Anda di halaman 1dari 4

Penimbunan limbah ke tanah merupakan salah satu teknologi pembungan limbah yang paling mudah pelaksanaannya namun bukan

merupakan pemecahan akhir dari sistem pengolahan limbah B3 karena dalam penimbunan ini banyak beberapa hal yang harus diperhatikan. Pada saat ini banyak didapatkan pembuangan limbah industri terutama yang berbahaya dan beracun dan dibuang secara ilegal ke tanah, hal ini tentunya akan mengakibatkan terjadinya pencemaran lingkungan antara lain tercemarnya air tanah dan perlu diketahui bahwa melakukan pemebersihan tanah yang tercemar oleh limbah bahan bahan berbahaya dan beracun akan mengeluarkan biaya yang sangat tinggi. 1. Love Canal-USA, terjadi tahun 1960, adanya suatu perusahaan (Hooker Chemical) membuang limbah B3 yaitu Organic Chemical Halogenated (sebagai contyoh : Pestisida) yang dibuang secara illegal, beberapa tahun kemudian ditempat tersebut di dirikan suatu pemukiman, setelah 10 tahun (1970) diketahui bahwa penduduk disana menderita kanker. Pembersihan lokasi tersebut membutuhkan biaya US$ 100 juta. 2. Smitville Canada Limbah PCB yang berasal dari transformer PLN, karena dibuang begitu saja ditanah sehingga mencemari air tanah. Untuk pembersihan ini dibutuhkan biaya US$ 35 juta. Untuk proses penimbunan limbah ke tanah ada beberapa tahapan yang dilakukan antara lain: - pemilihan lokasi - perencanaan dan konstruksi - pengoperasian dan pemantauan - penanganan pemebrsihan lokasi setelah digunakan yaitu o pemeliharaan peralatan o sistem monitoring yang berkala o sistem keadaan darurat o keuangan Penimbunan yang aman bagi limbah bahan berbahaya dan beracun ini merupakan bagian yang penting karena akan menjadi tempat penyimpanan terakhir dari limbah B3 yang ditimbun dan merupakan lumpur (sludge) dari pengolahan air limbah dan debu yang dihasilkan dari pembakaran dan incinerator dimana tidak ada pengolahan lebih lanjut yang layak.

I. PEMILIHAN LOKASI Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan lokasi untuk penimbunan ke tanah adalah : A. Aspek Geotechnical Harus dilakukan penelitian yang seksama mengenai: 1. Jenis Tanah/Susunan Batuan - Batuan dasar lokasi buangan limbah harus cukup kedap air, baik vertikal maupun horizontal,

koefisien Permeabilitas maksimum antara 10-6 s/d 10-7 cm/detik. - Mempunyai daya dukung yang cukup tangguh untuk mendukung beban bangunan dan timbunan limbah lain. - Perlu memperhatikan sifat keterkikisan dan kestabilan lereng. - Tidak mudah berubah oleh pengaruh zat-zat kimia. 2. Keadaan Topografi - Bila datar perlu dibuat lubang untuk penimbunan limbah. - Tempat-tempat tersebut harus bukan merupakan daerah tangkapan air (ground water recharge). - Tanahnya tidak bersifat porous. 3. Struktur Geologi - Tidak terpengaruh oleh gempa bumi sehingga mengakibatkan menjadi jalur rembesan air melalui bidang rekahan. 4. Keadaan air - Hendaknya jauh dari daerah genangan air dan alur aliran perumahan. - Lapisan batuan dasar dan lapisan bagian bawah penimbunan limbah di tanah bukan merupakan lapisan mengandung air (aquiver)

B. Aspek Hydrogeological Hindari daerah patahan dalam pemilihan lokasi. Jika kita mendapatkan adanya patahan maka terjadi kontaminasi dengan air tanah yang selanjutnya akan mencemari sumur penduduk dan sumber air lainnya. C. Faktor Cuaca - Frekwensi hujan harian, bulanan dan tahunan. - Arah angin - Lainnya.

II. PERTIMBANGAN NON GEOLOGI a. Flora dan Fauna - Data mengenai kesuburan tanah, daerah kesuburan tanah rendah sangat menguntungkan. - Bukan merupakan daerah margasatwa. - Bukan merupakan daerah hutan lindung. b. Tata Guna Tanah - Bukan merupakan pusat perdagangan, pemukiman penduduk, perkantoran, pariwisata, daerah pertanian subur, perikanan dan sebagainya. c. Lain-lain

- Kondisi jalan menuju ke lokasi tempat penimbunan limbah hendaknya merupakan jalan yang tidak bergelombang, konstruksi dasar jalan cukup kuat agar tidak terjadi kecelakaan pada waktu kendaraan membawa limbah tersebut. - Jarak tempat penimbunan limbah B3 ke tanah dengan perairan bebas disarankan paling sedikit 50 meter. - Kawasan tempat penyangga dengan tempat penimbunan limbah B3 (Buffer Zone) untuk lokasi tersebut disarankan 50 meter. - Pemulung dilarang untuk mengambil sampah diarea penimbunan limbah B3.

III. PERENCANAAN DAN KONSTRUKSI Penimbunan aman akan direncanakan dan di operasikan untuk mencegah pelepasan limbah ke lingkungan. Fondasi penimbunan mengharuskan dibuat paling sedikit 1 meter dari tanah liat yang dipadatkan keras-keras. Diatas tanah liat yang dipadatkan harus ada 1 lapisan sintetis (lining system), di bagian tengahnya batu kecil, baru di lapisi dengan batuan lempung yang mempunyai permeabilitas sangat rendah dan sangat tahan serangan bahan kimia dari limbah yang akan diterima. Diantara lapisan atas dan lapisan bawah terdapat pipa drainase yang berlubang-lubang yang diletakkan guna mengumpulkan leachete (air yang dihasilkan oleh limbah yang ditimbun). Leachete yang dihasilkan dipompa dan dikumpulkan dalam suatu kolam (ponds) dan selanjutnya diolah secara physic, chemical dan biological. Penimbunan harus dibangun dan dioperasikan dengan sistem yang disebut cel. Yang dimaksud dengan Cel adalah dalam penguburan limbah berbahaya dan beracun ini tidak seluruh lahan dipergunakan sekaligus, namun secara bertahap dengan jalan membagi lahan tersebut menjadi petak-petak, jika petak satu sudah penuh, maka bagian atasnya harus ditutup, pertama dengan liner (lembaran plastik), kemudian batuan kecil dan yang terakhir dengan tanah, kemudian berpindah ke petak lainnya. Karena volume air hujan yang besar dapat terjadi, perhatian yang lebih harus dilakukan untuk meminimumkan jumlah air yang mengenai bahan limbah, ini dapat dihindari dengan membangun atap sementara diatas bagian sel yang aktif. Meminimumkan jumlah air hujan dan larian yang menjadi tercemar akan langsung mengurangi biaya operasi pengolahan air limbah. Contoh : - Tiap Cel didesign untuk menyediakan tempat penimbunan kira-kira cukup selama 1 tahun, Cel akan berukuran 120 x 120 m dengan ketinggian 4-5 m, ukuran ini dapat berubah terhgantung pada likasi Cel. - Masing masing Cel harus dipisahkan oleh dinding Cel, dengan sudut alami perletakan limbah 2025 derajat, ukuran ini dapat berubah sedikit bergantung pada jarak Cel terhadap lereng terdekat manapun.

IV. PENGOPERASIAN DAN PEMATAUAN Limbah berbahaya dan beracun yang dapat dikubur ditanah adalah sebagai berikut: - abu dari pembakaran incinerator - lumpur dari logam berat - lumpur dari metal finishing - abu dari gas buangan yang ada pada alat pengendalian pencemaran - lumpur dari proses produksi metal Tidak termasuk limbah dalam bentuk: - cairan - mudah terbakar - medah meledak - corrosive - yang beracun Dalam pengoperasian landfill, yang perlu mendapat perhatian adalah sebagai berikut: - mengikuti standar operating procedure dan mencatat semua kejadian dari hari ke hari. - Mempunyai sistem manifest (surat pernyataan), yang dimaksud sistem manifest adalah : o Nama perusahaan yang mengirim limbah. o Jenis limbahnya. o Jumlah limbahnya. o Tanggal pengiriman. o Dan lain-lain yang diperlukan. - mempunyai peralatan/kendaraan dan buku petunjuk pelaksanaan yang berhubungan dengan peralatan yang dipergunakan dan dilengkapi dengan penanganan jika peralatan terkontaminasi dan perlindungan karyawan/staff terhadap hal tersebut diatas. Peralatan monitoring terhadap sistem landfill dengan cara melakukan pemantauan terhadap beberapa sumur yang dibuat disekitar landfill tersebut. Pemantauan ini dengan jalan mengambil sample untuk memantau air tanah, leachate yang terjadi di dalam tanah dan dalam cover bagian atas perlu juga dilakukan monitoring untuk mengetahui apakah dengan cover ini ada air yang masuk?.

Anda mungkin juga menyukai