: Awal Mula
Filsafat Modern
“Aku Berpikir, Maka Aku Ada (Cogito Ergo Sum)
Aku memperhatikan bahwa saat aku sedang mencoba untuk berpikir
bahwa segalanya adalah tidak benar, ia haruslah yang demikian itu,
yang sedang memikirkan ini, adalah sesuatu. Dan mengobservasi
kebenaran ini. Aku berpikir, maka aku ada [cogito ergo sum] adalah
sedemikian solid dan dapat diandalkan (bebas dari keraguan) bahwa
kebanyakan dari pengandaian-pengandaian yang berlebihan dari
kelompok yang skeptis, tidak dapat menyangkalnya, aku berpendapat
bahwa aku tidak perlu merasa segan (demi untuk memenuhi rasa
sopan santun dan etika) untuk menerimanya sebagai prinsip pertama
filsafat yang aku cari.
Rene Descartes, Discourse on Method
(1637)
luar biasa.
berfungsi.
itu, ketika hal-hal ini bersifat tidak pasti dan yang mengandung ilusi-
bagi pengetahuan.
ditanamkan ke dalam pikiran kita oleh setan jahat yang sangat kuat
juga bahwa seluruh dunia ini dan semua yang ada di dalamnya,
setan jahat ini. Kita tidak punya cara untuk membuktikan bahwa ini
adalah benar atau salah; lalu, apa yang mungkin dapat tersisa sebagai
skenario apa tentang realitas yang anda upayakan, anda masih sedang
ada.”
“Tuhan”) adalah bersifat bawaan dalam pikiran. Tapi, disini, kita harus
Marilah kita pastikan bahwa cogito ergo sum adalah benar dan
mengabaikan kemungkinan bahwa pemikiran itu sendiri boleh jadi
kandungan dari pemikiran kita ini, jika bukan merupakan fakta, masih
tak-terbayangkan. Dia merasa pasti dia telah eksis, bahwa dia telah
terjadi. Dan ketika Pencipta yang maha kuasa dan maha pemurah---
Dan, dengan menjadi maha kuasa dan maha pemurah ini, Tuhan
eksis dan bahwa substansinya adalah nyata. Pada sisi lain, substansi
pembuktian ini.
perkembangan yang lebih baik, dan terikat dengan proses trial and
Namun demikian, cogito ergo sum masih tetap suatu ide yang hebat---
sebuah prestasi puncak dari filsafat kuno dan sebuah stimulus bagi
Garpu Hume
Garpu Hume adalah sebuah alat filsafat untuk memisahkan masalah-
akan terjatuh dalam salah satu dari tiga kategori berikut: 1) benar atau
hal-hal yang tidak masuk akal. Inilah ketiga ujung runcing garpu.
Namun, sebenarnya, Hume telah mencuri ide dasar ini dari apa
tahun 1992, karena hasil pemilu ini telah ditetapkan sebelumnya oleh
Tuhan. Tidak ada “realitas alternatif” yang mungkin dimana dia dapat
1
Rubicon adalah nama kuno untuk sungai di Italia Tengah yang mengalir menuju laut Adriatik, yang
menjadi perbatasan antara wilayah Itali dengan wilayah Romawi dibawah Cisalpine Gaul. Pada tahun 49
SM Julius Caesar beserta pasukannya menyeberangi sungai ini meskipun dilarang oleh Senat. Tindakan
Caesar ini mengawali perang sipil antara pasukan Caesar dengan pasukan Pompey yang agung. Ungkapan
“menyeberangi sungai Rubicon” ini mengandung arti upaya yang sangat berani untuk menempuh bahaya.
(Penerjemah)
Hume, bersama dengan rekan-rekan Inggris penganut
harus (yang dia sebut sebagai “relasi-relasi dari ide-ide”) dari yang
yang baru tentang dunia ini. Untuk mengatakan bahwa “Julius Caesar
adalah sulit menjadi sebuah kebenaran yang logis, bahkan, pada sisi
lain, ia tidak menjelaskan apapun tentang dunia ini, karena unicorn ini
yang tidak mengandung kebenaran yang bersifat harus dan tidak juga
mengandung apapun kecuali ilusi dan hal-hal yang dapat diterima akal
yang bersifat harus) tidak juga bersifat empiris (ketika kita tidak
hal-hal yang mungkin benar atau mungkin tidak benar dan oleh karena
itu tidak dapat diputuskan atau dipastikan. Diantara hal-hal jenis ini
satu hal ini “menyebabkan” yang lain hanyalah sebuah ide yang
psikolog atau pakar statistik. Di era fisika kuantum kita dan jajak
pendapat, ide-ide Hume ini praktis diterima begitu saja tanpa sikap
kritis.
Skandal Induksi
Metode ilmiah yang telah dirintis pada abad ke tujuh belas oleh Francis
kebenaran yang diterima begitu saja tanpa sikap kritis, apakah itu
Marilah kita katakan X muncul ratusan kali dan dalam setiap kali
Tapi, apakah ini kebenaran yang niscaya (bersifat harus)? Jika terdapat
Tapi, siapa yang mengatakan bahwa pada kejadian yang sejuta dan
secara pasti.
hanyalah sesuatu yang kita yakini, karena kita telah terbiasa untuk
mengobservasi pola yang normal dan biasa ini; tapi adalah mustahil
dunia ini adalah tidak pasti secara filosofis, itu tidak berarti bahwa kita
mengetahui berbagai hal secara khusus dan terbatas. Paling tidak, kita
bahwa matahari akan terbit esok hari dan bahwa sebuah batu akan
kepastian” dalam makna yang praktis (jika bukan filosofis). Lebih jauh
lagi, Hume meyakini bahwa jika ide-ide kita mengarahkan kita untuk
solusi yang jelas dan nyata atas dilema ini yang diajukan oleh
Immanuel Kant, yang menolak klaim Hume bahwa hal-hal yang faktual
gagasan
itu, dan ini tidak dapat eksis kecuali didukung oleh sebuah realitas
yang mendasari; tapi, Kant tetap menarik sebuah garis lurus di sekitar
diketahui (unknowable).
(lahir 1902).
Seperti Kant, Popper berupaya untuk melenyapkan masalah ini
tapi muncul dari sebuah kreasi imajinasi yang bebas (individu atau
mendasar dari proses uji-coba ini (apakah diakui atau tidak) adalah,
ditemukan, maka teori ini harus ditolak dan teori lain harus diciptakan.
Pada sisi lain, teori-teori yang lulus eksperimen, tidak terbukti sebagai
Lebih jauh lagi---dan ini adalah poin paling penting dari Popper---
menjadi lebih terinci, tahan lama dan lengkap. Jika kita mengetahui
adalah bahwa tidak ada satupun yang diketahui. Anda bahkan tidak
indera kita, dan karena otak kita telah diciptakan secara sesuai dan
realitas yang kita ketahui dan “pahami” setidaknya adalah satu atau
otak, yang adalah sebuah “batu tulis kosong” pada saat kelahiran.
Menurut Hume, tidak ada konsep---bukan ruang, waktu, substansi,
(mendahului pengalaman).
bahwa sesuatu itu ada di urutan selanjutnya dari sesuatu yang lain,
terjadi secara berurutan (sesuatu yang ini terjadi setelah sesuatu yang
itu dan sebelum adanya sesuatu yang lain, dan lain-lain). Tapi, Kant
mengalami sesuatu yang itu “berurutan” (next to) dengan yang lain
atau bahwa sesuatu itu terjadi “setelah” sesuatu yang lain kecuali kita
simpul Kant, atau kita bahkan tidak dapat memulai untuk sebuah
makna yang dapat dipahami tentang chaos ini yang adalah persepsi.
Ruang, waktu, dan sejumlah “kategori-kategori” lain (seperti kuantitas,
mereka. Dan bahwa setiap orang saling berbagi ide-ide yang sama
Pada sisi lain, mereka tidak dapat dikatakan eksis dengan cara
dan waktu, apa yang kita lihat sebagai wujud yang besar dan luas dan
sebab dari peristiwa ini dan itu, semua ini hanyalah aspek-aspek dari
sebagai “fenomena.”
mengalami dunia ini sebagai yang eksis di dalam ruang dan waktu,
dirinya sendiri.
Kant tidak pernah mampu untuk melakukan hal yang lebih baik lagi
benar, dan pada bagian ini dari teori Kant, dianggap membingungkan
Imperatif Kategoris
Terdapat... hanya sebuah imperatif kategoris tunggal dan ia adalah
yang berikut ini: Tindakan, hanya yang berdasarkan pada prinsip
moral, melalui mana anda dapat, pada saat yang sama, menginginkan
bahwa ia seharusnya menjadi sebuah hukum universal.
Immanuel Kant, The Metaphysic of Morals (1797), chapter
11
2
Kaidah Kencana (Golden Rule) adalah prinsip tentang perilaku altruistik yang bersumber dari perjanjian
lama [Sepuluh Perintah Tuhan kepada Nabi Musa]. (Penerjemah).
bersifat “imperatif kategoris”, untuk menggunakan istilah Kant:
suka untuk berbuat sesuatu kepada orang lain. Kant berharap untuk
benar atau baik, bergantung pada situasi atau konteks. Yang lebih
lakukan, seringkali bukan apa yang kita niatkan semula, sehingga ini,
keputusan.
ingin bersikap obyektif, kita harus melihat hal-hal yang universal. Tak
satupun dari situasi-situasi yang mengandung nilai-nilai moral; Kant
sebuah pilihan, anda harus menjadi sadar akan hukum-hukum ini yang
anda. Jika anda mengatakan kepada diri anda: “Adala h benar untuk
prinsip mereka. Yang kedua, hukum-hukum ini baik, tapi tidak selalu
bersifat praktis---bahkan jika kita ingin melakukan hal yang benar, kita
Oleh karena itu, apapun yang terjadi adalah akibat dari suasana
Perang, dimana setiap manusia adalah Musuh bagi setiap manusia; hal
yang sama sebagai akibat dari suasana perang ini adalah bahwa
manusia hidup tanpa rasa aman, kemudian pada saat yang sama, apa
yang menjadi kekuatan mereka dan skill untuk menemukan sesuatu
akan muncul dalam diri mereka. Dalam kondisi seperti ini, tidak ada
tempat bagi Industri; karena buah dari situasi ini adalah tidak pasti:
dan sebagai akibatnya, tidak ada Kebudayaan di Bumi ini; tidak ada
Pelayaran, tidak juga ada pemanfaatan barang-barang komoditi yang
diimpor melalui jalan laut; tidak ada Bangunan yang luas; tidak ada
instrumen-instrumen untuk menggerakkan, dan memindahkan
berbagai hal yang membutuhkan banyak tenaga; tidak ada
Pengetahuan di permukaan Bumi ini; tidak ada penjelasan tetang
Waktu; tidak ada Seni; tidak ada karya Sastra; tidak ada Masyarakat;
dan yang terburuk adalah, rasa takut yang terus-menerus, dan bahaya
kematian yang menghancurkan; Dan kehidupan manusia itu, sepi-
sendiri, miskin, kotor, brutal, dan berlangsung singkat.
Thomas Hobbes, Leviathan (1651), Part I,
chapter 13
Anda sering mendengar baris-baris ini dari karya masterpiece Thomas
Yang dia maksudkan adalah bahwa kehidupan itu tanpa adanya civil
oleh “hak ilahiah”, memberi jalan kepada Tuhan yang lebih akrab dan
lebih pribadi, yang berfirman kepada sang manusia awam dan juga
adanya hukum.
seperti berpusat pada diri (ego), lebih mementingkan diri sendiri, dan
tempat bagi seni dan sastra, tidak ada pijakan yang kuat bagi
kasar.”
percaya diri dan putus asa tentang masa tersebut, jelas sekali, tidak
negeri.
seorang pun merasa bahagia. Dia juga terlalu bersikap pro kepada
adalah terlalu rumit dan aneh bagi setiap orang untuk mencerna
satu dari murid Hobbes yang layak dicatat). Hobbes sendiri sudah
Odyssey, pent.).
Tabula Rasa
Marilah kita anggap pikiran (mind) itu menjadi, sebagaimana yang kita
katakan, kertas putih, kosong dari semua karakter, tanpa satu ide pun.
Bagaimana ia menjadi sangat berwarna? .... Tentang hal ini, saya
menjawab, dalam satu kata, dari pengalaman.
John Locke, Essay concerning Human Understanding (1690), Book
II
sebenarnya adalah salah satu dari ide-ide besar yang lebih sederhana.
Ini hanya berarti “piringan kosong”, yang adalah keadaan orisinal dari
semua ide ini berasal dari pengalaman dan bahwa pengetahuan itu
pengalaman. Jadi, sebenarnya, pikiran dari anak yang baru lahir adalah
Hasil akhir dari “kertas putih” Locke adalah bahwa bukan hanya
kita dilahirkan dalam keadaan tanpa ide-ide konkret, kita juga tidak
indera, dan semua ide-ide yang lebih konkret yang dibangun di atas
logika sederhana. Misalnya, jika kita semua lahir dengan sebuah ide
bawaan tentang Tuhan, maka kita semua akan mempunyai ide yang
sama tentang Tuhan. Tapi, tentu saja, kita tidak demikian. Demikian
pula, jika kita terlahir dengan sebuah ide tentang kebenaran moral,
kita semua akan bersetuju tentang apa yang benar dan apa yang
memikirkan bahwa yang lebih sederhana itu lebih baik, dan penjelasan
apapun tentang pengetahuan yang tidak memerlukan ide-ide bawaan
ide yang sedrhana, argumen Locke berakhir dengan agak rumit. Dalam
Kontrak Sosial
Manusia terlahir bebas, dan dimana saja ia berada, ia dalam belenggu
rantai. Seringkali, orang meyakini dirinya sendiri sebagai penguasa
atas orang-orang lain, padahal dia adalah lebih budak daripada
mereka. Bagaimana perubahan ini terjadi? Saya tidak tahu. Apa yang
dapat membuatnya menjadi sah? Saya yakin bahwa saya dapat
menyelesaikan pertanyaan ini....
Jika orang-orang memperoleh kembali kebebasannya yang
berdasarkan pada kesamaan hak, baik mereka itu di-justifikasi
(dibenarkan dan di legal-kan) dalam memperolehnya kembali, atau
tidak ada justifikasi untuk menjauhkan mereka darinya. Tapi,
keteraturan sosial adalah sebuah hak suci yang menyediakan sebuah
pondasi bagi semua yang lain. Namun hak ini, tidak datang secara
alami. Oleh karena ia didasarkan pada konvensi-konvensi.
Pertanyaannya adalah untuk mengetahui apa saja konvensi-konvensi
ini.
Jean-Jacques Rousseau, The Social Contract (1762), Book I,
chapter I
yang sama. Dan apa yang telah diciptakan oleh manusia, manusia juga
manusia adalah setara secara alami, tapi, masyarakat ideal ini adalah
sendiri.
kehendak umum” (“put in common his person and his whole power
under the supreme direction of the general will”). Hanya dengan cara
berkuasa.
alami individu? Jawaban dia adalah bahwa tidak ada konflik sama
sekali. Karena kebebasan sejati adalah moral, dan kebaikan moral itu
kita bersikap setuju pada kontrak sosial yang dia ajukan, yang
bagi mereka.
mempunyai hak-hak tertentu yang tidak bisa dialihkan pada orang lain
selamat dan pujian dari Edmund Burke yang menyebut dia sebagai
adalah “awal mula legislasi dan awal dari perjanjian formal yang
jika ini tidak dilakukan, maka pihak yang lebih kuat dan berkuasa akan
mereka yang lebih lemah. Tapi, jika seorang raja melakukan berbagai
hal yang tidak disukai oleh rakyat, ini sangat buruk, karena sang raja
sendiri telah mendapat serangan dari seluruh aspek dan pada akhirnya
adalah ide-ide dari John Locke, yang dalam karyanya Second Treatise
Dialektika
Dialektika dapat berarti sejumlah hal; misalnya, pengertian asalnya
kata: tesa, anti-tesa, sintesa. (Tiga kata ini bukan berasal dari Hegel,
baku dan mulai tumpul, maka konsep yang baru dan lebih baru
anti-tesa tidak saling meniadakan satu sama lain; lebih akurat lagi,
sebuah sintesa baru. Tapi, sintesa ini akan mempunyai celah-celah dan
cacatnya sendiri, yang akan memprovokasi suatu anti-tesa baru, dan
kita ambil salah satu contoh dari Hegel yang paling dikenal: “hubungan
tuan dan pelayan, sebagai tesis dan anti-tesis kita. Sang majikan
adalah seorang majikan atau tuan adalah seorang tuan, karena dia
pada apa yang bukan menjadi predikat dia (seorang budak atau
lebih superior ketimbang sang budak, dan bahwa sang budak memiliki
majikannya”).
dan humanis.
juga bekerja dengan cara seperti ini, berkembang menjadi lebih baik
dan lebih baik lagi, sepanjang waktu! Tapi, darimana ini semula
bermula? Menurut Hegel, dengan energi sangat kuat yang abadi, yang
dia sebut “Roh” (Geist). Roh ini, yang selalu mendesak dan merangsek
kepada kaum skeptis dan mereka yang menolak, dia berupaya keras
ada artinya ini, terdapat sebuah ide yang telah sangat familiar: Tuhan.
Ada, maka tak ada satu-pun yang terpisah dari Tuhan. Jadi, apa yang
sentral dari Sejarah. Dan tujuan dari Sejarah ini adalah untuk