Kadang-kadang ini terjadi. Suatu hari seekor anjing merasa

sakit dan dia tidak ingin makan. Ini alami. Ia tidak makan karena dia tidak merasa

menyukai makan. Ia dituntun oleh perasaannya; ini bukan karena dia sedang mengikuti

sebuah aturan. Tak seorang pun yang mengajari dia untuk berpuasa. Bahkan, dia akan

pergi mencari makanan dan makan rumput hijau dan muntah; rumput hijau membantu dia

untuk muntah, dan dia akan muntah. Tak seorangpun yang telah mengajari dia. Dan dia

tidak akan makan, kecuali, nafsu makannya terbit kembali. Dia bergerak dengan sifat

alaminya. Ketika dia merasa suka makan, dia makan; ketika dia tidak merasa suka

makan, dia tidak makan. Inilah yang saya sebut sebagai kehidupan yang riil.

Kadang-kadang, ketika anda merasa tidak suka makan, jangan makan---saya tidak

menentang berpuasa, saya menentang filosofi berpuasa. Jangan membuat sebuah aturan

bahwa setiap hari minggu anda harus berpuasa. Itu adalah ketololan, karena mungkin

anda memutuskan bahwa setiap hari minggu, anda tidak akan merasa suka makan?

Kadang-kadang, boleh jadi, pada hari Jum`at ketika anda tidak merasa suka makan.

Kemudian, apa yang akan anda lakukan? Anda akan memaksa diri anda sendiri untuk

makan karena ini adalah hari Jum`at.

Ketika anda merasa suka makan, makanlah. Ketika anda tidak merasa suka makan,

jangan makan. Bergeraklah dengan perasaan anda, dan dengan melakukan ini, anda akan

menyesuaikan diri (tune in) dengan sifat dasar anda.


Menjadi selaras (tune in) dengan alam adalah sikap beragama, menurut saya.

Definisi saya tentang agama adalah menjadi selaras dengan alam. Dan itulah yang

dimaksudkan dengan kata dharma; ia berarti “sifat dasar,” sifat dasar yang intrinsik.

Yakinilah sifat dasar dan jangan melanggarnya.

Tapi, anda telah diajari untuk melanggar sifat dasar anda, sehingga orang-orang

yang menjalani kehidupan yang sangat keras dan penuh penderitaan, berpikir bahwa

agama itu adalah sebuah liang kubur, ia harus mempunyai makna yang negatif. Laki-laki

dan perempuan saling bergandengan tangan di sebuah tempat ibadah? Ini berbahaya. Kita

tidak mempercayai laki-laki, kita tidak mempercayai perempuan. Ini adalah berbahaya,

Ini sama dengan bermain api. Seseorang harus menciptakan batasan-batasan, membangun

Tembok Cina di sekitar orang-orang dan ekspresi-ekspresi mereka.

Tidak, saya tidak mempercayai sifat dasar. Saya tidak mempercayai hukum-hukum

anda. Hukum-hukum anda telah mengkorupsi keseluruhan kemanusiaan. Cukup sudah!

Waktunya telah tiba, ketika semua agama-agama yang telah usang, dan tinggal puing-

puing harus dibakar sepenuhnya dan harus dimunculkan konsep baru keagamaan yang

total, yang pro-kehidupan: sebuah agama cinta dan bukan agama hukum, sebuah agama

tentang sifat dasar dan bukan tentang disiplin, sebuah agama tentang totalitas dan bukan

tentang kesempurnaan, sebuah agama tentang perasaan dan bukan tentang berpikir. Hati

seharusnya menjadi sang master, dan dengan cara inilah, maka segala sesuatunya akan

tertata rapi pada tempatnya masing-masing.

Jika anda dapat mempercayai sifat dasar, maka anda dapat menjadi hening, diam,

bahagia, ceria, penuh perayaan---karena sifat dasar (natur) itu selalu penuh perayaan dan

keceriaan. Natur itu adalah sebuah perayaan. Lihatlah ke sekeliling. Dapatkah anda
melihat bunga apapun yang tampak seperti manusia-manusia suci anda? Dapatkan anda

melihat pelangi yang terlihat seperti manusia-manusia suci anda? Atau awan, burung

yang sedang bernyanyi, cahaya yang terpantul di permukaan sungai, bintang-bintang?

Dunia ini selalu penuh dengan perayaan. Dunia ini tidak bersedih, dunia ini adalah

sebuah nyanyian, sebuah nyanyian yang sepenuhnya indah, dan pesta tarian terus

berlanjut.

Menjadi bagian dari tarian ini dan mempercayai sifat dasar anda. Jika anda

mempercayai sifat dasar anda, maka, dengan demikian, anda akan bergerak lebih dekat

dengan alam kosmik. Itu adalah satu-satunya cara. Anda adalah bagian dari alam kosmik

ini, dan ketika anda mempercayai diri anda sendiri, anda telah mempercayai alam kosmis

dalam diri anda. Melalui cara inilah kehidupan dilangsungkan. Dari benang tipis inilah,

anda dapat meraih tujuan. Dengan mempercayai diri anda sendiri, anda telah

mempercayai kehidupan itu sendiri. Dengan tidak mempercayai diri anda sendiri, anda

telah tidak mempercayai eksistensi yang telah membawa anda kesini (dunia ini).

Saya tidak mengatakan bahwa akan selalu ada bunga-bunga dan bunga-bunga

dalam kehidupan anda. Tidak, disana juga terdapat duri-duri, tapi duri-duri ini juga baik.

Dan saya tidak mengatakan bahwa kehidupan anda akan selalu manis. Kehidupan ini

akan berulangkali menjadi sangat pahit, tapi itulah bagaimana kehidupan bertumbuh:

melalui dialektika. Saya tidak mengatakan bahwa anda akan selalu menjadi baik.

Kadang-kadang, anda akan menjadi sangat buruk, tapi satu hal yang akan menjadi pasti:

ketika anda diterpa kondisi buruk, anda akan menjadi buruk secara orisinal, dan ketika

anda mengalami kebaikan, maka anda akan baik secara orisinal. Seseorang dapat

mempercayai, seseorang dapat menyandarkan dirinya kepada anda. Ketika anda marah,
seseorang dapat mengandalkannya bahwa amarah anda adalah tidak palsu, tidak kaku; ia

memiliki kepenuhan emosi dan sangat hidup. Dan ketika anda mencinta, seseorang dapat

bersandar kepada anda bahwa ini sangat hidup dan hangat.

Ingat, seseorang yang tidak dapat marah, ia tidak dapat mencintai. Bunga mawar

hanya tumbuh dengan duri-duri. Jika anda tidak dapat marah dengan emosi penuh dalam

beberapa momen, anda tidak dapat mencintai dengan emosi penuh pula---karena anda

tidak mempunyai kepenuhan emosi, anda tidak dapat menjadi hangat, anda membeku.

Dan jika anda telah merepresi amarah terlalu banyak, anda selalu takut untuk melangkah

menuju cinta, karena siapa yang mengetahui?

Seorang laki-laki datang kepada saya dan dia mengatakan bahwa dia tidak bisa

mengalami orgasme yang mendalam saat bercinta. Seorang pria muda sehat yang

sempurna---apa yang tidak beres dengannya? Dia tidak dapat mengalami orgasme, atau

kebanyakan dari pengalaman orgasme itu hanya bersifat lokal, ia tidak menyebar ke

seluruh tubuhnya. Dan sebuah orgasme lokal, menjadi tidak ada artinya. Ketika orgasme

itu bersifat total, anda merasa segar kembali, terjadi peremajaan kembali, dan untuk

beberapa saat, anda menjadi bagian dari keseluruhan, menjadi bagian dari kreativitras

yang sangat menakjubkan yang melingkupi anda. Anda kehilangan diri anda sendiri.

Anda tidak lagi sebuah ego, anda telah luluh. Maka, anda tidak memiliki batas lagi

kemudian.

Saya bertanya tentang amarahnya. Dia mengatakan: “Tapi, mengapa anda bertanya

tentang amarah (saya), karena pertanyaan saya adalah tentang cinta. Saya tidak dapat

mencintai secara mendalam.” Saya berkata: “Lupakan tentang cinta. Perta kali, kita harus

berpikir tentang amarah, karena jika anda tidak dapat mencintai secara mendalam, itu
berarti bahwa anda tidak dapat marah secara mendalam.” Dia sangat terkejut, tapi itu

menunjukkan bagaimana ia berbelok ke arah yang sebenarnya. Dari sejak masa kanak-

kanaknya, dia telah dibesarkan di tengah keluarga yang sangat agamis dan selalu

dijelaskan kepadanya untuk tidak marah, untuk mengontrol amarahnya. Dia telah belajar

untuk mengontrol. Dia telah menjadi begitu efisien bahwa dia bahkan tidak mengetahui

bahwa dia sedang mengontrol. Dia benar-benar menjadi seorang pengontrol, dengan

kadar yang sangat kental, sehingga sekarang, kontrol telah memasuki alam bawah

sadarnya. Dia adalah seseorang yang sangat terkontrol. Setiap orang menghormatinya; di

tengah masyarakat, ia mengalami banyak kesuksesan dimana-mana. Dia telah mengalami

kesuksesan, tapi dalam kehidupan batinnya, dia telah gagal. Dia bahkan tidak bisa

mencintai.

Saya menjelaskan kepadanya: “Mulailah dengan membangkitkan amarah anda,

karena, dalam pemahaman saya, ketika anda mencapai puncak orgasme anda, anda tidak

dapat mengizinkannya karena, jika anda mengizinkannya, anda takut bahwa bersamaan

dengan itu, amarah yang direpresi akan juga ikut diizinkan.”

Dia berkata: “Apa yang anda katakan? Saya selalu bermimpi bahwa saya telah

membunuh istri saya. Saya bermimpi bahwa saya membunuhnya, mencekiknya saat

bercinta dengannya. Dan saya takut bahwa jika saya kehilangan kontrol, saya akan tidak

dapat menahan godaan untuk mencekik dan membunuhnya.”

Sekarang, amarah menjadi sebuah kekuatan yang sangat besar dalam dirinya. Dia

menjadi begitu takut untuk tidak mengontrol, bagaimana mungkin dia dapat mencintai?

Ini tidak mungkin. Dan jika anda kehilangan cinta, anda akan kehilangan segalanya yang

bernilai dalam hidup ini.


Masyarakat yang represif ini, peradaban yang represif ini telah gagal sepenuhnya.

Namun, anda tidak menyadari itu.

Saya telah mendengar sebuah kisah yang indah:

Di masa ketika Khrushchev menjadi figur paling penting di Uni-Soviet, dia

seringkali mengakui bahwa Stalin kadang-kadang memperlakukan dia seperti seorang

pelawak atau badut dan memerintahkan dia: “Berdansalah gopak.” Dan Khrushchev

mematuhinya: “Saya berdansa.” Ketika dia mengatakan ini, seseorang di tengah

kerumunan berteriak nyeletuk: “Mengapa anda membiarkan dia mentololkan diri

anda?” Dan Khrushchev akan menuntut: “Siapa yang telah melontarkan pertanyaan

itu? Berdiri!”

Dapat diduga, tak ada seorang pun yang berani menjawab, dan setelah diam

sesaat, Khrushchev akan menyimpulkan: “Itulah, Kamerad, mengapa saya berdansa.”

Hanya karena rasa takut bahwa Stalin dapat membunuh anda. Stalin telah mati, dan

pendeta-pendeta anda telah mati, wakil-wakil kematian, bukan wakil-wakil kehidupan.

Pendeta-pendeta anda telah berkonspirasi dengan kematian dan mereka telah

melumpuhkan kehidupan. Pendeta-pendeta anda bicara tentang tuhan, tapi tampaknya,

mereka bekerja sama dengan setan. Ini adalah konspirasi besar-besaran, dan mereka telah

menghancurkan seluruh pikiran kemanusiaan. Mereka telah mencabut anda sepenuhnya

dari perasaan-perasaan anda; mereka telah membuat anda terbelenggu. Lalu, anda

sekarang tidak mengetahui bagaimana cara anda merasa. Itulah sebabnya, mengapa anda

tidak dapat mempercayai perasaan-perasaan anda dan anda selalu melihat kepada orang

lain untuk menjelaskan kepada anda apa yang harus anda lakukan.
Di masa kanak-kanak anda, orangtua anda menjelaskan kepada anda untuk

melakukan ini dan jangan melakukan itu. Kemudian, di sekolah, guru anda juga

melakukan yang demikian ini; kemudian di universitas, ganti profesor yang

melakukannya. Kemudian, di tengah masyarakat, bos-bos, politisi-politisi, pemimpin-

pemimpin, merekalah para pelakunya. Di mana saja anda berada, anda selalu diberi

penjelasan tentang apa yang harus anda lakukan dan apa yang tidak boleh dilakukan. Dan

anda selalu saja mencari seseorang untuk mendominasi diri anda sehingga anda menjadi

terikat dan bergantung, karena anda tidak mengetahui bagaimana memperoleh perintah-

perintah dari hati anda sendiri, dari eksistensi anda sendiri. Anda selalu menggantungkan

diri anda kepada beberapa otoritas di luar diri anda.

Ini sangat buruk, ini menyengsarakan, mestinya tidak begini.

Beberapa orang datang kepada saya dan mereka mengatakan: “Jelaskan kepada

kami, dengan pasti, apa yang harus kami lakukan.” Tapi, mengapa anda tidak

mendengarkan suara hati anda sendiri? Anda memiliki kehidupan yang menggelembung

dalam diri anda. Musim semi (kehidupan) ada di sana, ada sumber (kehidupan) di

(dalam) sana.Menyelinaplah ke dalam. Saya dapat menjelaskan kepada anda bagaimana

cara melangkah ke dalam, saya dapat mengajarkan anda cara-cara bagaimana menuju ke

dalam, tapi, dapatkan perintah-perintah anda dari sana. Kitab suci ada dalam diri anda:

buku sejati (anda sendiri), pengetahuan sejati (anda). Dapatkan perintah-perintah anda

sendiri dari batin anda yang paling dalam, anda akan menjadi bebas dan bahagia. Seorang

yang bebas adalah seorang yang berbahagia; seseorang yang tidak bebas, tidak pernah

merasa bahagia. Anda tidak dilahirkan untuk menjadi budak.


Jika saya mulai bergelut dengan perasaan-perasaan saya---misalnya,

amarah---kemudian seluruh tubuh saya mulai berguncang tak terkendali.

Saya merasa, saya mengalami kekejangan emosi, yang bergetar di seluruh

tempat! Ini terasa tidak seperti sebuah masalah, tapi saya merasa tidak

yakin.

Tidak, ini bukan sebuah masalah. Ini baik. Dalam kenyataannya, setiap orang,

seharusnya, berperilaku dengan cara seperti itu. Jika tubuh tidak direpresi, itu akan

mengarah pada pemfungsian tubuh secara alami.

Ketika pikiran telah terisi dengan emosi, tubuh harus menyesuaikan dengannya;

emosi harus paralel dengan gerak tubuh. Jika ada emosi disana dan tubuh tidak bergerak

(secara harmonis) dengannya, itu berarti bahwa terdapat penindasan tertentu pada tubuh.

Tapi, tubuh telah ditindas selama berabad-abad. Orang-orang telah diajari untuk bercinta

tanpa menggerakkan tubuh; untuk bercinta seolah-olah seluruh tubuh ini tidak dapat

bergerak dan cinta itu seolah-olah hanya sebuah affair lokal saja. Kaum perempuan telah

diajari untuk tetap diam tak bergerak, hampir-hampir seperti mayat, karena jika

perempuan mulai bergerak, laki-laki akan menjadi takut.

Karena ketakutan itulah, laki-laki telah memaksa perempuan untuk tetap diam tak

bergerak saat dia (laki-laki) bercinta. Jika tidak, perempuan akan melakukan pergerakan

yang sangat menyenangkan secara intensif, hampir liar, dia akan hampir menjadi gila. Ia

(perempuan) akan meloncat dan menari, dan dia akan menciptakan suasana pesta pora

(orgy) dan seluruh tetangga akan tahu! Laki-laki menjadi takut karenanya.

Dan rasa takut itu menjadi lebih mendalam daripada rasa takut pada tetangga. Rasa

takut itu adalah jika perempuan benar-benar bergerak, tak seorang laki-lakipun yang
dapat memuaskan dia---tak seorang laki-laki pun, karena secara alamiah, terdapat

pembatasan pada energi laki-laki. Seorang laki-laki hanya memiliki satu kali orgasme,

sedangkan perempuan dapat mengalami orgasme secara berlipat ganda: enam, sembilan,

dua belas (kali orgasme). Sehingga, seorang laki-laki hampir-hampir menjadi impoten di

hadapan perempuan manapun. Laki-laki manapun, meskipun perkasa potensi

(seksual)nya, selalu akan terbukti impoten jika perempuan mulai bergerak.

Selama berabad-abad, kaum perempuan telah lupa sepenuhnya tentang pengalaman

orgasme. Dalam beberapa kebudayaan, bahkan istilah orgasme itu sendiri telah lenyap

(!). Ini baru beberapa dekade yang telah silam, bahwa kata (istilah) orgasme itu muncul

kembali. Ada beberapa bahasa di mana kata orgasme tidak dapat diterjemahkan. Dalam

bahasa Hindi, kata itu tidak dapat diterjemahkan, tidak kata yang sepadan dengannya.

Coba kita pikir, betapa tubuh telah mengalami kelumpuhan!

Ketika anda merasa takut, tubuh menjadi gemetar. Ini seolah-olah angin sedang

berhembus dan daun-daun berhamburan. Ketika rasa takut sedang berhembus, tubuh anda

bergetar. Itu adalah fungsi alami tubuh untuk bergerak dengan emosi. Kata “emosi”

berarti pergerakan. Ia harus menyesuaikan diri dengan pergerakan tubuh; jika tidak, ia

bukan emosi.

Jadi, inilah sebuah trik pengendalian emosi: jika anda mengendalikan tubuh, emosi

akan menjadi terkendali. Misalnya, jika air mata menetes dari mata dan anda

memaksanya untuk tidak menetes, dan dalam upaya yang sama itu pula, anda akan

melihat bahwa proses menangis telah lenyap di dalam.

William James mempunyai sebuah teori tentang emosi. Teori ini sangat terkenal,

Teori James-Lange. Biasanya, kita berpikir bahwa seseorang merasa takut, dan kemudian
lari dalam keadaan takut. James dan Lange mengajukan hipotesa bahwa yang terjadi

adalah sebaliknya: seseorang berlari, itulah sebabnya dia merasa takut. Keduanya

mengatakan bahwa jika anda berhenti berlari, rasa takut itu akan berhenti---jangan

berlari, dan tiba-tiba saja anda akan melihat bahwa rasa takut itu telah lenyap. Dan

keduanya benar dalam satu cara, lima puluh persen benar, karena tubuh dan pikiran

adalah fifty-fifty; keduanya berimbang. Ketika anda bercinta, pikiran anda mulai

menciptakan sebuah fantasi dan tubuh anda mulai bergerak. Jika pikiran dan tubuh

sedang berlari secara alami, keduanya akan berfungsi secara bersamaan. Jika, tubuh telah

lumpuh, keduanya tidak dapat berlari secara bersamaan.

Jadi, apakah anda merasa takut atau anda merasakan cinta atau anda merasakan

amarah, tubuh harus bergerak (secara harmonis) dengannya. Setiap emosi harus

bersesuaian dengan pergerakan tubuh. Dan itu adalah sebuah fungsi yang alami, oleh

karena itu, jangan menciptakan masalah darinya. Nikmatilah ia, izinkan dia (untuk

berekspresi): tanpa ada sedikitpun represi. Misalnya, jika anda merasa tangan anda

bergetar dan pikiran anda mengatakan agar ia berhenti bergetarini tidak terlihat baik,

bahwa anda bukanlah seorang penakut, lalu, mengapa (tangan) anda gemetar---jika anda

menghentikannya, anda akan memaksakan sesuatu yang tidak alami dalam diri anda.

Jadi, inilah sugesti saya: bahwa hendaknya anda bekerja sama dengannya, dan di

waktu selanjutnya, anda akan melihat bahwa tubuh akan mempunyai pergerakan yang

sangat halus (sulit dideteksi) dan sangat anggun dengan setiap emosi. Saat anda sedang

bercinta, jalanilah dengan menjadi liar sepenuhnya. Cinta seharusnya tidak menjadi

sesuatu yang bersifat lokal---bukan hanya alat kelamin saja yang harus dilibatkan,

totalitas anda harus dilibatkan. Anda seharusnya tidak hanya memiliki orgasme seksual
saja, orgasme spiritual juga dibutuhkan. Totalitas anda harus diarahkan, harus menjadi

benar-benar intens, harus menuju puncak dan bersikap rileks. Dalam kenyataan, jika anda

benar-benar bercinta, anda akan tenggelam dalam kesenangan yang sangat ekstrim dan

anda akan tidak mengetahui kemana anda akan pergi dan apa yang sedang terjadi. Ini

hampir seolah-olah anda dalam keadaan terpesona dan terbius.

Cinta adalah bius paling hebat yang pernah ada. Proses kimiawinya adalah sang

batin, itulah intinya---jika tidak demikian, ia hanyalah obat bius biasa. Jika anda benar-

benar mengalami kesenangan ekstrim saat bercinta, kemudian setelah itu anda akan

tertidur sangat nyenyak, paling nyenyak yang pernah anda alami, seolah-olah mati;

seluruh pikiran berhenti (bekerja). Dan ketika anda kembali sadar, anda akan merasa

bangkit kembali dari kematian. Setiap proses bercinta, mestinya, menjadi sebuah

penyaliban dan kebangkitan kembali. Kemudian, setelah mengalami betapa sangat

memuaskan (proses bercinta itu) sehingga tidak perlu mengulangi pengalaman itu setiap

hari. Banyak orang yang mengulang (berhubungan intim) terlalu banyak, yang mereka

sebut sebagai proses membuat cinta (making love), karena mereka tidak pernah merasa

puas.

Di India, teks paling kuno tentang seks, Kama Sutra karya Vatsyayana, menyatakan

bahwa jika anda benar-benar menginginkan bermain cinta yang liar, cukup sekali dalam

setahun! Ini terlihat hampir tidak mungkin bagi pikiran orang modern---sekali dalam

setahun? Dan mereka adalah bukan orang-orang yang sedang melakukan penindasan

(menghambat ekspresi) dalam cara apapun. Vatsyayana adalah seksolog pertama di

dunia, dan orang pertama yang menyertakan meditasi dalam bercinta, orang pertama

yang menyadari kedalaman-kedalamannya. Dia benar. Jika affair ini berlangsung secara
ekstrim, sekali dalam setahun hampir mencukupi. Ia akan memuaskan anda secara begitu

mendalam sehingga perasaan kelezatan seksual masih terasa hingga berbulan-bulan.

Jadi, jangan menciptakan masalah darinya. Bersikaplah alami dan biarkan segala

sesuatunya terjadi.

ANAK LAKI-LAKI DEWASA JANGAN MENANGIS,


ANAK PEREMPUAN JANGAN BERTERIAK

Ragam Ekspresi Emosional

Cinta, kasih sayang, simpati, kelembutan---semua sifat-sifat hebat ini memiliki cita rasa

feminin. Dan ada juga sifat-sifat jantan, sifat-sifat jagoan, pemberani, yang merupakan

sifat-sifat yang kaku; seseorang harus seperti baja. Karena sifat laki-laki telah

berkembang melalui peperangan, dan sifat-sifat perempuan telah berkembang di dalam

rumah bersama dengan suami dan anak-anak, dia (perempuan) menjalani kehidupan ini

dalam sebuah dunia yang sepenuhnya berbeda. Laki-laki menjalani kehidupannya dengan

terus-menerus berperang; dalam tempo tiga ribu tahun, telah terjadi lima ribu peperangan

di permukaan bumi ini---seolah-olah tindakan membunuh itu adalah profesi mereka satu-

satunya.

Dunia ini berlangsung dalam dua bagian. Kaum laki-laki telah menciptakan

dunianya, sedangkan kaum perempuan menjalani kehidupannya dalam bayang-bayang

dan telah menciptakan dunianya sendiri dalam bayang-bayang itu. Ini sangat

disayangkan---karena seorang laki-laki atau seorang perempuan, agar menjadi utuh, agar

menjadi menyeluruh, harus mempunyai seluruh sifat-sifat yang dikandung oleh keduanya

secara serentak. Laki-laki dan perempuan seharusnya dapat bersikap lembut seperti daun

bunga mawar dan dapat bersikap keras seperti sebilah pedang, dua-duanya sekaligus,
sehingga apapun peluang yang diperoleh dan kapan saja situasi menuntut (terlaksananya

peluang itu), keduanya dapat merespon. Jika situasi menghendaki anda untuk menjadi

pedang, anda siap; jika situasi menuntut anda untuk hanya menjadi daun bunga mawar,

anda (juga) siap. Fleksibilitas untuk bergerak antara daun mawar dengan pedang ini akan

membuat hidup anda menjadi lebih kaya---dan tidak hanya antara dua sifat ini diantara

semua sifat-sifat.

Laki-laki dan perempuan adalah dua bagian dari satu keseluruhan; dunia mereka

seharusnya menjadi satu menyeluruh, dan mereka seharusnya berbagi semua sifat-sifat

tanpa ada perbedaan apapun. Tidak ada sifat yang harus di “cap” sebagai feminin atau

maskulin.

Ketika anda menjadikan seseorang menjadi “maskulin”, orang itu kehilangan

sesuatu yang sangat berarti dalam hidupnya. Ia menjadi kering, tidak orisinal, kaku, dan

hampir menjadi seperti mayat. Sedangkan perempuan yang melupakan sepenuhnya

bagaimana menjadi keras dan kaku, bagaimana menjadi seorang pemberontak, telah

terbelenggu untuk menjadi seorang budak karena dia hanya memiliki sifat-sifat yang

lembut. Karena, bunga mawar tidak dapat bertarung melawan pedang, ia akan hancur

berkeping-keping dan terbunuh.

Manusia yang total belum lahir. Disana ada laki-laki dan ada perempuan, tapi

tidak ada manusia disana. Pendekatan menyeluruh saya adalah untuk membawa seluruh

kemanusiaan di muka bumi ini dengan seluruh sifat-sifat indah dari perempuan dan

dengan seluruh sifat-sifat keberanian, pemberontakan, petualangan dari laki-laki. Dan

keduanya, seharusnya, menjadi bagian dari satu keseluruhan.


Tapi, sejak dari permulaan kita mulai melatih anak-anak. Anak laki-laki

kecil, jika dia ingin bermain dengan boneka seperti yang dilakukan oleh anak perempuan,

kita segera saja menghentikan dia: “Malu-lah kepada dirimu sendiri; kamu adalah anak

laki-laki, kamu adalah orang dewasa laki-laki, jangan bersifat seperti perempuan.” Dan

jika ada anak perempuan mencoba memanjat pohon, kita segera menghentikan dia:

“Memanjat pohon ini bukan pekerjaan perempuan, ini pekerjaan laki-laki, kasar. Ayo,

turunlah!” Sejak periode yang paling awal, kita mulai membagi-bagi (peran) laki-laki dan

perempuan ke dalam bagian-bagian. Keduanya menderita karena memanjat pohon

mengandung kegembiraan dalam dirinya, tidak seharusnya seorang perempuan

kehilangan (kesempatan untuk melewatkan)nya. Berada di atas pohon disaat angin

sedang kuat berhembus, di bawah terik matahari, diiringi kicau burung-burung ... jika

anda belum pernah mengalami hal itu, anda telah kehilagan sesuatu. Dan itu hanya

karena anda seorang perempuan? Aneh: agar bisa menjadi petualang, agar dapat mendaki

gunung, berenang di samudera luas, seharusnya tidak dilarang hanya karena anda adalah

seorang perempuan, karena pengalaman-pengalaman yang dapat menggetarkan jiwa itu

bersifat spiritual.

Anak laki-laki seharusnya tidak dicegah ketika dia ingin menangis. Dia telah

dicegah, dia tidak dapat meneteskan air matanya---perbuatan menangis hanya

diperuntukkan bagi anak-anak perempuan: “Engkau adalah seorang laki-laki;

berperilaku-lah seperti seorang laki-laki!” Dan menangis adalah semacam pengalaman

yang indah. Pada saat kesedihan yang mendalam atau kegembiraan yang sangat, kapan

saja sesuatu itu serba berlimpah, air mata memberi ekspresi kepadanya. Dan jika

menangis direpresi, pada saat yang sama, apa saja yang ingin diekspresikan, kesedihan
mendalam atau kegembiraan yang sangat, juga dalam keadaan direpresi. Dan ingat-

ingatlah bahwa alam itu tidak menciptakan perbedaan apapun. Ia telah memberi laki-laki

dan perempuan kelenjar air mata yang sama, dengan ukuran yang sama pula. Tapi, jika

anda adalah seorang laki-laki dan anda menangis, maka setiap orang akan mengejek

anda: “Anda berperilaku seperti seorang perempuan.”

Anda seharusnya mengatakan: “Apa yang dapat saya lakukan? Alam sendiri telah

memberiku kelenjar-kelenjar air mata. Alam sendiri berperilaku seperti seorang

perempuan. Ini bukan tanggung jawab-ku, aku hanya menikmati sesuatu yang alami

dalam diriku. Menangis adalah hak-ku.”

Semua sifat, seharusnya, diperuntukkan bagi setiap orang.

Terdapat beberapa laki-laki yang menjadi tidak mampu mencintai karena mereka

dilatih untuk mempraktikkan sifat-sifat tertentu saja: “Anda harus menjadi keras, anda

harus bersifat kompetitif. Tidak layak bagi anda untuk menunjukkan emosi, anda tidak

harus menjadi sentimentil.” Lalu, bagaimana anda bisa berharap kepada seorang laki-laki

yang tidak emosional, tidak sentimentil, yang tidak diizinkan untuk merasa ... bagaimana

mungkin anda berharap kepadanya agar dia dapat mencintai? Dan ketika dia telah

kehilangan cinta, hidupnya menjadi menderita. Dan hal yang sama juga terjadi pada

kedua sisinya yang lain.

Saya ingin agar semua perbedaan dihapuskan. Setiap orang seharusnya diizinkan

untuk mengekspresikan segalanya yang mungkin secara alamiah bagi seseorang, apakah

itu laki-laki maupun perempuan. Dan kita akan memiliki sebuah dunia yang lebih kaya

yang terdiri dari orang-orang yang lebih kaya. Seorang laki-laki berpikir, seorang

perempuan merasa, dan perasaan adalah irasional. Seorang laki-laki mendapati dirinya
sulit untuk berimajinasi, tapi seorang perempuan dengan sangat mudah, mampu

mengimajinasikan apa saja. Inti pemfungsian dia (perempuan) adalah perasaan, emosi,

sentimen-sentimen; kedua matanya terus-menerus diisi oleh mimpi-mimpi. Mimpi-mimpi

ini dapat menjadi sangat bermanfaat dalam puisi, dalam drama, tapi mimpi-mimpi ini

tidak dapat menjadi penolong; sebaliknya, mimpi-mimpi ini menjadi penghalang utama

menuju jalan kebenaran.

Kebenaran itu bukan imajinasi anda, ia bukan perasaan anda. Kebenaran adalah

eksistensi anda.

Tapi perempuan sangat mudah diyakinkan oleh imajinasinya---ini bukan

kesalahan dia, ini adalah sifat alami dia. Terdapat beberapa perbedaan antara laki-laki dan

perempuan. Laki-laki, pada dasarnya adalah skeptis, meragukan segala sesuatu, mudah

curiga; oleh karena itulah, laki-laki lebih mampu melakukan riset-riset ilmiah. Bagi

seorang perempuan, adalah lebih sulit untuk menjadi ilmuwan. Tapi sejauh imajinasi

dilibatkan, jika dia diizinkan---dan dia tidak memperoleh izin selama berabad-abad---

maka, tidak ada pelukis yang dapat berkompetisi dengannya, tak ada penyair yang

mampu bersaing dengannya, tak ada musisi yang dapat mencapai prestasi lebih tinggi

darinya, tak ada penari yang bahkan mampu untuk mendekati kehebatannya. Dia

(perempuan) dapat memberikan bantuan yang sangat besar dalam menciptakan sebuah

planet yang indah. Dia dapat mengisinya dengan nyanyian-nyanyian, tarian-tarian dan

cinta.

Tapi, sangat disayangkan, laki-laki menghalangi kebebasannya untuk berdiri di atas

kemampuannya sendiri dan untuk memberikan kontribusi pada kehidupan. Separuh

kemanusiaan telah dihambat dalam memberikan kontribusinya bagi kehidupan.


Adalah pemahaman saya bahwa semua ini dilakukan atas dasar rasa takut. Laki-

laki takut pada imajinasi perempuan. Dia merasa takut karena begitu seorang perempuan

diberi kebebasan untuk menjadi kreatif, maka laki-laki tidak akan mampu untuk bersaing

dengannya. Rasa superioritas dia (laki-laki), egonya, berada dalam bahaya. Karena rasa

takut ini, yaitu bahwa superioritas dia akan dihancurkan, bahwa semua puisi-puisi

hebatnya akan terlihat sangat dangkal dan semua lukisan-lukisan hebatnya akan terlihat

seperti hasil karya seorang amatir, adalah lebih baik untuk tidak memberikan pendidikan

kepada perempuan, tidak memberikan peluang kepadanya untuk mengekspresikan

perasaan-perasaannya dan ungkapan-ungkapan hatinya.

Tapi, sejauh kebenaran hakiki terus diupayakan, masalah laki-kai terletak pada

rasionya dan masalah perempuan terletak pada perasaannya. Keduanya merupakan

penghalang utama menuju pencerahan. Laki-laki harus menurunkan (mempersedikit)

proses berpikir logis-nya (reasoning); sedangkan perempuan harus menurunkan kadar

perasaannya. Keduanya berada pada jarak yang sama dari titik pencerahan. Jarak laki-laki

adalah proses berpikir logisnya, tentang akap pikirannya; sedangkan jarak perempuan

adalah perasaannya, tentang hatinya---tapi keduanya berjarak sama (dari pencerahan).

Laki-laki harus merendahkan kemampuan logikanya dan perempuan harus merendahkan

emosi-emosinya. Keduanya harus merendahkan sesuatu yang menghalangi jalan (menuju

pencerahan).

Sebelum pencerahan terjadi, apakah terdapat harapan bagi

terjadinya komunikasi antara laki-laki dan perempuan? Istri saya sangat

menentang (penggunaan) rasio. Dia menyebut seluruh upaya saya dalam


memikirkan “rasionalisasi.” Apakah sebenarnya proses berpikir logis itu,

dan apakah sebenarnya rasionalisasi? Apakah terdapat perbedaan?

Saya dapat memahami masalah anda. Rasio adalah laki-laki, emosi adalah

perempuan---sejak itulah muncul kesulitan komunikasi antara seorang laki-laki dan

seorang perempuan, antara suami dan istri. Mereka selalu saling berteriak satu sama lain,

tapi pesan yang diteriakkan tidak pernah sampai ke tujuan karena cara pemahaman

mereka yang sangat berbeda. Dalam kenyataannya, karena cara-cara (pemahaman) yang

berbeda, itulah sebabnya mengapa mereka saling tertarik satu sama lain, saling

berkepentingan satu sama lain. Mereka adalah dua kutub yang saling bertentangan,

seperti arus listrik positif dan negatif. Mereka tertarik secara bersamaan. Tapi, karena

mereka saling bertentangan, maka, proses berkomunikasi menjadi sangat sulit, bahkan

hampir tidak mungkin.

Laki-laki selalu berbicara dari kepala (rasio) dan perempuan selalu berbicara dari

hati. Lalu, ini menjadi seperti dua bahasa yang berbeda, seolah-olah anda berbicara

bahasa Cina dan saya berbicara bahasa Jerman, sehingga tidak terjadi komunikasi disini.

Sering terjadi perdebatan panas diantara mereka dan sang suami berkata: “Marilah

kita tidak saling berbantah, sayangku, marilah kita diskusikan segala sesuatunya secara

rasional.”

“Tidak,” kata sang istri yang marah. “Setiap kali kita mendiskusikan sesuatu

secara rasional, aku kalah!”

Jika perempuan telah siap untuk kalah, barulah dia dapat berbicara secara

rasional. Dan setiap perempuan mengetahui bahwa sebuah diskusi yang rasional adalah

bukan cara untuk menang. Dia (perempuan) akan dikalahkan, karena laki-laki yang
rasional adalah seorang ahli dalam berpikir logis. Lalu, daripada menjadi logis, dia

(perempuan) mulai menangis---sehingga anda (laki-laki) dikalahkan. Anda mencintai

perempuan dan dia mulai menangis ... lalu, apa tujuan berdebat dengannya? Anda (laki-

laki) mengatakan: “Oke, kamu benar.” Dia (perempuan) telah mempelajari bahwa

menangis bekerja jauh lebih baik. Dan ia bukan sebuah pertanyaan tentang apa yang

benar; ini adalah sebuah pertanyaan tentang siapa yang menang.

Jika anda benar-benar ingin berkomunikasi dengan perempuan anda, atau seorang

perempuan ingin berkomunikasi dengan laki-laki-nya, satu-satunya cara adalah bahwa

kedua harus menyisih (menepi) dari rasio dan emosi. Keduanya harus menjadi lebih

meditatif (kontemplasi). Meditasi itu bukan rasio, bukan pula emosi; ia melampaui

keduanya, ia melampaui polaritas (peng-kutub-an). Ia bersifat transendental. Meditasi

membawa anda melampaui proses berpikir dan melampaui emosi-emosi; ia bukan

tentang isi kepala dan bukan pula isi hati. Dan satu-satunya kemungkinan dari komunitas

manapun, tentang komunikasi apapun yang terjadi antara laki-laki dan perempuan, adalah

meditasi. Jika tidak demikian, maka tidak ada kemungkinan lain.

Perempuan akan menyebut proses berpikir anda sebagai rasionalisasi. Dan

bagaimana anda menyebutnya ketika perempuan mulai bersikap emosional? Anda

menyebutnya sebagai sentimentil. Kedua istilah itu adalah kata-kata yang mengandung

ejekan. Rasionalisasi adalah kata yang mengandung ejekan. Tapi anda merasa benar

dalam diri anda, dan perempuan merasa benar dalam dirinya. Kedua hal ini hanyalah dua

cara berpikir yang berbeda. Tak ada yang benar dan tak ada yang salah---karena semua

cara berpikir adalah salah! Keadaan yang tidak ada-pemikiran adalah yang benar.

Keadaan yang tidak ada-emosi adalah yang benar.


Lalu, ketika anda mencintai seorang perempuan dan perempuan mencintai anda

secara mendalam, terjalin hubungan yang sangat erat, karena di dalam cinta terdapat

meditasi.

Tapi, bahwa apa yang sering anda sebut sebagai cinta, bersifat datang dan pergi.

Anda belum cukup mampu menampung cinta selamanya, sehingga bulan madu segera

berakhir. Ketika anda pertama kali jatuh cinta, segala sesuatunya berjalan dengan baik.

Anda berdua saling bersetuju satu sama lain, tidak pernah terjadi perbantahan---begitu

saling memahami satu sama lain, begitu saling mengasihi satu sama lain, sedemikan

mendalam rasa simpati itu! Tapi setelah bulan madu berlalu, kemudian hal-hal yang

remeh ... begitu remehnya sehingga ketika anda ingin untuk membicarakannya, anda

merasa mudah tersinggung dan merasa dipermalukan.

Ini terjadi hampir setiap hari bahwa sepasang suami istri datang bertemu saya. Mereka

saling berbantah, di garis tepi masing-masing, dan saya bertanya: “Apa masalahnya?”

Dan sang suami berkata kepada istrinya: “katakan masalahnya,” dan dia balik

mengatakan: “Tidak, kamu saja yang mengatakan.” Kenyataan yang terjadi adalah bahwa

keduanya merasa tersinggung karena masalahnya tidak ada, sesuatu yang sangat remeh.

Hanya sesuatu yang bersifat sangat remeh: boleh jadi perbantahan itu bermula karena istri

ingin membeli sebuah baju, dan suami tidak menyukai warnyanya, dan (dia (suami)

berkata: “Aku tidak akan pergi kemanapun dengan-mu, jika kamu mengenakan baju itu!”

Betapa bodoh---dua-duanya bodoh, tapi (masalah remeh) ini dapat memicu perdebatan

yang sengit. Kemudian, keduanya mulai memasukkan hal-hal lain ke dalamnya, hal-hal

yang lebih serius, dan semua perbedaan-perbedaan mereka segera muncul ke permukaan.

Pisau belati telah terhunus; keduanya secara perlahan-lahan telah membuat onggokan
demi onggokan tanah guna menciptakan sebuah gunung. Dan keduanya terus saling

mengejek dan saling menyalahkan: “Kamu salah---semua proses berpikirmu hanyalah

sebuah rasionalisasi (dalih) belaka.”

Dan saya tidak mengatakan bahwa semua proses berpikir logis anda adalah proses

berpikir yang logis; sembilan puluh sembilan persen darinya adalah rasionalisasi. Dan

saya tidak mengatakan bahwa semua emosi perempuan adalah emosi: sembilan puluh

sembilan persen adalah sentimentil. Pikiran itu penuh dengan trik, baik ia (digunakan)

oleh laki-laki maupun oleh perempuan. Pikiran itu sangat cerdik (licik):

Seorang laki-laki berusia lima puluh tahun menikahi seorang perempuan berusia

tiga puluh tahun. Pernikahan ini menimbulkan kehebohan dan menjadi bahan

pembicaraan di kalangan kedua pihak. Ketika seseorang bertanya kepada mempelai

laki-laki tentang perbedaan usia yang begitu jauh, dia menjawab: “Ini sama sekali tidak

buruk. Ketika dia (mempelai perempuan) melihatku, dia merasa sepuluh tahun lebih tua

dan ketika aku melihat dia, aku merasa sepuluh tahun lebih muda. Jadi, sebenarnya,

kami berdua sama-sama berusia empat puluh tahun!”

Ini adalah sebuah rasionalisasi. Rasionalisasi adalah sebuah cara

menyembunyikan sesuatu. Ini adalah cara yang cerdas, sangat cerdas. Anda dapat

merasionalisasikan tentang apa saja dan anda dapat berpura-pura bahwa ini adalah sebuah

pemikiran logis. Padahal, tidak demikian. Pemikiran logis itu haruslah obyektif, tanpa

ada prasangka apa pun dalam premis-premisnya.

Pernah, seorang laki-laki datang kepada saya. Dia telah menulis banyak buku, dan

dia adalah pimpinan sebuah departemen di sebuah universitas untuk kegiatan riset
paranormal, atau parapsikolog. Dia datang menemui saya dan berkata: “Saya sedang

mencoba membuktikan bahwa reinkarnasi itu adalah sebuah kebenaran ilmiah.”

Saya berkata kepadanya: “Hingga anda membuktikannya, jangan mengatakan

sesuatu apapun tentangnya, karena itu menunjukkan sebuah prasangka. Anda telah

menerima sebuah ide bahwa ini adalah sebuah kebenaran ilmiah, dan sekarang, semua

yang dibutuhkan adalah untuk membuktikannya. Ini tidak bersifat obyektif atau ilmiah.

Ini tidak bersifat ilmiah. Jauh di dalam, anda adalah seorang Hindu dan anda menerima

teori reinkarnasi ini; jika anda pengikut Muhammad, barulah anda sedang berupaya untuk

membuktikannya secara ilmiah bahwa tidak ada yang disebut dengan reinkarnasi.

Bukanlah pikiran seorang Hindu atau pengikut Muhammad itu bersifat ilmiah. Pengikut

Muhammad tidak mempercayai reinkarnasi, sehingga dia berupaya untuk membuktikan

keyakinan yang dianutnya dengan bantuan ilmu pengetahuan. Ini adalah rasionalisasi.”

Seseorang yang pikirannya murni, tidak mempunyai keyakinan, tidak mempunyai

prasangka, tidak ada ide yang bersifat a priori. Yang dia lakukan hanya langkah menuju

perolehan pengetahuan (Inquiry) tanpa vonis, tanpa kesimpulan-kesimpulan. Perolehan

pengetahun ini akan menentukan kesimpulan. Ia (kesimpulan) ditentukan oleh perolehan

pengetahuan itu sendiri. Jika anda memiliki, bahkan, sebuah hasrat tersembunyi untuk

membuktikan sesuatu, anda akan membuktikannya, tapi anda telah menghancurkan

obyektivitas ilmiahnya. Ini tidak lagi proses berpikir yang jernih, ini adalah rasionalisasi.

Dan sama juga halnya dengan emosi. Emosi adalah sebuah kejernihan

(kemurnian), sentimentalitas adalah sebuah trik. Anda telah mempelajari sebuah trik.

Seorang perempuan mengetahui bahwa apabila dia menangis, dia akan memenangkan

sebuah perdebatan. Lalu, kadang-kadang, proses menangis itu tidak muncul sama sekali,
karena menangis itu tidak begitu mudah dimanipulasi. Tapi, dia berupaya keras untuk

menangis, dia berakting, dia berpura-pura. Tetes air mata itu adalah palsu. Bahkan jika

air mata itu menetes dari kedua bola mata, ia palsu karena tidak muncul dari situasi yang

sebenarnya, ia diadakan.

Sentimentalitas adalah emosi yang diciptakan, dimanipulasi secara licik.

Rasionalitas adalah satu hal; rasionalisasi adalah sebuah manipulasi dari proses berpikir

logis, sebagaimana halnya sentimentalitas adalah sebuah manipulasi emosi. Jika anda

bersikap rasional, benar-benar rasional, anda akan menjadi seorang ilmuwan. Jika anda

benar-benar emosional, anda akan menjadi seorang penyair. Ini adalah sesuatu yang

sangat indah. Tapi masih saja, sebuah dialog yang riil (murni, genuin, tidak palsu) akan

sulit terjadi. Dengan adanya rasionalisasi dan sentimentalitas, dialog yang riil menjadi

tidak mungkin; dengan proses berpikir yang jernih dan emosi, dialog yang riil akan

menjadi lebih mudah---meskipun masih ada berbagai kesulitan, tapi akan terdapat rasa

welas asih dan upaya untuk memahami satu sama lain. Laki-laki rasional akan berupaya

untuk memahami sudut pandang perempuan; dan perempuan akan mencoba memahami

sudut pandang laki-laki---secara emosional, tentu saja, tapi ada rasa welas asih disana.

Langkah pertama yang mesti dilakukan adalah untuk menghentikan semua

rasionalisasi dan semua sentimentalitas. Langkah kedua adalah untuk menghentikan,

juga, berpikir logis dan emosi. Kemudian, dalam keadaan kegembiraan yang intens ini,

dalam keadaan meditasi (kontemplasi), terdapat jalinan hubungan yang erat

(communion). Dan bahwa komuni ini adalah selalu dalam keadaan berdoa dan beribadah

(prayerfulness), dalam komuni itu, ketika anda mengatakan “engkau” tidak ada

perempuan di dalamnya, hanya terdapat ke-Ilahi-an (godliness).


Seorang terapis pernah menjelaskan kepada saya bahwa kita dapat

terpaku dalam perasaan-perasaan kita sebagaimana kita terpaku pada

pikiran kita dan bahwa perasaan-perasaan juga harus dihentikan atau

melampaui. Saya seringkali terheran-heran tentang hal ini, karena

perasaan-perasaan saya, biasanya, menjadi pembimbing saya dalam

kehidupan, dan juga, saya merasakan sesuatu secara intens. Saya mohon

komentar anda?

Terdapat tiga pusat darimana seluruh tindakan-tindakan anda berasal: kepala (akal), hati,

dan keberadaan yang eksis. Kepala adalah yang paling superfisial (paling tampak di

permukaan). Ia harus berpikir tentang berbagai hal---bahkan jika anda sedang jatuh cinta,

kepala akan berpikir tentangnya: Apakah saya benar-benar jatuh cinta? Dan jika ia

menentukan “Ya”, tampaknya, anda memang sedang jatuh cinta, Kepala kemudian

meneruskan berpikirnya kepada orang yang menjadi target, “Aku berpikir, aku sedang

jatuh cinta kepada-mu.” Tapi, proses berpikir adalah hal yang paling mendasar.

Aktivitas kaum laki-laki sangat ditentukan oleh kepala (akal). Ia mempunyai

manfaat dan kegunaan; ia telah menciptakan seluruh ilmu pengetahuan, semua

teknologi---dan semua senjata-senjata nuklir, dan barangkali, ia juga menimbulkan bunuh

diri global, dalam waktu yang tidak lama. Kegiatan kaum perempuan, banyak ditentukan

oleh hati (emosi). Dia tidak dapat berkata: “Aku berpikir aku mencintaimu.” Ucapan ini

tidak pernah terdengar dalam seluruh sejarah percintaan manusia! Dia hanya mengatakan:
“Aku mencintaimu,” dan sama sekali tidak ada proses berpikir. Hati (emosi), mencukupi

untuk dirinya sendiri; ia tidak membutuhkan bantuan apapun dari kepala (akal).

Jika seseorang harus memilih antara kepala dan hati, seseorang, mestinya,

memilih hati, karena semua nilai-nilai kehidupan yang indah, bersumber dari hati. Kepala

adalah mekanis yang baik, teknisi, tapi anda tidak dapat menjalani hidup anda dengan

bahagia hanya dengan sekadar menjadi seorang mekanik, teknisi, dan ilmuwan. Kepala

tidak mempunyai kemampuan untuk bergembira, untuk berbahagia, untuk hening, untuk

menjadi murni (bebas dari dosa), untuk keindahan, untuk cinta, untuk semua yang

membuat hidup ini menjadi kaya: adalah hati yang mempunyai kemampuan ini.

Tapi, apa yang telah dikatakan oleh sang terapis, di atas, adalah tidak salah. Anda

dapat terpaku dalam hati anda, dalam perasaan-perasaan anda juga, sebagaimana orang-

orang terpaku dalam pemikiran-pemikiran mereka. Tapi, barangkali, sang terapis sendiri

tidak menyadari bahwa terdapat sebuah pusat yang lebih dalam daripada hati, yaitu

keberadaan yang eksis (being), yang mempunyai semua kualitas-kualitas hati dan lebih

banyak lagi kualitas-kualitas lain, lebih kaya, lebih banyak harta karun yang masih

terpendam. Kebahagiaan, keheningan, ketenangan, kepekaan, kesadaran ... sebuah

wawasan (insight)1 tertentu menuju eksistensi Ilahiah.

Pertama, turunkan dari kepala (akal) anda menuju hati anda. Tapi, jangan berhenti

disana; ini hanya menginap untuk semalam saja (maksudnya: untuk sementara waktu),

sebuah caravanserai.2 Anda dapat beristirahat sejenak disana, tapi ini bukanlah sebuah

tujuan. Turunlah dari hati menuju eksistensi. Dan inilah rahasia meditasi, dimana saja

anda berada, di kepala (akal) atau di hati, ini tidak menjadi masalah; meditasi akan

1
Insight = kemampuan untuk mencerna hakikat kebenaran dari sebuah situasi (penerjemah).
2
Caravanserai = Sebuah penginapan yang dibangun di tengah lapangan luas untuk akomodasi para kafilah
di Timur Jauh atau Timur Dekat (Penerjemah).
membawa anda dari kepala atau dari hati menuju eksistensi, dimana tidak ada pertanyaan

tentang keterpakuan. Anda adalah dia. Siapa yang sedang terpaku dalam hal apa? Tidak

ada dua hal, hanya anda---anda dan kemuliaan diri anda.

Tapi, sang penanya adalah seorang perempuan, dan secara alami merasa takut.

Perasaan-perasaannya adalah pembimbingnya dalam hidup, dia merasakan berbagai hal

secara sangat mendalam. Tapi, adalah lebih mudah untuk mencapai eksistensi dari hati

daripada dari kepala. Anda tidak akan kehilangan bimbingan; dalam kenyataannya, anda

tidak akan membutuhkannya (bimbingan) sama sekali. Anda akan dipenuhi oleh begitu

banyak cahaya, begitu banyak kejernihan.... Petunjuk (bimbingan) hanya dibutuhkan oleh

orang buta. Anda akan mempunyai dua mata baru untuk melihat yang bahkan tidak

terlihat oleh oleh dua mata biasa anda. Dan anda akan mampu untuk merasakan

pengalaman-pengalaman yang baru, yang tidak disediakan, bahkan, oleh hati.

Jadi, tidak ada yang patut dikhawatirkan. Kekhawatiran anda bersifat alami

karena perasaan-perasaan anda adalah pembimbing anda, dan anda merasa secara sangat

mendalam (intens); anda mempunyai concern bahwa jika anda berhenti memfungsikan

mereka, siapa yang akan membimbing anda? Kemudian, bagaimana anda akan

merasakan sesuatu secara intens? Anda tidak mengetahui bahwa ada terdapat sebuah

pusat yang lebih dalam, yang hening di dalam diri anda, dimana bimbingan tidak lagi

diperlukan, dimana anda sendiri menjadi sang pembimbing dan dimana intensitas anda

menjadi total, seratus persen. Dan bukan hanya tentang berbagai hal yang telah anda

rasakan di dalam hati, tapi tentang pengalaman-pengalaman universal pencerahan, situasi

bangun dari tidur. Anda tidak akan menjadi seorang pecundang; anda tidak membutuhkan

rasa khawatir sama sekali.


Tapi, seorang perempuan, bagaimanapun juga, tetaplah seorang perempuan.

Aku pernah mendengar bahwa sekelompok perempuan memutuskan untuk

meningkatkan ketajaman intelektual mereka. Tidak ada lagi obrolan dan gosip tentang

pasangan (suami) mereka, atau tentang anak-anak mereka, tapi, yang dibicarakan

hanyalah masalah-masalah politik dan sosial----Polandia, El-Salvador, Afghanistan, bom.

Kemudian, seseorang bertanya: “Dan bagaimana tentang Cina Merah (Red China)?

“Aku sangat menyukainya!” kata Sarah, “Apalagi jika diletakkan di atas taplak

meja berwarna putih!”

Perempuan mempunyai cara merasa, berpikir dan melihat berbagai hal, yang

sangat khas. Anda merasa khawatir: bagaimana anda dapat meniadakan perasaan-

perasaan anda? Anda tidak perlu meniadakan mereka. Hanya dengan mempelajari seni

meditasi dan mereka semua akan lenyap dengan sendirinya, seperti daun-daun kering

berguguran dari pohon. Ketika angin berhembus kencang--- baru kemarin, saya duduk di

serambi rumah saya, dan angin berhembus sangat kencang dan daun-daun kering

berguguran seperti hujan.

Ketika meditasi telah mendalam di dalam diri anda, pemikiran-pemikiran anda

dan perasaan-perasaan anda, semuanya mulai lenyap. Meditasi membuat anda seperti

kolam air yang tenang tanpa ada riak-riak, begitu tenang kolam air itu sehingga ia terlihat

seperti sebuah cermin; anda dapat melihat wajah anda sendiri. Dan ini tidak

membutuhkan apapun dari inteligensi atau dari perasaan-perasaan anda; ia hanya

membuat segala sesuatunya menjadi lebih otentik, lebih riil, lebih total, lebih murni.

Inteligensi mencapai puncaknya yang tertinggi, sebagaimana halnya cinta mencapai

puncaknya yang tertinggi.


Untuk mengetahui eksistensi anda dan agar terpusat pada eksistensi anda adalah

dengan cara menemukan makna dalam hidup. Anda telah menemukan tujuan dari

keberadaan anda di planet ini. Tujuan dari eksistensi telah disingkapkan untuk anda.

Menurut pacar saya, saya terlalu banyak mengisolasi diri saya dan

tidak memberi dia cukup energi. Saya merasa bahwa saya lebih tenang

dan hening---setidaknya, di luar hubungan saya! Tapi, di pusat terdalam

dari diri saya, saya mempunyai emosi-emosi yang kuat, baik amarah

maupun cinta.

Agar dapat menjadi tenang dan hening dengan cara khas anda. Jangan

memaksakan aktivitas apapun terhadap diri anda sendiri; itu akan menjadi sebuah

gangguan atas kealamiahan anda. Seseorang hendaknya selalu mendengarkan suara

eksistensinya sendiri, suara hatinya sendiri. Anda dapat menjadi sangat aktif, banyak

bergaul, tapi ini akan selalu menjadi sebuah kendala bagi anda; ini tidak akan pernah

mencapai tujuan akhirnya. Anda tidak memiliki tipe pikiran laki-laki, anda memiliki

energi yang sangat feminin. Kealamiahan anda mengekspresikan dirinya sendiri melalui

sikap pasif, tidak melalui sikap aktif. Aktivitas apapun akan menjadi sejenis penyakit

bagi anda, akan bersifat merusak. Jadi, hanya esensi-nya yang harus dilakukan. Anda

harus tetap tenang, mengumpulkan (energi), dan terpusat. Semakin menyempit wilayah

periferi (lawan dari pusat), maka semakin baik ini jadinya bagi anda.

Emosi-emosi ada dua jenis---emosi-emosi aktif, yang hanya dapat dipenuhi

melalui aktivitas yang sangat giat, dan emosi-emosi pasif, yang tidak dapat dipenuhi

melalui aktivitas, yang hanya dapat dipenuhi melalui peristiwa-peristiwa spontan

(happening). Anda tidak dapat menjadi seorang pecinta hebat, anda hanya dapat menjadi
penerima cinta yang hebat. Ini akan menjadi sebuah anugerah bagi anda; anda tidak dapat

menciptakannya, anda tidak dapat “melakukan”nya. Anda hanya dapat membiarkannya

untuk terjadi. Aktivitas yang mungkin bagi anda adalah sikap membiarkan (segala

sesuatunya terjadi), tapi anda tidak dapat mendekati kehidupan ini dengan sebuah cara

yang aktif. Anda harus menunggu. Menunggu hingga kehidupan datang menjemput dan

mengetuk pintu (diri) anda.

Kehidupan anda berlangsung dengan cara menunggu---bukan melalui pencarian

(investigasi), bukan melalui pencarian yang aktif, bukan melalui sebuah hasrat yang

intens, bukan melalui rasa dahaga yang intens, tapi dengan cara menunggu seperti sikap

seorang perempuan. Seorang perempuan tidak pernah mengambil inisiatif dalam cinta.

Dia menunggu sang arjuna untuk mengambil inisiatif. Dia bahkan tidak dapat mengucap:

“I love you,” dia menunggu sang arjuna untuk mengatakannya. Kemudian, dia

mengambil sikap menerima atau menolak, tapi dia tidak pernah mengambil inisiatif. Dan

kapan saja seorang perempuan mengambil inisiatif, dia menjadi lebih bersifat maskulin,

dan dia membutuhkan seorang pria yang bersifat feminin.

Dan ingatlah selalu, ketika saya membicarakan laki-laki dan perempuan, saya

tidak sekadar memaksudkannya dari aspek fisiologis; itu sangat dangkal. Orang banyak

membedakan keduanya berdasarkan pada inti batin yang terdalam. Banyak pria yang

feminin dan banyak perempuan yang maskulin, dan karena kita tidak mengetahui hal ini,

maka, muncul banyak kompleksitas.

Misalnya, jika anda bertemu dengan seorang perempuan yang benar-benar

perempuan---dan dengan kalimat “benar-benar perempuan” saya maksudkan sebagai

seorang yang secara fisiologis adalah perempuan dan secara intrinsik (esensi) adalah juga
seorang perempuan---anda tidak akan merasa terpuaskan oleh dia karena ini akan

menjadi hampir seperti suatu hubungan homo seks bagi anda. Anda membutuhkan

seorang perempuan yang sangat aktif, hampir bersifat maskulin. Hanya dengan cara ini,

anda akan merasakan cinta yang mendalam kepadanya. Itulah yang dilakukan oleh pacar

(girlfriend) anda terhadap anda; itulah mengapa anda merasa bahwa dia membawa

banyak kehidupan bagi anda, karena dia membawa aspek yang terabaikan dari diri anda.

Dia (perempuan) menjadi aktivitas anda, dimana anda tidak dapat menjadi seperti itu; dia

melengkapi anda.

Jadi, hal pertama adalah bahwa anda tidak berpikir tentang pendekatan-

pendekatan aktif menuju kebenaran atau kehidupan. Anda harus tetap bersikap pasif:

pasif, namun dalam keadaan siap siaga (waspada). Saya tidak mengatakan bersikap pasif

dan terlena (terbius), saya tidak mengatakan bersikap pasif dan tertidur. Tidak, saya

mengatakan bersikap pasif dan waspada---tidak pergi kemanapun, tidak melakukan

apapun; hanya mengawasi apa saja yang terjadi, membiarkannya dan mengawasinya.

Bersikaplah membiarkan sesuatu secara mendalam tapi dengan kesadaran penuh.

Kesadaran itu seharusnya menjadi aktivitas anda satu-satunya.

Dan yang kedua adalah bahwa, bahkan, ketika anda sedang mencinta, jangan

“berupaya” dengan suatu cara apapun. Karena, itu adalah kecenderungan alami dalam

pikiran seorang pria; ketika dia sedang mencinta, dia ingin membuktikan kepada

perempuan bahwa dia bersikap sangat aktif, sangat agresif, sangat jantan. Jika anda

melakukan itu, anda akan menentang kealamiahan anda dan anda akan menipu

perempuan; dia tidak akan pernah merasa bahagia dengan itu. Anda harus menjadi diri
anda sendiri. Hanya dengan cara inilah beberapa hubungan yang mendalam dan

keintiman menjadi mungkin.

Hanya kebenaran yang dapat memuaskan. Maka, inilah saatnya bagi pacar anda

untuk memutuskan. Dia telah jatuh cinta kepada seorang biksu---apa yang harus

dilakukan? Anda seharusnya berada di dalam sebuah biara, tapi, nyatanya, anda berada di

dunia ini, dan dia telah menjerat anda!

Tetaplah dalam keadaan yang sama, apapun yang terjadi pada diri anda. Semua

kepalsuan, pada suatu hari atau lain hari akan terungkap. Tetaplah bersikap rileks dan

menjadi diri anda sendiri, karena orang-orang mencintai kebenaran, tidak pernah

(mencintai) postur tubuh. Jangan membuat bahasa tubuh yang kosong. Ini akan sangat

baik bagi kesehatan anda, ini akan baik bagi kedamaian batin anda, ini akan baik bagi

pertumbuhan anda. Dan ini akan baik bagi orang lain untuk memahami anda dan untuk

memantapkan (mengukuhkan) cara ini atau cara itu.

Saya tidak dapat mengekspresikan kebutuhan-kebutuhan saya, dan

saya tidak akan pernah dapat untuk itu. Saya meng-cover mereka dengan

sikap sopan santun dan rasionalisasi-rasionalisasi, dan generalisasi-

generalisasi. Ini terasa begitu hipokrit ketika saya mencoba untuk

mengatakan apa yang sedang saya rasakan!

Perasaan-perasaan tidak dapat diekspresikan. Jika anda hanya hidup dengan

kepala (akal) anda, anda akan merasa bahwa anda adalah otentik, karena kepala dapat

mengekspresikan dirinya dengan mudah. Semua cara ekspresi, telah ditemukan oleh

kepala; mereka adalah cara berbicara dari kepala. Tapi, ketika anda mulai merasakan

sesuatu, masalah ini akan muncul secara otomatis. Anda akan merasa tidak otentik, tidak
genuin, karena apa saja yang dapat anda ekspresikan, tidak akan menjadi sesuatu yang

sedang anda rasakan, dan apa yang sedang anda rasakan, tidak akan terekspresikan.

Ini bukan soal tidak otentik---anda hanya harus menyadari fakta bahwa perasaan-

perasaan itu tidak dapat diekspresikan. Semua ekspresi adalah sangat tidak memadai bagi

perasaan-perasaan.

Jadi, tidak ada perlunya bersedih tentang hal ini, tidak ada perlunya mencemaskan

ini. Yang diperlukan hanya mengingat bahwa perasaan-perasaan tidak dapat

diekspresikan seperti pemikiran-pemikiran dapat diekspresikan. Bahasa telah diciptakan

oleh proses berpikir, untuk proses berpikir itu sendiri, jadi, ia benar-benar sempurna

dengan pemikiran. Perasaan-perasaan adalah sebuah dunia yang berbeda seratus delapan

puluh derajat. Yang diperlukan hanya mengingat bahwa perasaan-perasaan tidak dapat

diekspresikan secara memadai, dan tidak ada perlunya mencemaskan hal ini.

Ini bukan soal bahwa anda tidak otentik. Ketika anda untuk pertama kalinya,

dalam sekian banyak tahun, merasakan perasaan-perasaan; sejak saat itulah muncul

masalah. Ini bukan soal bahwa anda adalah tidak otentik, ini hanya soal bahwa anda telah

lama bertempat tinggal di kepala. Untuk pertama kalinya, hati menjadi terbuka, sebuah

dunia baru terbuka, dimana anda tidak mempunyai bahasa, kemudian, dalam dunia itu,

anda merasa hampir tidak mempunyai pengetahuan sama sekali, hampir buta huruf. Ini

terjadi pada setiap orang, karena semua kemampuan untuk membaca dan menulis,

bersumber dari kepala. Ketika hati membuka diri, anda tiba-tiba merasa buta huruf. Tapi,

seiring dengan berjalannya waktu, hati akan menemukan jalannya sendiri.

Ia tidak akan pernah memadai seperti halnya kepala, tidak pernah menjadi jelas,

tidak pernah dalam keadaan trampil, seperti yang terjadi dengan kepala. Ia tidak akan
pernah menjadi efisien, tapi, ia akan menemukan cara-caranya sendiri. Itulah mengapa

anda mencintai seseorang---anda hanya menggenggam tangan, karena apapun yang dapat

anda ucapkan, akan terlihat begitu bodoh, sehingga anda sekarang mencoba untuk

mengatakan sesuatu melalui bahasa tubuh. Atau, anda memeluk seseorang. Anda berkata:

“Aku tidak dapat mengatakannya, aku hanya dapat mengalaminya”---sebuah pelukan

adalah sebuah cara mengada. Atau, anda menangis dan air mata jatuh menetes dari kedua

mata anda; anda begitu dipenuhi oleh kegembiraan yang meluap sehingga kata-kata tidak

mampu untuk melukiskannya. Atau, anda menari, anda menyanyikan sebuah lagu....

Tapi, ini semua adalah cara-cara yang tidak langsung.

Mereka akan datang suatu saat nanti; jangan khawatir. Anda hanya harus

mempelajari bahasa baru, tata bahasa baru, semantik baru. Anda tidak dapat melakukan

apapun tentangnya. Anda hanya harus menyelam lebih dalam ke dasarnya, anda harus

menjadi lebih bodoh, itulah intinya. Pikiran akan berkata bahwa anda semakin lama

menjadi bertambah bodoh; tapi, anda harus menjadi sedikit agak gila! Dan hati akan

menemukan cara-caranya sendiri; cara-cara ini sangat berbeda dengan cara-cara yang

ditempuh oleh kepala.

Sekarang juga, hati anda terbuka untuk pertama kali, lalu, anda akan merasakan

perbedaan ini. Kepala (akal) anda berkembang, cerdas, trampil; hati anda sepenuhnya

baru. Perbedaan ini akan menciptakan perasaan bahwa anda menjadi hipokrit---padahal

anda tidak demikian!

Yang perlu dilakukan adalah nikmati saja hati dan perasaan-perasaannya. Lebih

seringlah berada di dalam tubuh dan mengucapkan segala sesuatu melalui tubuh, melalui

tindakan-tindakan. Dan hal-hal yang remeh akan menjadi sedemikian ekspresif, mmm?
Anda boleh jadi tidak mampu mengucapkan sesuatu kepada perempuan anda, tapi anda

dapat memberi dia sekuntum bunga. Atau melalui cara anda memandang kepadanya, cara

anda tertarik dan terpesona olehnya, cara kedua mata anda berbinar-binar, itu sudah

cukup. Perempuan sangat memahami tentang itu. Dalam kenyataan, jika anda terlalu

banyak bicara, semua itu adalah sampah. Seorang perempuan tidak memahami apa yang

sedang anda katakan, dia memahami apa yang sedang anda rasakan. Itu adalah salah satu

dari masalah-masalah: laki-laki berpikir: “Aku membicarakan sesuatu yang indah, aku

sangat menyukainya, aku membicarakan sesuatu yang sangat hebat,” dan perempuan

merasa tidak tertarik! Dia mengetahui ketika anda sedang berbicara tapi hati anda tidak

berada di dalamnya. Kadang-kadang, anda terdiam dan perempuan memahami itu. Dalam

cara anda memandang dia, atau cara anda menggenggam tangannya, atau hanya sekadar

duduk dalam diam yang sederhana dimana tidak ada satu kata pun yang terucap, ada

sesuatu yang sedang dikomunikasikan.

Perempuan itu selalu bersifat intuitif. Dia masih lebih alami daripada laki-laki,

lebih liar daripada laki-laki; itulah keindahannya. Dan itulah harapan bagi kemanusiaan,

bahwa, setidaknya, separuh kemanusiaan masih liar, belum beradab. Ada harapan bahwa

separuh yang lain, juga akan terjatuh menjadi sesuatu yang tidak beradab, akan menjadi

tidak beradab kembali.

Bukankah terdapat sejenis keberanian dalam kehendak yang feminin

untuk mengekspos dan mengekspresikan emosi-emosi yang lebih lembut

dan sensitif? Dapatkah anda mengatakan sesuatu yang lebih menjelaskan

tentang keberanian dan kearifan hati, sebagaimana keduanya

dipertentangkan dengan sifat-sifat petualangan dan ilmiah dari pikiran?


Cara yang ditempuh hati itu indah tapi berbahaya. Cara yang ditempuh oleh akal

pikiran itu biasa tapi aman.

Laki-laki memilih cara yang paling aman dan jalan kehidupan yang paling pintas.

Perempuan memilih yang paling indah, tapi paling terjal, jalan berbahaya dari emosi-

emosi, sentimen-sentimen, suasana-suasana hati (moods). Dan karena, hingga sekarang,

dunia ini telah dikuasai oleh laki-laki, kaum perempuan menjadi sangat menderita.

Perempuan menjadi tidak mampu untuk menyesuaikan diri dengan masyarakat yang telah

diciptakan oleh laki-laki, karena masyarakat telah tercipta berdasarkan rasio dan logika.

Kaum perempuan menginginkan sebuah dunia yang berlandaskan hati, dan dalam

masyarakat yang telah diciptakan oleh laki-laki, tidak ada tempat bagi hati. Laki-laki

harus belajar untuk lebih menggunakan hati, karena rasio telah mengarahkan seluruh

kemanusiaan menuju sebuah bunuh diri global. Rasio telah menghancurkan harmoni

alam, ekologi. Rasio telah memberikan mesin-mesin yang indah, tapi ia telah

menghancurkan keindahan kemanusiaan. Sedikit banyak peran hati, sangat dibutuhkan

sekarang ini dalam segala hal.

Sejauh yang saya cermati, jalan menuju batin terdalam anda adalah lebih dekat ke

hati daripada ke akal pikiran. Pikiran adalah sebuah jalan pintas jika anda melangkah

menuju permukaan (outward),3 dan hati adalah sebuah jalan yang sangat panjang. Jika

anda menyelam ke dalam batin (inward) anda, segala sesuatunya berubah menjadi yang

bertentangan dan berseberangan dengannya: hati adalah jalan pintas menuju eksistensi,

dan pikiran adalah jalan paling jauh yang dapat anda pikirkan.

Itulah mengapa, keseluruhan diri saya diabdikan untuk cinta, karena berangkat

dari cinta, akan menjadi sangat mudah untuk membawa anda menuju meditasi, untuk
3
Outward = permukaan, eksterior, dunia luar, bersifat dangkal (Penerjemah).
membawa anda menuju keabadian hidup anda, untuk membawa anda menuju ke-Ilahi-an

diri anda; ini sangat sulit jika dilakukan dari kepala (akal). Begitu, seorang telah sampai

ke hati, dan hanya dengan cara inilah seseorang dapat melangkah menuju eksistensi.

Tekanan utama saya pada cinta mempunyai basis rasio-spiritual. Berangkat dari hati,

kaum perempuan dapat segera bergerak... dan kaum laki-laki dapat bergerak menuju hati

tanpa ada kesulitan apapun. Mereka (laki-laki) hanya memperoleh latihan yang salah; ini

hanya masalah pengkondisian saja. Mereka telah memperoleh penjelasan agar menjadi

keras, agar menjadi kuat, agar menjadi jantan, dan semua ini adalah tidak masuk akal.

Tidak ada laki-laki yang menangis dan membiarkan kesedihannya atau kegembiraannya

mengalir melalui air matanya, karena telah dijelaskan kepadanya sejak dia masih kanak-

kanak bahwa menangis itu hanya layak bagi perempuan, ia mengandung sifat perempuan.

Laki-laki tidak pernah menangis dan meneteskan air mata.

Tapi, apa sebenarnya tujuan dari air mata ini? Ia sangat dibutuhkan! Ia (air mata)

adalah suatu bahasa yang sangat menakjubkan. Ada momen-momen ketika anda tidak

dapat mengucapkan sepatah kata pun, tapi air mata anda dapat menunjukkannya. Anda,

boleh jadi, dalam keadaan sangat berbahagia sehingga air mata membasahi mata anda.

Air mata selalu merupakan simbol dari pengalaman yang sangat berlimpah. Anda,

mungkin, begitu sedih sehingga kata-kata tidak mampu untuk menampungnya; tapi, air

mata dapat membantu anda. Ia adalah salah satu alasan mengapa perempuan lebih sedikit

yang menderita gila daripada laki-laki, karena mereka (perempuan) telah siap untuk

meneteskan air mata dan menangis dan melemparkan segala sesuatunya pada setiap

momen; mereka dapat menjadi gila setiap harinya, untuk sementara waktu. Seorang laki-

laki terus-menerus mengumpulkan dan menampung air matanya, dan kemudian pada
suatu hari, dia meledak---obral besar-besaran! Perempuan mengecer (retail)

kegilaannya---dan itu adalah cara yang lebih bijak, untuk diselesaikan dengannya setiap

hari. Mengapa mengumpulkan dan menampung?

Laki-laki melakukan bunuh diri lebih banyak daripada perempuan. Ini sedikit

aneh; perempuan berbicara untuk melakukan bunuh diri lebih banyak daripada laki-laki,

tapi mereka jarang sekali melakukannya. Laki-laki hampir tidak pernah berbicara tentang

melakukan bunuh diri, tapi, mereka, dalam kenyataannya, melakukan bunuh diri lebih

banyak, hampir dua kali lipat lebih banyak. Laki-laki terus merepresi (perasaan-

perasaannya), terus menunjukkan mimik tertentu, yang adalah palsu. Dan selalu ada batas

bagi segala sesuatu; ada saat dimana dia tidak dapat lagi untuk menanggungnya lebih

lama lagi dan kemudian segala sesuatunya menjadi hancur berantakan.

Laki-laki harus diajarkan untuk lebih banyak menggunakan hati, karena dari hati,

terbukalah jalan menuju eksistensi. Anda tidak dapat mencapai jalan pintas menuju hati.

Dalam hal ini, perempuan berada dalam posisi yang lebih baik; dia dapat bergerak

langsung menuju eksistensi dari hati. Tapi, alih-alih, menyadari sifat istimewa ini dalam

diri perempuan, laki-laki mempersalahkan perempuan. Barangkali, ada sebuah alasan;

barangkali saja, mereka menyadari beberapa sifat superior dalam diri perempuan,

superioritas cinta.

Tidak ada logika yang dapat menempati posisi lebih tinggi dari cinta, dan tidak

ada pikiran yang dapat mencapai tempat lebih tinggi dari hati. Bahkan, pikiran dapat

menjadi sangat membunuh, pikiran dapat menjadi sangat sadis, dan itulah yang dilakukan

oleh pikiran selama berabad-abad. Laki-laki telah dan terus mengalahkan perempuan,

merepresi perempuan, mempersalahkan perempuan. Dan sebagai akibatnya, mereka telah


menjauhkan dirinya dari kemunculan kesadarannya. Mereka juga telah mempelajari seni

bergerak ke atas (upward). Mereka dapat juga bergerak pada jalan yang sama. Oleh

karena itu, saya selalu mengatakan bahwa pembebasan perempuan adalah juga

pembebasan laki-laki. Ini bahkan lebih merupakan pembebasan laki-laki daripada

pembebasan perempuan.

Ya, perempuan mempunyai lebih banyak cinta... tapi mereka juga seharusnya juga

dibuat sadar tentang sis lain dari koin yang sama. Aspek akal dari laki-laki mempunyai

logika, sedangkan aspek perempuan adalah bersifat tidak logis; ini tidak berbahaya, ini

hanyalah sebuah kesalahan, ini dapat diperbaiki. Itulah mengapa cara hati adalah indah,

tapi berbahaya. Sisi lain dari cinta adalah benci; sisi lain dari cinta adalah cemburu. Jadi,

jika seorang perempuan terperangkap dalam benci dan cemburu, maka semua keindahan

cinta akan mati dan yang tersisa darinya hanyalah racun dalam genggaman tangannya.

Dia akan meracuni dirinya sendiri dan dia akan meracuni setiap orang di sekitarnya.

Untuk dapat mencintai, seseorang harus menjadi lebih awas, karena anda dapat

terjatuh ke dalam lubang kebencian, yang berjarak sangat dekat. Setiap puncak cinta,

berjarak sangat dekat dengan jurang gelap kebencian; ia (kebencian) mengelilingi puncak

(cinta dari segala sudut dan anda dapat terpeleset ke dalamnya dengan sangat mudah.

Barangkali, itulah alasan mengapa banyak perempuan memutuskan untuk tidak

mencintai. Barangkali, itulah alasan bagi laki-laki untuk melangsungkan kehidupan ini

dengan sikap rasional dan melupakan semua yang menyangkut hati... karena sifat hati

adalah sangat sensitif. Ia dapat terluka dengan sangat mudahnya; suasana-suasana

(moods) hatinya berubah seperti cuaca.


Seseorang yang benar-benar ingin mempelajari seni cinta, harus mengingat semua

hal ini, dan harus menyelamatkan cinta dari jatuh terjerumus ke dalam semua lubang

kebencian, kecemburuan. Jika tidak, bergerak menuju eksistensi akan menjadi tidak

mungkin---bahkan lebih tidak mungin daripada ia bergerak dari kepala (akal).

Perempuan harus mengurangi rasa cemburunya, dia harus mengurangi

kebenciannya. Laki-laki harus mengurangi logikanya dan menjadi lebih sedikit banyak

mencintai. Logika dapat dimanfaatkan; ia bersifat lebih mengutamakan asas manfaat

daripada keindahan. Dalam kerja ilmiah, ia sangat berguna, tapi tidak dalam hubungan

antar manusia. Laki-laki harus berhati-hati bahwa logika tidak dapat menjadi satu-

satunya jalan dia, sehingga ia tetap menjadi sekadar instrumen yang dia gunakan dan

kesampingkan. Perempuan harus menyadari bahwa dia tidak terjatuh ke dalam

kebencian, ke dalam kecemburuan, ke dalam amarah, karena sifat-sifat ini akan dapat

menghancurkan dia jauh lebih dahsyat daripada kandungan harta karun cinta yang paling

berharga. Dan kedua pihak harus bergerak lebih dalam menuju cinta. Semakin dalam

mereka bergerak dalam cinta, semakin dekat mereka akan mencapai eksistensi.

Eksistensi berjarak tidak terlalu jauh. Ia adalah bagian cinta yang paling dalam,

sebuah cinta yang benar-benar murni, tidak bersyarat. Sebuah cinta yang sepenuhnya

awas, cerdas, sadar, segera beralih menuju sebuah revolusi yang sangat menakjubkan; ia

membuka pintu-pintu dari ruang-ruang suci yang paling dalam dari eksistensi. Dan untuk

mencapai pusat anda adalah untuk meraih semua yang dapat diberikan oleh kehidupan

kepada anda: semua aroma harumnya, semua keindahannya, semua kegembiraannya,

semua berkah-berkahnya.

EMOSI DAN TUBUH


Tubuh anda bukan hanya bersifat fisik. Dalam otot-otot anda, dalam struktur tubuh anda,

banyak hal yang memasuki tubuh melalui penekakan dan menyimpan secara paksa

(suppression). Jika anda menekan amarah, maka racun amarah itu menyelinap ke dalam

tubuh. Ia bergerak menuju otot-otot, ia menyelinap ke dalam darah. Jika anda menekan

sesuatu, ia bukan sekadar fenomena mental saja, ia juga bersifat fisik, karena anda

sebenarnya tidak terbagi-bagi. Anda bukanlah tubuh “dan” pikiran; anda adalah tubuh-

pikiran (bodymind), yang bersifat psikosomatis.4 Anda adalah kedua-duanya secara

serentak. Maka, apapun yang dilakukan oleh tubuh, mempengaruhi pikiran dan apapun

yang dilakukan oleh pikiran, akan mempengaruhi tubuh. Tubuh dan pikiran adalah dua

aspek dari entitas yang sama.

Misalnya, jika anda marah, apa yang terjadi dengan tubuh? Kapan saja anda

marah, racun-racun tertentu dilepaskan ke dalam darah. Tanpa racun-racun itu, anda tidak

akan cukup menjadi gila untuk marah. Anda mempunyai kelenjar-kelenjar tertentu dalam

tubuh anda, dan kelenjar-kelenjar itu melepaskan zat-zat kimia tertentu. Sekarang, ini

bersifat ilmiah, ini bukan sekadar sebuah filsafat. Darah anda menjadi teracuni

karenanya. Itulah mengapa, ketika anda marah, anda dapat melakukan hal-hal yang tidak

dapat anda lakukan pada saat tidak marah. Berhubung anda sedang marah, anda dapat

mendorong sebuah batu besar---anda tidak dapat melakukannya pada saat tidak marah.

Anda bahkan tidak dapat meyakini setelah itu bahwa anda mampu mendorong batu besar

ini, atau melemparkannya, atau mengangkatnya. Ketika anda menjadi normal kembali,

anda tidak akan mampu mengangkatnya. Karena anda tidak lagi sama keadaannya. Zat-

4
Psikosomatis = Yang berhubungan dengan gangguan berupa gejala-gejala fisik yang berakar dari sebab-
sebab mental dan emosi. (Pen).
zat kimia tertentu bersirkulasi dalam darah; anda berada dalam sebuah keadaan darurat;

seluruh energi anda difokuskan ke tindakan anda.

Tapi, ketika seekor binatang marah, dia hanya sekadar marah. Dia tidak

mempunyai moralitas tentang amarahnya, tidak ada pengajaran tentangnya; dia hanya

sekadar marah dan amarah itu dilepaskan. Ketika anda marah, anda marah dalam suatu

cara yang serupa dengan binatang, tapi kemudian, ada masyarakat, ada moralitas, etiket,

dan ribuan hal lain. Anda harus menekan amarah ke bawah permukaan. Anda harus

menunjukkan bahwa anda tidak marah, anda harus menyunggingkan senyuman palsu.

Anda mengkreasi senyuman, dan anda menekan amarah ke bawah permukaan. Apa yang

sedang terjadi dengan tubuh? Tubuh bersiap diri untuk bertarung---apakah untuk

bertarung atau menghindari amarah, apakah itu menghadapi amarah atau menjauh

darinya. Tubuh telah siap untuk melakukan sesuatu; amarah hanyalah sekadar kesiapan

untuk melakukan sesuatu. Tubuh menjadi sangat keras dan agresif.

Jika anda dapat menjadi keras dan agresif, maka energi akan dilepaskan. Tapi,

anda tidak dapat menjadi demikian: ini tidak layak untuk dilakukan, lalu anda

mendorongnya ke bawah permukaan. Kemudian, apa yang akan terjadi dengan semua

otot-otot ini yang siap untuk menjadi agresif? Mereka akan menjadi lumpuh. Energi

mendorong mereka untuk menjadi agresif, dan anda mendorong mereka ke bawah

permukaan agar tidak menjadi agresif. Akan ada konflik disana. Dalam otot-otot anda,

dalam darah anda, dalam jaringan-jaringan tubuh anda, akan ada konflik disana. Mereka

siap untuk mengekspresikan sesuatu dan anda mendorong serta menahan mereka untuk

tidak berekspresi. Anda sedang menekan mereka. Kemudian, tubuh anda menjadi

lumpuh.
Hal seperti ini juga terjadi pada setiap emosi dan ini terus terjadi hari demi hari,

selama beberapa tahun. Kemudian, tubuh anda menjadi lumpuh selamanya. Semua syaraf

menjadi lumpuh; mereka tidak mengalir, mereka tidak cair, mereka tidak hidup. Mereka

telah mati membeku, mereka telah teracuni, dan mereka semuanya telah menjadi kusut-

semrawut. Mereka menjadi tidak alami.

Lihatlah binatang-binatang dan cermati betapa anggun tubuh mereka. Apa yang

terjadi dengan tubuh manusia? Mengapa ia tidak sedemikian anggun? Apa yang telah

terjadi dengannya? Anda telah melakukan sesuatu terhadapnya. Anda telah menekannya

secara paksa, dan spontanitas alami dari alirannya telah lenyap. Ia menjadi stagnan (tidak

bergerak dan tidak mengalir). Dalam setiap bagian dari tubuh anda, terdapat racun.

Dalam setiap otot tubuh anda, terdapat amarah yang ditekan, hasrat seksual yang

dipendam, keserakahan yang ditekan, kecemburuan, kebencian. Segala sesuatunya telah

ditekan secara paksa ke bawah permukaan. Tubuh anda benar-benar penyakitan.

Para pakar psikologi mengatakan bahwa kita telah menciptakan baju besi

pelindung di sekitar tubuh kita dan baju besi inilah yang menjadi masalah. Jika anda

mengizinkan diri anda untuk berekspresi secara total saat anda marah, apa yang akan ada

kerjakan? Ketika anda marah, gigi anda mulai bergemeretak secara bersamaan; anda

ingin melakukan sesuatu dengan kuku dan tangan anda, untuk merusak sesuatu. Jika anda

tidak melakukan sesuatu, jari-jari anda akan menjadi lumpuh; mereka akan kehilangan

keanggunan mereka, keindahan mereka. Mereka tidak akan menjadi organ-organ tubuh

yang hidup. Dan terdapat racun disana, sehingga ketika anda berjabat tangan dengan

seseorang, disana benar-benar tidak ada sentuhan, tidak ada kehidupan, karena tangan

anda telah mati.


Anda dapat merasakannya. Sentuhlah tangan mungil seorang anak: ada perbedaan

yang lembut disana. Jika anak kecil itu tidak merasakan sesuatu seperti menjulurkan

tangannya kepada anda, maka, ini tidak menjadi masalah; dia akan menarik diri. Dia

tidak akan memberi anda sebuah tangan yang mati, dia hanya akan menarik diri. Tapi,

jika dia ingin memberikan tangannya kepada anda, maka, anda akan merasa seolah-olah

tangannya luruh dalam genggaman tangan anda. Kehangatan, aliran---seolah-olah seluruh

hidup anak itu hadir dalam genggaman anda. Sebuah sentuhan yang sebenarnya, dan dia

mengekspresikan semua cinta sehingga ia (cinta) mungkin untuk berekspresi.

Tapi, seorang anak yang sama, ketika dia tumbuh dewasa, akan berjabat tangan

seolah-olah tangannya hanyalah sebuah alat yang mati. Dia tidak akan hadir ke dalamnya

(tangan), dia tidak akan mengalir melaluinya. Ini terjadi, karena ada penghallang-

penghalang. Amarah telah terhalang, dan sebenarnya, sebelum tangan anda menjadi

hidup kembali untuk mengekspresikan cinta, ia akan harus melalui rasa sakit yang intens,

ia akan harus melalui ekspresi marah yang mendalam. Jika amarah tidak tersalurkan,

maka amarah itu menghalangi energi anda dan cinta tidak dapat mengalir.

Keseluruhan tubuh anda telah terhalang, bukan hanya kedua tangan anda. Jadi,

anda dapat memeluk seseorang, anda dapat mendekatkan seseorang ke dada anda, tapi itu

tidak sama dengan mendekatkan seseorang ke hati anda. Ini adalah dua hal yang berbeda.

Anda dapat merengkuh seseorang dekat ke dada anda---ini adalah sebuah gejala fisik.

Tapi, jika anda mempunyai sebuah baju besi di sekitar hati anda, sebuah penghalang

emosi-emosi, maka, orang itu tetap saja berjarak sebagaimana dia sebelumnya; tidak ada

keakraban yang mungkin terjadi. Tapi, jika anda benar-benar mendekatkan seseorang ke

diri anda dan tidak ada baju besi (penghalang), tidak terdapat dinding pemisah antara
anda dengan orang itu, maka, hati anda akan lumer ke dalam hati orang itu. Akan

berlangsung sebuah pertemuan, sebuah komuni (saling berbagi perasaan dan pemikiran).

Ketika tubuh anda kembali menjadi reseptif (kemampuan untuk menerima) dan

tidak terdapat penghalang, tidak ada racun-racun di sekitarnya, anda akan selalu

mempunyai sebuah perasaan harus tentang kegembiraan (joy) yang terbungkus di sekitar

diri anda. Apa saja yang anda lakukan atau tidak anda lakukan, anda akan selalu

merasakan getaran kegembiraan yang halus di sekitar tubuh anda. Sebenarnya,

kegembiraan itu hanya mengandung arti bahwa tubuh anda berada dalam sebuah simfoni

orkestra, tak ada yang lain---bahwa tubuh anda berada dalam alunan irama musik, tak ada

lagi yang lain. Kegembiraan itu bukanlah kesenangan (pleasure); kesenangan diperoleh

dari sesuatu yang lain. Kegembiraan itu hanya sekadar menjadi diri anda sendiri: sangat

hidup, penuh energi, kehidupan yang penuh. Sebuah perasaan tentang alunan musik yang

lembut di sekitar tubuh anda dan di dalam tubuh anda, sebuah simfoni---itulah

kegembiraan. Anda dapat menjadi gembira ketika tubuh anda mengalir, ketika ia seperti

sungai yang mengalir.

Saya telah mencermati bahwa ketika saya merasa marah atau sedih

atau cemas, terdapat sensasi fisik yang sesuai di dalam perut saya, atau

dalam solar plexus.5 Kadang-kadang, jika saya mengalami gangguan

emosi, perasaan ini sedemikian kuatnya sehingga saya sulit untuk tidur,

atau saya tidak merasa seperti sedang makan. Dapatkah anda

menjelaskan tentang ini?

5
Solar Plexus = Jaringan syaraf yang luar yang terletak di balik perut (penerjemah).
Setiap orang membawa banyak sampah dalam perutnya, karena perut menjadi satu-

satunya tempat di dalam tubuh dimana anda dapat menekan banyak hal. Tidak ada tempat

lain. Jika anda ingin menekan sesuatu, ia harus ditekan ke dalam perut. Anda ingin

menangis---istri anda telah meninggal, kekasih tercinta anda telah tiada, sahabat anda

telah meninggal---tapi, ini terlihat tidak baik. Ini terlihat seolah-olah anda adalah

berkepribadian lemah, menangis karena kehilangan seseorang, dan anda menekannya.

Dimana anda akan meletakkan tangisan itu? Secara alami, anda harus menekannya ke

dalam perut. Karena perut adalah satu-satunya tempat yang tersedia di dalam tubuh, satu-

satunya tempat yang berlubang dimana anda dapat menyimpan banyak hal.

Jika anda menekan di dalam perut.... Dan setiap orang menekan banyak jenis

emosi---cinta, seksualitas, amarah, kesedihan, menangis, dan bahkan tertawa. Anda tidak

dapat tertawa (terbahak-bahak) dengan baik---ia terlihat kasar, terlihat vulgar. Dalam

banyak budaya, agar dapat tertawa terbahak-bahak berarti anda tidak berbudaya. Jadi,

anda telah menekan segalanya. Dan karena penekanan ini, anda tidak dapat bernafas

secara mendalam, anda hanya bisa bernafas secara dangkal. Jika anda bernafas secara

mendalam, maka, luka-luka akibat penekanan itu akan melepaskan energi-energi mereka.

Anda merasa takut. Setiap orang merasa takut untuk mengizinkan diri mereka bernafas ke

dalam perut mereka.

Setiap anak, kedika dia lahir, bernafas ke dalam perutnya. Lihatlah anak kecil

yang sedang tidur: perutnya turun-naik, tidak pernah dadanya yang turun-naik. Tidak ada

anak kecil yang bernafas dari dada; mereka bernafas dari perut. Mereka menjadi

sepenuhnya bebas sekarang, tidak ada yang ditekan. Perut mereka kosong dari

penekanan, dan kekosongan itu mempunyai keindahan di dalam tubuh.


Begitu perut mengalami terlalu banyak penekanan di dalamnya, maka sang tubuh akan

terbagi menjadi dua bagian, bagian yang lebih rendah dan bagian yang lebih tinggi.

Kemudian, anda tidak menjadi satu kesatuan; anda menjadi dua bagian. Bagian yang

lebih rendah adalah bagian yang ditolak. Kesatuan menjadi hilang; suatu dualitas telah

menyelinap ke dalam eksistensi anda. Sekarang, anda tidak dapat menjadi indah, anda

tidak dapat menjadi anggun. Anda sedang membawa dua tubuh, bukan satu tubuh, dan

akan selalu ada sebuah jurang diantara keduanya. Anda tidak dapat berjalan dengan

indah; bagaimanapun juga, anda harus membawa kaki-kaki anda. Dalam kenyataan

sebenarnya, jika tubuh anda satu, kaki-kaki anda akan membawa anda. Jika tubuh terbagi

menjadi dua bagian, maka anda harus membawa kaki-kaki anda. Anda harus menyeret

tubuh anda; ini seperti sebuah beban. Anda tidak dapat menikmati berjalan yang baik,

anda tidak dapat menikmati berenang yang baik, anda tidak dapat menikmati gerak lari

dengan cepat, karena tubuh tidak satu (utuh). Atas semua pergerakan-pergerakan ini, dan

untuk menikmati mereka, maka sang tubuh butuh untuk dipersatukan. Suatu persatuan

harus diciptakan kembali; organ perut harus dibersihkan secara menyeluruh.

Untuk pembersihan perut, proses bernafas sangat dalam, sangat diperlukan,

karena ketika anda menghirup nafas secara mendalam dan menghembuskan nafas secara

mendalam, perut membuang semua yang sedang dibawanya. Dalam menghembuskan

nafas, perut membebaskan dirinya sendiri. Oleh karena sebab inilah, maka proses

bernafas secara mendalam itu menjadi penting. Yang ditekankan hendaknya pada proses

menghembuskan nafas sehingga segala sesuatu yang sedang dikandung oleh perut secara

tidak perlu, dapat terlepaskan.


Dan ketika perut tidak sedang membawa emosi-emosi di dalam, jika anda

mempunyai sembelit, ia tiba-tiba saja menjadi lenyap. Ketika anda sedang menekan

emosi-emosi di dalam perut, akan ada sembelit disana, karena perut menjadi tidak bebas

bergerak. Anda sedang mengontrolnya secara mendalam; anda tidak mengizinkannya

menjadi bebas. Jadi, jika emosi-emosi ditekan, akan ada sembelit. Sembelit lebih

merupakan suatu penyakit mental daripada penyakit fisik; ia lebih banyak berhubungan

dengan pikiran daripada dengan tubuh.

Tapi, ingatlah, saya tidak sedang membagi pikiran dan tubuh sebagai dua hal yang

terpisah. Keduanya merupakan dua aspek dari fenomena yang sama. Pikiran dan tubuh

bukanlah dua hal; tubuh anda adalah sebuah fenomena yang bersifat psiko-somatik.

Pikiran adalah bagian yang paling halus dari tubuh, dan tubuh adalah bagian yang paling

kasar dari pikiran. Dan keduanya saling mempengaruhi satu sama lain; keduanya berjalan

secara paralel. Jika anda sedang menekan sesuatu di dalam pikiran, tubuh akan memulai

sebuah perjalanan supresi (penekanan). Jika pikiran melepaskan segala sesuatunya, maka,

tubuh juga melepaskan segala sesuatunya. Itulah sebabnya, mengapa saya sangat

menekankan katarsis dalam meditasi yang saya kembangkan. Katarsis adalah sebuah

proses pembersihan.

*****

Di India, kami menyebut solar plexus sebagai manipura; ini adalah pusat dari

seluruh sentimen-sentimen dan emosi-emosi anda. Kita terus merepresi emosi-emosi kita

dalam manipura. Istilah manipura berarti “intan-berlian”---kehidupan menjadi sangat

bernilai karena sentimen-sentimen, emosi-emosi, tertawa, menangis, air mata, dan

senyuman. Hidup ini menjadi sangat berharga karena semua hal ini; inilah keagungan
hidup---atas dasar ini, cakra ketiga, sang pusat energi ketiga, disebut dengan manipura,

cakra berlian.

Hanya manusia yang mampu memiliki berlian yang sangat berharga ini.

Binatang-binatang tidak dapat tertawa; secara alamiah, mereka juga tidak dapat

menangis. Tetes-tetes air mata adalah sebuah dimensi tertentu yang hanya tersedia bagi

ras manusia saja. Ketindahan air mata, keindahan tertawa, sajak air mata, dan sajak

tertawa, hanya tersedia bagi ras manusia. Sedangkan seluruh makhluk selainnya, hanya

eksis dengan dua cakra atau pusat: muladhar, atau pusat seks, pusat kehidupan, dan

svadhisthan, hara, atau pusat dimana kehidupan meninggalkan sang tubuh. Binatang-

binatang lahir dan mereka mati; antara dua peristiwa ini, tak ada sesuatu yang berarti.

Jika anda juga lahir dan anda mati, hanya sekadar itu, maka, anda adalah binatang: anda

belum menjadi manusia. Dan berjuta-juta orang hanya eksis dengan dua cakra ini;

mereka tidak pernah melampaui keduanya.

Kita telah diajarkan untuk merepresi perasaan-perasaan kita, kita telah diajarkan

untuk tidak menjadi sensitif. Kita telah diajarkan bahwa perasaan tidak memberi hasil:

Menjadilah praktis, menjadilah keras. Jangan menjadi lembut, jangan menjadi rentan, jika

tidak, maka anda akan dieksploitasi. Menjadilah keras! Setidaknya, tunjukkan bahwa

anda adalah seorang yang berkarakter keras, setidaknya, berpura-puralah bahwa anda

adalah seorang yang berbahaya, bahwa anda bukan makhluk yang lembek. Ciptakan

ketakutan di sekitar anda. Jangan tertawa, karena jika anda tertawa, anda tidak dapat

menciptakan ketakutan terhadap diri orang lain. Jangan meneteskan air mata; jika anda

meneteskan air mata, anda menunjukkan diri anda sebagai penakut. Jangan menunjukkan
keterbatasan-keterbatasan manusiawi anda. Berpura-puralah bahwa anda adalah sosok

yang sempurna.

Represikan pusat (cakra) ketiga dan anda akan menjadi seorang tentara, bukan

seorang manusia, tapi tentara: manusia-tentara, manusia palsu. Banyak yang telah

dilakukan dalam Tantra guna me-rileks-kan pusat ketiga ini. Emosi-emosi harus di

kendurkan, di-rileks-kan. Ketika anda merasa ingin menangis, anda harus menangis;

ketika anda merasa ingin tertawa, anda harus tertawa. Anda harus menyingkirkan upaya

represi yang tidak masuk akal ini; anda harus mempelajari ekspresi, karena hanya melalui

sentimen-sentimen anda, melalui emosi-emosi anda, melalui kepekaaan anda, anda akan

sampai pada getaran (vibrasi) yang membuat komunikasi menjadi mungkin.

Apakah anda belum menyadarinya? Anda dapat mengatakan sebanyak yang anda

inginkan dan tak ada satupun yang tersampaikan. Setetes air mata dapat mengatakan jauh

lebih banyak. Anda dapat berbicara selama berjam-jam yang hanya menghasilkan kesia-

siaan belaka, tapi, setetes air mata dapat menyatakan semuanya. Anda dapat terus

mengatakan: “Aku merasa sangat bahagia, ini dan itu ...” tapi wajah anda menunjukkan

hal yang sebaliknya. Secercah tawa, tertawa yang benar-benar otentik, dan anda tidak

membutuhkan kata-kata secuilpun---tertawa mengatakan semuanya. Ketika anda melihat

teman anda, wajah anda bersinar, penuh dengan sorot cahaya bahagia.

Pusat ketiga ini harus tersedia dalam jumlah banyak. Ia menentang proses

berpikir, jadi, jika anda mengizinkan pusat ketiga ini, anda akan mampu me-rileks-kan

pikiran anda yang tegang dengan lebih mudah. Menjadilah orisinal, sensitif; menyentuh

lebih banyak, merasa lebih banyak, tertawa lebih banyak, menangis lebih banyak. Dan

ingatlah, anda tidak dapat melakukan lebih dari yang dibutuhkan; anda tidak dapat
menambah-nambahkan dan melebih-lebihkan. Anda tidak dapat membawa, bahkan,

setetes air mata lebih banyak dari yang dibutuhkan, dan anda tidak dapat tertawa lebih

banyak dari yang dibutuhkan. Jadi, jangan merasa takut, dan jangan menjadi pelit.

Ketika saya baru mulai ber-meditasi, saya memperhatikan bahwa

tubuh saya dan perasaan-perasaan yang saya miliki tentangnya,

mengalami banyak perubahan. Cara saya berjalan, cara saya melihat

pada diri saya sendiri saat mandi, cara saya merasa di dalam tubuh

saya---segala sesuatunya tampak begitu berbeda bagi saya, sehingga saya

benar-benar dapat menyadarinya! Apakah tubuh mengikuti pikiran, dan

apakah eksistensi-pikiran saya terpengaruh oleh hati saya?

Manusia itu bukanlah sebuah mesin, melainkan suatu organisme, dan perbedaan

antara dua hal ini sangat penting untuk dipahami. Mesin mempunyai bagian-bagian,

organisme mempunyai anggota-anggota. Anda dapat mengambil bagian-bagian (mesin)

secara terpisah; tak ada satu-pun yang mati. Anda dapat menyatukan (merangkai) bagian-

bagian itu kembali dan mesin segera dapat berfungsi kembali. Tapi, dalam sebuah

organisme, jika anda membawa anggota-anggota itu secara terpisah, akan ada yang mati.

Anda dapat menyatukan mereka kembali, tapi organisme itu tidak akan menjadi hidup

kembali. Organisme adalah sebuah kesatuan yang hidup; segala sesuatunya terhubung

dengan segala sesuatu yang lain.

Apapun yang terjadi pada diri anda, di dalam tubuh atau di dalam pikiran atau di

dalam hati atau di dalam kesadaran anda, akan terus mengubah segala sesuatu dalam
keseluruhan organisme. Anggota-anggota dari kesatuan organik, bukanlah bagian-bagian

yang diletakkan secara bersama-sama; ada sesuatu yang istimewa.

Sebuah mesin hanyalah keseluruhan jumlah dari bagian-bagiannya. Sebuah

organisme adalah sesuatu yang lebih dari jumlah total bagian-bagiannya---dan sesuatu

yang “lebih” itu adalah jiwa anda, yang menembus segala sesuatu dalam diri anda. Jadi,

setiap perubahan, dimana saja itu terjadi, akan terus membunyikan bel-bel di seluruh

eksistensi anda.

Oleh karena itulah, mengapa terdapat sistem-sistem yang berbeda disana.

Misalnya, yoga adalah salah satu sistem yang paling terkemuka bagi orang-orang yang

mengupayakan realisasi-diri. Tapi, hampir fungsi keseluruhannya adalah terkait dengan

tubuh, postur-postur tubuh. Ia adalah suatu riset yang sangat luar biasa; orang-orang yang

telah menciptakannya, telah melakukan hampir tugas-tugas yang mustahil. Mereka telah

menemukan dalam postur-postur yang bagaimana pikiran anda mengambil suatu sikap

tertentu, hati anda menempuh irama (ritme) tertentu, kesadaran anda menjadi lebih peka

atau kurang peka. Mereka telah mengembangkan semua postur-postur tubuh dalam suatu

cara yang hanya berfungsi pada tubuh, tidak dengan menyentuh sesuatu, mereka akan

mengubah seluruh eksistensi anda.

Tapi, ini merupakan pekerjaan sangat sulit, sangat melelahkan dan waktu yang

lama, karena tubuh adalah bagian yang eksistensi anda yang sepenuhnya tidak sadar.

Untuk melatihnya, dan dalam postur-postur yang aneh, yang tidak alami, merupakan

pekerjaan yang sangat sulit. Dan karena orang-orang yang telah mengembangkan sistem

yoga ini telah menemukan bahwa hidup itu terlalu singkat untuk mempraktikkan seluruh

postur-postur tubuh, untuk mengubah keseluruhan eksistensi batin, mereka adalah orang-
orang peretama di dunia ini yang memikirkan tentang memanjangkan rentang kehidupan

manusia sehingga mereka dapat menyelesaikan tugas dalam satu kehidupan.

Kesulitan yang timbul dari tubuh adalah bahwa anda bekerja keras dalam seluruh

hidup anda---enam puluh tahun, tujuh puluh tahun---dan anda, mungkin, hanya sampai

pada tingkat tertentu, padahal tubuh ini akan mengalami kematian. Dan ketika anda

memperoleh tubuh baru, anda harus memulai dari nol; anda tidak dapat memulai dari titik

dimana anda berhenti di kehidupan masa lalu anda. Ini adalah kesulitan yang sangat besar

dalam sistem yoga sehingga para yogi mulai mencari cara bagaimana untuk

memperpanjang rentang kehidupan tubuh.

Misalnya, setiap orang mengetahui tentang postur teratai (lotus) dimana anda melihat

Buddha sedang duduk. Itu adalah postur yang paling terkenal. Sekarang telah ditemukan

bahwa gravitasi hanya mempunyai sedikit pengaruh bagi anda jika duduk dalam postur

teratai dengan tulang punggung tegak sepenuhnya dan seluruh tubuh dalam keadaan

rileks. Dan adalah gravitasi yang membunuh anda; semakin anda terpengaruh oleh

gravitasi, semakin anda tertarik menuju liang kubur. Menjadi sangat jelas kemudian,

ketika Einstein menyatakan bahwa jika kita dapat menciptakan kendaraan yang bergerak

pada kecepatan cahaya, kemudian orang-orang yang melakukan perjalanan dengan

kendaraan itu, tidak akan termakan oleh usia---sama sekali tidak. Jika mereka

meninggalkan bumi ini dan pulang kembali setelah lima puluh tahun kemudian,

sementara rekan-rekan sebaya mereka akan mengalami kematian. Barangkali, satu atau

dua orang masih tetap hidup, di atas ranjang kematian mereka, tapi mereka yang

melakukan perjalanan ke angkasa itu akan kembali pulang dengan usia yang persis sama

dengan usia saat mereka mulai melakukan perjalanan.


Idenya (Einstein) telah tidak menyadari penjelasan yoga. Penjelasan yoga adalah

bahwa seseorang akan pulang kembali ke bumi ini pada usia yang sama karena dia telah

berada di luar medan gravitasi; itulah mengapa dia tidak termakan oleh usia. Dan bahwa

iini jauh lebih praktis, jauh lebih ilmiah, bukan sekadar sebuah hipotesa belaka. Ribuan

yogi telah menjalani kehidupan yang lebih lama daripada orang-orang lainnya. Hanya

dengan dudu dalam postur itu (teratai), hukum gravitasi memberi pengaruh yang sangat

minimal terhadap mereka.

Tapi, alasan para yogi menjadi sangat menarik tentang cara-cara untuk

memperpanjang kehidupan, yang tidak bersumber dari nafsu duniawi mereka sendiri, tapi

karena mereka telah memilih kendaraan transformasi yang sangat perlahan: tubuh. Tapi,

melalui tubuh, orng-orang telah mencapai pencerahan. Mereka tidak melakukan apapun,

tapi mempelajari dan mempraktikkan postur-postur tubuh tertentu. Dalam suatu postur

tertentu, pikiran berfungsi dalam suatu cara khusus. Dalam satu postur, pikiran berhenti

berfungsi, dalam postur yang lain, anda menjadi sangat awas, dan sebagainya.

Anda dapat melihat semua hal ini, juga, terjadi dalam kehidupan sehari-hari.

Dengan setiap mood, emosi, pemikiran, tubuh anda mengambil sebuah postur tertentu.

Jika anda sekadar bersikap waspada, anda akan melihat bahwa disana terdapat sebuah

hubungan, dan hubungan ini, sespertinya, anda tidak dapat mengubahnya. Misalnya,

seseeorang seperti saya---jika anda mengikat kuat-kuat kedua tangan saya, maka saya

tidak dapat berbicara! Saya, sama sekali, tidak dapat berbicara, saya akan menejadi

bingung tentang apa yang harus dilakukan, karena kedua tangan saya terhubung begitu

eratnya dengan ekspresi-ekspresi saya.


Dan anda harus tahu, bahwa masing-masing tangan terhubung dengan satu

wilayah akal, tangan kiri terhubung dengan wilayah akal sebelah kanan, tangan kanan

terbuhung dengan wilayah akal sebelah kiri. Mereka adalah perluasan (ekstensi) dari

pikiran anda. Jadi, kapan saja saya berbicara, saya sedang berbicara melalui dua medium:

melalui kata-kata dan melalui kedua tangan. Masing-masing gestur (bahasa tubuh) dari

tangan, membantu saya dalam memberi ekspresi pada suatu ide tertentu. Jika kedua

tangan saya terikat kuat, maka, tidak mungkin bagi saya untuk mengucapkan sesuatu.

Saya telah mencobanya, dan saya tiba-tiba menyadari bahwa sangat sulit untuk berbicara.

Saya ingin mengatakan sesuatu, tapi saya mengucap sesuatu yang lain yang berbeda.

Penjelasan intinya adalah bahwa ritme yang berhubungan dengan kedua tangan saya

sedang terganggu.

Dari bagian paling rendah hingga bagian paling tinggi dalam diri anda, segala

sesuatunya adalah serba terhubung. Yoga telah mengeksplorasi tubuh; ini merupakan

sebuah proses panjang, sulit, dan barangkali tidak mempunyai masa depan yang cerah

jika sains tidak bekerja sama dengannya dan membantunya. Kemudian, barangkali, ia

akan meledak. Yoga adalah satu dari sains-sains paling kuno yang telah dikembangkan

oleh manusia. Ia, setidaknya, telah berusia lima ribu tahun. Jika sains tidak mau bekerja

sama dengannya, maka yoga akan meminta terlalu banyak. Manusia modern tidak dapat

menyediakan waktu yang terlalu lama; jalan tempuh yang lebih pendek harus ditemukan.

Jika anda sedang bekerja dengan pikiran, itu adalah jalan yang lebih pendek

daripada bekerja dengan tubuh dan pekerjaan menjadi lebih mudah, karena dengan

pikiran, tidak banyak yang harus dilakukan, hanya kesadaran, hanya kewaspadaan

(watchfulness). Tidak ada psikoanalisa---itu, sekali lagi adalah memperpanjang dan


memperlama proses yang tidak perlu. Yoga, setidaknya, sampai pada tujuan. Psikoanalisa

tidak pernah sampai pada tujuan karena pikiran terus menciptakan sampah baru setiap

hari; ia sangat produktif. Anda terus memilah-milah mimpi dan ia terus menciptakan

mimpi-mimpi baru. Ini begitu cerdasnya sehingga ia dapat menangani mimpi yang anda

lihat saat anda tidur dan bermimpi. Ini dapat menjadi sangat kompleks. Dan menganalisa

sampah ini agak sedikit membantu, memberi sedikit pelepasan, tapi ia adalah suatu

proses yang tidak pernah berakhir.

Mereka yang benar-benar mengeksplorasi pikiran, telah bekerja dengan penuh

awas, dengan mengalami dan menyaksikan secara langsung; dan saat anda menyaksikan

pikiran, pikiran secara perlahan-lahan mulai menjadi diam, menghentikan kesibukannya

yang tidak perlu, menjadi tenang dan hening. Dan ketika pikiran menjadi tenang dan

hening, tubuh anda akan mengalami perubahan-perubahan, perubahan-perubahan yang

menakjubkan---dan itulah yang sedang terjadi dengan diri sang penanya. Anda akan

melihat bahwa tubuh sedang berperilaku dengan cara-cara yang baru; ia tidak pernah

berperilaku seperti ini (sebelumnya). Ini berjalan dengan cara yang berbeda, gestur

(bahasa tubuh)nya telah berubah. Ketika pikiran anda menjadi tenang dan hening, tubuh

anda juga mulai menjadi tenang dan hening; terdapat suatu keheningan tertentu di dalam

tubuh, suatu kepenuhan hidup yang belum pernah anda rasakan sebelumnya. Anda telah

dan sedang berada di dalam tubuh, tapi anda belum pernah bersentuhan dengannya

semendalam ini, karena pikiran terus-menerus menjaga agar anda selalu sibuk. Pikiran

adalah sebuah penghalang, sehingga kesadaran anda tidak pernah terjembatani dengan

tubuh anda.
Sekarang, ketika pikiran dalam keadaan diam, kesadaran untuk pertama kalinya

menjadi awas dan waspada terhadap tubuh. Jadi, seorang buddha memiliki gestur-nya

sendiri; cara berjalannya berbeda, cara memandangnya berbeda. Segala sesuatunya

berbeda, karena sekarang disana tidak ada pikiran. Sang tubuh, sekakrang, tidak

mengikuti pikiran; pikiran dalam keadaan tidak aktif. Sekarang, ia mengikuti kesadaran,

kualitas batin dari eksistensi anda.

Jadi, ketika perubahan-perubahan mulai berlangsung di dalam tubuh, awasi

mereka dan bergembiralah. Menjadilah lebih waspada dan perubahan-perubahan yang

lebih banyak akan terjadi. Menjadilah lebih sadar dan anda akan melihat bahwa, bahkan,

tubuh mulai memiliki suatu kesadaran tentang dirinya sendiri. Dan ketika an da menjadi

lebih awas dan lebih sadar, anda akan merasa lebih mencintai tubuh anda, lebih sayang

kepada tubuh anda; anda akan mersa lebih dekat, lebih akrab, sejenis persahabatan yang

baru, muncul. Hingga sekarang ini, anda hanya sekadar memanfaatkannya saja. Anda

tidak pernah mengatakan, bahkan, ucapan terima kasih kepada tubuh anda, dan ia terus

melayani anda dalam suatu cara yang mungkin. Jadi, ini adalah sebuah pengalaman yang

baik. Biarlah ia menjadi lebih intens dan membantunya. Dan satu-satunya cara untuk

membantunya adalah dengan bersikap lebih waspada.

DARI KEPALA MENUJU HATI


MENUJU EKSISTENSI (BEING)
Suatu Perjalanan Pulang Kembali ke Pusat

Masyarakat tidak menghendaki anda untuk menjadi manusia-hati (hearts).


Masyarakat membutuhkan manusia-manusia rasional (heads), bukan manusia-manusia-

hati.
Suatu kali, ketika saya mengunjungi sebuah universitas di Varanasi, saya

berbincang-bincang dengan salah seorang sarjana yang paling terkenal di India pada saat

itu, DR. Hajari Prasad Dwivedi. Ia menjadi pembicara utama dalam sebuah pertemuan

yang saya hadiri, dan dia adalah kepala (Dekan) Fakultas Seni. Aku bertanya kepadanya:

Pernahkah anda bertanya-tanya, mengapa anda disebut kepala, dan bukan hati?”

Dia berkata: “Anda mengajukan pertanyaan yang aneh”---dia telah berusia tua,

dan sekarang dia telah mati. Dia berkata: “Dalam seluruh hidupku, tak seorang pun yang

pernah bertanya: ‘Mengapa anda disebut kepala dan bukan hati?’” Tapi, dia berpikir

serius tentang pertanyaan ini; dia berkata: “Terdapat kandungan penting dalam

pertanyaan anda. Anda juga membuat saya bertanya-tanya mengapa orang-orang tidak

memberi nama hati departemen filsafat, misalnya. Itu lebih otentik, lebih esensial; tapi

mereka menyebutnya kepala (departemen filsafat).”

Masyarakat telah membagi antara kepala-kepala dan tangan-tangan. Apakah anda

memperhatikan bahwa buruh-buruh pekerja disebut tangan-tangan? Orang-orang miskin

bekerja dengan tangan-tangan mereka, para pekerja manual (berhubungan dengan tangan)

disebut “tangan-tangan”, dan terdapat golongan-golongan di atas mereka yang disebut

dengan “kepala-kepala.” Tapi, hati menghilang sepenuhnya; tak seorang pun menyebut

“hati.”

Ini benar-benar sangat penting ketika anda mulai merasa ada suatu pengarahan di

dalam hati anda, karena hati anda adalah jauh lebih bernilai dibanding kepala anda.

Kepala anda, semuanya adalah pinjaman, ia tidak mempunyai sesuatu yang menjadi

miliknya sendiri. Tapi, hati anda masih tetap milik anda. Hati anda bukan Kristen atau
Hindu, hati anda masih terkait dengan eksistensi. Ia tidak mengalami kemerosotan moral

dan pencemaran. Hati anda tetap orisinal.

Ini adalah sebuah lompatan quantum yang hebat dari kepala menuju hati. Satu

langkah lebih maju, dari hati menuju eksistensi, dan anda telah sampai di rumah;

perjalanan panjang pencarian spiritual telah berakhir.

Tak seorang pun dapat bergerak langsung dari kepala menuju eksistensi.

Keduanya tidak saling mengenal; keduanya tidak saling terhubung satu sama lain.

Bahkan, keduanya tidak saling mengenal! Eksistensi anda tidak mengetahui apapun

tentang kepala, juga, kepala anda tidak mengetahui sedikitpun tentang eksistensi.

Keduanya tinggal di dalam rumah yang sama, tapi keduanya tidak saling mengenal.

Kerena fungsi-fungsi mereka sangat berbeda, mereka tidak pernah saling melintasi jalur

satu sama lain; mereka tidak pernah saling berjumpa satu sama lain.

Hati adalah jembatan. Sebagian dari hati mengetahui kepala, dan sebagian dari

hati mengetahui eksistensi. Hati adalah sebuah terminal di tengah jalan. Ketika anda

bergerak menuju eksistensi anda, hati anda menginap untuk satu malam.

Dari hati, anda akan mampu untuk melihat kandungan eksistensi---tapi tidak dari

kepala; oleh karena itulah, para filsuf tidak pernah menoleh ke mistik. Para penyair

tertarik dengan spiritualitas, mereka telah mengalami transformasi... para pelukis,

pemahat, penari, pemusik, penyanyi, mereka berada lebih dekat dengan eksistensi.

Tapi, seluruh masyrakat kita, telah dikuasai oleh kepala, sebab kepala mampu

untuk menghasilkan uang. Ia bersifat sangat efisien; mesin-mesin selalu lebih efisien. Ia

mampu memenuhi semua ambisi-ambisi anda. Kepala dilatih oleh sistem-sistem

pendidikan anda dan seluruh energi anda mulai bergerak kesana dan mengabaikan hati.
Hati adalah sesuatu yang paling penting karena merupakan pintu gerbang menuju

eksistensi anda, menuju sumber kehidupan abadi anda. Saya menginginkan semua

universitas di dunia ini untuk menciptakan masyarakat yang menyadari hati, membuat

mereka lebih estetis, lebih sensitif: sensitif terhadap semua yang mengelilingi kita,

keindahan yang luar biasa, kebahagiaan yang sangat mendalam.

Tapi, hati tidak dapat memenuhi hasrat-hasrat ego anda; itulah masalahnya. Ia

dapat memberi anda pengalaman cinta yang sangat menakjubkan, suatu perubahan

kimiawi. Ia dapat menampilkan yang terbaik dari diri anda ke bentuk yang paling jernih

dan murni. Tapi, ia tidak akan menciptakan uang, kekuasaan, prestise---dan mereka telah

menjadi tujuan-tujuan.

Terus selipkan diri anda dari kepala menuju hati, dan kemudian, ambil sedikit-

banyak risiko, dan selipkan diri anda dari hati menuju eksistensi. Itulah pondasi sejati

dari kehidupan anda.

***

Ada sebuah kisah yang indah dari Turgenev6 dalam karyanya, The Fool.

Pernah di sebuah kota kecil, terdapat seorang laki-laki yang tela h divonis sebagai orang

paling idiot yang pernah dilahirkan. Mudah dimengerti, dia terus-menerus berada dalam

kesulitan. Apapun yang dia katakan, orang-orang akan mulai tertawa---bahkan jika dia

mengatakan sesuatu yang indah dan benar. Tapi, karena ia telah dikenal luas sebagai

seorang idiot dan tolol, orang-orang menganggap apa saja yang dia katakan, tidak jauh

dari kualitas idiotnya. Dia boleh saja mengutip ujaran manusia-manusia arif, tapi, tetap

saja orang-orang akan menertawakannya.

6
Ivan Sergeyevich Turgenev (1818-1883) adalah penulis novel-novel, puisi-puisi dan drama-drama.
Diperhitungkan sebagai stylish terkemuka. Lahir di Orel Rusia Tengah. (Penerjemah).
Dia pergi untuk bertemu dengan seorang tua yang bijak dan menjelaskan

kepadanya bahwa dia merasa ada keinginan di dalam dirinya untuk melakukan bunuh

diri. Vonis yang dijatuhkan kepada saya secara terus-menerus ini terlalu berat----saya

tidak kuat lagi menanggungnya. Tolonglah saya untuk menemukan jalan keluar dari

masalah berat ini, atau aku akan membunuh diriku.”

Orang tua bijak itu tertawa. Dia berkata: “Tidak ada masalah yang berat, jangan

khawatir. Hanya, lakukan satu hal, dan datanglah kemari untuk mengunjungiku setelah

tujuh hari: mulailah mengatakan tidak terhadap segala sesuatunya. Mulailah

mempertanyakan setiap dan segala sesuatu. Jika orang-orang berkata: ‘Lihat---lihatlah

matahari yang terbenam, betapa indahnya!’ Segeralah bertanya: ‘Dimana terdapat

keindahan? Aku tidak melihat satupun---buktikan! Apa itu keindahan? Tidak ada

keindahan di dunia ini, semua ini adalah nonsen!’ Mintalah bukti-bukti; katakan,

‘Buktikan, dimana keindahan itu. Biarkan aku melihatnya, biarkan aku menyentuhnya.

Berikan sebuah definisi kepada-ku.’ Jika seseorang mengatakan: ‘Musik itu mengandung

ekstase (menenangkan dan menggembirakan,’ segeralah menerjangnya dengan

pertanyaan: ‘Apa itu ekstase? Apa itu kehidupan? Apa itu musik? Definisikan istilah anda

dengan jelas. Aku tidak mempercayai ekstase apapun, ini semua adalah ketololan, semua

ini hanya ilusi belaka. Dan musik itu tidak bermakna apa apa kecuali suara berisik dan

gaduh.’

Lakukan ini terhadap segala sesuatu, dan setelah tujuh hari, datanglah kembali

kepadaku. Lakukan negasi, ajukan pertanyaan-pertanyaan yang tidak dapat dijawab: Apa

itu keindahan, apa itu cinta, apa itu ekstase? Apa itu kehidupan, wapa itu kematian, apa

itu Tuhan?” Tujuh hari kemudian, orang idiot ini kembali menemui orang itu arif itu dan
dia diikuti oleh begitu banyak orang. Dia dikalungi karangan bunga di lehernya dan

mengenakan pakaian yang sangat indah. Orang arif itu bertanya: “Apa yang telah

terjadi?”

Dan orang yang dianggap idiot itu menjawab: “Ini benar-benar ajaib! Sekarang,

seluruh penduduk kota berpikir bahwa aku adalah filsuf, seorang pemikir besar. Aku

telah membuat setiap orang terdiam dan bungkam; orang-orang telah menjadi takut

kepadaku. Dalam kehadiranku, mereka terdiam membisu, karena apapun yang mereka

katakan, aku segera mengubahnya menjadi sebuah pertanyaan dan aku benar-benar

menjadi negatif sepenuhnya. Trik anda telah bekerja dengan baik!”

Orang arif itu bertanya: Siapa orang-orang ini, siapa mereka yang mengikutimu?”

Dia berkata: “Mereka adalah murid-muridku. Mereka ingin belajar dariku apa itu

kearifan!”

Demikianlah yang terjadi. Pikiran hidup dalam dunia “tidak”, ia adalah pengucap-

tidak; pelatihannya bersumber dari pengucapan “tidak” kepada setiap dan segala sesuatu.

Pada dasarnya, pikiran itu bersifat ateis, negatif. Tidak ada yang seperti sebuah pikiran

yang positif. Tidak ada satupun pikiran yang bersifat positf.

Hati bersifat positif. Jika pikiran mengatakan “tidak,” maka hati mengatakan

“ya.” Tentu saja, adalah lebih baik untuk mengatakan “ya” daripada mengatakan “tidak,

karena seseorang, benar-benar tidak dapat menjalani kehidupan dengan mengatakan

“tidak.” Semakin sering anda mengatakan “tidak” semakin sering anda menjadi semakin

terpencil dan terisolir dari orang-orang di sekitarnya. Semakin sering anda mengatakan

“tidak, semakin kurang hidup (layu) anda jadinya. Orang-orang, mungkin saja, berpikir
bahwa anda adalah seorang pemikir besar, tapi anda sedang terisolir dan sekarat; anda

sedang melakukan bunuh diri secara perlahan-lahan.

Jika anda mengatakan tidak pada cinta, kualitas diri anda akan lebih rendah

daripada sebelumnya; jika anda mengatakan tidak pada keindahan, kualitas diri anda akan

menjadi berkurang daripada sebelumnya. Dan jika anda terus mengatakan tidak kepada

setiap dan segala sesuatu, tahap demi tahap, maka diri anda akan punah. Pada akhirnya,

yang tersisa hanyalah kehidupan yang sangat hampa, tidak bermakna, tak ada hal yang

dianggap penting, tidak ada kegembiraan, tidak ada tarian, tidak ada perayaan.

Itulah yang terjadi dengan pikiran modern. Manusia modern lebih banyak

mengucapkan kata “tidak”, lebih banyak daripada sebelumnya. Oleh karena itu, timbul

pertanyaan: Apa makna hidup? Mengapa kita menjalani kehidupan ini? Mengapa terus

melangsungkan kehidupan ini? Kita telah mengatakan “tidak” kepada Tuhan, kita telah

mengatakan “tidak” pada yang tidak terjangkau oleh akal, kita telah mengatakan “tidak”

kepada semua hal yang telah dipraktikkan selama berabad-abad oleh masyarakat. Kita

telah membuktikan kepada isi hati kita bahwa semua nilai-nilai yang telah dilangsungkan

oleh manusia, tidak punya arti apa-apa. Tapi, sekarang, kita berada dalam kesulitan,

dalam keadaan menderita secara fisik dan mental. Hidup ini, semakin lama semakin

menjadi mustahil bagi kita. Kita tetap melangsungkan kehidupan ini hanya karena kita ini

adalah segerombolan pengecut. Jika tidak demikian, maka kita telah menghancunrkan

semua alasan untuk hidup. Kita terus menjalani kehidupan karena kita tidak dapat

melakukan bunuh diri. Kita takut pada kematian, oleh karena itu-lah, kita terus

melangsungkan kehidupan. Kita hidup atas dasar ketakutan, bukan atas dasar cinta.
Adalah lebih baik untuk menjadi positif, karena semakin positif anda, maka

semakin anda bergerak menuju hati. Hati tidak mengetahui bahasa negatif. Hati tidak

pernah bertanya: “Apa itu keindahan?” Ia menikmatinya, dan ia menikmatinya, ia

mengetahui hakikat keindahan. Ia tidak dapat mendefinisikannya, ia tidak dapat

menjelaskan dirinya sendiri, karena, pengalaman yang sedemikian itu tidak mungkin

untuk dapat dijelaskan, tidak mungkin untuk digambarkan. Bahasa tidak mencukupi

syarat untuk dapat mengungkapkannya, tidak ada simbol-simbol yang bisa membantu.

Hati mengetahui apa itu cinta, tapi ia tidak bertanya. Pikiran mengetahui hanya

pertanyaan-pertanyaan dan hati mengetahui hanya jawaban-jawaban. Pikiran terus-

menerus bertanya, tapi ia tidak mampu menjawab.

Oleh karena itu-lah, filsafat tidak mempunyai jawaban-jawaban, hanya

pertanyaan-pertanyaan dan pertanyaan-pertanyaan dan pertanyaan-pertanyaan. Masing-

masing pertanyaan, secara perlahan-lahan, menjadi seribu satu pertanyaan. Hati tidak

mempunyai pertanyaan-pertanyaan---ini adalah salah satu misteri kehidupan---ia

mempunyai semua jawaban. Tapi, pikiran tidak akan mendengarkan suara hati; keduanya

tidak saling berbagi, tidak ada komunikasi, karena hati mengetahui hanya bahasa diam

(keheningan). Pikiran, semuanya adalah kegaduhan, sebuah dongeng yang dikisahkan

oleh seorang idiot, penuh dengan amarah dan kegaduhan, tidak mempunyai makna

apapun.

Hati mengetahi apa hal-hal yang penting. Hati mengetahui keagungan hidup,

kegembiraan yang luar biasa dari eksistensi yang murni. Hati mampu merayakan, tapi ia

tidak pernah bertanya. Atas dasar inilah, akal berpikir bahwa hati itu buta. Akal itu penuh
dengan keraguan-keraguan, sedangkan hati penuh dengan perhatian dan kepedulian;

keduanya adalah dua kutub yang saling bertentangan.

Itulah sebabnya, mengapa dikatakan bahwa adalah lebih baik untuk menjadi

positif daripada menjadi negatif. Tapi ingat: sesuatu yang positif itu berhubungan dan

terkait dengan yang negatif, dua sisi dari fenomena yang sama.

Saya disini tidak bermaksud untuk mengajarkan cara-cara hati kepada anda---ya,

saya menggunakan cara-cara itu, tapi hanya sebagai sebuah media untuk membawa anda

keluar dari akal pikiran anda. Saya menggunakan hati sebagai sebuah perahu. Begitu

anda telah sampai di tepi pantai yang lain, maka perahu itu harus ditinggalkan; anda tidak

diharapkan untuk membawa perahu itu di atas kepala anda.

Tujuan yang ingin dicapai adalah untuk melampaui dualitas. Tujuan yang ingin

dicapai adalah untuk melampaui “tidak” dan “ya” sekaligus, karena “ya” anda hanya

dapat memiliki makna dalam konteks “tidak.” Ia tidak dapat bebas dari “tidak.” Jika ia

terbebas dari “tidak,” makna apa yang akan dia miliki? “Ya” anda hanya dapat eksis

dengan “tidak, ingat itu; dan “tidak” anda, juga, hanya dapat eksis dengan “ya” anda.

Keduanya adalah dua kutub yang bertentangan, tapi keduanya saling membantu satu

sama lain dengan cara yang sangat halus. Terdapat suatu konspirasi: Keduanya saling

bergandengan tangan. Keduanya saling mendukung satu sama lain, karena keduanya

tidak dapat eksis secara terpisah. “Ya” hanya mempunyai makna hanya karena

keberadaan “tidak”. “Tidak” hanya memiliki makna karena “ya.” Dan anda harus

melampaui konspirasi ini, anda harus melampaui dualitas ini.

Saya tidak sedang mengajarkan kepada anda sebuah cara hidup yang positif, dan

saya tidak sedang mengajarkan kepada anda sebuah cara hidup yang negatif. (Tapi) Saya
sedang mengajarkan kepada anda cara transendensi. Semua dualit as harus dilenyapkan---

dualitas pikiran dan hati, dualitas materi dan pikiran, dualitas berpikir dan emosi, dualitas

positif dan negatif, dualitas jantan dan bentina, yin dan yang, siang dan malam, musim

panas dan musim dingin, kehidupan dan kematian---semua dualitas. Dualitas seperti ini

harus disingkirkan, karena anda adalah melampaui dualitas.

Pada saat anda mulai bergerak menjauh dari “ya” dan “tidak”, anda akan memiliki

pandangan sekilas yang pertama tentang sesuatu yang paling agung. Oleh karena itu,

yang paling agung itu tetap tidak dapat diekspresikan secara mutlak; anda tidak dapat

mengatakan “tidak, anda tidak dapat mengatakan “ya.”

Tapi, jika anda memilih antara yang negatif dan yang positif, maka, saya akan

mengatakan: “Pilihlah yang positif” karena adalah lebih mudah untuk tergelincir ke “ya”

daripada tergelincir ke “tidak.” “Tidak” tidak mempunyai ruang yang cukup luas di

dalamnya; ia adalah sel penjara yang gelap. “Ya” mempunyai ruang yang lebih luas; ia

bersifat lebih terbuka, lebih rentan. Untuk bergerak dari “tidak,” anda akan menemukan

banyak kesulitan. Anda tidak mempunyai banyak ruang; anda terbungkus di dalamnya,

dari setiap sudut, dan semua pintu dan semua jendela dalam keadaan tertutup. “Tidak”

adalah sebuah ruang yang tertutup. Untuk hidup dalam ruang negatif adalah perbuatan

paling bodoh yang pernah dilakukan oleh seseorang, tapi jutaan orang menjalani

kehidupan dalam ruang-ruang negatif. Dia sedang mengulang kisah Turgenev, karena

hidup di dalam ruang negatif, dia merasa hebat; ego-nya dapat terpuaskan.

Ego adalah sebuah penjara yang diciptakan oleh tumpukan “tidak”; negativitas

adalah makanannya. Jadi, jika anda harus memilih antara yang negatif dan yang positif,

pilihlah yang positif. Setidaknya, anda akan mempunyai jangkauan yang sedikit lebih
luas; beberapa jendela dan pintu akan terbuka, angin dan matahari dan hujan akan

tersedia untuk anda. Anda akan mempunyai sekilas pandang tentang langit terbuka di luar

dan bintang-bintang dan bulan. Dan kadang-kadang, aroma segar bunga akan mulai hadir

kepada anda, dan kadang-kadang, anda secara tiba-tiba dilingkupi oleh rasa gembira yang

sangat dengan hanya melangsungkan kehidupan ini. Dan adalah lebih mudah untuk

melangkah dari “ya” menuju sesuatu yang tak terbatas. Dari keadaan “tidak, menuju

keadaan “ya”, dan dari keadaan “ya” menuju sesuatu yang tak terbatas. Sesuatu yang

tidak terbatas (yang sangat agung) ini, tidak bersifat positif maupun negatif: yang tidak

terbatas ini bersifat Ilahiah, yang tidak terbatas ini adalah pencerahan.

Apa mungkin bahwa kita dapat berfungsi dengan

mengkombinasikan antara kepala dan hati, atau haruskah kedua hal itu

selalu dalam keadaan terpisah sepenuhnya? Apakah kita harus membuat

suatu pilihan sadar untuk sebuah cara atau cara yang lain?

Ini semua bergantung kepada diri anda, karena kedua hal itu adalah mekanisme-

mekanisme. Anda bukanlah kepala, bukan pula hati. Anda dapat bergerak melalui kepala,

anda dapat bergerak melalui hati. Tentu saja, anda akan mencapai tempat-tempat yang

berbeda karena arah kepala dan arah hati adalah saling bertentangan secara diametris.

Kepala akan bergerak berkeliling dan berputar-putar dalam upaya memikirkan,

mencemaskan,dan mem-filsafat-kan semua hal; ia mengetahui hanya kata-kata, logika,

argumen. Tapi ini sangat tidak produktif; anda tidak dapat memperoleh apapun dari

kepala, jika ini dikaitkan dengan pencarian kebenaran, karena kebenaran tidak

membutuhkan logika, tidak membutuhkan argumen, tidak membutuhkan peyelidikan

filsafat. Kebenaran itu begitu sederhana; justru kepala yang membuatnya begitu
kompleks. Menelusuri beberapa abad silam, para filsuf telah mencari dan menyelidiki

kebenaran melalui kepala. Tak seorangpun dari mereka yang telah menemukan sesuatu,

tapi mereka telah menciptakan sistem-sistem pemikiran besar. Aku telah mencermati

semua sistem-sistem pemikiran itu dan sama sekali tidak ada konklusi di dalamnya.

Hati, juga, adalah sebuah mekanisme, yang berbeda dari kepala. Anda dapat

menyebut kepala sebagai instrumen logis, sedangkan hati sebagai instrumen emosi.

Dengan kepala, semua filsafat, semua teologi telah diciptakan; dengan hati, muncul

segala jenis perkembangan, doa, sentimentalitas. Tapi, hati juga berputar-putar dalam

emosi-emosi.

Istilah “emosi” adalah baik. Perhatikan: ia terdiri dari kata motion (gerak). Jadi,

hati bergerak, tapi hati itu buta. Ia bergerak cepat, karena tidak ada alasan untuk

menunggu. Ia tidak perlu berpikir, sehingga ia meloncat dan menerkam apa saja. Tapi,

kebenaran itu tidak dapat ditemukan oleh emosionalitas apa saja. Emosi adalah sebuah

penghalang yang setara dengan logika. Logika adalah maskulinitas dalam diri anda, dan

hati adalah feminitas dalam diri anda. Tapi, kebenaran itu tidak ada hubungannya dengan

maskulinitas dan feminitas. Kebenaran adalah kesadaran anda. Anda dapat mengawasi

kepala yang sedang berpikir, anda dapat mengawasi hati yang sedang bergetar oleh

emosi. Mereka dapat beraa dalam suatu hubungan yang tertentu ....

Biasanya, masyarakat telah mengatur bahwa kepala seharusnya menjadi

pemimpin dan hati seharusnya menjadi pelayan, karena masyarakat adalah ciptaan dari

pikiran maskulin dan psikologi. Sedangkan hati bersifat feminin. Ini seperti laki-laki yang

memelihara seorang perempuan sebagai budak, kepala telah memelihara dan

mengarahkan hati sebagai budak. Kita dapat membalik situasi ini; hati dapat menjadi
pemimpin dan kepala dapat menjadi budaknya. Jika, kita harus memilih antara dua situasi

ini, jika kita dipaksa untuk memilih antara dua hal ini, maka, yang lebih baik adalah jika

hati menjadi pemimpin dan kepala menjadi budak.

Ada beberapa hal dimana hati tidak mampu menangani, dan hal yang sama juga

dialami oleh kepala. Kepala tidak dapat mencinta, ia tidak dapat merasa, ia tidak sensitif.

Hati tidak dapat bersikap rasional, tidak mempunyai kemampuan untuk berargumentasi.

Dalam seluruh masa silam, keduanya selalu dalam keadaan konflik. Konflik itu hanya

menghadirkan konflik dan perseteruan antara laki-laki dan perempuan. Jika anda sedang

berbicara kepada istri anda, anda harus mengetahui---adalah mustahil untuk berbicara,

adalah mustahil untuk berargumen, adalah mustahil untuk sampai pada keputusan yang

adil, karena, perempuan berfungsi melalui hati. Dia melompat dari satu hal ke hal lain

tanpa terganggu tentang adanya keterkaitan antara kedua hal itu. Dia tidak dapat

berargumen, tapi dia dapat menangis. Dia tidak dapat bersikap rasional, tapi, dia dapat

berteriak dan menjerit. Dia tidak dapat diajak bekerja sama dalam menghasilkan sebuah

kesimpulan. Hati tidak dapat memahami bahasa kepala.

Perbedaan itu tidak banyak, jika dilihat dari sudut pandang fisiologi; hati dan

kepala hanya terpisah beberapa inci saja antara satu dengan yang lain. Tapi, jika

dikaitkan dengan kualitas-kualitas eksistensial, keduanya adalah dua kutub yang saling

terpisah.

Cara saya telah digambarkan sebagai bersumber dari hati, tapi ini tidak benar.

Hati akan memberi anda semua jenis peng-imajina-an, halusinasi, ilusi, mimpi-mimpi

indah, tapi ia tidak dapat memberi kebenaran kepada anda. Kebenaran ada dibalik

keduanya; ini adalah soal kesadaran anda, yang bukan kepala dan, juga, bukan hati.
Hanya karena kesadaran itu terpisah dari keduanya, maka ia dapat menggunakan

keduanya secara harmonis.

Kepala adalah berbahaya dalam beberapa bidang tertentu, karena ia mempunyai

mata tapi tidak mempunyai kaki: ia lumpuh. Hati dapat berfungsi dalam beberapa

dimensi tertentu. Ia tidak mempunyai mata tapi mempunyai kaki; ia buta tapi ia dapat

bergerak secara menakjubkan, dengan kecepatan luar biasa---tentu saja, dalam keadaan

tidak mengetahui ke arah mana ia melangkah! Ini bukan sekadar sebuah koinsidensi

(peristiwa-peristiwa yang sama, yang tidak direncanakan sebelumnya) bahwa dalam

semua bahasa di dunia ini, cinta disebut buta. Ini bukan cinta yang buta, ini adalah soal

hati yang tidak mempunyai mata.

Ketika meditasi anda menjadi lebih mendalam, ketika identifikasi anda dengan

kepala dan hati mulai kabur, anda mendapati diri anda sendiri menjadi sebuah segitiga.

Dan realitas anda berada dalam kekuatan ketiga di dalam diri anda, kesadaran. Kesadaran

dapat mengatur dengan sangat mudah, karena hati dan kepala, keduanya menjadi milik

kesadaran.

Saya telah menceritakan sebuah kisah tentang seorang pengemis buta dan seorang

pengemis yang menderita kelumpuhan, yang tinggal di dalam hutan, di luar sebuah desa.

Tentu saja, keduanya saling bersaing dan saling bermusuhan satu sama lain; mengemis

adalah sebuah bisnis. Tapi, suatu hari, hutan tempat mereka tinggal, dilanda kebakaran

hebat. Pengemis yang lumpuh, tidak mempunyai cara untuk lari, karena dia tidak dapat

berjalan dengan kakinya yang lumpuh. Dia mempunyai kedua mata untuk melihat, jalan

mana yang dapat mereka lalui agar dapat terhindar dari api, tapi, apa gunanya jika anda

tidak memiliki kedua kaki? Sedangkan pengemis yang buta, tidak mempunyai dua kaki
dan dapat bergerak dengan cepat dan menghindar dari api, tapi bagaimana dia akan

menghindar menuju tempat-tempat yang tidak dapat dijangkau oleh api?

Keduanya akan menemui ajalnya di dalam hutan, terbakar hidup-hidup. Situasi ini

sedemikian gawatnya sehingga keduanya melupakan persaingan yang berlangsung

diantara mereka, situasi darurat ini segera meruntuhkan antagonisme mereka---itulah

satu-satunya cara untuk dapat bertahan hidup.

Sang pengemis buta membopong sang pengemis lumpuh di atas pundaknya dan

keduanya menemukan jalan keluar dari kepungan api. Yang satu dapat melihat,

sedangkan yang lain dapat bergerak secara luwes.

Sesuatu yang mirip peristiwa ini telah berlangsung dalam diri anda; kepala

mempunyai mata, sedangkan hati mempunyai reaksi akurat untuk bergerak ke arah mana

saja. Anda harus menciptakan sebuah sintesa antara kedua unsur ini. Dan sintensa itu

adalah, saya harus tekankan, seharusnya menjadikan hati sebagai pemimpin, sedangkan

kepala menjadi pelayan (budak).

Anda mempunyai, sebagai seorang pelayan, suatu aset yang sangat berharga:

proses berpikir anda yang logis.. Anda tidak dapat dibuat bodoh, anda tidak dapat ditipu

dan dieksploitasi. Hati mempunyai seluruh sifat-sifat feminin: cinta, keindahan,

keanggunan. Kepala bersifat barbar (kasar, brutal, kejam). Hati jauh lebih beradab, jauh

lebih innosen (murni, suci).

Seseorang yang sadar, menggunakan kepala sebagai pelayan dan hati sebagai

pemimpin. Dan ini berlangsung begitu sederhana bagi seorang yang sadar untuk dapat

melakukannya. Begitu anda tidak mengidentifikasi dengan kepala atau hati, dan anda

hanya sekadar sebagai pengamat keduanya, maka anda dapat melihat kualitas-kualitas
mana yang seharusnya menempati peringkat yang lebih tinggi, kualitas-kualitas mana

yang seharusnya menjadi tujuan. Dan kepala sebagai pelayan, dapat membawakan

kualitas-kualitas ini, tapi ia butuh dikomando dan diperintah. Sekarang ini, dan situasi

selama berabad-abad, yang terjadi adalah yang sebaliknya; sang pelayan yang menjadi

pemimpin. Dan pemimpin yang sebenarnya ini begitu sopan, seperti seorang gentleman

(laki-laki yang bagus tata-kramanya), bahwa dia tidak melawan; dia menerima

perbudakan secara sukarela. Kegilaan di bumi ini adalah hasilnya.

Kita harus mengubah keutuhan kimiawi manusia.

Kita harus menyusun kembali seluruh dimensi batin manusia, dan revolusi paling

mendasar akan muncul ketika hati menentukan nilai-nilai. Ia (hati) tidak dapat

memutuskan untuk berperang, ia tidak dapat menciptakan senjata-senjata nuklir, ia tidak

dapat melakukan sesuatu yang berorientasi kematian. Hati adalah kesegaran hidup.

Begitu kepala menjadi pelayan hati, ia (kepala) harus melakukan apa yang diputuskan

oleh hati. Dan kepala sangat mampu untuk melakukan segala hal; hanya bimbingan yang

benar yang dibutuhkan. Jika tidak, maka kepala akan bersifat merusak dan

menghancurkan, ia akan bergerak menuju kegilaan. Bagi kepala, tidak ada nilai-nilai.

Bagi kepala, tidak ada proses pemaknaan dalam hal apapun. Bagi kepala, tidak ada cinta,

tidak ada keindahan, tidak ada keanggunan---hanya proses berpikir yang logis.

Tapi, mukjizat ini menjadi mungkin hanya dengan cara tidak mengidentifikasi diri

anda dari keduanya. Awasi pikiran-pikiran, karena di dalam anda mengawasi mereka,

mereka lenyap. Kemudian, awasi emosi-emosi anda, sentimentalitas-sentimentalitas

anda; dengan pengawasan anda, mereka juga akan lenyap. Kemudian, hati anda akan
menjadi murni seperti anak kecil, dan kepala anda menjadi sejenius Albert Einstein,

Bertrand Russel, Aristoteles.

Tapi, kendala yang dihadapi adalah jauh lebih besar dari yang dapat anda

bayangkan. Ini adalah sebuah masyarakat yang dikuasai oleh kaum laki-laki; laki-laki

telah dan sedang menciptakan semua aturan permainan, perempuan hanya membebek

saja. Dan pengkondisian ini telah begitu mendalam, karena ia telah berlangsung selama

jutaan tahun.

Jika revolusi terjadi dalam individu dan hati bertahta kembali di atas singgasana,

diberi tempat yang benar sebagai pemimpin, dan kepala diberi posisinya yang tepat

sebagai pelayan yang hebat, ini akan mempengaruhi struktur sosial anda secara

keseluruhan. Terdapat sebuah kemungkinan, tapi kemungkinan ini mempunyai syarat

dasar untuk dipenuhi: anda harus menjadi lebih sadar, yang menyaksikan, seorang

pengamat dari semua yang berlangsung di dalam diri anda. Pengamat segera menjadi

terbebas dari proses identifikasi. Karena, dia dapat melihat emosi-emosi, ini adalah

sebuah kepastian yang mutlak bahwa “Saya bukan emosi-emosi.” Dia dapat melihat

pikiran-pikiran; kesimpulan sederhananya adalah “Saya adalah bukan proses berpikir

saya.”

Lalu, siapakah saya?---seorang pengamat yang murni, seorang saksi, dan anda

akan mencapai pada kecerdasan anda yang tertinggi di dalam diri anda. Anda menjadi

seorang manusia yang sadar. Di antara banyak penduduk dunia yang sedang tertidur,

anda menjadi terbangunkan (terjaga), dan begitu anda terbangun, maka tidak ada masalah

sama sekali. Proses terjaga anda akan mulai menggeser berbahai hal menuju tempat-

tempat mereka yang benar. Kepala harus dilengserkan dari singgasana, dan hati harus
dimahkotai kembali. Perubahan ini, yang berlangsung di tengah-tengah masyarakat luas,

akan menghasilkan suatu masyarakat baru, suatu jenis manusia baru di dunia ini. Ia akan

mengubah begitu banyak hal yang tidak dapat anda bayangkan.

Sains akan menjadi bumbu penyedap yang sepenuhnya berbeda. Ia tidak lagi

melayani kematian, ia tidak akan membuat senjata-senjata yang akan membunuh seluruh

kehidupan di bumi ini. Ia akan membuat kehidupan menjadi lebih kaya, menemukan

energi-energi yang dapat membuat manusia menjadi lebih terpenuhi, yang dapat

membuat manusia hidup nyaman, dan mewah, karena nilai-nilai akan menjadi berbeda

seluruhnya. Akal pikiran masih akan tetap berfungsi, tapi dibawah pengarahan hati.

Jalan saya adalah jalan meditasi. Sayang sekali, aya harus menggunakan bahasa.

Itulah mengapa saya katakan bahwa jalan saya adalah jalan meditasi---bukan kepala dan

bukan pula hati, tapi tentang kesadarang yang bertumbuh yang berada di atas pikiran dan

hati.

Ini adalah kunci untuk membuka pintu-pintu bagi jenis manusia baru untuk

muncul di permukaan bumi ini.

Setelah mendengarkan anda bicara tentang proses berpikir, merasa, dan

menjadi, dan harus meninggalkan yang satu agar dapat mencapai tahap

selanjutnya, maka muncul pertanyaan di dalam diri saya: “Apakah ini

berarti bahwa saya harus meninggalkan cinta, juga? Apakah cinta adalah

suatu proses merasa dari eksistensi, sehingga akan selalu berada disana?

Dapatkah anda mengatakan sesuatu tentang merasa, cinta, dan eksistensi

(being)?
Saya dapat mengatakan banyak, tapi, pertama kali, saya ingin bertanya kepada

anda, apakah anda mengetahui apa itu cinta, sehingga anda takut cinta akan menghilang?

Orang-orang terus mengimajinasikan berbagai hal....

Dalam suatu lembaga pengadilan, terdapat sebuah kasus. Dua orang sahabat, yang

sama-sama telah berusia lanjut, saling berkelahi dan memukul satu sama lain dengan cara

yang sangat buruk. Keduanya dihadirkan ke pengadilan. Hakim pengadilan tidak dapat

mempercayainya. Ini adalah kota kecil, dan s4etiap orang mengetahui bahwa kedua orang

ini selalu bersama-sama dan mereka adalah dua sahabat sejati. Dia bertanya: “Apa yang

telah terjadi? Apa yang menyebabkan perkelahian?”

Salah seorang diantara keduanya berkata: “Engkau saja yang menjelaskan.” Kata

yang lain: “Tidak, kamu saja yang menjelaskan.”

Hakim berkata: “Siapa saja boleh menjelaskannya, ini bukan soal etika tentang

siapa yang harus menjelaskannya pertama kali. Tapi, biarkan saya mengetahui.” Tapi,

kedua sahabat itu saling terdiam. Hakim, mulai naik temperamennya, berkata kepada

keduanya: “Bicara! Atau aku jebloskan kalian ke dalam penjara.”

Kemudian, salah seorang dari keduanya berkata: “Ini begitu memalukan.... Dalam

kenyataannya, kami berdua sedang duduk di atas pasir di tepi sungai, dan sahabatku

berkata bahwa dia akan membeli seekor sapi. Saya berkata: “Batalkan rencanamu itu,

karena sapi-mu akan memasuki area ladangku dan menginjak-injak tanaman-tanamanku,

dan itu akan menjadi akhir persahabatan kita. Aku akan membunuh sapi itu.”

Sahabat saya mengatakan: “Berani betul kamu, bicara seperti itu! Aku

sepenuhnya bebas untuk membeli satu atau sepuluh sekor sapi. Dan sapi tetap saja sapi---
kadang-kadang mereka masuk ke area ladang-mu, dan kemudian kita akan lihat apa yang

terjadi. Jika kamu dapat membunuh sapi-ku, aku dapat membakar seluruh tanamanmu!”

Begitulah kisahnya, keduanya merasa paling benar sendiri. Akhirnya, pak tua

yang mempunyai ladang, membuat sebuah gambar sebuah ladang di atas pasir dengan

jarinya dan berkata: “Ini adalah ladangku. Biarkan sapimu masuk ke dalamnya dan aku

akan tunjukkan kepadamu apa yang akan terjadi.”

Dan pak tua yang lain berkata: “Yang mulia, orang ini, dengan jari-jarinya, telah

membawa lima ekor sapi ke dalam ladangku, dan berkata kepadaku: “Lalu, apa yang

ingin kamu lakukan?” Kemudian, kami mulai berkelahi; tidak ada sapi disana, juga tidak

ada ladang. Jadi, saya tidak dapat membunuh sapi-sapinya dan dia tidak dapat membakar

ladang saya. Kami merasa sangat malu, oleh karena itulah, mengapa kami saling

mendesak satu sama lain: “Kamu saja yang menjelaskan kepada hakim tentang apa yang

telah terjadi.”

Hakim berkata: “Ini adalah tindakan yang benar-benar bodoh! Dia belum

membeli seekor sapi; ladangmu masih kosong, kamu tidak menanam benih---dan kamu

berdua saling berkelahi?”

Anda bertanya kepada saya: “Ketika pikiran telah mengalami transendensi, ketika emosi-

emosi, sentimen-sentimen, perasaan-perasaan, telah ditransendensikan, apakah saya akan

kehilangan cinta saya juga?” Apakah anda benar-benar memilikinya? Pertama kali,

belilah seekor sapi!

Saya tahu anda tidak memilikinya, karena jika anda memilikinya, pertanyaan itu

tidak akan muncul. Itulah mengapa saya mengatakan dengan kepastian seperti ini, yang

tidak anda miliki.


Meskipun demikian, pertanyaan anda sangat bagus.

Terdapat tiga lapisan dalam individu manusia: fisiologi, tubuh; psikologi, pikiran;

dan eksistensi, diri-abadi. Cinta dapat eksis di semua tiga ranah ini, tapi sifat-sifatnya

akan berbeda-beda. Pada ranah fisiologis, tubuh, ia hanya melulu seksualitas. Anda dapat

menyebutnya cinta karena kata “cinta” terdengar puitis, indah, tapi sembilan puluh

sembilan persen dari masyarakat menyebut seksualitas mereka dengan “cinta.” Seks

bersifat biologis, fisiologis. Proses kimiawi anda, hormon-hormon anda---segala sesuatu

yang bersifat materi, terlibat di dalamnya.

Anda jatuh cinta dengan seorang perempuan atau seorang laki-laki. Dapatkah

anda menggambarkan dengan tepat, mengapa orang ini telah membuat anda tertarik?

Anda tentunya tidak dapat melihat diri orang itu; anda juga tidak dapat melihat diri anda

sendiri. Anda tidak dapat melihat psikologi orang itu, karena untuk membaca pikiran

seseorang adalah bukan pekerjaan yang mudah. Jadi, apa yang telah anda temukan?

Sesuatu yang berada dalam ranah fisiologi anda, dalam proses kimiawi anda. Dalam

hormon-hormon anda, tertarik dengan hormon-hormon, fisiologi, proses kimiawi orang

lain. Ini bukan peristiwa cinta; ini adalah peristiwa kimiawi.

Coba anda berpikir: perempuan dimana anda telah jatuh cinta kepadanya, pergi

menemui seorang dokter sehingga status seksualnya berubah, mulai tumbuh jenggot dan

kumis---apakah anda masih mencintai dia? Tidak ada sesuatu yang telah berubah, hanya

proses kimiawi dan hormon-hormon. Jadi, kemanakah cinta anda menghilang?

Hanya satu persen dari masyarakat yang mengetahui cinta sedikit lebih

mendalam. Para penyair, pelukis, musisi, penari, penyanyi mempunyai suatu kepekaan

dimana mereka dapat merasakan sesuatu yang melampaui tubuh. Mereka dapat
merasakan keindahan pikiran, dapat merasakan kepekaan hati, karena mereka hidup di

ranah diri mereka sendiri.

Ingatlah cinta sebagai sebuah aturan dasar: dimana saja anda hidup, anda tidak

dapat melihat yang melampaui itu. Jika anda hidup di dalam tubuh anda, jika anda

berpikir anda hanyalah tubuh anda, anda dapat dibuat tertarik hanya oleh tubuh orang

lain. Ini adalah tahaf fisiologis dari cinta. Tapi, seorang musisi, seorang pelukis, seorang

penyair, hidup di sebuah ranah yang berbeda. Dia tidak berpikir, dia merasa. Dan karena

dia hidup di dalam hatinya, dia dapat merasakan hati orang lain. Itulah yang biasanya

disebut dengan cinta. Ini jarang terjadi. Saya mengatakan, ini hanya terjadi satu

persennya saja, sekali dalam suatu periode waktu.

Mengapa banyak orang tidak bergerak menuju ranah kedua? Karena ia (ranah

kedua) benar-benar sangat indah... tapi ada sebuah masalah disana. Apa saja yang sangat

indah adalah juga sangat lembut-. Ia bukan perangkat keras; ia terbuat dari gelas yang

mudah pecah. Dan sekali sebuah cermin itu terjatuh dan pecah, maka, tak ada satu cara

pun untuk dapat mengembalikan seperti semula. Banyak orang merasa takut untuk

banyak melibatkan diri dalam mencapai lapisan-lapisan cinta yang paling halus, karena

pada tahap itu, cinta benar-benar sangat indah dan menakjubkan, tapi juga sangat

berubah. Sentimen-sentimen itu bukanlah batu-batu, mereka seperti bunga-bunga mawar.

Adalah lebih baik untuk mempunyai sebuah bunga mawar plastik, karena ia akan selalu

berada disana, dan setiap hari anda dapat memberinya siraman air dan ia akan menjadi

segar. Anda dapat menyemprotkan parfum Perancis di atasnya. Jika warnanya memudar,

anda dapat mengecat warnanya kembali. Plastik adalah salah satu dari banyak hal yang
tidak dapat rusak di dunia ini. Ia bersifat stabil, permanen; oleh karena itulah, banyak

orang yang berhenti pada ranah fisiologis. Ia dangkal, tapi stabil.

Para penyair, seniman, diketahui telah mengalami jatuh cinta setiap hari. Cinta

mereka adalah seperti sekuntum bunga mawar. Ketika ia ada disana, ia begitu wangi,

begitu hidup, menari dalam hembusan angin, dalam hujan, dibawah terik matahari,

menegaskan keindahannya. Tapi, begitu senja tiba, keindahannya menghilang, dan anda

tidak dapat melakukan apapun untuk mencegahnya. Cinta hati yang lebih mendalam

adalah seperti hembusan angin sepoi yang memasuki kamar anda, membawa

kesegarannya, kesejukan, dan kemudian ia berlalu. Anda tidak dapat menggenggam

angin dalam kepalan tangan anda. Sangat sedikit orang yang sedemikian berani untuk

hidup dalam momen-momen, kehidupan yang selalu berubah. Atas dasar ini, mereka

telah memutuskan untuk terjerumus ke dalam cinta yang dapat mereka andalkan.

Saya tidak tahu, apa jenis cinta yang anda ketahui---mungkin sekali, jenis cinta

yang pertama, barangkali juga jenis cinta yang kedua. Dan anda takut bahwa jika anda

mencapat eksistensi (being) anda, apa yang akan terjadi dengan cinta anda?

Tentu saja, ia akan lenyap, tapi anda tidak akan menjadi seorang pecundang.

Sebuah cinta yang baru akan muncul, yang hanya akan muncul pada diri satu orang

dalam sejuta. Cinta seperti ini hanya dapat disebut proses mencinta (Lovingness).

Cinta jenis pertama seharusnya disebut dengan seks. Cinta jenis kedua seharusnya

disebut dengan cinta. Cinta jenis ketiga harus disebut dengan proses mencinta: sebuah

kualitas, yang tidak tertuju secara khusus, tidak posesif dan tidak mengizinkan orang lain

untuk memiliki diri anda. Kualitas mencinta seperti ini adalah semacam revolusi radikal

yang mengandung tingkat kesulitan yang lebih tinggi.


Pada titik eksistensi, anda hanya mempunyai proses mencinta yang mewangi.

Tapi, jangan takut. Concern anda sudah benar; apa yang anda pikir sebagai cinta, akan

lenyap. Tapi, apa yang akan muncul kemudian dalam tempatnya adalah sangat tak

ternilai, tak terbatas. Anda akan dapat mencinta tanpa menjadi melekat. Anda akan dapat

mencintai banyak orang, karena mencintai satu orang adalah membuat diri anda menjadi

miskin. Satu orang itu dapat memberikan suatu pengalaman cinta yang tertentu, tapi,

mencintai banyak orang... anda akan merasa takjub bahwa setiap orang memberi anda

suatu perasaan yang baru, suatu nyanyian yang baru, sebuah kegembiraan yang baru.

Karena alasan inilah, saya menentang perkawinan. Orang-orang dapat hidup

bersama dalam seluruh hdiup mereka, jika mereka kehendaki, tapi bukan suatu keharusan

yang legal. Orang-orang harus bergerak, mempunyai sebanyak mungkin pengalaman

cinta. Mereka seharusnya tidak menjadi posesif. Sikap posesif (memiliki)

menghancurkan cinta. Dan mereka seharusnya tidak dimiliki, karena itu menghancurkan

cinta anda.

Seluruh manusia layak untuk dicintai. Tidak ada perlunya terbelenggu kepada

satu orang dalam seluruh hidup anda. Ini adalah salah satu dari alasan mengapa semua

orang di penjuru dunia ini terlihat begitu jenuh dan bosan. Mengapa mereka tidak dapat

tertawa, mengapa mereka tidak dapat menari? Mereka terbelenggu oleh rantai-rantai yang

tidak terlihat: perkawinan, keluarga, suami, istri, anak-anak. Mereka terbebani oleh

seluruh jenis kewajiban-kewajiban, tanggung jawab-tanggung jawab, pengorbanan-

pengorbanan. Dan anda menghendaki mereka untuk tersenyum dan tertawa dan menari

dan bergembira? Anda meminta sesuatu yang tidak mungkin.


Buatlah cinta orang banyak itu menjadi bebas, buatlah orang-orang agar bersikap

non-posesif. Tapi, ini dapat terjadi hanya jika, dalam meditasi anda, anda menemukan

eksistensi anda. Tak ada yang dipraktikkan. Saya tidak sedang mengatakan kepada anda:

“Malam ini, anda menemui beberapa perempuan atau beberapa laki-laki untuk praktik.”

Anda tidak akan memperoleh apapun, dan anda mungkin kehilangan pasangan anda, dan

di pagi hari, anda akan terlihat seperti orang yang bodoh. Ini bukan soal mempraktikkan,

ini adalah soal menemukan eksistensi anda.

Bersama dengan penemuan eksistensi (being), ikut pula kualitas mencinta yang

bersifat impersonal (tidak ditujukan hanya kepada seorang saja, pent). Kemudian, anda

hanya mencintai dan demikianlah anda seterusnya dalam keadaan seperti ini. Pertama,

mencintai manusian-manusia, disusul kemudian dengan mencintai binatang-binatang,

burung-burung, pohon-pohon, gunung-gunung, bintang-bintang. Akan datang suatu hari

dimana seluruh eksistensi ini adalah para kekasih anda. Itulah potensi kita, dan siapa saja

yang belum mencapai kualitas ini adalah sama saja dengan menyia-nyiakan hidupnya.

Ya, anda akan kehilangan beberapa gelintir sesuatu, tapi mereka ini tidak

mempunyai makna apapun. Anda akan memperoleh sedemikian banyak sehingga anda

tidak akan pernah memikirkan beberapa milik anda yang telah hilang.

Tindakan mencinta yang murni dan impersonal, yang dapat menembus ke dalam

eksistensi setiap orang: itulah hasil dari sikap meditatif, sikap hening, sikap menyelam

sangat dalam ke dalam eksistensi diri anda. Saya hanya mencoba untuk mengajak anda.

Jangan takut kehilangan apa yang anda miliki.

Pada dasarnya, fungsi saya adalah untuk mengajak anda ke depan untuk bergerak

dan melangkah dari tahap fisiologis menuju tahap psikologis---bergerak dari pikiran
menuju hati. Kemudian, bergerak dari hati menuju eksistensi (being). Dari eksistensi,

terbukalah pintu menuju eksistensi yang paling mendasar dan paling agung. Adalah tidak

mungkin untuk menggambarkannya. Ia hanya dapat ditunjuk---sebuah jari yang sedang

menunjuk ke bulan.7.

Tapi, jangan khawatir. Yang akan hilang dari anda hanyalah kemiskinan anda,

penderitaan anda. Anda tidak akan kehilangan segala sesuatu yang bernilai.

BAGIAN II

KEDALAMAN EMOSI:
Memperbarui kembali harmoni batin
kita
Ketika anda menggunakan energi anda seperti kesadaran, ini akan membawa anda dekat

pada pusat eksistensi. Proses berpikir anda, akan membawa anda sedikit menjauh, dan

ekspresi anda, bahkan, membawa anda lebih menjauh lagi. Dalam pulang kembali dari

ekspresi ke proses berpikir, dan dari proses berpikir menuju keadaan tidak berpikir---

hanya kesadaran murni---anda berada paling dekat dengan pusat diri anda sendiri dan

dengan pusat eksistensi itu sendiri.

7
Ini adalah ungkapan Zen yang terkenal. (Pent.)
Dalam emosi-emosi, dalam pemikiran-pemikiran, dalam ekspresi-ekspresi, energi

bergerak menuju pinggiran, batas luar lingkaran. Dan semakin dekat anda dengan batas

luar lingkaran, semakin jauh jarak anda dari diri anda sendiri.

Bergeraklah mundur selangkah demi selangkah. Ini adalah perjalanan menuju

sumber, dan sumber ini adalah semua yang anda butuhkan untuk mengalami... karena, ini

bukan hanya sumber anda, ini adalah sumber dari bintang-bintang dan bulan dan

matahari. Ini adalah sumber dari semuanya.

DIMULAI DENGAN SIKAP MENERIMA


Hasrat terbesar di dunia ini adalah untuk transformasi batin. Hasrat untuk uang,

tidak mengandung makna sedikitpun, hasrat untuk kekuasaan dan prestise yang lebih

besar, tidak berarti apa-apa; hasrat terbesar adalah apa yang disebut dengan hasrat

spiritual. Dan sekali anda terperangkap dalam hasrat itu, anda akan terus menderita

selamanya. Transformasi itu mungkin terjadi, tapi tidak dengan cara menghasratkannya.

Transformasi menjadi mungkin hanya dengan cara tidak membatasi diri pada satu atau

lain hal, dengan cara menerima apapun yang terjadi. Menerima diri anda sendiri tanpa

syarat, akan melahirkan transformasi.

Kita akan menyelami fenomena ini lebih dalam lagi, karena ini adalah jantung

dari situasi setiap orang.

Manusia itu berada dalam penderitaan, manusia itu berada dalam keadaan

sengsara secara fisik dan batin; oleh karena itulah, setiap orang berupaya mencari

keadaan yang membahagiakan, keadaan yang menyatu dengan eksistensi. Manusia


merasa terasing, tercerabut dari akar (eksistensi). Atas dasar ini, timbul hasrat alami

untuk menemukan kembali akar-akar eksistensi, untuk menjadi hijau kembali, untuk

kembali mekar.

Beberapa hal ini harus dimeditasikan. Pertama, untuk mengukuhkan kesatuan

yang sempurna dengan eksistensi, kesadaran pertama kali harus menyatukan dirinya

sendiri. Dan ini hanya mungkin apabila kita tidak menolak satupun pengalaman-

pengalaman yang nyata. Ini adalah langkah pertama yang harus dimengerti.

Anda merasa takut---lalu rasa takut ini adalah sebuah realitas eksistensial, realitas

yang dialami; ia ada disana! Anda dapat menolaknya, tapi dengan menolaknya, anda akan

merepresinya. Dengan merepresinya, anda akan menciptakan sebuah luka dalam

eksistensi anda. Anda merasa takut---anda dapat mengupayakan untuk tidak melihat

padanya, tapi ia adalah sebuah fakta, sebuah realitas. Hanya dengan tidak melihat

padanya, ia tidak akan lenyap. Anda berperilaku seperti burung onta. Ketika melihat

musuh, saat sedang melihat bahaya kematian, burung onta menyembunyikan kepalanya

di pasir . Tapi, dengan menyembunyikan kepalanya di pasir, dengan menutup kedua

matanya, tidak membuat musuh menjadi lenyap. Bahkan, burung onta akan menjadi lebih

rentan terhadap (serangan) musuh. Dengan berpikir bahwa sekarang ini tidak ada musuh

karena tak seorang pun yang terlihat, dengan berpikir bahwa melihat sang musuh adalah

apa yang membuatnya menjadi nyata, lalu, sang burung onta menjadi hilang rasa

takutnya. Tapi, dalam kenyataannya, dia berada dalam situasi yang lebih berbahaya; sang

musuh menjadi semakin perkasa karena ia tidak diperhatikan.

Ada sesuatu yang dapat dilakuikan, seandainya sang burung onta tidak

menyembunyikan kepalanya. Tapi, itulah yang dilakukan orang banyak. Anda melihat
rasa takut, anda mencoba untuk tidak memperhatikannya, padahal ini adalah sebuah

kenyataan! Dengan tidak memperhatikannya, anda telah menciptakan suatu bagian dari

eksistensi anda, yang anda sendiri tidak akan bisa melihatnya. Anda telah membagi diri

anda sendiri ke dalam segmen-segmen. Lalu, suatu hari, terjadi sesuatu yang lain lagi---

amarah---dan anda tidak ingin menerima bahwa terdapat amarah dalam diri anda. Anda

berhenti melihat padanya. Beberapa hari kemudian, terdapat keserakahan, dan lain

sebagainya. Dan apapun yang anda berhenti melihat padanya, anda akan terus mengalami

penyusutan. Lebih banyak lagi bagian-bagian dari eksistensi anda yang menjadi terpisah

dari anda---anda telah memisahkan mereka dari diri anda sendiri. Dan semakin

terfragmentasi anda, semakin menderita anda jadinya.

Langkah pertama menuju kebahagiaan adalah dengan menjadi satu. Ini adalah

cara yang terus-menerus didesakkan oleh seluruh mistikus: dengan menjadi satu adalah

begitu membahagiakan, dengan menjadi banyak adalah menjebloskan diri ke dalam

neraka. Jadi, apa saja yang sedang dialami sebagai nyata, terimalah ia. Anda tidak dapat

melakukan apapun dengan mengingkarinya. Dengan mengingkarinya, anda menciptakan

masalah, dan masalah menjadi lebih kompleks.

Ini adalah soal sederhana: anda merasa bahwa anda adalah seorang penakut,

memangnya kenapa? Jadi, “Saya adalah seorang penakut.” Tinggal melihat intinya! Jika

anda dapat menerima rasa takut, maka, anda telah menjadi pemberani. Hanya seorang

pemberani yang dapat menerima fakta bahwa dirinya adalah seorang penakut; tak

seorang penakut pun yang dapat melakukan ini. Anda telah berada di jalan menuju

transformasi. Jadi, hal pertama adalah tidak ada yang dialami sebagai sebuah fakta, harus

diingkari realitasnya.
Kedua, agar dapat meneruskan dan melengkapi langkah di atas, kesadaran,

pertama kali, harus tidak diidentifikasi dari semua ide-ide yang campur-aduk dengan

mana ia mengidentifikasi dirinya sendiri. Jika pikiran anda menyimpan, dan menyadari

ide-idenya sendiri tentang siapa diri anda, memahami beberapa konsep yang telah baku

dan terus dibawa-bawa tentang hakikat diri anda, maka, tidak akan terdapat ruang di

dalam diri anda bagi realitas apapun yang bertentangan dengan ide-idenya sendiri. Jika

anda mempunyai sebuah ide pasti tentang bagaimana anda seharusnya, maka, anda tidak

dapat menerima kebenaran-kebenaran yang dialami (experiential) dari eksistensi anda.

Jika anda mempunyai ide bahwa anda harus menjadi berani, keberanian itu adalah

bernilai, sehingga menjadi sulit untuk menerima rasa takut anda. Jika anda mempunyai

ide bahwa anda harus menjadi seperti buddha, welas asih, benar-benar welas asih, maka

anda tidak dapat menerima amarah anda. Adalah nilai ideal seperti ini yang menciptakan

masalah.

Jika anda tidak mempunyai ideal-ideal apapun, maka tidak ada masalah sama

sekali. Anda adalah seorang penakut, jadi anda memang seorang penakut! Karena tidak

ada ideal untuk menjadi pemberani, anda tidak mengingkari fakta ini---anda tidak

menolaknya, anda tidak merepresinya, anda tidak melemparnya ke dasar eksistensi anda,

sehingga tidak ada perlunya bagi anda untuk melihat padanya.

Apa saja yang anda lemparkan ke dalam bawah sadar anda, akan terus berfungsi

dari sana, ia akan terus menciptakan masalah-masalah bagi anda. Ini seperti sebuah

penyakit yang telah anda benamkan ke bawah permukaan. Ia akan muncul menuju

permukaan, dan dari permukaan ini, terdapat sebuah kemungkinan bahwa ia boleh jadi

akan lenyap. Jika sebuah luka muncul ke permukaan, ini pertanda baik, luka ini sedang
berada di jalan menuju penyembuhan---karena hanya dari permukaanlah sebuah luka itu

menjalin kontak dengan udara segar dan matahari, dan dapat disembuhkan. Jika anda

memaksanya ke bawah permukaan, jika anda tidak mengizinkannya untuk muncul di

permukaan, maka ia akan terus berproses menjadi sebuah kanker. Bahkan sebuah

penyakit ringan yang direpresi, dapat menjadi suatu penyakit yang berbahaya.

Tak satu penyakitpun yang boleh direpresi. Tapi, tindakan represi menjadi alami

dan wajar jika anda mempunyai beberapa ideal. Ideal apapun akan berlangsung demikian.

Jika anda mempunyai ideal untuk hidup selibat, maka seks akan menjadi masalah. Anda

tidak dapat mengawasinya. Jika anda tidak mempunyai ideal untuk hidup selibat, maka

perbuatan seksual menjadi tidak dapat ditolak. Maka, tidak ada divisi (pembagian) antara

anda dan seksualitas anda. Maka, terdapat kesatuan (communion), dan bahwa kesatuan

ini membawa kebahagiaan.

Kesatuan-diri adalah dasar dari seluruh kebahagiaan.

Jadi, faktor kedua yang mesti diingat adalah: jangan membawa ideal-ideal. Yang

anda lakukan hanya berpikir, jika anda mempunyai sebuah ideal bahwa anda harus

mempunyai tiga mata, sebuah masalah segera muncul karena anda mempunyai hanya dua

mata, dan ideal anda mengatakan jika anda tidak mempunyai tiga mata, maka ada sesuatu

yang hilang. Lalu, anda berupaya keras mencari mata ketiga. Anda telah menciptakan

sebuah masalah yang tidak mungkin bagi diri anda sendiri! Ia tidak akan pernah

ditemukan jawabannya. Upaya yang paling maksimal, anda dapat melukis sebuah mata

ketiga di kening anda. Tapi, mata ketiga yang dilukis, tetap saja mata ketiga yang dilukis;

ia adalah menyatakan sesuatu yang tidak dia miliki (Hipokrisi).


Ideal-ideal menciptakan hipokritas dalam masyarakat. Lihatlah pada absurditas:

masyarakat mempunyai ideal untuk tidak menjadi hipokrit, dan hipokritas muncul

melalui ideal-ideal. Jika semua ideal-ideal lenyap, tidak akan ada hipokritas. Bagaimana

bisa hipokritas eksis? Ia adalah banyangan dari memiliki ideal-ideal. Semakin besar ideal

itu, semakin besar pula hipokrisinya. Di India, anda akan menemukan lebih banyak

hipokrit dibandingkan dengan tempat-tempat manapun di dunia ini, karena India telah

lahir sejak berabad-abad yang lalu dengan ideal-ideal yang agung. Ideal-ideal yang aneh,

destruktif....

Misalnya, seorang biksu Jaina, tidak dapat merasa puas hingga dia mampu---

seperti kisah-kisah mitologis Mahavira---untuk makan hanya sekali dalam satu periode

waktu. Telah dikisahkan bahwa selama dua belas tahun, Mahavira, dihitung secara

keseluruhan, hanya makan selama satu tahun. Itu berarti, setelah dua belas hari, dia akan

makan untuk satu hari, dan kemudian selama dua belas hari selanjutnya, dia akan

berpuasa. Lalu, jika ini adalah ideal anda, anda sedang menuju penderitaan yang sangat.

Jika ini bukan ideal anda, maka tidak akan ada masalah disana.

Lihatlah ia---sebuah masalah yang timbul dari suatu ideal tertentu. Lalu, seorang

pendeta Kristen tidak diruwetkan oleh ideal ini, dia tidak mempunyai masalah dengan

puasa. Tapi, biksu Jaina terus-menerus menderita karena dia tidak dapat mencapai ideal

ini; dia meninggal dalam waktu yang tidak lama.

Jika anda benar-benar murni---ini adalah ide kaum Jaina---tubuh anda tidak akan

berkeringat. Lalu, anda mempunyai sebuah ide bodoh ini! Sang tubuh terus saja

berkeringat, dan anda akan terus menderita.


Semakin banyak ideal-ideal yang anda miliki, semakin anda mengalami

penderitaan dan semakin hipokrit anda, karena jika anda tidak dapat memenuhi ideal-

ideal ini, maka, setidaknya, anda harus berpura-pura. Itulah, faktor timbulnya hipokrisi.

Tidak akan ada sikap hipokrit sama sekali, di dunia ini, jika kita menerima fakta-fakta

yang dialami tanpa vonis apapun. Apa saja yang terjadi, terjadilah (whatever is, is.). Jika

kita hidup secara apa adanya (is-ness) dari eksistensi dan tidak dengan ”kewajiban-

kewajiban” dan “apa yang seharusnya”, bagaimana mungkin hipokrisi bisa muncul?

Baru beberapa hari yang lalu, seseorang bertanya kepada saya: “Apakah anda

bukan seorang hipokrit? Karena hidup nyaman, anda tinggal didalam sebuah rumah yang

indah, anda mengendarai mobil yang bagus, anda hidup seperti seorang raja.” Sekarang,

dia tidak mengerti apa maka istilah “hipokrisi.” Seluruh ajaran saya (menyatakan) untuk

hidup seindah mungkin. Saya bukan seorang hipokrit; dalam kenyataannya, saya sedang

menjalani kehidupan berdasarkan apa yang saya ajarkan. Jika saya mengajarkan untuk

hidup dalam kemiskinan dan tinggal dalam sebuah istana, itu baru bisa disebut dengan

hipokrisi. Tapi, saya sedang tidak mengajarkan untuk hidup dalam kemiskinan;

kemiskinan adalah bukan tujuan saya. Saya hidup secara alami; dan adalah sangat alami

untuk hidup dengan nyaman dan layak. Adalah suatu kebodohan, jika kenyamanan dan

kesejahteraan tersedia, tapi tidak untuk dijalani. Jika ini tidak tersedia, itu lain soal.

Maka, apa saja telah tersedia, hidup di dalamnya dengan nyaman dan mudah;

mengupayakan hidup di dalamnya dengan nyaman.

Saya telah mengalami berbagai jenis situasi, tapi saya selalu hidup dengan

nyaman. Ketika saya masih mahasiswa, saya biasa berjalan menuju universitas, empat

mil jauhnya setiap hari, tapi saya sangat menyukainya! Saya berjalan sejauh empat mil
setiap hari ini dengan perasaan yang sangat nyaman; saya sangat menikmatinya. Ketika

saya menjadi seorang dosen, saya biasa mengendarai sepeda menuju universitas; saya

juga sangat menikmati ini juga. Apapun situasi yang berlangsung, apakah saya

mempunyai sebuah sepeda atau sebuah Mercedes-Benz, ini tidak ada bedanya. Saya telah

menjalani hidup dalam kenyamanan. Kenyamanan adalah sebuah sikap pikiran (attitude

of mind); ia adalah sebuah pendekatan terhadap kehidupan. Saya telah tinggal di dalam

rumah-rumah yang sangat kumuh. Ketika saya menjadi dosen di sebuah universitas, saya

mulai dengan tinggal di dalam satu kamar (bedeng) tunggal yang tidak ada jendela, tidak

ada ventilasi. Harga sewanya cuma dua puluh Rupee sebulan. Tapi, saya menyukainya,

saya menikmatinya, ini bukan sebuah masalah sama sekali. Apapun yang dihadirkan oleh

momen-momen kehidupan, saya berupaya memeras keseluruhan saripati dari momen-

momen itu. Saya tenggelam sepenuhnya dalam momen-momen ini. Saya tidak pernah

menyesal, dan saya tidak pernah menghasratkan sesuatu yang lain. Jika ada sesuatu yang

lain yang mulai berlangsung, maka, saya menikmati itu juga. Anda tidak pernah bisa

mengatakan bahwa saya adalah seorang hipokrit. Adalah tidak mungkin bagi saya untuk

menjadi seorang hipokrit, karena saya tidak mempunyai ideal-ideal untuk dipenuhi, tidak

ada “kewajiban-kewajiban,” tidak ada “keharusan-keharusan.” Apa yang “sedang

berlangsung” itulah yang sedang terjadi, dan saya hidup di dalamnya.

.Jadi, hal kedua yang mesti diingat adalah, jangan mempunyai ide-ide tertentu

tentang diri anda. Banyak orang yang membawa begitu banyak ide (dalam benak mereka)

tentang bagaimana mereka seharusnya. Jika, anda mempunyai ide untuk menjadi manusia

pemberani, maka, akan terlihat sangat buruk untuk menjadi seorang penakut. Padahal,
rasa takut adalah sebuah fakta, dan ideal ini hanyalah sebuah ideal saja, suatu fantasi dari

pikiran.

Korbankan fantasi-fantasi menuju realitas, lenyapkan semua ideal-ideal, dan

kemudian, hidup ini mulai menjadi terintegrasi. Semua fragmen-fragmen yang ditolak

mulai kembali pulang dan semua hal yang direpresi mulai menampakkan diri ke

permukaan. Untuk pertama kali, anda mulai merasakan sejenis kebersamaan; anda tidak

lagi tercerai-berai.

Misalnya, jika saya berpikir tentang diri saya sebagai “sejenis” pribadi, saya tidak

akan mampu untuk mengizinkan diri saya untuk menyadari dan menerima perasaan-

perasaan amarah saat mereka muncul. Orang banyak adalah “jenis” yang tidak menerima

amarah-amarah. Jadi, untuk menimbulkan suatu kesatuan dalam kesadaran saya, saya

harus memahami bahwa saya hanyalah momen-momen, realitas yang dialami. Dalam

beberapa momen, saya marah, dalam momen-momen yang lain, saya merasa sedih.

Beberapa momen, saya merasa cemburu, beberapa momen yang lain, saya merasa

gembira. Momen demi momen, apapun yang terjadi, diterima. Sehingga, anda menjadi

satu. Dan kesatuan ini adalah hal yang paling fundamental untuk dipahami.

Tujuan saya disini, fungsi saya disini, adalah untuk menjauhkan ideal-ideal dari

diri anda. Anda datang dengan membawa ideal-ideal; anda menghendaki saya untuk

mengembangkan ideal-ideal anda, anda menginginkan saya untuk mendukung anda dan

membantu anda untuk menjadi apa yang anda inginkan. Hal itu, mungkin sekali, menjadi

dasar motivasi anda untuk datang kesini, tapi itu bukan pekerjaan saya. Pekerjaan saya

adalah, justru, yang sebaliknya; untuk membantu anda menerima apa yang sedang

berlangsung dan untuk melupakan semua hal tentang fantasi-fantasi anda. Saya
menghendaki anda untuk menjadi lebih realistik dan pragmatis. Saya ingin memberi anda

akar-akar di bumi ini---dan anda akan segera memiliki tekad yang kuat untuk menuju

langit dan sepenuhnya melupakan bumi ini.

Ya, langit juga tersedia, tapi hanya bagi mereka yang akar-akarnya telah tertanam

kuat ke dalam bumi. Jika sebuah pohon ingin menjulang tinggi ke langit dan berbisik

bersama awan-awan dan bermain-main bersama dengan angin serta mempunyai rasa

berbagi dengan bintang-bintang, maka pohon itu mestinya akan mengirimkan akar-akar

yang semakin tertanam secara sangat mendalam ke dasar bumi. Hal pertama adalah

menghunjamkan akar-akar ke dalam perut bumi, hal kedua terjadi sesuai dengan

iramanya sendiri. Semakin mendalam akar-akar tertanam, semakin menjulang batang

pohon itu; tidak perlu lagi melakukan sesuatu yang lain.

Upaya saya adalah untuk menanamkan akar-akar anda secara mendalam ke dalam

tanah kebenaran. Sedangkan kebenaran adalah anda sendiri. Kemudian, tiba-tiba saja,

segala sesuatunya akan mulai terjadi. Anda akan mulai bergerak ke arah yang lebih

tinggi. Ideal-ideal yang selama ini selalu anda uji dan upayakan serta yang tidak pernah

mencapai sukses, akan mulai berlangsung menurut irama mereka sendiri.

Jika seseorang menerima realitas sebagaimana adanya, dalam sikap menerima ini,

seluruh ketegangangan akan lenyap. Penderitaan fisik dan mental, kecemasan, keputus-

asaan---mereka semua akan menghilang. Dan ketika tidak ada kecemasan, tidak ada

ketegangan, tidak ada fragmentasi, tidak ada divisi (pembagian), tidak ada skizofrenia

(kepribadian ganda), maka, tiba-tiba saja, terdapat kegembiraan yang luar biasa (joy).

Kemudian, tiba-tiba saja terdapat cinta, tiba-tiba saja terdapat rasa welas asih. Tidak ada

ideal-ideal disana; semua ini adalah fenomena-fenomena alami. Yang paling diperlukan
adalah untuk melenyapkan ideal-ideal, karena ideal-ideal ini berfungsi sebagai

penghalang-penghalang. Semakin idealis seseorang, semakin terhalang dia.

Ya, rasa takut memberi anda rasa sakit, rasa pengecut memberi anda rasa sakit,

amarah memberi anda rasa sakit; ini adalah emosi-emosi yang negatif. Tapi, kedamaian

dapat dicapai hanya dengan sikap menerima dan menyerap rasa sakit itu, tidak dengan

menolaknya. Dengan menolaknya, anda akan menjadi lebih kecil dan lebih kecil dan

lebih kecil, dan akan semakin berkurang kekuatan anda. Dan anda akan terus berada

dalam situasi perang batin secara terus-menerus, suatu peperangan dimana yang satu

berperang dengan yang lainnya, dimana, dalam hal ini, anda akan sangat memboroskan

energi anda.

Yang sangat fundamental untuk diingat adalah bahwa hanya dengan tindakan

berbagi dengan rasa sakit psikologis itu, yang dapat membuka pintu bagi pembebasan

emosi-emosi negatif ini dan mentransendir mereka: hanya tindakan berbagi dengan rasa

sakit psikologis. Semua rasa sakit itu harus diterima; sebuah dialog harus diciptakan

dengannya. Ia adalah anda. Tidak ada cara lain untuk melampauinya. Satu-satunya cara

adalah dengan menyerapnya.

Dan ia mempunyai potensi yang sangat besar. Amarah adalah energi, rasa takut

adalah energi, demikian pula dengan pengecut. Semua yang terjadi pada diri anda,

mempunyai momentum sangat besar, kuantitas energi sangat besar, yang tersembunyi di

dalamnya. Begitu anda menerimanya, energi itu akan menjadi milik anda. Anda menjadi

lebih kuat, ana menjadi lebih luas, anda mulai menjadi lebih lapang. Anda mempunyai

suatu dunia batin yang lebih besar, jadinya.


Rasa sakit psikologis berakhir hanya dengan menerima rasa sakit itu dalam

seluruh totalitasnya. Rasa sakit psikologis tidak eksis hanya karena kehadiran sesuatu

yang anda sebut “sangat menyakitkan.” Rasa sakit itu dihasilkan oleh interpretasi anda

tentang realitas. Cobalah untuk memahaminya: rasa sakit psikologis itu adalah ciptaan

anda. Rasa pengecut itu tidak menyakitkan, hanya ide anda saja yang menyatakan bahwa

rasa pengecut itu salah, interpretasi anda yang menyatakan bahwa rasa pengecut itu

seharusnya tidak ada disana. Anda mempunyai suatu ego tertentu dan bahwa ego itu

terus-menerus menyalahkan rasa pengecut itu. Ini disebabkan karena faktor menyalahkan

dan faktor interpretasi sehingga rasa sakit itu muncul. Rasa pengecut itu ada disana,

sehingga ia menjadi sebuah luka. Anda tidak dapat menerimanya, dan anda tidak dapat

menghancurkannya dengan cara menolaknya. Tak ada yang telah dihancurkan dengan

cara ditolak; cepat atau lambat, anda akan harus menanggungnya. Sekali lagi, ia akan

meledak, sekali lagi, ia akan merusak kedamaian anda.

Anda merasa takut pada fakta-fakta tentang pengecut, rasa takut, amarah, dan

kesedihan. Jangan takut. Takut tentang sebuah fakta menciptakan rasa sakit. Amatilah dia

di dalam diri anda, menjadilah sebuah laboratorium dari riset dan eksperimen terbesar

anda. Anda hanya melihat: anda sedang merasa takut, ia adalah kegelapan dan anda

hanya berada seorang diri, dan dalam radius bermil-mil, tidak ada seorang pun disana.

Anda tersesat di sebuah hutan, sedang duduk di bawah sebuah pohon di malam yang

gelap dan singa-singa sedang mengaum---rasa takut itu ada disana. Sekarang, terdapat

dua kemungkinan. Pertama adalah menolak rasa takut itu, peganglah diri anda sekuat

mungkin sehingga anda tidak mulai merasa gemetaran karena rasa takut. Kemudian, rasa

takut itu menjadi sesuatu yang menyakitkan---ia ada disana, dan ini membuat hati
terluka! Bahkan bila anda memegang diri anda kuat-kuat, ia tetap berada disana dan ia

membuat hati terluka.

Yang kedua adalah, nikmatilah ia. Bergetarlah, biarkan ia menjadi suatu meditasi.

Ini adalah alami; singa-sinbga pada mengamum, malam berwarna gelap, bahaya begitu

dekat, dan kematian dapat terjadi setiap saat. Nikmatilah ia, biarkan getaran ini menjadi

suatu tarian. Begitu anda menerimanya, maka getaran ini adalah suatu tarian. Bekerja

sama-lah dengan getaran ini dan anda akan dibuat surprised: jika anda bekerja sama

dengna getaran ini, jika anda menjadi getaran itu, seluruh rasa sakit akan lenyap.

Dalam kenyataannya, jika anda mengizinkan diri anda untuk bergetar, bukannya

rasa sakit yang anda rasakan, tapi anda akan menemukan ledakan energi yang sangat

dahsyat yang muncul di dalam diri anda. Itulah, tepatnya, apa yang ingin dilakukan oleh

tubuh. Mengapa di dalam rasa takut, getaran ini muncul? Getaran ini memicu suatu

proses kimiawi, ia melepaskan energi, ia mempersiapkan anda untuk bertarung atau

untuk lepas landas. Ia memberi anda ledakan energi tiba-tiba yang sangat dahsyat---ini

dalah skala yang sangat serius. Ketika anda mulai bergetar, anda mulai melakukan

pemanasan.

Itulah mengapa ketika cuaca dingin, anda bergetar. Tidak ada rasa takut, lalu

mengapa anda bergetar saat cuaca dingin? Tubuh, secara otomatis, bergetar saat cuaca

dingin, sehingga ia menjadi hangat. Ini adalah sejenis latihan alami tubuh. Jaringan-

jaringan di dalam tubuh mulai bergetar untuk dihangatkan sehingga mereka dapat

menghadapi cuaca dingin. Dan jika anda merepresikan getaran ini saat anda merasa

dingin, ini akan terasa menyiksa.


Inilah, situasi persisnya, bila anda sedang merasa takut. Sang tubuh berupaya

untuk mempersiapkan diri. Ia melepaskan unsur-unsur kimiawi ke dalam darah, ia

mempersiapkan anda untuk menghadapi berbagai bahaya. Barangkali, anda akan

memerlukan suatu perjuangan, atau, barangkali, anda akan harus menjauh dan lepas

landas. Bahwa respon apapun, akan membutuhkan energi.

Lihatlah keindahan rasa takut, lihatlah kerja kimiawi dari rasa takut; ia hanya

berupaya untuk mempersiapkan diri anda untuk sebuah situasi sehingga anda dapat

menerima suatu tantangan. Tapi, bukan menerima tantangan ini, melainkan, lebih pada

upaya memahami rasa takut, anda mulai menolaknya. Anda katakan: “Anda adalah

seorang pribadi yang sangat hebat dan anda bergetar? Ingatlah bahwa tidak ada kematian

disana, bahwa sang jiwa adalah abadi. Sebuah jiwa yang abadi, dan bergetar? Ingatlah

bahwa kematian tidak dapat menghancurkan anda, api tidak dapat membakar anda,

senjata-senjata tidak dapat menembus anda. Ingatlah itu, jangan gemetar, kendalikan diri

anda sendiri.”

Sekarang, anda sedang menciptakan suatu kontradiksi. Proses alami anda adalah

tentang rasa takut itu sendiri, dan anda sedang membawa ide-ide yang tidak alami yang

menentang rasa takut. Anda sedang membawa ideal-ideal yang merecoki proses alami

anda. Akan ada rasa sakit disana karena akan terdapat konflik.

Jangan terganggu dengan soal apakah jiwa itu abadi atau tidak. Sekarang juga,

kebenaran itu adalah bahwa rasa takut itu ada disana. Dengarkan momen ini, dan biarkan

momen ini menenggelamkan anda sepenuhnya; izinkan momen ini untuk memiliki anda,

sehingga tidak ada rasa sakit disana. Jadi, rasa takut itu adalah suatu tarian energi yang

sangat halus dalam diri anda. Ia mempersiapkan diri anda; ia adalah sahabat anda, ia
bukan musuh anda. Tapi, interpretasi-interpretasi anda terus-menerus melakukan

kesalahan terhadap diri anda. Kegamangan (pembagian) yang anda ciptakan antara

perasaan dengan diri anda---rasa takut, amarah, dan diri anda---membuat anda menjadi

dua. Anda menjadi sang pengamat dan sekaligus yang diamati. Anda katakan: “Saya

disini, sang pengamat, dan ada rasa sakit, (yaitu) yang diamati. Saya adalah bukan rasa

sakit itu.” Sekarang, dualitas ini menciptakan rasa sakit.

Anda bukanlah yang diamati dan anda bukanlah sang pengamat, anda adalah

keduanya. Anda adalah sang p engamat dan yang diamati, sekaligus.

Jangan katakan: “Saya sedang merasa takut.” Itu adalah cara yang salah untuk

mengucapkan tentangnya. Jangan mengatakan: “Aku merasa ketakutan. Itu juga

merupakan cara yang salah untuk mengucapkannya. Katakan saja: “Aku takut. Pada

momen ini, aku takut.” Jangan menciptakan pembagian apapun.

Ketika anda mengatakan: “Saya sedang merasa takut,” anda sedang membuat diri

anda sendiri terpisah dari perasaan. Anda sedang berada disana, di suatu tempat yang

jauh, padahal perasaan ini ada di sekitar diri anda. Ini adalah dasar dari tidak adanya

kesatuan. Katakan: “Saya merasa takut,” dan amati---itulah situasi yang sebenarnya!

Ketika rasa takut ada disana, anda sedang merasa takut. Ini bukan berarti bahwa kadang-

kadang anda merasakan cinta. Ketika cinta berada disana, anda sedang mencinta. Dan

ketika amarah ada disana, anda sedang marah.

Inilah yang dimaksudkan oleh Krishnamurti ketika dia menyatakan pernyataan

yang selalu dia ulang-ulang: Sang pengamat adalah yang diamati.” Yang melihat adalah

yang dilihat, dan yang mengalami adalah yang dialami. 8 Jangan menciptakan pembagian

8
“The observer is the observed.” The seer is the seen, and the experiencer is the experience.
tentang subyek dan obyek ini. Ini adalah akar penyebab dari seluruh penderitaan, dari

seluruh keterpecahan (split).

Hanya sekadar suatu kesadaran yang tidak memilih-milih apa yang terjadi---ini

adalah kunci paling mendasar untuk membuka misteri batin yang paling dalam dari

eksistensi anda. Jangan katakan ini adalah baik, jangan katakan ini adalah buruk. Ketika

anda menyatakan bahwa sesuatu itu baik, muncul kemelekatan, muncul ketertarikan.

Ketika anda menyatakan bahwa sesuatu itu buruk, muncul penolakan. Rasa takut adalah

rasa takut, ia bukan soal baik atau buruk. Jangan mengevaluasi (menilai dan memvonis),

biarkan ia mengalir. Biarkan ia mengalir demikian. Dalam kesadaran yang tidak memilih-

milih itu, seluruh derita psikologis menguap bagaikan embun-embun yang menetes di

awal matahari pagi, dan yang tersisa adalah sebuah ruang yang murni, ruang perawan. Ini

adalah “yang satu,” dari ajaran Tao, atau anda dapat menyebut-Nya sebagai Tuhan. Yang

“satu” ini, yang masih tersisa ketika seluruh derita melenyap, ketika anda tidak terbagi

(tidak terpecah) dalam suatu cara apapun, ketika sang pengamat menjadi yang diamati:

inilah pengalaman tentang ketuhanan, pencerahan, atau apapun istilah anda untuk

menyebutnya.

Dan dalam keadaan ini, tidak ada sejenis ego-diri, karena tidak ada

pengamat/pengawas/hakim. Hanya satu yang muncul dan berubah dari momen yang satu

ke momen yang lain. Beberapa momen mungkin berupa kegembiraan, sedangkan

momen-momen lain mungkin berupa kesedihan, welas asih, rasa hancur, takut, kesepian.

Seseorang tidak seharusnya berkata: “Saya sedih,” atau “Saya mempunyai kesedihan,”

tapi (mestinya berkata): “Akulah kesedihan”---karena ucapan yang pertama

mengimplikasikan suatu ego-diri (self) yang terpisah dari sesuatu. Dalam realitasnya,
tidak ada “ego-diri” terhadap siapa sebuah perasaan sedang berlangsung. Yang ada

hanyalah perasaan itu sediri.

Meditasikan (kontemplasikan) ini: hanya ada perasaan saja.

Tidak ada diri yang sedang merasakan takut; yang eksis adalah rasa takut dalam

suatu momen tertentu. Dalam momen-momen lain yang tertentu, yang eksis adalah bukan

rasa takut. Tapi, anda tidak terpisah dari momen itu, dari saat kemunculannya; hanya ada

perasaan itu sendiri. Dengan demikian, tak ada yang dapat dilakukan tentang apa yang

dialami yang muncul dalam sebuah momen. Tidak seorang pun yang “melakukan”

sesuatu apapun.

Segala sesuatu yang terjadi, adalah indah---bahkan meskipun itu buruk. Apapun

yang terjadi, terjadilah, apakah anda menerimanya atau tidak. Sikap penerimaan atau

penolakan, sama sekali tidak dapat mengubah apapun atas pem-fakta-an terhadapnya.

Apapun yang terjadi, terjadilah. Jika anda menerimanya, anda mempunyai kegembiraan

yang muncul dalam diri anda. Jika anda menolaknya, anda mempunyai derita, tapi

realitasnya tetap saja sama. Anda mungkin mempunyai penderitaan, derita psikologis---

derita itu adalah hasil ciptaan anda karena anda tidak mampu menerima dan menyerap

sesuatu yang sedang muncul. Anda telah menolak kebenaran; dalam penolakan itu, anda

menjadi seorang tawanan. Kebenaran bersifat membebaskan, tapi anda telah menolaknya;

atas dasar ini, anda berada dalam keadaan terbelenggu. Tolaklah kebenaran, dan anda

akan semakin lebih terpenjara lagi.

Yang tersisa hanyalah kebenaran. Apakah anda menolaknya atau menerimanya,

ini tidak mengubah fakta ini, ia hanya mengubah realitas psikologi anda. Dan terdapat

dua kemungkinan: derita atau bahagia, sakit atau sehat. Jika anda menolaknya, akan ada
penyakit, rasa tidak nyaman, karena anda sedang memotong sebuah potongan dari

eksistensi anda yang menjauh dari anda; ia akan meninggalkan luka-luka dan bekas-

bekas luka pada diri anda. Jika anda menerimanya, akan ada perayaan dan kesehatan dan

keutuhan.

Tidak ada kebenaran yang pernah mengikat seseorang; itu bukan sebuah kualitas

dari kebenaran. Tapi ketika anda menolaknya, di dalam penolakan anda, anda menjadi

tertutup dan terkungkung. Di dalam penolakan itu, anda menjadi seseorang yang

mengalami kelumpuhan total.

Dan ingat bahwa sebuah ide tentang perolehan kebebasan adalah, lagi-lagi,

sebuah ideal. Kebebasan itu bukan suatu ideal, ia adalah hasil dari sikap menerima

siapapun diri anda. Kebebasan adalah sebuah produk; ia bukan sebuah tujuan dari upaya

anda yang sangat fokus. Ia tidak hadir melalui upaya yang sangat keras, ia terjadi ketika

anda berada dalam keadaan rileks. Dan bagaimana mungkin anda bisa rileks jika anda

tidak dapat menerima rasa pengecut anda? Jika anda tidak dapat menerima rasa takut

anda, jika anda tidak dapat menerima cinta anda, jika anda tidak dapat menerima

kesedihan anda, bagaimana mungkin anda bisa rileks?

Mengapa orang banyak tidak dapat bersikap rileks? Apa penyebab paling dasar

dari ketegangan kronis mereka yang berlangsung secara terus-menerus? Inilah penyebab

dasarnya: menyusuri abad-abad yang telah lewat, apa yang disebut dengan agama-agama

anda, terus-menerus mengajarkan kepada anda untuk menolak dan menolak. Mereka

selalu mengajarkan anda untuk menyerah, mereka mengajarkan kepada anda bahwa

semua itu adalah salah. Anda harus mengubah ini, anda harus mengubah itu, hanya

dengan cara-cara ini kemudian, anda akan diterima oleh Tuhan. Mereka telah
menciptakan begitu banyak penolakan sehingga anda bahkan tidak menerima diri anda

sendiri, anda tidak menerima terhadap orang-orang yang anda menjalin kehidupan

bersama mereka, bagaimana mungkin anda bisa diterima oleh Tuhan?

Eksistensi telah menerima anda---itulah mengapa anda berada disini. Jika tidak,

anda tidak akan berada disini. Inilah ajaran dasar saya kepada anda. Eksistensi telah

menerima anda. Anda tidak perlu lagi mengupayakannya, anda telah mempunyai semua

yang anda perlukan di dalam diri anda. Bersikap rileks-lah, nikmatilah cara alam telah

mencipta untuk anda. Jika alam telah memasukkan rasa pengecut dalam diri anda, maka

mesti terdapat sesuatu di dalamnya. Percayalah dan terimalah ia. Apa salahnya menjadi

seoang pengecut? Apa salahnya dengan menjadi penakut? Hanya orang-orang idiot yang

tidak merasakan takut, hanya orang-orang embisil yang tidak merasa takut. Jika seekor

ular menghalangi jalan anda, anda akan segera melompat. Hanya orang-orang embisil,

orang-orang bodoh, orang-orang idiot yang tidak takut pada ular. Tapi, jika anda adalah

seorang yang cerdas, semakin cerdas anda, maka semakin cepat anda akan melompat! Ini

adalah bagian dari kecerdasan, ini sangat baik. Ia membantu kehidupan anda, ia

melindungi diri anda.

Tapi, ideologi-ideologi bodoh terus ditanamkan ke dalam benak orang-orang dan

anda terus mempertahankan secara kaku pola-pola lama anda. Anda tidak mengarkan

pada apa yang sedang saya katakan. Saya katakan, siapa saja diri anda, terimalah ia tanpa

syarat---dan sikap menerima ini adalah kunci menuju transformasi.

Saya tidak sedang mengatakan untuk menerima diri anda dalam tatanan (order)

untuk dapat ditransformasikan---jika ini yang dilakukan, anda berarti tidak menerima diri

anda sama sekali, karena jauh di dasar kedalaman, terdapat kehendak untuk transformasi.
Anda katakan: “Oke, jika ini membawa transformasi, maka, saya akan menerima diri

saya.” Tapi, ini bukan penerimaan; anda telah melewatkan seluruh poin. Anda masih

menghendaki transformasi. Jika saya menjaminkannya untuk anda, dan anda menerima

diri anda karena jaminan ini, dimana letak sikap menerimanya? Anda sedang

menggunakan sikap menerima sebagai suatu sarana; sebuah tujuan adalah dengan

menjadi ditransformasikan, menjadi bebas, mencapai realisasi-diri9, menuju nirwana.

Dimana letak dari sikap menerima?

Sikap menerima haruslah tanpa syarat, tidak ada alasan sama sekali, tanpa

motivasi apapun. Hanya dalam keadaan seperti ini, ia membebaskan anda. Ia membawa

kegembiraan yang luar biasa, ia membawa kebebasan penuh, tapi tidak muncul sebagai

suatu tujuan. Sikap menerima itu sendiri adalah nama lain dari kebebasan. Jika anda telah

menerima seutuhnya, jika anda telah memahami apa yang saya maksudkan sebagai sikap

menerima, akan terdapat kebebasan---dengan segera.

Ini bukan berarti bahwa anda, pertama kali, menerima diri anda sendiri,

mempraktikkan sikap menerima, dan kemudian pada suatu hari, akan ada kebebasan,

tidak. Terimalah diri anda sendiri dan akan terdapat kebebasan, karena derita psikologis

menjadi lenyap dengan segera.

Cobalah ia. Apa yang sedang saya katakan ini adalah dapat dilakukan. Anda dapat

melakukannya, ini bukan soal mempercayai saya. Anda terus bergulat dengan rasa takut

anda; terimalah ia, dan lihat apa yang terjadi. Duduklah dalam diam dan terimalah ia, dan

katakan: “Saya mempunyai rasa takut, maka aku adalah rasa takut.” Dalam kedaan

meditatif sepenuhnya: “Aku adalah rasa takut,” kebebasan mulai hadir. Ketika sikap

menerima ini bersifat total, kebebasan baru saja hadir.


9
Realisasi-diri = Memahami diri secara utuh
Kadang-kadang, ketika sisi-sisi gelap dari pikiran saya muncul, ini

benar-benar membuat saya takut. Sangat sulit bagi saya untuk menerima

bahwa ini hanya sekadar sebuah kutub yang bertentangan dari sesuatu

yang cemerlang. Saya merasa kotor dan bersalah dan tidak layak. Mohon

anda menjelaskan tentang hal ini?

Hal mendasar yang mesti dipahami adalah bahwa anda bukanlah pikiran itu sendiri, anda

tidak juga sesuatu yang cemerlang, juga bukan sesuatu yang gelap. Jika anda telah

mengidentifikasi bagian yang indah, maka, ini menjadi tidak mungkin untuk tidak

mengidentifikasi diri anda dari bagian yang buruk; mereka adalah dua sisi dari koin yang

sama. Anda dapat memilikinya secara menyeluruh, atau anda dapat membuangnya secara

menyeluruh juga, tapi anda tidak dapat membagi dan memecahnya.

Seluruh kecemasan manusia adalah ketika dia ingin memilih sesuatu yang terlihat

indah, cemerlang. Dia ingin memilih semua hal yang berkilauan, dengan meninggalkan

awan gelap di belakang. Tapi, dia tidak mengetahui bahwa hal-hal yang berkilauan itu

tidak dapat eksis tanpa awan gelap tersebut. Awan gelap tersebut latar belakang, yang

mutlak dibutuhkan oleh hal-hal yang berkilauan tersebut dan mesti dipertunjukkan

kepadanya.

Tindakan memilih adalah kecemasan itu sendiri, tindakan memilih adalah sama

dengan menciptakan masalah bagi diri anda sendiri. Menjadi dalam keadaan tidak

memilih berarti bahwa ada pikiran disana, dan ia mempunyai sebuah sisi gelap dan ia

mempunyai sebuah sisi yang cemerlang---lantas apa? Apa hubungannya dengan anda?

Mengapa anda merasa khawatir tentangnya?


Pada saat anda sedang tidak memilih, semua kekhawatiran lenyap. Sikap

menerima seutuhnya, timbul bahwa inilah caranya sebuah pikiran harus menjadi, inilah

sifat alami dari pikiran---dan ini bukanlah masalah anda, karena anda bukanlah pikiran

itu sendiri. Jika anda telah menjadi pikiran, tidak akan ada masalah sama sekali. Jadi,

siapa yang akan memilih, dan siapa yang akan memikirkan tentang proses transendensi?

Siapa yang akan berupaya untuk menerima dan memahami sikap menerima?

Anda sedang terpecah, sepenuhnya terpecah. Anda, tak lain, hanyalah seorang

saksi. Tapi, anda menjadi seorang pengamat yang telah mengidentifikasi segala sesuatu

yang terlihat menyenangkan, dan melupakan bahwa sesuatu yang tidak menyenangkan

muncul tepat dibelakangnya seperti sebuah bayangan. Anda tidak merasa terganggu

dengan sisi yang menyenangkan, anda bergembira di dalamnya. Gangguan muncul ketika

kutub yang bertentangan memunculkan dirinya secara paksa---sehingga anda menjadi

hancur berkeping-keping.

Bahkan anda telah memulai keseluruhan masalah. Terjatuh dari sekadar menjadi

seorang saksi, anda menjadi seorang yang mengidentifikasi.

Kisah Bibel tentang jatuhnya Adam dari surga hanyalah sekadar sebuah fiksi.

Kejatuhan sesungguhnya adalah kejatuhan dari menjadi seorang saksi menjadi

mengidentifikasi dengan berbagai hal dan kehilangan proses kesaksian anda.

Cobalah anda berusaha sekali saja dalam suatu kesempatan: biarkan pikiran

menjadi apapun yang diinginkannya. Ingat, anda bukanlah pikiran. Dan anda akan

mempunyai suatu kejutan dahsyat. Begitu anda semakin kurang mengidentifikasi, pikiran

mulai menjadi berkurang kekuatannya---karena sumber kekuatannya berasal dari proses


identifikasi anda. Ia menghisap darah anda. Tapi, ketika anda mulai berdiri berjarak dan

menjauh, maka pikiran mulai menyusut.

Pada hari dimana anda sepenuhnya tidak mengidentifikasi dengan pikiran, bahkan

untuk sesaat pun, ada proses ilham disana. Pikiran mengalami kematian; ia tidak lagi ada

disana. Ketika ia menjadi sedemikian penuh, ketika ia terus-menerus berfungsi, hari demi

hari, pada saat terjaga, saat tertidur, ia ada disana---tiba-tiba ia tidak berada disana. Anda

melihat ke sekeliling dan ia adalah kekosongan, ia adalah ketiadaan.

Dan, selama akal lenyap, maka, ego-diri juga lenyap. Kemudian, hanya ada

sebuah kualitas kesadaran tertentu tanpa “saya” di dalamnya. Maksimal, anda dapat

menyebutnya serupa dengan “ke-ada-an” (am-ness) tapi tanpa “ke-aku-an” (I-ness).

Untuk lebih pastinya, ini adalah ke-ada-an (is-ness), karena bahkan dalam ke-adaan (am-

ness), beberapa bayangan dari “saya” masih mengikuti. Tepat pada saat anda mengetahui

ke-ada-an (is-ness)nya, ia menjadi universal. Dengan lenyapnya pikiran, lenyap pula

(ego-)diri. Dan begitu banyak hal yang lenyap yang sebelumnya menjadi begitu penting

bagi anda, yang begitu mengganggu anda. Anda sedang mencoba untuk memecehkan

mereka dan mereka menjadi semakin bertambah kompleks; segala sesuatunya menjadi

masalah, sebuah kecemasan, dan tampaknya tidak ada jalan keluar.

Saya ingin mengingatkan anda tentang sebuah kisah Angsa sedang keluar (The

Goose is Out). Ini tentang pikiran dan ke-ada-an (is-ness) anda.

Sang master menjelaskan kepada seorang murid untuk me-meditasi-kan sebuah

koan:

Seekor angsa kecil diletakkan di dalam sebuah botol, diberi makan dan dirawat.

Angsa itu menjadi tumbuh, berkembang dan bertambah besar, dan memenuhi seluruh
ruang dalam botol itu. Lalu, ia menjadi terlalu besar; ia tidak dapat keluar dari mulut

botol---mulut botol itu terlalu kecil; dan maksud dari koan itu adalah bahwa anda harus

membawa keluar angsa itu tanpa menghancurkan botol, dan tanpa membunuh angsa itu.

Lalu, ini adalah tindakan mengejutkan pikiran. Apa yang dapat anda lakukan?

Angsa itu terlalu besar; anda tidak dapat membawanya keluar tanpa memecahkan botol,

tapi, tindakan itu tidak diizinkan. Atau anda dapat mengeluarkannya dengan cara

membunuhnya; kemudian, anda tidak peduli apakah ia nanti keluar dari dalam botol

dalam keadaan hidup atau mati. Tindakan ini juga tidak diizinkan.

Hari demi hari, sang murid bermeditasi, tidak menemukan cara, berpikir ini dan

itu---tapi dalam kenyataannya tidak ditemukan satu cara pun. Dalam keadaan lelah,

benar-benar sangat lelah, sebuah ilham datang secara tiba-tiba... tiba-tiba saja, dia dapat

mengerti bahwa sang guru tidak mungkin tertarik pada botol dan angsa; keduanya mesti

menyimbolkan sesuatu yang lain. Botol itu adalah pikiran, sedangkan diri anda adalah

seekor angsa. Dan dengan proses menyaksikan, ini menjadi mungkin. Tanpa berada di

dalam pikiran, anda dapat beridentifikasi dengannya begitu banyak sehingga anda mulai

merasa bahwa anda berada di dalamnya! Murid itu kemudian buru-buru menemui

gurunya untuk mengatakan bahwa sang angsa telah keluar. Dan sang guru berkata:

“Engkau telah memahaminya. Sekarang, jagalah ia tetap berada di luar. Ia tidak pernah

berada di dalam.”

Jika anda terus bergulat dengan angsa dan botol, tidak ada cara yang akan anda

temukan untuk memecahkannya. Ini adalah realisasi (pemahaman sepenuhnya) bahwa ia

mesti menyimbolkan sesuatu yang lain, jika tidak, sang guru tidak akan memberikannya
kepada anda. Apakah ada kemungkinan lain? Karena seluruh fungsi yang berlangsung

antara guru dan murid, urusan yang menyeluruh, adalah tentang pikiran dan kesadaran.

Kesadaran adalah sang angsa---yang tidak berada di dalam botol pikiran, tapi

anda meyakini bahwa ia berada di dalamnya, dan anda bertanya kepada setiap orang

bagaimana cara untuk membawanya keluar. Dan disana terdapat orang-orang idiot yang

akan membantu anda dengan teknik-teknik untuk bisa keluar darinya. Saya menyebut

mereka sebagai idiot karena mereka, sama sekali, tidak mengerti satu hal: angsa itu

berada di luar, tidak pernah berada di dalam, sehingga pertanyaan untuk membawanya

keluar, tidak muncul.

Pikiran itu hanya sekadar sebuah prosesi (arak-arakan) dari pemikiran-pemikiran

yang sedang lewat di hadapan anda di layar otak. Anda adalah seorang pengamat. Tapi,

anda mulai beridentifikasi dengan berbagai hal yang indah; mereka adalah suap (sogok).

Begitu anda terjerat dalam hal-hal yang indah, anda juga akan terperangkap ke dalam hal-

hal yang buruk, karena pikiran itu tidak dapat eksis tanpa ada dualitas.

Kesadaran tidak dapat eksis dengan dualitas, sedangkan pikiran tidak dapat eksis

tanpa dualitas.

Kesadaran bersifat tidak mendua (non-dual), sedangkan pikiran bersifat mendua.

Jadi, tinggal mengamati saja. Saya tidak mengajarkan solusi-solusi, saya mengajarkan

sebuah solusi: Mundurkan langkah sedikit saja dan amati. Ciptakan jarak antara anda

dengan pikiran anda. Apakah itu baik, indah, lezat, sesuatu yang anda ingin

menikmatinya secara akrab, atau ia adalah sesuatu yang burul---berjaraklah sejauh

mungkin, cermatilah ia seperti halnya anda mencermati sebuah film. Tapi, orang-orang

bahkan beridentifikasi dengan film-film....


Saya telah melihat orang-orang menangis saat menyaksikan film-film, air mata

bercucuran---padahal tak ada satupun yang sedang terjadi! Adalah baik bahwa dalam

sebuah gedung bioskop, suasananya gelap; ini menyembunyikan mereka dari rasa malu.

Saya biasa bertanya kepada ayahku, “Apakah anda telah melihat? Orang yang duduk di

sebelah anda sedang menangis!”

Dia akan berkata: “Seluruh ruangan ini sedang menangis. Cerita film ini benar-

benar ....”

Tapi, disana hanya terdapat sebuah layar dan tak ada yang lain. Tak seorang pun

yang terbunuh, tidak ada tragedi yang sedang terjadi---hanya proyeksi dari sebuah film,

hanya gambar-gambar yang bergerak di layar. Orang-orang tertawa dan menangis, dan

untuk selama tiga jam, mereka hampir hilang.10 Mereka menjadi bagian dari film itu,

mereka menjadi teridentifikasi dengan beberapa karakter.

Ayah saya akan mengatakan kepada saya: “Jika engkau mengajukan pertanyaan-

pertanyaan tentang reaksi orang-orang, maka, engkau tidak akan dapat menikmati

tontonan film itu.”

Saya katakan: “Saya dapat menikmati filmnya, tapi saya tidak ingin menangis;

saya tidak melihat adanya kenikmatan (kesenangan) di dalamnya. Saya dapat melihatnya

sebagai film, tapi saya tidak ingin menjadi sebuah bagian darinya. Semua orang-orang ini

menjadi bagian darinya.”

Kakek saya mempunyai seorang tukang cukur yang berusia lanjut, yang

kecanduan opium. Untuk sesuatu yang dapat dilakukan dalam lima menit, dia akan

membutuhkan waktu dua jam, dan dia akan terus-menerus berbicara. Tapi, mereka adalah

dua sahabat tua yang telah menjalin persahabatannya sejak usia kanak-kanak mereka.
10
lost = tidak berdaya, tidak berfungsi, lenyap, tidak punya kendali diri. (penerjemah).
Saya masih bisa melihat kakek saya sedang duduk di kursi cukur tua... dan dia sangat

senang berbicara. Kecanduan opium ini mempunyai suatu kualitas tertentu, sebuah

pembicaraan yang indah dan mengungkap kisah-kisah tentang mereka, apa yang sedang

terjadi dari hari ke hari; ini benar. Kakek saya akan mengatakan: “Ya, benar, itu hebat...”

Saya berkata kepadanya suatu hari: “Tentang segala hal yang terus-menerus anda

katakan, ‘Ya, benar, itu hebat sekali.’ Kadang-kadang dia berbicara sesuatu yang sangat

remeh dan tidak relevan.”

Dia berkata: “Apa yang kau inginkan? Orang itu mengalami kecanduan opium.”

Dan si tukang cukur biasa menggunakan pisau cukur yang sangat tajam. “Sekarang,

engkau ingin aku bicara apa?---dengan orang itu yang memegang sebuah pisau tajam,

yang menempel di tenggorokan-ku. Untuk mengatakan “tidak” kepadanya... dia akan

membunuhku! Dan dia (si tukang cukur) menyadari itu. Dia kadang-kadang menjelaskan

kepadaku: “Kamu tidak pernah mengatakan “tidak.” Kamu selalu mengatakan “ya, kamu

selalu mengatakan “itu hebat.” Aku telah menjelaskan kepadanya: “Kamu seharusnya

mengerti bahwa kamu selalu berada dibawah pengaruh opium. Adalah tidak mungkin

untuk berbicara denganmu, untuk berdiskusi dengan-mu atau untuk tidak bersetuju

denganmu. Kamu mampunyai sebuah pisau yang menempel di tenggorokanku, dan kamu

menginginkan aku untuk mengatakan “tidak” terhadap sesuatu yang telah kamu

katakan?”

Aku bertanya kepada kakekku: “Mengapa anda tidak mengganti bapak tukang

cukur itu? Ada banyak tukang cukur di desa ini, dan orang ini membutuhkan waktu dua

jam untuk menyelesaikan pekerjaan yang mestinya hanya membutuhkan waktu lima

menit saja. Kadang-kadang dia mencukur setengah jenggotmu dan kemudian berkata:
“(Tunggu sebentar) Saya akan kembali lagi segera,” dan anda duduk disana dan dia

meninggalkan ruangan selama satu jam, karena dia terlibat dalam sebuah diskusi dengan

seseorang dan dia lupa sama sekali bahwa seorang pelanggannya sedang duduk di kursi

cukurnya. Kemudian, dia kembali lagi dan berkata: “Oh Tuhan, jadi kamu masih duduk

disini?”

Kakekku akan berkata: “Apa yang bisa aku perbuat? Aku tidak mungkin pulang

ke rumah dengan jenggot yang baru dicukur separuhnya.” Dia akan bertanya kepada

tukang cukur sahabatnya itu kemana gerangan dia telah pergi, dan tukang cukur itu akan

berkata: “Aku terlibat dalam adu argumentasi yang mengasyikkan dengan seseorang

sehingga aku sama sekali melupakanmu. Ini baik bahwa orang itu datang kembali; jika

tidak, kamu akan duduk disini seharian penuh.”

Kadang-kadang, dia bahkan tidak ingin menutup gerainya di malam hari. Dia

tampaknya pulang ke rumah, hanya saja, dia lupa menghentikan kegiatan dengan cara

menutup gerainya. Pernah suatu saat, seorang pelanggan masih duduk di kursi cukur,

sedang menunggu dia untuk kembali, dan dia, ternyata, berada di rumahnya, tertidur.

Seseorang akan berkata kepada pelanggan itu: “Sekarang, anda dapat pergi; tukang cukur

itu tidak akan terlihat lagi sebelum esok pagi. Dia telah lupa untuk menutup gerainya dan

dia telah melupakan anda. Dia mudah tertidur di rumahnya.”

Dan seandainya pelanggan itu marah... . Kadang-kadang, pelanggan baru

memasuki gerainya, dan diamuk amarah. Dia akan berkata: “Tenang. Maksimal, anda

tidak perlu membayarku. Aku hanya memotong separuh jenggot; silahkan anda pergi.

Saya tidak ingin berdebat. Anda tidak perlu membayar saya; saya bahkan tidak meminta

separuh pembayaran.”
Tapi, tak seorang pun yang berani meninggalkan ruangan dengan jenggot yang

baru dicukur separuh---atau dalam keadaan rambut kepala yang baru tercukur separuh!

Anda tinggal meminta dia untuk mencukur jenggot dan dia akan mulai mencukur rambut

kepala anda, dan sepanjang yang anda amati, dia telah melaksanakan pekerjaannya. Lalu,

dia akan bertanya kepada anda: “Sekarang, apa yang anda inginkan? Karena hampir

seperempat dari pekerjaan ini telah terselesaikan. Jika anda ingin model seperti ini, saya

dapat menyudahinya; jika tidak, saya bisa menyelesaikannya. Tapi, saya tidak ingin

membebani anda dengan ini, karena jika anda mengatakan bahwa anda tidak pernah ingin

ini dicukur, maka ini adalah kesalahan saya dan saya mesti dihukum. Saya tidak ingin

membebani anda.”

Orang (tukang cukur) ini sangat berbahaya! Tapi, kakek saya biasa berujar: “Dia

berbahaya tapi dia menyenangkan dan telah menjadi begitu teridentifikasi dengannya

sehingga saya tidak dapat membayangkan bagaimana jika dia mati sebelum aku mati dan

saya akan berpindah ke tukang cukur yang lain. Saya tidak dapat membayangkan itu...

karena dalam keseluruhan hidupku, dia terus menjadi tukang cukur saya. Identifikasi ini

menjadi sedemikian mendalam sehingga saya, mungkin, bisa berhenti mencukur jenggot

saya, tapi saya tidak bisa mengganti tukang cukur saya.”

Tapi, untungnya, kakekku meninggal sebelum tukang cukur yang kecanduan

opium itu meninggal.

Anda beridentifikasi dengan apa saja. Orang-orang beridentifikasi dengan orang-

orang dan kemudian mereka menciptakan kesengsaraan untuk diri mereka sendiri.

Mereka beridentifikasi dengan berbagai hal, kemudian, mereka merasa menderita jika

hal-hal itu menghilang.


Identifikasi adalah akar penyebab dari penderitaan anda. Dan setiap identifikasi

adalah identifikasi dengan pikiran.

Menepilah, biarkan pikiran lewat.

Dan anda akan melihat dengan segera bahwa tidak ada masalah sama sekali

disana: binatang angsa telah keluar. Anda tidak harus memecahkan botol, dan anda juga

tidak perlu membunuh angsa.

****

Kadang, saya bertanya-tanya jika saya benar-benar ingin untuk melepas

masalah-masalah saya, untuk menerima mereka, sebagai ganti dari

bergulat dan bergumul dengan mereka. Ini terasa seperti beberapa bagian

dari identitas saya sedemikian teridentifikasi dengan pergulatan ini, ide

untuk menghentikannya terasa sedikit membuat takut.

Ini benar; orang-orang melekat sangat kuat pada penyakit-penyakit mereka,

mereka memegang sangat erat pada keluhan-keluhan mereka, mereka sangat melekat

pada semua yang mengikat mereka. Mereka terus berkata: “Ini adalah luka-luka dan kami

ingin agar mereka disembuhkan.” Tapi, jauh di dasar lubuk hati mereka, mereka terus-

menerus menciptakan luka-luka ini, karena jika semua luka telah disembuhkan, mereka

takut bahwa diri mereka tidak akan berada disana.

Amatilah orang-orang itu---mereka sangat melekat secara emosional dengan

penyakit-penyakit mereka. Mereka membahasnya seolah-olah ia adalah sesuatu yang

layak untuk dibahas. Orang-orang membicarakan penyakit-penyakit mereka, tentang


mood-mood (suasana hati) mereka yang negatif., melebihi pembahasan yang lain.

Dengarkanlah mereka dan anda akan melihat bahwa mereka menikmati pembahasan

tentangnya. Setiap malam, orang-orang datang menemui saya dan saya harus

mendengarkan---selama sekian tahun, saya terus-menerus mendengarkan dan melihat

wajah-wajah mereka. Mereka menikmatinya! Mereka adalah para martir dari.... penyakit-

penyakit mereka, amarah mereka, kebencian mereka, masalah ini dan itu, keserakahan

dan ambisi mereka. Dan bila anda hanya melihat saja, segala sesuatunya tampak gila---

karena mereka menuntut untuk terbebas dari berbagai hal itu, tapi ketika anda melihat

wajah-wajah mereka, mereka menikmatinya. Jika, masalah-masalah ini benar-benar telah

lenyap, apa yang akan mereka nikmati kemudian? Jika semua penyakit mereka lenyap

dan mereka sepenuhnya dalam keutuhan dan kesehatan, tidak akan ada satupun yang

akan dibahas oleh mereka.

Orang-orang pergi ke psikiater, dan kemudian mereka terus berbicara

tentangnya---bahwa mereka telah mengunjungi psikiater ini dan itu, mereka telah datang

ke guru ini dan itu. Mereka benar-benar menikmati mengatakan: “Semua mereka, setiap

orang, telah gagal bersama saya. Saya masih tetap sama, tak seorang pun yang mampu

untuk mengubahku.” Seolah-olah, mereka sedang mengadakan suksesi, karena mereka

sedang membuktikan kepada setiap psikiater sebuah kegagalan!

Saya telah mendengar tentang seorang manusia yang menderita hipokondria

(Hypochondria), yang terus-menerus berbicara tentang penyakitnya. Dan tak seorang pun

yang mempercayainya, karena dia telah diperiksa dan dicek dalam setiap cara yang

mungkin dan tak ada salah dengan itu. Tapi, setiap hari, dia akan terburu-buru menemui

seorang dokter untuk mengatakan bahwa dia berada dalam kesulitan yang serius.
Hari demi hari, sang dokter menjadi sadar: apapun yang telah didengar oleh orang

ini---jika ada sebuah iklan TV tentang beberapa obat, atau suatu pembicaraan tentang

beberapa penyakit---segera saja penyakit itu menghinggapinya. Jika, dia membaca

tentang penyakit apapun dalam sebuah majalah, segera saja, pada hari berikutnya, dia

telah berada disana di tempat sang dokter, dalam keadaan sakit, sepenuhnya sakit. Dan

dia mengeluhkan semua gejala. Lalu, sang dokter berkata kepadanya: “Jangan

mengganggu begitu banyak, karena saya membaca dalam majalah yang sama bahwa anda

membaca dan saya mendengar program TV yang sama dengan anda, dan segera saja,

pada hari selanjutnya, anda berada disini dengan sebuah penyakit.”

Orang itu berkata: “Apa yang anda pikirkan? Apakah anda satu-satunya dokter di kota

ini?”

Dia berhenti menemui dokter ini, tapi dia tidak akan menghentikan kegilaan

tentang penyakit ini. Kemudian dia meninggal, sebagaimana setiap orang mengalami

harus mati. Sebelum kematiannya, dia menjelaskan kepada istrinya untuk menuliskan

beberapa kata pada batu nisannya, dan rangkaian tulisan ini masih terpahat disana.

Dengan huruf-huruf yang besar ia dituliskan: “Sekarang, apakah anda mempercayai

saya?”

Orang-orang merasa begitu bahagia tentang penderitaan mereka. Saya juga

terheran-heran kadang-kadang: jika semua penderitaan mereka lenyap, apa yang akan

mereka lakukan? Mereka akan merasa sangat kosong, mereka akan melakukan bunuh

diri. Dan hasil observasi saya menyatakan bahwa jika anda membantu mereka keluar dari

satu penderitaan, pada hari berikutnya, mereka akan datang kembali dengan penderitaan

yang lain. Anda menolong mereka untuk keluar dari masalah itu, mereka akan kembali
lagi dengan masalah lain, seolah-olah terdapat kemelekatan yang sangat kuat terhadap

penderitaan. Mereka memperoleh sesuatu atasnya; ini adalah sebuah investasi dan ini

adalah pembayaran.

Dimana nilai investasinya? Investasinya adalah bahwa ketika sebuah sepatu tidak

cocok dengan ukuran kaki anda, bila ia sempit, anda merasa semakin lebih eksis. Ketika

sepatu itu cocok sepenuhnya, anda hanya sekadar rileks saja. Jika sepatu itu cocok

sepenuhnya, bukan hanya faktor kaki saja yang dilupakan, tapi juga faktor “saya” akan

lenyap. Tidak mungkin terdapat faktor “saya” dengan sebuah kesadaran yang yang

membahagiakan---tidak mungkin! Hanya dengan sebuah pikiran yang menderita, faktor

“saya” dapat eksis; faktor “saya” tiada lain adalah suatu kombinasi dari semua

penderitaan anda. Jadi, jika anda benar-benar siap untuk menghentikan faktor “saya”,

hanya dengan cara inilah penderitaan-penderitaan anda akan lenyap. Jika tidak, anda akan

terus-menerus menciptakan penderitaan-penderitaan yang baru. Tak seorangpun yang

dapat membantu anda, karena anda berada dalam jalur penghancuran diri, jalur

penggagalan diri.

Sehingga, di waktu berikutnya, anda datang menemui saya dengan berbagai

macam masalah, terutama hanya untuk mengajukan pertanyaan-pertanyaan daripada

menginginkan masalah-masalah itu untuk dipecahkan, karena sadarilah: saya dapat

memberi sebuah solusi. Apakah anda benar-benar tertarik untuk memecahkannya atau

hanya sekadar membicarakan tentangnya? Anda merasa asyik membicarakannya.

Menyelamlah ke dalam diri dan tanyakanlah, dan anda akan melihat bahwa semua

penderitaan-penderitaan anda eksis karena anda mendukung mereka. Tanpa ada


dukungan dari anda, tak ada satupun yang eksis. Karena anda memberinya energi, ia

eksis; jika anda tidak memberinya energi, ia tidak dapat eksis.

Dan siapa yang memaksa anda untuk memberinya energi? Bahkan pada saat anda

bersedih, energi (tetap) dibutuhkan, karena tanpa energi, anda tidak bisa bersedih. Untuk

membuat fenomena kesedihan terjadi, anda harus memberi energi. Itulah mengapa

setelah bersedih, anda merasa begitu sia-sia dan kosong. Apa yang telah terjadi? Dalam

depresi anda, anda tidak melakukan apapun, anda hanya sekadar bersedih---mengapa

anda merasa begitu menyia-nyiakan diri dan kosong? Anda berpikir bahwa anda akan

keluar dari suasana sedih dalam keadaan penuh dengan energi, tapi, kenyataannya tidak

demikian.

Ingatlah, semua emosi-emosi negatif, membutuhkan energi; mereka membuat

anda kosong. Sedangkan semua emosi-emosi positif dan sikap-sikap positif adalah

penghasil energi; mereka menciptakan lebih banyak energi, mereka tidak pernah

membuat anda kosong. Jika anda bahagia, tiba-tiba seluruh dunia ini mengaliri anda

dengan energi, seluruh dunia ini tertawa bersama anda. Orang-orang berada dalam

kebenaran saat mengatakan: “Ketika anda tertawa, seluruh dunia ini tertawa bersama

anda. Ketika anda menangis, anda menangis sendirian.” Ini benar demikian, ini mutlak

benar. Ketika anda bersikap positif, seluruh eksistensi terus memberi anda lebih banyak

lagi, karena ketika anda sedang bahagia, seluruh eksistensi akan berbahagia bersama

anda. Anda bukanlah sebuah beban, anda adalah sekuntum bunga; anda bukan sebuah

batu, anda adalah seekor burung. Seluruh eksistensi merasa bahagia di sekitar anda.

Ketika anda seperti batu, duduk kaku dalam kesedihan anda, merawat kesedihan

anda, tak seorang pun yang ada bersama anda. Tak seorang pun yang dapat bersama
dengan anda. Terdapat sebuah jurang antara anda dengan kehidupan. Kemudian, apapun

yang anda lakukan, anda harus bergantung hanya pada sumber energi anda. Ia akan

menjadi dihabiskan secara sia-sia. Anda sedang memboroskan energi anda, anda menjadi

kering dan kosong oleh omong kosong (nonsense) anda.

Tapi, satu hal yang telah menjadi jelas adalah bahwa ketika anda sedang bersedih

dan mengekspresikan emosi negatif, anda akan merasakan ego yang lebih kuat. Ketika

anda sedang bahagia, mengalami kegembiraan spiritual, anda tidak akan merasakan

kehadiran ego. Ketika anda sedang bahagia dan kegembiraan yang mendalam, tidak ada

“saya.” Anda terjembatani dengan eksistensi, tidak terpecah-pecah; anda dalam keadaan

bersama-sama. Ketika anda sedih, marah, serakah, bergeraklah ke dalam diri anda dan

nikmatilah luka-luka anda dan lihatlah mereka sekali lagi dan lagi, bermain-main dengan

luka-luka anda, berupaya untuk menjadi seorang martir, ada sebuah jurang antara anda

dengan eksistensi. Anda akan ditinggal sendirian, dan disana, anda akan merasakan

“saya.” Dan bila anda merasakan faktor “saya,” seluruh eksistensi terasa seolah-olah ia

tidak bersahabat dengan anda. Bukan berarti bahwa ia benar-benar bersifat tidak

bersahabat; ia tampak secara demikian. Jika anda merasa bahwa setiap orang adalah

musuh, anda akan berperilaku sedemikian rupa sehingga setiap orang harus menjadi

musuh anda.

Ketika anda menerima alam ini dan melebur ke dalamnya, anda bergerak

bersamanya. Nyanyian keutuhan adalah nyanyian anda, tarian keutuhan adalah tarian

anda. Anda tidak lagi terpisah darinya. Anda tidak merasa bahwa “saya adalah.” (I am)---

anda hanya merasa “keutuhan adalah.” Saya hanyalah sebuah gelombang, yang datang

dan pergi, tiba dan berangkat, eksis dan tidak eksis. Saya datang dan pergi, yang tersisa
hanyalah keutuhan (wholeness). Dan saya eksis karena keutuhan ini, keutuhan eksis

melalui saya.”

Kadang-kadang, ia mengambil bentuk-bentuk, kadang-kadang ia menjadi tidak

berbentuk---keduanya sama-sama indah. Kadang-kadang, ia muncul dalam suatu tubuh,

kadang-kadang, ia lenyap dari tubuh. Ia harus menjadi demikian, karena hidup ini adalah

sebuah ritme (unsur-unsur yang saling berbeda dalam pergerakan yang terpola). Kadang-

kadang, anda harus menjadi dalam sebuah bentuk, kemudian, anda harus beristirahat dari

bentuk. Kadang-kadang, anda harus menjadi aktif dan bergerak, sebuah gelombang, dan

kadang-kadang, anda menyelami kedalaman dan beristirahat, tidak bergerak. Kehidupan

adalah sebuah ritme.

Kematian bukanlah musuh. Ia hanya suatu perubahan dari ritme, bergerak menuju

yang lain. Tidak lama setelah itu, anda akan dilahirkan---hidup, lebih mudah, lebih segar.

Kematian adalah sebuah keharusan. Anda tidak mati dalam kematian; hanya saja semua

debu yang berkumpul di sekitar anda harus dicuci. Itulah satu-satunya cara untuk

meremajakan kembali. Bukan hanya Yesus saja yang akan dibangkitkan kembali, segala

sesuatu akan dibangkitkan kembali dalam eksistensi.

Baru saja, pohon almond di luar kamar saya telah mennggugurkan semua darun-

daunnya yang telah tua, sekarang, daun-daun baru telah menggantikan mereka. Ini adalah

sebuah cara! Jika pohon itu memegang kuat-kuat pada daun-daun tua, maka ia tidak akan

pernah menjadi baru, dan kemudian, ia akan membusuk. Mengapa menciptakan konflik?

Yang tua lenyap agar yang muda (baru) hadir. Ia membuat ruang, ruang bari yang baru

untuk hadir. Sedangkan yang baru akan selalu hadir dan yang lama (tua) akan selalu

pergi.
Anda tidak mati. Hanya daun-daun tua yang berguguran, sekadar untuk membuat

ruang bari yang baru. Disini anda mati, disana anda lahir; disini anda lenyap, disana anda

menampak. Dari sebuah bentuk menuju ke tak berbentuk, dari yang tak berbentuk

menuju bentuk; dari tubuh menuju bukan-tubuh, dari bukan-tubuh menuju tubuh;

pergerakan, istirahat; istirahat, pergerakan---inilah sebuah ritme. Jika anda melihat pada

sebuah ritme, anda tidak akan merasa khawatir terhadap apa saja. Anda percaya.

AMARAH, KESEDIHAN,
DAN DEPRESI
CABANG-CABANG DARI POHON
YANG SAMA
Biasanya, amarah itu tidak buruk. Biasanya, amarah itu adalah bagian dari kehidupan

yang alami; ia datang dan pergi. Tapi, jika anda merepresinya, maka ia menjadi sebuah

masalah. Kemudian, anda terus mengakumulasinya. Kemudian, ini bukan sebuah

pertanyaan tentang datang dan pergi; ia berubah menjadi eksistensi anda. Kemudian, ini

bukan berarti bahwa anda terkadang marah; anda tetap dalam keadaan marah, anda tetap

dalam keadaan gejolak amarah, dan anda hanya menunggu seseorang untuk

memprovokasinya. Atau, sebuah isyarat provokasi, dan anda menangkap api dan anda

melakukan hal-hal, yang di waktu selanjutnya, anda akan berkata: “Saya telah

melakukannya tanpa memperhitungkan diri saya.”


Menganalisa ekspresi ini: “tanpa memperhitungkan diri saya.” Bagaimana bisa

anda melakukan apa saja tanpa memperhitungkan diri anda? Tapi, ekspresi ini memang

benar. Amarah yang direpresikan berubah menjadi suatu kegilaan sementara. Sesuatu

terjadi yang berada di luar kontrol anda. Seandainya, anda dapat mengontrolnya, maka

anda akan dapat mengontrolnya, tapi, tiba-tiba, ia terlalu meluap. Tiba-tiba, ia melampaui

anda, anda tidak dapat melakukan apapun, anda merasa tidak berdaya---dan ia hadir.

Seseorang yang dalam keadaan seperti ini mungkin tidak marah, tapi dia bergerak dan

hidup dalam amarah.

Jika anda melihat orang-orang... yang berdiri (bersiap-siap) di pinggir jalan dan

amatilah mereka, maka anda akan menemukan dua tipe dari orang-orang itu. Teruslah

mengamati wajah-wajah mereka. Keutuhan kemanusiaan terbagi menjadi dua tipe. Yang

pertama adalah tipe orang yang bersedih, yang terlihat sangat bersedih dan susah. Yang

kedua adalah tipe orang yang marah, yang mulutnya berbusa-busa (banyak bicara) dalam

kegilaan, siap untuk meledak dalam setiap alasan.

Amarah adalah kesedihan yang aktif; kesedihan adalah amarah yang tidak aktif.

Mereka bukan dua hal (yang berbeda).

Cermatilah perilaku anda. Ketika anda mendapati diri anda dalam kesedihan?

Anda mendapati diri anda dalam kesedihan hanya dalam situasi-situasi dimana anda tidak

dapat marah. Bos di kantor mengatakan sesuatu dan anda tidak dapat marah, jika anda

marah, mungkin sekali anda akan kehilangan pekerjaan anda. Anda tidak dapat marah

dan anda harus terus menyunggingkan senyuman. Kemudian anda menjadi sedih. Energi

menjadi tidak aktif.


Suami pulang ke rumah selepas kerja, dan bersama istrinya, dia akan menemukan

alasan ringan, apapun yang tidak relevan, dan menjadi marah. Orang-orang menikmati

amarah; mereka menikmatinya karena, setidaknya, mereka merasa melakukan sesuatu.

Dalam kesedihan, anda merasa bahwa sesuatu telah dilakukan terhadap anda. Anda

berada dalam akhir yang pasif, dalam situasi harus menerima. Sesuatu telah dilakukan

terhadap anda dan anda merasa tidak berdaya dan anda tidak dapat menjawabnya, anda

tidak dapat membalasnya, anda tidak dapat bereaksi. Dalam amarah, anda merasa sedikit

lebih baik. Setelah unjuk kemarahan, seseorang merasa sedikit lebih rileks dan merasa

lebih baik dari sebelumnya. Anda dalam kesadaran penuh! Anda juga dapat melakukan

berbagai hal. Tentu saja, anda tidak dapat melakukan berbagai hal terhadap bos anda, tapi

anda dapat melakukannya terhadap istri anda.

Kemudian, sang istri menunggu anak-anak pulang ke rumah---karena adalah tidak

bijak untuk marah kepada suami, dia bisa saja akan menceraikannya. Dia adalah bos, dan

istri sangat bergantung kepadanya, adalah sangat berisiko untuk marah kepadanya. Dia

(istri) akan menunggu anak-anak pulang. Mereka akan pulang ke rumah dari kegiatan di

sekolah, dan kemudian dia akan melabrak mereka dan menghukum mereka---demi

kebaikan mereka sendiri. Dan apa yang dilakukan oleh anak-anak itu? Mereka akan

masuk ke dalam kamar-kamar mereka dan akan melemparkan buku-buku mereka,

merobek-robek mereka, atau menghukum boneka-boneka mereka, atau anjing-anjing

mereka, atau menyiksa kucing-kucing mereka. Mereka akan harus melakukan sesuatu.

Setiap orang harus melakukan sesuatu, jika tidak, mereka akan tenggelam dalam

kesedihan.
Orang-orang yang anda lihat di jalanan yang mengalami kesedihan, begitu

mendalamnya kesedihan mereka sehingga wajah-wajah mereka membentuk cetakan

tertentu, adalah orang-orang yang demikian tidak berdaya, menempati anak tangga yang

paling bawah, sehingga mereka tidak dapat menemukan seorang pun sebagai saluran

pelampiasan marah mereka. Mereka ini adalah masyarakat yang bersedih, sedangkan

yang menempati anak tangga yang lebih tinggi, akan anda temukan masyarakat yang

marah. Semakin tinggi anak tangga yang anda naiki, semakin marah masyarakat yang

akan anda temukan. Semakin bawah anak tangga yang anda turuni, semakin sedih

mereka.

Di India, anda dapat melihat orang-orang yang sangat terlantar (untouchables),

kelas (kasta) paling rendah, yang terlihat sedih. Kemudian, lihatlah pada kaum

Brahmana; mereka adalah masyarakat pemarah. Seorang Brahmana selalu menjadi

pemarah; untuk masalah yang remeh saja, dia akan bertindak gila. Seorang yang sangat

terlantar terlihat sedih karena tak ada lagi orang lain yang berada dibawahnya yang dapat

menjadi tempat pelampiasan amarahnya.

Amarah dan kesedihan adalah dua wajah dari energi yang sama, yang telah

direpresi.

***

Amarah yang biasa, tidak ada yang salah di dalamnya. Dalam kenyataan, orang-orang

yang dapat menjadi marah dan melupakan semua tentangnya di momen berikutnya

adalah benar-benar orang-orang yang sangat baik. Anda akan selalu mendapati mereka

dalam keadaan bersahabat, merasakan kepenuhan hidup, mencintai, welas asih. Tapi,

orang-orang yuang selalu menahan emosi-emosi mereka, mengontrol dan mengontrol


mereka, adalah bukan orang-orang yang baik. Mereka akan selalu berupaya untuk

menunjukkan bahwa mereka lebih suci dari anda, tapi anda dapat melihat amarah di mata

mereka. Anda dapat melihatnya pada wajah-wajah mereka, anda dapat melihatnya dalam

setiap gerak tubuh (gestur) mereka---cara mereka berjalan, cara mereka berbicara, cara

mereka menjalin hubungan dengan orang lain, anda dapat melihatnya (amarah) selalu ada

disini, mendidih. Mereka siap siaga untuk meledak setiap saat. Mereka adalah para

pembunuh, pelaku-pelaku kriminal, mereka adalah orang-orang jahat yang sebenarnya.

Marah itu bersifat manusiawi, tak ada yang salah tentangnya. Ini hanya sebuah

situasi dimana anda telah diprovokasi, dan anda mengalami kepenuhan hidup sehingga

meresponnya. Ia mengatakan bahwa anda tidak akan memperoleh keuntungan; ia

mengatakan bahwa ini bukan sebuah situasi yang dapat anda terima; ia mengatakan

bahwa ini adalah sebuah situasi dimana anda ingin mengatakan “tidak.” Ia adalah sebuah

protes, dan tak ada yang salah tentangnya.

Lihatlah anak kecil saat dia marah terhadap anda. Lihatlah wajahnya! Dia begitu

marahnya dan begitu memerah (wajahnya) sehingga dia seperti ingin membunuh anda.

Dia berkata: “Aku tidak akan pernah lagi berbicara kepadamu. Sampai disini saja!” Dan

pada momen selanjutnya, dia duduk kembali di pangkuan anda dan berbicara dengan

indahnya. Dia telah lupa. Apapun yang telah dia katakan dalam amarah yang meledak-

ledak, dia tidak membawanya. Ia tidak menjadi barang bawaan yang membebani

pikirannya. Ya, dalam keadaan hati panas saat dia marah dan dia mengatakan sesuatu,

tapi sekarang, amarah itu telah lenyap dan semua yang telah dia katakan pada saat marah

itu telah hilang lenyap. Dia tidak berkomitmen untuk marah selamanya, amarah itu

adalah ledakan amarah yang tiba-tiba muncul dan bersifat sementara, hanya riak kecil.
Tapi, dia tidak membeku di dalamnya (amarah), dia adalah sebuah fenomena yang

mengalir. Ada riak kecil disana, sebuah gelombang telah muncul, sekarang tidak lagi. Dia

tidak terus-menerus membawa beban amarah itu. Bahkan jika anda mengingatkan dia, dia

akan tertawa. Dia akan mengatakan: “Semua itu adalah omong kosong!” Dia akan

mengatakan: “Aku tidak ingat. Apa memang begitu?” Dia akan mengatakan: “Apakah

aku benar-benar berkata seperti itu? Tidak mungkin!” Ia dalah sebuah ledakan amarah

yang tiba-tiba.

Ini harus dimengerti. Seseorang yang hidup dari momen ke momen, terkadang

timbul amarahnya, kadang bahagia, kadang sedih. Tapi, anda dapat menggantungkan

pada fakta bahwa dia tidak akan membawa semua beban-beban ini selamanya. Seseorang

yang terlalu mengontrol dan tidak mengizinkan emosi apapun untuk muncul dalam

eksistensinya adalah orang yang berbahaya. Jika anda menghinanya, dia tidak dapat

memunculkan amarahnya; dia menahannya. Hari demi hari, dia akan mengakumulasi

begitu banyak amarah sehingga dia terus melakukan sesuatu yang benar-benar kotor dan

menjijikkan.

Tak ada yang salah dalam suatu ledakan amarah tiba-tiba yang sementara

sifatnya---ia terlihat indah dalam satu cara. Ia hanya menunjukkan bahwa anda masih

hidup. Ledakan amarah tiba-tiba yang bersifat sementara ini hanya menunjukkan bahwa

anda tidak mati, bahwa anda dapat merespon situasi dan merespon secara orisinal. Ketika

anda merasa bahwa situasi pemunculan amarah seperti itu dibutuhkan, amarah ada

disana. Ketika anda merasa bahwa situasi seperti kebahagiaan dibutuhkan, kebahagiaan

ada disana. Anda bergerak bersama dengan situasi, anda tidak mempunyai prasangka
terhadap siapapun atau yang menentang siapapun. Anda tidak mempunyai ideologi

semacam ini.

Saya bukannya menentang amarah, tapi saya menentang amarah yang

diakumulasi. Saya tidak menentang seks, saya menentang seksualitas yang

diakumulasikan. Apa saja yang terjadi dalam sebuah momen adalah baik, apa saja yang

dibawa dari masa lalu adalah penyakit, adalah tidak sehat.

Pada masa lalu, ia disebut “melankolis.” Sekarang, ia disebut “depresi,”

dan ia menimbulkan wabah di negara-negara berkembang. Penjelasan-

penjelasan tentang depresi sangat bervariasi dari yang bersifat kimiawi

hingga yang bersifat psikologis, tapi apa saja cara yang ditempuh, ia

tampaknya semakin membebani masyarakat di sepanjang masa. Apa itu

depresi? Apakah ia sebuah reaksi menuju suatu dunia yang sedang

depresi, sejenis hibernasi selama “musim dingin dari ketidakpuasan

kita”?

Manusia selalu hidup dengan harapan, dengan suatu masa depan, tentang surga di suatu

tempat yang jauh. Dia tidak pernah hidup di masa sekarang, masa keemasannya selalu

saja menunggu waktu yang akan datang. Ia menjaga dia tetap antusias karena sesuatu

yang lebih besar akan segera terjadi; semua harapan dan hasrat akan terpenuhi. Terdapat

kegembiraan yang luar biasa dalam mengantisipasi.


Dia menderita di hari sekarang; dia telah sangat tidak bahagia di hari sekarang,

tapi semuanya menjadi terlupakan sepenuhnya demi meraih mimpi-mimpi yang akan

terpenuhi besok. Hari esok selalu merupakan pemberian kehidupan.

Tapi situasi telah berubah. Situasi lama ini adalah tidak baik karena faktor hari

esok----pemenuhan mimpi-mimpinya---tidak pernah menjadi kenyataan. Dia telah mati

dalam keadaan berharap. Bahkan dalam kematiannya, dia sedang mengharapkan sebuah

kehidupan di masa datang, tapi dia tidak pernah mengalami kegembiraan sedikitpun,

mengalami kebermaknaan sedikitpun.

Tapi, ia dapat ditolerir. Ia hanya sebuah pertanyaan tentang cara memperoleh

melalui hari sekarang: ia akan berlalu, dan hari esok akan datang. Nabi-nabi agama,

mesias-mesias, pe nyelamat-penyelamat, menjanjikan kepada umat tentang semua jenis

kesenangan di surga. Para pemimpin politik, para ideolog sosial, para penganut paham

utopia juga menjanjikan hal yang sama---bukan di surga tapi disini di bumi ini, sesuatu

yang akan terjadi di masa depan yang jauh ketika masyarakat akan mengalami suatu

revolusi total dan tidak ada kemiskinan, tidak ada pemerintah, dan manusia mengalami

kebebasan mutlak dan mempunyai segala sesuatu yang dia butuhkan.

Keduanya, pada dasarnya, memenuhi kebutuhan psikologi yang sama. Terhadap

mereka yang materialistis, ideologis, politis, utopia-utopia sosilogis adalah tuntutan yang

sangat serius. Terhadap mereka yang tidak begitu materialistis, para pemimpin agama

menjadi tuntutan yang serius. Tapi, obyek dari tuntutan yang serius ini adalah sama

persis: semua yang dapat anda bayangkan, yang dapat dapat anda mimpikan, yang dapat

anda cita-citakan, akan terpenuhi secara mutlak. Guna menggapai mimpi-mimpi itu,
penderitaan-penderitaan yang dialami sekarang ini tampak menjadi sangat kecil. Terdapat

antusiasme di dunia ini; orang-orang tidak mengalami depresi.

Depresi adalah sebuah fenomena kontemporer dan ia mewujud dalam kenyataan

karena sekarang ini tidak ada hari esok. Semua ideologi-ideologi politik telah gagal.

Tidak terdapat kemungkinan bahwa manusia akan menjadi setara, tidak ada kemungkinan

bahwa akan terdapat suatu masa dimana tidak terdapat pemerintahan, tidak ada

kemungkinan dimana semua mimpi-mimpi anda akan menjadi nyata. Semua ini

menghadirkan goncangan (shock) yang sangat hebat. Secara bersamaan, manusia menjadi

lebih dewasa. Dia mungkin pergi ke gereja, ke masjid, ke sinagog, ke biara, tapi mereka

hanyalah orang-orang yang bertingkahlaku yang sesuai dengan tradisi dan norma-norma

sosial (social conformities). Dan dia tidak ingin, dalam situasi yang gelap dan depresi,

untuk ditinggal sendirian; dia ingin berada bersama dengan kerumunan orang banyak.

Tapi, pada dasarnya, dia mengetahui bahwa tidak ada surga; dia mengetahui bahwa tidak

ada penyelamat yang akan datang.

Para penganut Hindu telah menunggu selama lima ribu tahun demi mengharapkan

kedatangan kembali Krishna. Dia telah menjanjikan bukan hanya sekali akan datang, dia

telah berjanji bahwa kapan saja terdapat penderitaan, ketidakbahagiaan, kapan saja

kejahatan menjadi lebih banyak dipraktikkan daripada kebaikan dan kesalehan, kapan

saja masyarakat yang baik, sederhana dan tidak berdosa dieksploitasi oleh praktik-praktik

menipu yang licik dan hipokrisi, dia akan datang. Dia berkata: “Aku akan membuat

diriku menjadi sebuah realitas dalam setiap era yang akan datang.” Tapi, selama lima ribu

tahun, tidak ada tanda-tanda yang terlihat tentangnya.


Yesus telah berjanji bahwa dia akan datang kembali, dan ketika ditanya kapan, dia

berkata: “Sangat segera.” Sekarang, saya dapat memperpanjang masa kedatangannya

yang “sangat segera,” tapi tidak untuk waktu dua ribu tahun; itu terlalu banyak.

Ide bahwa penderitaan kita, ketidakbahagiaan kita, duka lara kita akan

dilenyapkan menjadi tidak lagi menarik. Ide bahwa terdapat Tuhan yang peduli kepada

kita tampak hanya menjadi sebuah lelucon belaka. Melihat ke dunia ini, tidak terbukti

bahwa terdapat orang-orang yang peduli.

Realitas yang terjadi adalah bahwa manusia selalu hidup dalam kemiskinan.

Kemiskinan mempunyai satu hal yang indah tentangnya: ia tidak pernah menghancurkan

harapan anda, ia tidak pernah menentang mimpi-mimpi anda, ia selalu membawa

antusiasme untuk hari esok. Satu hal yang sangat diharapkan, dengan menyakini bahwa

berbagai hal akan menjadi lebih baik: “Periode kegelapan ini telah lewat; tidak lama lagi

akan terdapat cahaya.” Tapi, situasi itu telah berubah. Dan ingat, masalah depresi tidak

mewabah di negara-negara berkembang. Di negara-negara yang miskin, rakyat masih

tetap berharap---ini hanya terjadi di negara-negara yang telah maju, dimana mereka

memiliki segalanya yang selalu mereka cita-citakan. Sekarang, surga tidak akan bisa

menarik minat lagi, tidak juga dengan masyarakat tanpa kelas dapat membantu. Tidak

ada utopia yang membuat suasana menjadi lebih baik.

Mereka telah mencapai tujuan yang diharapkan, dan capaian tujuan ini adalah

penyebab depresi. Sekarang, tidak ada harapan lagi. Hari esok menjadi gelap, dan hari

setelah esok bahkan akan menjadi lebih gelap lagi.

Semua hal ini, yang telah mereka mimpikan secara sangat indah, tapi mereka

tidak pernah melihat implikasi-implikasi tentang mereka. Sekarang, mereka telah


memiliki semua yang diharapkan, mereka mempunyai implikasi-implikasi juga. Ketika

seseorang menjadi miskin, dia mempunyai sebuah hasrat untuk makan dan minum.

Seorang yang kaya tidak mempunyai hasrat untuk makan dan minum, tidak ada rasa

lapar. Dan adalah lebih baik menjadi miskin dan mempunyai hasrat untuk makan dan

minum daripada menjadi kaya tapi tidak mempunyai hasrat untuk makan dan minum.

Apa yang akan anda lakukan dengan semua emas anda, dengan semua perak anda,

dengan semua dolar anda? Anda tidak dapat menyantap mereka.

Anda memiliki segalanya, tapi hasrat untuk makan telah lenyap, rasa lapar dan

harapan yang mengendalikan perjuangan anda selama ini. Anda telah sukses---dan saya

harus mengatakan lagi dan lagi bahwa tidak ada satupun yang gagal selain kesuksesan.

Anda telah mencapai sebuah tempat yang ingin anda capai, tapi anda tidak menyadari

akibat yang dihasilkannya. Anda mempunyai jutaan dolar, tapi anda tidak bisa tidur.

Ketika Alexander yang agung berada di India, dia bertemu dengan seorang

mistikus yang telanjang di sebuah padang pasir: Dia mengumumkan: “Aku adalah

Alexander yang agung!”

Sang mistikus berkata: Anda tidak mungkin Alexander yang agung.”

Alexander berkata: “Omong kosong apa ini! Aku mengatakan dengan mulutku

sendiri, dan anda dapat melihat bala tentaraku di seluruh tempat.”

Sang mistikus berkata: “Aku melihat bala tentaramu, tapi seorang yang menyebut

dirinya “Yang Agung” adalah belum mencapai keagungan---karena keagungan membuat

orang-orang menjadi sangat rendah. Dan itu karena ini semacam sebuah kegagalan, suatu

kegagalan mutlak.”
Alexander adalah seorang murid Aristoteles dan dia telah dilatih oleh gurunya

tentang ketrampilan logika yang hebat. Dia tidak akan mendengarkan semua ucapan-

ucapan sampah dari sang mistikus ini. Dia berkata: “Saya tidak mempercayai semua ini.

Saya telah menaklukkan seluruh dunia.”

Sang mistikus bertanya kepadanya: “Jika di padang pasir ini anda kehausan, dan

dalam radius jarak bermil-mil tidak terdapat air, dan saya menawarkan kepada anda

segelas air, berapa banyak yang dapat anda berikan kepada saya sebagai imbalannya?”

Alexander menjawab: “Aku ingin memberimu separuh dari kerajaanku.”

Mistikus menimpali: “Tidak, saya tidak akan menjualnya untuk memperoleh

separuh kerajaan. Pilih salah satu: anda dapat mempunyai wilayah kerajaan atau anda

dapat mempunyai segelas air. Dan anda akan kehausan dan anda akan sekarat dan tidak

ada kemungkinan untuk menemukan air dimanapun---apa yang akan anda lakukan?”

Alexander berkata: “Jadi, sewajarnya, saya akan memberi anda seluruh kerajaan.”

Sang mistikus tertawa; dia berkata: “Jadi, Cuma segitu harga seluruh kerajaan

anda---hanya senilai segelas air! Dan anda berpikir anda telah menaklukkan seluruh

dunia ini? Mulai hari ini, anda mestinya mulai mengatakan bahwa anda telah

menaklukkan segelas air penuh.”

Ketika manusia telah mencapai tujuan-tujuan yang paling diharapkannya,

kemudian dia menjadi sadar bahwa ada banyak hal yang mengelilingi mereka. Misalnya,

selama hidup anda, anda berupaya keras mendapatkan uang, dengan berpikir bahwa suatu

hariketika anda mempunyainya, anda akan menjalani kehidupan dengan tenang. Tapi,

sementara itu, anda menjadikan seluruh hidup anda menjadi tegang, ketegangan telah

menjadi makanan sehari-hari anda---dan di akhir kehidupan, ketika anada mempunyai


seluruh uang yang pernah anda inginkan, anda tidak dapat merasa tenang. Dengan

mempraktikkan ketegangan dan penderitaan dan kecemasan sepanjang kehidupan, tidak

akan membuat anda hidup dengan tenang. Anda bukan seorang pemenang, anda adalah

seorang pecundang. Anda kehilangan nafsu makan anda, anda menghancurkan kesehatan

anda, anda menghancurkan kepekaan anda. Anda menghancurkan rasa estetika anda,

karena tidak ada waktu untuk semua hal ini yang tidak dapat menghasilkan dolar.

Anda mengejar dolar---siapa yang mempunyai waktu untuk melihat bunga-bunga

mawar, siapa yang mempunyai waktu untuk melihat burung-burung terbang dengan

sayap-sayap mereka? Siapa yang mempunyai waktu untuk melihat keindahan manusia?

Anda menunda semua ini sehingga pada suatu hari, ketika anda telah memiliki segalanya,

anda akan bisa rileks dan menikmati. Tapi, begitu anda telah memiliki segalanya, anda

menjadi seorang yang sangat disiplin---yang buta akan bunga-bunga mawar, yang buta

pada keindahan, yang tidak dapat menikmati musik, yang tidak mengerti tarian, yang

tidak dapat memahami puisi, yang hanya dapat memahami dolar. Tapi, dolar-dolar itu,

ternyata, tidak dapat memberi kepuasan.

Inilah penyebab depresi. Itulah mengapa ia banyak terjadi hanya di negara-negara

yang telah maju, dan di kalangan orang-orang kaya di negara-negara yang telah maju. Di

negara-negara maju itu, terdapat juga orang-orang miskin, tapi mereka tidak menderita

depresi. Tapi, anda tidak dapat memberi orang kaya ini dengan harapan tambahan apapun

untuk dapat melenyapkan depresinya, karena dia telah memiliki segalanya, dia telah

mempunyai lebih dari yang dapat anda janjikan untuk memberi dia. Kondisinya benar-

benar patut dikasihani. Dia tidak pernah memikirkan implikasi-implikasinya, dia tidak

pernah memikirkan akibat-akibat yang ditimbulkannya, dia tidak pernah memikirkan


tentang apa yang akan hilang dari dirinya dengan menghabiskan seluruh hidupnya untuk

mencari uang. Dia tidak pernah memikirkan bahwa dia akan kehilangan segalanya yang

dapat membuat dirinya bahagia---dan ini hanya karena dia telah selalu meminggirkan

hal-hal itu. Dia tidak mempunyai waktu dan kompetisi yang berlangsung begitu keras dan

sangat ketat dan dia harus menjadi keras. Dan kaku. Di akhir proses, dia menemukan hati

nuraninya telah mati, hidupnya kosong tak bermakna. Dia tidak melihat bahwa terdapat

berbagai kemungkinan di masa depan tentang berbagai perubahan, karena apa yang dapat

tersisa kemudian?

Agar dapat menikmati adalah sesuatu yang harus terus dilatih dan diasah. Ini

mensyaratkan suatu disiplin tertentu, sebuah seni tertentu---bagaimana cara menikmati.

Dan ini membutuhkan waktu agar dapat terhubung dengan berbagai hal yang hebat dalam

kehidupan. Tapi, manusia ini yang terus-menerus mengejar harta benda telah mengambil

jalan pintas dengan cara memotong segalanya yang merupakan sebuah pintu menuju

Tuhan, dan seiring dengan berjalannya waktu, dia baru menyadari apa yang telah hilang

dari dirinya, dia berada di ujung jalan dan tidak ada lagi yang dihadapinya kecuali

kematian.

Dalam seluruh hidupnya, dia telah menderita. Dia kuat menanggung beban

penderitaan itu, mengabaikannya dengan harapan bahwa berbagai hal itu akan berubah.

Sekarang, dia tidak dapat mengabaikannya dan dia tidak dapat berharap bahwa ia akan

berubah, karena di hari esok, hanya ada kematian tak ada lagi yang lain.

Ketidakbahagiaan yang telah terakumulasi selama hayat yang telah dia abaikan,

penderitaan yang telah dia abaikan, meledak dalam eksistensinya.


Manusia yang paling kaya, dalam suatu segi, adalah manusia yang paling miskin

di dunia ini. Untuk menjadi kaya dan tidak menjadi miskin membutuhkan suatu seni

tingkat tinggi. Untuk menjadi miskin dan untuk menjadi kaya adalah sisi lain dari sebuah

seni. Terdapat orang-orang miskin dimana anda mendapati mereka merasa diri mereka

sangat kaya. Mereka tidak memiliki apapun, tapi mereka kaya. Kekayaan mereka tidak

terletak dalam berbagai hal dalam eksistensi mereka, dalam pengalaman-pengalaman

multi dimensi mereka. Dan terdapat juga orang-orang kaya yang memiliki segalanya tapi

sepenuhnya miskin yang hampa dan kosong. Jauh di dalam dirinya hanya terdapat sebuah

liang kubur.

Ini bukan sebuah depresi dari masyarakat, karena ia akan dapat mempengaruhi

orang-orang miskin juga. Ini hanya sebuah hukum alam, dan orang-orang sekarang mesti

mempelajarinya. Hingga sekarang ini belum ada kebutuhan, karena tidak begitu banyak

orang yang telah mencapai sebuah poin dimana mereka telah memiliki segalanya,

sementara di dalam batin mereka terdapat kegelapan dan ketidaktahuan yang utuh.

Hal pertama yang paling penting dalam hidup ini adalah untuk menemukan

makna dalam momen yang sekarang ini. Bumbu paling mendasar dari eksistensi anda

mestinya adalah cinta, mestinya adalah kegembiraan, adalah perayaan. Kemudian, baru

anda dapat melakukan apa saja; kemudian upaya mencari dolar, tidak akan dapat

menghancurkannya. Tapi, yang terjadi adalah sebaliknya, anda menyingkirkan segala

sesuatunya ke pinggiran dan hanya mengejar dolar, dengan berpikir bahwa dolar-dolar itu

dapat membeli apa saja. Kemudian, pada suatu hari, anda menemukan bahwa dolar-dolar

itu tidak dapat membeli apapun, dan anda telah mengabdikan seluruh hidup anda kepada

dolar-dolar itu.
Inilah penyebab depresi.

Dan terutama di negara-negara Barat, depresi menjadi semakin parah saja. Di

negara-negara Timur, terdapat juga orang-orang yang kaya, tapi terdapat dimensi lain

yang tersedia. Ketika jalan menuju kekayaan berakhir, mereka tidak terpaku hanya di

jalur itu; mereka berpindah ke jalur dan arah yang baru. Arah yang baru ini terdapat di

langit, tersedia selama berabad-abad.

Di negara-negara Timur, orang-orang miskin telah mempelajari makna kepuasan,

sehingga mereka tidak terganggu dengan proses mengejar ambisi-ambisi. Sedangkan

orang-orang kaya telah memahami bahwa pada suatu hari, anda harus meninggalkan

semua ini dan pergi mencari kebenaran, mencari makna kehidupan. Di negara-negara

Barat, di akhir jalan hanya terdapat kebuntuan. Anda dapat berbalik kembali, tapi dengan

berbalik kembali itu tidak akan menolong anda dari depresi. Anda membutuhkan sebuah

arah baru.

Buddha Gautama, Mahavira, dan banyak mistikus lain di Timur, mereka berada di

puncak kekayaan, dan kemudian mereka melihat bahwa ia hampir selalu menjadi sebuah

beban. Sesuatu yang lain harus ditemukan sebelum kematian menjemput anda---dan

mereka cukup benari untuk meninggalkan semua itu. Pengunduran diri mereka banyak

disalahpahami. Mereka meenarik diri dari semua itu karena mereka tidak ingin lagi

diganggu dengan upaya mencari uang dan kekuasaan, karena mereka telah melihat

puncak dan tak ada satupun disana. Mereka telah mendaki ke anak tangga yang tertinggi

dan menemukan bahwa ia tidak mengarah kemanapun; ini hanya rangkaian anak-anak

tangga yang tidak mengarah kemanapun. Sementara anda berada di tengah anak tangga,

atau berada lebih dibawah lagi, anda mempunyai sebuah harapan---karena masih ada
anak-anak tangga yang lebih tinggi lagi untuk didaki. Tapi, terdapat sebuah poin ketika

anda berada di anak tangga tertinggi, dan hanya ada bunuh diri atau kegilaan---atau

kemunafikan, dan anda terus tersenyum hingga kematian menghabisi kehidupan anda.

Tapi, jauh di dalam batin anda, anda mengetahui bahwa anda telah menyia-nyiakan

kehidupan anda.

Di Timur, depresi tidak pernah menjadi sebuah masalah. Orang miskin telah

belajar untuk menikmati sedikit perolehan yang mereka punya, dan orang kaya telah

mempelajari bahwa dengan memiliki seluruh dunia ini di bawah kaki anda tidak

mempunyai makna sedikitpun: anda harus mencari makna hidup, bukan uang. Dan

mereka mempunyai preseden tentang ini; mereka mengetahui bahwa selama ribuan

tahun, orang-orang telah pergi mencari kebenaran dan telah menemukannya. Tak ada

perlunya berputus asa, tak ada gunanya depresi; anda hanya harus menyelam ke dalam

dimensi yang tak diketahui. Mereka mungkin tidak pernah mengeksplorasinya, tapi,

begitu mereka mulai mengeksplorasi dimensi baru ini, yang berarti suatu perjalanan ke

dalam, suatu perjalanan ke dalam diri mereka sendiri---semua yang telah hilang dari

mereka mulai kembali lagi.

Negara-negara Barat membutuhkan banyak partisipasi yang sangat mendesak

untuk meditasi; jika tidak, depresi ini akan terus membunuh banyak orang. Dan orang-

orang ini akan menjadi yang paling berbakat karena mereka telah meraih kekuasaan,

mereka telah meraih uang, mereka telah meraih apapun yang mereka inginkan. Mereka

adalah orang-orang yang mempunyai talenta (kemampuan), dan mereka merasakan putus

asa. Ini akan menjadi berbahaya karena semakin berbakat seseorang, semakin mereka

tidak lagi antusias terhadap kehidupan. Sedangkan orang-orang yang tidak mempunyai
kemampuan, mereka sangat antusias terhadap kehidupan, bahkan mereka tidak memiliki

bakat dan kemampuan yang dibutuhkan untuk dapat meraih kekuasaan, uang, pendidikan,

dan kehormatan. Mereka tidak memiliki kemampuan sehingga mereka merasa menderita,

merasakan ketidakmampuan secara fisik dan mental. Mereka berpaling dengan menjadi

teroris, mereka menoleh pada aksi kekerasan yang tidak perlu hanya untuk membalas

dendam karena mereka tidak dapat melakukan apa-apa, tapi mereka dapat

menghancurkan. Sedangkan orang-orang kaya hampir selalu siap untuk menggantungkan

diri mereka dai dahan pohon apapun karena tidak ada alasan bagi mereka untuk hidup.

Hati mereka telah berhenti berdetak sejak lama. Mereka hanyalah jasad-jasad mati---yang

dihias dengan baik, memperoleh kehormatan, tapi sepenuhnya kosong dan tidak berguna.

Negara-negara Barat benar-benar berada dalam kondisi yang jauh lebih buruk

daripada negara-negara Timur, meskipun bagi mereka yang tidak mengerti, ini tampak

bahwa Barat berada dalam kondisi yang lebih baik daripada Timur karena masyarakat

timur didera kemiskinan. Tapi, kemiskinan ini bukan suatu masalah besar seperti masalah

kegagalan dalam meraih kekayaan; pada saat itu, seorang manusia benar-benar dalam

keadaan miskin. Seorang miskin yang biasa, setidaknya, mempunyai mimpi-mimpi,

harapan-harapan. Tapi orang kaya tidak mempunyai harapan.

Yang dibutuhkan adalah gerakan meditasi dalam skala massal yang dilakukan

oleh setiap orang.

Dan di Barat, orang-orang yang mengalami depresi ini pergi menemui para

psikoanalis, terapis, dan segala macam dukun klenik, yang diri mereka mengalami

depresi, bahkan lebih parah daripada depresi yang dialami pasien-pasien mereka---ini

wajar, karena dalam seluruh hari, mereka mendengarkan depresi, putus asa dan ketiadaan
makna. Dan melihat begitu banyak orang-orang yang berbakat dan mampu dalam situasi

yang begitu buruk, mereka sendiri mulai kehilangan semangat mereka. Mereka tidak

dapat membantu; mereka sendiri membutuhkan bantuan.

Jika mereka dapat melihat bahwa disana terdapat orang-orang yang tidak

mengalami depresi---bahkan sebaliknya, mereka dalam kondisi kegembiraan yang

sangat---barangkali sebuah harapan telah lahir dalam diri mereka. Sekarang, mereka

dapat mempunyai segalanya dan tak ada perlunya untuk merasa cemas. Mereka dapat

bermeditasi.

Saya tidak mengajarkan penarikan diri dari kekayaan atau dari apa saja. Biarkan

segalanya mengalir secara apa adanya. Tinggal menambahkan satu hal lagi dalam hidup

anda. Hingga sekarang ini, anda hanya menambahkan hal-hal pada hidup anda. Sekarang,

tambahkan beberapa hal lagi dalam keberadaan anda---dan itu akan menciptakan sebuah

musik, itu akan menghasilkan keajaiban, itu akan melahirkan sihir. Itu akan menciptakan

getaran baru, kemudaan yang baru, kesegaran yang baru.

Ini bukan tidak dapat dipecahkan. Masalahnya memang besar, tapi solusi yang

tersedia, sangat sederhana.

Saya tidak kaya, tidak juga memiliki segalanya yang saya butuhkan. Tapi,

saya masih merasa kesepian, bingung, dan depresi. Apakah ada sesuatu

yang dapat saya lakukan terhadap jenis depresi ini bila ia terjadi?

Jika anda mengalami depresi, menjadilah depresi; jangan “melakukan” sesuatu. Apa yang

dapat anda lakukan? Apapun yang anda lakukan akan dilakukan berdasarkan situasi

depresi itu, sehingga ia akan menciptakan lebih banyak kebingungan. Anda dapat berdoa

kepada Tuhan, tapi anda akan berdoa sedemikian depresinya sehingga anda, bahkan, akan
membuat Tuhan menjadi depresi melalui doa-doa anda! Jangan melakukan kekerasan itu

kepada Tuhan yang malang. Doa anda akan terus menjadi sebuah doa yang diwarnai

depresi. Karena anda mengalami depresi, apapun yang anda lakukan, depresi akan

mengikuti. Lebih banyak kebingungan yang akan tercipta, lebih banyak frustrasi, karena

anda tidak dapat mengakhirinya. Dan ketika anda tidak dapat mengakhirinya, anda akan

menjadi semakin depresi, dan ini dapat menjadi berkepanjangan dan berlarut-larut.

Adalah lebih baik untuk tetap dalam keadaan depresi pertama daripada

menciptakan lingkaran kedua dan kemudian lingkaran ketiga (depresi). Tetaplah berada

di lingkaran pertama; sesuatu yang orisinal adalah indah. Lingkaran yang kedua akan

mengandung sifat palsu, sedangkan yang ketiga akan menjadi suatu pengulangan yang

berjarak. Jangan menciptakan ini. Yang pertama adalah indah. Anda mengalami depresi,

jadi inilah bagaimana eksistensi sedang terjadi pada anda pada momen ini. Anda

mengalami depresi, jadi, tetaplah bersamanya. Tunggulah dan amatilah. Anda tidak dapat

mengalami depresi untuk jangka waktu yang lama karena di dunia ini tidak satupun yang

permanen. Dunia ini adalah sebuah perubahan yang berlangsung secara terus-menerus.

Dunia ini tidak dapat mengubah hukum dasarnya untuk anda, sehingga anda tetap berada

dalam keadaan depresi selamanya. Tak ada satupun disini (dunia) yang abadi; segala

sesuatunya terus bergerak dan berubah. Eksistensi adalah sebuah sungai; ia tidak dapat

berhenti untuk anda, hanya untuk anda, sehingga anda tetap mengalami depresi

selamanya. Ia terus bergerak---ia telah bergerak. Jika anda melihat pada depresi anda,

anda akan merasa bahwa bahkan depresi anda itu tidak sama dengan depresi yang terjadi

pada waktu selanjutnya; ia berbeda, ia mengalami perubahan. Amati saja, tetaplah


bersama dengannya dan jangan melakukan apapun. Inilah bagaimana transformasi terjadi

melalui tanpa-perbuatan.

Rasakanlah depresi, rasakan ia secara mendalam, hayatilah ia, ia adalah nasib

anda---kemudian, secara tiba-tiba, anda akan merasa bahwa ia telah lenyap, karena

seseorang yang dapat menerima bahkan pengalaman depresi ini tidak dapat menjadi

depresi. Seseorang, sebuah pikiran yang dapat menerima depresi ini tidak dapat terus-

menerus dalam keadaan depresi! Depresi membutuhkan suatu pikiran yang tidak

menerima: “Ini tidak baik, itu tidak baik; seharusnya ini tidak demikian; seharusnya itu

tidak demikian, ini tidak harus menjadi seperti ini.” Segala sesuatunya telah diingkari,

telah ditolak, tidak diterima. “Tidak” adalah pendekatan dasar; bahkan kebahagiaan akan

ditolak oleh pikiran jenis ini. Pikiran semacam ini akan menemukan sesuatu untuk ditolak

dalam kebahagiaan juga. Anda akan merasakan keraguan tentangnya. Anda akan merasa

bahwa ada sesuatu yang tidak beres. Anda bahagia, sehingga anda merasakan ada sesuatu

yang salah: “Hanya dengan bermeditasi selama beberapa hari saya akan menjadi

bahagia? Ini tidak mungkin.”

Suatu pikiran yang tidak menerima akan “tidak menerima” apa saja. Tapi, jika

anda dapat menerima kesendirian anda, depresi anda, kebingungan anda, kesedihan anda,

anda telah mengalami transendensi. Sikap menerima adalah transendensi. Anda telah

menjauh dari permukaan, dan kemudian depresi tidak dapat muncul.

Cobalah ini:

Apapun keadaan pikiran anda, terimalah ia dan tunggulah ketika keadaan berubah

dengan sendirinya. Anda tidak mengubah apapun, anda dapat merasakan keindahan yang

hadir ketika situasi pikiran anda berubah dengan sendirinya. Anda dapat mengetahui
bahwa ini hanya seperti matahari yang terbit di pagi hari dan kemudian terbenam di senja

hari. Kemudian, sekali lagi, ia akan muncul dan sekali lagi, ia akan terbenam, dan ia akan

terus demikian. Anda tidak perlu melakukan apapun terkait dengannya. Jika anda dapat

merasakan situasi pikiran anda berubah dengan sendirinya, anda dapat tetap tidak bias.

Anda dapat tetap berjarak sekian mil jauhnya, seolah-olah pikiran sedang pergi ke suatu

tempat. Matahari terbit, terbenam; depresi datang dan pergi, kebahagiaan datang dan

pergi, tapi anda tidak berada di dalamnya. Ia datang dan pergi dengan sendirinya;

keadaan-keadaan tersebut datang dan bergerak dan pergi.

Dengan pikiran yang bingung, adalah lebih baik untuk menunggu dan tidak

melakukan apapun sehingga kebingungan itu lenyap. Ia akan lenyap; tidak ada yang

permanen dalam dunia ini. Anda hanya membutuhkan kesabaran yang mendalam. Jangan

terburu-buru.

Saya akan menceritakan sebuah kisah kepada anda yang telah saya ungkap dalam

banyak kesempatan. Buddha sedang melakukan perjalanan melewati sebuah hutan. Hari

itu terasa panas---tepat tengah hari---dia merasa haus, sehingga dia berkata kepada

muridnya Ananda: “Kembalilah. Kita akan menyeberangi aliran sungai yang kecil.

Pergilah dan bawakan air untukku.”

Ananda berangkat, tapi aliran sungai itu terlalu kecil dan beberapa kereta melalui

sungai kecil itu. Air sungai itu menjadi kotor karenanya. Semua kotoran yang telah

mengendap di dasar sungai itu naik ke permukaan, sehingga air itu menjadi tidak dapat

diminum sekarang. Lalu Ananda berpikir: “Saya akan balik kembali dengan tangan

kosong.” Dia kembali dan mengatakan kepada Buddha: “Air sungai itu menjadi sangat

kotor dan tidak dapat diminum. Izinkan saya untuk mencari air , saya tahu ada sebuah
sungai yang terletak beberapa mil jauhnya dari sini, dan saya akan berangkat dan

membawakan air dari sana.”

Buddha berkata: “Tidak! Kembalilah kamu ke sungai yang sama.” Karena

Buddha telah memerintahkan hal itu, Ananda harus melakukannya, tapi dia balik kembali

ke sungai dengan setengah hati. Dia tahu bahwa air sungai itu tidak mungkin untuk

dibawa, dan waktu telah dihabiskan dengan sia-sia tanpa guna, dan dia juga mulai merasa

haus. Tapi, ketika Buddha memerintahkan kepadanya, ia harus pergi. Sekali lagi, dia

kembali menuju sungai, dan untuk kedua kalinya dia balik menemui Buddha dan berkata:

“Mengapa anda menununtut? Air sungai itu tidak dapat diminum.”

Buddha berkata: “Baliklah kembali.” Dan karena Buddha telah mengatakan itu,

Ananda harus mematuhinya.

Untuk kali ketiga, dia telah sampai di sungai itu, air sungai itu telah menjadi

jernih seperti semula. Kotoran-kotoran telah hilang terbawa arus sungai, daun-daun

kering telah lenyap, dan air sungai itu menjadi bening kembali. Kemudian Ananda

tertawa. Dia mengisi wadah dengan air sungai dan kembali dengan menari-nari. Dia

menjatuhkan diri di kaki Buddha dan berkata: “Cara anda mengajar sangat menakjubkan.

Anda telah mengajarkan kepada saya ajaran yang sangat hebat---hanya kesabaran yang

dibutuhkan dan tidak ada satupun yang permanen.”

Dan inilah ajaran dasar Buddha: tak ada yang permanen, segala sesuatunya

bergerak (berlalu0 dengan cepat, maka mengapa menjadi begitu cemas? Kembalilah ke

sungai yang sama. Sekarang ini, segala sesuatunya seharusnya telah berubah. Tidak ada

yang tetap sama. Bersabarlah, kembalilah sekali lagi, lagi dan lagi. Hanya beberapa saat,
dan daun-daun itu akan berlalu pergi dan kotoran-kotoran akan mengendap sehingga air

akan menjadi bening kembali.

Ananda juga bertanya kepada Buddha, ketika dia kembali untuk kedua kalinya:

“Anda bersikeras agar saya tetap pergi, tapi bisakah saya melakukan sesuatu untuk

membuat air itu menjadi bening?”

Buddha berkata: “Jangan melakukan suatu apapun; jika ini dilanggar, engkau

akan membuatnya lebih kotor lagi. Dan jangan masuk ke dalam sungai. Tetaplah berada

di luarnya dan menunggu di sisinya. Masuknya engkau ke dalam sungai akan

menciptakan kekeruhan. Air sungai itu mengalir dengan sendirinya, jadi, izinkan dia

untuk mengalir.”

Tidak ada sesuatu yang permanen; hidup adalah sebuah perubahan yang

berlangsung secara terus-menerus. Heraklitus telah menyatakan bahwa anda tidak dapat

melangkah dua kali di sungai yang sama. Adalah tidak mungkin untuk melangkah dua

kali di sungai yang sama karena sungai terus mengalir; segala sesuatunya telah berubah.

Dan bukan hanya air sungai terus mengalir, diri anda juga terus mengalir. Anda juga

berbeda; anda juga sebuah sungai yang sedang mengalir.

Lihatlah ketidakkekalan dari segala sesuatu ini. Jangan bersikap terburu-buru;

jangan berupaya untuk melakukan sesuatu. Tunggulah! Menunggu dalam situasi tanpa-

perbuatan sepenuhnya. Dan jika anda dapat menunggu, akan ada transformasi disana.

Sikap menunggu ini adalah sebuah transformasi.

Yang membuat saya depresi adalah ketika saya mulai memvonis diri saya sebagai tidak

sadar, karena tidak dapat mengapresiasi betapa indahnya hidup ini, karena memunculkan

sikap cemburu dan marah serta bertindak begitu bodoh dalam banyak cara. Ini terasa
seperti semakin sadar saya tentang perilaku saya sendiri, semakin depresi saya jadinya!

Bisakah anda membahas tentang sikap menyalahkan diri sendiri ini, apa hakikat ini dan

darimana ia berasal?

Ini adalah sebuah cara untuk tetap berada dalam situasi yang sama, ini adalah sebuah trik

dari pikiran; bukannya memahami, energi yang tersedia mulai bergerak tersedot ke dalam

sikap menyalahkan diri ini. Dan perubahan muncul melalui proses memahami, bukan

melalui sikap menyalahkan diri. Jadi, pikiran itu sangat licik---tepat pada saat anda mulai

melihat beberapa fakta, pikiran langsung meloncat terhadapnya dan mulai

menyalahkannya. Sekarang seluruh energi menjadi tersedot ke dalam sikap menyalahkan

ini. Proses memahami menjadi dilupakan, dipinggirkan, dan energi anda terus tersedot ke

dalam sikap menyalahkan diri ini---padahal sikap menyalahkan diri ini tidak dapat

menolong. Ia dapat membuat anda depresi, ia dapat membuat anda marah, bahkan

menjadi semakin depresi dan bertambah marah, anda tidak pernah berubah. Anda tetap

dalam situasi yang sama dan anda bergerak dalam lingkaran setan yang sama, lagi dan

lagi.

Proses memahami bersifat membebaskan. Jadi, ketika anda melihat sebuah fakta

tertentu, tidak ada perlunya untuk menyalahkan diri, tidak ada perlunya untuk cemas

tentangnya. Yang diperlukan hanyalah untuk mencermatinya secara mendalam dan

memahaminya. Jika saya mengatakan sesuatu dan ini membuat anda marah---dan itulah

tujuan inti saya, bahwa ia membuat anda marah kapan saja---kemudian anda harus

melihat, mengapa ini membuat anda marah dan apa intinya yang membuat anda marah

dan apa masalahnya; anda harus melihat ke dalamnya.


Dengan melihat ke dalamnya, bergerak mengelilinginya dan melihat kepadanya

dari setiap sudut.... Jika anda menyalahkan diri anda, anda tidak dapat melihat, anda tidak

dapat mendekatinya dari seluruh sudut. Anda telah memutuskan bahwa ini adalah buruk;

tanpa memberi kesempatan padanya, berarti anda telah memvonis.

Dengarkan pada fakta, menyelamlah ke dalamnya, renungkanlah, tidurlah

dengannya---dan semakin anda dapat mencermatinya, semakin anda akan menjadi

mampu untuk memperoleh sesuatu darinya. Kemampuan untuk memahami dan

kemampuan untuk memperoleh sesuatu darinya hanyalah dua nama yang berbeda atas

fenomena yang sama. Jika saya memahami suatu hal, saya mampu untuk memperoleh

sesuatu darinya, melampauinya. Jika saya tidak memahami suatu hal, maka saya tidak

dapat memperoleh sesuatu darinya.

Jadi, pikiran terus melakukan itu pada setiap orang; ini tidak hanya terjadi pada

diri anda saja. Segera saja anda meloncat pada sesuatu dan anda berkata: “Ini salah, ini

seharusnya tidak terjadi dalam diriku. Saya tidak layak, ini salah dan itu salah.” Dan anda

merasa sangat bersalah. Sekarang, seluruh energi terserap ke dalam rasa bersalah ini.

Kerja saya disini adalah untuk membuat anda agar tidak merasa bersalah

semaksimal mungkin. Jadi, apapun yang anda lihat, jangan menyikapinya dengan cara

pribadi. Ini tidak ada hubungannya dengan anda secara khusus; ini hanya cara pikiran

berfungsi. Jika terdapat rasa cemburu, jika terdapat rasa memiliki, jika terdapat rasa

marah, ini menunjukkan bagaimana pikiran bekerja---pikiran dari setiap orang bekerja

lebih atau kurang; perbedaannya hanya terletak pada kadarnya.

Pikiran mempunyai mekanisme yang berbeda yaitu: baik ia ingin memuji atau ia

ingin menyalahkan. Ia tidak pernah berada di pertengahan. Melalui pujian, anda menjadi
istimewa dan ego menjadi terpenuhi; melalui sikap menyalahkan diri, anda juga menjadi

spesial. Cermatilah trik ini! Dua cara pikiran di atas membuat anda menjadi spesial---

apakah anda seorang santo, orang suci yang agung, atau anda adalah seorang pendosa

kelas berat, tapi pada masing-masing cara itu, ego telah terpenuhi. Dalam setiap cara

dimana anda mengatakan sesuatu, bahwa anda adalah spesial.

Pikiran tidak ingin mendengar bahwa ia hanya bersifat biasa---cemburu, amarah,

masalah-masalah jalinan hubungan ini dan eksistensi adalah biasa, setiap orang

mempunyai perasaan-perasaan ini. Mereka ini bersifat biasa seperti halnya rambut.

Mungkin seseorang lebih lebat rambutnya, yang lain kurang lebat, ada yang mempunyai

rambut warna hitam, sedangkan orang lain berwarna merah, tapi itu tidak berarti banyak.

Mereka semua bersifat biasa; semua masalah bersifat biasa. Semua dosa adalah biasa dan

semua kearifan adalah biasa, tapi sang ego ingin untuk merasa istimewa. Ia akan

mengatakan bahwa anda adalah yang paling hebat atau anda adalah yang paling buruk.

Anda berkata kepada diri anda sendiri: “Kamu seharusnya tidak menjadi depresi.

Ini bukan diri anda, ini terus menentang citra anda, ia adalah suatu cacat pada diri anda---

dan anda seperti seorang perempuan yang cantik! Mengapa anda depresi?” Anda

memvonis, anda menyalahkan, daripada berupaya untuk memahami.

Depresi berarti bahwa amarah itu ada dalam diri anda dalam keadaan yang

negatif. Depresi adalah suatu keadaan negatif dari amarah. Istilah ini mempunyai

kandungan makna---ia menyatakan bahwa ada sesuatu yang ditekan; yaitu makna dari

“mengalami depresi” (depressed). Anda menekan sesuatu ke dalam, dan ketika amarah

terlau banyak ditekan, ia menjadi kesedihan. Kesedihan adalah cara negatif dari keadaan

marah, cara feminin dari menjadi marah. Jika anda menyingkirkan tekanan darinya, ia
akan menjadi amarah. Anda harus marah tentang berbagai hal, mungkin marah terhadap

anak-anak anda, tapi anda tidak mengekspresikannya; sejak itulah muncul depresi.

Cobalah untuk memahaminya!

Dan masalahnya adalah bahwa depresi itu tidak dapat dipecahkan, karena ia

bukan masalah yang nyata. Masalah yang nyata adalah amarah---dan anda terus

menyalahkan depresi, jadi anda memerangi bayang-bayang.

Pertama sekali, lihatlah mengapa anda mengalami depresi: lihatlah jauh ke

dalamnya dan anda akan mendapati amarah. Amarah yang hebat berada di dalam diri

anda---mungkin marah terhadap ibu anda, terhadap ayah, terhadap dunia ini, terhadap diri

anda sendiri, ini bukanlah poinnya. Anda sangat marah di dalam, dan dari sejak masa

kanak-kanak anda, anda berupaya untuk tetap tersenyum, tidak mengekspresikan amarah

karena itu tidak baik. Anda telah diajarkan, dan anda telah mempelajarinya dengan baik.

Jadi, pada permukaan, anda terlihat bahagia, di permukaan, anda terus-menerus

tersenyum---dan semua senyuman itu adalah palsu belaka. Jauh di dalam lubuk hati anda,

anda memendam amarah yang hebat. Sekarang, anda tidak dapat mengekspresikannya,

sehingga anda duduk di atasnya---itulah hakikat depresi itu; kemudian anda merasa

depresi.

Biarkan ia mengalir, biarkan amarah muncul. Begitu amarah muncul, depresi

akan berlalu. Bukankah anda telah mengamati dan mencermati bahwa kadang-kadang

setelah mengekspresikan amarah yang sesungguhnya, seseorang merasa baikan, begitu

hidup?

Lakukan suatu meditasi amarah setiap hari... dua puluh menit sehari akan

mencukupi. Setelah hari ketiga, anda akan menikmati begitu banyak latihan sehingga
akan akan mulai mengantisipasinya. Ia akan memberi anda sejenis pelepasan yang

hebat... dan anda akan melihat bahwa depresi anda lenyap. Untuk pertama kalinya, anda

akan benar-benar tersenyum. Karena dengan depresi ini, anda tidak dapat tersenyum,

anda hanya bisa berpura-pura.

Seseorang tidak dapat hidup tanpa senyuman, sehingga seseorang harus berpura-

pura---tapi senyuman yang dipaksakan akan sangat melukai. Ia tidak akan membuat anda

bahagia; ia hanya mengingatkan anda betapa tidak bahagianya diri anda.

Tapi, ketika anda telah menyadarinya, ini baik. Kapan saja ada sesuatu yang dapat

membuat hati terluka, ini membantu. Orang-orang sedemikian sakitnya sehingga kapan

saja terdapat sesuatu yang membantu, ia membuat hati terluka, ia menyentuh beberapa

luka di beberapa tempat. Tapi, ini baik.

***

Apakah ini mungkin untuk menjadi sadar selama berlangsung

amarah? Perasaan ini begitu kuat, ia selalu muncul seperti ribuan kuda-

kuda liar yang berlarian. Saya benar-benar capek menghadapinya!

Dapatkah anda menolong saya?

Anda mempunyai masalah yang paling sederhana: anda terlalu banyak

mengkonstruk amarah. “Seperti ribuan kuda luar yang berlarian”---amarah sebanyak itu

akan membakar anda! Dari mana anda membawa ribuan kuda-kuda liar itu?
Saya telah mendengar bahwa Mulla Nasruddin sedang diwawancara (interview)

agar dapat bekerja di sebuah kapal, dan disana terdapat tiga petugas perusahaan yang

sedang mewawancarainya. Seorang petugas bertanya kepadanya: Ada angin topan hebat

datang, gelombang besar menerpa, dan kapal hampir tenggelam: apa yang akan anda

lakukan?”

Mulla berkata: “Tidak ada masalah, saya akan melakukan apa yang secara teknis

benar; saya akan menghentikan kapal dan meluncurkan jangkar.”

Petugas lain berkata: “Tapi, kemudian gelombang besar lain muncul, dan kapal

hampir-hampir tenggelam. Apa yang akan anda lakukan?”

Mulla menjawab: “Sama saja: saya akan menurunkan jangkar yang lain; setiap

kapal pasti membawa mereka.”

Petugas yang ketiga bertanya: “Tapi, kemudian datang lagi gelombang besar...”

Dan Mulla menjawab: “Anda menyia-nyiakan waktu saya tanpa guna. Saya akan

melakukan hal yang sama---menurunkan jangkar agar kapal menjadi stabil menghadapi

gelombang besar.”

Petugas pertama bertanya: “Darimana anda memperoleh semua jangkar-jangkar

ini?”

Mulla berkata: “Ini pertanyaan aneh. Dari mana anda memperoleh semua

gelombang-gelombang besar ini? Dari sumber yang sama! Jika anda dapat

membayangkan gelombang-gelombang besar, mengapa saya tidak dapat membayangkan

jangkar-jangkar? Anda terus membawa sebanyak mungkin gelombang besar sesuai

dengan yang anda kehendaki, dan saya ingin terus menurunkan jangkar-jangkar yang

lebih berat dan lebih berat lagi.”


Amarah adalah suatu hal yang sangat kecil. Jika anda dapat sekadar menunggu

dan mengamati, anda tidak akan menemukan ungkapan “ribuan kuda-kuda liar.” Jika

anda dapat menemukan bahkan seekor keledai kecil, itu sudah cukup! Amati saja amarah

itu dan ia akan berlalu pergi, secara perlahan-lahan. Ia akan masuk dari satu sisi dan akan

keluar dari sisi yang lain. Anda hanya harus menjaga sedikit kesabaran, bukan untuk

menungganginya.

Amarah, cemburu, iri hati, serakah, kehendak untuk berkompetisi... semua

masalah-masalah kita adalah sangat kecil dan remeh, tapi ego kita yang membesar-

besarkan mereka, membuat mereka besar sebisa mungkin. Ego tidak dapat melakukan hal

yang sebaliknya; amarahnya juga harus dibesarkan. Dengan amarah yang besar in, dan

penderitaan yang besar, dan keserakahan yang besar, dan ambisi yang besar, sang ego

menjadi besar.

Tapi anda bukanlah ego, anda hanyalah seorang pengamat. Tinggal bersiap-siap

saja disampingnya dan biarkan semua dari ribuan kuda-kuda liar itu lewat---“Marilah kita

lihat seberapa lama waktu yang dibutuhkan bagi mereka untuk lewat.” Tidak ada

perlunya memunculkan rasa cemas. Saat mereka datang---mereka bersifat liar---mereka

akan berlalu pergi.

Tapi, kita tidak melewatkan peluang untuk menunggangi bahkan seekor keledai

yang kecil pun; kita segera melompat ke atasnya! Anda tidak memerlukan ribuan kuda-

kuda liar, hanya satu hal yang kecil dan anda dipenuhi oleh amarah dan api. Anda akan

tertawa mengingatnya, di waktu selanjutnya, tentang betapa bodohnya anda.

Sesuatu yang sedang lewat, amatilah ia. Anda tidak berasumsi untuk melakukan

apa saja untuk mencegahnya, untuk merepresinya, untuk menghancurkannya, untuk


menghunus sebilah pedang dan membunuhnya, karena darimana anda akan memperoleh

pedang itu? Dari sumber yang sama seperti halnya amarah muncul. Ini semua adalah

imajinasi.

Amati saja dan jangan melakukan apapun, setuju atau menentang, dan anda akan

dibuat surprise: apa yang tadinya terlihat sangat besar, berubah menjadi sangat kecil.

Tapi, kebiasaan kita adalah membesar-besarkan sesuatu.

Seorang anak laki-laki, yang usianya tidak lebih dari tiga tahun, pulang ke

rumahnya sambil berlari, dan menjelaskan kepada ibunya: “Ma, seekor singa raksasa,

sedang mengaum dan berlari di depanku bermil-mil jauhnya! Tapi, saya berusaha untuk

melarikan diri. Berkali-kali, dia berjarak sangat dekat kepadaku. Ia hampir saja

menyerangku saat saya mulai berlari kencang.”

Mamanya kemudian melihat ke luar pintu, diaman dia melihat seekor anjing kecil

yang sedang berdiri, sambil mengibas-ngibaskan ekornya. Ia melihat kepada anaknya dan

berkata: “Tommy, mama telah menjelaskan kepadamu jutaan kali untuk tidak membesar-

besarkan masalah!”

“Jutaan kali”---pikiran kita sangat pintar untuk membesar-besarkan sesuatu. Anda

mempunyai masalah-masalah kecil, dan jika anda dapat menghentikan tindakan

membesar-besarkan masalah ini dan hanya melihatnya, maka yang terjadi hanyalah

seekor anjing kecil yang malang sedang berdiri di luar pintu. Dan tidak ada perlunya

untuk berlari bermil-mil jauhnya; hidup anda tidak berada dalam bahaya.

Ketika amarah datang menghinggapi anda, ia tidak akan membunuh anda. Ia telah

dan akan bersama anda sekian banyaknya, sebelumnya, dan anda telah bertahan dan

menanggungnya dengan sangat baik. Ini adalah amarah yang sama dengan amarah-
amarah yang mendatangi anda sebelumnya. Cobalah melakukan satu hal yang baru, yang

belum pernah anda lakukan. Alih-alih, setiap kali anda terlibat dengannya, bergumul

dengannya. Kali ini, cobalah hanya mengamati saja seolah-olah ia bukan milik anda,

seolah-olah ia adalah amarah orang lain. Dan anda akan memperoleh kejutan hebat: ia

akan lenyap dalam beberapa detik. Dan ketika amarah lenyap tanpa upaya apapun, ia

meninggalkan di belakangnya sebuah keindahan yang luar biasa dan keheningan dan

keadaan mencinta.

Energi yang sama yang sedianya disalurkan untuk bergelut dengan amarah

tertinggal di dalam diri anda. Energi murni adalah kegembiraan yang luar biasa---saya

mengutip William Blake---“Energi adalah kegembiraan.” Hanya energi, tanpa nama,

tanpa kata sifat apapun. Tapi, anda tidak pernah mengizinkan energi untuk menjadi

murni. Baik karena disebabkan oleh amarah, atau benci, atau cinta, atau serakah, atau

hasrat. Ia selalu melibatkan diri dalam berbahai hal; anda tidak pernah menzinkannya

untuk berada dalam kemurniannya.

Setiap kali muncul sesuatu di dalam diri anda, ini merupakan peluang berharga

untuk mengalami energi yang murni. Cobalah mengamati saja dan sang keledai akan

berlalu pergi. Ia mungkin menaikkan sedikit kotoran, tapi kotoran itu juga akan

mengendap dengan sendirinyap; anda tidak perlu mengendapkannya. Anda hanya sekadar

menunggu. Jangan beralih dari menunggu dan mengamati, dan segera saja anda akan

menemukan diri anda dikelilingi oleh energi murni, yang tidak digunakan dalam

perseteruan, dalam represi, atau dalam keadaan marah. Dan energi ini bersifat

menggembirakan. Begitu anda mengetahui rahasia kegembiraan ini, anda akan

menikmati setiap emosi.


Dan setiap emosi yang muncul di dalam diri anda adalah sebuah peluang besar.

Tinggal mengamati saja, dan bawalah pancuran keceriaan ke dalam eksistensi anda.

Secara perlahan-lahan, semua emosi-emosi ini akan lenyap; mereka tidak akan datang

kembali---mereka tidak datang tanpa diundang. Kewaspadaan atau keterjagaan, atau

kesadaran, semuanya adalah nama-nama yang berbeda dari fenomena kesaksian yang

sama. Itulah kata kuncinya.

Nona Johnson, seorang guru bahasa Inggris, berkata: “Hari ini, kita akan

membahas definisi-definisi. Ketika anda mendefinisikan sesuatu, anda mengatakan pa ia

sebenarnya. Sekarang, Wesley, maukah kamu mendefinisikan ‘ketidaksadaran’?”

Wesley menjawab: “Itu adalah sesuatu yang paling akhir ditanggalkan di malam

hari!”

Kita semua hidup dalam situasi semacam ini! Tak seorang pun yang sadar; tak

seorang pun yang mendengarkan pada apa yang telah dikatakan.

Ini semacam dunia yang aneh. Jika anda sadar, maka dimanapun anda berada,

berbagai keajaiban akan terjadi. Tapi, anda tidak melihat keajaiban karena jarang sekali

anda sadar, sangat jarang. Seringkali anda menjaga kedua mata anda terbuka; seringkali,

anda tidak mendengkur. Tapi, itu tidak berarti bahwa anda terjaga. Ini bermakna bahwa

anda hanya berpura-pura untuk menjadi sadar, tapi jauh di dalam batin anda, terdapat

begitu banyak pemikiran-pemikiran, begitu banyak kebingungan, begitu banyak kuda-

kuda liar... bagaimana mungkin anda dapat melihat sesuatu? Bagaimana mungkin anda

dapat mendengar sesuatu? Jadi, meskipun kedua mata anda terbuka, keduanya tidak

melihat. Meskipun kedua telinga terbuka, keduanya tidak mendengar.


Ini sebuah fenomena aneh bahwa alam menciptakan kedua mata dalam cara yang

berbeda dengan kedua telinga. Anda tidak dapat menutup kedua telinga anda tapi anda

dapat menutup kedua mata anda. Anda mempunyai dua kelopak mata untuk menutup,

untuk membuka, tapi bagaimana tentang kedua telinga anda? Alam tidak pernah terusik

untuk memberi kelopak telinga kecil, karena dia tahu anda begitu disibukkan oleh

pikiran, anda tidak membutuhkan mereka. Kedua telinga anda selalu tuli; anda tidak

mendengar---atau anda mendengar hanya apa yang ingin didengar.

Saya telah mendengar bahwa setelah pelayanan gereja di suatu hari minggu, sang

pengkhotbah membangunkan seorang laki-laki yang mendengkur keras selama khutbah.

Dia mencengkeramnya dan menjelaskan kepadanya: “Ini tidak benar! Saat saya memberi

khotbah, anda malah tidur mendengkur.”

Laki-laki itu menjawab: “Saya minta maaf. Di waktu selanjutnya, saya akan

berhati-hati.”

Sang pengkhotbah berkata: “Anda harus hati-hati, karena terdapat begitu banyak

jemaat yang tertidur dan anda mengganggu mereka semua. Saya tidak mengkhawatirkan

apakah anda mendengarkan khotbah saya atau tidak, saya hanya khawatir terhadap

jemaat saya yang lain, dimana mereka semua tertidur dengan cepat. Anda mendengkur

begitu kerasnya sehingga membangunkan mereka dari tidur. Saya terus-menerus

mengulang khotbah yang sama setiap Minggu, dan jika anda mulai membuat mereka

terjaga, ini akan berarti beban tambahan pekerjaan bagi saya. Saya akan harus

mempersiapkan materi-materi khotbah yang baru, lagi dan lagi, dan itu adalah hal

membosankan yang tidak perlu. Saya telah menggunakan materi khotbah yang sama
selamanya dan tak seorangpun yang merasa keberata, karena tak seorangpun yang

mendengarnya.”

Anda memasuki gereja manapun dan anda akan menemukan orang-orang tertidur

dengan cepat; ia adalah sebuah tempat untuk tidur, agar dapat sedikit beristirahat dari

urusan-urusan duniawi, dari dunia ini berikut ketegangan-ketegangan di dalamnya. Tapi,

orang-orang tertidur selama dua puluh empat jam jika ditinjau dari sudut pandang

spiritualitas. Dan dalam tidur anda, anda melihat amarah dan anda melihat keserakahan,

dan mereka menjadi begitu dibesar-besarkan, sedemikian besar, sehingga anda terjerat ke

dalam perangkap mereka dengan sangat mudah.

Seseorang yang mempunyai sebuah seni kewaspadaan yang sederhana,

mempunyai sebuah kunci emas. Maka, ini tidak menjadi masalah apakah ini amarah, atau

keserakahan, atau sensualitas, atau hasrat seksual, atau tergila-gila karena cinta. Ia boleh

jadi sejenis penyakit, ini tidak menjadi masalah: obat yang sama berfungsi. Amati saja,

dan anda akan terbebas darinya. Dan dengan mengamati, secara perlahan-lahan, ketika

pikiran semakin lama semakin tidak bergiat, pada suatu hari, pikiran itu sendiri akan

lenyap. Ia tidak dapat tetap dalam keadaan yang sama tanpa amarah, tanpa rasa takut,

tanpa cinta, tanpa benci---semua ini adalah keharusan –keharusan yang mutlak bagi

pikiran agar dapat eksis.

Dengan mengamati, anda tidak hanya terbebas ari amarah, anda juga terbebas dari

bagian pikiran. Dan, suatu hari nanti, anda tiba-tiba saja terjaga dan tidak ada pikiran

sama sekali. Anda hanya seorang pengamat, seorang pengamat di atas bukit. Ini adalah

momen yang paling indah. Hanya berdasarkan situasi seperti inilah kehidupan anda yang

sebenarnya dimulai.
MEMAHAMI AKAR-AKAR
CEMBURU

Apa yang membuat anda cemburu? Rasa memiliki. Kecemburuan itu sendiri bukanlah

akar. Anda mencintai seorang perempuan, anda mencintai seorang laki-laki, dan anda

ingin memiliki orang itu berdasarkan rasa takut bahwa mungkin sekali, esok hari, mereka

akan pindah ke lain hati. Rasa takut akan esok hari, menghancurkan “hari ini” anda, dan

ini merupakan sebuah lingkaran setan. Jika, setiap hari dihancurkan karena rasa takut

akan esok hari, cepat atau lambat, orang itu akan terus-menerus melihat bayangan

pasangan lain karena anda dibuat susah tentang hal ini. Dan ketika seorang laki-laki

mulai melirik perempuan lain, atau seorang perempuan mulai melirik laki-laki lain, anda

berpikir bahwa kecemburuan anda telah terbukti benar. Dalam kenyataannya, adalah

kecemburuan anda yang telah menciptakan semua ini. Jadi, hal pertama untuk diingat

adalah jangan merasa terganggu oleh hari esok. Hari ini sudah cukup! Seseorang

mencintai anda. Biarkan hari ini menjadi hari penuh gembira, hari penuh perayaan.

Menjadilah sedemikian total dalam cinta hari ini sehingga totalitas anda dan cinta anda

akan mencukupi bagi orang lain agar tidak berpaling dari anda. Kecemburuan anda akan

menjauhkan anda dari seseorang; hanya cinta anda yang dapat menjaganya agar tetap

bersama anda. Kecemburuan orang lain, akan menjauhkan dia dari diri anda; cintanya

dapat menjaga anda agar tidak berpaling ke pasangan lain.

Jangan memikirkan esok hari. Pada saat anda memikirkan esok hari, hidup anda

hari ini hanya dijalankan setengah hati saja. Hiduplah hanya untuk hari ini dan lupakan

esok; ia akan menempuh jalannya sendiri. Dan ingatlah satu hal, bahwa esok hari itu
dilahirkan oleh hari ini. Jika, hari ini menjadi semacam pengalaman keindahan, semacam

berkah, mengapa merasa khawatir tentangnya?

Suatu hari, laki-laki yang anda cintai, perempuan yang anda cintai, akan

menemukan orang lain sebagai tambatan hatinya. Adalah manusiawi untuk merasa

bahagia---tapi, perempuan anda merasa bahagia dengan orang lain. Ini tidak membuat

perbedaan apapun antara dia merasa bahagia dengan anda atau merasa bahagia dengan

orang lain, dia merasa bahagia. Dan jika anda sangat mencintai dia, bagaimana mungkin

anda bisa menghancurkan kebahagiaannya?

Cinta yang sebenarnya adalah jika seseorang merasa bahagia, bahkan, jika

pasangannya merasa bahagia menjalin hubungan dengan orang lain. Dalam situasi ini---

ketika seorang perempuan menjalin hubungan bersama dengan orang lain, dan anda

masih merasa bahagia dan anda masih bersyukur kepada perempuan itu dan anda

menjelaskan kepadanya: “Kamu mempunyai kebebasan penuh; menjadilah bahagia

secara total dan itulah kebahagiaan-ku. Dengan siapa kamu merasa bahagia itu tidak

penting, yang penting adalah kebahagiaanmu.”---Perasaan saya adalah bahwa dia

(perempuan) tidak dapat menjauh dari anda untuk masa yang lama, dia akan kembali lagi.

Siapa yang dapat meninggalkan laki-laki jenis ini?

Kecemburuan anda menghancurkan segalanya, rasa memiliki anda

menghancurkan segalanya. Anda harus memahami apa yang anda peroleh darinya. Anda

membakar diri dalam api, dan semakin anda menjadi cemburu dan marah serta benci,

semakin anda membuat orang lain menjauh dari anda. Ini adalah matematika sederhana

bahwa ini tidak akan membantu; anda menghancurkan sesuatu yang ingin anda pelihara.

Ini tampak idiot.


Cobalah untuk memahami sebuah fakta sederhana: manusia adalah manusia.

Sekali waktu, setiap orang dapat merasa bosan bersama dengan orang yang sama dalam

semua waktu. Berpijaklah pada fakta; jangan hidup dalam dunia fiksi. Sekali tempo,

setiap orang ingin mensuplai dirinya dengan sesuatu yang penting untuk pertumbuhana

dirinya; ini tidak berarti bahwa cinta anda telah berhenti, ini sekadar bermakna bahwa

dibutuhkan sedikit perubahan. Ini baik untuk kesehatan anda, ini baik untuk kesehatan

pasangan anda. Anda berdua membutuhkan sedikit hari libur dari kedua belah pihak.

Mengapa tidak melakukan ini dengan kesadaran penuh? “Kita sedang merasa jenuh, lalu,

bagaimana kalau kita berlibur seminggu? Aku mencintaimu, engkau mencintaiku; ini

semacam kepastian dimana tidak ada rasa takut di dalamnya.”

Pengamatan saya menyatakan bahwa, bahkan, setelah satu hari libur, anda akan

saling jatuh cinta satu sama lain pada tingkatan yang lebih tinggi dan lebih mendalam,

karena, sekarang, anda akan melihat betapa anda sangat mencintai satu sama lain. Anda

bahkan tidak melihat kesedihan yang timbul secara alami dalam menjalin hidup bersama.

Jangan saling memiliki satu sama lain. Jagalah kebebasan yang utuh sehingga

anda tidak saling merecoki urusan pribadi masing-masing dan anda menghormati

martabat pasangan anda. Begitu itu telah dialami, sekali saja dalam satu kesempatan anda

dapat pergi berlibur, tidak bersama pasangan anda, dan kembali lagi, maka tidak ada

sesuatu yang perlu dikhawatirkan. Anda akan dibuat surprise bahwa ketika perempuan

kembali kepada anda setelah menjalani hidup dengan laki-laki lain selama tujuh hari, dan

anda kembali ke perempuan anda setelah hidup bersama dengan perempuan lain selama

tujuh hari, anda masing-masing telah mempelajari beberapa hal yang baru. Anda dapat

menempuh bulan madu kembali. Anda dalam keadaan baru dan segar, dan anda telah
mempelajari trik-trik baru. Dan ini selalu bagus untuk memiliki pengalaman-pengalaman

yang segar, proses pengayaan diri.

Anda hanya membutuhkan pemahaman manusiawi, kecerdasan, dan rasa

cemburu akan lenyap.

***

Rasa cemburu adalah satu dari wilayah kebodohan psikologi yang paling

banyak dipraktikkan tentang diri anda, tentang orang lain, dan lebih khusus lagi, tentang

jalinan hubungan-hubungan. Orang-orang berpikir, mereka mengetahui apa itu cinta;

pada mereka tidak tahu. Dan kesalahpahaman mereka tentang cinta menciptakan

kecemburuan. Yang dimaksud “cinta” oleh banyak orang adalah sejenis monopoli

tertentu, beberapa rasa memiliki, tanpa memahami sebuah fakta hidup yang sederhana:

bahwa pada saat anda memiliki kehidupan seseorang, anda telah membunuh orang itu.

Kehidupan tidak dapat dimiliki. Anda tidak dapat memilikinya dalam

genggaman tangan anda. Jika anda ingin memilikinya, anda harus menjaga agar kedua

tangan anda tetap terbuka.

Tapi, hal yang satu ini, terus-menerus berlangsung pada jalur yang salah selama

berabad-abad; ia telah tertanam kuat di benak kita bahwa kita tidak dapat memisahkan

cinta dengan cemburu. Keduanya hampir menjadi satu energi.

Misalnya, anda merasa cemburu jika kekasih anda berpaling ke perempuan lain.

Anda merasa terganggu dengan ini sekarang, tapi, saya ingin menjelaskan kepada anda,

bahwa jika anda tidak merasa cemburu, anda akan mengalami lebih banyak masalah

lagi---maka, anda akan berpikir bahwa anda tidak mencintainya, karena jika anda
mencintainya, anda harus merasa cemburu. Cemburu dan cinta telah sedemikian

dicampur-aduk.

Dalam kenyataan, keduanya (cemburu dan cinta) adalah dua kutub yang saling

berjauhan. Pikiran yang dapat cemburu, tidak dapat mencintai, demikian pula sebaliknya:

pikiran yang mencintai, tidak dapat merasa cemburu.

Apa yang mengganggu? Anda harus mencermatinya seolah-olah ini bukan

masalah anda, sehingga anda dapat mengambil jarak dan melihat seluruh kerangkanya.

Perasaan cemburu adalah akibat dari perkawinan.

Dalam dunia binatang, burung-burung, tidak ada rasa cemburu disana. Sekali

waktu, terdapat pertarungan memperebutkan obyek cinta, tapi pertarungan ini jauh lebih

baik daripada rasa cemburu, jauh lebih alami daripada terjerat dalam rasa cemburu dan

membakar hati anda dengan kedua tangan anda.

Perkawinan adalah institusi yang dibuat, ia tidak alami; oleh karena itu, alam

tidak menyediakan anda dengan pikiran yang dapat menyesuaikan diri dengan

perkawinan. Tapi, marasyarakat telah menemukan bahwa perlu ada beberapa jenis

kontrak legal antara para pecinta, karena cinta itu sendiri terbuat dari mimpi-mimpi. Ia

tidak dapat diandalkan; ia ada disini, pada saat ini, dan pada saat berikutnya, ia telah

lenyap.

Anda ingin merasa aman dari momen selanjutnya, demi masa depan anda yang

menyeluruh. Sekarang ini, anda masih muda, dengan cepan anda akan menjadi tua dan

anda menginginkan agar istri anda, suami anda, tetap bersama dengan anda di hari tua

anda, saat anda menderita sakit. Tapi, untuk itu, beberapa kompromi harus dibuat, dan

kapan saja terdapat kompromi, selalu saja ada masalah.


Perkawinan telah menciptakan rasa curiga. Suami selalu saja merasa curiga

tentang apakah bayi yang dilahirkan istrinya adalah darah dagingnya sendiri atau bukan.

Dan masalahnya adalah, sang ayah tidak mempunyai cara untuk menentukan bahwa bayi

itu adalah darah dagingnya sendiri. Hanya sang ibu yang tahu. Karena sang ayah tidak

mempunyai cara yang pasti, dia telah menciptakan dinding-dinding yang lebih banyak

dan lebih banyak lagi disekitar sang perempuan---inilah satu-satunya kemungkinan, satu-

satunya alternatif---untuk memutuskan hubungannya dengan lingkungan kemanusiaan

yang lebih luas. Tidak untuk mendidiknya, karena pendidikan memberi sayap-sayap bagi

masyarakat, memberi pemikiran-pemikiran, membuat orang-orang mampu untuk

memberontak, jadi, tidak ada pendidikan bagi kaum perempuan. Tidak ada pendidikan

agama bagi perempuan, karena agama menciptakan orang-orang yang suci, dan ini adalah

masyarakat yang didominasi oleh kaum laki-laki yang telah berlangsung selama berabad-

abad dan laki-laki tidak dapat berpikir bahwa perempuan itu lebih tinggi derajatnya dan

lebih suci daripada dirinya sendiri.

Laki-laki mulai memotong sejak dari akar, berbagai kemungkinan dari

pertumbuhan dan perkembangan kaum perempuan. Dia (perempuan) hanyalah pabrik

yang membuat anak-anak. Dia tidak diterima di kebudayaan manapun di dunia ini

sebagai setara dengan laki-laki. Di seluruh penjuru dunia ini, kaum perempuan telah

ditindas. Semakin dia ditindas, semakin seluruh energinya berubah menjadi tidak enak

rasanya. Dan karena dia tidak memiliki kebebasan dan laki-laki memiliki setiap

kebebasan, semua emosi-emosi, perasaan-perasaan, pemikiran-pemikirannya yang

tertindas---seluruh individualitasnya---berubah menjadi fenomen cemburu. Dia terus-

menerus merasa takut bahwa suaminya akan meninggalkannya, mungkin pergi bersama
perempuan lain, mungkin tertarik dengan perempuan lain. Dia (laki-laki) mungkin

mengabaikan dirinya, dan dia (perempuan) tidak memperoleh pendidikan, dia secara

finansial tidak mampu mandiri. Dia terlempar dalam suatu cara bahwa dia tidak dapat

pergi mengelilingi dunia ini; dia telah memperoleh penjelasan sejak periode yang paling

awal dari hidupnya bahwa dia itu lemah.

Kitab-kitab suci India menyatakan bahwa di masa kanak-kanak, sang ayah

harus melindungi anak perempuan; di masa muda, sang suami harus melindungi

perempuan; di masa tua, sang anak harus melindungi perempuan. Dia (perempuan) harus

dilindungi dari awal masa kanak-kanaknya hingga masuk ke liang kubur. Dia

(perempuan) tidak dapat memberontak menentang masyarakat patriotisme fanatik

(chauvinism) laki-laki; semua yang dapat dia lakukan adalah terus-menerus mencari

kesalahan-kesalahan yang terdapat disana. Kebanyakan, dia dalam posisi tidak bersalah;

dia hampir selalu benar.

Kapan saja seorang laki-laki jatuh cinta kepada perempuan lain, sesuatu di

dalam dirinya berubah terhadap perempuan pertamanya. Sekarang, mereka kembali

menjadi orang-orang asing, tidak ada jembatan yang dapat menjembatani. Dia

(perempuan) telah dilumpuhkan, diperbudak, dan sekarang dia diabaikan. Seluruh

hidupnya adalah kehidupan yang penuh dengan penderitaan fisik dan mental dan

berdasarkan penderitaan inilah muncul kecemburuan.

Cemburu adalah amarah orang yang lemah---tentang seorang yang tidak dapat

melakukan sesuatu tapi mendidih di dalam batinnya, siapa yang ingin membakar seluruh

dunia ini tapi tidak dapat melakukan apapun kecuali menangis dan berteriak serta
melemparkan amarah. Situasi ini akan terus berlanjut hingga perkawinan menjadi

sekeping museum.

Lalu, tidak ada perlunya untuk melakukan perkawinan. Mungkin, ia berguna di

masa lalu, mungkin juga ia tidak berguna, tapi, ia hanyalah sebuah dalih untuk

memperbudak perempuan. Berbagai hal telah berlangsung dalam cara yang berbeda, tapi

tidak ada perlunya untuk kembali ke masa lalu. Benar atau salah, ia mengandung

kebaikan di masa lalu---sekarang, tidak lagi!

Sejauh masa kini dan masa depan dicermati, perkawinan adalah tidak relevan

sepenuhnya, tidak konsisten dengan proses evolusi manusia dan bertentangan dengan

semua nilai-nilai yang kita junjung: kebebasa, cinta, bahagia.

Karena laki-laki menginginkan perempuan agar menjadi terpenjara sepenuhnya,

dia (laki-laki) menulis kitab-kitab suci agama yang membuat perempuan takut akan

neraka, yang membuat perempuan bersifat serakah terhadap surga---jika dia (perempuan)

mengikuti aturan-aturan itu. Aturan-aturan ini eksis bagi perempuan, tapi tidak berlaku

bagi laki-laki. Searang, menjadi jelas bahwa untuk membiarkan perempuan hidup lebih

lama dalam situasi cemburu penuh racun ini adalah bertentangan dengan kesehatan

psikologis mereka. Padahal, kesehatan psikologis perempuaan mempengaruhi kesehatan

psikologis dari seluruh umat manusia. Perempuan harus menjadi seorang individu yang

independen.

Pembubaran lembaga perkawinan ini akan menjadi sesuatu yang hebat,

peristiwa yang sangat menggembirakan di muka bumi ini, dan tak seorangpun yang akan

mencegah anda. Jika anda mencintai istri anda atau suami anda, anda dapat hidup

bersama sepanjang hidup anda, tak seorang pun yang akan mencegah anda.
Meninggalkan perkawinan akan memberi anda, individualitas anda kembali. Sekarang,

tak seorangpun yang memiliki anda. Anda tidak bercinta dengan seorang laki-laki hanya

karena dia adalah suami anda dan dia memiliki hak untuk menuntut itu. Dalam visi saya,

ketika seorang perempuan bercinta dengan seorang laki-laki karena dia harus bercinta,

maka ini adalah prostitusi---bukan dijual eceran, tapi borongan!

Penjualan secara eceran adalah lebih baik, anda mempunyai peluang untuk

berubah. Prostitusi perkawinan secara borongan ini adalah berbahaya, anda tidak

mempunyai peluang untuk berubah. Dan terutama ketika anda telah menikah untuk

pertama kali, anda seharusnya diberikan peluang-peluang karena anda adalah seorang

amatir; barangkali kemudian, anda dapat menemukan pasangan yang tepat. Dan dengan

pasangan yang tepat ini, saya tidak memaksudkan sebagai seorang yang “diciptakan

khusus untuk anda.”

Tak ada perempuan yang diciptakan khusus untuk seorang laki-laki tertentu,

dan tak ada laki-laki yang diciptakan khusus untuk seorang perempuan tertentu. Dengan

pasangan yang tepat, saya maksudkan bahwa jika anda telah mengerti berbagai jalinan

hubungan, jika anda sedang menjaling beberapa hubungan, anda akan memahami mana

hal-hal yang dapat menciptakan situasi-situasi yang menyengsarakan bagi anda dan

situasi-situasi mana yang dapat menciptakan kehidupan yang penuh cinta, damai, dan

bahagia. Menjalani kehidupan dengan orang-orang yang berbeda adalah pendidikan

mutlak penting bagi kehidupan yang benar sejauh cinta menjadi ukuran utamanya.

Anda harus lulus pertama kali dari jalinan hubungan-hubungan ini. Di kolese

anda, di universitas anda, anda harus melalui hubungan-hubungan ini. Dan anda tidak
harus terburu-buru untuk memutuskan---tidak ada perlunya, dunia ini luas, dan masing-

masing individu mempunyai beberapa kualitas dan keindahan yang unik.

Saat anda menjalani hubungan-hubungan ini, anda mulai menjadi sadar tentang

tipe perempuan apa, tipe laki-laki yang menjadi sahabat anda: bukan majikan dan bukan

budak. Dan persahabatan tidak membutuhkan perkawinan karena persahabatan itu jauh

lebih tinggi nilainya.

Ketika anda sedang merasa cemburu, ini karena anda telah menerima bahwa

cemburu adalah sebuah warisan. Anda akan harus mengubah banyak hal, bukan karena

saya mengatakan untuk mengubah mereka, tapi karena anda mengerti bahwa dibutuhkan

suatu perubahan yang drastis.

Misalnya, ide ini telah disebarluaskan ke seluruh penjuru dunia bahwa jika

seorang suami, kadang-kaang pergi menemui beberapa perempuan lain, atau seorang istri

pergi menemui beberapa laki-laki lain, maka ini akan menghancurkan perkawinan. Ini

sepenuhnya salah. Bertentangan dengan itu, jika setiap perkawinan mempunyai hari

bebas di akhir minggu, ia akan merekatkan hubungan anda menjadi lebih kuat, karena

perkawinan anda tidak mengganggu kebebasan anda, karena pasangan anda memahami

kebutuhan untuk mencari variasi. Semua ini adalah kebutuhan-kebutuhan yang

manusiawi.

Para pendeta dan kaum moralis serta kelompok puritan, pertama kali

memutuskan suatu ideal. Mereka membuat ideal-ideal yang indah dan kemudian mereka

memaksakan ideal-ideal kepada anda. Mereka ingin membuat anda semua sebagai

idealis-idealis. Selama sepuluh ribu tahun, kita telah hidup dibawah bayang-bayang gelap

dan suram dari idealisme. Saya adalah seorang realis. Saya tidak mempunyai ideal
apapun. Bagi saya, untuk memahami realitas dan untuk hidup bersama realitas adalah

satu-satunya cara yang tepat bagi setiap laki-laki dan perempuan yang cerdas.

Pemahaman saya adalah bahwa jika perkawinan itu bukan sesuatu hal yang

mengikat, tidak kaku, tapi fleksibel, hanya sebuah persahabatan... sehingga seorang

perempuan dapat menjelaskan kepada anda bahwa dia telah bertemu dengan seorang

pemuda yang tampan dan dia akan menikmati akhir pekannya bersama

dengannya---“Dan jika anda tertarik, saya dapat membawanya kembali bersama dengan

saya; anda juga akan mencintai orang itu.” Dan jika sang suami dapat mengatakan, tidak

sebagai seorang munafik tapi sebagai seorang manusia sejati: “Kegembiraanmu,

kebahagiaanmu adalah kebahagiaanku. Engkau menikmati, karena aku tahu bahwa setiap

saat engkau akan datang kembali, dengan menikmati sebuah cinta yang segar akan

membuat anda merasa segar juga. Sebuah cinta yang segar akan membawa kemudaan

yang segar bagi anda. Pergilah engkau minggu ini, dan minggu selanjutnya, aku mungkin

mempunyai rencanaku sendiri.”

Ini adalah persahabatan. Dan ketika mereka pulang ke rumah, mereka dapat

berbicara tentang tipe laki-laki apa yang telah dia temui, bagaimana penampilannya,

bahwa ini tidak sehebat yang dibayangkan.... Dia (laki-laki) dapat menjelaskan

kepadanya tentang perempuan baru yang telah dia temui.... Anda mempunyai tempat

berlindung di rumah. Anda dapat pergi sekali waktu menuju langit, dalam keadaan liar

dan bebas, dan kembali lagi ke rumah dan selalu saja pasangan anda sedang menanti

anda, tidak untuk mengajak perang tapi untuk berbagi pengalaman-pengalaman anda.

Ini hanya membutuhkan sedikit pengertian. Ini tidak ada hubungannya dengan

moralitas, tapi hanya terkait dengan perilaku yang agak lebih cerdas.
Anda mengetahui dengan sangat baik bahwa betapapun tampan seorang laki-

laki atau betapapun cantik seorang perempuan itu, ia mulai menjadi membosankan cepat

atau lambat. Geografi yang sama, topografi yang sama, lanskap yang sama.... Pikiran

manusia tidak dibuat untuk bersifat monoton; tidak juga ia dibuat untuk bersifat

monogami. Ia sepenuhnya alami untuk mencari variasi8. Dan ini tidak untuk menentang

cinta anda. Dalam kenyataannya, semakin anda mengetahui perempuan lain, semakin

anda akan memuji perempuan anda; pemahaman anda akan menjadi lebih mendalam.

Pengalaman anda akan menjadi diperkaya. Semakin anda mengetahui beberapa laki-laki,

semakin akurat anda akan mammpu untuk memahami suami anda. Ide tentang cemburu

akan lenyap---anda berdua adalah bebas, dan anda tidak sedang menyembunyikan

apapun.

Dengan sahabat-sahabat, kita berbagi segalanya, terutama momen-momen yang

sangat indah---momen-momen cinta, momen-momen puisi, momen-momen musik. Dan

mereka harus dibagi. Dengan cara ini, kehidupan anda akan menjadi lebih kaya. Anda

mungkin menjadi begitu harmonis satu sama lain sehingga anda menjalani seluruh

kehidupan anda bersama-sama, tapi disana tidak ada perkawinan.

Rasa cemburu akan terus terjadi berulang kalisemala perkawinan masih menjadi

pondasi dasar masyarakat.

Cobalah berikan kepada laki-laki, dengan sepenuh hati anda, kebebasan

sepenuhnya. Dan jelaskan kepadanya bahwa dia tidak perlu menyembunyikan apapun:

“Untuk menyembunyikan sesuatu merupakan suatu penghinaan.” Itu berarti bahwa

engkau tidak mempercayaiku.” Demikian halnya dengan laki-laki, bahwa dia dapat

mengatakan kepada istrinya: “Engkau adalah sama bebasnya seperti aku. Kita bersama
menjadi bahagi, kita bersama tumbuh menjadi lebih bahagia. Dan kita akan melakukan

apa saja satu sma lain, tapi kita tidak akan menjadi saling memenjarakan satu sama lain.”

Memberikan kebebasan adalah sebuah kegembiraan, mempunyai kebebasan

adalah sebuah kegembiraan. Anda dapat mempunyai begitu banyak kegembiraan, tapi,

anda mengubah seluruh energi itu menjadi penderitaan, menjadi rasa cemburu, menjadi

perseteruan, menjadi sebuah upaya yang terus-menerus untuk menjaga orang lain berada

di bawah kekuasaan anda.

Dan ini adalah soal mudah: jika anda memahami diri anda sendiri, anda akan

mampu untuk memahami pasangan anda, juga. Bukankah anda mempunyao orang lain

dalam mimpi-mimpi anda? Dalam kenyataannya, untuk dapat melihat suami anda atau

istri anda sendiri dalam sebuah mimpi adalah sautu fenomena yang sangat jarang. Orang-

orang tidak pernah melihat pasangan-pasangan kawin mereka dalam mimpi-mimpi

mereka; mereka telah sangat cukup melihat mereka! Sekarang, bahkan di malam hari,

bahkan di dalam mimpi, tidak adakah kebebasan?

Tidak, dalam mimpi-mimpi anda, anda mempunyai istri-istri dari tetangga-

tetangga anda, suami-suami dari tetangga-tetangga anda. Anda seharusnya mengerti

bahwa bagaimanapun, kita telah menciptakan masyarakat yang salah, sebuah masyarakat

yang tidak didasarkan pada sifat manusiawi. Hasrat akan variasi adalah sebuah sifat

penting dalam diri setiap orang yang cerdas. Semakin cerdas anda, semakin banyak

variasi yang anda inginkan---terdapat beberapa hubungan antara kecerdasan dan variasi.

Seekor sapi telah merasa puas dengan satu jenis rumput; karena selama hidupnya, dia

tidak akan menyentuh jenis rumput yang berbeda. Dia tidak mempunyai pikiran untuk
berubah, untuk mengetahui hal-hal baru, untuk menemukan wilayah-wilayah baru, untuk

berpetualang ke tempat-tempat yang baru.

Para penyair, pelukis, penari, musisi, aktor: anda akan menemukan orang-orang

ini dalam keadaan lebih mencintai, tapi cinta mereka tidak terfokus pada individu-

individu. Mereka lebih mencintai, tapi terhadap banyak individu yang menjalin hubungan

dengan mereka. Mereka adalah orang-orang yang cerdas, mereka mewakili bagian diri

kita yang kreatif. Orang-orang yang idiot tidak ingin untuk mengubah apapun. Mereka

takut akan perubahan karena perubahan apapun berarti mereka akan harus kembali

mempelajari sesuatu. Orang-orang idiot ingin mempelajari sesuatu sekali saja dan dan

tetap bersamanya di sepanjang hidupnya. Ia boleh jadi sebuah mesin, ia boleh jadi

seorang istri, ia boleh jadi seorang suam, itu tidak menjadi masalah. Anda telah

mengetahui seorang perempuan, anda mengetahui omelannya, anda telah terbiasa dengan

omelan itu. Kadang-kadang bukan hanya telah terbiasa, anda bahkan malah kecanduan

dengan omelannya juga. Jika, tiba-tiba, perempuan anda tidak mengomeli anda, anda

tidak akan dapat tidur malam harinya---apa yang telah terjadi? Apa yang tidak beres?

Salah seorang sahabat saya terus-menerus mengeluh kepada saya tentang

istrinya: “Dia selalu bersedih, berwajah serius, dan saya begitu khawatir untuk memasuki

rumah. Saya mencoba untuk menyia-nyiakan waktu saya di klub ini dan klub itu, tapi

akhirnya saya harus kembali ke rumah dan dia telah menanti disana.”

Saya berkata kepadanya: “Lakukan satu hal sebagai eksprerimen. Karena dia

menjadi begitu seriusnya dan dia selalu mengomel, saya tidak dapat membayangkan

bahwa anda memasuki rumah anda dalam keadaan tersenyum.”


Dia berkata: “Apakah anda berpikir saya dapat mengupayakan ini? Saat saya

melihatnya, ada sesuatu yang membeku di dalam diri saya---tersenyum?”

Saya berkata: “Hanya sebagai sebuah eksperimen, hari ini anda melakukan satu

hal: bawakan bunga mawar yang indah, dan es krim terbaik yang ada di kota ini. Dan

masuklah ke dalam rumah dengan senyuman dan nyanyikan sebuah lagu!”

Dia berkata: “Aku akan berada di belakangmu, dan melihat apakah terdapat

perbedaan atau tidak.”

Rekan yang malang ini mencoba dengan gigih. Banyak kali, dalam perjalanan

menuju rumahnya, dia mulai tertawa. Saya berkata kepadanya: “Mengapa anda tertawa?”

Dia menjawab: “Saya menertawakan apa yang sedang saya lakukan! Saya ingin

anda untuk menjelaskan kepadaku, guna menceraikan dia dan anda menasihatkan agar

saya bertindak seolah-olah saya sedang menempuh bulan madu!”

Saya berkata: “Bayangkan ini adalah perjalanan bulan madu... berusahalah yang

terbaik.”

Dia membuka pintu rumahnya dan istrinya berdiri disana. Dia tersenyum dan

kemudian dia tertawa kepada dirinya sendiri karena tersenyum.... Dan perempuan itu

berdiri hampir seperti sebongkah batu. Dia mempersembahkan bunga mawar dan es krim,

lalu kemudian aku masuk ke rumah.

Perempuan itu tidak mempercayai apa yang sedang terjadi. Ketika laki-laki itu

(suami) pergi ke kamar mandi, dia (istri) bertanya kepadaku: “Apa yang terjadi? Dia

tidak pernah membawakan apapun, dia tidak pernah tersenyum, dia tidak pernah

mengajakku keluar, dia tidak pernah membuatku merasa bahwa saya dicintai, bahwa saya

dihargai. Sihir apa yang telah terjadi?”


Saya berkata: “Tak ada; anda berdua hanya sedang melakukan kesalahan.

Sekarang, ketika dia keluar dari kamar mandi, beri dia sebuah pelukan mesra.”

Dia berkata: “Sebuah pelukan?”

Saya berkata: “Beri dia sekali saja! Anda telah memberi dia sangat banyak,

sekarang beri dia sebuah pelukan mesra. Dia adalah suami anda, anda telah memutuskan

untuk hidup bersama. Baik itu hidup penuh gembira atau mengatakan selamat tinggal

dengan gembira pula. Tidak ada alasan... ini adalah kehidupan yang remeh. Mengapa

menyia-nyiakan kehidupan dua orang secara tidak perlu?”

Tepat pada saat itu, sang suami muncul dari kamar mandi. Perempuan itu agak

enggan, tapi saya mendorongnya, lalu dia memeluk laki-laki itu dan laki-laki itu begitu

terkejut, dia terjatuh di lantai! Dia (suami) tidak pernah membayangkan bahwa sang istri

akan memeluknya.

Saya membantunya bangun dari lantai. Saya berkata: “Apa yang telah terjadi?”

Dia berkata: “Ini karena saya tidak pernah membayangkan bahwa perempuan

ini dapat memeluk dan mencium---tapi dia bisa! Dan ketika dia tersenyum, dia terlihat

sangat cantik.”

Dua orang yang menjalani hidup bersama dalam cinta, harus membuat ini

sebagai poin penting bahwa hubungan mereka terus mengalami perkembangan, dengan

membawa lebih banyak bunga di setiap musim, dengan menciptakan lebih banyak

kegembiraan. Bahkan, dengan hanya duduk bersama dalam diam, itu sudah cukup. Tapi,

semua ini hanya mungkin hanya jika kita menyingkirkan ide lama tentang perkawinan.

Leih dari persahabatan adalah tidak alami, dan jika perkawinan di-stempel oleh lelmbaga
pengadilan, ia telah terbunuh dibawah stempel itu. Anda tidak dapat membawa cinta

dibawah aturan hukum.

Cinta adalah hukum terakhir yang utuh danlengkap. Anda hanya harus

menemukan keindahan-keindahannya, harta-harta terpendamnya. Anda tidak harus

mengulang, seperti burung beo, semua nilai-nilai hebat yang membuat umat manusia

mempunyai ekspresi tertinggi tentang kesadaran di planet ini. Anda harus melatih mereka

dalam hubungan anda.

Dan inilah yang menjadi observasi saya, bahwa jika seorang pasangan mulai

melangkah di sepanjang garis yang tepat, maka pasangan yang lain akan mengikuti cepat

atau lambat. Karena, keduanya sangat lapar akan cinta, tapi keduanya tidak mengetahui

bagaimana cara mendekatinya.

Tidak ada universitas yang mengajarkan bahwa cinta itu adalah seni dan bahwa

hidup ini tidak begitu saja diberikan kepada anda, bahwa anda harus belajar dari goresan

luka. Tapi ini baik bahwa kita harus menemukan dengan upaya-upaya kita sendiri setiap

harta karun yang tersembunyi dalam hidup ini. Dan cinta adalah satu dari harta karun

terbesar dalam eksistensi.

Tapi, alih-alih menjadi rekan perjalanan dalam pencarian cinta, keindahan dan

kebenaran, orang-orang menyia-nyiakan waktu mereka dalam perbantahan dan

perseturuan, dalam kecemburuan.

Cobalah menjadi sedikit terjaga dan memulai perubahan dari sisi anda; jangan

mengharapkannya dari sisi lain. Ia akan mulai dari sisi lain, juga. Dan ini tidak

membutuhkan biaya untuk tersenyum, ia tidak membutuhkan biaya untuk mencintai, ia


tidak membutuhkan biaya apapun untuk membagi kebahagiaan anda bersama dengan

orang yang anda cintai.

Tampak bagi saya bahwa rasa cemburu itu muncul tidak hanya

dalam hubungan-hubungan romantis, tapi dalam seluruh jenis interaksi

dengan orang lain. Barangkali “iri hati” adalah istilah yang tepat

untuknya, tapi ini masih berarti bahwa saya merasa marah ketika

seseorang mempunyai sesuatu yang saya kehendaki, tapi tidak saya miliki.

Dapatkah anda berbicara tentang cemburu jenis ini?

Kita telah diajarkan untuk membanding-bandingkan, kita telah terkondisi untuk selalu

membanding-bandingkan. Seseorang mempunyai sebuah rumah yang bagus, seseorang

mempunyai tubuh yang lebih indah, seseorang mempunyai lebih banyak uang, seseorang

yang lain lagi mempunyai kepribadian yang lebih kharismatis. Buatlah perbandingan,

teruslah membanding-bandingkan diri anda dengan setiap orang yang anda temui, dan

hasilnya adalah kecemburuan yang sangat besar. Ia adalah akibat dari pengkondisian

yang berupa membanding-bandingkan.

Jika tidak, jika anda meniadakan upaya membanding-bandingkan ini,

kecemburuan akan lenyap. Kemudian, anda akan mengetahui siapa anda sebenarnya, dan

anda bukan siapa-siapa, dan tidak ada perlunya membanding-bandingkan. Adalah baik

bahwa anda tidak membandingkan diri anda dengan pohon, jika anda membandingkan

diri anda dengan pohon, anda akan mulai merasa sangat cemburu: mengapa anda tidak

berwarna hijau? Dan mengapa hidup ini begitu keras terhadap anda, seperti anda tidak

mempunyai kemampuan untuk melahirkan bunga-bunga? Adalah baik bahwa anda tidak
membandingkan diri anda dengan burung-burung, dengan sungai-sungai, dengan gunung-

gunung; jika demikian halnya, anda akan menderita. Anda hanya membandingkan diri

anda dengan manusia, karena anda telah terkondisi untuk membandingkan diri anda

hanya dengan manusia. Anda tidak membandingkan diri anda dengan burung merak dan

burung kakak tua. Jika demiian, kecemburuan anda akan menjadi lebih besar dan lebih

besar lagi; anda akan merasa begitu terbebani oleh rasa cemburu sehingga anda tidak

dapat menjalani kehidupan sama sekali.

Upaya pembandingan adalah sebuah sikap yang sangat tolol, karena masing-

masing orang itu bersifat unik dan tidak terbandingkan. Begitu pemahaman ini tertanam

kuat di dalam diri anda, kecemburuan akan lenyap. Setiap manusia adalah unik dan tidak

terbandingkan---anda adalah hanya diri anda sendiri; tak seorang pun yang pernah bisa

menjadi seperti anda dan tak seorang pun yang akan pernah menjadi seperti anda. Dan

tidak perlu menjadi seperti orang lain. Eksistensi menciptakan hanya orisinalitas; ia tidak

mempercayai imitasi dan tiruan.

Sekelompok anak ayam berada di pekarangan rumah ketika sebuah bola terbang

melayang melewati pagar dan jatuh di tengah-tengah mereka.. Sang ayam jantan berjalan

dengan langkah pendek-pendek, mempelajarinya, kemudian berkata: “Aku tidak

mengeluh, para betina, tapi lihatlah akibat dari ulah tetangga sebelah.”

Tetangga sebelah, berbagai hal sangat penting sedang terjadi. Rumput tetangga

lebih hijau, bunga mawar tetangga lebih indah, setiap orang tampak begitu bahagia---

kecuali anda. Anda terus-menerus membandingkan. Demikian pula, hal yang sama juga

terjadi dengan tetangga-tetangga yang lain, mereka juga membanding-bandingkan.

Mungkin sekali, mereka berpikir bahwa rumput di kebun anda lebih menghijau---ia selalu
terlihat lebih hijau dari kejauhan---dan bahwa anda mempunyai istri yang lebih cantik.

Anda merasa capek bersamanya, anda tidak dapat membayangkan mengapa anda

mengizinkan diri anda untuk terjerat oleh perempuan ini, anda tidak tahu bagaimana

dapat terbebas darinya---dan tetangga sebelah mungkin sekali merasa cemburu bahwa

anda mempunyai istri yang begitu cantik! Anda mungkin merasa cemburu kepadanya

atas dasar alasan yang sama, dan dia mungkin saja merasakan kecemburuan yang sama

tentang istrinya.

Setiap orang mencemburukan setiap orang lainnya. Dan berdasarkan rasa

cemburu seperti inilah kita menciptakan semacam neraka, dan kita menjadi menderita.

Seorang petani tua sedang murung terkait kerusakan sawahnya akibat banjir.

“Hiram!” teriak seorang tetangga. “Babi-babi-mu semuanya terhanyut di sungai.”

“Bagaimana tentang babi-babi Thompson? Tanya petani tua itu.

“Mereka terhanyut juga.”

“Dan babi-babi kepunyaan Larsen?”

“Ya.”

“Hmmmmhh!” gerutu petani itu, sambil menghibur diri. “Ini tidak seburuk

yang saya pikirkan.”

Jika orang lain berada dalam penderitaan, ini terasa lebih baik. Jika orang lain

kehilangan sesuatu, ini terasa baik, dan jika orang lain merasa bahagia an sukses, ini

terasa pahit. Tapi, mengapa ide tentang orang lain ini memasuki kepala anda terlebih

dahulu? Sekali lagi, izinkan saya mengingatkan anda: ini karena anda tidak mengizinkan

aliran-aliran anda sendiri untuk mengalir.


Anda tidak mengizinkan kebahagiaan anda sendiri untuk bertumbuh, anda tidak

mengizinkan eksistensi anda sendiri untuk berkembang; atas dasar inilah, anda

merasakan kehampaan di dalam diri. Tapi, anda melihat setiap orang yang berada di luar

diri anda, karena hanya mereka yang ada di luar diri anda inilah yang bisa dilihat. Anda

mengetahui aspek batin anda, dan anda mengetahui aspek luar dari orang-orang itu---

yang menciptakan kecemburuan. Mereka mengetahui sisi luar anda, dan mereka

mengetahui sisi dalam (batin) mereka---yang menciptakan kecemburuan.

Tak satupun orang lain yang mengetahui sisi batin anda. Disana, anda

mengetahui bahwa anda bukan siapa-siapa, tidak punya makna apa-apa. Dan orang-orang

lain yang berada di luar diri anda terlihat begitu bahagia. Senyuman mereka mungkin

sekali pjalsu, tapi bagaimana mungkin anda dapat mengetahui bahwa senyum mereka

palsu? Mungkin saja, hati mereka juga tersenyum. Anda mengetahui senyuman anda

adalah palsu, karena hati anda, sama sekali, tidak tersenyum; ia mungkin saja sedang

menangis.

Anda mengetahui sisi batin (interior) anda---dan hanya anda saja yang

mengetahuinya, tak satupun orang lain yang mengetahuinya. Anda mengetahui sisi luar

dari setiap orang, dan orang-orang telah membuat sisi luar (exterior) mereka indah,

sebagaimana halnya dengan yang anda punyai. Sisi-sisi luar ini adalah etalase-etalase

yang menampilkan citra-citra yang indah padahal ini bersifat menipu.

Ada sebuah kisah Sufi kuno:

Seorang laki-laki merasa sangat terbebani oleh penderitaannya. Dia biasa

berdoa setiap hari kepaa Tuhan: “Mengapa aku?” Setiap orang tampak begitu bahagia,

mengapa hanya aku yang menderita?” Suatu hari, dalam keadaan sangat berputus asa, dia
berdoa kepada Tuhan: “Engkau dapat memberiku penderitaan orang lain dan aku siap

untuk menerimanya. Tapi, ambillah penderitaanku, aku tidak dapat menanggungnya

lagi.”

Malam itu, dia bermimpi indah---indah dan sangat mengilhami. Dia telah

bermimpi bahwa Tuhan menampak di langit dan Dia berfirman kepada setiap orang:

“Bawalah semua penderitaanmu ke dalam biara.” Setiap orang telah merasa sangat lelah

dengan penderitaan masing-masing; dalam kenyataannya, setiap orang berdoa kadang

berdoa: “Aku siap untuk menerima penderitaan orang lain, tapi jauhkanlah penderitaanku

dariku; (penderitaan) ini terlalu banya, ini tidak tertanggungkan.”

Jadi, setiap orang mengumpu lkan penderitaan mereka masing-masing ke dalam

tas-tas, dan mereka telah sampai di biara, an mereka semeua terlihat sangat bahagia.

Waktu yang dinanti telah tiba, doa mereka telah didengar! Dan laki-laki ini juga

menyeruak ke dalam biara.

Kemudian Tuhan berkata: “Letakkan tas-tas-mu di samping dinding-dinding.”

Semua tas diletakkan di samping dinding-dinding, dan kemudian Tuhan mengumumkan:

“Sekarang, kamu dapat memilih. Setiap orang dapat mengambil tas manapun.”

Dan yang paling mengejutkan adalah ini: laki-laki ini, yang selalu berdoa,

mendesak kerumunan agar dapat memperoleh tasnya sendiri sebelum orang lain dapat

memilihnya! Dan dia merasa sangat terkejut, karena orang-orang lain juga saling

menyeruduk untuk memilih tasnya masing-masing, dan setiap orang merasa bahagia

untuk memilihnya kembali.


Apa alasannya? Yang pertama, setiap orang telah melihat penderitaan-

penderitaan orang lain, ketidakbahagiaan-ketidakbahagiaan orang lain---tas-tas orang lain

adalah sama besar, atau bahkan lebih besar!

Dan alasan yang kedua adalah bahwa setiap orang telah terbiasa dengan

penderitaan-penderitaan mereka masing-masing. Sekarang, mereka memilih penderitaan

orang lain: Siapa yang mengetahui jenis penderitaan apa yang akan terdapat dalam setiap

tas? Mengapa merasa terganggu? Setidaknya, anda merasa akrab dengan penderitaan

anda sendiri, dan anda telah terbiasa dengan penderitaan anda. Dan penderitaan-

penderitaan itu dapat ditanggungkan; selama bertahun-tahun, anda telah menanggung

mereka, mengapa memilih penderitaan yang belum diketahui?

Setiap orang pulang ke rumah dengan perasaan bahagia. Tak ada yang berubah,

mereka membawa kembali penderitaan yang sama, tapi setiap orang merasa bahagia dan

menyunggingkan senyum bahwa dia memperoleh tasnya kembali.

Esok harinya, laki-laki ini berdoa kepada Tuhan dan berkata: “Terima kasih atas

pemberian mimpi ini; aku tidak akan pernah lagi meminta. Apapun yang telah Engkau

berikan kepadaku adalah baik untukku, harusnya baik untukku; itulah mengapa

Engkau telah memberikannya kepadaku.”

Karena rasa cemburu, anda berada dalam penderitaan secara terus-menerus dan

anda menjadi hina di mata orang lain. Karena cemburu, anda mulai menjadi munafik

(palsu), anda mulai berpura-pura. Anda mulai berlagak mempunyai sesuatu yang tidak

dimiliki, anda mulai berlagak dengan sesuatu yang tidak dapat anda punyai, yang bersifat

tidak wajar bagi anda. Anda menjadi semakin dibuat-buat dan tidak alami. Dengan

meniru orang lain, dengan berkompetisi dengan orang lain, apa lagi yang dapat anda
lakukan? Jika seseorang mempunyai sesuatu dan anda tidak memilikinya, dan anda tidak

mempunyai suatu kemungkinan yang wajar untuk memilikinya, satu-satunya cara adalah

untuk mempunyai beberapa hal yang murah sebagai gantinya.

Jim dan Nancy Smith telah berlibur secara sangat mengesankan di Eropa musim

panas ini; mereka berpi kemanapun dan melakukan segalanya. Paris, Roma... silahkan

anda sebut negara mana saja, mereka telah melihatnya dan mereka telah melakukannya.

Tapi, ini menjadi begitu memalukan saat pulang kembali ke rumah dan melewati

pemeriksaan pihak pabean (bea cukai). Anda tahu, bagaimana para petugas pabean

menggeledah dan memeriksa dengan cermat pada semua barang-barang pribadi anda.

Mereka membuka koper dan mengambil tiga wig (rambut palsu), celana dalam sutra,

parfum, pewarna rambut... benar-benar memalukan. Dan itu, tepatnya, adalah kopernya

Jim!

Cobalah melihat ke dalam tas anda dan anda akan menemukan begitu banyak

hal-hal tiruan yang dibuat-buat, munafik, hal-hal yang palsu an menipu---untuk apa?

Mengapa anda tidak bisa menjadi wajar-alami dan spontan? Ini karena rasa cemburu.

Seorang yang pencemburu, hidup di neraka. Singkirkan upaya membanding-

bandingkan, dan kesemburuan akan lenyap, rasa terhina menjadi lenyap, kemunafikan

akan lenyap.

Tapi, anda hanya dapat menyingkirkannya jika anda mulai menumbuh-

kembangkan harta karun batin anda; tidak ada cara lain. Bertumbuhlah, menjadilah

individu seotentik mungkin. Cintailah diri anda sendiri dan hormatilah diri anda sendiri

berdasarkan pada cara yang dibuat oleh eksistensi anda, dan kemudian, segera saja, pintu-
pintu langit menjadi terbuka untuk anda. Mereka selalu terbuka; anda hanya belum

melihat mereka saja.

Saya mudah sekali mencurigai istri saya, meskipun saya tahu

bahwa dia tidak melakukan kesalahan. Apa yang dapat saya lakukan

untuk menghilangkan kecurigaan-kecurigaan saya?

Pasti terdapat di dalam diri anda sesuatu yang benar-benar anda curigai. Jika

anda tidak dapat mempercayai diri anda sendiri, anda tidak akan dapat mempercayai istri

anda atau siapapun orang lain itu. Jika anda tidak mempercayai diri anda sendiri, anda

akan memproyeksikan ketidakpercayaan anda kepada orang-orang di sekitar anda. Sang

pencuri berpikir bahwa setiap orang adalah pencuri. Ini wajar, karena dia mengetahui

sendiri, dan ini adalah satu-satunya cara dia mengetahui orang lain.

Apa yang anda pikirkan tentang orang lain, pada dasarnya adalah, sebuah

pernyataan tentang apa yang anda pikirkan tentang diri anda sendiri. Anda mengetahui

bahwa jika istri anda tidak terus-menerus mengawasi anda, anda akan melakukan sesuatu.

Anda akan mulai berselingkuh dengan perempuan---anda mengetahuinya! Oleh karena

itu, muncullah rasa takut: “Jika saya sedang berada di kantor, siapa tahu, istriku mungkin

saja berselingkuh dengan tetangga.” Anda sangat tahu apa yang sedang anda lakukan

dengan sekretaris anda; itulah yang menimbulkan masalah.

Itulah mengapa anda mengatakan: “Meskipun saya tahu istri saya tidak

bersalah, saya masih saja curiga.” Anda tetap curiga hingga sesuatu dalam diri anda

menghilang. Ini bukan sebuah pertanyaan tentang istri anda; semua pertanyaan yang

muncul sebenarnya adalah berkaitan dengan anda.


Seorang pengembara melakukan suatu perjalanan singkat, tapi keep staying

away. Setiap beberapa minggu, dia mengirimkan telegram yang menyatakan: “Tidak

dapat pulang, masih membeli.” Setiap telegram yang dikirim, selalu berisi pesan yang

sama: “Tidak dapat pulang, masih membeli.” Ini telah berlangsung selama tiga atau

empat bulan, ketika pada akhirnya, istrinya mengirimkan telegram yang menyatakan:

“Lebih baik pulang kerumah, aku sedang menjual apa yang sedang engkau beli!”

Inilah, bagaimana sesuatu terjadi dalam hidup ini.

Dua sejoli yang sedang mabuk berat, sedang membicarakan pesta liar yang

mereka adakan pada malam sebelumnya.

“Kasihku, ini rasanya agak memalukan,” kata sang suami, “tapi apakah itu

memang benar-benar kamu yang aku setubuhi di ruang perpustakaan tadi malam?”

Istrinya menatapnya dengan pandangan serius dan bertanya, “Kira-kira, jam

berapa?”

Kecurigaan yang paling mendasar harusnya kecurigaan tentang diri anda. Anda

mencurigai diri anda sendiri; mungkin anda merepresi terlalu banyak, dan kapan saja

seseorang itu merepresi sesuatu, dia mulai memproyeksikannya kepada orang lain. Ini

hampir selalu terjadi bahwa laki-laki yang mempunyai naluri membunuh selalu merasa

takut bahwa orang lain berpikir untuk membunuhnya; dia menjadi paranoid. Seseorang

yang sangat bengis selalu merasa takut: “Orang lain begitu bengis dan aku harus terus-

menerus melindungi diri.”

Karena orang-orang tidak mempercayai diri mereka, mereka kemudian menjadi

tidak dapat mempercayai diri orang lain---istri, teman, ayah, ibu, anak laki-laki, anak
perempuan. Orang-orang hidup dalam rasa curiga yang kronis. Tapi, penyebab paling

mendasar adalah bahwa anda belum mampu menerima kenyataan secara apa adanya.

Terimalah apapun diri anda. Dalam sikap menerima itu, anda akan dapat

menerima orang lain, juga. Dan ya, terdapat sebuah kemungkinan---jika anda kadang

merasa tertarik terhadap beberapa perempuan, tidak ada yang tidak mugkin; istri anda

mungkin sekali merasa tertarik dengan beberapa laki-laki. Tapi, jika anda memahami diri

anda sendiri dan menerima diri anda sendiri, anda akan menerima istri anda, juga.

Jika anda dapat menerima ini, maka “kadang-kadang aku merasa tertarik kepada

perempuan lain,” menjadi tidak ada salahnya. Kemudian, istri anda dapat juga merasa

tertarik kepada beberapa laki-laki. Tapi, jika anda menolaknya dalam eksistensi anda, jika

anda menyalahkannya dalam eksistensi anda, anda akan menyalahkannya dalam

eksistensi orang lain juga.

Kriteria saya tentang seorang yang suci (saint) adalah dia yang mampu untuk

memaafkan semua dan setiap orang, karena dia mengetahui dirinya sendiri. Tapi,

manusia-manusia suci anda tidak mampu untuk memaafkan. Manusia-manusia suci anda

terus-menerus membuat-buat berbagai hal yang secara teknis merupakan neraka-neraka

yang sempurna. Mengapa? Mereka belum mampu untuk menerima diri mereka sendiri.

Mereka menceritakan sebuah kisah tentang anak muda, pengacara yang tampan

ytang mengklaim bahwa tak seorang pun perempuan yang dia belum menjalin hubungan

dengannya. Suatu hari, lembaga tempat dia bekerja, menyewa seorang sekretaris yang

sangat cantik, dimana selama beberapa minggu, setiap laki-laki mencoba untuk menjalin

hubungan serius dengannya, tapi semuanya gagal dalam upaya mereka.


Pengacara muda ini menyombongkan diri bahwa dia berani bertaruh dalam

jumlah yang sangat besar dan dia akan memenangkan taruhan itu. Ketika orang-orang

bertanya bagaimana cara dia akan membuktikan ucapannya, dia berkata bahwa dia akan

merekam seluruh perbuatan cinta mereka ke dalam tape recorder, yang akan dia

sembunyikan dibawah tempat tidurnya.

Ketika taruhan telah disepakati, dia mulai berkencan dengannya dan di akhir

senja, bukan hanya dia (sekretaris) telah berada di dalam kamar apartemennya, tapi, lebih

dari itu, dia telah berada di atas ranjangnya---dimana kemudian dia meneyambar tape dan

menghidupkannya.

Dalam beberapa momen, demi mendukung reputasinya (pengacara), sang

sekretaris melangsungkan perbuatan cinta yang ekstrim, dan ketika permainan mencapai

puncaknya, dia berterika dengan keras: “Teruslah menciuminya, sayang, teruslah

menciuminya!”

Selanjutnya, sang pengacara, dengan gayanya yang khas seperti saat bertugas di

ruang pengadilan, bersandar pada sisi tempat tidur dan mendiktekan suaranya ke dalam

tape, “Biarkan rekaman ini membuat dia (sekretaris) berpikir serius untuk menjelaskan

payudara kirinya.”

Pikiran dari pengacara ini, terus-menerus curiga dan mengandaikan hal-hal yang

terburuk. Sekarang, dia merasa khawatir: “Teruslah menciuminya, sayang, teruslah

menciuminya!” Terus menciumi apa? Rekaman ini tidak akan mengatakan apapun,

ditambah lagi dengan munculnya kecurigaan.


Tapi, ini adalah pikiran dari setiap orang. Pikiran itu selalu licik, mengkalkulasi,

mengira-ngira, dan mudah curiga. Pikiran terus hidup dalam keadaan curiga, selalu dalam

keraguan. Seluruh kondisi pikiran adalah sikap penuh keraguan.

Jadi, ini bukan pertanyaan tentang bagaimana cara mempercayai istri anda, tapi

pertanyaannya adalah bagaimana cara mempercayai. Pikiran hidup dalam keadaan penuh

ragu; ia memelihara dan menyuburkan keraguan. Dan jika anda tidak mengetahui

bagaimana cara menunda penggunaan pikiran saat ia tidak dibutuhkan dan turun ke hati,

anda tidak akan tahu bagaimana untuk mempercayai.

Sikap dasar hati adalah kepercayaan. Pikiran tidak dapat mempercayai; pikiran

tidak mampu untuk mempercayai dan kita semua menjadi terkendala oleh pikiran. Oleh

karena itu, meskipun kita mengatakan bahwa kita percaya, sebenarnya kita tidak

mempercayai. Kita berkeras kepala bahwa kita percaya, tapi sikap keras kepala kita

menunjukkan bahwa kita tidak percaya. Kita ingin mempercayai, kita pura-pura percaya,

kita ingin orang lain agar meyakini sebagai benar apa yang kita percayai, tapi kita tidak

percaya. Kepala (rasio) adalah impoten sejauh kepercayaan dilibatkan. Kepala adalah

sebuah mekanisme bagi sikap ragu; kepala adalah sebuah tanda tanya yang terus-

menerus.

Anda harus tahu bagaimana agar dapat turun menuju hati, yang telah diabaikan

oleh masyarakat. Masyarakat tidak mengajari anda cara-cara hati, ia hanya mengajari

anda cara-cara dari pikiran. Ia mengajari anda matematika dan logika dan ia mengajari

anda sains, dan lain-lain---tapi mereka semua adalah lahan dari keraguan.

Sains telah berkembang melalui keraguan; keraguan telah merupakan sebuah

berkah sejauh sains dilibatkan. Tapi, seemakin sains berkembang dan terus berkembang,
manusia mengalami penyusutan. Kemanusiaan telah lenyap, cinta hampir-hampir

menjadi sebuah mitos. Cinta tidak lebih dari sebuah realitas di permukaan bumi.

Bagaimana mungkin ia menjadi sebuah realitas? Hati telah berhenti berdetak.

Bahkan ketika anda mencintai, anda hanya berpikir bahwa anda mencintai; ia

hadir melalui kepala. Padahal kepala (rasio) bukanlah fakultas (fungsi mental) bagi cinta.

Mulailah bermeditasi. Mulailah menyingkirkan celotehan-celotehan pikiran.

Secara perlahan-lahan, pikiran menjadi hening. Masuklah ke dalam berbagai hal dimana

pikiran tidak diperlukan---misalnya, kegiatan menari. Menari, dan menari untuk

membebaskan diri, karena dalam kiegiatan menari, pikiran tidak diperlukan. Anda dapat

menghilangkan diri anda dalam sebuah tarian. Dalam menghilangkan diri anda dalam

sebuah tarian, hati akan mulai berfungsi kembali.

Tenggelamkan diri anda dalam musik. Dan, secara perlahan-lahan, anda akan

melihat bahwa terdapat sebuah dunia hati, yang berbeda sepenuhnya. Dan di dalam hati,

selalu terdapat rasa percaya. Hati tidak mengetahui cara meragukan sesuatu, sebagaimana

halnya pikiran tidak mengetahui cara mempercayai.

FROM FEAR TO LOVE


DARI RASA TAKUT MENUJU CINTA
Lihatlah pada absurditas pertanyaan-pertanyaan orang banyak: bagaimana cara

mencintai, bagaimana cara menari, bagaimana cara bermeditasi? Bagaimana cara

menjalani hidup? Pertanyaan-pertanyaan absurd... tapi mereka menunjukkan kemiskinan,


kemiskinan batin, kemiskinan manusia. Dia telah menunda segalanya, dan dari hari ke

hari, dia telah lupa.

Setiap anak mengetahui bagaimana mencintai, dan setiap anak mengetahui

bagaimana menari, dan setiap anak mengetahui bagaimana menjalani hidup. Setiap anak

hadir secara utuh, dengan segala sesuatunya dalam keadaan siap. Seseorang hanya harus

mulai menjalani kehidupan.

Apakah anda telah menyadari? Jika anda menangis dan ada anak kecil yang

sedang mengamati, dia akan datang mendekati anda. Dia tidak dapat berkata banyak, dia

tidak dapat memberi anda argumen tentang tangisan anda, tapi dia akan meletakkan

tangannya pada tangan anda. Apakah anda telah merasakan sentuhan tangannya? Tak ada

lagi seorang pun yang akan menyentuh anda seperti itu, seperti sentuhan anak kecil---dia

mengetahui bagaimana menyentuh. Selanjutnya, orang-orang kebanyakan tampak beku,

kaku. Mereka menyentuh, tapi tak ada sesuatu yang mengalir dari tangan mereka.

Ketikan anak kecil menyentuh anda---terasa kelembutan sentuhannya, terasa

kepekaannya---dia menuangkan seluruh eksistensinya dalam sentuhannya itu.

Setiap orang terlahir dengan dilengkapi segala sesuatu yang diperlukan untuk

hidup. Dan semakin banyak anda hidup, semakin anda mampu menjadi kehidupan itu

sendiri. Itulah ganjarannya. Semakin kurang anda hidup, semakin kurang mampu anda.

Itu adalah hukumannya.

Keutuhan yang anda harus cari ada di dalam diri anda. Anda harus mengamati

kehidupan anda dari momen ke momen, dan singkirkan semua hal yang tampak bersifat

sementara dan serpihan-serpihan. Ia mungkin sangat menyenangkan, tapi tidak

mempunyai manfaat di akhirnya. Singkirkan ia! Lihatlah jauh di dalam ke dalam momen-
momen itu yang mungkin tidak begitu menyenangkan (excite).11 Yang abadi tidak dapat

bersifat sangat menyenangkan, karena sesuatu yang bersifat abadi itu harus menjadi

hening, penuh damai. Kebahagiaan, tentu saja, tapi tidak menyenangkan. Kebahagiaan

yang sangat mendalam, tapi tanpa suara kegaduhan di sekitarnya. Lebih seperti sebuah

keheningan daripada seperti suara. Anda akan harus tumbuh dalam kesadaran, sehingga

anda dapat memilah-milahnya..

****

Rasa takut adalah bagian dari inteligensi anda; tidak ada yang salah dengannya.

Rasa takut hanya menunjukkan bahwa ada kematian, dan kita manusia, hanya berada

disini (dunia fana, pent.) dalam waktu yang singkat. Rasa takut itu menyatakan bahwa

kita tidak akan berada selamanya disini, kita tidak abadi disini, tinggal beberapa hari lagi

dan anda akan lenyap.

Dalam kenyataannya, justru karena rasa takut inilah manusia selalu berada dalam

pencarian mendalam tentang apa artinya menjadi relijius; jika tidak demikian, maka tidak

akan ada tujuan yang akan dicapai. Tidak ada binatang yang bersifat relijius; karena tak

ada binatang yang berada dalam ketakutan. Tidak ada binatang yang dapat menjadi

relijius karena tak ada binatang yang dapat menyadari tentang kematian. Manusia

menyadari akan kematian. Pada setiap momen, ada kematian disana, mengepung anda

dari segala penjuru---anda dapat lenyap dari dunia ini, kapan saja. Ini membuat anda

menjadi takut. Mengapa menjadi malu, takutlah! Tapi, sekali lagi, ego berkata: “Bukan---

kamu, dan rasa takut? Tidak, ini bukan untuk kamu, ini untuk orang yang pengecut.

Kamu adalah seorang manusia pemberani.”

11
Excite: membangkitkan gairah, menimbulkan perasaan yang sangat kuat terhadap sesuatu.
Ia (rasa takut) bukan untuk para pengecut, terimalah ia: terimalah rasa takut itu.

Hanya satu hal yang mesti dipahami, dan itu adalah ketika anda memperkenankan rasa

takut dan anda merasa takut, amatilah ia, nikmatilah ia. Dalam pengamatan itu, anda akan

mentransendir-nya. Anda akan melihat tubuh (anda) bergetar karena rasa takut, anda akan

melihat pikiran merasa takut, tapi anda akan sampai untuk merasakan sebuah tujuan di

dalam diri anda, di sebuah pusat yang jauh di dalam, yang tetap tidak terpengaruh dan

tidak berubah. Badai telah berlalu, tapi jauh di dalam diri anda, terdapat sebuah pusat

yang tak tersentuh, sebuah pusat dari angin topan.

Biarkanlah rasa takut itu hadir, jangan memeranginya. Amatilah apa yang sedang

terjadi. Teruslah mengamati. Ketika mata anda yang sedang mengamati itu semakin

menembus dan semakin intens, sang tubuh akan menjadi bergetar, pikiran akan bergetar,

tapi jauh di dalam diri anda, akan ada sebuah kesadaran yang merupakan sebuah

kesaksian, yang hanya pengamatan-pengamatan. Ia tetap saja tidak tersentuh, seperti

bunga lotus (teratai) di dalam air. Hanya ketika anda sampai pada itu, akan akan

mencapai keadaan tanpa rasa takut (fearlessness).

Tapi, keadaan tanpa rasa takut itu bukan tanpa rasa takut, keadaan tanpa rasa takut

itu bukanlah keberanian. Keadaan tanpa rasa takut itu adalah sebuah realisasi

(pemahaman utuh) bahwa anda terdiri dari dua bagian: sebuah bagian dari diri anda akan

mati, dan bagian yang lain dari diri anda bersifat abadi. Bagian yang akan mati ini selalu

berada dalam keadaan takut, sedangkan bagian yang tidak akan mati, bersifat abadi,

karena itu, tidak ada gunanya rasa takut itu. Kemudian, suatu harmoni yang mendalam

eksis. Anda dapat menggunakan rasa takut untuk meditasi. Gunakan semua yang anda

miliki untuk meditasi, sehingga anda dapat melangkah sangat jauh.


Emosi paling kuat yang saya miliki adalah membenci kematian.

Saya ingin membunuhnya, sekali dan untuk selamanya!

Membenci kematian adalah sama dengan membenci kehidupan. Keduanya tidak

dalam keadaan terpisah dan keduanya tidak dapat dipisahkan. Kematian dan kehidupan,

eksis secara bersamaan, tidak ada cara untuk memisahkan keduanya. Keterpisahan antara

keduanya hanyalah abstraksi dalam pikiran manusia; ini sepenuhnya palsu. Kehidupan

mengimplikasikan kematian, kematian mengimplikasikan kehidupan. Keduanya adalah

dua kutub yang bertentangan, tapi saling melengkapi satu sama lain.

Kematian adalah puncak kehidupan. Jika anda membenci kematian, bagaimana

mungkin anda dapat mencintai kehidupan? Dan ini adalah kesalahpahaman yang fatal:

orang-orang yang berpikir bahwa mereka mencintai kehidupan, selalu membenci

kematian, dan dengan membenci kematian, mereka menjadi tidak mampu untuk hidup.

Kemampuan untuk hidup, kemampian untuk hidup secara maksimal, akan muncul ketika

anda telah siap untuk mati, dan sangat siap untuk mati. Ini selalu bersifat proporsional

(sebanding). Jika anda hidup setengah hati, anda akan mati setengah hati pula. Jika anda

hidup dengan sangat intens, total, berani menempuh bahaya, anda juga akan mati dalam

keadaan orgasme yang mendalam. Kematian adalah sebuah crescendo12 ; kehidupan

sampai pada puncaknya dalam kematian. Orgtasme yang anda kenal melalui cinta, tidak

dapat dibandingkan dengan orgasme yang disediakan oleh kematian. Semua kegembiraan

hidup adalah kecil jika dibandingkan dengan kegembiraan yang dibawa oleh kematian.

Apa persisnya kematian itu? Kematian adalah lenyapnya sebuah entitas palsu

dalam diri anda, sang ego. Kematian juga berlangsung dalam cinta dalam skala yang

12
Crescendo: peningkatan intensitas, secara pasti , (dalam istilah musik): penambahan secara bertahap
dalam volume suara.
lebih kecil, dalam sebuah cara yang terpisah; atas dasar ini, terdapat keindahan cinta.

Untuk sesaat, anda mati, untuk sesaat, anda lenyap. Untuk sesaat, anda bukan siapa-siapa,

dan keutuhan (keseluruhan) menguasai diri anda. Anda lenyap sebagai suatu bagian, anda

bergerak secara ritmis dengan keseluruhan. Anda tidak eksis sebagai riak-riak gelombang

di samudera, anda eksis sebagai samudera itu sendiri.

Itulah mengapa seluruh pengalaman orgasme adalah pengalaman-pengalaman

yang bersifat samudera (dahsyat, luas, mendalam). Hal yang sama terjadi dalam tidur

yang nyenyak: sang ego lenyap, pikiran tidak lagi berfungsi, anda jatuh dalam

kegembiraan yang orisinal. Tapi, semua ini tidak berarti apa-apa jika dibandingkan

dengan kematian. Mereka semua ini adalah bagian-bagian yang parsial. Tidur adalah

suatu kematian sangat kecil; setiap pagi, anda akan terbangun kembali. Tetap saja, jika

anda tidur sangat nyenyak, kegembiraan tetap menggelayuti seluruh hari, suatu kualitas

tertentu dari ketenangan terus berlanjut di kedalaman hati anda. Anda hidup secara sangat

berbeda jika anda tertidur nyenyak. Jika anda tidak dapat tertidur nyenyak, maka seluruh

hari anda, esoknya, akan terganggu. Anda merasa terganggu dan mudah tersinggung,

tanpa ada alasan sama sekali. Hal-hal kecil dan remah menjadi gangguan besar. Anda

marah---bukan pada seseorang secara khusus, anda hanya sekadar marah. Energi anda

tidak berada di rumah, ia terganggu. Anda merasa tercerabut.

Kematian adalah tidur yang sangat istimewa. Seluruh gejolak kehidupan... tujuh

puluh, delapan puluh, atau sembilan puluh tahun gejolak kehidupan, dan semua

penderitaan hidup, dan semua kegairahan dan gangguan dan kecemasan akan lenyap,

mereka semua tidak lagi relevan. Anda kembali ke dalam kesatuan eksistensi yang

orisinal. Anda menjadi bagian dari bumi ini. Tubuh anda lenyap ke dalam bumi, nafas
anda lenyap di udara, api anda kembali ke matahari, air anda kembali ke samudera, dan

langit batin anda bertemu dengan langit luar. Inilah kematian. Bagaimana mungkin

seseorang bisa membenci kematian?

Anda pasti membawa kesalahpahaman. Anda pasti membawa sebuah ide bahwa

kematian adalah musuh. Kematian itu bukan musuh, kematian adalah sahabat terbesar.

Kematian harus disambut dengan hangat, kematian harus dinanti dengan hati penuh cinta.

Jika anda memikirkan kematian sebagai musuh, anda akan mati---setiap orang akan mati,

proses berpikir anda tidak akan membuat perbedaan apapun---bahkan anda akan mati

dengan menanggung rasa sakit yang sangat karena anda menolaknya, karena anda

memeranginya. Dalam penolakan itu, dalam upaya memerangi itu, anda menghancurkan

semua kegembiraan yang disediakan, dan hanya disediakan oleh kematian kepada anda.

Kematian yang dapat membawa kebahagiaan yang sangat mendalam akan berubah

menjadi rasa sakit (fisik dan mental) yang sangat tidak tertanggungkan.

Dan ketika rasa sakit yang tak tertanggungkan itu sedemikian parahnya, maka

seseorang terjatuh dalam ketidaksadaran. Terdapat sebuah batas yang dapat ditoleransi,

seseorang hanya dapat menanggung sekian banyak rasa sakit. Atas dasar ini, sembilan

puluh sembilan persen dari seratus persen, akan mati dalam keadaan tidak sadar. Mereka

berjuang, mereka melawan (kematian) hingga detik-detik akhir. Dan ketika ini tidak lagi

mungkin untuk melawan---mereka meletakkan seluruh energi mereka dalam keadaan

penuh risiko---mereka terjatuh ke dalam keadaan sejenis pingsan. Mereka mengalami

kematian yang tidak sadar.

Dan untuk mengalami kematian yang tidak sadar merupakan sebuah bencana

besar, karena anda tidak ingat apa yang telah terjadi. Anda tidak akan ingat bahwa
kematian adalah sebuah pintu menuju Ilahi. Anda akan dibawa melalui pintu itu, tapi bagi

seorang yang diusung tandu, yang tidak sadar, anda akan kehilangan peluang yang sangat

bernilai.

Itulah mengapa kita terus-menerus melupakan tentang kehidupan di masa lalu

kita. Jika anda mati dalam keadaan sadar, anda tidak akan lupa, karena tidak akan ada

jurang (kesenjangan) disana, akan ada kontinyuitas disana. Anda akan mengingat

kehidupan masa lalu anda---dan untuk mengingat kehidupan masa lalu itu adalah impor

yang sangat penting. Jika anda dapat mengingat kehidupan masa lalu anda, anda tidak

akan melakukan kesalahan yang sama untuk kedua kali. Jika anda melakukan kesalahan

sekali lagi, maka anda akan terus bergerak dalam lingkaran setan: lingkaran yang sama,

roda yang sama akan bergerak kembali, dan terus demikian. Anda akan mengharap-

harapkan ambisi-ambisi yang sama untuk kedua kalinya dan anda akan melakukan

ketololan yang sama sekali lagi, karena anda akan berpikir bahwa ini adalah untuk

pertama kalinya anda melakukan semua ini. Anda telah melakukan semua ini jutaan kali,

tapi setiap kali anda mati, sebuah jurang tampak menganga karena anda dalam keadaan

tidak sadar. Anda menjati terputus dengan masa lalu anda. Kemudian, kehidupan mulai

lagi dari ABC.

Itulah mengapa anda tidak dapat berkembang menjadi buddha-buddha. Evolusi

membutuhkan kesadaran yang terus-menerus akan masa lalu, sehingga kesalahan-

kesalahan yang sama tidak terulang kembali. Secara perlahan-lahan, kesalahan-kesalahan

akan lenyeap. Secara perlahan, anda menjadi sadar akan lingkaran setan ini; secara

perlahan, anda menjadi mampu untuk keluar darinya.


Jika anda mati dalam keadaan tidak sadar, anda akan terlahir kembali dalam

keadaan tidak sadar, karena kematian adalah satu sisi dari sebuah pintu dan kelahiran

dalah sisi lain dari sebuah pintu yang sama. Dari satu sisi, sang pintu akan berkata:

“Kematian” dan pada sisi yang lain, ia berkata: “Kelahiran.” Ia adalah pintu masuk, ia

adalah pintu keluar---ia adalah pintu yang sama.

Itulah mengapa anda telah lahir kembali tapi tidak mengingatnya. Anda tidak

ingat bahwa selama sembilan bulan berada di dalam kandungan, anda tidak ingat telah

lewat melalui kanal (terusan) kelahiran, anda tidak ingat rasa sakit yang sangat saat anda

meninggalkan dunia ini, anda tidak ingat trauma kelahiran anda. Dan trauma kelahiran itu

terus mempengaruhi anda; seluruh hidup anda akan tetap dipengaruhi oleh trauma

kelahiran anda.

Trauma itu harus dipahami, tapi satu-satunya cara untuk memahaminya adalah

dengan mengingatnya. Dan bagaimana cara mengingatnya? Anda begitu takut akan

kematian, anda begitu takut akan kelahiran, bahwa ketakutan yang sama, mencegah anda

dari melangkah ke dalamnya.

Anda berkata: “Emosi paling kuat yang saya miliki adalah dengan membenci

kematian.” Ini adalah kebencian anda akan kehidupan. Cintailah kehidupan, dan

kemudian suatu cinta yang alami terhadap kematian akan muncul, karena, adalah

kehidupan yang membawa kematian. Kematian tidak dipertentangkan dengan kehidupan,

kematian adalah proses mekarnya semua yang dikandung oleh kehidupan sebagai sebuah

biji. Kematian tidak datang dari langit; ia tumbuh di dalam diri anda, ini adalah proses

mekar anda, proses mengembang anda.


Apakah anda pernah melihat manusia yang benar-benar akan meninggal? Adalah

sangat jarang untuk melihat manusia yang benar-benar akan meninggal, tapi, jika anda

pernah melihatnya, anda akan dibuat surprise bahwa kematian membuat seseorang begitu

indah. Dia tidak pernah nampak begitu indah sebelumnya---tidak juga di masa kanak-

kanaknya, karena kemudian, dia menjadi lalai, tidak juga di masa mudanya, karena

kemudian, gairah (emosi yang sangat kuat) yang terlalu banyak dari kesenagan-

kesenangan yang bergelora. Tapi, ketika kematian datang, semuanya menjadi rileks.

Ketololan dari masa kanak-kanak tidak terjadi disana, dan kegilaan dari masa muda juga

telah lenyap. Penderitaan dari masa tua, penyakit dan keterbatasan di usia senja, juga

telah lenyap. Seseorang menjadi terbebaskan dari sang tubuh. Kegembiraan yang luar

biasa muncul dari inti batin terdalam, dan menyebar ke seluruh penjuru.

Di mata orang yang benar-benar akan meninggal, anda dapat melihat kilatan yang

bukan berasal dari dunia ini. Dan pada wajahnya, anda dapat melihat kedahsyatan yang

terkait dengan sesuatu yang melampaui dunia ini. Dan anda dapat merasakan keheningan,

keheningan yang tidak bersusah-payah (nonstruggling silence), keheningan yang tidak

menolak dari seorang yang bergerak perlahan, secara perlahan, menuju kematian...

dengan rasa syukur yang mendalam dan sikap menerima sepenuhnya atas semua

kehidupan yang telah diberikan kepadanya dan atas semua yang eksistensi telah begitu

bermurah hati. Suatu rasa syukur telah melingkupi dia.

Anda akan menemukan suatu ruang yang berbeda sepenuhnya di sekitar dia. Dia

akan mati sebagaimana seseorang harus mati. Dan dia akan melepaskan sejenis

kebebasan dimana orang-orang yang berada dekat dengannya akan menjadi terpaku dan

tercengang pada kebebasan itu, akan menjadi terpesona.


Di Timur, ini selalu menjadi peristiwa besar: kapan saja seorang master

meninggal, ribuan, kadang-kadang, jutaan orang berkumpul bersama untuk menyaksikan

fenomena agung ini. Tinggal berada disana dalam jarak dekat untuk melihat aroma yang

sangat wangi dilepaskan, untuk melihat nyanyian terakhir yang dinyanyikan oleh sang

master, dan untuk melihat cahaya yang datang saat tubuh dan jiwa terpisah. Ini sangat

menakjubkan; ini adalah pencahayaan (illumination) yang sangat terang.

Sekarang, para pakar sains mengetahui dengan sangat baik bahwa jika anda

membagi atom, maka energi yang sangat besar akan dilepaskan akibat pembagian itu.

Energi yang jauh lebih besar lagi akan dilepaskan ketika sang tubuh dan jiwa dipisahkan.

Mereka (tubuh dan jiwa) telah berkumpul bersama selama jutaan tahun kehidupan---

sekarang, tiba-tiba saja, saatnya telah tiba ketika mereka akan dipisahkan. Dalam

pemisahan itu, energi yang sangat besar dilepaskan. Energi yang dilepaskan itu dapat

menjadi suatu gelombang yang sangat besar bagi siapa saja yang ingin untuk meluncur di

atasnya. Mereka akan mengalami pengalaman kegembiraan yang sangat intens.

Jangan membenci kematian. Dan saya tahu, ini bukan hanya sang p enanya yang

membenci kematian, ini hampir terjadi pada setiap orang, karena kita telah diajarkan

filosofi yang salah kaprah. Kita telah dijelaskan bahwa kematian itu bertentangan dengan

kehidupan; padahal bukan demikian.. Telah dijelaskan kepada kita bahwa kematian itu

datang dan menghancurkan kehidupan. Ini adalah omong kosong sepenuhnya. Kematian

datang dan memenuhi kehidupan.

Jika kehidupan anda indah, kematian akan memperindahnya lebih indah lagi. Jika

hidup anda adalah kehidupan cinta, maka, kematian akan memberi anda pengalaman

cinta yang maksimal. fJika hidup anda adalah kehidupan penuh meditasi, maka, kematian
akan membawa anda pada kesadaran penuh. Kematian hanya meningkatkan dan

memperbesar---tentu saja, jika hidup anda adalah kehidupan yang salah, maka, kematian

akan mengembangkan hal itu juga. Kematian adalah memperbesar nilai sesuatu, ia

bersifat memantulkan---tapi anda adalah sang pelaku kejahatan. Kematian itu hanya

memantulkan fenomena.

Jangan membenci kematian. Jika anda membencinya, anda akan kehilangan

kematian dan anda akan kehilangan kehidupan juga.

Anda berkata: “Emosi yang paling kuat yang saya miliki adalah membenci

kematian.” Anda menyia-nyiakan emosi anda yang paling kuat secara tidak perlu.

Cintailah kehidupan. Jangan pernah berpikiran negatif, pemikiran negatif akan

mengarah kemana-mana. Jangan membenci kegelapan, cintailah cahaya. Letakkan energi

total anda ke dalam proses mencintai dan akan dibuat surprise, anda akan dibuat sangat

terkejut. Jika anda mencintai cahaya, suatu hari, anda akan menyadari, secara tiba-tiba,

bahwa kegelapan adalah hanyalah suatu fase dari cahaya, suatu fase cahaya yang sedang

tidak aktif.

Jangan membenci dunia ini, sebagaimana telah dijelaskan kepada anda berulang-

ulang kali di masa lalu oleh apa yang anda sebut sebagai manusia-manusia suci. Cintailah

kehidupan, cintailah dunia ini, karena bila cinta anda hadir dalam intensitasnya yang

total, anda akan menemukan yang ilahiah disini dan sekarang ini. Ia tersembunyi. Ia

tersembunyi di pohon-pohon, di gunung-gunung, di sungai-sungai, di tengah-tengah

masyarakat---dalam diri suami anda, dalam diri istri anda, dalam diri anak-anak anda.

Jika anda membenci kehidupan, jika anda membenci dunia ini dan anda melarikan diri

darinya, berarti anda menjauh dari yang ilahiah.


Afirmasikan kehidupan, biarkan energi-energi anda terfokus pada hal-hal yang

positif. Hal yang negatif itu bukan cara untuk hidup; tak seorang pun yang dapat hidup

dengan dalam hal-hal yang negatif. Dalam keadaan negatif, orang-orang hanya ingin

melakukan tindakan bunuh diri. Semua hal yang negatif bersifat bunuh diri. Hanya

afirmasi, afirmasi total, yang akan membawa anda menuju realitas.

Anda berkata: “Emosi yang paling kuat yang saya miliki adalah membenci

kematian. Saya ingin membunuhnya sekali dan untuk semua!”

Anda tidak dapat melakukannya. Tak seorang pun yang dapat melakukannya, ini

tidak mungkin; ini bukan sifat alami dari berbagai hal. Pada hari anda dilahirkan,

kematian telah menjadi pasti, secara mutlak. Sekarang, tidak ada upaya untuk

menghindarinya. Kematian dapat dibatalkan hanya jika anda membatalkan kelahiran.

Anda telah mati! Pada hari anda dilahirkan, anda telah mati---karena di dalam kelahiran

anda, kematian telah ditentukan. Jika anda benar-benar tidak menginginkan kematian

lagi, maka anda akan harus melakukan sesuatu sehingga anda tidak terlahir kembali.

Inilah seluruh pendekatan dunia Timur: bagaimana caranya agar tidak terlahir

kembali. Terdapat cara-cara agar tidak terlahir kembali. Jika hasrat melenyap, anda tidak

akan datang kembali. Ini adalah hasrat yang membawa anda masuk ke dalam tubuh hasrat

adalah lem perekat yang menjaga anda terus melekat pada tubuh. Satu tubuh lenyap dan

hasrat menciptakan tubuh lain, dan demikian seterusnya. Lenyapkan hasrat, sehingga

anda tidak akan membutuhkan kelahiran. Jika kelahiran lenyap,ematan akan lenyap

dengan irama dan logikanya sendiri. Maka, terdapat kehidupan yang abadi: tidak ada

kelahiran, tidak ada kematian.


Ini adalah obat paling mujarab—obat dari tidak ada kelahiran, tidak ada kematian.

Ini adalah rasa (selera) dari seluruh pendekatan dunia Timur, pemahaman utuh dunia

Timur, wawasan dunia Timur. Tapi, ingat, anda tidak dapat memerangi kematian. Anda

tidak dapat melenyapkan kelahiran, dan kemudian kematian akan lenyap. Tapi, yang

terjadi adalah hal-hal yang biasanya terjadi, kita mencintai kelahiran, kita mencintai

kehidupan, dan itulah mengapa sebabnya kita membenci kematian. Sekarang, anda

melangkah menuju sesuatu yang tidak mungkin dan anda tidak akan dapat

mengendalikan diri anda sendiri.

Anda berkata: “Saya ingin membunuhnya!” Jika anda benar-benar ingin

membunuh kematian, terimalah ia. Terimalah ia secara total---dan dalam sikap menerima

seperti ini, kematian akan lenyap. Karena anda tidak pernah benar-benar mati, hanya

sang ego saja yang mati. Dan jika anda menerima kematian secara total, anda telah

menolak ego anda sendiri. Kemudian, tidak ada lagi yang tersisa yang harus dilakukan

oleh kematian; anda telah melakukan pekerjaan-pekerjaannya berdasarkan cara anda

sendiri. Apa yang bisa diambil oleh kematian dari anda? Ia akan mengambil uang anda, ia

akan mengambil istri anda, suami anda, ia akan mengambil keluarga dan kerabat anda, ia

akan mengambil dunia anda. Jangan melekat dan terikat pada semua hal ini---lalu, apa

yang tersisa bagi kematian untuk mengambil sesuatu dari anda? Ia akan mengambil ego

anda, identitas diri anda. Ide yang menyatakan bahwa “Saya eksis sebagai suatu wujud

yang terpisah” : kematian akan merenggutnya.

Anda tidak dapat melenyapkannya. Itulah, kandungan menyeluruh dari meditasi.

Ia adalah suatu kesadaran, keputusan sukarela: “Saya akan melenyapkan ego ini, saya

tidak akan berpegang erat padanya.” Jika anda tidak memegang erat sang ego, lalu, apa
yang tersisa? Anda telah mati. Dan hanya mereka yang telah mati yang bisa menaklukkan

kematian dan mencapai kemelimpahan hidup.

Setiap kali saya merasa sangat tertarik kepada seseorang, dan

merasa bahwa sangat mungkin saya sedang jatuh cinta, muncullah rasa

takut. Ini terjadi bahkan ketika orang lain jelas-jelas merasa tertarik

kepada saya, juga, sehingga saya tidak berpikir ini hanya suatu rasa takut

akan penolakan. Ini lebih seperti suatu yang aneh, teror eksistensial.

Dapatkah anda membantu saya memahami ini?

Cinta selalu membuat seseorang menjadi gugup, dan terdapat beberapa alasan

disana mengapa ia membuat seseorang menjadi gugup. Ia datang dari alam bawah sadar,

dan semua kemampuan anda berada di alam sadar; semua ketrampilan anda, semua

pengetahuan anda, berada di alam sadar. Cinta datang dari alam bawah sadar dan anda

tidak tahu bagaimana cara mengatasinya, apa yang harus dilakukan dengannya, dan ia

banyak menyulitkan anda.

Alam bawah sadar itu sembilan kali lebih besar daripada alam sadar, sehingga apa

saja yang datang dari alam bawah sadar selalu bersifat meliputi. Itulah mengapa orang-

orang takut akan emosi-emosi, perasaan-perasaan. Mereka menahannya, mereka takut

emosi dan perasaan itu akan menciptakan suasana chaos---mereka berhasil, tapi chaos itu

indah!

Terdapat kebutuhan pada keteraturan dan terdapat kebutuhan pada situasi chaos

pula. Ketika keteraturan dibutuhkan, gunakan keteraturan, gunakan pikiran dari alam

sadar; ketika chaos dibutuhkan, gunakan alam bawah sadar dan biarkan chaos terjadi.
Manusia yang menyeluruh, manusia yang total itu adalah seorang yang mampu

menggunakan keduanya---yang tidak mengizinkan adanya gangguan dari alam sadar ke

dalam alam bawah sadar, atau gangguan dari alam bawah sadar ke dalam alam sadar. Ada

beberapa hal dimana anda hanya dapat melakukannya secara sadar. Tapi, cinta tidak

seperti itu, puisi tidak seperti itu; mereka datang dari alam bawah sadar. Jadi, anda harus

meminggirkan alam sadar anda.

Adalah alam sadar yang berupaya untuk memegang erat dan melekat pada banyak

hal, karena ia merasa takut. Ia merasa bahwa sesuatu yang sangat besar akan datang,

suatu gelombang dahsyat; apakah ia akan dapat bertahan? Ia berupaya untuk

menghindarinya, ia berupaya untuk tetap menjauh darinya; ia ingin melarikan diri,

bersembunyi di suatu tempat. Tapi, itu tidak benar. Itulah mengapa orang-orang telah

menjadi tumpul dan mati. Semua musim semi kehidupan, berada di alam bawah sadar.

Alam sadar hanya tertarik pada hal-hal yang berguna; ia adalah suatu kegunaan, tapi ia

bukan kegembiraan hidup, ini bukan perayaan. Alam sadar adalah baik jika anda berpikir

tentang sarana-sarana yang mendukung kehidupan, tapi bukan kehidupan itu sendiri.

Kehidupan datang dari alam bawah sadar, dari wilayah yang tidak dikenal, dan wilayah

yang tidak dikenal itu selalu saja menakutkan.

Izinkan ia. Itulah seluruh kerja saya disini, untuk membantu anda mengizinkan

alam bawah sadar. Dan sekali anda mulai menikmatinya, rasa gugup anda akan lenyap.

Tidak perlu untuk mengontrolnya; seseorang tidak perlu harus selalu sibuk bekerja

selama dua puluh empat jam.

Pernah terjadi bahwa seorang penguasa China pergi untuk mengunjungi seorang

guru Zen yang hebat. Guru Zen ini sedang berguling-guling di atas lantai sambil tertawa-
tawa, dan murid-muridnya juga ikut tertawa; sang guru pasti sedang menceritakan sebuah

lelucon atau sesuatu. Sang penguasa merasa malu. Dia tidak dapat mempercayai

pandangan matanya atas perilaku yang sangat tidak sopan ini. Dia tidak dapt mencegah

dirinya dari mengucapkan sesuatu. Dia menjelaskan kepada sang guru: “Ini sangat tidak

sopan! Ini tidak diharapkan dari seseorang seperti anda; sedikit banyak, harus tetap

menjaga kesopanan. Anda berguling-guling di atas lantai, sambil tertawa seperti seorang

gila.”

Sang guru melihat kepada sang penguasa. Dia sedang membawa sebuah busur

panah; di masa itu, para penguasa adalah golongan ksatria, dan mereka membawa busur-

busur dan anak-anak panah. Sang guru berkata: “Jelaskan kepadaku satu hal; Apakah

anda selalu membuat busur ini tegang terus, atau anda juga mengizinkankannya untuk

rileks (kendur)?”

Sang penguasa berkata: “Jika kita memperlakukan sebuah burus menjadi tegang

terus-menerus, ia akan kehilangan kelenturannya, ia akan menjadi tidak berguna

kemudian. Ia harus dibuat rileks (kendur) sehingga kapan saja kita membutuhkannya, ia

tetap dalam keadaan lentur.” Dan sang guru berkata: “Itulah yang sedang saya lakukan.”

Terdapat momen-momen ketika orang-orang begitu rileks, rileks yang begitu liar,

bahwa mereka tidak harus mengikuti formalitas apapun. Dan cinta adalah relaksasi itu.

Seseorang tidak perlu sibuk selama dua puluh empat jam. Sambil bekerja, hadirlah dalam

pikiran sadar; bersikaplah waspada, penuh perhitungan. Menjadilah cerdas, menjadilah

trampil, menjadilah efisien. Tapi, itu hanya bagian dari sikap utilitarian (lebih

mengutamakan nilai guna daripada keindahan). Di luar kantor, bersikaplah rileks dan
dibanjiri oleh alam bawah sadar yang sangat berlimpah; tenggelamkan diri dalam alam

bawah sadar dan menjadilah alami tanpa terikat peraturan dan formalitas.

Jika tidak, maka ini adalah suatu lingkaran setan. Anda merasa gugup, anda

merepresi energi. Anda merepresi energi dan bahwa energi yang terepresi ini

menciptakan lebih banyak rasa takut di dalam diri anda, sehingga anda merasa lebih

gugup; anda merasa selebih gugup, anda lebih banyak merepresi, dan seterusnya; ia akan

terus demikian. Semakin anda merepresi, semakin gugup yang akan anda rasakan;

semakin gugup yang anda rasakan, maka semakin anda akan merepresi. Anda harus

melakukan pendobrakan, keluar dari lingkaran setan ini. Yang dibutuhkan adalah

melompat.

Dapatkah anda mengatakan sesuatu tentang bagaimana rasa

bersalah dan rasa takut itu saling berhubungan? Kadang-kadang, saya

mendapati sulit untuk memisahkan keduanya.

Rasa takut adalah alami; rasa bersalah adalah ciptaan para pendeta. Rasa bersalah

itu buatan manusia. Rasa takut itu sudah terdapat sejak dari sananya, dan ia bersifat

sangat esensial. Tanpa ada rasa takut, anda tidak akan dapat bertahan sama sekali. Rasa

takut itu normal. Ini karena rasa takut itu membuat anda tidak meletakkan tangan anda ke

dalam api. Ini karena rasa takut itu membuat anda berjalan ke arah kanan atau ke arah

kiri, apapun hukum yang berlaku di sebuah negara. Berkat rasa takutlah sehingga anda

akan menghindari racun. Berkat rasa takutlah sehingga ketika sopir truk membunyikan

klaksonnya, anda lari dari badan jalan.

Jika anak kecil tidak mempunyai rasa takut, maka tidak ada kemungkinan bahwa

dia akan dapat bertahan. Rasa takutnya adalah sebuah ukuran perlindungan-kehidupan.
Tapi, karena kecenderungan alami ini untuk melindungi diri sendiri... dan tak ada yang

salah di dalamnya, anda mempunyai hak untuk melindungi diri anda sendiri. Anda

mempunyai semacam kehidupan yang sangat berharga untuk dilindungi, dan rasa

takutlah yang akan menolong anda. Rasa takut itu adalah kecerdasan. Hanya orang-orang

idiot yang tidak mempunyai rasa takut, hanya orang-orang embisil yang tidak mempunyai

rasa takut; atas dasar ini, anda harus melindungi orang-orang ini, jika tidak, mereka akan

membakar diri mereka hidup-hidup, atau mereka akan meloncat dari sebuah gedung

tinggi, atau mereka akan menyelam ke dalam laut tanpa mengetahui cara berenang---apa

saja yang mereka lakukan.

Rasa takut adalah kecerdasan; ketika anda melihat seekor ular melintasi jalan,

anda meloncat keluar dari jalan. Ini bukan tindakan pengecut, ini adalah kecerdasan.

Tapi, terdapat dua kemungkinan untuk dapat keluar dari fenomena alami ini. Rasa takut

dapat menjadi abnormal, ia dapat menjadi patologis. Sehingga anda takut akan sesuatu

dimana tidak dibutuhkan rasa takut terhadap hal itu, meskipun anda, bahkan, dapat

menemukan argumen atas rasa takut anda yang abnormal itu.

Misalnya, seseorang takut memasuki sebuah rumah. Secara logika, anda tidak

dapat membuktikan bahwa dia salah. Dia berkata: “Apa jaminannya bahwa rumah ini

tidak akan ambruk?” Sekarang, bangunan rumah-rumah dikenal mudah ambruk, maka

rumah ini juga dapat ambruk. Orang-orang banyak tertimpa oleh bangunan yang ambruk.

Tak seorang pun dapat memberi jaminan mutlak bahwa rumah ini tidak akan ambruk;

suatu gempa bumi dapat terjadi, selalu ada kemungkinan yang akan terjadi, apa saja.

Orang lain merasa takut sehingga dia tidak dapat melakukan perjalanan karena terjadi

banyak kecelakaan kereta api. Seseorang yang lain lagi merasa takut sehingga tidak dapat
mengendarai mobilnya, karena banyak terjadi kecelakaan mobil. Ada juga orang lain

yang merasa takut naik pesawat. Jika anda merasa takut dengan cara seperti ini, ini adalah

tidak cerdas. Sehingga anda menjadi takut pada tempat tidur anda juga, karena hampir

sembilan puluh tujuh persen orang-orang, meninggal di atas tempat tidur mereka---

sehingga anda merasa tempat tidur sebagai tempat yang paling berbahaya! Secara logika,

anda harus menjaga jarak sejauh mungkin dengan tempat tidur, jangan pernah

mendekatinya. Tapi, kemudian, anda akan membuat hidup anda menjadi tidak mungkin.

Rasa takut dapat menjadi abnormal; sehingga ia bersifat patologis. Dan karena

adanya kemungkinan inilah sehingga para pendeta telah menggunakannya, para politisi

telah menggunakannya, semua jenis para penindas telah menggunakannya. Mereka

membuat rasa takut menjadi bersifat patologis, dan kemudian ini menjadi sangat

sederhana untuk mengeksploitasi anda. Sang pendeta membuat anda takut akan neraka.

Lihat saja di kitab-kitab suci, dengan kegembiraan macam apa mereka menggambarkan

berbagai macam siksaan, dengan sesuka hatinya! Adolf Hitler mestinya membaca kitab-

kitab suci ini yang menggambarkan neraka. Dia sendiri tidak seperti seorang jenius yang

kreatif saat dia menemukan kamp konsentrasi dan semua jenis kekejaman. Dia mestinya

telah menemukan berbagai bentuk kekejaman ini di dalam kitab-kitab suci agama-

agama---mereka sudah terkandung disana, para pendeta telah melakukan tugas mereka.

Dia (Hitler) hanya mempraktikkan apa yang telah dikhutbahkan oleh para pendeta. Dia

benar-benar seorang manusia relijius! Para pendeta hanya berbicara tentang neraka yang

menanti anda setelah kematian. Hitler berkata: “Mengapa menunggu begitu lama? Saya

akan menciptakan sebuah neraka disini, sekarang juga, sehingga anda dapat

merasakannya.”
Para pendeta menjadi sadar sejak dari awal bahwa orang-orang dapat dibuat

menjadi sangat takut. Dan jika anda membuat mereka takut, maka anda dapat mengontrol

dan memerintah mereka. Berdasarkan rasa takutlah sehingga bangsa-bangsa menjadi

eksis. Orang-orang India merasa takut terhadap orang-orang Pakistan, dan orang-orang

Pakistan merasa takut kepada orang-orang India, demikian pula yang terjadi di seluruh

penjuru dunia. Ini sangat bodoh! Kita merasa takut satu sama lain, dan akibat dari rasa

takut inilah sehingga para politisi menjadi penting. Para politisi berkata bahwa mereka

akan menyelamatkan anda disini, di dunia ini, dan para pendeta berkata bahwa dia akan

menyelamatkan anda di dunia lain. Dan mereka saling berkonspirasi bersama.

Adalah rasa takut yang menciptakan rasa bersalah, tapi bukan ketakutan itu

sendiri. Rasa takut menciptakan rasa bersalah melalui para pendeta dan para politisi. Para

pendeta dan politisi menciptakan di dalam diri anda sebuah patologi, suatu rasa takut.

Dan secara alami, manusia itu begitu peka dan begitu rentan, dia menjadi takut.

Kemudian, anda dapat menjelaskan kepadanya untuk melakukan apa saja dan dia akan

melakukannya, dengan sangat menyadari bahwa ini adalah tindakan bodoh, sangat

menyadari di dalam lubuk hatinya bahwa ini semua adalah omong kosong---tapi siapa

yang menyadari? Karena rasa takut, seseorang dapat dipaksa untuk melakukan apa saja

guna menyelamatkan dirinya. Dan karena rasa takut yang patologis telah diciptakan di

dalam diri anda adalah tidak alami, kealamian anda memberontak terhadapnya.

Kemudian, dalam suatu kesempatan lain, anda melakukan sesuatu yang alami, yang

bertentangan dengan rasa takut yang tidak alami ini, dan muncullah rasa bersalah.

Rasa bersalah berarti anda mempunyai ide-ide yang tidak alami dalam pikiran

anda tentang bagaimana seharusnya melangsungkan kehidupan, apa yang harus


dilakukan. Kemudian, pada suatu hari, anda mendapati diri anda mengikuti natur dan

anda melakukan hal yang alami, anda melangkah melawan ideologi yang sedang anda

anut. Karena anda melangkah menentang ideologi, rasa bersalah muncul dan anda

menjadi inferior. Anda merasa rendah dan tidak layak.

Tapi, dengan memberi ide-ide yang tidak alami kepada masyarakat, anda tidak

dapat mentransformasi mereka. Oleh karena itulah, para pendeta dapat mengeksploitasi

masyarakat, tapi mereka tidak mampu untuk mentransformasi mereka. Mereka tidak

tertarik untuk mentransformasi anda; seluruh ide mereka adalah untuk mempertahankan

anda selalu dalam keadaan diperbudak. Mereka menciptakan suatu kesadaran di dalam

diri anda. Kesadaran anda adalah bukan benar-benar kesadaran anda, kesadaran anda

telah diciptakan oleh agama-agama anda. Mereka berkata: “Ini adalah salah.” Anda

mungkin tahu dari inti terdalam eksistensi anda bahwa tampaknya tidak ada sesuatu yang

salah di dalamnya, tapi mereka mengatakan ini salah dan mereka terus menghipnotis

anda dari dari masa kanak-kanak anda. Hipnosa ini berlangsung secara mendalam,

memasuki relung-relung terdalam dari diri anda, hampir menjadi bagian dari eksistensi

anda. Ia menahan anda agar tidak dapat kembali.

Mereka menjelaskan kepada anda bahwa seks adalah salah, tapi seks adalah

semacam fenomena alami dimana anda merasa tertarik terhadapnya. Dan tak ada satupun

yang salah saat merasa tertarik kepada seorang perempuan atau seorang laki-laki. Ini

hanyalah bagian dari alam. Tapi, kesadaran anda mengatakan: “Ini salah.” Sehingga anda

menahan diri anda. Separuh diri anda melangkah menuju yang lain dan separuhnya lagi

menarik anda kembali. Anda tidak dapat membuat keputusan apapun; anda selalu terbagi,

terpecah. Jika anda memutuskan untuk pergi bersama seorang perempuan atau seorang
laki-laki, kesadaran anda akan menyiksa anda: “Kamu telah berbuat dosa.” Jika anda

tidak jadi pergi, kealamian anda akan menyiksa anda: “Kamu telah menyengsarakan

aku!” Sekarang, anda berada dalam dua ikatan. Apapun yang anda lakukan, anda akan

menderita, dan semakin anda menderita, semakin anda banyak berhubungan dengan sang

pendeta untuk meminta nasihat. Semakin anda menderita, semakin anda mencari

penyelamatan.

Bertrand Russel sangat benar saat menyatakan bahwa jika seorang laki-laki

diberikan kebebasan yang alami dan total dari apa yang disebut sebagai kesadaran dan

moralitasnya ini, dan jika dia dibantu untuk menjadi wujud yang alami dan terintegrasi---

cerdas, memahami, menjalani hidup sesuai dngan cahayanya sendiri dan tidak

berdasarkan nasihat orang lain---maka apa yang disebut dengan agama-agama akan

lenyap dari muka bumi ini.

Saya sangat setuju dengan dia. Apa yang disebut dengan agama-agama, tentu

akan lenyap dari dunia ini. Jika orang-orang tidak dalam penderitaan, tidak ingin mencari

penyelamatan. Tapi, Bertrand russel melanjutkan pendapatnya bahwa agama itu sendiri

akan lenyap dari muka bumi ini. Disini, saya tidak setuju dengan dia. Apa yang disebut

dengan agama-agama akan lenyap, dan karena apa yang disebut dengan agama-agama ini

akan lenyap, maka akan muncul, untuk pertama kalinya di dunia ini, peluang bagi suatu

sikap keberagamaan otentik yang eksis. Para penganut Kristen, tidak akan berada disana,

Orang-orang Hindu tidak akan berada disana, pengikut Muhammad tidak akan berada

disana: yang muncul kemudian hanyalah suatu sikap keberagamaan baru yang menyebar

ke seluruh penjuru bumi. Orang-orang akan hidup menurut kesadaran mereka sendiri.

Tidak akan ada rasa bersalah disana, tidak ada pertobatan, karena tindakan-tindakan ini
tidak akan pernah mengubah masyarakat. Masyarakat tetap dalam keadaan yang sama;

mereka hanya terus mengubah baju luar mereka, bentuk luar mereka. Secara substansial,

tidak ada perubahan melalui rasa bersalah, melalui rasa takut, melalui surga, melalui

neraka. Semua ide-ide ini telah gagal sepenuhnya. Kita telah hidup dalam jenis dunia

yang sangat salah; kita telah menciptakan sejenis situasi yang salah. Masyarakat hanya

terus mengalami perubahan secara dangkal: penganut Hindu menjadi seorang Kristen,

penganut Kristen menjadi seorang Hindu, dan tidak pernah ada yang berubah. Semua

tetaplah sama.

Seorang pelacur yang telah mengalami reformasi sedang memberikan kesaksian

kepada Bala Keselamatan (Salvation Army) di satu sudut jalan pada hari Sabtu malam,

dengan membaca risalah ikrarnya sambil menabuh drum besar.

“Saya harus (used to) menjadi seorang pendosa!” teriaknya (Bum) “Harus

menjadi perempuan nakal (bum!) saya harus minum! (bum!) Berjudi! (bum!) Pelacur!

(bum! bum!) Harus pergi pada setiap hari Sabtu malam dan menghadirkan neraka!

(bum! bum! bum!) Sekarang, apa yang saya lakukan di malam minggu? Saya berdiri di

sudut jalan ini, sambil menabuh drum brengsek ini!”

10. BAG. III


WATCHFULNESS
KEWASPADAAN:
Kunci Menuju Transformasi

Tidak mengidentifikasi pemikiran-pemikiran anda adalah lebih mudah daripada tidak

mengidentifikasi perasaan-perasaan anda, karena, pemikiran-pemikiran lebih dangkal

sifatnya. Tidak mengidentifikasi perasaan-perasaan adalah sedikit lebih sulit karena

mereka berada lebih dalam, dan mereka lebih berakar dalam sistem biologis anda, ke

dalam sistem kimiawi anda, dalam hormon-hormon anda. Pemikiran-pemikiran hanya

seperti awan yang mengapung. Mereka tidak berakar dalam sistem kimiawi anda, dalam

sistem biologis anda, dalam fisiologi anda, dalam hormon-hormon anda; mereka hanya

seperti awan yang mengapung tanpa akar sama sekali. Tapi, perasaan-perasaan

mempunyai akar-akar, sehingga sulit untuk mencabut mereka.

Adalah mudah untuk menjadi waspada tentang teori relativitas; adalah sulit untuk

menjadi saksi atas amarahmu, cintamu, keserakahanmu, ambisimu. Alasannya adalah

bahwa mereka berakar lebih dalam di dalam tubuh. Bahkan kesaksian ini adalah

semacam sebilah pedang yang tajam: ia menebas pemikiran-pemikiran, perasaan-

perasaan, emosi-emosi, dalam sekali gebrakan. Dan anda akan mengetahuinya melalui

pengalaman ketika anda menyelam lebih dalam saat bermeditasi. Sang tubuh, tertinggal

jauh di belakang, emosi-emosi, pemikiran-pemikiran... hanya kesaksian yang tersisa.

Itulah kealamian anda yang otentik.

CIPTAKAN SEDIKIT JARAK


Jika anda dapat bermeditasi, jika anda dapat menciptakan sedikit jarak antara

pikiran anda dan eksistensi anda, jika anda dapat melihat dan merasa dan mengalami

bahwa anda bukanlah pikiran anda, maka suatu revolusi dahsyat akan terjadi di dalam diri

anda. Jika anda bukan pikiran anda, maka, anda tidak dapat menjadi kecemburuan anda,

anda tidak dapat menjadi kesedihan anda, anda tidak dapat menjadi amarah anda.

Kemudian, mereka hanya berada disana, dalam keadaan tidak berhubungan

dengan anda; anda tidak memberi energi apapun kepada mereka. Mereka sebenarnya

adalah parasit-parasit yang selama ini hidup dalam darah anda, karena anda

mengidentifikasi pikiran. Meditasi berarti tidak mengidentifikasi pikiran.

Ini adalah sebuah metode yang sederhana, bukan sesuatu yang kompleks yang

hanya dapat dilakukan oleh segelintir orang saja. Cobalah duduk dalam diam, kapan saja,

pada saat apa saja, dan amati. Tutuplah kedua mata anda dan amati yang sedang

berlangsung. Menjadilah seorang pengamat. Jangan memvonis bahwa ini baik, bahwa itu

buruk, ini tidak seharusnya terjadi, seharusnya begini ....

Tidak ada vonis (upaya menilai), anda hanyalah seorang pengamat.

Hanya butuh sedikit waktu untuk mencapai kewaspadaan yang murni. Dan pada

saat anda adalah seorang pengamat murni, anda akan dibuat surprise bahwa sang pikiran

telah lenyap.

Terdapat sebuah proporsi: jika anda hanya satu persen pengamat, maka yang

sembilan puluh sembilan persen adalah pikiran. Jika anda adalah sepuluh persen

pengamat, maka yang sembilan puluh persen adalah pikiran. Jika anda sembilan puluh

persen pengamat, maka hanya sepuluh persen pikiran yang tersisa.


Jika anda menjadi pengamat seratus persen, maka tidak ada pikiran---tidak ada

kesedihan, tidak ada amarah, tidak ada cemburu---hanya kejernihan, keheningan dan

berkah.

****

Seseorang hendaknya mulai mengamati dan mencermati tubuhnya: saat berjalan,

duduk, saat mau tidur, saat makan. Seseorang hendaknya mulai dari yang paling solid

(benda padat), karena ini lebih mudah, dan kemudian, barulah seseorang melangkah

menuju pengalaman-pengalaman yang lebih halus (subtil). Seseorang hendaknya mulai

mengamati pemikiran-pemikiran, dan ketika dia menjadi seorang ahli dalam mengamati

pemikiran-pemikiran, maka, dia hendaknya mulai mengamati perasaan-perasaan. Setelah

anda merasa bahwa anda dapat mengamati perasaan-perasaan anda, maka anda

hendaknya mulai mengamati suasana-suasana hati (mood) anda, yang bahkan lebih halus

daripada perasaan-perasaan anda, dan lebih samar.

Keajaiban dari proses mengamati ini adalah bahwa saat anda sedang mengamati

tubuh, aspek pengamat anda menjadi lebih kuat; saat anda sedang mengamati pemikiran-

pemikiran, aspek pengamat anda menjadi lebih kuat; saat anda sedang mengamati

perasaan-perasaan, aspek pengamat dalam diri anda bahkan menjadi lebih kuat lagi.

Ketika anda sedang mengamati suasana-suasana hati anda, aspek pengamat dari diri anda

menjadi sedemikian kuatnya sehingga ia hanya menyisakan dirinya sendiri---proses

pengamatan itu sendiri, seperti halnya sebatang lilin di malam gelap, ia bukan hanya

cahaya-cahaya bagi segala sesuatu di sekitarnya, ia sekaligus cahaya-cahaya itu sendiri.

Untuk menemukan aspek pengamat dalam kemurniannya merupakan prestasi

terbesar dalam bidang spiritual, karena aspek pengamat dalam diri anda adalah jiwa sejati
anda; aspek pengamat dalam diri anda adalah keabadian anda. Tapi, ini tidak akan terjadi

saat anda berpikir: “Aku telah mendapatkannya,” karena, pada saat itulah anda gagal

meraihnya.

Mengamati adalah sebuah proses yang abadi; anda selalu terus menjadi lebih

mendalam dan lebih mendalam lagi, tapi, anda tidak pernah sampai pada titik akhir

dimana anda dapat mengatakan: “Aku telah mendapatkannya.” Dalam kenyataannya,

semakin dalam anda menyelam, semakin anda menjadi sadar bahwa anda telah masuk ke

dalam sebuah proses yang abadi, tanpa ada awal dan akhir.

Tapi, banyak orang yang mengamati orang lain; mereka tidak pernah merepotkan

diri untuk mengamati diri mereka sendiri. Setiap orang mengamati apa yang dilakukan

orang lain, apa yang sedang dikenakan orang lain, bagaimana dia memandang---itulah

pengamatan yang paling dangkal. Setiap orang itu sedang mengamati; ini bukan hal baru

untuk diperkenalkan dalam hidup anda. Ia hanya harus diperdalam, dialihkan dari orang

lain dan disasar menuju perasaan-perasaan batin anda sendiri, menuju pemikiran-

pemikiran dan suasana-suasana hati anda sendiri---dan akhirnya, sang pengamat itu

sendiri.

Seorang Yahudi sedang duduk di dalam sebuah kereta, yang berseberangan

duduknya dengan seorang pendeta. “Jelaskan kepadaku, praktik ibadahmu,” tanya

orang Yahudi, “mengapa anda mengenakan kerah (baju) belakang yang dipindah ke

bagian depan?”

“Karena aku adalah seorang pendeta,” jawab pendeta.

“Aku juga seorang pendeta, tapi saya tidak mengenakan kerah seperti itu,” kata

si Yahudi.
“Oh,” kata sang pendeta, “tapi aku adalah seorang pendeta bagi ribuan orang.”

“Jadi, mungkin sekali,” sahut si Yahudi, “anda membalik celana-celana bagian

belakang anda, diubah ke bagian depan.”

Orang banyak sangat perhatian terhadap setiap orang lain. Anda dapat tertawa

sangat mudah tentang tindakan-tindakan konyol orang lain, tapi, pernahkan anda

menertawakan diri anda sendiri? Apakah anda pernah mendapati diri anda melakukan

sesuatu yang konyol? Tidak, anda terus membentengi diri anda dalam keadaan tidak

teramati; seluruh perhatian anda terarah kepada orang-orang lain, dan ini sangat tidak

membantu.

Gunakan energi dari tindakan memperhatikan dan mengamati ini untuk

mentransformasi eksistensi anda. Ia dapat membawa banyak kebahagiaan dan berkah

bagi anda sehingga anda bahkan tidak dapat bermimpi tentangnya. Sebuah proses yang

sederhana, tapi, begitu anda mulai menggunakannya yang diarahkan kepada diri anda

sendiri, maka ia menjadi sebuah meditasi.

Seseorang dapt melakukan meditasi berdasarkan apa saja. Apa saja yang dapat

mengarahkan anda menuju diri anda sendiri adalah meditasi. Dan adalah sangat

signifikan untuk menemukan sendiri proses meditasi anda, karena dalam proses untuk

menemukan ini, anda akan memperoleh kegembiraan yang luar biasa. Berhubung ini

adalah penemuan anda sendiri, dan bukan ritual yang telah dibebankan kepada anda,

maka anda akan dengan senang hati untuk menyelam lebih dalam masuk ke dalamnya.

Semakin dalam anda menyelam ke dalamnya, semakin lebih berbahagia yang akan anda

rasakan---kedamaian, lebih hening, lebih harmoni, lebih bermartabat, lebih anggun.


Anda semua mengetahui proses mengamati, sehingga tidak ada pertanyaan dalam

mempelajarinya. Ini hanya sebuah pertanyaan tentang mengubah obyek pengamatan.

Bawalah ia lebih dekat. Amati tubuh anda dan anda akan dibuat surprise. Saya dapat

menggerakkan tangan saya tanpa mengamati, dan saya dapat menggerakkan tangannya

dengan mengamati. Anda tidak akan melihat adanya perbedaan, tapi, saya dapat

merasakan perbedaan itu. Ketika saya menggerakkan tangan saya dengan perhatian

penuh, ada keanggunan dan keindahan di dalamnya, suatu kedamaian, dan keheningan.

Anda dapat berjalan, sambil mengamati setiap langkah; ini akan memberi anda semua

manfaat yang dapat diberikan oleh tindakan berjalan sebagai suatu latihan, ditambah

dengan, ia akan memberi anda keuntungan yang sangat besar, meditasi sederhana.

Sebuah biara di Bodhgaya dimana Buddha Gautama menjadi tercerahkan, telah

dijadikan sebagai monumen peringatan tentang dua hal: yang pertama adalah sebuah

pohon bodhi tempat sang Buddha biasa duduk. Dan persis di sebelah pohon, terdapat

batu-batu kecil yang digunakan untuk berjalan perlahan. Dia sedang bermeditasi, dengan

posisi duduk, dan ketika dia merasa bahwa terlalu banyak duduk---suatu latihan ringan

diperlukan untuk tubuh---dia akan berjalan di atas batu-batu kecil ini. Itu adalah meditasi

berjalan dia.

Ketika saya berada di Bodhgaya saat berlangsung camp meditasi disana, saya

menziarahi biara ini. Saya melihat Lama-lama (Bhiksu-bhiksu) Buddha dari Tibet, dari

Jepang, dari Cina. Mereka semua mmberi sikap hormat pkepada pohonbodhi ini, dan

saya tidak melihat seorang pun dari mereka yang menghormati batu-batu yang telah

dgunakan oleh sang Buddha untuk berjalan bermil-mil jauhnya. Saya menjelaskan

kepada mereka: “Ini tidak benar. Anda hendaknya tidak melupakan batu-batu ini. Mereka
telah diinjak-injak oleh kaki Buddha Gautama jutaan kali.” Tapi, saya tahu mengapa

mereka tidak menaruh perhatian sedikitpun terhadap batu-batu ini, karena mereka telah

lupa sepenuhnya bahwa Buddha telah menekankan bahwa anda seharusnya mengamati

setiap tindakan dari tubuh anda: berjalan, duduk, berbaring. Anda tidak seharusnya

membiarkan satu momen pun terlewat dalam keadaan tidak sadar.

Tindakan mengamati akan menajamkan kesadaran anda. Ini adalah esensi dari

sikap beragama; semua yang lain hanyalah pembicaraan belaka. Dan jika anda dapat

menangani perbuatan mengamati ini, maka, tak ada lagi yang diperlukan.

Upaya saya disini adalah untuk membuat perjalanan spiritual ini menjadi

sesederhana mungkin. Semua agama telah melakukan hal yang sebaliknya, mereka

membuat berbagai hal menjadi sangat kompleks---begitu kompleksnya sehingga orang-

orang tidak pernah mengupayakan mereka. Misalnya, dalam kitab-kitab suci Buddha,

terdapat 33.000 prinsip yang harus diikuti oleh seorang pendeta Buddha; bahkan untuk

mengingat prinsip-prinsip itu saja adalah tidak mungkin! Prinsip-prinsip yang berjumlah

33.000 ini cukup untuk membuat anda gila: “Cukup sudah! Seluruh hidup saya akan

terganggu dan hancur.” Yang diperlukan hanyalah satu prinsip yang sesuai dengan anda,

yang dirasa cocok dengan diri anda, ini telah mencukupi.

Saya seringkali menemukan diri saya menjadi sangat dramatis dan

suasana-suasana hati yang sangat tidak nyaman, tapi, setiap kali saya

melihat diri saya sendiri berjalan mondar-mandir dengan wajah yang

sangat sedih dan dipenuhi pikiran seperti “Aku adalah sebuah

kegagalan.” Dan kemudian, tiba-tiba saja, ada rasa geli menyebar yang

muncul di dalam diri saya, dimana ini terkadang menghasilkan ledakan


tawa dan adanya perasaan yang sangat membahagiakan. Ini begitu

kuatnya sehingga saya, bahkan, tidak dapat menahan suasana hati saya

yang dramatis ini lebih lanjut! Apakah ini berhubungan dengan apa yang

anda sebut dengan sang pengamat?

Tentu saja, ada sebuah hubungan antara sang pengamat dengan yang tertawa,

yang muncul di dalam diri anda, karena sang pengamat dapat melihat bukan hanya

kebodohan-kebodohan orang lain, tapi juga kebodohan-kebodohan diri sendiri.

Sang pengamat dapat melihat suasana hati anda yang dramatis. Sebelum muncul

sang pengamat, anda identik dengan suasana hati yang dramatis ini; anda telah

melupakan bahwa ini hanya sebuah suasana hati yang dramatis.

Cobalah mengamati orang banyak. Setiap orang sedang membawa sebuah wajah,

yang merupakan sebuah peran, mengulang-uloang beberapa dialog di dalam diri,

mempersiapkan diri. Apa yang akan dia katakan kepada istrinya, karena dia datang

terlambat... dan dia mengetahui dengan sangat baik bahwa, bahkan, tidak pernah

sekalipun dalam seluruh hidupnya, dia dapat menipu istrinya, tapi terus saja dia

melakukan kebodohan yang sama.

Jika sang pengamat muncul di dalam diri, jika tiba-tiba saja, anda teringat untuk

menyaksikan, anda akan mulai merasa geli di dalam diri anda sendiri mengapa anda

sedemikian tololnya. Anda terus-menerus jatuh di dalam lubang yang sama setiap hari,

sambil, setiap hari, memutuskan untuk tidak jatuh kembali ke dalam lubang yang sama.

Tapi, ketika anda bergerak mendekati lubang, rasa tertarik untuk terjatuh ke dalam lubang

ini begitu besar sehingga anda melupakan semua keputusan-keputusan anda. Anda

menghibur diri anda:”Hanya sekali saja. Mulai esok hari, aku akan menjaga janji yang
telah aku ikrarkan kepada diriku sendiri.” Tapi, situasi seperti ini telah banyak terjadi.

Dan anda akan melakukannya sepanjang hidup anda, kecuali anda mengizinkan sang

mengamat untuk melihat tindakan-tindakan konyol yang anda lakukan.

Dan tentunya ada suatu hubungan yang mendalam. Saat anda mengamati, anda

akan mulai merasa geli tentang mengapa anda, secara tidak perlu, menampilkan wajah

yang serius. Dalam kenyataan, tak seorang pun yang, bahkan, yang melihat anda; anda

dapat rileks! Dan, bahkan, meskipun mereka melihat anda, wajah yang serius tidaklah

indah. Sosok wajah yang ceria, wajah yang penuh dengan senyuman, memancar, adalah

sangat layak ditampilkan. Jika anda ingin menjadi seorang aktor, maka, setidaknya,

pilihlah sebuah peran yang baik!

Setiap orang telah memilih peran-peran yang begitu jeleknya untuk dimainkan;

wajah-wajah mereka membosankan dan menyedihkan, getaran mereka seperti sebuah

jasad mati. Masih saja mereka ingin agar setiap orang mencintai mereka, menghormati

mereka. Bahkan anjing-anjing pun tidak mau menggonggongi mereka, bahkan mereka

menaruh hormat; mereka hanya tidak melihat, mereka hanya berkata: “Biarkan dia pergi

dengan membawa penderitaannya.” Anjing-anjing mempunyai ideologi fundamental

mereka sendiri; mereka menggonggong kepada orang-orang yang mengenakan baju

seragam---polisi, pak pos, karena mereka sepenuhnya menentang segala bentuk

keseragaman. Mereka pastinya adalah makhluk-makhluk pemberontak. Seluruh pasukan,

seluruh brigade telah berlalu, dan semua orang-orang mengenakan baju seragam yang

sama? Anjing-anjing tidak dapat menolak godaan untuk melakukan protes. Tapi, ketika

anda lewat dengan mimik wajah yang sedih, bahkan, anjing pun tidak ingin protes. Tapi,

jika anda dapat melihat diri anda sendiri, anda akan merasa geli pada diri anda sendiri:
“Mengapa anda membawa-bawa wajah yang sedemikian ini?” Dan anda akan dibuat

terkejut, jika anda benar-benar mengamati, anjing pun akan merasa geli juga kepada

anda.

Barangkali, anda tidak mencatat sebuah fakta. Di waktu selanjutnya, pada saat

anda dapat tertawa lepas, cobalah untuk mencermati sebuah fakta yang sangat mendasar:

tindakan mengamati adalah lebih mudah pada saat anda sedang tertawa, karena tertawa

adalah bukan tindakan yang serius, dan karena ia bersifat alami. Tertawa menciptakan

sebuah atmosfir keheningan di dalam diri anda. Jika tertawa anda benar-benar total,

pikiran akan berhenti: “Biarkan yang tolol ini tertawa terlebih dahulu.” Inilah momen-

momen bila anda dapat membawa masuk sang pengamat dengan sangat mudah.

Tinggal mendukung rasa geli hati anda... dan ingat-ingatlah untuk mengamati saat

anda merasa geli:

Murid-murid kelas satu berkumpul mengelilingi sang guru untuk permainan

Tebak Binatang. Gambar pertama yang dipegang sang guru (perempuan) adalah gambar

seekor kucing. “Oke, anak-anak,” dia berkata dengan ceria,” ada yang bisa menjelaskan

gambar apa ini?”

“Saya tahu! Saya tahu! Itu adalah seekor kucing,” teriak seorang anak kecil.

“Sangat bagus, Eddy. Sekarang, siapa yang tahu, disebut apa binatang ini?”

“Itu adalah seekor anjing,”seru anak yang sama.

“Sekali lagi benar. Dan binatang apakah ini?” tanya sang guru, sambil memajang

gambar seekor rusa.


Keheningan menyelimuti seluruh kelas. Setelah semenit dua menit, sang guru

berkata: “Saya akan memberi kamu sedikit petunjuk anak-anak, dengarkan. Ini adalah

sesuatu dimana ibu kalian memanggil ayah kalian di sekitar rumah.”

“Saya tahu! Saya tahu!” teriak Eddy. Ia adalah anak haram bertanduk (horny

bastard)!”

Seorang pelaut terdampar di sebuah pulau padang pasir dan berusaha untuk

bertahan hidup dengan menjalin persahabatan dengan penduduk lokal---sedemikian

akrabnya jalinan persahabatan ini, bahkan, sehingga pada suatu hari, sang kepala suku

menawarkan anak gadisnya kepadanya sebagai hiburan di malam hari. Malam itu

semakin larut, saat keduanya bermain cinta, anak perempuan sang kepala suku berteriak:

“Oga, boga! Oga, boga!” Pelaut yang arogan ini beranggapan bahwa ini pasti cara

penduduk lokal mengekspresikan apresiasi mereka ketika mengalami sesuatu yang

fantastik.

Beberapa hari kemudian, kepala suku mengundang sang pelaut untuk bermain

golf. Pada pukulan pertamanya, sang kepala suku berhasil memasukkan bola ke satu

lubang dalam sekali pukul (hole in one). Dengan perasaan tidak sabar untuk

mempraktikkan kosa kata barunya, sang pelaut dengan penuh suka cita berseru: “Oga

boga! Oga boga!”

Sang kepala suku berbalik dengan pandangan penuh tanya pada wajahnya dan

bertanya: “Apa maksudmu, ‘lubang yang salah’?”

Ketika anda berbicara tentang cinta dan gairah, intensitas dan

keotentikan, saya merasa sinar kesadaran yang hangat di dalam diri---

saya merasakan kebenaran tentangnya saat saya, kadang-kadang,


melihatnya sekilas pada puncak perkembangan diri saya. Tapi, ketika

anda berbicara tentang ketidak-melekatan, keberjarakan, proses

mengamati, saya merasakan rasa takut yang beku dan kematian di dalam.

Saya tidak dapat memahami paradoks ini. Bagaimana mungkin saya bisa

jatuh cinta dan tetap menjaga jarak? Bagaimana mungkin saya dapat

menghilangkan diri saya sendiri dalam suatu pandangan yang indah dan

tetap tidak melekat?

Saya menyadari bahwa apa yang anda katakan tentang situasi

terombang-ambing-tak berdaya antara surga dan neraka, kebahagiaan

dan kesengsaraan, adalah tergambar dalam hidup saya. Saya melihat

bahwa ketidakberdayaan ini sangat tidak memuaskan dan menyakitkan.

Tapi, jika jawaban alternatifnya adalah menjaga jarak dan ketidak-

melekatan yang dingin, maka, saya merasa saya akan tetap

mempertahankan surga dan neraka saya, kegembiraan dan kesedihan

saya, dan melupakan semua tentang proses mengamati.

Yang paling penting untuk dimengerti dalam hidup ini adalah bahwa kehidupan

itu adalah sebuah paradoks; kehidupan eksis melalui hal-hal yang paradoks. Kehidupan

itu tidak logis, ia bersifat paradoks. Ia eksis antara kelahiran dan kematian, ia eksis antara

malam dan siang, ia eksis antara benci dan cinta, ia eksis antara laki-laki dan perempuan.

Ia eksis antara aliran listrik positif dengan aliran listrik negatif, ia eksis antara yin dan
yang, antara Shiva dan Shakti. Lihatlah ke sekeliling, lihatlah ke dalam, lihatlah keluar,

dan anda akan menemukan hal-hal yang paradoks dimana-mana.

Jika kehidupan itu bersifat logis, maka tidak akan ada hal-hal yang paradoks.

Tapi, kehidupan itu tidak logis, dan tidak dapat di-logika-kan! Cobalah berpikir tentang

sebuah dunia dimana hanya cinta saja yang eksis dan tidak ada kebencian---maka cinta

akan menjadi mustahil; cinta akan lenyap bersama dengan lenyapnya kebencian. Pikirkan

tentang sebuah dunia dimana hanya kegelapan saja yang eksis dan tidak ada cahaya, atau

cahaya saja yang eksis dan tidak ada kegelapan..., ini mustahil terjadi. Dimana hanya

kelahiran yang eksis dan tidak ada kematian---ini akan menejadi sangat logis, tapi ini

juga akan menjadi sangat menjemukan.

Kehidupan bersifat dialektis, tidak bersifat logis. Ia adalah sebuah pergerakan

antara kutub-kutub. Kutub-kutub ini tidak benar-benar bertentangan, meskipun mereka

terlihat bertentangan; mereka juga saling melengkapi. Benci dan cinta bukanlah dua hal;

dalam kenyataannya, ini adalah satu hal, cintabenci (lovehate). Ini adalah satu hal,

kelahirankematian; ini adalah satu hal, siangmalam; ini adalah satu hal, laki-

lakiperempuan. Ini seperti puncak-puncak Himalaya dan lembah-lembah. Puncak-puncak

Himalaya ini tidak dapat eksis tanpa adanya lembah-lembah, dan lembah-lembah tidak

dapat eksis tanpa adanya puncak-puncak---mereka ada bersama-sama secara serentak.

Dan paradoks ini akan ditemukan pada setiap ranah, terdapat dimana-mana.

Sekarang, anda mengatakan: “Saya akan lebih mempertahankan surga dan neraka

saya, kegembiraan dan kesedihan saya, dan melupakan semua tentang pencerahan, jika

jawaban alternatifnya adalah menjaga jarak dan ketidak-melekatan yang dingin.” Saya

tidak mengatakan bahwa anda harus memilih kehidupan tidak melekat yang dingin. Saya
sedang mengatakan bahwa cinta yang penuh gairah dan keberjarakan yang dingin adalah

sebuah paradoks. Paradoks yang sama yang eksis antara kelahiran dan kematian, cinta

dan benci; ini adalah paradoks yang sama. Hanya cinta yang penuh gairah-lah yang

membuat seseorang dapat mengetahui hakikat keberjarakan yang dingin. Anda akan

dibuat terkejut, karena anda telah memperoleh penjelasan yang sebaliknya hingga saat

ini.

Anda telah memperoleh penjelasan bahwa Buddha adalah dingin, tidak melekat,

dan berjarak. Bahwa manusia duniawi adalah penuh gairah (passionate) sedangkan

manusia suci itu tidak bergairah, bahwa manusia duniawi itu menjalani kehidupan yang

hot dan sang Bikshu memasuki kehidupan biara dan menjalani kehidupan yang dingin.

Semua penjelasan itu terus disampaikan hingga sekarang ini, bahkan keduanya masih

tetap berlangsung berat sebelah. Sang manusia duniawi hanya mengetahui satu bagian

dari pengkutuban (polaritas) ini. Yaitu penderitaannya. Dia hanya mengetahui aspek

panasnya; dia tidak mengetahui rasa dingin yang menenangkan dari menjadi seorang

buddha. Sedangkan sang bikshu hanya mengetahui aspek yang dingin saja, dia tidak

mengetahui kehidupan penuh eforia, kegembiraan, perasaan senang yang kuat (excite),

perayaan yang sangat menakjubkan ketika menjadi seorang yang penuh dengan gairah

yang membara.

Terdapat seorang yang bernama Zorba, wargaYunani, yang mengetahui hakikat

gairah yang membara itu, dan terdapat pula ide kita tentang sang Buddha---catatlah

bahwa saya menyebutnya ide kita tentang sang Buddha---yang mengetahui hanya

keheningan yang menyejukkan. Kita telah menciptakan pembagian ini, dan sebagai

akibat dari pembagian ini, manusia duniawi itu tidak dapat menjadi kaya karena dia
hanya separuh. Sedangkan manusia yang relijius juga tidak bersifat menyeluruh, dan

tanpa menjadi menyeluruh, dia tidak akan pernah dapat menjadi suci, dia hanya

mengetahui ujung lain dari polaritas ini. Keduanya sama-sama menderita.

Pergilah ke pasar dan lihatlah, dan masuklah ke dalam biara dan lihatlah. Anda

akan menemukan di dalam biara penderitaan yang sangat ekstrim, kemuraman, kematian,

dan anda akan melihat kebodohan dalam pandangan mata dari pendeta-pendeta anda dan

tak ada lagi yang lain. Karena, ketika anda menjalani kehidupan hanya pada satu kutub

saja, maka anda akan kehilangan ketajaman, anda kehilangan variasi, anda kehilangan

kekayaan.

Cara saya melihat pada berbagai hal adalah bahwa tidak ada perlunya untuk

memilih. Tetaplah berada dalam situasi tidak memilih dan anda akan melihat permainan

dari kutub-kutub (The play of polarities). Kedua ujung spektrum dari kutub-kutub ini

adalah milik anda, dan keduanya harus dijalani. Ya, anda harus menjadi semakin

mendalam, semakin intens, gairah yang otentik---sebagaimana halnya anda harus menjadi

sejuk, hening, dan diam. Anda harus mencintai dan anda harus bermeditasi. Meditasi dan

cinta tidak harus dibagi, keduanya harus seperti lembah dengan puncak gunung secara

serentak. Puncak gunung mempunyai keindahan-keindahan, puncak yang bermandikan

cahaya matahari dan salju abadi, dan di pagi hari, ia menjadi keemasan seluruhnya,

sedangkan di malam bulan purnama, ia menjadi keperak-perakan seluruhnya, dan

kemurnian udara, serta kedekatan bintang-bintang---anda hampir-hampir dapat

membisikkan sesuatu kepada mereka. Tapi, lembah-lembah juga mempunyai keindahan:

kegelapan dan teksturnya yang berwarna beludru, kegelapan dan ketak-terhinggaannya,


kegelapan dan misterinya, dan bayang-bayang dari pohon-pohon, dan suara air yang

mengalir. Semuanya sangat indah.

Saya mengajarkan anda untuk tidak memilih, tapi, untuk menerima keduanya, dan

keduanya akan saling membantu satu sama lain untuk menjadi lebih tajam dan lebih

tajam lagi. Pada satu sisi adalah Zorba, orang Yunani, dan di sisi lain adalah Sang

Buddha Gautama---saya mengajarkan anda Zorba sang Buddha. Itulah mengapa manusia-

manusia Zorba selalu menentang saya, karena mereka tidak dapat memikirkan sang

Buddha. Para penganut materialis selalu menentang saya karena mereka bertanya

mengapa saya mengikut-sertakan sikap keberagamaan. Dan apa yang disebut dengan

orang-orang yang relijius menentang saya karena mereka bertanya bagaimana saya dapat

mengemban cinta ke dalam kehidupan seorang yang beragama, bagaimana saya bisa

berani berbicara tentang tubuh dan kegembiraan-kegembiraannya. Mereka semua marah

kepada saya karena saya mengatakan bahwa jalan yang harus ditempuh adalah dari seks

menuju supra kesadaran. Seseorang ingin menghentikan seks, dan orang lain tidak ingin

membicarakan seks, tapi hanya tentang supra kesadaran. Tapi, saya menerima kehidupan

dalam seluruh spektrumnya, saya menerima kehidupan dalam semua totalitasnya.

Anda dapat menerima hanya ketika anda menerima dalam totalitas; jika anda

menolak sesuatu, itu berarti anda sedang berupaya untuk menjadi lebih bijak daripada

kehidupan itu sendiri, daripada eksistensi itu sendiri. Eksistensi tidak menolak apapun.

Mahatma-mahatma (Gelar untuk manusia-manusia suci) anda berupaya untuk menjadi

lebih bijak daripada kehidupan itu sendiri.

Kehidupan eksis dalam kutub-kutub yang bertentangan, dan eksis secara sangat

indah. Jika anda mencintai, anda akan dibuat terkejut bahwa segera saja muncul hasrat
yang sangat kuatuntuk menyendiri---berdasarkan rasa cinta ini. Masing-masing pencinta

merasakan ini. Dan jika anda belum merasakannya, berarti anda belum mencintai, berarti

cinta anda hanya setengah hati; ia belum benar-benar menjadi gairah. Jika cinta itu

mengandung gairah, maka hasrat yang kuat akan muncul untuk menyendiri; untuk

mempunyai ruang sendiri, untuk bergerak ke dalam, untuk terjatuh ke dalamnya, untuk

lenyap di dalam, karena cinta ketika ia begitu menggairahkan, akan membuat anda

merasa sangat letih, akan membuat anda kosong. Adalah sangat indah untuk

mengosongkan diri anda, tapi kemudian, anda mulai merasa bahwa anda membutuhkan

pengasuhan.

Dan dari mana anda akan memperoleh pengasuhan? Anda hanya bergerak ke

dalam, anda menghindar ke dalam, anda menutup mata anda pada dunia ini dan anda

tinggal melupakan semua yang lain.... Pada momen-momen menuju ke dalam inilah,

energi-energi anda akan mengakumulasi; anda kembali merasa penuh. Dan kemudian

merasa terlalu penuh, dan berdasarkan pada rasa terlalu-penuh inilah, muncul

keberlimpahan dan anda harus mencari dan meneliti seseorang yang siap untuk

membagikan energi anda, seorang yang siap untuk berbagi nyanyian anda, seorang yang

siap untuk menari bersama dengan anda. Berdasarkan sikap yang menyendiri, muncul

hasrat kuat untuk menjadi harmonis. Ini adalah ritme yang harmonis.

Saya tidak sedang menjelaskan kepada anda untuk menjadi beku, saya tidak

sedang menjelaskan kepada anda untuk memilih sikap berjarak dan sebuah kehidupan

yang tidak melekat. Saya sedang menjelaskan kepada anda bahwa terdapat dua aspek

kehidupan. Jika anda ingin menjalani kehidupan anda secara multi-dimensi---sebagai

materi, sebagai ruh, sebagai tubuh, sebagai jiwa, sebagai cinta, sebagai meditasi, sebagai
eksplorasi ke dunia luar dan perjalanan ke dunia dalam---jika anda ingin menjalani

kehidupan anda dalam semua totalitasnya, bernapas ke dalam dan bernapas keluar, anda

tidak perlu untuk memilih. Jika anda memilih, maka anda akan mati.

Itulah mengapa di tempat-tempat perbelanjaan dan di biara-biara, anda akan

menemukan orang-orang yang telah mati. Sebagian telah memilih hanya untuk bernapas

keluar, dan sebagian lagi telah memilih hanya untuk bernapas ke dalam. Pernapasan

membutuhkan keduanya; pernapasan menjadi sebuah lingkaran yang sempurna ketika

anda menarik napas keluar secara mendalam dan berdasarkan pada pernapasan keluar ini

muncul pernapasan ke dalam (inhale) yang mendalam pula; dan ketika anda menghirup

napas secara mendalam, atas dasar ini, muncullah pernapasan keluar yang mendalam.

Dan ingatlah: jika anda menghembuskan napas secara tidak mendalam, maka

penghirupan napas anda juga tidak mendalam. Jika penghirupan anda sedikit

memasukkan oksigen, maka penghembusan napas anda juga akan mengeluarkan sedikit

oksigen juga. Keduanya saling menjaga keseimbangan satu sama lain. Semakin dalam

anda melangkah keluar, maka semakin dalam pula anda melangkah ke dalam, demikian

pula sebaliknya. Saya mengajarkan kesatuan ini.

Anda tidak perlu merasa khawatir. Tapi, anda menjadi khawatir karena kadang-

kadang, saya mengajarkan cinta dan itu terasa baik untuk anda.... Tapi, biarkan saya

menjelaskan kepada anda, biarkan saya bersikap terbuka kepada anda. Anda belum

benar-benar memahami cinta. Jika anda telah memahami cinta, anda akan memahami

kutub yang lain juga. Berdasarkan pengalaman anda sendiri, anda memahami bahwa

cinta itu menciptakan kebutuhan yang kuat untuk menyendiri, dan kesendirian ini

menciptakan kebutuhan yang kuat untuk menjadi harmonis. Ini adalah sebuah kebenaran
yang harus diajarkan kepada setiap orang. Para pencinta tidak memahaminya, sehingga

mereka merasa bersalah jika mereka ingin menyendiri. Dan jika seseorang ingin

menyendiri, maka orang lain merasa dirinya ditolak. Ini sepenuhnya adalah

kesalahpahaman. Jika seorang suami mengatakan: “Tinggalkan aku sendirian, malam

ini,” maka sang istri merasa dirinya telah ditolak, sehingga dia merasa marah. Ini tampak

seolah-olah, dia tidak lagi dibutuhkan. Padahal bukan demikian maksudnya; keduanya

mengalami kesalahpahaman pada hal yang bersifat menyeluruh ini. Dan jika pada suatu

hari, sang istri mengatakan: “Biarkan aku sendiri,” maka , sang suami merasa sangat

terluka hatinya; ego laki-lakinya sangat terluka.

Pada saat anda mengatakan kepada pasangan hidup anda: “Aku ingin sendirian

selama beberapa hari. Aku ingin pergi ke gunung selama beberapa minggu, sendiri,”

pasangan hidupnya tidak dapat memahami karena mereka tidak pernah memperoleh

penjelasan tentang fakta yang sangat mendasar bahwa cinta itu menciptakan hasrat yang

sangat kuat untuk menyendiri. Dan jika anda tidak pergi menyendiri, cinta anda akan

menjadi hambar. Ia akan, secara perlahan-lahan, hanya menjadi sesuatu yang palsu; ia

akan kehilangan semua keotentikannya.

Terimalah kehidupan ini dengan segala totalitasnya. Untuk menjadi bergairah

yang hot adalah baik, dan untuk menjadi welas asih yang sejuk adalah baik juga. Biarkan

keduanya menjadi sayap-sayap anda; jangan memotong satu sayap, kecuali anda tidak

akan pernah mampu untuk pergi menuju penerbangan yang abadi---penerbangan dari

kesendirian menuju kesendirian.

Itulah mengapa Plotinus telah menyebutnya: penerbangan individu menuju jiwa

yang universal. Anda akan membutuhkan kedua sayap itu.


Saya mengajarkan cinta kepada anda, saya mengajarkan meditasi kepada anda---

dan saya mengajarkan anda sebuah sintesa yang sangat menakjubkan. Sintesa ini adalah

alami sifatnya; anda hanya jangan mencerai-beraikannya. Amatilah pengalaman-

pengalaman anda sendiri, dan apa yang saya katakan ini akan terbukti valid, karena saya

tidak sedang membicarakan ideologi disini, saya membicarakan tentang fakta-fakta.

Seorang pahlawan Rusia yang telah meraih banyak medali penghargaan atas

jasa-jasanya, kembali dari tugasnya di front Finlandia dimana dia telah menunjukkan

pengabdian yang gagah berani. Dia telah berada di dataran tinggi pegunungan selama

berbulan-bulan di penghujung musim dingin yang mematikan. Ini adalah cutinya yang

pertama dalam satu tahun penuh.

Seorang reporter datang untuk melihatnya. Dengan sorot mata yang bersinar,

sang reporter bertanya: “Beritahu saya, Kapten Ivan Petrovich, apa hal kedua yang

telah anda lakukan setelah berada jauh dari istri anda selama setahun penuh?”

Ivan menjawab dengan cepat: “Hal yang kedua?” Mengapa, hal kedua yang

telah aku lakukan adalah menanggalkan sepasang sepatu ski saya.”

Jika anda berada terlalu lama di daerah pegunungan, bagaimana mungkin anda

dapat menanggalkan sepasang sepatu ski anda terlebih dahulu?

Sebuah kapal datang memasuki pelabuhan setelah enam bulan berada di lautan

luas. Para perempuan di kota itu semuanya datang menuju tempat dimana kapal

membuang jangkar dan diikat untuk menyambut kembalinya suami-suami mereka.

Seorang perempuan melambai-lambaikan tangannya kepada suaminya yang berada di

lantai kapal yang tinggi di bagian depan kapal dan berteriak kepada suaminya: “E.F!

E.F!”
Dia (suami) membalas teriakan: “F.F! F.F!”

“E.F! E.F!”

“F.F! F.F!”

Seorang yang berdiri di dekatnya menoleh kepada perempuan itu dan bertanya:

“Apa maksudnya urusan E.F. F.F. ini?”

Sang istri menyahut: “Saya sedang mengatakan bahwa kita harus makan terlebih

dahulu.”

SUPRESI ATAU TRANSFORMASI

Kebebasan Manusia

Manusia adalah satu-satunya makhluk yang dapat mensupresi 13energi-energinya---atau

dia dapat dapat mentransformasi mereka. Tak ada makhluk lain yang dapat melakukan

hal ini. Supresi dan transformasi eksis sebagai dua aspek dari satu fenomena, yaitu bahwa

manusia dapat melakukan sesuatu terkait dirinya sendiri.

Pohon-pohon eksis, binatang-binatang eksis, burung-burung eksis, tapi mereka

tidak dapat melakukan sesuatu dengan eksistensi mereka; mereka adalah bagian darinya.

Mereka tidak dapat berdiri terpisah darinya, mereka tidak dapt menjadi “pelaku aktif.”

Mereka begitu menyatu dan sepenuhnya terserap dengan energi mereka, mereka tidak

dapat memisahkan diri mereka sendiri.

13
Suppression = Menekan secara paksa, menindas, menindih.
Manusia dapat melakukan berbagai hal. Dia dapat melakukan sesuatu terkait

dengan dirinya sendiri. Dia dapat mengobservasi dirinya sendiri dari kejauhan; dia dapat

melihat energi-energinya sendiri seolah-olah mereka terpisah dari dirinya. Dan kemudian,

dia dapat mensupresi mereka atau dia dapat mentransformasi mereka.

Supresi hanya bermakna upaya untuk menyembunyikan energi-energi tertentu

yang ada, tidak mengizinkan mereka untuk memiliki wujud mereka sendiri, tidak

mengizinkan mereka untuk memiliki manifestasi mereka sendiri. Transformasi berarti

mengubah energi-energi, menggerakkan mereka menuju suatu dimensi baru.

Terdapat rasa takut, karena anda merasa bahwa kontrol akan menghilang, dan

begitu kontrol menghilang, anda tidak dapat melakukan apapun. Saya mengajarkan suatu

kontrol yang baru---kontrol dari diri yang menyaksikan (witnessing self). Bukan kontrol

dari pikiran yang memanipulasi, tapi kontrol dari suatu diri yang menyaksikan. Kontrol

jenis ini adalah bentuk tertinggi yang mungkin, dan bahwa kontrol ini begitu alami

sehingga anda tidak pernah merasa bahwa anda sedang mengontrol. Ini adalah jenis

kontrol yang terjadi secara spontan dengan penyaksian.

Jika anda mengikuti supresi, anda dapat menjadi apa yang disebut oleh manusia

sebagai: kepalsuan, kedangkalan, kosong (dari substansi) di dalam, hanya imitasi, tidak

otentik, tidak nyata. Jika anda tidak mengikuti supresi, tapi, memperturutkan kata hati,

maka anda akan menjadi seperti binatang: indah, lebih indah daripada apa itu yang

disebut sebagai manusia beradab, tapi, hanya sekadar binatang. Tidak waspada, tidak

menyadari kemungkinan untuk pertumbuhan, tidak menyadari potensi kemanusiaan anda.

Jika anda mentransformasi energi, maka, anda akan memiliki sifat ilahiah. Dan

ingat, ketika saya mengatakan ilahiah (divine)14, kedua hal itu terkandung secara implisit
14
Divine = Sseperti Tuhan, manusia super
di dalamnya. Sang binatang liar dengan wujud keindahannya yang total, terdapat disana.

Binatang yang liar itu tidak ditolak dan diingkari, dia terdapat disana---lebih kaya, karena

dia lebih waspada. Jadi, semua keliaran terdapat disana dan semua keindahan tentangnya,

dan semua peradaban yang berupaya untuk memaksa, terdapat disana, tapi ini bersifat

spontan, tidak terpaksa. Begitu energi ini ditransformasikan, kealamian dan keilahian

akan bertemu di dalam diri anda---alam dengan keindahannya, keilahian dengan semua

keanggunannya.

Inilah makna hakiki dari menjadi seorang yang arif dan bijak. Seorang yang arif

adalah suatu pertemuan antara kealamian dan keilahian, suatu pertemuan antara tubuh

dan jiwa, suatu pertemuan antara yang dibawah dengan yang ada di atas, suatu pertemuan

antara bumi dengan langit.

Anda mengatakan bahwa kita harus tidak mensupresi dan tidak

juga memperturutkan emosi-emosi seperti amarah, tapi bahwa kita harus

tetap waspada secara pasif dan dalam keadaan meditatif. Jelasnya, ini

akan membutuhkan sejenis upaya batin untuk menghindari supresi atau

memperturutkan kata hati---tapi kemudian, apakah ini juga bukan sejenis

supresi?

Tidak! Ini adalah sebuah upaya, tapi bukan “sejenis supresi.” Tidak setiap upaya

adalah supresi.

Terdapat tiga tipe upaya: Pertama adalah upaya yang terlibat dalam ekspresi;

ketika anda mengekspresikan amarah anda, ini adalah sebuah upaya. Kemudian, tipe

kedua dari upaya adalah ketika anda mensupresinya. Ketika anda mengekspresikan apa
yang sedang anda lakukan, anda memaksa energi anda keluar menuju seseorang, menuju

suatu obyek. Anda sedang melempar keluar energi anda, dan orang lain yang menjadi

targetnya. Energi bergerak menuju orang lain itu; ini adalah suatu upaya yang menjadi

babagian dari anda. Ketika anda mensupresi, anda menarik energi kembali ke sumber

orisinalnya, kembali ke hati anda sendiri. Anda memaksanya kembalip ini adalah sebuah

upaya, tapi arahnya berbeda. Dalam ekspresi, ia bergerak menjauh dari anda, dalam

supresi, ia bergerak kembali ke diri anda.

Opsi ketiga---kewaspadaan, kewaspadaan yang pasif---adalah juga sebuah upaya,

tapi dimensinya berbeda. Energi bergerak ke atas. Pada awalnya, ini adalah sebuah

upaya. Ketika saya mengatakan: menjadilah waspada secara pasif, pada awalnya, bahkan

kepasifan ini meloncat menjadi sebuah upaya. Hanya saja, dari hari ke hari, saat anda

menjadi lebih akrab dengannya, ini akan menjadi bukan suatu upaya. Dan ketika ini

bukan suatu upaya, ia menjadi, bahkan, lebih pasif---dan semakin pasif, maka akan

menjadi semakin mempunyai daya tarik yang kuat (magnetic). Ia menarik energi ke atas.

Tapi, pada proses awal, segala sesuatu berlangsung sebagai suatu upaya, jadi,

jangan menjadi korban dari kata-kata verbal. Ia (kata-kata) menciptakan masalah-

masalah. Para mistikus selalu mengatakan tentang keadaan tanpa-upaya (effortlessness);

mereka mengatakan: jangan membuat upaya apapun. Tapi, pada proses awal, bahkan, ini

akan berlangsung sebagai suatu upaya. Ketika kita mengatakan “Menjadilah dalam

keadaan tanpa-upaya” kita hanya memaksudkan jangan memaksakan upaya. Izinkan ia

untuk hadir melalui kesadaran. Jika anda memaksanya, anda akan menjadi tegang. Jika

anda menjadi tegang, energi amarah tidak dapat bergerak ke atas dan ditransformasi.
Ketegangan bersifat horizontal; hanya pikiran yang tidak tegang yang dapat bergerak ke

atas, mengapung seperti awan.

Lihatlah awan-gemawan yang mengapung tanpa upaya---dengan cara yang sama,

sertakan kesaksian anda di dalam, seperti awan yang sedang mengapung. Pada proses

awal, ini akan berlangsung sebagai suatu upaya, tapi ingat, hanya dengan cara ini, ia akan

menjadi keadaan tanpa-upaya. Anda akan memperkuat kembali kewaspadaan dan

mengizinkannya untuk lebih waspada lagi.

Ini sulit karena bahasa menciptakan kesulitan. Jika saya menjelaskan kepada anda

untuk rileks, apa yang akan anda lakukan? Anda akan membuat sejenis upaya. Tapi,

kemudian, saya menjelaskan kepada anda untuk tidak membuat upaya apapun, karena

jika anda membuat suatu upaya, ini akan menciptakan ketegangan dan anda tidak akan

mampu untuk rileks. Saya menjelaskan kepada anda untuk sekadar rileks. Kemudian,

anda akan menghilang, dan anda akan melompat untuk bertanya: “Kemudian, apa

maksud anda? Jika saya tidak akan membuat suatu upaya, maka, apa yang harus saya

lakukan?”

Anda tidak harus melakukan apapun, tapi pada proses awal, keadaan tidak

melakukan sesuatu akan terlihat seperti melakukan sesuatu. Jadi, saya akan mengatakan:

“Oke! Buatlah sedikit upaya, tapi ingat, bahwa upaya ini akan ditinggal di belakang.

Gunakan ia sebagai suatu permulaan hanya di proses awal ini. Anda tidak dapat

memahami keadaan tidak berbuat (nondoing); anda hanya dapat memahami keadaan

melakukan sesuatu.. Jadi, gunakan bahasa melakukan sesuatu dan aksi; mulailah, tapi

gunakan upaya hanya sebagai starter. Dan ingat, semakin cepat anda meninnggalkannya,

maka semakin keadaan akan menjadi lebih baik.”


Saya telah mendengar kisah bahwa ketika Mulla Nasruddin telah berusia sangat

lanjut, dia menjadi korban dari penyakit insomnia, dia tidak dapat tidur. Segala sesuatu

telah dicoba---mandi air panas, pil-pil, obat penenang, sirup-sirup---tapi tak ada satupun

yang mujarab. Dan seluruh keluarga menjadi terganggu, karena Mulla tidak dapat tidur

dan dia tidak akan mengizinkan semua penghuni rumah untuk tidur. Sepanjang malam

menjadi sebuah mimpi buruk bagi setiap penghuni rumah itu.

Mereka mencari dengan perasaan putus asa berbagai cara, berbagai obat yang

dapat menolong Mulla agar dapat tidur, karena seluruh keluarga mulai menjadi gila.

Akhirnya, mereka mendatangkan seorang ahli hipnotis. Keluarga itu mendekati Mulla

dengan perasaan bahagia, dan mereka menjelaskan kepadanya: “Sekarang, anda tidak

perlu khawatir, Papa. Orang ini mempunyai kesaktian. Dia dapat membuat orang lain

tidur dalam beberapa menit saja. Dia mengetahui rahasia keajaibannya, sehingga tidak

perlu merasa khawatir. Sekarang, tidak ada rasa takut, dan anda akan bisa tidur.”

Ahli hipnotis itu menunjukan sebuah jam dengan sebuah rantai kepada Nasruddin

dan berkata: “Hanya sedikit kepercayaan saja yang akan melahirkan keajaiban. Anda

membutuhkan sedikit percaya kepada saya. Cobalah untuk mempercayai saya, dan anda

akan jatuh tidur dengan sangat nyenyak seperti bayi. Lihatlah jam ini.”

Dia mulai menggoyang-goyangkan jam itu ke kiri dan ke kanan. Nasruddin

melihat jam itu, dan si penghipnotis berkata: Kiri-kanan, kiri-kanan. Kedua mata-mu

menjadi letih, letih, letih. Engkau jatuh-tidur, tidur, tidur, tidur.”

Setiap orang yang menyaksikan merasa gembira---bahagia. Kedua mata

Nasruddin tertutup, kepalanya terkulai, dan dia terlihat seperti bayi yang akan tertidur

nyenyak. Lalu mulailah proses pernafasan yang sangat teratur berirama. Si penghipnotis
itu menerima upahnya, dan dia meletakkan jarinya pada kedua bibirnya, hanya untuk

menunjukkan kepada keluarga itu agar tidak usah merasa khawatir, mereka tidak akan

merasa terganggu lagi sekarang. Kemudian, dia berjalan mengendap-endap keluar. Pada

saat dia hendak keluar, Nasruddin membuka satu matanya dan berkata: Orang gila itu!

Apakah dia sudah pergi?”

Dia sedang membuat sebuah upaya untuk rileks, sehingga dia rileks “seperti

bayi.” Dia mulai bernafas secara teratur dan telah menutup kedua matanya, tapi, ini

semua adalah sebuah upaya. Dia sedang membantu sang penghipnotis. Dia berpikir

bahwa dia sedang membantu sang penghipnotis. Tapi, ini adalah sebuah upaya yang dia

lakukan, sehingga tidak ada sesuatu yang terjadi. Tidak ada sesuatu yang bisa membantu;

dia masih terjaga.Jika saja dia dapat hanya menjadi pasif, jika dia hanya mendengar apa

yang dikatakan, melihat pada apa yang ditunjukkan, maka dia akan tertidur. Tidak perlu

ada upaya yang mesti dia lakukan; yang diperlukan hanya sikap menerima yang pasif.

Tapi, anda-pun membawa pikiran anda ke dalam sikap penerimaan yang pasif ini, pada

awalnya, anda akan membutuhkan upaya.

Jadi, jangan takut pada upaya. Mulailah dengan upaya, dan ingatlah bahwa anda

harus bergerak melampaui upaya. Hanya ketika anda telah bergerak melampaui upaya,

maka anda akan menjadi pasif, dan bahwa kesadaran yang pasif itu akan membawa

keajaiban.

Dengan kesadaran pasif ini, tidak terdapat lagi pikiran, disana. Untuk pertama

kalinya, pusat batin dari eksistensi anda tersingkap, dan terdapat basis untuk bertindak

disana. Upaya dibutuhkan untuk apa saja yang dilakukan di dunia ini. Jika anda ingin

untuk melakukan apa saja di dunia luar ini, maka dibutuhkan upaya. Tapi, jika anda ingin
melakukan sesuatu di dalam pusat batin ini, tidak dibutuhkan upaya. Hanya relaksasi

yang dibutuhkan. Keadaan tidak melakukan sesuatu (nondoing) adalah seninya disana,

sebagaimana halnya dengan melakukan sesuatu adalah seni dari hidup di dunia luar ini.

Kewaspadaan yang pasif ini adalah kunci sukses. Tapi, jangan merasa terganggu

oleh bahasa. Mulailah dengan upaya. Simpan baik-baik dalam benak anda bahwa anda

harus meninggalkannya (bahasa), dan teruslah untuk meninggalkannya. Bahkan, proses

meninggalkan ini akan menjadi sebuah upaya; tapi, akan datang suatu momen dimana

segala sesuatunya berlalu. Kemudian, anda berada disana, dimana anda tidak melakukan

suatu apapun---hanya berada disana. “Keberadaan” itulah yang dimaksudkan dengan

pencerahan, dan semua yang sangat berharga untuk diketahui, yang sangat berharga

untuk dimiliki, keberadaan yang bernilai tinggi, akan terjadi pada diri anda dalam

keadaan itu.

Anda juga telah mengatakan untuk mengabaikan kandungan-

kandungan pikiran yang negatif dan tidak memberi (menyalurkan) energi

kepada mereka. Saya mendapatinya sulit untuk tetap berada pada

suasana yang membahayakan dari proses mengabaikan tanpa terjatuh ke

dalam tindakan supresi, sehingga dengan demikian, meletakkan berbagai

hal kembali ke dalam alam bawah sadar. Mohon anda menjelaskan

kepada saya bagaimana untuk membedakan secara tegas antara kedua

hal ini?

Anda telah mengetahuinya, pertanyaan anda mengandung pembedaan yang tegas

itu. Anda mengetahui dengan sangat baik ketika anda sedang abai dan ketika anda sedang
men-supresi. Proses mengabaikan hanya berarti tidak memperhatikan kepadanya. Sesuatu

ada disana, biarkan ia berada disana. Anda tidak berkepentingan untuk memperhatikan

cara ini atau cara itu, melainkan ia harus menetap atau berlalu pergi. Anda tidak

memvonis. Anda hanya sekadar menerima bahwa ia berada disana, dan ini bukan urusan

anda melainkan ia ada disana atau tidak.

Dalam men-supresi, anda mengambil bagian aktif. Anda sedang bergulat dengan

energi itu, anda sedang memaksanya menuju ke alam bawah sadar. Anda sedang

berupaya bukan untuk dapat melihatnya dimanapun. Anda ingin mengetahui bahwa ia

tidak lagi ada disana.

Misalnya, amarah terdapat disana; hanya duduk dalam diam dan perhatikan

amarah itu berada disana. Biarkan ia menetap. Berapa lama ia dapat tetap tinggal?

Apakah anda memikirkannya sebagai sesuatu yang abadi? Sebagaimana ia telah datang,

ia akan pergi berlalu. Anda hanya sekadar menunggu. Anda tidak melakukan apapun

tentangnya, mendukung atau menentang. Jika anda melakukan sesuatu untuknya, maka

anda sedang mengekspresikannya, dan ketika anda mengekspresikannya, anda memasuki

ketidakteraturan, karena orang lain, mungkin sekali, bukan seorang meditator---sangat

mungkin dia tidak akan menjadi seorang meditator. Dia juga akan bereaksi, dan dengan

luapan amarah yang lebih besar. Sekarang, anda berada dalam lingkaran setan. Anda

marah, anda telah membuat orang lain marah, dan anda dengan orang lain terus saling

mengekspresikan amarah yang lebih meluap lagi. Cepat atau lambat, amarah anda hampir

akan menjadi kebencian yang sekeras batu karang, menjadi kejam. Dan ketika anda

sedang bergerak dalam lingkaran setan ini, anda mengalami kehilangan kesadaran. Anda

mungkin melakukan suatu perbuatan yang hnaya akan anda sesali kemudian. Anda
mungkin membunuh, atau setidaknya, anda berupaya untuk itu. Dan setelah episode ini

berakhir, anda akan bertanya-tanya: “Saya tidak pernah berpikir bahwa saya dapat

membunuh seseorang!” Tapi, anda telah menciptakan energi ini, dan energi dapat

melakukan apa saja. Energi bersifat netral. Ia dapat menciptakan sesuatu, ia dapat

menghancurkan; ia dapat menyinari rumah anda atau ia dapat membakar rumah anda.

Proses mengabaikan berarti bahwa anda tidak melakukan apapun tentangnya.

Terdapat amarah disana. Anda tinggal mencatatnya, bahwa amarah itu terdapat disana,

sebagaimana cara anda melihat sebuah pohon terdapat di luar sana. Apakah anda harus

melakukan sesuatu tentangnya? Sebuah awan sedang bergerak di langit; apakah anda

harus melakukan sesuatu tentangnya? Amarah juga sebuah awan yang sedang bergerak di

layar pikiran anda. Jadi, perhatikanlah; biarkan ia bergerak.

Dan ini bukan sebuah pertanyaan tentang berada dalam suasana yang sangat

membahayakan. Jangan membuat hal kecil menjadi besar. Ini adalah hal yang sangat

kecil dan dapat dilakukan secara sangat sederhana; anda hanya harus menerima bahwa ia

berada disana. Jangan mencoba untuk memindahkannya, jangan mencoba untuk

bertindak terhadapnya, dan jangan merasa malu bahwa anda sedang marah. Bahkan jika

anda merasa malu, anda telah mulai bertindak---dapatkah anda menjadi bukan-pelaku

(nondoer)?

Kesedihan ada disana, kemarahan ada disana. Amati saja. Dan bersiaplah untuk

menerima kejutan; jika anda dapat mengamati, dan pengamatan anda tidak

terkontaminasi, benar-benar murni---anda benar-benar sedang tidak melakukan apapun,

tapi hanya melihat---amarah akan perlahan-lahan berlalu pergi. Kesedihan ini akan

lenyap, dan yang tersisa dalam diri anda adalah kesadaran yang bersih. Anda tidak begitu
bersih sebelumnya, karena adanya kemungkinan amarah disana. Sekarang, kemungkinan

itu telah menjadi aktual, dan kemungkinan ini terlah berlalu dengan amarah. Anda jauh

lebih bersih. Anda tidak begitu hening, tidak begitu damai; sekarang anda baru

mengalami keheningan dan kedamaian. Kesedihan telah menyedot beberapa energi; ia

tidak akan mengizinkan anda untuk mengalami kebahagiaan yang mendalam, ia akan

menutupi kesadaran anda dengan kabut awan. Amarah, kesedihan, dan semua emosi-

emosi negatif lain, semuanya menguras energi anda. Mereka semua ada disana karena

anda telah merepresi mereka, dan karena mereka direpresi, anda tidak mengizinkan

mereka keluar. Anda telah menutup pintu dan anda telah meletakkan mereka di lapisan

yang paling bawah; mereka tidak dapat meloloskan diri. Bahkan meskipun mereka ingin

meloloskan diri, anda tidak ingin mereka lolos. Dan mereka akan mengganggu seluruh

hidup anda. Di malam hari, mereka akan menjadi mimpi-mimpi buruk, mimpi-mimpi

yang mengerikan. Di siang hari, mereka akan mempengaruhi tindakan-tindakan anda.

Dan selalu ada disana sebuah kemungkinan bahwa beberapa emosi menjadi

terlalu besar untuk dapat dikontrol. Anda terus melakukan represi dan merepresi dan

merepresi, sehingga kabut awan menjadi lebih tebal. Akan tiba saatnya dimana anda tidak

dapat mengontrolnya lagi. Kemudian, sesuatu akan terjadi, dimana dunia ini akan melihat

saat anda melakukan sesuatu, tapi bagi mereka yang mengetahui, dapat melihat bahwa

anda tidak melakukannya, anda berada dibawah suatu kekuatan impulsif yang sangat

besar. Anda sedang berperilaku seperti robot; anda tidak berdaya.

Anda membunuh, anda memperkosa, anda melakukan sesuatu yang sangat

buruk---tapi dalam kenyataannya, anda tidak melakukannya.Anda telah mengumpulkan

semua bahan-bahannya, yang menjadi begitu kuat, sehingga sekarang ini, ia dapat
memaksa anda untuk melakukan berbagai hal: berbagai hal di luar kesadaran anda, hal-

hal yang bertentangan dengan anda. Bahkan, pada saat anda sedang melakukannya, anda

mengetahui bahwa ini tidak benar. Anda tahu: “Saya tidak seharusnya melakukan ini.

Mengapa saya melakukannya?” Tapi, tetap saja anda akan melakukannya.

Banyak dari para pembunuh di berbagai lembaga pengadilan di dunia ini, jtelah

berkata dengan sangat jujur bahwa mereka tidak membunuh. Tapi, lembaga pengadilan

tidak dapat mempercayainya, aturan hukum tidak dapat mempercayainya. Saya dapat

mempercayainya, tapi lembaga-lembaga pengadilan dan lembaga-lembaga hukum

semuanya adalah primitif, mereka tidak dapat bersikap dewasa. Mereka belum

mendasarkan diri secara psikologis. Mereka hanyalah cerminan dari upaya balas dendam

dari masyarakat---yang dituangkan dalam kata-kata indah, tapi ini benar-benar tidak ada

artinya, tapi, merupakan hal yang sama dengan yang telah dilakukan oleh sang pelaku

kejahatan itu. Dia telah membunuh, sekarang, masyarakat ingin membunuh dia. Dia

sendirian, tapi masyarakat mempunyai aturan hukum, lembaga pengadilan, polisi,

penjara. Dan ini akan menempuh suatu ritual yang panjang untuk membuktikan kepada

dirinya sendiri: “Kami tidak membunuh orang ini, kami hanya berupaya untuk mencegah

kejahatan.” Tapi, ini bukanlah faktanya.

Jika anda ingin untuk mencegah kejahatan, maka hukum anda harus lebih

didasarkan pada basis psikologi, psikoanalisa, dan meditasi. Maka, anda akan mampu

melihat bahwa tidak ada individu yang pernah melakukan sesuatu yang salah, hanya

seluruh masyarakat anda yang salah. Masyarakat bersalah karena ia mengajarkan

warganya untuk merepresi, dan ketika mereka melakukan represi, akan datang saat

dimana apa yang telah mereka represikan mulai meluap dan para warga menjadi tidak
berdaya. Mereka semua adalah para korban. Semua pelaku kriminal anda adalah para

korban, dan hakim-hakim anda, politisi-politisi dan pendeta-pendeta anda adalah para

pelaku kriminal. Tapi, semua ini telah berlangsung selama berabad-abad, sehingga

dianggap sebagai kebenaran.

Jangan melakukan apapun, abaikan saja... dan ini tidak sulit, ini adalah fenomena

yang sangat sederhana. Misalnya, ada sebuah kursi di dalam kamar anda. Dapatkah anda

mengabaikannya? Apakah anda harus melakukan sesuatu dengan kursi itu? Tidak ada

perlunya untuk melakukan sesuatu terhadapnya. Hanya, mengamati saja pada isi pikiran

anda dari kejauhan, hanya sedikit jarak sehingga anda dapat melihat: “Ini adalah amarah,

ini adalah kesedihan, ini adalah penderitaan, ini adalah kecemasan, ini adalah

kekhawatiran,” dan seterusnya. Biarkan mereka berada disana. “Saya tidak terpengaruh.

Saya tidak akan melakukan sesuatu untuk atau sebaliknya.” Dan mereka akan mulai

melenyap.

Jika anda dapat mempelajari hal yang sederhana, tentang membiarkan berbagai

hal ini lenyap, anda akan mempunyai semacam kejernihan kesadaran: visi anda akan

menjadi begitu menembus, wawasan (insight) anda menggapai begitu jauh sehingga

bukan hanya ia akan mengubah individualitas anda, ia juga akan mengizinkan

kandungan-kandungan yang direpresi di alam bawah sadar untuk muncul ke permukaan

kesadaran. Menyadari bahwa anda telah belajar untuk tidak merepresi, maka berbagai hal

akan mulai bergerak keluar. Mereka ingin untuk pergi keluar menuju dunia ini. Tak

seorang pun ingin untuk hidup di lapisan terbawah dalam diri anda yang gelap gulita!

Menyadari bahwa anda telah mengizinkan berbagai hal agar dapat bergerak keluar, dan

mereka tidak perlu menunggu malam hari saat anda tertidur, mereka akan mulai bergerak
keluar. Anda akan melihat mereka bergerak keluar dari lapisan paling bawah dari

eksistensi anda dan bergerak keluar dari alam bawah sadar anda. Secara perlahan, alam

bawah sadar anda akan menjadi kosong.

Dan inilah keajaibannya: jika alam bawah sadar kosong, maka dinding pemisah

antara alam sadar dengan alam bawah sadar akan runtuh. Semuanya menjadi alam sadar.

Pertama kali, anda hanya mempunyai sepersepuluh dari pikiran anda yang sadar;

sekarang, anda mempunyai semua dari sepuluh bagian secara serentak, kesadaran. Anda

menjadi sepuluh kali lebih sadar. Dan proses ini dapat berlangsung lebih mendalam lagi;

ia dapat membebaskan alam bawah sadar kolektif. Kuncinya tetap sama. Ia dapat

membebaskan alam bawah sadar kosmik. Dan jika anda dapat membersihkan semua

bagian-bagian dari alam bawah sadar yang berada di bawah alam sadar anda, maka anda

akan mempunyai sejenis kesadaran yang indah sehingga untuk dapat memasuki ke alam

supra-sadar akan menjadi semudah burung mengepakkan sayap.

Ia adalah langit terbuka anda. Ini hanya soal anda yang begitu terbebani, begitu

banyak beban berat sehingga anda tidak dapat terbang. Sekarang, tidak ada beban lagi.

Anda begitu ringan sehingga hukum gravitasi kehilangan dayanya atas pikiran anda; anda

dapat terbang menuju alam supra sadar, menuju alam sadar kolektif, menuju kesadaran

kosmik.

Keilahian berada dalam jangkauan anda. Anda hanya harus melepaskan setan-

setan yang selama ini anda paksa masuk ke dalam alam bawah sadar. Lepaskan setan-

setan itu dan keilahian akan berada dalam jangkauan anda. Dan kedua hal itu dapat

berlangsung secara bersamaan. Ketika lapisan yang lebih bawah telah dibersihkan, maka
dunia yang lebih atas akan tersedia untuk anda. Ingat, sekali lagi saya katakan, ini adalah

sebuah proses yang sederhana.

Apa hubungan antara penguasaan atas diri dengan kontrol?

Kedua hal itu saling bertentangan. Penguasaan atas diri tidak mempunyai diri di

dalamnya; ini sepenuhnya tanpa-diri (selfless). Penguasaan ada disana, tapi tidak ada diri

yang menguasai; tidak ada satupun yang menguasai atau yang dikuasai, disana hanya ada

kesadaran murni. Dalam kemurnian ini, anda menjadi bagian dari keseluruhan; dalam

kemurnian ini, anda adalah keilahian itu sendiri. Tapi, tidak ada diri disana.

Ketika kita mengatakan: “penguasaan-diri” kita menggunakan bahasa yang salah.

Tapi, tak ada satupun yang dapat dilakukan, karena semua bahasa adalah salah di alam-

alam yang lebih tinggi ini; pada momen-momen keberlimpahan dan kepenuhan ini, tidak

ada kata-kata yang bisa menggambarkan. Di dalam kontrol, terdapat diri; di dalam

kontrol terdapat lebih banyak diri. Orang yang tidak terkontrol tidak mempunyai begitu

banyak diri, tidak mempunyai begitu banyak ego---bagaimana mungkin dia dapat

mempunyai? Dia mengetahui kelemahan-kelemahannya.

Itulah mengapa anda akan menjumpai sebuah fenomena aneh bahwa apa yang

anda sebut sebagai manusia-manusia suci adalah lebih egois daripada para pendosa. Para

pendosa, mereka lebih manusiawi, lebih merendah. Sedangkan manusia-manusia suci,

mereka hampir tidak manusiawi karena kontrol mereka: mereka berpikir bahwa mereka

adalah manusia-super karena mereka dapat mengontrol insting-insting mereka, mereka

dapat menjalankan praktik puasa yang berkepanjangan, mereka dapat tetap menahan

nafsu seks mereka selama bertahun-tahun atau selama hidup mereka. Mereka dapat tetap

terjaga selama beberapa hari secara berturut-turut, sedetikpun tidak tidur karena mereka
dapat mempunyai semacam kontrol atas tubuh, kontrol atas pikiran, ini, secara alami,

memberi mereka ego yang sangat besar. Ia menyuburkan ide mereka bahwa “Aku adalah

orang yang istimewa.” Ia membesarkan penyakit mereka.

Seorang pendosa lebih sederhana. Ia menjadi apa adanya; dia tahu bahwa dia

tidak dapat mengontrol apa saja. Ketika amarah muncul, dia menjadi marah. Ketika cinta

hadir, dia menjadi pencinta. Ketika kesedihan datang, dia menjadi sedih. Dia tidak

mempunyai kontro atas emosi-emosinya. Ketika dia lapar, dia siap untuk melakukan apa

saja untuk memperoleh makanan; bahkan jika dia harus mencuri, dia akan melakukannya.

Dia akan menemukan setiap cara yang mungkin.

Sebuah kisah sufi terkenal:

Mulla Nasruddin dan dua orang suci berangkat haji menuju kota Mekkah. Mereka

melewati sebuah desa, ini adalah fase terakhir dari perjalanan mereka. Uang mereka

hampir habis; tinggal sedikit yang tersisa. Mereka membeli manisan yang khas yang

disebut halva, tapi ini tidak cukup bagi ketiganya padahal mereka sangat lapar. Apa yang

harus dilakukan? Dan mereka bahkan tidak siap untuk membaginya karena ini akan tidak

dapat mengenyangkan masing-masing mereka yang lapar. Lalu, mereka mulai berbicara

menyombongkan diri masing-masing bahwa “Aku lebih penting bagi eksistensi, sehingga

hidupku harus diselamatkan.”

Orang suci pertama berkata: “Aku terus-menerus berpuasa, aku terus-menerus

beribadah selama sekian banyak tahun; tak ada seorang pun yang hadir disini yang lebih

relijius dan suci dibanding aku. Dan Tuhan menginginkan aku untuk diselamatkan,

sehingga manisan halva ini harus diberikan kepadaku.”


Orang suci kedua berkata: “Ya, aku tahu, engkau adalah seorang manusia yang

sangat berdisiplin dalam menempuh kehidupan asketik, tapi aku adalah seorang ulama

yang hebat. Aku telah mempelajari semua kibat-kitab suci, seluruh hidupku telah aku

persembahkan untuk menyebarkan pengetahuan. Dunia ini tidak membutuhkan orang-

orang yang dapat berpuasa. Apa yang dapat engkau lakukan? Engkau hanya dapat

berpuasa. Engkau dapat berpuasa di surga! Dunia ini membutuhkan pengetahuan.

Penduduk dunia ini begitu bodoh sehingga ia tidak mampu untuk melenyapkan aku.

Manisan halva ini harus diberikan kepadaku.”

Mulla Nasruddin berkata: “Aku bukan seorang asketik, sehingga aku tidak dapat

mengklaim soal kontrol diri. Aku, juga, bukan orang yang sangat pandai, sehingga aku

tidak dapat mengklaim soal kepandaian. Aku adalah seorang pendosa yang awam, dan

aku telah mendengar bahwa Tuhan selalu welas asih kepada para pendosa. Maka, halva

itu adalah milikku.”

Mereka tidak dapat meraih kesimpulan apapun. Akhirnya, diambil keputusan

bahwa mereka bertiga akan tidur tanpa makan manisan halva: “Biarlah Tuhan Sendiri

yang memutuskan: siapa saja yang diberi mimpi terbaik oleh Tuhan, maka, esok harinya,

mimpi itu akan menjadi sangat menentukan.”

Esok harinya, orang suci berkata: “Tak seorang pun yang dapat bersaing

denganku lagi, sekarang sudah pasti. Berikan manisan itu, karena dalam mimpi, aku telah

mencium kaki Tuhan. Ini adalah mimpi hebat yang dapat diharapkan oleh seseorang---

apalagi pengalaman yang lebih hebat dari ini?”


Orang suci yang sangat pandai, tertawa dan berkata: “Itu belum apa-apa---karena

aku bermimpi bahwa Tuhan memelukku dan menciumku! Engkau menicum kaki-Nya?

Dia mencium-ku dan memelukku! Mana manisan halva itu? Ia menjadi milikku.”

Mereka melihat pada Nasruddin dan bertanya: “Telah bermimpi apa kamu?

Nasruddin berkata: “Aku adalah seorang pendosa yang miskin, mimpiku sangat

sederhana---begitu sederhananya sehingga ia tidak layak untuk diceritakan. Tapi, karena

engkau mendesak dan karena kita telah bersepakat, maka aku akan menceritakannya.

Dalam tidurku, Tuhan menampak dan berkata: ‘Kamu bodoh! Apa yang sedang kamu

lakukan? Makanlah manisan halva ini!’ Dan bagaimana mungkin aku tidak patuh pada

perintah-Nya? Sehingga tidak ada manisan halva yang masih tersisa sekarang, aku telah

memakannya.”

Kontrol diri memberi anda ego yang sangat halus (yang sulit dideteksi). Kontrol

diri mempunyai lebih banyak “diri” di dalamnya daripada apapun juga. Tapi, penguasaan

diri adalah fenomena yang sangat berbeda; ia tidak mempunyai diri di dalamnya. Kontrol

itu diolah dan dipraktikkan; dengan upaya yang sangat keras, anda harus menanganinya.

Ini adalah sebuah perjuangan yang panjang, barulah anda dapat mencapainya. Sedangkan

penguasaan diri itu bukan sesuatu yang diolah, ia tidak untuk dipraktikkan. Penguasaan

diri tiada lain adalah proses memahami. Ini bukanlah kontrol sama sekali.

Misalnya, anda dapat mengontrol amarah, anda dapat merepresinya, anda dapat

duduk di atasnya. Tak seorangpun akan tahu apa yang telah anda lakukan, dan anda akan

dipuji oleh orang banyak bahwa dalam siatuasi seperti itu, dimana setiap orang akan

menjadi marah, anda masih tetap tenang dan terkendali. Tapi, anda tahu bahwa semua

ketenangan dan keterkendalian itu ada di permukaan saja, sedangkan di batin anda yang
paling dalam, anda sedang mendidih. Jauh di dalam lubuk hati anda, terdapat api yang

berkobar, tapi anda merepresinya di alam bawah sadar, anda membenamkannya sangat

dalam, secara paksa, di alam bawah sadar dan anda duduk di atasnya seperti sebuah

gunung berapi, dan anda masih duduk di atasnya.

Manusia yang mengontro adalah manusia yang merepresi. Dia terus merepresi,

dan karena dia terus merepresi, dia terus mengakumulasi semua hal-hal yang salah.

Seluruh hidupnya menjadi tempat sampah. Cepat atau lambat, dan ini tampaknya akan

segera terjadi daripada lambat, gunung berapi itu akan meletus---karena terdapat batas

maksimal yang dapat anda tanggung. Anda merepresi amarah, anda merepresi seks, anda

merepresi semua jenis hasrat dan keinginan---Seberapa lama anda dapat terus merepresi?

Anda dapat menanggung begitu banyak, sehingga pada suatu ini menjadi tidak dapat

anda kontrol. Ia meledak.

Apa yang anda sebut sebagai manusia-manusia suci, manusia manusia

pengontrol-diri, dapat diprovokasi dengan sangat mudah. Cakarlah sedikit saja, dan

engkau akan dibuat terkejut; nafsu binatang mereka akan muncul segera. Kesucian

mereka hanya ada di permukaan saja dan sangat dangkal; mereka membawa banyak setan

di dalam diri mereka yang mereka pelihara. Dan kehidupan mereka dipenuhi oleh

penderitaan, karena ini adalah kehidupan yang penuh dengan susah payah secara terus-

menerus. Mereka adalah orang-orang yang menderita gangguan emosi dan mental

(neurotic) dan mereka berada di ambang kegilaan, selalu berada di ambang kegilaan. Hal-

hal kecil apapun akan dapat membuktikan keputus-asaan mereka. Mereka bukan manusia

religius dalam pandangan hidup saya.


Manusia religius sejati tidak mengontrol apapun, tidak merepresi apapun. Jika

anda seorang religius sejati, anda akan berupaya untuk memahami, tidak mengontrol.

Anda menjadi lebih meditatif, anda mengamati amarah anda, seks anda, keserakahan

anda, kecemburuan anda, hasrat untuk memiliki anda. Anda mengamati semua racun-

racun yang mengitari anda, amati saja, berusahalah untuk memahami apa itu amarah, dan

dalam proses memahami ini anda akan mengalami transendensi. Anda menjadi seorang

saksi, dan dalam kesaksian ini, amarah anda meleleh seolah-olah matahari telah terbit dan

salju mulai meleleh.

Proses memahami membawa kehangatan tertentu; ini adalah suatu matahari-terbit

di dalam diri anda dan es akan mulai meleleh di sekitar anda. Ini seperti nyala api di

dalam diri anda dan kegelapan mulai lenyap.

Manusia yang memahami, yang bermeditasi, adalah bukan manusia pengontrol---

keduanya adalah bertentangan. Dia adalah seorang pengamat. Dan jika anda ingin untuk

mengamati, anda harus bersikap tidak memvonis secara mutlak. Manusia yang

mengontrol itu bersikap memvonis, terus-menerus menyalahkan: “Ini adalah

salah.”Terus-menerus mengevaluasi: “Ini baik, ini buruk, ini akan mengarah ke neraka,

ini akan mengarah ke surga.” Dia terus-menerus memvonis, menyalahkan mengevaluasi,

dan memilih-milih. Manusia yang mengontrol hidup dengan memilih, dan manusia yang

memahami hidup dalam sikap tidak memilih.

Ini adalah kesadaran yang tidak memilih yang membawa transformasi nyata. Dan

karena tak ada sesuatu yang direpresi, maka tidak ada ego yang muncul. Tidak ada “diri”

yang muncul. Dan karena proses memahami ini bersifat subyektif, merupakan fenomena

dalam diri, maka tak seorang pun yang mengetahuinya. Tak seorangpun yang dapat
melihatnya kecuali anda. Dan sang ego datang dari luar diri, dari orang lain, apa yang

mereka katakan tentang anda. Ini adalah pendapat orang lain tentang anda yang

menciptakan ego. Mereka mengatakan bahwa anda cerdas, mereka mengatakan bahwa

anda begitu suci, mereka mengatakan bahwa anda begitu saleh---sehingga anda merasa

hebat karenanya! Ego berasal dari luar diri, ia diberikan oleh orang lain kepada anda.

Tentu saja, mereka mengatakan sesuatu di hadapan anda akan tetapi mengatakan sesuatu

yang lain, yang berbeda, di belakang anda.

Sigmund Freud biasa mengatakan bahwa, bahkan, jika untuk selama dua puluh

empat jam kita memutuskan bahwa setiap orang di bumi ini akan mengatakan hanya

kebenaran saja, maka semua persahabatan akan lenyap. Semua skandal cinta akan

berakhir, semua perkawinan akan kehilangan maknanya. Jika sebuah keputusan diambil

bahwa seluruh kemanusiaan akan mempraktikkan hanya kebenaran saja dan tak ada lagi

yang lain selama dua puluh empat jam.... Ketika seorang tamu mengetuk pintu rumah

anda, anda tidak akan mengatakan: “Silahkan masuk, aku sedang menanti kedatanganmu.

Sudah lama sekali aku tidak melihatmu! Aku menderita karena lama tak berjumpa,

kemana saja kamu? Kamu membuat hatiku bergetar karena senang.” Anda akan

mengatakan kebenaran bahwa anda merasa: Anda akan mengatakan: “Jadi, si bangsat ini

datang lagi rupanya! Sekarang, bagaimana cara terbebas dari anak haram ini.?” Kalimat

inilah yang berada jauih di lubuk hati anda, itulah yang sedang anda kontrol. Anda akan

mengatakannya kepada siapa saja di belakang orang itu.

Amatilah diri anda, apa yang anda katakan kepada orang-orang di hadapan

mereka dan apa yang anda katakan di belakang mereka. Apa yang anda katakan di

belakang orang-orang itu adalah jauh lebih benar, lebih mendekati perasaan anda,
daripada apa yang anda katakan di hadapan orang-orang itu. Tapi, sang ego bergantung

pada apa yang dikatakan oleh orang-orang itu kepada anda, dan ini sangat rentan, begitu

rentannya sehingga pada masing-masing ego tertulis kalimat: “Hati-hati

mengoperasikannya.” (Handle with care).

Pieracki, seorang yang berkulit putih, Odum, seorang berkulit hitam, dan

Alvarez, seorang Meksiko, mereka bertiga adalah pengangguran dan tinggal bersama.

Pieracki pulang ke rumah pada suatu malam dan memberitahu bahwa dia baru saja

memperoleh pekerjaan. “Hei teman-teman, bangunkan aku besok jam enam pagi,”

katanya. “Aku harus bekerja pada pukul setengah tujuh!”

Ketika Pieracki tertidur, Odum berkata kepada Alvarez: “Dia mendapat kerja

karena dia berkulit putih. Sedangkan kita tidak mendapat pekerjaan karena aku berkulit

hitam dan kamu berkulit coklat.” Maka, sepanjang malam itu, mereka melumuri seluruh

tubuh Pieracki dengan semir sepatu warna hitam, dan keduanya telah bersepakat

merencanakan untuk terlambat membangunkan dia sehingga dia akan menjadi terburu-

buru untuk berangkat kerja tepat waktu.

Esok paginya, ketika Pieracki tiba di tempat kerja, seorang penjaga pintu

bertanya: “Siapa anda?”

“Anda telah mengontrak saya untuk bekerja kemarin,” jawabnya. “Anda telah

memberitahu saya untuk datang pada pukul setengat tujuh!”

“Saya mempekerjakan orang-orang berkulit putih---sedangkan kamu berkulit

hitam!”

“Saya tidak berkulit hitam!”

“Ya, anda berkulit hitam! Pergilah dan lihat diri anda di depan cermin!”
Manusia berkulit putih itu buru-buru berlari ke depan cermin untuk melihat

dirinya dan tiba-tiba berteriak: “Tuhan! Mereka telah membangunkan orang yang

salah!”

Ego anda bergantung pada kaca-kaca cermin. Dan setiap hubungan berfungsi

sebagai sebuah cermin, setiap orang yang anda temui, berfungsi sebagai sebuah cermin,

dan ego ini terus mengontrol anda.

Dan mengapa ia mengontrol untuk yang paling pertama kali? Ia mengontrol

karena masyarakat mengapresiasi kontrol, karena masyarakat memberi anda, bahkan,

lebih banyak ego jika anda mengontrol. Jika anda mengikuti ide-ide masyarakat ini,

moralitasnya, semangat puritanismenya, ide-idenya tentang kesucian, ia akan memuji

anda setinggi langit. Semakin banyak anggota masyarakat yang menaruh rasa hormat

terhadap anda; ego anda melambung lebih tinggi, dan terbang lebih tinggi lagi.

Tapi ingat, ego tidak akan pernah membawa transformasi apapun kepada anda.

Ego adalah fenomena paling tidak sadar yang berlangsung dalam diri anda; ia akan

membuat anda semakin tidak sadar. Dan orang yang melangsungkan kehidupan

berdasarkan pada egonya, hampir selalu teracuni olehnya; dia tidak berada dalam

persepsi dan intuisinya.

Fernando baru saja menikah. Pesta pernikahan berlangsung sangat meriah

sehingga minuman anggur mengalir seperti air. Segala sesuatunya berjalan dengan baik

hingga Fernando tidak menemukan pasangan pengantinnya. Setelah mencari-cari di

antara para tamu undangan, dia menemukan bahwa sahabatnya, Luis, juga menghilang.

Fernando mulai menyelidiki berbagai premis. Dia melihat ke dalam kamar

pengantin dan menemukan Luis sedang bermain cinta dengan pasangan pengantinnya.
Fernando menutup pintu perlahan, dan berjalan mengendap-endap menuruni anak tangga

menuju para tamunya berada.

“Cepat! Cepat! Lihatlah!” dia berteriak.. “Luis begitu mabuknya hingga dia

berpikir dia adalah aku!”

Sang ego hampir selalu membuat anda dalam keadaan mabuk. Anda tidak tahu

siapa diri anda karena anda percaya apa yang dikatakan oleh orang lain tentang anda. Dan

anda tidak tahu siapa orang-orang lain itu, karena anda mempercayai apa yang dikatakan

oleh orang-orang tentang orang-orang lain. Ini adalah kepercayaan yang dibuat-buat,

dunia penuh ilusi dimana kita hidup.

Bangunlah, menjadilah lebih sadar. Dengan menjadi sadar, anda akan menjadi

seorang master (penguasa) dari eksistensi anda sendiri. Penguasaan (mastery) tidak

mengetahui apa-apa tentang diri, dan sang diri tidak mengetahui apa apa tentang

penguasaan. Semoga ini menjadi jelas sepenuhnya bagi anda.

Ajaran saya adalah tidak untuk kontrol-diri, disiplin-diri. Ajaran saya adalah

untuk kesadaran-diri, transformasi-diri. Saya ingin agar anda menjadi seluas langit biru---

karena itulah hakikat anda yang sebenarnya.

12. PEMIKIRAN, PERASAAN, TINDAKAN

Memahami “Tipe” Anda


Pemikiran-pemikiran adalah sebuah pra-okupasi.15 Orang-orang yang terlalu

banyak berpikir, berada dalam sejenis dunia yang terpisah. Mereka mempunyai dunia

pemikiran mereka sendiri dan mimpi-mimpi dan proyeksi-proyeksi dan hasrat-hasrat.

Mereka terus-menerus merangsek kesana dan kemari, tapi mereka tidak melihat pohon-

pohon, segala yang menghijau, bunga-bunga, burung-burung, orang-orang, anak-anak;

mereka tidak dapat melihat apapun..

Saya telah mendengar sebuah kisah humor kuno, yang bahkan menjadi salah satu

kisah yang sangat penting:

Michelangelo sedang mengerjakan lukisan-lukisannya di langit-langit Chapel


16
Sistine17 yang sangat terkenal itu. Selama tujuh tahun dia bekerja di scaffold (alat

gantung) yang terletak di ketinggian, dan dia berbaring disitu sepanjang hari melukis di

langit-langit Chapel. Seringkali, dia perhatikan bahwa di sore hari, ketika tak ada lagi

orang di dalam gereja, seorang perempuan tua yang buta datang untuk berdoa. Seseorang

akan membimbingnya masuk dan meninggalkan dia sendirian, dan selama berjam-jam,

dia duduk dalam doa.

Suatu hari, di sore yang panas, Michelangelo sedang tidak bersemangat untuk

bekerja sehingga dia duduk-duduk di alat gantungnya dan melihat ke bawah. Seluruh

ruangan gereja itu kosong, hanya terdapat perempuan tua itu di bawah sana. Dan dia

sedang berdoa seperti biasanya dan air mata membasahi kedua pipinya.... Michelangelo

timbul hasrat untuk melucu.

Dia berteriak ke bawah, “Aku adalah Yesus Kristus. Apa yang kau inginkan?

Beritahu aku dan aku akan mengabulkannya.” Dia mengharapkan perempuan itu untuk
15
Occupation = Menempati, menduduki, mengisi.
16
Chapel = Bangunan untuk tempat beribadah bagi kaum Kristiani yang lebih kecil dari Gereja. (pent).
17
Chapel Sistine, di Roma, menjadi sangat terkenal berkat lukisan-lukisan Michelangelo di langit-langit
dinding Chapel, antara tahun 1505 dan 1512, atas titah Paus Julius II, (penerjemah).
mengatakan apa yang dia inginkan. Tapi, perempuan itu menengadahkan wajahnya,

dengan kedua matanya yang buta, dan berkata: “Diam kamu! Aku tidak sedang berbicara

kepadamu, aku sedang berbicara dengan ibumu!”

Ini adalah pra-okupasi. Siapa yang merasa terganggu oleh Yesus Kristus? Ketika

anda sedang berada dalam satu pemikiran tertentu atau dalam suatu proses berpikir

tertentu, anda menjadi tertutup. Hanya sebuah terowongan yang tetap terbuka. Anda

bergerak di dalam terowongan itu, dan terowongan dari pemikiran-pemikiran anda itu

tidak ada hubungannya dengan realitas. Ini adalah pemikiran anda, ini hanyalah sebuah

getaran di dalam pikiran anda, hanya sebuah getaran. Itulah mengapa dikatakan bahwa

jika anda terlalu banyak berpikir, anda tidak dapat mengetahui kebenaran.

Semua jenis meditasi mengandaikan satu hal, dan itu adalah ketiadaan pemikiran

(thoughtlessness). Dan sebagaimana ada pemikiran-pemikiran di dalam mind, maka

terdapat pula emosi-emosi di dalam hati. Pemikiran-pemikiran harus pergi jika anda ingin

agar proses mengetahui muncul, dan jika anda ingin proses mencintai muncul di dalam

hati anda, maka sentimentalitas anda dan emosi-emosi anda harus pergi.

Orang-orang telah siap menerima bahwa pemikiran-pemikiran harus pergi

sehingga kemudian inteligensi anda menjadi murni, tapi mereka tidak merenungkan hal

yang kedua---bahwa hati anda hanya murni ketika emosi-emosi anda dan apa yang anda

sebut sebagai sentimen-sentimen anda telah berlalu pergi. Banyak orang memikirkan

sentimentalitas sebagai perasaan; padahal bukan. Pemikiran-pemikiran adalah bukan

inteligensi dan sentimentalitas adalah bukan cinta. Dan disana hanya ada dua jalan.

Seluruh mistikus berbicara tentang dua cara: cara mengetahui, cara inteligensi,

dan cara merasa, cara mencintai. Tapi, kedua cara itu membutuhkan esensi yang sama.
Jika anda meneliti melalui inteligensi, maka hentikan proses berpikir sehingga

inteligensia dapat berfungsi tanpa ada rintangan. Baik itu berupa, anda akan melihat

kebenaran melalui hati, cermin hati, atau anda akan melihatnya melalui cermin

inteligensia anda. Keduanya sama-sama bagus; apapun yang anda pilih atau apapun yang

anda rasakan adalah lebih bersesuaian dengan anda.

Jalan hati adalah jalan yang feminin sedangkan jalan inteligensia, meditasi,

mengetahui, adalah jalan maskulin. Tapi, ingatlah satu hal: anda boleh saja menjadi laki-

laki secara biologis, tapi anda belum tentu menjadi maskulin secara psikologis. Anda

boleh jadi seorang perempuan secara biologis, tapi anda belum tentu menjadi perempuan

(female) secara psikologis. Anda harus melihat ke dalam diri anda secara psikologis.

Fisiologi tidak bersifat menentukan, tapi psikologi-lah yang menentukan. Banyak

perempuan akan menemukan sesuatu melalui proses mengetahui, dan banyak laki-laki

yang akan menemukan sesuatu melalui proses mencintai.

Oleh karena itu, jangan menerima begitu saja pernyataan bahwa karena secara

fisiologis anda mempunyai tubuh laki-laki, maka jalan pengetahuan adalah jalan anda,

tidak demikian. Seorang laki-laki adalah laki-laki dan perempuan sekaligus, dan seorang

perempuan adalah perempuan dan laki-laki sekaligus. Dalam banyak cara, dua poin ini

bertemu. Satu-satunya perbedaan adalah terletak pada titik tekannya. Dan jika anda

adalah seorang laki-laki dalam satu cara, anda akan menjadi seorang perempuan dengan

cara lain, sebagai imbangannya. Jika anda seorang perempuan dalam satu cara, anda akan

menjadi seorang laki-laki dalam cara lain sebagai imbangannya, karena kesatuan yang

total itu haruslah sepenuhnya dalam keadaan seimbang (equilibrium). Semua sifat-sifat

feminin anda dan aspek-aspek maskulin anda---biologis, fisiologis, psikologis---harus


menuju sintesa; jika tidak, maka anda tidak dapat eksis. Mereka semua harus sepenuhnya

seimbang.

Maka, lihatlah ke dalam diri anda sendiri. Cari tahu siapa diri anda sebenarnya.

Apa yang membuat anda merasa antusias, mengetahui, atau mencintai? Apa yang

membuat anda merasa bahagia, mengetahui, atau mencintai? Apa yang memberi anda

sebuah nyanyian dalam eksistensi anda?

Lalu, Albert Einstein tidak dapat menempuh jalan cinta; kebahagiaannya adalah

inteligensianya. Dan anda dapat menawarkan eksistensi hanya melalui kebahagiaan anda,

tak ada lagi yang lain. Itu adalah sebuah penawaran, satu-satunya penawaran; anda tidak

dapat menawarkan bunga dari pohon, anda hanya dapat menawarkan proses mekar anda

(proses pengembangan diri anda sepenuhnya). Einstein telah berkembang maksimal

sebagai suatu inteligensia indah sepenuhnya---itulah bunga yang harus dia tawarkan

kepada eksistensi. Itu adalah bunga dia; di pohon milik dia sendiri, bunga itu telah

tumbuh dan mengembang. Seorang Chaitanya atau seorang Yesus adalah dua sosok

manusia yang berbeda. Hati keduanya telah terbuka, keduanya telah mekar dalam cinta.

Keduanya dapat menawarkan bunga-bunga mereka. Anda hanya dapat menawarkan

proses mekar anda sendiri, dan agar dapat mekar, anda harus melenyapkan berbagai

halangan dan rintangan yang menghadang.

Sebuah inteligensia yang riil adalah bebas dari pra-okupasi apapun dengan

pemikiran-pemikiran. Itulah sebabnya, mengapa seluruh pakar sains mengatakan bahwa

kapan saja mereka telah menemukan sesuatu, mereka telah menemukannya tidak pada

saat sedang berpikir, tapi pada saat kegiatan berpikir telah berhenti dan terdapat sebuah
interval disana, sebuah kesenjangan. Dalam kesenjangan itulah terdapat wawasan: kilatan

intuitif, seperti sinar yang menerangi.

Ketika pemikiran berhenti, kegiatan berpikir menjadi murni. Ia akan terlihat

paradoks. Ketika pemikiran berhenti---izinkan saya mengulanginya---kegiatan berpikir

anda menjadi murni, kemampuan anda untuk merenungkan realitas menjadi murni.

Ketika emosi-emosi melenyap, sentimentalitas melenyap, maka energi cinta anda

menjadi murni.

Setiap pencari harus menemukannya. Meskipun terkadang ia akan membuat anda

sangat bingung untuk menentukan. Terdapat kasus-kasus dengan komposisi

perbandingan yang sangat tipis dimana empat puluh sembilan persen bersifat feminin dan

lima puluh satu persen bersifat maskulin, atau sebaliknya, dan sangat sulit bagi mereka

untuk menentukan jati diri mereka yang sebenarnya. Di pagi hari, proporsinya mungkin

empat puluh sembilan persen maskulin, lima puluh satu persen feminin; di malam hari,

proporsinya boleh jadi berubah. Anda adalah seorang yang mengalami perubahan secara

terus-menerus. Di pagi hari, anda mungkin saja menentukan bahwa anda menempuh jalan

cinta, sedangkan di malam harinya, anda menentukan bahwa anda berada di jalur akal.

Kadang-kadang juga terjadi bahwa di permukaan, anda adalah sebuah sosok dan

secara potensi adalah sosok yang berbeda. Kadang-kadang terjadi bahwa seorang laki-

laki terlihat sangat jantan, tapi jauh di dalam, dia memiliki hati yang sangat lembut.

Barangkali, ini karena hatinya yang lembut itu yang membuat dia menciptakan baju besi

di sekitar dirinya berupa kekuatan, berupa agresi---karena dia takut akan kelembutan

hatinya. Dia merasa takut bahwa kelembutan hatinya itu akan membuat dirinya rentan,

bahwa jika dia membuka hatinya, maka dia akan dieksploitasi dan dicurangi oleh setiap
orang, dia tidak akan pergi kemanapun dalam dunia yang penuh persaingan ini. Merasa

takut akan kelembutan hatinya telah membuatnya tertutup, dia telah meletakkan sebuah

Tembok Besar Cina di sekitar hatinya. Dia menjadi agresif dalam proporsi yang sama

saat dia merasa bahwa dia lembut dan rentan. Jadi, jika dia berpikir tentang dirinya

sendiri di permukaan, dia akan berpikir bahwa dia adalah laki-laki berwatak keras,

seorang jagoan, seorang yang penuh perhitungan. Dia mungkin sekali disesatkan oleh

baju besi dirinya sendiri, boleh jadi dia tertipu oleh tipuannya sendiri. Dia telah

menciptakan tipuan itu untuk orang lain, tapi satu hal yang harus dimengerti adalah

bahwa ketika anda menggali sebuah lubang untuk orang lain, pada akhirnya, anda sendiri

yang akan terjatuh ke dalamnya.

Atau mungkin terdapat seseorang yang terlihat sangat feminin---lembut, anggun,

elegan---tapi jauh di dalam batinnya, mungkin sekali dia adalah laki-laki yang sangat

berbahaya, seorang Adolf Hitler atau seorang Benito Mussolini atau seorang Jenghis

Khan. Ini juga sangat mungkin terjadi. Ketika seseorang menjadi takut pada agresivitas

dan sifat kerasnya sendiri, maka dia menciptakan kelembutan di sekitar dirinya; jika

tidak, tak soernagpun yang akan menjalin hubungan dengannya. Dia takut bahwa tak

seorangpun yang akan menjalin hubungan dengannya sehingga dia menjadi sangat sopan,

dia belajar etiket, dia selalu menundukkan kepala kepada orang-orang, selalu

menyunggingkan senyum sehingga tak seorangpun yang dapat melihat sifatnya yang

keras yang dia bawa kemana-mana seperti racun, seperti pisau belati yang tajam. Jika

anda mempunyai pisau belati yang tajam, maka anda harus menyembunyikannya; jika

tidak, siapa yang akan menjalin hubungan dengan anda? Anda tidak dapat membawa

pisau itu di tempat terbuka dan terlihat, anda harus menyembunyikannya di suatu tempat
terlindung. Dan begitu anda menyembunyikannya di suatu tempat, maka di waktu

selanjutnya, anda sendiri melupakan pisau itu.

Salah satu fungsi dari seorang master (guru) adalah membantu anda untuk melihat

ke dalam potensi-potensi anda yang riil, karena ini sangat menentukan: bukan baju besi

anda, bukan karakter anda, bukan siapa anda yang menampak pada permukaan yang

dangkal, tapi, anda di batin terdalam dari eksistensi anda. Anda sebagai eksistensi telah

menciptakan anda, bukan anda sebagai ciptaan dari masyarakat atau ciptaan diri anda

sendiri. Hanya dari poin ini, berbagai hal akan mulai tumbuh.

Jika anda mulai memperlakukan diri anda dengan masih membawa baju besi

anda, anda tidak akan pernah tumbuh, karena baju besi tidak dapat tumbuh, ia adalah

sebuah benda mati. Hanya eksistensi anda yang dapat tumbuh. Bentuk-bentuk tidak dapat

tumbuh, mereka tidak hidup. Hanya kehidupan dalam diri anda yang dapat tumbuh:

kehidupan yang merupakan sebuah anugerah dari alam.

Dan meditasi dapat berlangsung dalam dua cara. Yang pertama adalah bahwa

semua pergerakan melenyap---kemudian anda duduk seperti Buddha, hening

sepenuihnya, seperti sebuah patung. Ketika semua pergerakan melenyap, sang penggerak

akan lenyap pula, karena sang penggerak tidak dapat eksis tanpa ada pergerakan. Maka,

ada meditasi.

Atau, yang kedua, anda menari. Anda terus menari dan menari dan menari

sehingga sebuah momen muncul tentang sejenis kebahagiaan, semacam pergerakan

ekstrim dari energi, bahwa dalam pergerakan itu, sang ego yang seperti batu karang tidak

dapat eksis. Ia menjadi sebuah pusaran angin. Ego yang seperti batu karang melenyap
dan yang tersisa hanyalah tarian. Pergerakan ini ada tapi sang penggerak tidak lagi ada

disana. Sekali lagi, meditasi telah berlangsung.

Mereka yang menempuh jalan cinta, bagi mereka, tarian akan sesuai dan cocok

secara sempurna. Mereka yang mengikuti jalan akal, bagi mereka, posisi duduk seperti

Buddha, tidak bergerak, akan sangat membantu.

Dapatkah anda menjelaskan lebih gamblang tentang tipe-tipe yang

berbeda ini? Banyak orang terlihat mengambang antara aspek emosional

dan aspek intelektual---sehingga bagaimana mungkin seseorang dapat

mencapai suatu keputusan final tentang tipe mana yang dimiliki oleh

seseorang?

Ini sulit. Psikologi mengakui tiga basis tipe-tipe pemfungsian. Yang pertama

adalah intelektual, atau kognitif. Yang kedua adalah emosional, atau emotif, dan yang

ketiga adalah aktif. “Intelektual” berarti seseorang yang mempunyai dorongan otentik

untuk mengetahui. Dia dapat mempertaruhkan hidupnya demi pengetahuan. Seseorang

yang menangani racun, dapat mengambil racun hanya untuk mengetahui apa yang terjadi.

Kita tidak dapat memahaminya. Dia terlihat bodoh---karena dia akan mati! Apa makna

dari mengetahui sesuatu jika anda akan mati? Apa yang akan anda lakukan dengan

pengetahuan ini? Tapi kemudian, manusia tipe intelektual ini meletakkan pengetahuan di

atas kehidupan. Untuk mengetahui adalah kehidupan baginya, bukan untuk mengetahui

adalah kematian baginya. Untuk mengetahui adalah cintanya, bukan bahwa untuk

mengetahui adalah agar menjadi tidak bermakna.

Seorang Socrates, seorang Buddha, seorang Nietzsche, mereka sama-sama

meneliti pengetahuan tentang apa hakikat eksistensi itu, hakikat diri kita; bagi mereka, ini
bersifat sangat mendasar. Socrates mengatakan bahwa suatu kehidupan tanpa disertai

pemahaman akan makna hidup adalah kehidupan yang tidak layak untuk dijalani. Jika

anda tidak tahu hakikat kehidupan, maka kehidupan akan menjadi hampa. Bagi kita,

kehidupan ini mungkin terlihat tidak mempunyai makna sama sekali, karena kita terus

menjalani kehidupan dan kita tidak merasa perlu untuk mengetahui hakikat kehidupan.

Tapi, ini adalah tipe manusia yang hidup untuk mengetahui. Pengetahuan adalah

cintanya. Manusia tipe ini telah mengembangkan filsafat. Filsafat (Philosophy) berarti

“cinta pengetahuan, untuk mengetahui.”

Manusia tipe kedua adalah emotif, merasa. Bagi manusia tipe ini, pengetahuan itu

tidak bermakna apabila seseorang tidak merasakannya. Sesuatu menjadi bermakna bagi

mereka hanya ketika seseorang dapat merasakannya---seseorang harus merasakannya!

Proses merasa berlangsung melalui sebuah pusat yang lebih dalam, yaitu hati. Proses

mengetahui berlangsung melalui intelek. Para penyair termasuk dalam kategori merasa

ini---pelukis, penari, musisi. Mengetahui saja tidak cukup. Ini akan bersifat kering, tanpa

hati. Merasakan sesuatu adalah intinya! Maka, seorang dengan tipe intelektual, dapat

memotong-motong sekuntum bunga untuk mengetahui seluk beluknya, tapi seorang

penyair tidak dapat memotongnya. Dia dapat mencintainya, dan bagaimana mungkin

cinta dapat memotong sekuntum bunga? Dia dapat merasakannya, dan dia mengetahui

bahwa hanya melalui perasaanlah proses mengetahui yang sebenarnya.

Jadi, mungkin sekali bahwa seorang pakar sains mengetahui lebih banyak tentang

sekuntum bunga, tapi masih saja, seorang penyair tidak akan pernah dapat diyakinkan

bahwa pakar sains itu mengetahui lebih banyak. Seorang penyair mengetahui bahwa dia

mengetahui lebih banyak, dan dia mengetahui secara mendalam. Seorang pakar sains
hanya kenal di permukaan saja; tapi sang penyair mengetahui dari hati ke hati, dia

berbicara dengan sekuntum bunga dari hati ke hati. Dia tidak memotongnya, dia tidak

mengetahui rahasia kimiawi tentangnya. Dia bahkan tidak tahu nama bunga itu, termasuk

spesies apa dia, tapi dia mengatakan: “Saya tahu spiritnya.”

Hui-Hai, seorang pelukis Zen, telah diperintah oleh seorang Kaisar Cina untuk

melukis beberapa bunga di istananya. Hui-Hai berkata: “Maka, saya harus hidup bersama

dengan bunga-bunga.”

Tapi, sang Kaisar menjawab: “Tidak perlu, di tamanku, setiap jenis bunga

terdapat disana. Pergilah kesana dan melukislah!”

Hui Hai berkata: “Jika saya tidak merasakan bunga-bunga, bagaimana mungkin

saya dapat melukis? Saya harus tahu ruhnya. Dan dengan kedua mata ini, bagaimana

mungkin ruh bunga itu akan diketahui, dan dengan kedua tangan ini, bagaimana mungkin

ruh bunga itu dapat disentuh? Jadi, saya harus hidup secara akrab dengan mereka.

Kadang-kadang, dengan kedua mata tertutup, hanya dengan duduk di sisi mereka, hanya

dengan merasakan hembusan angin yang menyampaikan pesan, merasakan aroma wangi

yang tercium, saya dapat berbagi keheningan dengan mereka. Kadang-kadang, bunga itu

masih berupa kuncup, kadang-kadang bunga itu sedang mekar. Kadang-kadang, bunga

itu muda dan segar dan suasana hati yang berlangsung begitu berbeda, dang kadang-

kadang, bunga itu menjadi tua dan kematian perlahan-lahan mendekat. Dan kadang-

kadang, bunga itu sedang bahagia dan seperti merayakan sesuatu, dan kadang-kadang,

bunga itu bersedih. Jadi, bagaimana mungkin saya hanya datang dan melukis? Saya harus

hidup bersama bunga-bunga. Dan masing-masing bunga yang lahir, pada suatu hari akan

mati---aku harus tahu seluruh biografinya, saya harus hidup bersama dengan sebuah
bunga dari saat kelahirannya hingga kematiannya, dan saya harus merasakannya dalam

begitu banyak mood-mood-nya.

“Saya harus tahu bagaimana ia merasakan di malam hari ketika kegelapan hadir,

dan bagaimana ia merasakan di pagi hari ketika matahari baru terbit, dan bagaimana,

ketika seekor burung terbang dan seekor burung bernyanyi, bagaimana bunga itu

merasakan semua itu. Bagaimana, ketika angin puyuh datang, dan bagaimana ketika

segala sesuatunya hening... Saya harus mengetahuinya dalam banya ragam

eksistensinya---secara akrab---sebagai sahabat, sebagai partisipan, sebagai saksi, sebagai

pencinta. Saya harus menjalin hubungan dengannya! Hanya dengan cara ini, saya dapat

melukisnya, dan juga, saya tidak dapat menjanjikan sesuatu, karena sekuntum bunga

mungkin membuktikan semacam keagungannya sehingga saya mungkin tidak mampu

untuk melukisnya. Jadi, saya tidak dapat menjanjikan sesuatu, saya hanya dapat

berusaha.”

Enam bulan telah berlalu, dan sang Kaisar menjadi tidak sabar. Kemudian, dia

berkata: “Dimana gerangan Hui-Hai? Apakah dia masih mencoba untuk menyatu dengan

bunga-bunga?

Pengurus taman berkata: “Kami tidak dapat mengganggunya. Dia menjadi begitu

akrab dengan taman bunga sehingga kadang-kadang kami lewat di dekatnya dan kami

tidak dapat merasakan bahwa orang itu ada disana---dia menjadi persis seperti pohon!

Dia terus berkontemplasi.”

Enam bulan telah berlalu. Sang Kaisar pergi menemui Hui-Hai dan dia berkata:

“Apa yang sedang engkau lakukan? Kapan anda akan melukis?”


Hui-Hai berkata: “Jangan ganggu aku. Jika saya harus melukis, saya harus

melupakan tentang kegiatan melukis sepenuhnya. Jadi, jangan membuat saya

mengingatnya lagi, dan jangan mengganggu saya! Bagaimana mungkin saya hidup

dengan akrab dengan bunga-bunga jika terdapat beberapa tujuan disana? Bagaimana

mungkin menjadi akrab (dengan bunga-bunga) jika saya disini hanya sebagai seorang

pelukis dan hanya berusaha untuk menjadi akrab karena saya harus melukis? Betapa

absurd-nya. Tidak ada penanganan urusan yang mungkin disini---dan jangan datang lagi.

Ketika saat yang tepat telah tiba, saya sendiri akan datang menghadap kepada anda, tapi

saya tidak dapat menjanjikan sesuatu. Saat yang tepat itu mungkin akan datang atau ia

mungkin tidak akan hadir.”

Selama tiga tahun lamanya sang Kaisar telah menunggu. Kemudian, datanglah

Hui-Hai. Dia masuk ke dalam istana kerajaannya, dan sang Kaisar menatap kepadanya.

Dia berkata: “Sekarang, jangan melukis... karena anda persis menjadi seperti sekuntum

bunga. Aku melihat di dalam diri anda semua bunga-bunga yang pernah aku lihat! Dalam

pandangan kedua matamu, dalam gestur-gestur tubuhmu, dalam gerakan-gerakanmu,

anda menjadi persis seperti sekuntum bunga.”

Hui-Hai berkata: “Saya datang kesini hanya untuk mengatakan bahwa saya tidak

dapat melukis, karena tidak ada lagi seorang laki-laki yang berpikir untuk melukis.”

Ini adalah sebuah cara yang berbeda, ini adalah manusia tipe emotif yang

mengetahui dengan perasaan. Bagi manusia tipe intelektual, bahkan agar dapat

merasakan sesuatu, dia harus mengetahui terlebih dahulu. Dia tahu terlebih dahulu, dan

hanya dengan cara ini, dia kemudian dapat merasa. Perasaannya juga datang melalui

proses mengetahui.
Kemudian, terdapat manusia tipe ketiga, yaitu manusia aktif---manusia tipe

kreatif. Dia tidak dapat terus-menerus dalam keadaan mengetahui atau merasa, dia harus

mengkreasi. Dia dapat mengetahui hanya melalui kreasi. Jika dia tidak mengkreasikan

sesuatu, dia tidak dapat mengetahuinya. Hanya dengan menjadi seorang kreator-lah dia

menjadi seorang yang mengetahui.

Manusia tipe ketiga ini hidup dalam aksi. Sekarang, apa yang saya maksudkan

dengan “aksi”? Banyak dimensi yang mungkin, tapi, manusia tipe ketiga ini selalu

berorientasi pada aksi. Dia tidak akan bertanya apa makna hidup itu, atau apa hakikat

kehidupan itu. Dia akan bertanya: “Apa yang harus dilakukan dengan kehidupan? Apa

gunanya ia? Apa yang harus dikreasikan?” Jika dia dapat mengkreasi, maka dia berada

dalam situasi yang mudah. Kreasi-kreasi dia mungkin sekali berbeda. Dia mungkin saja

menjadi kreator umat manusia, dia mungkin saja menjadi kreator dari sebuah masyarakat,

dia mungkin menjadi kreator dari kegiatan melukis---tapi, kreativitas itu ada disana.

Misalnya, manusia Hui-Hai di atas: dia bukan manusia tipe aktif, sehingga dia

meleburkan dirinya ke dalam perasaan secara total. Jika dia ingin disebut sebagai

manusia aktif, dia harus melukis. Hanya melalui kegiatan melukis, dia menjadi terpenuhi.

Jadi, inilah tiga tipe pemfungsian.

Banyak hal yang harus dimengerti.

Pertama, saya berkata bahwa Buddha dan Nietzsche, keduanya termasuk dalam

tipe pertama---tapi, Buddha melakukannya secara benar, sedangkan Nietzsche

melakukannya secara salah. Jika seorang manusia tipe intelektual benar-benar

berkembang, maka, dia akan menjadi seorang Buddha. Tapi, jika dia menempuh jalan

yang salah, jika dia melakukan pelanggaran dan kehilangan misi utamanya, maka dia
akan menjadi seorang Nietzsche, dia akan menjadi gila. Melalui proses mengetahui, dia

tidak akan menjadi sebuah jiwa yang tidak terpenuhi, melalui proses menegetahui, dia

akan menjadi gila. Melalui proses mengetahui, dia tidak akan sampai pada kepercayaan

yang mendalam. Dia akan terus mengkreasikan keraguan, keraguan, keraguan, dan pada

akhirnya, terjebak dalam keraguan-keraguannya sendiri, dia akan menjadi sangat absurd.

Buddha dan Nietzsche, keduanya termasuk ke dalam tipe yang sama, tapi, keduanya

adalah dua ekstrem. Nietzsche dapat menjadi Buddha, dan Buddha dapat menjadi

Nietzsche. Jika Buddha menempuh jalan salah, dia akan menjadi gila. Jika Nietzsche

menempuh jalan benar, dia akan menjadi sebuah jiwa yang terpenuhi.

Untuk tipe manusia perasaan, saya akan sebutkan sang mistikus India, Meera, dan

sang Marquis de Sade. Meera termasuk dalam tipe perasa yang benar. Jika perasaan

menempuh jalan benar, ia berkembang menjadi suatu cinta ilahiah---tapi, jika ia

menempuh jalan salah, maka, ia menjadi pelaku seks yang menyimpang. De Sade

termasuk dalam tipe yang sama dengan Meera, tapi energi-energi perasaannya

menempuh jalan salah, sehingga dia menjadi seorang pelaku seks yang menyimpang,

mengalami gangguan mental yang abnormal.

Jika manusia perasa menempuh jalan salah, dia menjadi menyimpang secara

seksual. Jika manusia tipe intelektual menempuh jalan salah, dia menjadi orang gila yang

skeptis.

Dan tipe ketiga adalah manusia aksi: Hitler dan Gandhi, keduanya termasuk

dalam tipe ketiga ini. Jika menempuh jalan yang benar, maka seorang Gandhi ada disana.

Jika menempuh jalan salah, maka Hitlerlah orangnya. Keduanya adalah manusia aksi.

Keduanya tidak dapat hidup tanpa melakukan sesuatu. Tapi, tindakan dapat menjadi
destruktif. Jika manusia tipe aktif menempuh jalan benar, maka dia menjadi kreatif; jika

menempuh jalan salah, maka dia menjadi destruktif.

Inilah tiga basis, tipe-tipe murni. Tapi, tak seorang manusiapun yang dapat

menjadi tipe murni; itulah sulitnya. Ini hanyalah kategori-kategori belaka---tak seorang

pun yang bertipe murni, setiap orang adalah pencampuran tipe-tipe, semua dari tiga tipe

ini ada pada masing-masing manusia. Jadi, sebenarnya, ini bukan pertanyaan tentang tipe

mana anda termasuk; pertanyaan yang sebenarnya adalah tipe mana yang kadarnya paling

banyak di dalam diri anda. Sekedar menjelaskannya kepada anda: ia dapat dibagi, tapi tak

seorangpun yang merupakan suatu tipe yang murni, tak seorangpun yang dapat menjadi

demikian, karena, semua tiga tipe ini ada di dalam diri anda. Jika, semua tiga tipe ini

dalam keadaan seimbang, maka, anda mempunyai sebuah harmoni; jika semua dari tiga

tipe ini tidak dalam keadaan seimbang, maka, anda menempuh jalan salah dan menjadi

gila. Itulah sulitnya dalam menentukan. Jadi, tentukan mana tipe yang lebih dominan:

itulah tipe anda.

Bagaimana cara menentukan mana tipa yang lebih dominan? Bagaimana cara

mengetahui termasuk ke dalam tipe apa saya ini atau tipe apa yang lebih signifikan bagi

saya, terutama bagi saya? Semua dari tiga tipe ini ada disana, tapi, tipe yang lain akan

menjadi sekunder. Jadi, terdapat dua kriteria yang mesti diingat. Pertama, jika anda

adalah tipe manusia yang mengetahui, maka, semua pengalaman-pengalaman anda, pada

dasarnya, akan mulai dengan proses mengetahui, tidak pernah dengan sesuatu yang lain.

Misalnya, jika seorang yang termasuk tipe mengetahui, sedang jatuh cinta terhadap

seseorang, dia tidak dapat jatuh cinta pada pandangan pertama. Dia tidak dapat demikian!

Ini adalah tidak mungkin. Pertama kali, dia harus tahu, mesti kenal, dan ini akan menjadi
sebuah proses yang panjang. Keputusan akan datnag hanya melalui suatu proses

mengetahui yang panjang. Itulah mengapa manusia tipe ini akan selalu kehilangan

banyak peluang, karena dibutuhkan pengambilan keputusan yang cepat dan manusia tipe

ini tidak dapat memutuskan dengan cepat. Dan itulah mengapa manusia tipe ini biasanya

tidak pernah aktif. Dia tidak dapat menjadi aktif, karena pada saat dia berhasil mengambil

kesimpulan, momennya sudah lewat. Saat dia sedang berpikir, momennya lewat. Pada

saat dia sampai pada kesimpulan, kesimpulan itu menjadi tidak ada artinya. Ketika

momen itu ada untuk disimpulkan, dia tidak dapat melakukannya. Jadi, dia tidak dapat

menjadi aktif, sebenarnya. Dan ini adalah salah satu dari bencana-bencana yang terjadi di

dunia ini: bahwa mereka yang dapat berpikir, tidak dapat menjadi aktif, dan mereka yang

dapat menjadi aktif tidak dapat berpikir. Ini adalah salah satu bencana mendasar, tapi,

demikianlah yang terjadi.

Dan ingatlah selalu: manusia tipe mengetahui adalah sangat sedikit jumlahnya.

Persentasenya sangat kecil, dua atau tiga persen, paling banyak. Bagi mereka, segala

sesuatu akan dimulai dengan proses mengetahui. Hanya dengan cara ini, perasaan akan

ikut dan hanya dengan cara ini aksi akan mengikuti. Ini akan menjadi kelanjutan dari tipe

ini---mengetahui, merasa, aksi. Dia mungkin saja melewatkan momen, tapi dia tidak

dapat melakukan hal lainnya. Dia akan selalu berpikir untuk pertama kalinya.

Hal kedua untuk diingat adalah bahwa manusia tipe mengetahui ini akan mulai

dengan proses mengetahui, tidak akan pernah akan menyimpulkan sebelum tahu, dan

tidak akan mengambil pendirian apapun sebelum pro dan kontra-nya telah diketahui. Tipe

ini melahirkan manusia sebagai pakar sains. Tipe ini bisa menjadi filosuf, pakar sains,

peneliti yang terpisah sepenuhnya.


Jadi, apapun reaksi atau aksi anda dalam berbagai situasi, cari tahu dimana titik

awalnya. Poin awal akan menentukan isi utamanya. Seseorang dari tipe emosi, akan

mulai untuk merasa terlebih dahulu, dan baru kemudian akan mengumpulkan semua hasil

pemikiran. Proses berpikir ini akan bersifat sekunder. Dia akan mulai untuk merasa

terlebih dahulu. Dia melihat anda dan dia memutuskan dalam hatinya bahwa anda baik

atau anda buruk. Keputusan ini adalah sebuah keputusan perasaan.. Dia tidak mengetahui

tentang anda, tapi, pada pandangan pertamalah dia akan memutuskan. Dia akan merasa

apakah anda baik atau buruk, dan kemudian, dia akan terus mengakumulasi alasan-alasan

atas apa saja yang telah dia putuskan secara sangat dini ini.

Manusia bertipe perasaan ini memutuskan terlebih dahulu---baru kemudian hasil

pemikiran mengikuti, baru kemudian dia melakukan rasionalisasi. Jadi, lihatlah ke dalam

diri anda sendiri apakah anda yakin bahwa dia baik, buruk, mencintai, tidak mencintai,

dan baru kemudian anda mengkreasikan alasan-alasan, barulah kemudian anda berupaya

untuk meyakini diri anda sendiri tentang perasaan anda sendiri: “Ya, saya benar, dia

memang baik, dan inilah alasan-alasannya. Saya telah mengetahui semuanya, dan

sekarang saya telah membuktikan bahwa saya benar. Saya telah berbicara kepada orang

lain. Sekarang, saya bisa mengatakan bahwa dia baik.” Tapi, kesimpulannya muncul

terlebih dahulu yaitu “dia baik.”

Jadi, terkait dengan manusia bertipe perasaan ini, silogisme dari logika beroperasi

secara terbalik. Kesimpulan muncul terlebih dahulu, baru kemudian proses. Sedangkan

pada manusia bertipe rasional, kesimpulan tidak pernah datang terlebih dahulu. Yang

pertama adalah proses, baru kemudian dia menyimpulkan di akhir.


Jadi, teruslah mencari tahu tentang diri anda sendiri. Bagaimana cara anda

memutuskan berbagai hal? Terkait dengan manusia tipe aktif, maka tindakan adalah yang

pertama. Dia memutuskan pada saat dia bertindak, baru kemudian dia mulai merasa, baru

kemudian di akhir dia mengkreasi alasan-alasan.

Saya telah menjelaskan kepada anda bahwa Gandhi itu manusia tipe aksi.. Dia

memutuskan terlebih dahulu; itulah sebabnya dia akan berkata: “Ini bukan keputusan

saya, Tuhan telah memutuskan di dalam diri saya.”Tindakan muncul di hadapannya

begitu langsungnya, tanpa proses, bagaimana bisa dia mengatakan: “Aku telah

memutuskan”? Manusia tipe pemikir akan selalu mengatakan: “Aku telah memutuskan.”

Manusia tipe perasa akan selalu mengatakan: “Saya merasakan seperti itu.” Tapi,

manusia-manusia tipe aktif---seorang Muhammad, seorang Ghandi---keduanya akan

selalu mengatakan: “Bukan saya telah merasakan sesuatu, tidak juga saya telah

memikirkan sesuatu. Keputusan ini telah muncul di hadapanmu.” Dari mana? Tidak dari

mana-mana! Jika dia tidak meyakini Tuhan, maka dia akan berkata: “Tidak dari mana-

mana! Keputusan ini telah hadir dalam diriku.. Aku tidak tahu dari mana.”

Jika dia meyakini Tuhan, maka Tuhan-lah yang menjadi pembuat keputusannya.

Kemudian Tuhan mengawali segalanya, dan Gandhi terus-menerus melakukan perannya.

Ghandi dapat berkata: “Aku telah melakukan kesalahan, tapi keputusan ini bukan

milikku.” Dia dapat berkata: “Saya mungkin tidak mengikuti secara benar, saya mungkin

tidak pergi sejauh yang seharusnya, tapi keputusan ini adalah keputusan Tuhan. Saya

hanya mengikuti di belakang-Nya, saya hanya tunduk dan mengikuti.” Bagi Muhammad,

bagi Ghandi, itulah cara keduanya dalam melakukan berbagai hal.


Saya telah mengatakan bahwa Hiteler adalah manusia dengan tipe yang salah,

tapi, dia juga berbicara dengan ungkapan ini. Dia juga berkata: “Ini bukan Adolf Hitler

yang sedang berbicara, ini adalah spirit sejati dari sejarah. Ini adalah keseluruhan pikiran

Arya! Ini adalah sebuah pikiran yang rasial yang sedang berbicara melalui diriku.” Dan,

sebenarnya, banyak orang yang telah mendengar pidato Hitler merasakan bahwa ketika

dia sedang berbicara dia bukanlah seorang Adolf Hitler sama sekali. Ini seoalh-olah dia

hanya sebuah kendaraan dari suatu kekuatan yang lebih besar.

Manusia aktif selalu terlihat seperti itu. Karena dia bertindak secara langsung,

anda tidak dapat mengatakan bahwa dia memutuskan, dia berpikir, dia merasa. Tidak, dia

bertindak! Dan tindakannya begitu spontan, bagaimana bisa anda membayangkan dari

mana tindakan ini muncul? Apakah ia datang dari Tuhan atau ia datang dari Setan, tapi ia

datang dari suatu tempat. Dan kemudian Hitler dan Gandhi, keduanya akan terus-

menerus mendukung alasan-alasan tentangnya; tapi keduanya akan memutuskan terlebih

dahulu.

Jadi, inilah tiga tipe manusia itu. Jika tindakan muncul terlebih dahulu pada diri

anda dan baru kemudian perasaan dan baru kemudian proses berpikir, maka anda dapat

menentukan karakteristik utama anda. Dan untuk menentukan faktor utama itu adalah

sangat membantu, karena anda dapat memproses secara langsung; jika tidak, maka kema

kemajuan anda akan selalu mengalami zig-zag. Ketika anda tidak mengetahui tipe apa

anda, anda terus menempuh hal-hal yang tidak perlu ke dalam dimensi-dimensi dan arah-

arah yang tidak sesuai dengan anda. Ketika anda mengetahui tipe anda, anda mengetahui

apa yang harus dilakukan dengan diri anda, bagaimana cara melakukannya, darimana

memulainya.
Hal yang pertama adalah mencatat apa yang muncul pertama kali dan apa yang

muncul untuk yang kedua. Dan hal yang kedua terlihat sangat aneh. Misalnya, manusia

tipe aktif dapat melakukan hal yang bertentangan dengan sangat mudah; yaitu, dia dapat

bersikap rileks dimana saja dia berada. Jadi, ini terlihat sangat paradoks. Seseorang akan

berpikir bahwa seorang manusia aksi harusnya begitu tegang sehingga dia tidak dapat

rileks, tapi bukan ini yang terjadi. Hanya orang tipe aksi yang dapat rileks dengan begitu

mudah. Manusia tipe pemikir tidak dapat rileks dengan mudah, manusia tipe perasa

mendapatinya bahkan lebih sulit untuk rileks, tapi seorang manusia aksi dapat rileks

dengan sangat mudahnya.

Jadi, kriteria kedua adalah bahwa apapun tipe anda, anda dapat bergerak menuju

hal yang bertentangan dengan sangat mudah. Dengan kata lain, jika anda dapat bergerak

menuju hal yang bertentangan, itu adalah indikasi dari tipe utama anda. Jika anda dapat

rileks dengan sangat mudah, maka anda termasuk manusia tipe aksi. Jika anda dapat terus

melangsungkan keadaan tanpa-berpikir, tanpa-pemikiran, dengan sangat mudah, maka

anda termasuk ke dalam tipe pemikir. Jika anda dapat melangsungkan keadaan tanpa-

perasaan dengan sangat mudah, maka anda termasuk ke dalam tipe perasa.

Ini tampak aneh karena biasanya kita berpikir: “Manusia tipe perasa---bagaimana

mungkin dia melangsungkan keadaan tanpa perasaan? Manusia tipe pemikir, bagaimana

mungkin dia melangsungkan keadaan tanpa berpikir? Manusia tipe aksi, bagaimana

mungkin dia melangsungkan keadaan tidak bertindak?” Tapi, ini hanya tampak paradoks;

padahal tidak demikian. Ini adalah satu dari hukum-hukum dasar bahwa hal-hal yang

bertentangan cenderung untuk bergabung bersama, dua ekstrem cenderung berkumpul

bersama. Seperti pendulum dari sebuah jam besar yang bergerak ke ekstrim kiri,
kemudian menuju ekstrim kanan. Dan ketika ia telah menjangkau penuh di arah kanan,

maka ia mulai bergerak menuju ke kiri. Ketika ia bergerak ke arah kanan, ia

mengakumulasi momentum untuk bergerak ke arah kiri. Ketika ia bergerak ke arah kiri,

ia sedang bersiap-siap untuk bergerak ke arah kanan. Jadi, hal-hal yang bertentangan itu

bersifat mudah.

Ingatlah, jika anda dapat rileks dengan mudah, anda termasuk tipe manusia aksi.

Jika anda dapat bermeditasi dengan mudah, anda termasuk tipe manusia pemikir. Itulah

sebabnya, seorang Buddha dapat menempuh meditasi dengan begitu mudahnya, dan

itulah sebabnya seorang Gandhi dapat rileks dengan begitu mudahnya. Kapan saja dia

akan menemukan kesempatan, gandhi akan tidur. Tidur adalah begitu mudah baginya.

Seorang Buddha dapat melangsungkan keadaan tanpa berpikir, seorang Sokrates

dapat melangsungkan keadaan tanpa berpikir, dengan sangat mudah. Biasanya, ini

terlihat aneh. Seseorang yang mampu berpikir begitu banyak, bagaimana mungkin dia

bisa melenyapkan proses berpikir? Bagaimana bisa dia menempuh keadaan tanpa-

pemikiran? Seluruh pesan Buddha adalah tentang tanpa-pemikiran, dan dia adalah tipe

manusia pemikir. Dia benar-benar mempunyai pemikiran begitu banyak tapi dia masih

dianggap modern. Dua puluh lima abad telah lewat, tapi Buddha masih termasuk dalam

pikiran modern. Tak seorangpun yang termasuk ke dalam pikiran kontemporer sebanyak

yang dilakukan Buddha. Bahkan pemikir sekarang pun tidak dapat berkata bahwa Budda

telah ketinggalan zaman. Dia mempunyai banyak pemikiran, berabad-abad mendahului

zamannya, dan dia masih mempunyai daya tarik. Jadi, siapapun dimanapun, para pemikir

berada, Buddha mempunyai daya tarik sendiri bagi mereka karena dia adalah tipe pemikir

yang paling murni. Tapi, pesannya adalah “Tempuhlah keadaan tidak-berpikir.” Mereka
yang mempunyai pemikiran mendalam selalu mengatakan untuk menempuh keadaan

tidak-berpikir.

Dan manusia tipe perasa dapat menempuh keadaan tanpa-perasaan. Misalnya,

Meera adalah manusia tipe perasa; Chaitanya adalah manusia tipe perasa. Perasaan

mereka begitu besarnya sehingga mereka tidak dapat mencintai hanya kepada segelintir

orang atau segelintir sesuatu. Mereka harus mencintai keseluruhan dunia ini. Ini adalah

tipe mereka. Mereka tidak dapat puas dengan cinta yang terbatas. Cinta haruslah tidak

terbatas; ia harus menyebar secara tak terhingga.

Suatu hari Chaitanya menemui seorang guru. Dia telah mengalami pencerahan

dalam kebenaran yang dianutnya; namanya telah termasyhur di seluruh Bengal. Dia

menemui seorang guru Vedanta dan meletakkan kepalanya di kaki sang guru. Sang guru

sangat tercengang, karena dia sangat menghormati Chaitanya. Dia berkata: “Mengapa

engkau datang kepadaku? Apa yang engkau inginkan? Engkau telah memahami

sepenuhnya dirimu, aku tidak dapat mengajarkanmu apapun.” Chaitanya berkata:

“Sekarang, aku ingin melangkah ke dalam vairagya, ketidakmelekatan. Aku telah

melangsungkan kehidupan perasaan dan sekarang, aku ingin untuk melangsungkan

keadaan tanpa-perasaan. Maka, tolonglah aku.”

Manusia tipe perasa dapat melangkah menuju keadaan tidak melekat, dan

Chaitanya telah menempuh cara itu. Ramakrishna adalah manusia tipe perasa, dan di

akhir hidupnya dia berpindah ke ajaran Vedanta. Seluruh hidupnya telah dia

persembahkan kepada Dewi Kali, dan kemudian di akhir hidupnya, dia menjadi murid

dari seorang guru Vedanta, Totapuri, dan diperkenalkan (inisiasi) ke dalam sebuah dunia

tanpa perasaan. Banyak orang yang mengatakan kepada Totapuri: “Bagaimana mungkin
anda menginisiasi manusia Ramakrishna ini? Dia tipe manusia perasa! Baginya, cinta

adalah satu-satunya hal. Dia dapat berdoa, dia dapat menyembah, dia dapat menari, dia

dapat menepuh keadaan ekstase. Dia tidak dapat beralih pada ketidakmelekatan, dia tidak

dapat berpindah pada wilayah yang melampaui perasaan-perasaan.”

Totapuri berkata: “Itulah sebabnya, mengapa dia dapat berpindah, dan aku akan

meng-inisiasi dia. Engkau tidak dapat berubah; dia akan berubah.”

Jadi, kriteria kedua untuk memutuskan adalah jika anda dapat berpindah menuju

hal yang bertentangan. Lihatlah apa yang terjadi pada proses permulaannya, dan

kemudian apakah pergerakan itu menuju ke arah yang bertentangan. Disini ada dua hal.

Dan selidikilah dalam diri anda secara terus-menerus. Selama dua puluh satu hari, secara

terus-menerus catatlah dua hal ini. Pertama, bagaimana anda bereaksi pada sebuah

situasi---apa yang terjadi pada permulaan adalah benih, garis start---dan kemudian pada

apa yang bertentangan, anda dapat berpindah dengan mudah. (Berpindah) menuju

keadaan tidak-berpikir? Menuju tanpa perasaan? Menuju tanpa-tindakan? Dan dalam dua

puluh satu hari, anda dapat sampai pada sebuah pemahaman tentang tipe anda---yang

utama, tentu saja.

Dua hal yang lain akan ada disana seperti bayang-bayang, karena tipe-tipe murni

tidak pernah eksis. Mereka tidak dapat. Semua dari ketiga tipe itu ada di dalam diri anda;

hanya satu yang lebih signifikan dibandingan dengan dua lainnya. Dan begitu anda

mengetahui tipe anda yang sebenarnya, jalan anda menjadi sangat mudah dan lancar.

Kemudian, anda jangan membuang percuma energi anda. Kemudian, anda jangan

memboroskan energi anda tanpa ada perlunya pada jalan-jalan yang tidak cocok dengan

anda.
Jika anda memboroskan energi secara sia-sia, maka anda dapat terus melakukan

banyak hal, dan anda mengkreasikan hanya kebingungan, anda hanya mengkreasikan

disintegrasi. Bahkan untuk gagalpun menurut kodrat anda sendiri adalah baik, karena

bahkan kegagalan itu akan memperkaya anda. Anda akan menjadi dewasa melaluinya,

anda akan mengetahui banyak melaluinya, anda akan menjadi cukup melaluinya. Jadi,

kegagalan pun adalah baik jika ia sesuai dan sejalan dengan tipe anda sendiri.

Temukan tipe mana anda termasuk, atau tipe mana yang utama. Kemudian,

berdasarkan pada tipe itu, mulailah bekerja. Kemudian pekerjaan akan menjadi mudah.

Dapatkah anda mengatakan sesuatu tentang jenis-jenis dari teknik-

teknik atau pendekatan-pendekatan meditasi yang paling sesuai dengan

masing-masing tipe dari seseorang? Saya merasa seperti lebih ke tipe

“hati” atau “perasaan”, tapi saya tidak yakin.

Hati mempunyai cara komunikasi yang berbeda. Ini adalah sebuah komunikasi

energi, dimana dikatakan, banyak manusia-manusia suci di dunia ini yang memilikinya.

St. Francis dari Assisi adalah yang paling terkenal. Sekarang, ia menjadi materi

kebenaran ilmiah; sekarang ini banyak peneliti di seluruh dunia mengatakan bahwa

tanaman-tanaman mempunyai tingkat kepekaan yang sangat dalam, lebih dalam dari

manusia, karena kepekaan manusia terganggu oleh pikiran, intelek. Manusia telah

melupakan sepenuhnya tentang bagaimana cara merasa; bahkan ketika dia mengatakan

“Saya merasa,” dalam kenyataannya, dia memikirkan yang dia rasakan.

Orang-orang datang kepada saya dan mereka mengatakan: “Kami saling jatuh

cinta.” Dan jika saya desak: “Apa benar, anda sedang jatuh cinta?” Mereka

menggerakkan kedua pundak ke atas (tanda ragu) dan mereka berkata: “Well, kami
berpikir bahwa kami sedang jatuh cinta.” Perasaan disini tidak bersifat langsung, ia

datang melalui kepala. Dan ketika perasaan datang melalui kepala, ia menjadi bingung.

Ini tidak hadir dari hati.

Tapi, para peneliti ilmiah telah mengetahui bahwa bukan hanya burung-burung,

tapi juga tanaman-tanaman, dan bukan hanya tanaman-tanaman, bahkan logam-logam,

mempunyai suatu kepekaan. Mereka merasa---dan mereka merasa secara menakjubkan.

Mereka memberi pesan-pesan yang mungkin tidak mampu anda tangkap, tapi, sekarang

para pakar sains telah menciptakan instrumen-instrumen yang dapat mendeteksi pesan-

pesan yang diberikan oleh mereka. Jika mereka berada dalam ketakutan, mereka mulai

bergetar. Anda mungkin tidak mampu untuk melihat getaran itu; ini sangat halus. Bahkan

tanpa ada hembusan angin, detektor-detektor itu menunjukkan bahwa bagian dalam

tanaman sangat sering bergetar. Ketika mereka bahagia, mereka mengalami ekstase;

instrumen-instrumen menunjukkan bahwa tanaman-tanaman mengalami ekstase. Ketika

mereka menderita rasa sakit, rasa takut, dienuhi amarah---semua jenis-jenis perasaan

yang sekarang dapat dideteksi.

Sesuatu yang sangat dalam telah terjadi pada manusia: sebuah luka, sebuah

peristiwa yang tidak diharapkan. Dia telah kehilangan sentuhan dengan perasaan-

perasaannya.

Jika anda berbicara cukup lama kepada pohon-pohon, kepada burung-burung,

kepada binatang-binatang---dan jika anda tidak merasa bodoh, karena pikiran akan

merecoki dan mengatakan bahwa ini adalah tindakan bodoh---jika anda tidak mendengar

pikiran, tapi anda melewatinya dan menghubungkan secara langsung, dengan energi yang

sangat menakjubkan dari perasaan akan dialirkan ke dalam diri anda. Anda akan menjadi
eksistensi yang sepenuhnya baru. Anda tidak pernah tahu bahwa ini dimungkinkan

dengan cara ini. Anda akan menjadi sensitif---sensitif untuk merasakan sakit dan senang.

Itulah sebabnya mengapa kemanusiaan telah berhenti memfungsikan perasaan:

karena ketika anda menjadi sensitif terhadap kesenangan, anda juga menjadi sensitif

merasakan sakit. Semakin anda dapat merasakan kebahagiaan, semakin sering juga anda

dapat merasakan ketidakbahagiaan.

Ketakutan itu, bahwa seseorang dapat menjadi sangat tidak bahagia, telah

menutup anda, telah menolong pikiran manusia untuk menciptakan penghalang-

penghalang sehingga anda tidak dapat merasa. Ketika anda tidak dapat merasa, maka

pintu-pintu jalan menjadi tertutup. Anda tidak dapat menjadi tidak bahagia, dan anda juga

tidak dapat menjadi bahagia.

Tapi, cobalah ia; ini adalah sejenis praktik ibadah yang istimewa, karena ini

bersifat dari hati ke hati. Pertama, cobalah kepada manusia---dengan anak anda sendiri,

duduklah dalam diam dengan anak anda dan biarkan anda merasa. Jangan melibatkan

pikiran. Duduklah disamping istri anda, atau dengan sahabat anda, atau dengan suami

anda, sambil bergandengan tangan di sebuah kamar yang gelap, tanpa melakukan apapun,

hanya sekadar mencoba untuk saling merasakan satu sama lain. Pada awalnya, ini akan

terasa sulit, tapi hari demi hari, anda akan mempunyai sebuah mekanisme pemfungsian

yang berbeda dalam diri anda dan anda akan mulai merasa.

Beberapa orang dapat membangkitkan kepenuhan hati dengan sangat mudah. Hati

ini tidak mati dalam diri mereka. Bagi yang lain, ini mungkin terasa sulit. Beberapa orang

berorientasi pada tubuh, sebagian berorientasi pada hati, beberapa lagi berorientasi pada
kepala (akal). Mereka yang berorientasi pada hati dapat membangkitkan jenis perasaan

ini dengan sangat mudah.

Mereka yang berorientasi pada akal, ini akan menjadi sulit bagi mereka untuk

memiliki perasaan apapun. Bagi mereka, doa itu tidak eksis. Buddha Gautama dan

Mahavira, sang mistikus Jainisme yang hidup berpindah-pindah secara bersamaan

waktunya, adalah manusia-manusia yang berorientasi akal. Itulah sebabnya mengapa doa

bukan bagian dari ajaran mereka. Mereka adalah orang-orang yang cerdas, terlatih sangat

baik secara intelektual dan logika. Mereka telah mengembangkan meditasi, tapi mereka

tidak membicarakan tentang doa. Tidak ada sesuatu yang seperti doa, yang eksis dalam

ajaran Jainisme; ia tidak dapat eksis. Ia (doa) eksis dalam Islam---Muhammad adalah

seorang yang berorientasi pada hati, dia mempunyai kualitas yang berbeda. Doa juga

eksis dalam ajaran Kristen---Yesus adalah orang yang berorientasi pada hati. Ia eksis

dalam Hinduisme, tapi tidak eksis dalam Buddhisme atau Jainisme. Tidak ada sesuatu

yang seperti doa dalam pendekatan-pendekatan keduanya.

Dan beberapa orang adalah berorientasi pada tubuh. Mereka adalah para hedonis

potensial. Bagi mereka tidak ada doa, tidak ada meditasi---hanya memanjakan

kesenangan ragawi. Itulah cara primer mereka untuk menjadi bahagia, cara primer

mereka untuk mengada.

Jadi, jika anda adalah orang yang berorientasi pada hati---jika anda merasa lebih

dari yang anda pikirkan, jika musik memberi anda rasa senang yang sangat kuat, jika

puisi menyentuh anda, jika keindahan meliputi anda dan anda dapat merasakannya---

maka, pendekatan-pendekatan doa adalah sesuai dengan anda. Kemudian mulailah

berbicara kepada burung-burung dan pohon-pohon---dan kepada langit, ini akan sangat
membantu. Tapi, jangan membuatnya menjadi sesuatu yang rasional, biarkan ini terjadi

antara hati dengan hati. Jalinlah hubungan.

Itulah sebabnya, mengapa orang-orang yang berorientasi pada hati memikirkan

Tuhan sebagai seorang Ayah atau sebagai seorang Kekasih, beberapa energi beberapa

energi dimana mereka terhubung secara mendalam. Orang-orang yang berorientasi akal

selalu tertawa: Omong kosong apa yang sedang anda bicarakan? Tuhan, Ayah? Lalu,

dimana sang Ibu? Mereka selalu membuat sebuah joke berdasarkan hal ini, karena

mereka tidak dapat memahami. Bagi mereka, Tuhan adalah kebenaran. Bagi orang-orang

yang berorientasi hati, Tuhan adalah cinta. Dan bagi orang-orang pemuja tubuh, dunia ini

adalah Tuhan---uang mereka, rumah mereka, mobil mereka, kekuasaan mereka, prestise

mereka.

Seseorang yang berorientasi pada kesenangan ragawi, membutuhkan tipe

pendekatan yang berbeda. Dalam kenyataannya, hanya baru-baru ini saja di negara Barat,

terutama di Amerika, suatu jenis pekerjaan baru telah muncul yang tersedia bagi manusia

pemuja tubuh. Pekerjaan itu menjadikan kepekaan tubuh sebagai dasarnya. Suatu jenis

spiritualitas baru telah lahir.

Di masa lalu, terdapat dua tipe pendekatan spiritual: orientasi meditasi dan

orientasi doa. Tidak pernah ada suatu pendekatan spiritualitas yang berorientasi pada

tubuh. Sebenarnya terdapat orang-orang yang berorientasi pada tubuh, tapi mereka selalu

mengatakan bahwa tidak ada agama, karena mereka telah mengingkari doa, mereka telah

mengingkari meditasi. Mereka ini adalah penganut Epicureanisme 18, kaum hedonis, kaum

ateis yang mengatakan bahwa tidak ada Tuhan, bahwa yang kita punyai hanyalah tubuh

18
Epicureanism = Salah satu aliran filsafat Yunani dengan tokoh utamanya: Epicurus. Doktrin esensialnya
mengatakan bahwa kesenangan adalah kebaikan tertinggi dan tujuan utama kehidupan. (Penerjemah).
ini dan kehidupan ini adalah seluruh kehidupan. Tapi, mereka tidak pernah menciptakan

sebuah agama.

Tapi, sekarang, suatu pendekatan baru akan masuk ke dalam inti batin terdalam

kehidupan adalah dengan tetap mendukung orang-orang yang berorientasi pada tubuh,

dan ini sangat indah, karena orang-orang ini, mereka membutuhkan tipe metodologi yang

berbeda. Mereka membutuhkan suatu pendekatan yang mengizinkan tubuh mereka untuk

berfungsi dalam suatu cara yang religius sifatnya. Bagi orang-orang ini, ajaran Tantra

sangat membantu. Doa dan meditasi tidak akan membantu. Tapi, pasti ada suatu cara dari

tubuh juga yang mengarah pada inti batin terdalam seseorang.

Jadi, jika anda adalah berorientasi pada tubuh, jangan merasa minder; terdapat

cara-cara anda dapat meraih melalui tubuh, karena sang tubuh juga termasuk alam dan

eksistensi. Jika anda merasa bahwa anda adalah orang yang beroreintasi pada hati, maka

cobalah pendekatan-pendekatan doa, ekspresi-ekspresi artistik. Jika anda merasa anda

berorientasi intelek, maka cobalah meditasi.

Anda telah mengembangkan jenis-jenis meditasi baru bagi orang-

orang modern---tipe manusia apa yang sesuai dengan meditasi-meditasi

anda agar dapat terbantu?

Meditasi-meditasi saya adalah berbeda dalam suatu cara. Saya telah mencoba

untuk menyusun metode-metode yang dapat digunakan oleh seluruh tiga tipe ini. Banyak

unsur-unsur tubuh, unsur hati dan unsur inteligensi yang digunakan dalam meditasi-

meditasi ini. Seluruh tiga tipe ini bergabung bersama, dan mereka bekerja pada orang-

orang yang berbeda dalam cara-cara yang berbeda.


Seorang yang berorientasi pada tubuh akan segera mencintai metode-metode

ini---tapi, dia mencintai bagian-bagian yang aktif, dan dia datang menemui saya dan

mengatakan: “Luar biasa, bagian-bagian aktif ini benar-benar menakjubkan tapi ketika

saya harus berdiri dalam diam---lalu tidak ada sesuatupun.” Dia merasa sangat sehat

melalui mereka; dia merasa lebih mengakar di dalam tubuh. Bagi orang yang berorientasi

pada hati, bagian katarsis19 adalah lebih penting; unsur hati dibebaskan, beban-beban

dilenyapkan, dan ia mulai berfungsi dalam suatu cara yang baru. Dan ketika manusia tipe

ketiga, tipe pemikir, hadir, dia menyukai bagian-bagian akhir ketika dia hanya duduk atau

berdiri dalam diam, ketika ia menjadi meditasi.

Tubuh, hati, pikiran---semua meditasi-meditasi saya bergerak dalam cara yang

sama. Mereka mulai dari tubuh, mereka bergerak melalui hati, mereka menjangkau

pikiran dan kemudian mereka melampaui semua itu.

Melalui tubuh, anda dapat menjalin hubungan dengan eksistensi. Anda dapat

pergi ke laut dan menikmati berenang di dalamnya, tapi, itu hanya bersifat ragawi, tanpa

tanpa terhubung dengan perasaan-perasaan, tanpa pikiran, hanya mengada “dari tubuh.”

Berbaringlah di pantai dan biarkan tubuh anda merasakan pasir, kesejukan, dan

teksturnya.

Larilah---saya baru saja membaca sebuah buku yang sangat bagus berjudul The

Zen of Running: yang sangat sesuai dengan orang-orang berorientasi tubuh. Sang penulis

telah menemukan bahwa dengan berlari, maka tidak perlu lagi untuk bermeditasi, hanya

dengan berlari, meditasi berlangsung. Dia harus sepenuhnya berorientasi pada tubuh. Tak

seorangpun yang pernah memikirkan bahwa meditasi itu menjadi mungkin dengan

19
Katarsis = Berasak dari bahasa Yunani Katharsis yang berarti pemurnian. Membebaskan emosi-emosi
yang menimbulkan ketegangan dan kecemasan. (Penerjemah).
kegiatan berlari---tapi saya tahu, karena saya suka kegiatan berlari. Ini (meditasi) terjadi.

Jika anda terus berlari, jika anda berlari cepat, proses berpikir berhenti, karena kegiatan

berpikir tidak mungkin untuk berlanjut bila anda berlari sangat cepat. Untuk kegiatan

berpikir, dibutuhkan sebuah kursi malas; itulah sebabnya mengapa kita menyebut para

pemikir sebagai “para filosuf kursi.” Mereka duduk dan santai di atas kursi, tubuh

sepenuhnya rileks, sehingga seluruh energi bergerak menuju pikiran.

Jika anda berlari, maka seluruh energi bergerak ke seluruh tubuh, tidak ada

kemungkinan bagi pikiran untuk dapat berpikir. Dan ketika anda berlari cepat, anda

mengambil nafas secara mendalam, anda menghembuskan nafas secara mendalam, anda

menjadi hanya sebuah tubuh. Sebuah momen hadir ketika anda adalah sang tubuh.dan

tak ada lagi yang lain. Pada momen itu, anda menjadi satu dengan alam semesta, karena

tidak ada pembagian. Udara mengalir di sekitar anda dan tubuh anda menjadi satu.

Sebuah ritme yang mendalam terjadi.

Itulah sebabnya mengapa permainan-permainan selalu menjadi begitu menarik

bagi banyak orang, dan jenis-jenis olahraga atletik. Dan itulah sebabnya mengapa anak-

anak sangat menyukai menari, berlari, melompat: Mereka adalah tubuh-tubuh! Pikiran

mereka belum berkembang.

Jika anda merasa berorientasi pada tubuh, maka kegiatan berlari dapat menjadi

sangat bagus bagi anda: Tempuhlah empat atau lima milberlari setiap hari dan buatlah ia

menjadi suatu meditasi. Ia akan mentransformasi anda sepenuhnya.

Tapi, jika anda merasa bahwa anda adalah seseorang yang berorientasi pada hati,

maka bicaralah kepada burung-burung, cobalah untuk berbagi dengan mereka. Amatilah!

Tinggal menunggu, duduk dalam diam dengan sebuah kepercayaan mendalam dan
sambutlah dengan perasaan senang bahwa mereka akan datang kepada anda, dan mereka

akan mulai berdatangan suatu hari nanti. Suatu hari nanti, mereka akan bertengger di

pundak anda. Terimalah mereka. Bicaralah kepada pohon-pohon, kepada batu-batu

karang, tapi biarkan ini menjadi suatu pembicaran hati, yang bersifat emosional.

Menangislah dan tertawalah. Air mata dapat menjadi doa yang lebih kuat daripada doa

kata-kata, dan tertawa dapat menjadi doa yang lebih kuat daripada kata-kata, karena

mereka datang jauh di dalam hati. Tidak ada perlunya untuk berkata-kata---hanya merasa

saja. Peluklah pohon dan rasakan ia, seolah-olah anda menjadi satu dengannya. Dan

segera anda akan merasa bahwa cairan tumbuh-tumbuhan tidak berlari hanya di pohon, ia

juga mulai berlari dalam diri anda. Hati anda tidak hanya berdetak hanya di dalam diri

anda; jauh di bawah sana di pohon, terdapat sebuah respon. Seseorang harus

melakukannya untuk merasakannya.

Tapi, jika anda merasa bahwa anda adalah orang dengan tipe ketiga, maka

meditasi adalah cara yang sesuai untuk anda. Kegiatan berlari tidak akan membantu.

Maka, anda harus duduk seperti Buddha, dalam diam, hanya duduk tanpa melakukan

suatu apapun. Duduk secara begitu mendalam bahwa, bahkan, kegiatan berpikir akan

terlihat seperti suatu kegiatan dan anda akan menguranginya.. Untuk selama beberapa

hari, pemikiran-pemikiran akan terus berlanjut, tapi jika anda terus duduk, hanya

mengamati mereka, tanpa ada vonis atau penentangan, maka mereka akan berhenti

mengunjungi anda. Mereka akan berhenti suatu saat, muncul kesenjangan-kesenjangan,

terjadi interval-interval. Dalam interval-interval itulah anda akan mempunyai pandangan-

pandangan sekilas tentang eksistensi anda.


Pandangan-pandangan sekilas ini dapat berasal dari tubuh, mereka dapat berasal

dari hati, mereka dapat berasal dari akal. Semua kemungkinan-kemungkinan terdapat

disana, karena, eksistensi anda berada dalam seluruh dari ketiganya itu, dan bahkan

melampaui ketiganya.***

13 MENGAMATI-AWAN
Pengamat dan yang Diamati
Jangan memvonis, karena pada saat anda mulai memvonis, anda akan melupakan

pengamatan. Dan alasannya adalah bahwa pada saat anda mulai memvonis---“Ini adalah

pemikiran yang baik”---untuk ruang sebanyak itulah anda tidak sedang mengamati. Anda

mulai berpikir, anda menjadi terlibat. Anda tidak dapat tetap berjarak, berdiri di sisi jalan

dan hanya melihat situasi lalu-lintas.

Jangan menjadi partisipan dengan cara mengevaluasi, menilai, menyalahkan;

tidak ada sikap yang harus diambil tentang apa yang sedang lewat dalam pikiran anda.

Anda hendaknya mengamati pemikiran-pemikiran anda seolah-olah awan-awan yang

melewati langit biru. Jangan memvonis awan-awan---awan hitam ini jahat, awan putih ini

terlihat seperti seorang yang arif. Awan-awan tetaplah awan-awan, mereka tidak jahat

dan tidak pula baik.

Demikianlah pemikiran-pemikiran---hanya sebuah gelombang kecil yang

melewati pikiran anda. Amatilah tanpa ada vonis apapun dan anda akan memperoleh

kejutan hebat. Ketika proses mengamati anda menjadi kokoh dan stabil, pemikiran-

pemikiran akan berkurang dan semakin berkurang lagi. Proporsinya tetap sama; jika anda

lima puluh persen stabil dalam pengamatan anda, maka lima puluh persen dari
pemikiran-pemikiran anda akan lenyap. Jika anda enam puluh persen stabil dalam

pengamatan anda, maka hanya empat puluh persen dari pemikiran-pemikiran yang masih

berada disana. Ketika anda sembilan puluh sembilan persen menjadi seorang pengamat

murni, hanya sesekali saja akan terdapat satu pemikiran yang kesepian---satu persen yang

sedang melewati jalan, jika tidak, maka lalu lintas kendaraan telah lenyap. Lalu lintas

kendaraan pada saat jam-jam sibuk tidak lagi ada disana.

Ketika anda seratus persen dalam keadaan tanpa vonis, hanya pengamatan saja,

ini berarti bahwa anda telah menjadi hanya sebuah cermin---karena sebuah cermin tidak

pernah membuat vonis-vonis. Seorang perempuan berwajah buruk melihat ke cermin itu,

cermin tidak memvonis. Seorang perempuan cantik melihat ke cermin, cermin itu telap

melakukan hal yang sama Tak seorangpun yang melihat ke cermin, dan sang cermin

menjadi semurni seseorang yang terpantul olehnya. Tidak juga pantulan itu akan

mengubahnya, demikian pula halnya dengan tanpa-pantulan.

Memberi kesaksian menjadi sebuah cermin. Ini adalah prestasi yang luar biasa

dalam meditasi. Maka, anda telah melangkah setengah jalan, dan ini adalah bagian yang

paling sulit. Sekarang, anda mengetahui rahasianya, dan rahasia yang sama juga

diterapkan pada obyek-obyek yang berbeda.

Dari pemikiran-pemikiran, anda harus melangkah menuju pengalaman-

pengalaman emosional yang lebih halus, perasaan-perasaan, suasana-suasana hati

(moods). Dari pikiran menuju hati, dengan kondisi yang sama: tidak ada vonis, sekadar

memberi kesaksian. Dan kejutan besar akan terjadi bahwa mayoritas dari emosi-emosi,

perasaan-perasaan, dan mood-mood anda yang menguasai anda, akan mulai lenyap.

Sekarang, jika anda merasa sedih, anda menjadi benar-benar sedih, anda dikuasai oleh
kesedihan. Jika anda merasa marah, ini bukan sesuatu yang bersifat parsial. Anda

menjadi penuh dengan amarah; setiap serat dari eksistensi anda menegang saat marah.

Amatilah hati, pengalaman akan menjelaskan bahwa sekarang tak ada satupun

yang menguasai anda. Kesedihan datang dan pergi, anda tidak menjadi sedih;

kebahagiaan datang dan pergi, anda juga tidak menjadi bahagia. Adapun gerakan-gerakan

di lapisan-lapisan yang lebih dalam dari hati anda tidak dapat mempengaruhi anda sama

sekali. Untuk pertama kalinya, anda merasakan sesuatu tentang kepenguasaan (mastery).

Anda tidak lagi seorang budak yang harus didorong dan ditarik kesini dan kesana, dimana

emosi, perasaan apa saja yang dapat mengganggu anda dengan berbagai hal yang remeh

dan tidak penting.

Anda berbicara tentang mengamati awan-awan dari mood-mood

yang sedang lewat, tapi anda juga telah membahas tentang menjadi total,

menempuh secara total pada apapun yang sedang terjadi. Saya ingin

mengamati awan-awan amarah, kesedihan, kecemburuan, dan lain-lain.

Tapi, ketika mood-mood seperti kebahagiaan dan kegembiraan muncul,

saya cenderung menjadi teridentifikasi dengan mereka dan tenggelam

sepenuhnya di dalamnya. Haruskah saya mengamati setiap mood atau

haruskah saya tenggelam sepenuhnya dalam setiap mood? Saya

tampaknya tidak dapat membawa keduanya secara bersamaan. Mohon

komentar anda?

Tak seorang pun yang dapat membawa kedua hal ini secara bersamaan. Anda

harus memilih salah satu. Sugesti saya adalah untuk mengamati segala sesuatu dengan
jarak yang setara. Kesedihan, amarah, kecemburuan, kebahagiaan, kegembiraan, cinta---

tetaplah berjarak dari mereka semua, dan hanya total dalam proses mengamati anda.

Pengamatan anda harus total. Anda dapat identik dengan proses mengamati anda,

karena, itulah sifat alami anda, itulah hakikat anda yang sebenarnya. Tidak ada

pertanyaan tentang tidak mengidentifikasi darinya; bahkan jika anda mencoba, anda tidak

dapat berhasil. Kodrat intrinsik anda hanyalah memberi kesaksian saja Sebuah kualitas

kesadaran yang fokus dan utuh akan membentuk keseluruhan eksistensi anda. Jadi,

amatilah segala sesuatu seolah-olah ini adalah sebuah awan yang sedang lewat.

Saya dapat melihat kesulitan anda. Anda ingin identik dengan cinta, anda ingin

identik dengan kebahagiaan dan tidak ingin identik dengan kesedihan. Anda tidak suka

mengidentikkan diri dengan penderitaan. Tapi, jenis pilihan ini tidak diperkenankan oleh

eksistensi. Jika anda benar-benar ingin melampaui pikiran dan semua pengalaman-

pengalamannya---kesedihan dan kegembiraan, amarah dan kedamaian, benci dan cinta;

jika anda ingin melampaui semua dualitas ini---anda harus mengamati mereka secara

setara, anda tidak dapat memilih. Jika anda memilih, anda tidak akan mampu mengamati

hal-hal yang ingin anda amati. Jadi, hal pertama adalah, tetaplah hanya menjadi seorang

pengamat.

Akan ada sedikit kesulitan di awal proses untuk mengamati berbagai hal yang

begitu manis, begitu indah... karena proses mengamati membuat anda berjarak dari setiap

pengalaman yang sedang lewat seperti sebuah awan. Anda tidak dapat berpegang kuat-

kuat atau melekat secara emosional. Hingga sekarang, itulah apa yang sedang anda

lakukan: berpegang kuat-kuat pada apa yang anda pikir sebagai baik, dan berupaya
menjauh dari apa yang anda pikir sebagai keburukan dan penderitaan. Tapi, anda telah

menciptakan hanya sampah yang mengotori diri anda sendiri. Anda belum sukses.

Cara terbaik adalah dengan menjadi seorang pengamat secara total. Jika anda

menghadapi kesulitan, maka ada sebuah alternatif. Tapi, alternatif itu lebih sulit, ini lebih

sulit daripada yang tadi---dan itu adalah agar identik dengan setiap awan yang bergerak.

Jika terdapat penderitaan, maka menjadilah menderita sepenuhnya. Maka, jangan

menahan (beban) apapun, mengalirlah bersamanya hingga proses akhir. Jika anda marah,

maka marahlah dan lakukan tindakan-tindakan bodoh apapun yang disarankan kepada

anda agar anda lakukan. Jika ada bebeberapa awan gila yang lewat, menjadilah gila. Tapi

kemudian, jangan meluputkan apa saja. Apa saja yang datang kepada anda, menjadilah

total dengannya dalam momen itu, dan ketika ia telah berlalu, berlalulah ia.

Ini juga akan membebaskan anda, tapi ini adalah sebuah jalan yang lebih sulit.

Jika anda ingin bermain-main dengan sesuatu yang benar-benar membahagiakan, anda

dapat identik dengan apa saja. Maka, jangan membuat pembedaan apapun---ini baik

untuk identik dengan sesuatu dan ini jelek untuk identik dengan sesuatu. Maka, tidak

akan muncul pertanyaan: tanpa ada diskriminasi, mengidentik-lah, dan dalam jangka

waktu seminggu, anda akan mengakhirinya. Hanya seminggu saja sudah cukup, karena

begitu banyak hal yang sedang lewat. Anda akan menjadi sedemikian letih dan usang.

Jika anda dapat bertahan, maka kita akan bertemu kembali... dan jika anda tidak dapat

bertahan, maka selamat tinggal!

Tapi, ini adalah sebuah jalan yang berbahaya. Saya tidak pernah mendengar orang

yang dapat bertahan. Dan anda sangat mengetahui hal-hal apa saja yang hadir di pikiran

anda. Kadang-kadang, anda merasa seperti menyalak---maka mengalirlah dengannya,


menyalaklah seperti seekor anjing, dan apa saja yang dipikirkan oleh penduduk dunia ini,

biarkan saja mereka berpikir. Anda telah memilih jalan anda, anda akan bebas...

barangkali, bebas sepenuhnya; pencerahan dan kebebasan dari tubuh akan muncul secara

bersamaan! Tapi, ini bersifat sedikit berbahaya.

Orang-orang bisa saja berusaha mencegah anda, karena tak seorangpun yang

mengetahui hal-hal apa saja yang hadir dalam pikiran anda. Masyarakat anda---teman-

teman anda, keluarga anda, istri anda, suami anda---boleh jadi berupaya untuk mencegah

anda. Terdapat banyak orang di seluruh dunia ini yang famili-famili mereka telah

memaksa mereka masuk ke dalam rumah sakit jiwa karena mereka merasa bahwa hanya

itulah satu-satunya cara untuk melindungi mereka. Dan ini terjadi dimana-mana.

Di desa saya, sebuah keluarga yang paling kaya mempunyai seseorang yang

dipasung di lantai dasar rumah mereka sepanjang hidupnya. Setiap orang telah

mengetahui bahwa hal itu telah terjadi pada orang itu karena dia tiba-tiba saja lenyap.

Tapi, banyak tahun telah berlalu, sehingga secara perlahan-lahan, orang-orang telah

melupakannya. Saya mengetahui ini secara kebetulan saja, karena salah satu dari

mahasiswa-mahasiswa saya adalah putra dari laki-laki yang kedua kakinya dibelenggu

oleh rantai besi. Karena dia berasal dari desa saya, maka dia sering menemui saya, dan

pada suatu hari, saya bertanya kepadanya tentang hal ini. Saya berkata: “Saya tidak

pernah melihat ayahmu.”

Dia menjadi sangat sedih dan berkata: “Saya tidak dapat berbohong kepada anda,

tapi apa yang sedang terjadi dengan ayah saya adalah semacam beban berat dalam hati

saya. Karena keluarga besar saya adalah keluarga paling kaya di desa, mereka tidak ingin

setiap orang mengetahui apa yang sedang mereka perbuat terhadap ayah saya. Mereka
memukulinya; dia dikurung di lantai dasar hampir seperti seekor binatang liar. Dia

menangis, berteriak, menjerit histeris, tapi tak seorangpun yang mendengarkan, tak

seorangpun yang bergerak mendekatinya. Hanya dari sebuah celah di atas ruangan bawah

tanah, makanan dijatuhkan kepadanya. Segala sesuatu yang dia butuhkan dilemparkan ke

bawah dari atas; tak seorangpun yang ingin untuk melihat dia.”

“Tapi, “ saya berkata: “apa yang telah dia lakukan?”

Anak itu menjawab: “Tidak ada yang istimewa, dia hanya sekadar gila. Dia biasa

melakukan sesuatu yang tidak biasa.” Misalnya, dia pergi telanjang bulat menuju pasar.

Sekarang, tidak ada bahaya lagi yang timbul... dia tidak melakukan tindakan-tindakan

yang membahayakan kepada setiap orang, dia hanya berjalan telanjang di pasar, tapi ini

sudah cukup bagi keluarga besar itu untuk memasungnya. Dan mereka membuatnya

semakin bertambah gila. Ini tidak akan membantu, tidak akan menyembuhkan.

Jadi, jika anda mengidentikkan diri dengan semua ide-ide anda, maka anda harus

berpikir, sebelum anda mulai mempraktikkan, apa yang akan dipikirkan orang tentangnya

dan bagaimana mereka akan memperlakukan anda---meskipun ini mungkin untuk

membebaskan semua emosi-emosi ini, jika anda mengidentikkan diri dengan semua

emosi ini tanpa ada sikap memilih.

Baik mengidentikkan diri dengan sikap tanpa memilih maupun tidak

mengidentikkan diri dengan sikap tidak memilih. Yang riil adalah sikap tidak memilih.

Tapi, jika anda menempuh cara pertama, anda akan menjadi lebih aman. Menjadilah

seorang pengamat yang tidak memilih. Jangan memilih sesuatu yang baik dan jangan

melempar sesuatu yang jelek. Tidak ada satupun yang baik, tidak ada satupun yang jelek;

hanya pemberian kesaksian adalah baik dan tidak memberikan kesaksian adalah buruk.
“Dokter,” kata seorang ibu rumah tangga, “Saya datang menemui anda untuk

berkonsultasi tentang suami saya. Kami telah menikah selama dua puluh lima tahun. Dia

adalah suami yang baik, bahagia, merasa cukup dan sangat mencurahkan perhatiannya

kepada saya, tapi sejak dia datang menemui anda tentang keluhan sakit kepalanya, dia

menjadi sosok yang berbeda. Sekarang, dia tidak pernah lagi pulang ke rumah di malam

hari, dia tidak pernah lagi mengajak saya jalan-jalan keluar, dia tidak pernah

membelikan saya sesuatu, tidak juga memberi saya uang sepeserpun. Situasi yang

menyengsarakan, dia bahkan tidak pernah melihat kepadaku lagi. Pengobatan anda

tampaknya telah mengubah seluruh kepribadiannya.”

“Pengobatan?” kata dokter. “Semua yang telah saya berikan kepadanya adalah

sebuah resep untuk sepasang kaca mata.”

Bahkan, sepasang kaca mata dapat membuat sebuah perubahan dramatis pada

seluruh kepribadian anda, pada seluruh perilaku anda. Dan ini tentu tidak akan menjadi

sebuah hal yang kecil dan remeh seperti sepasang kaca mata. Jika anda mulai

mengidentikkan diri dengan segala sesuatu, maka anda akan dikepung oleh kesulitan dari

berbagai sudut. Adalah lebih baik untuk memilih cara yang lebih aman; semua orang

yang telah terjaga memilih cara ini. Jalan yang paling masuk akal dan sehat ini berlaku

bagi siapa saja tanpa terkecuali.

Kadang-kadang, setelah momen-momen kejernihan dan cahaya,

tampaknya hal-hal yang telah lama akrab seperti perasaan-perasaan yang

kasar, kecemburuan, perasaan amarah, dan lain-lain, kembali lagi

bahkan lebih kuat lagi dari sebelumnya, seolah-olah mereka sedang


menunggu di sebuah sudut untuk merebut kembali peluang-peluang

mereka. Dapatkah anda mengatakan sesuatu?

Saya dapat mengatakan sesuatu, tapi perasaan-perasaan yang kasar ini dan

kecemburuan dan amarah, akan selalu menunggu di sebuah sudut. Hanya dengan sekadar

perkataan saya tentang suatu hal, mereka tidak akan lenyap---karena tanpa disadari, anda

membuat mereka tumbuh dan berkembang. Tanpa disadari, hasrat anda untuk

membebaskan mereka adalah sangat dangkal.

Anda tidak sedang melakukan apa yang saya tekankan secara terus-menerus;

justru anda melakukan tindakan yang sebaliknya. Anda sedang bertarung dengan

kegelapan, dan anda tidak membawa cahaya di dalamnya. Anda dapat terus bertarung

dengan kegelapan selama anda inginkan, tapi anda tidak akan pernah menjadi

pemenangnya. Ini tidak berarti bahwa anda lebih lemah daripada kegelapan, ini hanya

bermakna bahwa apa yang sedang anda lakukan tidak mempunyai pengaruh pada

kegelapan itu.

Kegelapan hanyalah sebuah ketiadaan, anda tidak dapat melakukan apapun secara

langsung kepadanya. Cobalah membawa cahaya ke dalamnya. Dan ini bukan bahwa

ketika anda membawa cahaya di dalam, kegelapan akan berhamburan keluar melalui

semua pintu yang ada. Kegelapan hanyalah sebuah ketiadaan; cahaya muncul, dan tidak

lagi ada pertanyaan tentang ketiadaan. Kegelapan tidak pergi kemana-mana, ia tidak

mempunyai eksistensi pada dirinya sendiri.

Saya akan membaca pertanyaan anda: “Kadang-kadang setelah momen-momen

kejernihan dan cahaya, ini seperti hal-hal yang telah lama akrab seperti perasaan-perasaan

yang kasar, kecemburuan, perasaan amarah, dan lain-lain, kembali lagi yang bahkan lebih
kuat dibandingkan dengan sebelumnya, seolah-olah mereka hanya menunggu di sekitar

sudut menanti kembali peluang-peluang mereka.”

Kejernihan anda dan cahaya anda hanyalah bersifat sementara. Jika anda

membawa masuk cahaya untuk sesaat dan kemudian mematikan lilin, maka kegelapan

akan kembali lagi---ini bukan sedang menanti di suatu sudut, tapi anda telah menciptakan

kembali ketiadaan cahaya. Obor kesadaran anda harus terus-menerus menyala ; barulah

setelah itu, tidak akan ada lagi kegelapan.

Perasaan-perasaan di atas yang anda pikir sangat berbahaya sebenarnya adalah

hampir impoten. Kekerasan ada karena anda tidak menumbuhkan potensi anda untuk

mencinta; ini adalah ketiadaan cinta. Dan orang-orang terus melakukan hal-hal yang

bodoh. Mereka berupaya untuk bersikap tidak kasar dengan cara merepresi kekasaran

perasaan ini, mereka membuat upaya yang sangat keras untuk bersikap tidak kasar. Tapi,

tidak perlu bagi siapapun untuk menjadi tidak kasar. Anda sedang bergerak menuju arah

yang salah. Kekerasan adalah suatu hal yang negatif, dan anda sedang berupaya untuk

menghancurkan kekerasan dan menjadi tidak keras. Saya akan berkata: lupakan tentang

kekerasan. Ini adalah soal ketiadaan cinta---menjadilah lebih mencintai. Semua energi

yang anda alirkan ke dalam tindakan merepresi kekerasan dan menjadi tidak keras,

tuangkan energi itu ke dalam tindakan mencintai.

Sangat disayangkan bahwa Mahavira dan Buddha Gautama, keduanya telah

menggunakan istilah tanpa kekerasan. Saya dapat mengerti kesulitan mereka. Kesulitan

mereka terletak pada istilah “cinta” yang dipahami oleh banyak orang sebagai cinta

biologis; guna menghindari kesalahpahaman inilah mereka menggunakan istilah yang

negatif, “tanpa kekerasan.” Tapi, ini mendukung ide bahwa kekerasan adalah suatu hal
yang positif dan tanpa kekerasan adalah hal yang negatif. Dalam kenyataan, kekerasan-

lah yang menjadi hal negatif dan cinta adalah hal yang positif. Tapi, mereka takut untuk

menggunakan istilah “cinta.” Dan karena rasa takut mereka bahwa “cinta” mungkin

sekali dapat menciptakan ide tentang cinta yang seperti biasanya pada pikiran orang-

orang awam, mereka menggunakan istilah yang patut disayangkan: tanpa kekerasan

(nonviolence).Dan selama dua puluh lima abad, istilah tanpa kekerasan ini telah

dipraktikkan. Tapi, anda akan temukan bahwa mayoritas dari masyarakat telah menyusut

dan mati. Inteligensi mereka tampaknya tidak berkembang, kesadaran mereka tampak

belum mengembang. Hanya kesalahan dalam menggunakan sebuah istilah yang salah

telah menciptakan dua puluh lima abad masa penderitaan dan siksaan yang hebat pada

diri jutaan masyarakat.

Saya ingin anda untuk mengetahui bahwa cinta itu adalah hal yang positif, dan

cinta itu tidak berarti hanya cinta biologis. Dan anda juga memahaminya: anda mencintai

ibu anda, anda mencintai saudara anda, anda mencintai sahabat anda, dan tidak hal

biologis yang terlibat disana. Ini semua adalah pengalaman-pengalaman yang biasanya

terdapat pada cinta non-biologis. Anda mencintai sekuntum mawar merah; apakah

terdapat disana hal biologis yang terlibat? Anda mencintai bulan yang indah, anda

mencintai musik, anda mencintai puisi, anda mencintai seni pahat; apakah terdapat hal-

hal biologis yang terlibat disana? Saya mengambil contoh-contoh ini dari kehidupan

sehari-hari, sekadar untuk menunjukkan kepada anda bahwa cinta mempunyai banyak

dan banyak sekali dimensi.

Jadi, daripada hanya mempunyai momen-momen kejernihan dan cahaya,

menjadilah lebih mencintai---mencintai pohon-pohon, mencintai bunga-bunga, mencintai


musik, mencintai orang-orang. Biarkan semua jenis cinta memperkaya hidup anda dan

kekerasan akan lenyap. Manusia pencinta tidak dapat melukai siapa saja. Cinta tidak

dapat melukai, dan tidak dapat menjadi keras.

Perasaan-perasaan yang keras ini tidak akan lenyap jika energi mereka tidak

ditransformasikan ke dalam cinta. Dan seorang pecinta sejati tidak mengetahui sedikitpun

tentang rasa cemburu. Setiap cinta yang diikuti oleh rasa cemburu, tentunya adalah bukan

cinta sejati, ini adalah insting biologis.

Semakin tinggi anda melangkah---dari tubuh menuju pikiran, dari hati menuju

eksistensi---semua perasaan-perasaan yang keras dan kejam ini akan lenyap. Cinta yang

berlangsung dari eksistensi menuju eksistensi tidak mengenal kecemburuan.

Dan bagaimana cara anda menemukan cinta jenis ini?

Ini adalah radiasi (pancaran) dari keheningan anda, pancaran dari kedamaian

anda, dari kesejahteraan batin anda, dari kebahagiaan anda. Anda sedemikian berbahagia

sehingga ingin membagi-baginya; pembagian ini adalah cinta. Cinta itu bukan seorang

pengemis. Ia tidak pernah berkata: “Beri aku cinta.” Cinta itu selalu menjadi seorang

Raja, ia hanya tahu memberi. Ia bahkan tidak pernah membayangkan atau mengharapkan

apapun sebagai imbalannya.

Menjadilah lebih meditatif, menejadilah lebih sadar tentang eksistensi anda.

Biarkan dunia batin anda menjadi lebih hening, dan cinta akan mengalir melalui anda.

Orang-orang mempunyai semua masalah-masalah ini. Masalah-masalahnya

berbeda---kekerasan, kecemburuan, penderitaan, kecemasan---tapi obat bagi semua

penyakit ini hanya satu, dan ia adalah meditasi.


Dan saya ingin mengingatkan anda bahwa istilah medicine (obat) dan istilah

meditation, berasal dari akar kata yang sama. Medicine berarti sesuatu yang dapat

menyembuhkan tubuh anda, sedangkan meditasi berarti sesuatu yang dapat

menyembuhkan jiwa anda. Meditasi menjadi meditasi karena ia adalah obat bagi penyakit

batin anda.

Seorang pedang menjual Vaseline, yaitu, pelumas yang dibuat dari minyak tanah

kental yang lunak, telah pergi mengelilingi sejumlah rumah di kota seminggu sebelumnya

dan telah meninggalkan beberapa contoh sampel, menanyakan kepada orang-orang untuk

melihat jika mereka dapat menemukan penggunaan yang cerdas untuknya. Lalu, dia

mengunjungi kembali rumah-rumah yang sama, menanyakan kepada mereka untuk apa

mereka pergunakan Vaseline itu.

Penghuni rumah pertama, seorang gentleman kota yang kaya, berkata: “saya

mempergunakannya untuk keperluan pengobatan. Kapan saja anak-anak saya luka

tergores pada siku –siku atau lutut-lutut mereka, saya akan mengusapkan salep ini di atas

luka-luka itu.

Penghuni rumah kedua berkata: “Saya menggunakannya untuk kerja mesin,

seperti melumasi rantai dan as roda sepeda dan mesin pemotong rumput.”

Penghuni rumah ketiga, seorang yang acak-acakan, tidak rapi, tidak bercukur,

kelas pekerja, berkata: “saya menggunakannya untuk tujuan seks.”

Dengan suara yang tidak bisa menyembunyikan rasa terkejutnya, salesman itu

berkata: “apa maksud anda?”


“Well,” kata orang yang acak-acakan itu, “Saya mengoleskan banyak dari

pelumas ini pada pegangan pintu kamar tidur saya untuk menjaga agar anak-anak tetap

berada di luar!”

Anda dapat memberi hal yang sama pada orang-orang yang berbeda dan mereka

akan menggunakannya secara berbeda, berdasarkan pada ketidaksadaran mereka. Tapi,

jika mereka sadar, mereka akan menemukan hanya satu penggunaan saja.

Ada seorang misionaris Kristen di Jepang, pergi menemui salah satu guru yang

sangat mendalam ilmunya, Nan-In, dengan membawa Kitab Perjanjian Baru. Dia merasa

sangat yakin bahwa dengan mendengarkan pada pernyataan-pernyataan Yesus yang

indah, terutama pada Khotbah di atas Bukit, Nan-In akan beralih masuk agama Kristen.

Missionaris ini disambut dengan penuh cinta dan dia berkata: “Saya datang

dengan Kitab Suci saya dan saya akan membacakan beberapa kalimat... semoga kalimat-

kalimat ini akan mengubah seluruh hidup anda.”

Nan-In berkata: “Anda datang agak sedikit terlambat, karena saya telah berubah

sepenuhnya, transformasi telah terjadi pada diri saya. Tapi, tetap saja, anda telah

menempuh perjalanan yang jauh---anda setidaknya dapat membacakan beberapa

kalimat.”

Lalu, missionaris itu mulai membaca, dan baru membaca dua atau tiga kalimat,

Nan-In berkata: Ini sudah cukup. Siapapun yang telah menuliskan kalimat-kalimat ini

akan menjadi seorang Buddha dalam kehidupannya di masa datang.”

Misionaris itu sangat terkejut: orang ini mengatakan: “Manusia ini menunjukkan

beberapa potensi, dia akan menjadi seorang Buddha?! Dia berkata kepada Nan-Ing:

“Tapi, dia adalah satu-satunya putra Tuhan!”


Nan-Ing tertawa dan berkata: “Itulah masalahnya. Itulah yang membuatnya

terhalang untuk menjadi seorang Buddha. Jika dia tidak menghilangkan ide-ide absurd

macam ini, dia tidak akan berkembang hingga puncak potensinya. Dia mempunyai ide-

ide yang indah, tapi, disamping itu, dia mempunyai beberapa ide yang bodoh, juga. Tidak

ada Tuhan, sehingga pertanyaan tentang menjadi satu-satunya putra Tuhan, tidak akan

muncul. Dalam kehidupan yang akan datang, jangan khawatir---dia akan melenyapkan

kata-kata itu. Dia tampak sebagai manusia yang cerdas, dan dia cukup menderita atas ide-

ide bodohnya itu. Dia disalib; itu adalah hukuman yang setimpal. Tapi, anda seharusnya

tidak berpegang kuat-kuat pada bagian pernyataan-pernyataannya yang bodoh itu.”

Misionaris berkata: “Tapi ini adalah ajaran sangat mendasar dari agama kami bahwa

Yesus adalah satu-satunya putra Tuhan, bahwa ada Tuhan yang telah menciptakan dunia

ini dan bahwa Yesus lahir dari perempuan perawan.”

Nan-In tertawa dan berkata: “Rekan yang malang ini, jika dia dapat melenyapkan

hal-hal fiktif yang remeh ini, dia tentunya sudah menjadi seorang Buddha. Jika anda

bertemu dengannya di suatu tempat, ajak dia kesini, dan saya akan meluruskan jalannya.

Tidak ada perlunya untuk menyalib dia; semua yang dia butuhkan adalah seorang yang

dapat memperkenalkan dia ke dalam misteri-misteri meditasi.”

Meditasi, barangkali bagi sang guru, adalah kunci bagi semua masalah-masalah

kita. Memerangi masalah-masalah secara terpisah akan menempuh beberapa kehidupan,

dan anda masih saja tidak akan dapat keluar dari cengkeraman mereka. Mereka akan

berdiri di setiap sudut, menunggu peluang-peluang yang akan muncul---dan biasanya,

jika mereka harus menunggu terlalu lama, mereka akan melampiaskan balas dendam

sebanyak mungkin.
Meditasi adalah bukan melakukan sesuatu secara langsung pada kekerasan anda,

bukan melakukan sesuatu pada kecemburuan anda, pada kebencian anda. Ia hanya

membawakan cahaya ke dalam rumah anda, sehingga kegelapan menjadi lenyap.

Saya mendapati bahwa saya kadang-kadang mengamati amarah,

luka, frustrasi; tapi tertawa selalu datang menyertai saya sebelum saya

menyadarinya dan dapat mengamatinya. Mohon anda menjelaskan

kepada kami tentang proses mengamati dalam hal ini?

Tertawa adalah unik dalam satu cara. Amarah, frustrasi, khawatir, dan kesedihan

semuanya adalah negatif dan mereka tidak pernah bersifat total. Anda tidak dapat

menjadi benar-benar sedih sepenuhnya, tak ada jalan lain. Setiap emosi negatif tidak

dapat menjadi total karena ke-negatif-annya. Totalitas membutuhkan positivitas. Tertawa

adalah fenomena positif dan itulah sebabnya mengapa dia bersifat unik. Adalah sedikit

lebih sulit untuk menyadari tertawa, atas dua alasan. Pertama, ia muncul secara tiba-tiba.

Dalam kenyataannya, anda menjadi sadar hanya ketika ia telah muncul. Jika tidak, berarti

anda terlahir di Inggris... disana tertawa tidak pernah datang secara tiba-tiba. Dikatakan

bahwa jika anda menjelaskan sebuah lelucon kepada orang Inggris, dia tertawa dua

kali---pertama, berlakulah sopan. Dia tidak mengerti mengapa dia tertawa, tapi karena

anda telah menceritakan sebuah lelucon, dia diharapkan untuk tertawa, dan dia tidak

ingin membuat anda tersinggung, sehingga dia tertawa. Dan kemudian, di tengah malam,

ketika dia baru memahami lelucon anda.... barulah dia benar-benar tertawa.

Perbedaan ras menimbulkan perbedaan perilaku. Orang-orang Jerman tertawa

hanya sekali, ketika mereka melihat bahwa semua orang pada tertawa. Mereka bergabung

bukan karena merasa ditinggal sendiri, karena, jika tidak demikian halnya, maka orang-
orang akan berpikir bahwa mereka tidak mengerti leluconnya. Dan mereka tidak akan

pernah menanyakan kepada siapa saja apa makna lelucon tersebut, karena itu akan

membuat mereka tampak kurang pendidikan. Seorang pria telah bersama dengan saya

dalam jangka waktu yang sangat lama, tapi setiap hari dia akan bertanya kepada

seseorang atau orang lainnya: “Ada apa?”Mengapa orang-orang pada tertawa?”---dan dia

ikut tertawa juga, agar merasa tidak sendirian, tapi, dia tidak pernah dapat berupaya untuk

memahami sebuah lelucon. Orang-orang Jerman terlalu bersikap serius dan akibat dari

keseriusan mereka sehingga mereka tidak dapat memahami.

Jika anda menjelaskan sebuah lelucon kepada seorang Yahudi, dia tidak akan

tertawa, tapi dia akan berkata: “Ini lelucon lama, ditambah lagi, semua yang anda

ceritakan itu salah semuanya.” Mereka adalah bangsa yang sangat pandai tentang

lelucon-lelucon. Hanya ada sangat sedikit lelucon yang tidak bersumber dari orang-orang

Yahudi. Jadi, jangan pernah menjelaskan sebuah lelucon kepada seorang Yahudi, karena

dia pasti akan menjelaskan kepada anda: “Ini sangat kuno---jangan mengganggu saya

dengan itu. Kedua, semua yang anda jelaskan adalah salah. Pertama kali, belajarlah untuk

menjelaskan sebuah lelucon; ini adalah sebuah seni.” Tapi, dia tidak akan tertawa.

Tertawa, biasanya muncul seperti gemuruh datang: secara tiba-tiba. Itulah

mekanisme dari sebuah lelucon, lelucon sederhana apapun. Mengapa ia membuat orang-

orang tertawa? Apa psikologi yang mendasarinya? Ia menambah aliran energi tertentu ke

dalam diri anda; pikiran anda mulai berpikir dalam suatu cara tertentu saat anda

mendengarkan lelucon, dan anda sangat penasaran untuk mengetahui bagian intinya,

bagaimana akhirnya. Anda mulai mengharapkan beberapa akhir yang logis---karena

pikiran tidak dapat mengupayakan sesuatu selain logika---dan sebuah lelucon itu tidak
logis. Jadi, ketika bagian akhir muncul, ia begitu tidak logisnya dan begitu konyol, tapi

begitu pas dan sesuai... energi yang sedang anda bendung, menunggu bagian akhir ini,

tiba-tiba menyambut gegap gempita berupa tertawa. Apakah lelucon itu mengandung hal-

hal yang remeh atau penting, itu tidak menjadi masalah, dasar psikologinya sama saja.

Dalam sebuah sekolah gereja yang kecil, seorang guru (Pr.)mempunyai sebuah

patung yang indah, dan dia akan memberikannya sebagai hadiah kepada murid laki atau

murid perempuan yang memberikan jawaban yang benar atas sebuah pertanyaan. Setelah

satu jam mengajar, dia segera mengajukan sebuah pertanyaan, dan siapa saja yang

memberikan jawaban yang benar, akan memperoleh hadiah patung.

Selama satu jam, guru itu telah menjelaskan kepada murid-muridnya, laki-laki

dan perempuan, tentang Yesus Kristus, degan menceritakan kisah-kisah tentang dia,

filosofinya, penyalibannya, agamanya, sehingga dia mempunyai jumlah penganut yang

paling besar di dunia ini; segala sesuatunya telah dipadatkan ke dalam satu jam pelajaran.

Maka, di bagian akhir, dia bertanya: “Saya ingin tahu, siapa manusia terhebat di dunia

ini?”

Seorang anak kecil Amerika berdiri dan berkata: “Abraham Lincoln.”

Sang guru berkata: “Itu baik, tapi belum cukup bagus. Duduklah.”

Seorang anak kecil India mengacungkan tangan ke atas ketika guru menanyakan

kembali: “Siapa manusia paling hebat di bumi ini?” Anak kecil itu menjawab: “Mahatma

Gandhi.” Guru itu merasa sangat frustrasi. Beginikah hasil kerja keras mengajar selama

satu jam! Guru itu berkata: “Itu baik, tapi masih belum cukup bagus.”
Kemudian, seorang anak yang lebih kecil lagi, mulai melambaikan tangannya

dengan ekspresi wajah khawatir. Sang guru bertanya: “Ya, kamu, jelaskan jawabanmu

kepadaku, siapa manusia paling hebat di dunia ini.”

Dia berkata: “Tidak ragu lagi... Yesus Kristus.”

Guru itu merasa bingung karena anak itu adalah Yahudi. Dia telah memenangkan

hadiahnya, dan ketika murid-murid sudah meninggalkan ruangan kelas, guru itu

menghentikan langkahnya: “Bukankah kamu seorang Yahudi?”

Dia berkata: “Ya, aku seorang Yahudi.”

“Lalu, Mengapa kamu menjawab Yesus Kristus?”

Dia berkata: “Di dalam hatiku yang paling dalam, aku mengetahui bahwa Moses-

lah yang paling hebat, tapi, bisnis adalah bisnis!”

Segala lelucon diakhiri dengan belokan yang tidak anda harapkan secara logis.

Kemudian, tiba-tiba saja, seluruh energi yang sedang bertambah di dalam diri anda,

meledak dalam tawa.

Pada proses awalnya, adalah sulit untuk menyadari tertawa, tapi ini mustahil.

Karena ia adalah sebuah fenomena positif, ini akan membutuhkan sedikit lebih banyak

waktu, tapi jangan mencoba terlalu keras; karena anda akan gagal untuk tertawa! Itulah

masalahnya. Jika anda berupaya keras untuk tetap sadar, anda akan gagal untuk tertawa.

Tetap saja rileks dan ketika tertawa muncul, seperti halnya sebuah gelombang yang

datang di lalutan, amatilah ia dalam diam. Tapi, jangan membiarkan aspek pengamat

dalam diri anda mengganggu tertawa. Keduanya harus diperkenankan.

Tertawa adalah sebuah fenomena yang indah, ini tidak harus dihilangkan. Tapi, ia

tidak pernah dipikirkan dengan cara ini. Anda tidak memerlukan gambar Yesus Kristus
yang sedang tertawa, atau gambar Gautama Buddha yang sedang tertawa, atau Sokrates;

mereka semua sangat serius. Bagi saya, keseriusan adalah penyakit. Selera humor

membuat anda lebih manusiawi, lebih bersahaja. Selera humor, menurut saya, adalah satu

dari bagian-bagian paling esensial dari keber-agama-an. Seorang manusia religius yang

tidak dapat tertawa sepenuhnya adalah tidak sepenuhnya religius; ada sesuatu yang

hilang. Jadi, anda harus melalui keadaan yang agak membahayakan. Tertawa harus

diizinkan sepenuhnya.

Jadi, untuk pertama kali, berikan perhatian pada tertawa; tertawa itu diizinkan

sepenuhnya. Dan amatilah. Mungkin pada awalnya, ini akan terasa sulit: tertawa akan

datang terlebih dahulu, dan kemudian, tiba-tiba saja, anda akan menjadi sadar. Tidak ada

bahaya. (Lakukan) secara perlahan-lahan, sehingga kesenjangan akan menyempit. Yang

dibutuhkan hanya waktu, dan tidak lama kemudian, anda akan mampu untuk menyadari

secara sempurna dan sepenuhnya tentang tertawa.

Tapi, tertawa adalah sebuah fenomena yang unik. Anda tidak seharusnya lupa

bahwa tidak ada binatang yang tertawa, tidak ada burung yang tertawa---hanya manusia,

dan juga, hanya orang-orang cerdas (yang tertawa).. Tertawa adalah bagian dari

inteligensi untuk melihat secara langsung kekonyolan dari berbagai situasi. Dan terdapat

begitu banyak situasi-situasi konyol di segala penjuru. Seluruh kehidupan ini adalah

kegaduhan yang lucu; anda hanya harus menajamkan selera humor anda.

Jadi, ingatlah untuk melangkah perlahan-lahan; tidak ada ruang bagi ketergesa-

gesaan sehingga tertawa anda tidak terganggu. Kesadaran dengan tertawa total adalah

sebuah prestasi hebat.


Hal-hal lain---kesedihan, frustrasi, kekecewaan---mereka tidak ada nilainya sama

sekali, mereka harus dicampakkan. Tidak perlu bersikap sangat perhatian terhadap

mereka. Jangan mengurusi mereka dengan perhatian yang serius; hanya bersikap sadar

sepenuhnya dan biarkan mereka lenyap. Tapi, tertawa harus diselamatkan.

Ingatlah mengapa Gautama Buddha dan Yesus dan Socrates tidak tertawa:

Mereka telah lupa, mereka memperlakukan tertawa dengan cara yang sama dengan

emosi-emosi negatif Mereka begitu tegas menuntut kesadaran sehingga, bahkan, tertawa

pun dilenyapkan. Tertawa adalah fenomena kesenian tingkat tinggi dan sangat bernilai.

Ketika kesedihan, penderitaan dan kesengsaraan dilenyapkan oleh kesadaran, mereka

menjadi semakin berakar di dalam kesadaran dan telah melupakan sepenuhnya bahwa

ada sesuatu yang harus diselamatkan---dan itu adalah tertawa.

Perasaan saya adalah bahwa jika Yesus mampu untuk tertawa, maka agama

Kristen tidak akan menjadi semacam bencana sebagaimana telah terbukti demikian. Jika

Gautama Buddha mampu untuk tertawa, maka jutaan pendeta Buddha setelah dia, tidak

akan begitu sedih, begitu membosankan, begitu kering, begitu layu. Buddhisme

menyebar di seluruh Asia dan ia mengubah seluruh Asia menjadi berwarna pucat.

Adalah bukan kebetulan bahwa Buddhisme telah memilih sebuah warna yang

pucat seperti pakaian dari pendeta-pendeta mereka, karena warna pucat adalah warna

kematian. Ketika musim gugur datang dan pohon-pohon menjadi telanjang, daun-daun

mereka menjadi pucat dan mereka mulai jatuh berguguran, dan yang tinggal hanya

ranting-ranting. Kepucatan itu seperti ketika seorang manusia yang sedang sekarat, dan

wajahnya menjadi pucat. Dia sedang sekarat; sebuah proses kematian tengah
berlangsung, dan dalam beberapa menit, dia akan mati. Dalam kenyataan, kita dan

pohon-pohon adalah tidak berbeda; kita berperilaku dengan cara yang sama.

Buddhisme telah membuat membuat seluruh Asia menjadi muram. Saya tengah

meneliti humor-humor yang berasal-usul India dan saya tidak menemukan satupun.

Masyarakat yang serius... yang selalu berbicara tentang Tuhan dan surga dan neraka dan

reinkarnasi dan filosofi karma. Humor-humor tidak cocok di manapun! Ketika saya mulai

berbicara di depan publik luas---saya sedang bicara tentang meditasi---saya menceritakan

sebuah humor. Dalam suatu kesempatan, beberapa pendeta Jaina, atau seorang pendeta

Buddhis, seorang pengkhutbah Hindu, datang kepada saya dan berkata: “Anda berbicara

begitu bagus tentang meditasi, tapi mengapa anda menyertakan humor itu? Ia telah

menghancurkan segalanya. Publik mulai tertawa. Mereka baru saja bersikap serius dan

anda telah menghancurkan semua upaya anda. Anda telah mengupayakan sesuatu selama

satu jam setengah untuk membuat mereka serius, tapi kemudian, anda menceritakan

sebuah humor dan anda telah menghancurkan segalanya! Mengapa di alam dunia ini anda

menceritakan humor-humor? Buddha tidak pernah menceritakan sebuah humor, Krishna

tidak pernah mengungkapkan sebuah humor.”

Saya bukanlah Buddha, bukan pula Krishna, dan saya tidak tertarik dengan sikap

yang serius. Dalam kenyataan, karena mereka menjadi serius, maka saya harus

mengungkapkan humor itu. Saya tidak ingin setiap orang menjadi serius, saya ingin agar

setiap orang menjadi ceria dan humoris. Dan hidup ini harus menjadi lebih dan lebih

dekat pada tertawa daripada dengan sikap yang serius.

14 MEDITASI-MEDITASI
DAN LATIHAN-LATIHAN
UNTUK TRANSFORMASI
Catatan Editor: Osho memberi sugesti bahwa dengan teknik atau latihan meditasi apa

saja yang anda uji cobakan selama tiga hari dan perhatikan apakah ia “nyetel” dengan

anda. Jika anda tidak merasakan perubahan apapun yang terjadi pada diri anda, atau

jika teknik meditasi tampaknya tidak sesuai dengan tipe diri anda, maka cobalah teknik

yang lain. Seringkali kita tidak dapat melihat diri kami dengan sangat jelas pada

mulanya, dan sebuah latihan atau meditasi mungkin sangat menarik bagi pikiran tapi

kemudian melenceng dan sama sekali tidak berguna bagi kita. Atau, kita mungkin

mengikut-sertakan semua jenis rasionalisasi dalam upaya untuk menghindari proses uji-

coba dengan sebuah teknik atau latihan, justru karena ia akan menjadi yang paling

banyak gunanya dari semua teknik atau latihan yang lain!

Semua metode dalam bab ini, ditawarkan sebagai eksperimen-eksperimen (uji-

coba) yang mungkin; terserah pada diri anda kemudian untuk mencoba mereka dalam

suatu cara yang menyenangkan, dan temukan apa yang dirasa tepat menurut anda.

Beberapa acuan telah dibuat di tubuh utama dari buku ini tentang meditasi. The

Osho Active Meditations adalah teknik-teknik yang telah dikembangkan oleh Osho

secara khusus bagi orang-orang modern yang menjalani irama kehidupan yang sangat

cepat, berada di tengah lingkungan yang sangat mudah menimbulkan stres. Meditasi-

meditasi ini secara ilmiah dirancang untuk membantu setiap individu agar dapat

menyadari tentang dan kemudian mencairkan kendala-kendala fisik dan emosi serta

ketegangan-ketegangan yang mencegah dia dari mengalami meditasi. Sebuah daftar dari
empat yang paling mendasar dari teknik-teknik ini muncul di bagian akhir tulisan ini,

dengan informasi tentang masing-masing teknik dan tempat-tempat untuk belajar lebih

lanjut. Osho mengatakan ini tentang cara memahami yang mendasari teknik-teknik

meditasi yang telah dia kembangkan:

Teknik-teknik saya, pada dasarnya, dimulai dengan katarsis. Apa saja yang

tersembunyi harus diungkap dan dibebaskan. Anda tidak harus terus merepresi;

sebaiknya, pilihlah ekspresi sebagai jalan. Jangan menyalahkan diri anda. Terimalah diri

anda apa adanya karena setiap tindakan menyalahkan diri sendiri akan menciptakan

kegamangan dan keterpisahan....

Ini tampak paradoks, tapi mereka yang merepresi neurosis,20 mereka menjadi

lebih dan lebih neurotik lagi, sementara mereka yang mengekspresikannya secara sadar,

melemparkannya keluar. Jadi, jika anda tidak menjadi gila secara sadar, maka anda tidak

pernah dapat menjadi waras. R.D. Laing benar. Dia adalah orang yang paling sensitif di

Barat. Dia mengatakan: “Izinkan dirimu sendiri untuk menjadi gila.” Anda adalah gila,

maka sesuatu harus dilakukan tentangnya. Yang saya maksudkan adalah untuk menjadi

sadar tentangnya. Apa yang dikatakan oleh tradisi lama? Mereka mengatakan

”Represikan dia; jangan izinkan dia untuk keluar, jika tidak, anda akan menjadi gila. Saya

mengatakan agar mengizinkan dia untuk keluar dan bebas; itulah satu-satunya cara

menuju kewarasan. Bebaskan dia! Di dalam diri, ia menjadi racun. Lemparkan dia keluar,

hilangkan dia dari sistem anda secara menyeluruh. Ekspresi adalah apakah moral itu. Dan

untuk melakukan katarsis ini, anda harus mendekatinya dengan cara yang sangat

sistematis dan metodis, karena ini menjadi gila dengan sebuah metode---gila yang

disadari.
20
Neurosis = Gangguan mental atau emosional (penerjemah).
Anda harus melakukan dua hal: tetap sadar tentang apa yang sedang anda

lakukan, dan kemudian jangan men-supresi (menekan secara paksa) apapun. Ini adalah

sebuah disiplin dan ini harus dipelajari: untuk menjadi sadar dan non-supresif; dengan

kata lain, agar menjadi sadar dan ekspresif.

ABC-Nya Proses Mengamati

Terdapat tiga kesulitan dalam menjadi sadar. Semua ini sangat esensial bagi setiap

pencari agar dapat memahami. Dalam kenyataan, setiap orang menjadi sadar, tapi hanya

ketika sebuah tindakan telah berakhir. Anda marah: anda menempeleng istri anda, atau

anda melemparkan bantal ke arah suami anda. Selanjutnya, ketika amarah mereda,

momennya telah lewat, anda menjadi sadar. Tapi, sekarang, kesadaran ini menjadi tidak

signifikan lagi, sekarang, tak ada sesuatu yang dapat dilakukan. Apa yang telah dilakukan

tidak dapat dikembalikan seperti saat belum dilakukan; ini sangat terlambat.

Ada tiga hal yang mesti diingat. Seseorang sedang menjadi sadar saat tindakan

dilangsungkan. Itulah kesulitan pertama bagi orang yang ingin menjadi sadar---menjadi

sadar saat tindakan sedang berlangsung. Amarah ada disana seperti asap di dalam diri

anda. Menjadi sadar di saat peristiwa sedang aktual-aktualnya, ini adalah kesulitan

pertamanya, tapi ini juba bukan mustahil. Hanya dengan sedikit upaya dan anda akan

mampu menggenggamnya. Pada awalnya, anda akan melihat bahwa anda menjadi sadar

ketika amarah telah berlalu dan segela sesuatuya telah mendingin; anda menjadi sadar

setelah lima belas menit. Cobalah, dan anda akan menjadi sadar setelah lima menit.

Cobalah agak lebih keras lagi dan anda akan menjadi sadar hampir saat peristiwa sedang

berlangsung, setelah terlewat satu menit. Cobalah lagi dan anda akan menjadi sadar
ketika amarah baru saja menggelegak. Cobalah lagi dan anda akan menjadi sadar persis

di tengah amarah yang menggelegak. Dan ini adalah langkah pertama: untuk menjadi

sadar dalam tindakan.

Kemudian langkah kedua, yang bahkan lebih sulit lagi karena sekarang anda

menuju perairan yang lebih dalam. Langkah kedua ini, atau kesulitan kedua ini, adalah

mengingat sebelum tindakan (kejadian), ketika sebuah tindakan belum terjadi, tapi masih

dalam bentuk pemikiran di dalam diri anda. Tindakan ini belum sempat diaktualisasikan

tapi masih berupa sebuah pemikiran dalam pikiran anda. Pemikiran ini ada disana secara

potensial, ada disana seperti sebuah biji; ia dapat menjadi tindakan kapan saja.

Sekarang, anda akan membutuhkan kesadaran yang agak lebih halus. Tindakan ini

bersifat kasar000anda memukul seseorang. Anda dapat menjadi sadar saat anda sedang

memukul, tapi ide tentang memukul ini jauh lebih halus. Ribuan ide terus-menerus

melewati layar pikiran; siapa yang mencatat semua ide ini? Ide-ide ini terus lewat dan

lewat, lalu lintas ide-ide ini terus berlanjut, dan mayoritas dari ide-ide ini tidak pernah

menjadi tindakan-tindakan. Inilah perbedaan antara “dosa” dengan “kejahatan.” Sebuah

kejahatan adalah ketika beberapa ide menjadi sebuah tindakan. Tak seorang pun hakim

pengadilan yang dapat menghukum anda atas sebuah pemikiran. Anda dapat berpikir

untuk membunuh seseorang, tapi tidak ada hukum yang dapat menghukum anda atas ini.

Anda dapat menikmati ide ini, anda dapat memimpikannya, tapi anda tidak dapat dikenai

proses hukum kecuali jika anda bertindak, kecuali anda melakukan sesuatu dan pemikiran

telah ditransformasikan ke dalam aktualitas. Maka, ini menjadi sebuah kejahatan. Tapi,

agama berlangsung secara lebih mendalam daripada proses hukum. Ajaran agama

menyatakan bahwa ketika anda memikirkannya, ini sudah merupakan sebuah dosa.
Apakah anda mengaktualisasikannya atau tidak, bukan ini soalnya; anda bertekad untuk

membunuh dalam batin anda dan anda dipengaruhi olehnya, anda terkontaminasi

olehnya, anda tercemar olehnya.

Kesulitan kedua adalah untuk menangkap basah ketika sebuah pemikiran sedang

muncul di dalam diri anda. Pemikiran ini dapat dilakukan, tapi ia dapat dilakukan hanya

ketika anda telah melintasi penghalang pertama, karena pemikiran ini tidak sesolid

tindakan. Tapi tetap saja, pemikiran ini cukup solid untuk dilihat; anda hanya harus

mempraktikkan sedikit. Dengan duduk dalam diam, hanya mengamati pemikiran-

pemikiran anda. Hanya melihat semua nuansa-nuansa dari sebuah pemikiran---bagaimana

ia muncul, bagaimana ia mengambil bentuk, bagaimana ia menetap, bertempat tinggal

dan bagaimana kemudian ia meninggalkan anda. Ia menjadi tamu dan kemudian ketika

telah sampai waktunya, ia meninggalkan anda. Dan banyak pemikiran datang dan pergi;

anda adalah seorang host (pemandu acara) dimana banyak pemikiran datang dan pergi.

Amati saja.

Jangan mencoba sejak dari proses yang paling awal dengan pemikiran-pemikiran

yang sulit, cobalah dengan pemikiran-pemikiran yang sederhana. Itu akan membuatnya

lebih mudah, karena prosesnya adalah sama. Tinggal duduk di taman, tutup kedua mata

anda, dan lihatlah apa saja pemikiran yang sedang lewat---dan mereka selalu saja lewat.

Seekor anjing menyalak di sekitar anda dan segera saja sebuah proses berpikir mulai aktif

di dalam diri anda. Anda tiba-tiba mengingat seekor anjing yang anda miliki di masa

kanak-kakan anda dan betapa anda sangat mencintai anjing itu, dan kemudian anjing itu

meninggal, dan betapa anda menderita dibuatnya. Kemudian muncul ide tentang

kematian, dan anjing itu terlupakan dan anda mengingat kematian ibu anda... dan dengan
ide kematian sang ibu ini, tiba-tiba anda anda mengingat ayah anda... dan dan berbagai

hal terus bermunculan. Dan semua ini telah dipicu oleh seekor anjing tolol yang bahkan

tidak sadar bahwa anda sedang duduk di taman anda, anjing yang hanya menggonggong

karena dia tidak tahu bagaimana cara menyibukkan diri. Dia tidak sadar tentang anda, dia

tidak menggonggong untuk anda secara khusus, tapi satu rangkaian telah dipicu.

Amatilah rangkaian-rangkaian sederhana ini, dan kemudian cobalah secara

perlahan-lahan dengan melibatkan emosi yang lebih dalam tentang berbagai hal. Anda

marah, anda serakah, anda cemburu---tangkaplah diri anda di tengah-tengah pemikiran.

Ini adalah langkah kedua.

Dan langkah ketiga agalah menangkap proses ini, yang dalam urut-urutan

prosesnya menghasilkan sebuah tindakan, sebelum ia menjadi sebuah pemikiran. Ini

adalah yang paling sulit; sekarang juga, anda bahkan tidak dapat membayangkannya.

Sebelum segala sesuatunya menjadi sebuah pemikiran, ini adalah perasaan.

Inilah ketiga hal itu: perasaan datang terlebih dahulu, kemudian muncul

pemikiran, kemudian muncul tindakan. Anda boleh jadi tidak menyadari sama sekali

bahwa masing-masing pemikiran telah dihasilkan oleh sebuah perasaan tertentu. Jika

perasaan tidak berada disana, maka pemikiran tidak akan muncul. Perasaan menjadi

teraktualisasikan dalam pemikiran, pemikiran menjadi teraktualisasikan dalam tindakan.

Sekarang, anda harus melakukan sesuatu yang hampir mustahil: untuk menangkap

sebuah perasaan tertentu. Apakah anda tidak mengamati pada suatu ketika? Anda tidak

benar-benar tahu mengapa anda merasa agak sedikit terganggu; tidak ada pemikiran yang

riil yang dapat diidentifikasi sebagai penyebab, tapi anda terganggu, anda merasa

terganggu. Sesuatu telah siap siaga di bawah permukaan, beberapa perasaan sedang
mengumpulkan kekuatan. Kadang-kadang anda merasa sedih. Tidak ada alasan untuk

merasa sedih, dan tidak ada pemikiran untuk memprovokasinya; tetap saja, kesedihan itu

ada disana, sebuah perasaan yang telah digeneralisasikan. Itu berarti sebuah perasaan

yang sedang berupaya untuk muncul ke atas permukaan; benih dari perasaan itu sedang

mengirimkan izinnya untuk muncul dari bawah permukaan.

Jika anda mampu untuk menjadi sadar tentang sebuah pemikiran, maka cepat atau

lambat anda akan menjadi sadar tentang nuansa-nuansa halus dari sebuah perasaan. Inilah

semua ketiga kesulitan itu. Dan jika anda dapat melakukan tiga hal ini, tiba-tiba saja anda

akan jatuh ke dalam inti terdalam dari eksistensi anda.

Tindakan adalah yang paling jauh jaraknya dari eksistensi, kemudian muncul

pemikiran, kemudian muncul perasaan. Dan di balik perasaan, yang tersembunyi di balik

perasaan adalah eksistensi anda. Eksistensi ini adalah universal. Eksistensi ini adalah

tujuan dari semua pelaku meditasi. Dan tiga penghalang ini harus dilintasi. Ketiga

penghalang ini seperti tiga lingkaran konsentris di sekitar pusat eksistensi.

Luangkan waktu dan pilih sebuah tempat untuk menenangkan diri. Itulah seluruh

kandungan dari meditasi. Luangkan, sekurang-kurangnya, satu jam setiap hari untuk

duduk dalam diam tanpa melakukan apa-apa, dalam keadaan tidak sibuk sepenuhnya,

hanya mengamati apa saja yang lewat di dalam diri. Pada awalnya, anda akan menjadi

sangat sedih, dengan melihat berbagai hal di dalam batin anda. Anda akan merasa hanya

kegelapan dan tak ada lagi yang lain, dan hal-hal yang buruk dan semua jenis dari

lubang-lubang hitam, mulai menampak. Anda akan merasakan penderitaan fisik dan

mental, tidak ada kegembiraan sama sekali. Tapi, jika anda terus mendesak, mengulang-
ulang, kukuh pada tujuan, harinya akan tiba ketika semua penderitaan ini lenyap, dan

dibalik penderitaan ini muncul kegembiraan.

****

Mulailah dengan hal-hal kecil dan remeh dan anda akan memahami. Ketika anda

berjalan di pagi hari, nikmatilah perbuatan berjalan ini---burung-burung di pepohonan

dan sinar matahari dan awan-awan dan angin. Nikmatilah, dan tetaplah ingat bahwa anda

adalah sebuah cermin; anda sedang memantulkan awan-awan dan pohon-pohon dan

burung-burung dan orang-orang. Berjalanlah di pagi hari dan tetaplah mengingat bahwa

anda bukanlah dia. Anda bukan yang berjalan (the walker) tapi seorang pengamat. Dan

secara perlahan, perlahan-lahan, anda akan merasakan rasa tentangnya---ini adalah

sebuah rasa (taste), ia muncul secara perlahan. Dan ini adalah fenomena yang paling

halus di dunia ini; anda tidak dapat melangsungkannya dalam ketergesa-gesaan.

Kesabaran dibutuhkan disini.

Makanlah, rasakanlah makanan itu, dan tetaplah mengingat bahwa anda-lah sang

pengamat. Pada proses awal, ia akan menciptakan sedikit masalah dalam diri anda karena

anda tidak melakukan kedua hal ini secara bersamaan. Pada awalnya, saya tahu, jika anda

mulai mengamati, maka anda akan merasa seperti berhenti makan, atau jika anda mulai

makan, anda akan mulai melupakan pengamatan.

Kesadaran kita adalah satu-jalur (one-way) sekarang, sebagaimana adanya ia---ia

bergerak hanya menuju target. Tapi, ia dapat menjadi dua-jalur: ia dapat makan dan

masih tetap mengamati. Anda dapat tetap bertempat tinggal di pusat anda dan anda dapat

melihat badai di sekitar anda; anda dapat menjadi pusat badai topan itu.

MENTRANSFORMASI RASA TAKUT


Rasa takut mempunyai suatu keindahan dalam dirinya sendiri, suatu kelembutan

dan kepekaan dalam dirinya sendiri.Dalam kenyataannya, ini adalah kehidupan yang

sangat halus. Istilah takut adalah bersifat negatif, tapi perasaan takut itu sendiri adalah

sangat positif. Hanya proses-proses yang hidup yang dapat menjadi takut; sesuatu yang

telah mati, tidak mempunyai rasa takut. Rasa takut adalah bagian tak terpisahkan dari

menjadi hidup, bagian dari menjadi halus-lembut, bagian dari menjadi rentan. Jadi,

izinkan rasa takut (untuk berekspresi). Bergetarlah dengan rasa takut itu, biarkan ia

menggoncang pondasi-pondasi kedirian anda---dan nikmatilah ia sebagai suatu

pengalaman mendalam tentang merasa digerakkan.

Jangan mengambil sikap apapun tentang rasa takut; dalam kenyataan, jangan

menyebutnya sebagai rasa takut. Pada saat anda menyebutnya sebagai rasa takut, anda

telah mengambil sebuah sikap. Anda telah menyalahkannya; anda telah mengatakan

bahwa ini salah, bahwa ia seharusnya tidak berada disana. Anda telah mengawalnya,

telah meloloskannya, melarikannya. Dalam suatu cara yang sangat halus, anda telah

melepaskan diri anda darinya. Jadi, jangan menyebutnya sebagai rasa takut. Ini adalah

satu dari hal-hal yang paling esensial: untuk berhenti menyebut berbagai hal dengan

nama-nama. Hanya mengamati proses merasa tentang dia, secara apa adanya. Izinkan dia,

dan jangan memberinya label; tetaplah menjadi awam (keadaan tidak mengetahui

sesuatu).

Ketidaktahuan adalah keadaan yang mengandung meditasi yang sangat besar.

Bersikukuhlah dalam menjadi tidak tahu, dan jangan mengizinkan pikiran untuk

memanipulasi. Jangan mengizinkan pikiran untuk menggunakan bahasa dan kata-kata,

label-label dan kategori-kategori, karena ia mempunyai sebuah proses yang menyeluruh.


Satu hal itu diasosiasikan dengan sesuatu yang lain, dan ia terus-menerus akan

berlangsung seperti itu. Hanya melihat sekadarnya---jangan menyebutnya sebagai rasa

takut.

Izinkan Getaran

Menjadi takut dan bergetar karena rasa takut---itu adalah keindahan. Bersembunyilah di

sebuah sudut, menarik diri dibalik selimut dan bergetarlah. Lakukan apa yang akan

dilakukan oleh seekor binatang bila ia merasa takut. Apa yang akan dilakukan oleh anak

kecil jika dia merasa takut? Dia akan menangis. Atau suku-suku primitif, apa yang akan

mereka lakukan? Hanya orang-orang primitif yang mengetahui bahwa ketika mereka

dikuasai oleh rasa takut, ujung-ujung rambut mereka akan berdiri. Masyarakat beradab

telah melupakan pengalaman ini; ia telah menjadi sebuah metofora belaka. Kita berpikir

ia hanya soal pengucapan belaka, dan tidak benar sepenuhnya. Tapi, ia terjadi secara

nyata.

Jika anda mengizinkan rasa takut menguasai diri anda, ujung rambut anda akan berdiri.

Kemudian untuk pertama kalinya, anda akan mengetahui betapa indah fenomena rasa

takut itu. Di dalam gejolak itu, dalam badai topan itu, anda tahu nantinya bahwa masih

ada sebuah titik di suatu tempat di dalam diri anda yang belum tersentuh sepenuhnya.

Dan jika rasa takut ini tidak dapat menyentuhnya, maka kematian-lah yang dapat

menyentuhnya. Terdapat kegelapan dan rasa takut di sekeliling kita, dengan hanya

sebuah pusat kecil yang sepenuhnya transendental menuju kepadanya. Bukan bahwa anda

berupaya untuk menjadi transendental: anda hanya mengizinkan rasa takut ini untuk

menguasai diri anda sepenuhnya, tapi tiba-tiba anda menjadi sadar tentang hal yang
sebaliknya, anda menjadi sadar akan titik yang tidak bergerak. Rasa takut adalah salah

satu dari pintu-pintu darimana seseorang dapat masuk ke dalam eksistensinya.

Lakukan Apa yang Anda Takut Untuk Melakukan

Kapan saja anda tercekam oleh rasa takut, rileks sajalah. Terima kenyataan bahwa rasa

takut ada disana, tapi jangan melakukan apapun terhadapnya. Abaikan dia; jangan

memperhatikannya.

Amatilah tubuh anda. Mungkin tidak ada rasa tegang di dalamnya. Jika

ketegangan tidak eksis di dalam tubuh, maka rassa takut akan lenyap secara otomatis.

Rasa takut menciptakan suatu keadaan tegang tertentu di dalam tubuh, sehingga ia dapat

berakar di dalamnya. Jika tubuh bersikap rileks, rasa takut itu akan lenyap. Seorang yang

bersikap rileks tidak dapat ditakuti. Anda tidak dapat menakut-nakuti orang yang

bersikap rileks. Bahkan jika rasa takut itu hadir, rasa takut itu akan hadir seperti sebuah

gelombang yang akan pergi berlalu; rasa takut itu tidak akan bertumbuh dan berakar.

Dan rasa takut itu datang dan pergi seperti gelombang---dan anda masih tetap saja

belum tersentuh olehnya---adalah indah. Ketika rasa takut itu berakar di dalam diri anda

dan mulai tumbuh di dalam diri anda, maka ia menjadi tumbuh, suatu pertumbuhan

penyakit kanker. Kemudian ia melumpuhkan organisme batin anda.

Jadi, kapan saja anda merasa takut, satu cara yang benar untuk melihat adalah

bahwa tubuh tidak akan menjadi tegang. Baringkan tubuh anda di atas lantai dan rileks---

relaksasi adalah obat penangkal bagi rasa takut---dan ia akan datang dan pergi. Anda

hanya mengamati saja.


Proese mengamati ini hendaknya berlangsung biasa-biasa saja. Seseorang hanya

menerima bahwa ini adalah oke. Hari ini panas; apa yang dapat anda lakukan? Tubuh

sedang mengeluarkan keringat; seseorang harus lewat melaluinya. Senja akan segera

datang, dan angin dingin akan segera berhembus. Jadi, hanya mengamatinya, dan

bersikap rileks.

Begitu anda mempunyai kepandaian khusus tentang cara menanganinya---dan

anda akan memilikinya segera---anda akan melihat bahwa jika anda bersikap rileks, rasa

takut itu tidak dapat melekat pada diri anda.

Tertidur Sekarat

Di malam hari sebelum anda tidur, untuk selama lima atau sepuluh menit, berbaringlah di

atas tempat tidur, mulailah merasa bahwa anda sedang sekarat---setiap malam. Dalam

jangka waktu seminggu, anda akan mampu untuk masuk ke dalam perasaan itu dan anda

akan menikmatinya. Ini akan menjadi sebuah surprise bagi anda mengenai betapa banyak

ketegangan di dalam tubuh akan lenyap. Biarkan semua tubuh mati, tertidur dalam

keadaan sekarat, dan keesokan harinya, anda akan merasa begitu segar dan penuh energi.

Energi akan mengalir secara harmonis.

MENTRANSFORMASI AMARAH

Ingat, kita menuangkan energi kita ke dalam amarah; hanya dengan cara ini kemudian ia

menjadi vital. Ia tidak mempunyai energi dalam dirinya sendiri; ia bergantung pada kerja

sama kita. Dalam proses mengamati, kerja sama ini dirusak; anda tidak lagi

mendukungnya. Ia akan berada disana untuk selama beberapa saat, selama beberapa

menit, dan kemudian ia akan menghilang. Tidak menemukan akar dalam diri anda,
menemukan bahwa anda tidak menemukan tempat untuknya, melihat bahwa anda

berjarak jauh, seorang pengamat di puncak bukit-bukit, ia akan lenyap, ia akan menjauh.

Dan bahwa lenyapnya rasa takut itu adalah indah. Bahwa proses lenyapnya rasa takut itu

adalah sebuah pengalaman yang sangat hebat.

Melihat amarah lenyap, ketenangan yang sangat mendalam muncul: keheningan

yang mengikuti badai. Anda akan dibuat surprise bahwa setiap kali amarah muncul dan

jika anda dapat mengamati, anda akan jatuh ke dalam sejenis ketenangan mendalam

(Tranquility) yang belum pernah anda kenal sebelumnya. Anda akan jatuh ke dalam

sejenis meditasi mendalam... ketika amarah lenyap, anda akan melihat diri anda begitu

segar, begitu muda, begitu inosen, sepertinya anda tidak pernah mengenali diri anda

sendiri. Maka, anda akan merasa berterima kasih, bahkan, kepada rasa amarah; anda tidak

akan marah kepadanya---karena ia telah memberi anda sebuah ruang yang indah untuk

hidup, suatu pengalaman yang menyegarkan sepenuhnya yang harus dilewati. Anda telah

menggunakannya, anda telah menjadikannya sebagai suatu batu loncatan.

Ini adalah penggunaan kreatif dari emosi-emosi yang negatif.

Marahlah

Ketika anda merasa marah, tidak perlu untuk marah kepada seseorang; marah saja.

Biarkan rasa marah ini menjadi sebuah meditasi. Tutuplah pintu kamar, duduklah, dan

biarkan amarah bergejolak sebanyak yang dapat diekspresikannya. Jika anda merasa

ingin memukul, pukullah sebuah bantal....

Lakukan apapun yang ingin anda lakukan; bantal itu tidak akan pernah menjadi

obyek kemarahan. Jika anda ingin membunuh bantal itu, ambilkah pisau dan bunuhlah ia.

Ini akan membantu, ini akan sangat membantu. Seseorang tidak pernah dapat
membayangkan betapa sangat membantu sebuah bantal itu. Pukul saja dia, pukullah ia,

lemparkan ia. Jika anda marah terhadap seseorang secara khusus, tulislah namanya di atas

bantal itu atau tancapkan gambarnya di atasnya

Jadikan amarah anda sebagai tindakan total dalam meditasi, dan kemudian

lihatlah apa yang terjadi. Anda akan merasakannya hadir dari seluruh tubuh anda. Jika

anda mengizinkannya, maka setiap sel dari tubuh anda akan berada di dalamnya. Setiap

pori-pori, setiap serat dari butuh anda akan menjadi tegang. Seluruh tubuh anda akan

menjadi seperti dalam situasi kegilaan. Ia akan menjadi gila, tapi izinkan ia, dan jangan

menahannya.

Anda akan merasa konyol, tolol---tapi amarah memang konyol; anda tidak dapat

melakukan apa saja mengenainya. Jadi, biarkan ia apa adanya dan nikmatilah ia seperti

sebuah fenomena energi. Ia adalah sebuah fenomena energi. Jika anda tidak

menyinggung perasaan orang lain, maka tidak ada yang salah dengannya. Ketika anda

mencoba ini, anda akan melihat ide apa saja yang membuat orang lain merasa

tersinggung, akan lenyap seiring berjalannya waktu. Anda dapat membuatnya menjadi

praktik sehari-hari, hanya dua puluh menit saja pada setiap pagi.

Kemudian, amati apa yang terjadi di seluruh hari. Anda akan menjadi lebih

tenang, karena energi yang akan menjadi amarah telah dilemparkan keluar; energi yang

akan menjadi racun ini telah dikeluarkan dari sistem. Lakukan ini sekurangnya dua

minggu, dan setelah satu minggu, anda akan dibuat terkejut untuk mendapati bahwa

apapun situasinya, amarah tidak akan muncul.


Jangan Cepat Merasa Tersinggung

Beranjaklah menuju kamar anda, tutuplah pintunya, dan pikirkan tentang

pengalaman tentang amarah ketika anda merasa uring-uringan. Ingatlah ia, dan

bangkitkan kembali pengalaman itu. Ini akan menjadi mudah bagi anda. Bangkitkan ia

kembali, lakukan sekali lagi, alami dia (dalam imajinasi anda). Jangan hanya

mengingatnya, hidupkan ia kembali. Ingatlah bahwa seseorang telah menghina anda, dan

apa yang telah dia katakan dan bagaimana anda bereaksi terhadap orang itu. Bereaksilah

kembali, mainkan kembali peran tentangnya.

Pikiran anda hanyalah sebuah perangkat tape yang sedang merekam, dan

peristiwa tidak mengenakkan ini telah direkam dengan urut-urutan kejadian yang persis

sama sebagaimana yang telah terjadi, seolah-olah ia telah ditempatkan pada sebuah tape-

recorder di dalam otak anda. Anda dapat mempunyai perasaan yang sama sekali lagi.

Kedua mata anda akan memerah, tubuh anda akan mulai bergetar dan akan menggigil

seperti orang demam, segala sesuatunya akan dibangkitkan kembali. Jadi, jangan hanya

ingat, hidupkan ia. Mulailah merasakan pengalaman itu sekali lagi, dan pikiran akan

memperoleh ide tentang ini. Peristiwa yang tidak menyenangkan ini akan kembali kepada

anda dan anda akan menghidupkannya kembali. Tapi, dalam menghidupkan kembali

tentangnya, tetaplah merasa tidak terganggu.

Mulailah dari masa lalu---ini adalah mudah karena sekarang ini adalah sebuah

peran sandiwara, situasi aktualnya tidak berada disana. Dan jika anda menjadi mampu

utuk melakukan ini, maka anda akan menjadi mampu untuk melakukannya ketika sebuah

situasi yang melibatkan amarah benar-benar ada disana, ketika situasi yang sebenarnya
berada disana. Membangkitkan kembali sesuatu ini dari masa lalu, akan sangat

membantu anda.

Setiap orang mempunyai kesan buruk dalam pikirannya; luka-luka yang tak

tersembuhkan ada disana. Jika anda membangkitkan kembali mereka, anda akan merasa

tak terbebani. Jika anda dapat melangkah ke masa lalu anda dan menuntaskan sesuatu

yang masih belum tuntas, anda akan merasa terlepas dari beban berat masa lalu anda.

Pikiran anda akan menjadi lebih segar; debu-debu akan tersapu bersih.

Sesuatu yang tidak tuntas itu terus bergantung di pikiran anda seperti awan. Ia

mempengaruhi segala sesuatunya yang anda lakukan. Awan ini harus disebar. Runutlah

kembali pada jejak waktu dan bawalah kembali hasrat-hasrat yang masih belum tuntas

itu, dan hidupkan kembali luka-luka yang masih membuat hati anda sakit. Mereka akan

disembuhkan. Anda akan menjadi lebih menyeluruh, dan melalui ini, anda akan

mempunyai kepandaian khusus tentang cara bagaimana agar tetap tak terganggu dalam

sebuah situasi yang potensial mengganggu.

Perhatikan Sebanyak Tiga Kali

Dalam Buddhisme, orang-orang mempunyai sebuah metode khusus yang mereka

sebut “Memperhatikan sebanyak tiga kali.” Jika sebuah masalah muncul---misalnya, jika

seseorang tiba-tiba merasa cemburu, atau serakah, atau marah---mereka harus

memperhatikan sebanyak tiga kali bahwa ini memang berada disana. Jima amarah yang

ada disana, sang murid harus membatin sebanyak tiga kali: “Amarah... Amarah...

Amarah.” Agar menuntaskan perhatian tentangnya, sehingga ia tidak terluput dari

kesadaran, itulah intinya. Kemudian, dia meneruskan apa yang sedang dia lakukan
dengan siapa saja. Dia tidak melakukan apapun terkait dengan amarahnya, tapi hanya

memperhatikannya sebanyak tiga kali.

Ini luar biasa indah. Segera saja, anda menjadi sadar tentang adanya gangguan,

anda memperhatikannya, dan ia telah berlalu. Ia tidak dapat berpegang kuat pada anda

karena itu hanya dapat terjadi bila anda dalam keadaan tidak sadar. Mengambil perhatian

sebanyak tiga kali ini membuat anda begitu menyadari aspek batin anda bahwa anda

terpisah dari amarah anda. Anda dapat meng-obyektivasinya, karena ia berada disna dan

anda berada disini. Dan Buddha telah menjelaskan kepada murid-muridnya untuk

melakukan ini terhadap segala hal.

Berlari Seperti Anak-anak

Mulailah berlari di pagi hari di jalan. Mulailah dengan setengah mil dan kemudian

satu mil hingga sekurang-kurangnya tiga mil secara bertahap. Saat berlari, gunakanlah

seluruh tubuh. Jangan berlari seolah-olah anda mengenakan baju ikat (seperti digunakan

oleh pasien liar atau tahanan, penerjemah). Berlarilah seperti anak kecil, dengan

menggunakan seluruh tubuhnya---kedua tangan dan kaki---dan berlari. Hiruplah nafas

dalam-dalam dan yang bersumber dari perut. Kemudian, duduklah dibawah sebuah

pohon, beristirahat, berkeringat, dan biarkan angin sejuk menerpa; rasakan kedamaian.

Ini akan membantu secara sangat mendalam.

Sistem otot-otot di dalam tubuh harus dirilekskan. Jika anda menyukai berenang,

anda juga dapat mengambil kegiatan berenang. Ini akan membantu. Tapi, semua ini juga

harus dilakukan secara total dan semaksimal mungkin. . Apa saja yang dapat membuat

anda menjadi terlibat sangat total akan sangat membantu. Ini bukan soal amarah atau
emosi yang lain. Pertanyaannya adalah untuk masuk ke dalam segala sesuatu secara total;

maka, anda juga akan mampu masuk ke dalam amarah dan cinta. Seseorang yang

mengetahui bagaimana cara masuk ke dalam apa saja secara total, dapat masuk ke dalam

segala sesuatu secara total; apa hakikat ini, bukanlah menjadi persoalan.

Dan adalah sulit untuk bekerja dengan amarah yang sedang bergejolak karena

rasa marah ini boleh jadi telah direpresi secara mendalam. Jadi, bekerjalah secara tidak

langsung. Berlari akan membantu amarah yang bertumpuk dan rasa takut yang kuat untuk

lenyap. Ketika anda berlari untuk jangka waktu yang lama dan bernapas secara

mendalam, pikiran akan berhenti berfungsi dan tubuh akan mengambil alih. Untuk

selama beberapa saat, sambil duduk di bawah bayang-bayang sebuah pohon, dalam

keadaan berkeringat, sambil menikmati hembusan angin sejuk, sama sekali tidak ada

pemikiran disana. Anda hanya sebuah tubuh yang berdenyut secara ritmis, sebuah tubuh

yang hidup, sebuah organisme yang terhubung dengan keseluruhan, persis seperti seekor

hewan.

Dalam jangka waktu tiga minggu, anda akan merasa berbagai hal berlangsung

secara mendalam. Begitu amarah dapat di-rileks-kan, telah berlalu, anda akan merasa

bebas.

Ingat, Anda-lah sang Sumber

Seseorang telah menghina anda---amarah tiba-tiba meledak, anda menggigil

seperti demam karenanya. Amarah mengalir menuju orang yang telah menghina anda.

Sekarang, anda akan memproyeksikan seluruh amarah ini kepada orang lain. Dia tidak

melakukan apapun. Jika dia telah menghina anda, apa yang telah dia lakukan? Dia hanya
mempengaruhi emosi anda yang menyakitkan hati anda, dia telah membantu amarah anda

untuk muncul---tapi amarah itu sendiri adalah milik anda.

Orang lain bukanlah sumber dari amarah itu; sumber amarah itu ada di dalam diri

anda. Orang lain menjalin hubungan secara paksa dengan suatu sumber, tapi jika tidak

terdapat amarah di dalam diri anda, amarah itu tidak akan dapat keluar. Jika anda meninju

seorang buddha, hanya sikap welas asih yang akan muncul, karena tidak terdapat amarah

disana. Jika anda melempar sebuah ember ke dalam sebuah sumur yang kering, tak akan

ada yang muncul, Dalam sebuah sumur yang penuh dengan air, anda melemparkan

sebuah ember dan air akan muncuk keluar, tapi air itu berasal dari dalam sumur itu.

Ember hanya membantu keluarnya air. Jadi, orang yang menghina anda itu hanya

melempar ember di dalam diri anda, dan kemudian ember itu akan muncul penuh dengan

amarah, benci, atau api yang berada di dalam diri anda. Andalah sumbernya, ingatlah.

Untuk teknik ini, ingatlah bahwa andalah yang menjadi sumber dari sehala hal

yang terus anda proyeksikan kepada orang lain. Dan kapan saja terdapat sebuah mood

yang negatif atau positif, bersegeralah bergeraklah ke dalam dan pergilah ke sumber

darimana kebencian ini muncul. Tetaplah terpusat disana; jangan bergerak kepada obyek

itu. Seseorang telah memberi anda sebuahpeluang untuk menjadi sadar akan amarah anda

sendiri; berterima kasihlah kepadanya segera dan lupakan dia. Tutuplah kedua mata anda,

bergeraklah ke dalam, dan sekarang, lihatlah pada sumber darimana cinta ini, darimana

amarah ini berasal. Dari mana? Menyelamlah ke dalam, bergeraklah ke dalam. Anda

akan menemukan sumbernya disana karena amarah itu berasal dari sumber anda.

Benci atau cinta atau apa saja yang muncul dari sumber anda. Dan adalah mudah

pergi menuju sumber pada saat anda marah, atau pada saat cinta, atau saat benci, karena
melalui cara inilah anda menjadi panas. Adalah mudah untuk bergerak ke dalam, jadinya.

Kabelnya sedang panas dan anda dapat mengambilnya di dalam, anda dapat bergerak ke

dalam dengan panas itu. Dan ketika anda menjangkau sebuah titik yang sejuk di dalam,

andakan tiba-tiba saja akan menyadari sebuah dimensi yang berbeda, sebuah dunia

berbeda yang terbuka di hadapan anda. Gunakanlah amarah, gunakan kebencian, gunakan

cinta untuk menyelam ke dalam diri.

Satu salah guru-guru Zen yang paling agung adalah guru Lin Chi, yang biasa

mengatakan: “Saat aku masih muda, aku sangat tertarik berperahu. Aku mempunyai

sebuah perahu kecil, dan aku akan pergi ke danau seorang diri. Selama berjam-jam

lamanya aku betah berada disana.

“Pernah terjadi ketika dengan kedua mata tertutup, aku sedang berada di dalam

perahu dalam keadaan bermeditasi di malam yang indah. Kemudian, sebuah perahu yang

sedang mengapung melaju turun mengikuti arus air dan menabrak perahuku. Kedua

mataku dalam keadaan tertutup, jadi saya berpikir: “Seseorang telah datang kesini dengan

perahunya, dan dia telah menabrak perahu-ku.” Muncul amarah. Aku membuka kedua

mataku dan aku baru saja ingin mengucapkan sesuatu kepada orang itu dalam keadaan

marah; kemudian aku menyadari bahwa perahu itu kosong! Kemudian tak ada jalan bagi

amarahku untuk bergerak. Kepada siapa aku harus mengekspresikan amarah ini? Perahu

itu kosong, tidak berpenumpang, perahu itu hanya mengapung mengikuti laju arus

dengan caranya sendiri dan ia telah datang dan menabrak perahuku. Jadi, tak ada sesuatu

yang harus dilakukan. Tidak ada kemungkinan untuk memproyeksikan amarah pada

sebuah perahu kosong.”


Jadi, Lin Chi berkata: “Aku telah menutup kedua mataku. Amarah ada disana---

tapi tidak menemukan jalan keluar, aku menutup kedua mataku dan hanya terapung di

belakang dengan amarah. Dan bahwa perahu kosong itu menjadi penyadaranku. Aku

sampai pada poin di dalam diriku sendiri di malam yang hening itu. Perahu yang kosong

itu adalah guruku. Dan sekarang, jika seseorang datang dan menghinaku, aku tertawa dan

berkata: “Perahu ini juga kosong.” Aku menutup kedua mataku dan aku menyelam ke

dalam diri.”

MENTRANSFORMASIKAN KESEDIHAN
DAN DEPRESI

CATATAN EDITOR: Sebagaimana Osho sebutkan sebelumnya di buku ini

bahwa banyak dari kesedihan dan depresi kita dihubungkan dengan amarah yang di-

supresi, dan biasanya akan diarahkan dengan metode-metode pada bagian sebelumnya.

Inilah beberapa metode tambahan untuk dicoba:

Temukan Senyuman Batin

Ketika anda sedang bahagia, mulailah melakukan satu hal: Kapan saja anda

sedang duduk dan tidak ada sesuatu yang anda kerjakan, maka buat rileks rahang bawah

anda dan buka mulut anda sedikit saja. Mulailah bernapas dari mulut tapi tidak mendala.

Biarkan tubuh bernapas sehingga ia akan menjadi mengempis dan akan menjadi lebih

mengempis lagi. Dan ketika anda merasa bahwa proses bernapas ini semakin mendekati

puncaknya dan mulut dalam keadaan terbuka dan rahang anda menjadi rileks, maka

seluruh tubuh anda akan merasa sangat rileks.

Pada momen itu, mulailah merasakan sebuah senyuman, bukan pada wajah, tapi

di seluruh wujud batin anda---dan anda akan dapat melakukan itu. Ini bukan sebuah
senyuman yang muncul pada kedua bibir, ini adalah senyuman eksistensial yang

menyebar hanya di dalam diri.

Cobalah malam ini dan anda akan mengetahui yang sebenarnya, karena ia tidak

dapat dijelaskan. Tidak perlu tersenyum dengan kedua bibir pada wajah, tapi seolah-olah

anda sedang tersenyum dari perut; perut ini sedang tersenyum. Dan ini adalah sebuah

senyuman, bukan tertawa, jadi, ini sangat lembut, halus, rentan---seperti sekuntum mawar

merah yang imut-imut dan aromanya menyebar ke seluruh tubuh.

Begitu anda mengenali senyuman ini, anda dapat tetap berbahagia selama dua

puluh empat jam. Dan kapan saja anda merasa bahwa anda kehilangan kebahagiaan itu,

maka tutuplah kedua mata anda dan tangkap dan rasakan senyuman itu lagi dan ia akan

berada disana. Dan di siang hari, seberapa banyak yang anda suka, anda dapat

menangkapnya. Ini selalu ada disana.

Tentukan Hal yang Paling Pertama

Terdapat seorang Sufi yang terus berbahagia sepanjang hidupnya---tak ada

seorangpun yang pernah melihat dia tidak bahagia---yang selalu tertawa, yang terdengar

suara tawanya, yang seluruh eksistensinya adalah kental dengan aroma selebrasi

(perayaan).

Di usia tuanya, menjelang ajalnya tiba---berbaring di atas ranjang kematiannya

dan masih dalam keadaan menikmati, tertawa ceria---seorang murid bertanya: “Anda

membuat kami bingung. Anda masih terus saja tertawa; bagaimana anda

mengupayakannya?”

Sufi itu berkata: “Ini sederhana. Aku bertanya kepada guruku. Aku menemui

guruku sewaktu aku masih muda; saat aku masih berusia tujuh belas tahun dan telah
mengalami penderitaan, sedangkan guruku telah berusia tua, tujuh puluh tahun, dan dia

sedang duduk di bawah sebuah pohon, sedang tertawa tanpa ada sebab sama sekali. Tak

ada orang lain yang ada disana, tak ada sesuatu yang telah terjadi, tak seorangpun yang

telah mengajukan sebuah humor atau apa saja, dan dia hanya tertawa-tawa, sambil

memegang perutnya. Aku bertanya kepadanya: ‘Ada apa denganmu? Apakah engkau

gila?’

“Dia menjawab: ‘Suatu hari aku juga sedang sedih seperti kamu. Kemudian,

tampaklah bagiku bahwa ini adalah pilihanku, ini adalah hidupku.’ Sejak hari itu, di

setiap pagi, ketika akubangun dari tidur, hal pertama yang aku putuskan adalah ...

sebelum aku membuka kedua mataku, aku berkata kepada diriku sendiri: ‘Abdullah’”---

ini adalah namanya---“’apa yang engkau inginkan? Penderitaan? Kebahagiaan? Apa yang

ingin engkau pilih untuk hari ini?’ Dan yang terjadi adalah bahwa aku selalu memilih

kebahagiaan.”

Tertawa/Membumi/Menari

Duduklah dalam diam, ciptakan tertawa agak tertahan di batin anda yang paling

dalam, seolah-olah seluruh tubuh anda sedang tertawa. Mulai berpindah-pindahlah

dengan tertawa anda itu; biarkan ia menyebar dari perut menuju ke seluruh tubuh anda---

tangan sedang tertawa, kaki sedang tertawa. Berlakulah gila ke dalam tertawa ini. Selama

dua puluh menit, lakukan tertawa ini. Jika ia sampai mengeluarkan suara yang nyaring

dan keras, biarkan ia demikian. Jika ia berhenti diam kemudian kadang-kadang diam,

kadang-kadang keluar suara keras, tapi manfaatkan waktu selama dua puluh menit ini

untuk tertawa. Kemudian, berbaringlah di permukaan bumi atau di atas lantai; sebarkan
diri anda di atas lantai, dengan wajah menghadap lantai. Jika ini hangat dan anda dapat

melakukannya di taman anda dan menjalin hubungan dengan bumi, ini akan menjadi jauh

lebih baik. Jika ia dapat dilakukan dalam keadaan telanjang, ini bahkan, akan menjadi

lebih baik lagi. Buatlah kontak dengan bumi, seluruh tubuh berbaring di permukaan

bumi, dan rasakan bahwa bumi ini adalah seorang ibu dan anda adalah anaknya.

Tenggelamkan diri anda ke dalam perasaan ini.

Dua puluh menit tertawa, kemudian dua puluh menit menjalin kontak mendalam

dengan bumi. Bernapaslah dengan bumi, rasakah menyatu dengan bumi ini. Kita berasa

dari bumi dan suatu hari nanti kita akan kembali lagi kepadanya. Setelah dua puluh menit

memberikan energi ini---karena bumi ini akan memberi begitu banyak energi sehingga

tarian anda akan mempunyai kualitas yang sangat berbeda padanya---tarian selama dua

puluh menit. Tarian apa saja, setel musikdan menarilah.

Jika ini dirasa sulit, ini terlalu dingin di luar atau jika anda tidak mempunyai

ruang privasi sedikitpun di luar ruangan, maka anda dapat melakukan ini di dalam kamar

anda. Jika memungkinkan, lakukan ini di luar. Jika hawanya terlalu dingin, tutupilah

tubuh anda dengan sebuah selimut. Temukan cara-cara dan sarana-sarana, tapi lanjutkan

untuk melakukannya, dan dalam enam hingga delapan bulan, anda akan melihat

perubahan-perubahan besar yang sedang terjadi dengan sendirinya.

Bersikaplah Negatif Semaksimal Anda

Untuk selama empat puluh menit, menjadilah negatif---bersikap negatif semampu

anda. Tutuplah pintu-pintu, letakkan bantal-bantal di sekitar kamar. Putuskan sambungan

telephone, dan beritahu setiap orang bahwa anda tidak ingin diganggu selama satu jam.

Tempelkan pesan di pintu yang mengatakan bahwa untuk selama satu jam, anda
menginginkan kesendirian total. Buatlah suasana sesuram mungkin. Senandungkan irama

musik yang sendu, dan rasakan aroma kematian. Duduklah disana dan rasakan unsur-

unsur yang negatif. Ulangi kata-kata “Tidak” sebagai sebuah mantra.

Bayangkan adegan-adegan di masa lalu---ketika anda masih tidak peka dan tidak

berperasaan, dan anda menghendaki untuk melakukan bunuh diri, dan tidak ada

kegembiraan dalam hidup---dan lipat gandakan kadar mereka. Ciptakan situasi yang

menyeluruh di sekitar anda. Pikiran anda akan membuat anda bingung. Ia akan berkata:

“Apa yang sedang anda lakukan? Malam ini begitu indah, dan bulan sedang purnama!”

Jangan dengarkan pendapat pikiran. Jelaskan kepadanya bahwa ia dapat kembali nanti,

tapi untuk saat ini, anda sedang mempersembahkan waktu anda sepenuhnya pada hal-hal

yang negatif. Menangislah, berteriaklah, menjeritlah, bersumpahlah, apa saja yang ingin

anda rasakan, tapi ingatlah satu hal: jangan menjadi bahagia. Jangan mengizinkan

kebahagiaan apapun. Jika anda menangkap diri anda sendiri, segera berilah diri anda

sebuah tamparan! Bawalah kembali diri anda menuju negativitas dan mulailah memukuli

bantal-bantal, bertarunglah dengan mereka, injak-injaklah mereka. Jadilah orang yang

menjijikkan! Dan anda akan menemukannya sangat sulit untuk menjadi negatif untuk

selama empat puluh menit ini.

Ini adalah salah satu dari hukum pikiran: bahwa apapun hal negatif yang anda

upayakan untuk anda lakukan secara sadar, anda tidak dapat melakukannya. Tapi,

lakukanlah ia---dan ketika anda melakukannya secara sadar, anda akan merasakan suatu

keterpisahan. Anda melakukannya, tapi tetap saja anda adalah seorang pengamat; anda

tidak tenggelam sepenuhnya di dalamnya. Suatu jarak muncul, dan keberjarakan ini luar

biasa indah.
Setelah empat puluh menit, meloncatlah keluar secara tiba-tiba dari negativitas

ini. Lemparkan bantal-bantal menjauh, nyalakan lampu-lampu. Katakan: “Ya! Ya!

Ya!”---biarkan ini menjadi mantra anda. Dan kemudian mandilah sebersih-bersihnya. Ini

akan mencerabut semua negativitas anda, dan ini akan memberi anda sebuah pandangan

sekilas yang baru tentang pengucapan kata “Ya!”

Berpindahlah Ke Hal yang Sebaliknya

Jika anda sedang marah, maka, lakukan sesuatu yang bertentangan sama sekali untuk

mendobrak kebiasaan sehari-hari. Bukan hanya bahwa---ketika anda mendobrak sebuah

kebiasaan, energi akan terlepas. Jika anda tidak menggunakan energi itu, sekali lagi

kebiasaan itu akan harus dibentuk terlebih dahulu di dalam pikiran; jika tidak, dimana

energi akan mengalir? Jadi, bergeraklah selalu ke arah yang bertentangan.

Jika anda bersedih, cobalah untuk bergembira. Ini sulit, karena jalur (path) lama

adalah cara dengan resistensi yang paling sedikit---ini lebih mudah---dan untuk

bergembira, anda akan harus melakukan sebuah upaya. Anda akan harus secara sadar

memberikan perlawanan pada kebiasaan-kebiasaan pikiran yang mekanis dan tidak peka.

Jadi, anda akan harus memperbaharuinya kembali. Yaitu, anda menciptakan sebuah

kebiasaan baru untuk menjadi gembira.

Kecuali sebuah kebiasaan baru telah tercipta---untuk menjadi gembira---

kebiasaan yang lama akan terus berlanjut, karena energi membutuhkan beberapa

penyaluran. Anda tidak dapat tetap dalam keadaan yang sama tanpa adanya penyaluran

(jalan keluar). Anda akan mati, anda akan bunuh diri dengan mencekik leher anda sendiri.

Jika energi anda tidak menjadi cinta, energi ini akan menjadi tidak enak dan pahit;
kemarahan, kesedihan. Kesedihan adalah bukan masalah; tidak juga amarah atau

ketidakbahagiaan. Masalahnya adalah bagaimana tidak masuk ke dalam rutinitas lama.

Jadi, hiduplah sedikit agak lebih sadar. Dan ketika anda menemukan diri anda

sendiri terperangkap dalam kebiasaan lama, maka lakukan hal yang sebaliknya segera;

jangan menunggu lebih lama lagi. Ini mudah---begitu anda mengetahui seni khusus

tentang cara melakukannya. Anda sedang jenuh... lakukan sesuatu!

Lakukan apa saja. Pergilah berjalan kaki untuk waktu yang lama, mulailah

menari. Biarkan tarian ini diwarnai oleh sedikit kesedihan pada awalnya, mmh?

Prosesnya memang demikian: anda sedih, bagaimana mungkin anda tiba-tiba menjadi

gembira? Mulailah menari dalam kesedihan dan tarian ini akan melenyapkan kesedihan.

Anda telah membawa sesuatu yang baru ke dalam kesedihan yang tidak pernah ada

disana sebelumnya. Anda tidak pernah menari sebelumnya ketika anda sedang tidak

bergembira dan sedih, sehingga anda akan membingungkan pikiran anda. Pikiran akan

merasa tersesat---apa yang harus dilakukan?---karena pikiran hanya dapat berfungsi

dengan cara lama. Apapun yang baru, dan pikiran tampaknya akan menjadi tidak

efisien....

Setiap orang, seiring berjalannya waktu, menjadi ahli---ahli dalam kesedihan, ahli

dalam ketidakbahagiaan, ahli dalam amarah. Kemudian, anda menjadi takut akan

kehilangan keahlian anda, karena anda telah menjadi begitu efisien.

Merasakan kesedihan---tarian, atau pergilah ke kamar mandi dan berdirilah di

bawah shower dan lihatlah kesedihan lenyap dari tubuh anda sebagaimana halnya panas

tubuh lenyap. Rasakan bahwa dengan air yang menyiram ke tubuh anda, kesedihan
menjadi lenyap sebagaimana halnya keringat dan debu telah lenyap dari tubuh. Dan

lihatlah apa yang terjadi.

MENSTRANSFORMASIKAN KECEMBURUAN

Jika anda menderita akibat rasa cemburu, amati saja bagaimana ia muncul di dalam diri

anda---bagaimana ia memerangkap anda, bagaimana ia mengepung anda, awan-awan

anda, bagaimana ia berupaya untuk memanipulasi anda. Bagaimana ia menarik anda ke

dalam jalur yang tidak pernah anda inginkan pada mulanya, bagaimana, pada akhirnya, ia

menciptakan frustrasi hebat dalam diri anda, bagaimana ia menghancurkan energi anda,

melenyapkan energi anda dan meninggalkan anda dalam keadaan depresi yang sangat

negatif, frustrasi. Amati saja seluruh situasi-situasi ini.

Amati saja aspek-aspek faktual tentangnya---tanpa sikap menyalahkan, tanpa

apresiasi, tanpa ada vonis atau penentangan apapun. Hanya mengamati saja, berjarak,

seolah-olah anda tidak ada hubungan dengannya. Menjadilah sangat ilmiah dalam proses

mengamati ini.

Salah satu sumbangan ilmiah yang paling penting kepada dunia ini adalah

observasi yang tanpa-memvonis. Ketika seorang pakar sains sedang mengadakan

eksperimen, dia hanya melakukan eksperimen saja tanpa menyertakan vonis apapun,

tanpa ada kesimpulan apapun. Jika dia mempunyai sebuah kesimpulan yang telah ada di

dalam pikirannya, itu berarti dia bukan seorang pakar sains; kesimpulannya akan

mempengaruhi eksperimen ilmiahnya.

Menjadilah seorang pakar sains di dalam dunia batin anda. Biarkan pikiran anda

menjadi laboratorium anda, dan anda mengobservasi---ingat, tanpa sikap menyalahkan.


Jangan mengatakan: “Kecemburuan adalah jelek.” Siapa yang tahu? Jangan katakan:

“Amarah itu buruk.” Siapa yang tahu? Ya, anda telah mendengar, anda telah diberitahu,

tapi, ini adalah perkataan orang lain; ini bukan pengalaman anda. Anda harus menjadi

sangat eksistensial, eksperiensial---kecuali jika pengalaman anda tidak dapat

membuktikan pernyataan itu, anda tidak harus mengatakan ya atau tidak pada apa saja.

Anda harus bersikap tanpa-memvonis sepenuhnya. Dan kemudian, mengamati rasa

cemburu adalah suatu keajaiban.

Anda hanya tinggal melangkah tanpa ada keputusan apapun, hanya untuk melihat

secara persis apa sebenarnya hal ini. Apakah kecemburuan ini? Energi apa ini yang

disebut dengan kecemburuan? Dan amatilah ia sebagaimana anda mengamati sekuntum

mawar merah: hanya melihat ke dalamnya. Ketika tidak ada kesimpulan, kedua mata

anda terang dan jernih. Kejernihan dicapai hanya oleh mereka yang tidak mempunyai

kesimpulan-kesimpulan. Amatilah, lihatlah ke dalamnya, dan ia akan menjadi transparan,

dan anda akan sampai pada pengetahuan bahwa ia adalah kebodohan. Dan mengetahui

kebodohannya, ia akan menjatuhkan keserasiannya sendiri. Anda tidak perlu

menjatuhkannya.

Mengamati Seks

Berpindahlah pada soal seks; tak ada yang salah dengannya, tapi, tetaplah sebagai

seorang pengamat. Amatilah semua pergerakan tubuh; amatilah energi yang sedang

mengalir masuk dan keluar, amati bagaimana energi jatuh ke bawah; amatilah orgasme,

apa yang sedang terjadi---bagaimana dua tubuh bergerak berirama. Amati detak jantung:

lebih cepat dan lebih cepat lagi ia berdenyut, sebuah momen datang ketika ia hampir

menjadi gila. Amatilah kehangatan tubuh; darah mengalir lebih lancar. Amatilah
pernapasan; ia berlangsung tak teratur dan chaos. Amatilah momen ketika sebuah batas

hadir menghalangi tindakan sukarela anda menjadi tindakan yang sangat liar dan tidak

terkontrol. Amatilah momen ini dari mana anda harus kembali, tapi melampaui itu, tidak

ada jalan untuk kembali. Tubuh menjadi begitu otomatis, semua kontrol hilang. Tepat

sesaat sebelum ejakulasi, anda kehilangan seluruh kontrol, sang tubuh mengambil alih

kontrol.

Amatilah ia: proses-proses yang sukarela, proses-proses yang liar dan tak

terkendali. Momen ketika anda berada dalam kontrol dan anda dapat kembali, jalan untuk

kembali masih mungkin, dan momen ketika anda tidak dapat kembali, jalan kembali

menjadi tidak mungkin; sekarang, tubuh telah mengambil-alih sepenuhnya, anda tidak

lagi berada dalam kontrol. Amatilah segala sesuatunya---dan jutaan sesuatu ada disana.

Segala sesuatu itu begitu kompleks dan tak adan yang se-kompleks seks, karena seluruh

tubuhpikiran (bodymind) terlibat; hanya pengamatan yang tidak terlibat, hanya satu hal

yang masih tetap berada di luar.

Pengamatan adalah suatu makhluk asing. Berdasarkan kodratnya, pengamatan

tidak pernah dapat menjadi orang dalam. Cari tahu tentang pengamatan ini dan kemudian

anda berdiri di puncak sebuah bukit, dan segala sesuatu berlangsung di lembah dan anda

tidak terlibat. Anda hanya melihat; apa bentuk perhatian dan pengamatan anda? Ini

seolah-olah sedang terjadi pada orang lain.

Dari Hasrat Menuju Cinta

Kapan saja anda merasakan hasrat seksual muncul, terdapat tiga kemungkina.

Pertama, memanjakannya; suatu hal yang biasa terjadi, setiap orang melakukan hal itu.

Kedua, merepresinya, membenamkannya dengan paksa, sehingga ia keluar dari


kesadaran anda memasuki kegelapan alam bawah sadar, melemparkannya ke dalam lantai

dasar hidup anda. Inilah yang dilakukan oleh apa yang anda sebut sebagai manusia-

manusia luar biasa---Mahatma, Santo, Biksu. Tapi, mereka menentang hukum alam dan

mereka menentang ilmu batin dari transformasi (Inner science of transformation).

Ketiga, minoritas yang sangat jarang yang pernah mengupayakannya---yaitu

ketika hasrat seksual muncul, tutuplah kedua mata anda. Ini adalah momen yang sangat

bernilai: munculnya hasrat adalah energi yang sedang muncul. Ini seperti matahari yang

terbit di pagi hari. Tutuplah kedua mata anda; ini adalah momen untuk menjadi meditatif.

Bergeraklah ke arah bawah menuju pusat seks dimana anda merasakan sensasi

ketegangan yang sangat mendesak, getaran yang berlangsung, rangsangan dan

sentakannya. Bergeraklah kesana dan menjadilah seorang penonton yang diam. Amatilah

ia, jangan menyalahkannya. Pada saat anda menyalahkannya, anda telah pergi menjauh

darinya. Dan jangan menikmatinya, karena pada saat anda menikmatinya, anda berada di

alam bawah sadar. Menjadilah awas, waspada penuh, seperti sebuah lampu yang menyala

di malam yang gelap. Anda hanya membawa kesadaran anda kesana, tanpa ada keraguan.

Anda melihat apa yang sedang terjadi pada pusat seks. Energi apa ini?

Jangan menyebutnya dengan nama-nama, karena semua kata-kata telah menjadi

terkontaminasi. Bahkan, jika anda menyebutnya sebagai “seks,” anda segera mulai

menyalahkannya. Istilah ini menjadi begitu dipersalahkan. Atau, jika anda termasuk

dalam generasi yang berbeda, maka istilah ini telah menjadi sesuatu yang disakralkan.

Tapi, istilah ini selalu dimuati oleh emosi. Istilah apa saja yang telah dimuati oleh emosi

menjadi sebuah penghalang menuju jalur kesadaran.


Jangan menyebutnya dengan apapun, hanya dengan mengamati fakta bahwa

sebuah energi sedang muncul di dekat pusat seks. Terdapat desakan dan rangsangan---

amatilah ia. Dan dengan mengamatinya, anda akan merasakan kualitas energi yang baru.

Dengan mengamatinya, anda akan melihatnya sedang muncul ke atas; ia sedang

menemukan sebuah jalur di dalam diri anda. Dan pada saat ia mulai naik ke atas, anda

akan merasa kesejukan meliputi anda, suatu keheningan melingkupi anda, keanggunan,

keberkahan, semuanya berada di sekitar diri anda. Ia tidak lagi seperti duri yang

menyakitkan. Ia tidak lagi melukai; ia sangat menenangkan, seperti minyak balsem. Dan

semakin anda dalam keadaan tetap sadar, semakin tinggi ia akan bergerak. Jika ia dapat

sampai ke hati, yang bukan suatu pekerjaan yang terlalu sulit---memang sulit, tapi tidak

terlalu sulit---jika anda tetap waspada, anda akan melihatnya telah sampai ke hati, dan

ketika ia sampai ke hati, anda akan mengetahui untuk pertama kalinya apa itu cinta.

Rasakan Penderitaanmu

Jika seseorang telah membuat hati anda terluka, ucapkan terima kasih kepada orang itu

yang telah memberi anda sebuah peluang untuk merasakan sebuah luka yang dalam. Dia

telah membuka sebuah luka di dalam diri anda. Luka yang mungkin telah diciptakan oleh

banyak luka yang telah anda derita di seluruh hidup anda. Faktor lain boleh jadi bukan

menjadi penyebab dari seluruh penderitaan anda, tapi sebuah proses yang telah dipicu.

Tutuplah pintu yang menuju kamar anda, duduklah dalam diam, tanpa amarah kepada

orang itu, tapi dengan kesadaran total akan perasaan yang sedang muncul di dalam diri

anda: perasaan terluka yang telah anda tolak, bahwa anda telah dihina. Dan kemudian,

anda akan dibuat surprise bahwa bukan hanya orang ini saja yang berada disana: seluruh
laki-laki dan seluruh perempuan dan seluruh masyarakat yang pernah melukai hati anda,

akan mulai gentayangan dalam memori anda.

Anda akan mulai tidak hanya dnegan mengingat mereka, anda akan mulai

menghidupkan kembali mereka. Anda akan masuk ke dalam situasi sepertinya anda

melihat untuk yang pertama kali. Rasakan luka hati ini, rasakan penderitaannya, jangan

menghindarinya. Itulah sebabnya, mengapa dalam banyak praktik terapi, pasien

diberitahu untuk tidak meminum obat-obatan (narkoba?) sebelum terapi dimulai, atas

dasar alasan sederhana bahwa obat-obatan adalah cara untuk melarikan diri dari

penderitaan batin anda.

Apapun rasa sakit yang ditimbulkan olehnya, dan apapun penderitan yang

dihasilkan olehnya, biarkan ia begitu. Pertama, alamilah ia dalam intensitasnya yang

total. Ini akan menjadi sulit, ini akan menyakitkan hati. Anda boleh jadi mulai menangis

seperti anak kecil, anda mungkin mulai bergulung-gulung di permukaan tanah akibat rasa

sakit yang parah, tubuh anda mungkin akan mengalami perubahan bentuk. Anda boleh

jadi, menjadi sadar secara tiba-tiba bahwa rasa sakit itu tidak hanya dialami oleh hati, tapi

juga dialami oleh seluruh tubuh---bahwa ini mengakibatkan rasa sakit pada keseluruhan,

menimbulkan penderitaan pada keseluruhan sehingga seluruh tubuh anda dipenuhi oleh

rasa sakit ini.

Jika anda dapat mengalaminya---ini adalah sangat penting---maka mulailah

menyerapnya. Dangan melemparnya hingga menjauh. Ini semacam energi yang bernilai,

jangan membuangnya. Seraplah ia, minumlah ia, terimalah ia, sambutlah ia, ucapkan

terima kasih kepadanya. Dan katakan kepada diri anda sendiri: “Kali ini, aku tidak akan

menghindarinya, kali ini, aku tidak akan menolaknya, kali ini, aku tidak akan
membuangnya. Kali ini, akan meminumnya dan menerimanya seperti seorang tamu. Kali

ini aku akan mencernanya.”

Ini mungkin membutuhkan beberapa hari bagi anda untuk mampu mencernanya,

tapi pada hari itu terjadi, anda terhalang oleh sebuah pintu yang akan membawa anda

menjauh. Suatu perjalanan baru telah dimulai dalam hidup anda, anda berpindah menuju

suatu jenis eksistensi yang baru---karena segera saja, pada saat anda menerima rasa sakit

itu tanpa ada penolakan dimanapun, maka energi dan kualitasnya berubah. Ini menjadi

bukan lagi rasa sakit. Dalam kenyataan, seseorang dibuat sangat terkejut; seseorang tidak

dapat mempercayainya, ini begitu luar biasa, sangat dahsyat. Seseorang tidak dapt

mempercayai bahwa penderitaan dapat ditransformasikan menjadi kebahagiaan, bahwa

rasa sakit dapat berubah menjadi kegembiraan dan keceriaan.

Bebaskan Masa Lalu Anda

Kesedihan tiada lain adalah energi yang sama yang dapat membawa kebahagiaan. Ketika

anda tidak melihat bahwa kebahagiaan anda sedang berbunga, anda menjadi sedih. Kapan

saja anda melihat seseorang berbahagia, anda menjadi sedih; mengapa ini tidak terjadi

pada saya? Ini dapat terjadi pada anda! Tak ada masalah tentang hal ini. Anda harus

membebaskan masa lalu anda. Anda akan harus sedikit melangkah di jalan ini agar ia

dapat terjadi. Jadi, buatlah sedikit upaya untuk membuka diri anda.

Mulailah satu meditasi di malam hari. Rasakan seolah-olah anda bukan manusia

sama sekali. Anda dapat memilih binatang apapun yang anda suka. Jika anda menyukai

kucing, ini bagus. Jika anda menyukai anjing, ini bagus juga... atau seekor harimau---

jantan, betina, apapun yang anda suka. Pilihlah sesuka hati, tapi kemudian tetaplah kukuh
pada pilihan anda. Berperanlah untuk menjadi binatang yang anda pilih. Pindahkan

semua yang ada di dalam kamar anda dan menjadilah binatang itu. Untuk jangka waktu

lima belas menit, nikmatilah fantasinya sebanyak yang anda mampu. Menggonggonglah

jika anda adalah seekor anjing dan lakukan sesuatu yang diharapkan oleh anjing untuk

anda lakukan---dan benar-benar lakukan mereka! Nikmatilah ia. Dan jangan mengontrol,

karena seekor anjing tidak dapat mengontrol. Seekor anjing berarti kebebasan yang

absolut, jadi apapun yang terjai pada momen itu, lakukan. Pada momen itu, jangan

membawa unsur kontrol manusia. Menjadilah benar-benar seperti anjing. Untuk selama

lima belas menit, berlalu-lalang kesana kemari mengitari kamar... menggonggong,

melompat.

Lanjutkan ini selama tujuh hari. Ini akan membantu. Anda membutuhkan sedikit

lebih banyak energi binatang. Anda terlalu canggih, terlalu beradab, dan inilah yang

melumpuhkan anda. Terlalu banyak peradaban adalah sesuatu yang membuat anda tidak

berdaya. Ia bagus untuk dosis ringan, tapi terlalu banyak dosis adalah berbahaya.

Seseorang hendaknya selalu mampu untuk menjadi seekor binatang. Jika anda dapat

belajar untuk menjadi sedikit liar, masalah-masalah anda akan mulai lenyap.

****

Jadi, lakukan hanya satu hal untuk beberapa hari: kapan saja anda merasa bahwa

anda menjadi sengsara, selamilah ke dalamnya secara perlahan-lahan, dengan

mempunyai visi di seluruh penjuru, dengan melihat, mengamati apa yang sedang terjadi.

Bergeraklah secara sangat perlahan sehingga anda dapat melihat masing-masing tindakan

secara terpisah.
Untuk selama beberapa hari, lakukan pergerakan-pergerakan yang lambat, dan

dalam hal-hal lain juga, perlahan-lahanlah. Misalnya, jika anda berjalan, berjalanlah

secara lebih perlahan daripada cara berjalan anda sekarang. Dari saat ini, mulailah

bergerak sangat lambat dan menempati urutan paling belakang. Dalam hal makan,

makanlah secara perlahan... kunyahlah lebih bnayak. Jika anda biasanya membutuhkan

dua puluh menit untuk makan, maka sekarang jadikan empat puluh menit; tambahkan

tingkah kelambatannya hingga mencapai lima puluh persen. Jika anda membuka kedua

mata anda dengan cepat, maka perlambatlah. Mandilah lebih lama dua kali lipat dari

biasanya; perlambatlah segala hal.

Ketika anda memperlambat segalanya, secara otomatis, mekanisme anda yang

menyeluruh juga ikut memperlambat diri. Mekanisme ini adalah satu: ini adalah

mekanisme yang sama dengan mekanisme anda saat anda berjalan, ini adalah mekanisme

yang sama dengan mekanisme bicara anda, ini adalah mekanisme yang sama dengan

mekanisme marah anda. Tidak ada mekanisme-mekanisme yang berbeda; ini hanya satu

mekanisme organik. Jadi, jika anda memperlambat segala sesuatunya, anda akan menjadi

surprise bahwa kesedihan anda, kesengsaraan anda, semuanya diperlambat.

Buddha telah menggunakan pendekatan ini secara sangat mendalam terhadap

murid-muridnya dan terhadap dirinya sendiri. Dia menjelaskan kepada mereka agar

berjalan perlahan, agar berbicara perlahan, agar menyelami masing-masing pergerakan

secara perlahan... seolah-olah anda tidak mempunyai energi. Dan itu akan menciptakan

pengalaman yang sangat luar biasa: pemikiran-pemikiran anda akan melambat, hasrat-

hasrat anda akan melambat, kebiasaan-kebiasaan lama anda semuanya akan melambat.

Melambatlah untuk selama tiga minggu.

Anda mungkin juga menyukai