Anda di halaman 1dari 11

SEMINAR MANAJEMEN KEUANGAN PENGARUH DEBT TO EQUITY RATIO, RETURN ON EQUITY DAN RETURN ON ASSETS TERHADAP DIVIDEN PAYOUT

RATIO PADA PT. HANJAYA MANDALA SAMPOERNA Tbk. (PERIODE 2010-2012)

Disusun Oleh : Dewi Fadila (01111001087) Rafiqoh (01111001083) Ria Arty Pertiwi Azhar (01111001111) Yunita Eka Lestari (01111001086)

JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2013/2014

1. Latar Belakang Perkembangan ekonomi suatu negara dapat diukur dengan banyak cara, salah satunya dengan mengetahui tingkat perkembangan dunia pasar modal dan industri-industri sekuritas pada negara tersebut. Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang dalambentuk ekuitas dan hutang yang jatuh tempo darilebih satu tahun. Dalam aktivitas dipasar modal, para investor memiliki harapan dari investasi yang dilakukannya, yaitu yang berupa capital gain dan dividen. Kebijakan pembayaran dividen mempunyai pengaruh bagi pemegang saham dan perusahaan yang membayar dividen. Para pemegang saham umumnya menginginkan pembagian dividen yang relatif stabil karena hal tersebut akan mengurangi ketidakpastian akan hasil yang diharapkan dari investasi yang mereka lakukan serta dapat meningkatkan kepercayaan pemegang saham terhadap perusahaan sehingga nilai saham juga dapat meningkat. Bagi perusahaan,pilihan untuk membagikan laba dalam bentuk dividen akan mengurangi sumber dana internal nya,sebaliknya jika perusahaan menahan labanya dalam bentuk laba ditahan maka kemampuan pembentukan dana internalnya akan semakin besar yang dapat digunakan untuk membiayai aktivitas perusahaan sehingga mengurangi ketergantungan perusahaan terhadap dana eksternal dan sekaligus akan memperkecil resiko perusahaan. Kebijakan dividen perusahaan tergambar pada Dividend Payout Ratio-nya yaitu persentase laba yang dibagikan dalam bentuk dividen tunai,artinya besar kecilnya Dividend Payout Ratio akan mempengaruhi keputusan investasi para pemegang saham dan disisi lain berpengaruh pada kondisi keuangan perusahaan. Pertimbangan mengenai Dividend Payout Ratio ini diduga sangat berkaitan dengan kinerja keuangan perusahaan. Bila kinerja keuangan perusahaan bagus maka perusahaan tersebut akan mampu menetapkan besarnya Dividend Payout Ratio sesuai dengan harapan pemegang saham dan tentu saja tanpa mengabaikan kepentingan perusahaan untuk tetap sehat dan tumbuh. Posisi kas dari suatu perusahaan merupakan faktor penting yang harus dipertimbangkan sebelum mengambil keputusan untuk menetapkan besarnya dividen yang akan dibayarkan kepada para pemegang saham. Oleh karena dividen merupakan cash outflow, maka makin kuatnya posisi kas atau likuiditas perusahaan berarti makin besar kemampuannya membayar dividen (Riyanto, 2001: 202).

Debt To Equity Ratio (DER) merupakan rasio hutang terhadap modal. Rasio ini mengukur seberapajauh perusahaan dibiayai oleh hutang, dimana semakin tinggi nilai rasio ini menggambarkan gejala yang kurang baik bagi perusahaan (Sartono 2001: 66). Peningkatan hutang pada gilirannya akan mempengaruhi besar kecilnya laba bersih yang tersedia bagi para pemegang saham termasuk dividen yang diterima karena kewajiban untuk membayar hutang lebih diutamakan daripada pembagian dividen. Return On Assets (ROA) dan Return On Equity (ROE) menunjukkan kemampuan modal yang diinvestasikan dalam total aktiva untuk menghasilkan laba perusahaan. Semakin tinggi profitabilitas maka kemungkinan pembagian dividen juga semakin banyak (Sartono,2001). Tabel Besaran Dividend Payout Ratio per Triwulan Periode 31 Mar 2010 30 Jun 2010 30 Sep 2010 31 Des 2010 31 Mar 2011 30 Jun 2011 30 Sep 2011 31 Des 2011 31 Mar 2012 30 Jun 2012 30 Sep 2012 31 Des 2012 Dividen Payout Rasio 4,752 2,479 1,556 1,556 3,724 1,791 1,140 1,143 4,016 2,038 1,338 1,317

Tabel 1. Besaran Dividend Payout Ratio per Triwulan Tabel di atas menunjukkan bahwa kebijakan pembayaran dividen pada PT. HM Sampoerna Tbk. mengalami fluktuasi dari tahun ketahun. Pada tahun Triwulan ke tiga tahun 2011 Dividend Payout Ratio perusahaan lebih rendah selama tiga tahun terakhir yaitu sebesar 1,140. Namun pada triwulan ke dua tahun 2012 Dividend Payout Ratio meningkat mencapai 4,016 menduduki posisi tertinggi selama tiga tahun terakhir.

Dari fenomena di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan pembahasan tentang dividen. Penelitian ini membatasi penelitian terhadap faktor yang mempengaruhi Dividend Payout Ratio (DPR) yaitu Debt To Equity Ratio (DER), Return On Assets (ROA) dan Return On Equity (ROE). Sehingga penelitian ini diberi judul Pengaruh Debt To Equity Ratio (DER), Return On Equity (ROE) dan Return On Assets (ROA) terhadap Kebijakan Dividen Payout Ratiopada PT. HM Sampoerna Tbk

2. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yangdiuraikan diatas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut: 1. Apakah Debt To Equity Ratio(DER) mempunyai pengaruh secara parsial terhadap Dividend Payout Ratio (DPR) pada PT. HM Sampoerna Tbk? 2. Apakah Return On Equity (ROE) mempunyai pengaruh secara parsial terhadap Dividend Payout Ratio (DPR) pada PT. HM Sampoerna Tbk? 3. Apakah Return On Assets (ROA) mempunyai pengaruh secara parsial terhadap Dividend Payout Ratio (DPR) pada PT. HM Sampoerna Tbk? 4. Apakah ada pengaruh simultan DER, ROE, dan ROA terhadap Dividend Payout Ratio (DPR)?

3. Tujuan Pembahasan Berdasarkan latar belakang, maka tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh secara parsial Debt To Equity Ratio (DER) terhadap Kebijakan Dividend Payout Ratiopada PT. HM Sampoerna Tbk 2. Untuk Mengetahui apakah ada pengaruh secara parsial Return On Assets (ROA) terhadap Kebijakan Dividend Payout Ratiopada PT. HM Sampoerna Tbk 3. Untuk Mengetahui apakah ada pengaruh secara parsial Return On Equity (ROE) terhadap Kebijakan Dividend Payout Ratiopada PT. HM Sampoerna Tbk 4. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh simultan DER, ROE, dan ROA terhadap Dividend Payout Ratio.

4. Kajian Literatur A. Debt To Equity Ratio (DER) Menurut Riyanto (2001), Solvabilitas menunjukan kemampuan perusahaan untuk memenuhi segala kewajiaban finansialnya. Rasio solvabilitas dapat dihitung dengan menggunakan Debt To Equity Ratio. Berdasarkan Pecking Order Theory dari Stewart C. Myers (1984), semakin besar rasio ini, menunjukkan bahwa semakin besar biaya yang harus ditanggung perusahaan untuk memenuhi kewajiban yang dimilikinya. Jadi semakin tinggi solvabilitas perusahaan maka kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba semakin rendah. Peningkatan hutang pada gilirannya akan mempengaruhi besar kecilnya laba bersih yang tersedia bagi para pemegang saham termasuk dividen yang diterima karena kewajiban untuk membayar hutang lebih diutamakan daripada pembagian dividen.

B. Return On Assets (ROA) dan Return On Equity (ROE) Menurut John (2005) Rasio profitabilitas merupakan perbandingan antara laba perusahaan dengan investasi atau ekuitas yang digunakan untuk memperoleh laba tersebut. Rasio profitabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva (ROA), maupun modal sendiri (ROE). Semakin tinggi profitabilitas perusahaan semakin tinggi efisiensi perusahaan tersebut dalam memanfaatkan fasilitas perusahaan. Semakin tinggi Return On Assets (ROA) dan Return On Equity (ROE) maka kemungkinan pembagian dividen juga semakin banyak (Sartono,2001).

C. Dividen Payout Ratio Menurut Agus Sartono menyatakan bahwa : Kebijakan dividen adalah keputusan apakah laba yang diperoleh perusahaan akan dibagikan kepada pemegang saham sebagai

dividen atau akan ditahan dalam bentuk laba ditahan guna pembiayaan investasi di masa datang. Laba ditahan (retained earning) dengan demikian merupakan salah satu dari sumber dana yang paling penting untuk membiayai pertumbuhan perusahaan sedangkan dividen merupakan aliran kas yang dibayarkan kepada para pemegang saham atau equity investors. Apabila perusahaan memilih untuk membagikan laba sebagai dividen, maka akan mengurangi laba yang ditahan dan selanjutnya mengurangi total sumber dana intern atau internal financing. Sebaliknya jika perusahaan memilih untuk menahan laba yang diperoleh, maka kemampuan pembentukan dana intern akan semakin besar. Persentase dividen yang dibagi dari EAT disebut Dividend Payout Ratio. Pengertian rasio pembayaran dividen (Dividend Payout Ratio) menurut Agus Sartono (2001:491) adalah persentase laba yang dibayarkan dalam bentuk dividen, atau rasio antara laba yang dibayarkan dalam bentuk dividen dengan total laba yang tersedia bagi pemegang saham.

D. Pengaruh DER, ROE dan ROA terhadap Dividen Payout Ratio Sartono (2001: 66) yaitu semakin tinggi Debt To Equity Ratio semakin berkurang kemampuan perusahaan membayar dividen sebaliknya semakin turun Debt To Equity Ratio semakin tinngi kemampuan perusahaan membayar dividen. Sartono (2001 : 122) yang menyatakan semakin tinggi Return On Equity, Return On Asset maka kemungkinan pembagian Dividen semakin besar. Dengan kata lain semakin besar keuntungan yang diperoleh semakin besar kemampuan perusahaan membayar Dividen. Hal ini menunjukkan perusahaan selalu berusaha menigkatkan citranya dengan cara setiap peningkatan laba akan diikuti dengan peningkatan porsi laba yang di bagi sebagai dividen dan juga dapat mendorong peningkatan nilai saham perusahaan.

E. Penelitian Terdahulu Lisa Marlina dan Clara Danica (2009) dalam penelitiannya berjudul pengaruh Cash Ratio, Debt To Eqity ratio, Return On Asset terhadap Dividen Payout Ratio menyimpulkan bahwa variabel CP, DER dan ROA memiliki berpengaruh terhadap DPR. Variabel CP, ROA berpengaruh positive dan signifikan Namun DER tidak berpengaruh signifikan terhadap DPR.

Penelitian lainnya dilakukan oleh Rini Dwiyani dan Lely Fera (2009) meneliti tentang pengaruh profitabillitas terhadap Dividen Payout Ratio pada perusahaan manufaktur menyimpulkan bahwa Return On Investment berpengaruh positif terhadap Dividen Payout Ratio. Selain itu Ummah Isnani (2008) mengenai pengaruh Debt To Equity Ratio (DER), Return On Asset (ROA), Current Ratio (CR) , dan Growth terhadap Dividend Payout Ratio (DPR) menyimpulkan bahwa Debt To Equity Ratio (DER), Return On Asset (ROA) dan Growth secara bersama berpengaruh positif dan tidak signifikan, terhadap Dividen Payout Ratio.

F. Hipotesa Penelitian Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesa yang di ajukan dalam pembahasan ini adalah : H1 H2 : Terdapat pengaruh parsial DER, ROE dan ROA terhadap Dividend Payout Ratio? :Terdapat pengaruh simultan variabel DER, ROE dan ROA terhadap Dividend Payout Ratio ?

5. Pembahasan A. Analisis Regresi Linear Berganda Tabel 2


Coefficients
a

Standardized Unstandardized Coefficients Model 1 (Constant) DER ROE ROA a. Dependent Variable: DPR B 6.921 -2.501 10.252 -30.695 Std. Error .969 1.266 7.548 14.105 -.718 1.627 -2.213 Coefficients Beta t 7.143 -1.975 1.358 -2.176 Sig. .000 .084 .211 .061

Berdasarkan hasil pengujian dengan metode regresi linier berganda maka dapat disusun sebuah persamaan sebagai berikut : DPR = 6,921 2,501 DER + 10,252 ROE 30,695 ROA

Hasil dari analisis tersebut dapat diinterpretasikan sebagai berikut: Konstanta sebesar 6,921; artinya jika DER (X1), ROE (X2), ROA (X3) nilainya adalah 0, maka DPR (Y) nilainya sebesar 6,921 Koefisien regresi variable DER(X1) sebesar 2,501; artinya jika DER meningkat satu satuan maka DPR (Y) akan mengalami penurunan sebesar 2,501satuan. Koefisien regresi ROE (X2) sebesar 10,252; artinya jika ROE meningkat satu satuan maka DPR (Y) akan mengalami peningkatan sebesar 10,252 satuan. Koefisien regresi ROA (X3) sebesar 30,695; artinya jika ROA meningkat satu satuan maka DPR (Y) akan mengalami penurunan sebesar 30,695 satuan.

B. Analisis Uji F- Simultan Tabel 3


ANOVA Model 1 Regression Residual Total Sum of Squares 15.896 1.085 16.981 Df 3 8 11
b

Mean Square 5.299 .136

F 39.062

Sig. .000
a

a. Predictors: (Constant), ROA, DER, ROE b. Dependent Variable: DPR

Berdasarkan hasil SPSS pada Tabel diperoleh nilai Sig. F sebesar 0,000 yang lebih kecil dari 0,05 dan nilai Fhitung sebesar 39,062 lebih besar dari FTabel yang hanya 3,59. Nilai Ftabel didapat dengan melihat nilai df regresi : 3 dan df total : 11 sehingga dari nilai df tersebut dapat ditentukan Ftabel dengan melihat Tabel statistika F. Hal ini mengindikasikan bahwa variabel Debt to Equity, Return On Equity dan Return On Assets pada model ini secara serempak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel Dividen Payout Ratio. Artinya dalam menentukan kebijakan dividennya perusahaan tidak hanya memperhatikan satu faktor tetapi berbagai faktor yang saling berkaitan.

C. Analisis Uji-T Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui signifikansi pengaruh variabel bebas secara individual (parsial) terhadap variabel terikat. Berdasarkan hasil uji SPSS dari tabel maka dapat dilihat signifikasi parsial masing-masing variabel sebagai berikut :

Variabel Debt To Equity Ratio (DER) Variabel Debt To Equity Ratio (DER) tidak memiliki pengaruh signifikan dan

negatif terhadap Dividen Payout Ratio karena nilai signifikasi sebesar 0,084 lebih besar dari 0,05 (0,084 > 0,05) dan nilai t negatif sebesar -1.975. Persamaan regresi memperlihatkan koefisien DER sebesar 2,501. Angka ini menunjukkan jika DER naik sebesar 1 kali maka Dividen payout ratio akan mengalami penurunan sebesar 2,501. Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang di kemukan Sartono (2001:66) yaitu semakin tinggi Debt to Equity (DER) maka semakin berkurang kemampuan perusahaan membayar dividen dan sebaliknya semakin menurun DER maka akan semakin tinggi kemampuan perusahaan membayar dividen. Hal ini disebabkan perusahaan lebih

memfokuskan penggunaan laba untuk membayar hutang yang ada. Variabel Return On Equity (ROE) Variabel Return On Equity (ROE) tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap Dividen Payout Ratio karena tingkat signifikasinya lebih besar dari 0,05 yaitu 0,211 (0,211 > 0,05). Persamaan regresi pada tabel memperlihatkan koefisien variabel Return On Equity sebesar positif 10,252. Artinya jika ROE meningkat sebesar 1 kali maka Dividen Payout Ratio mengalami peningkatan sebesar 10,252. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Sartono (2001 : 122) yang menyatakan semakin tinggi profitabilitas maka kemungkinan pembagian Dividen semakin besar. Ini menunjukkan perusahaan selalu berusaha meningkatkan citranya dengan cara setiap peningkatan laba akan diikuti dengan peningkatan porsi laba yang di bagi sebagai dividen dan juga dapat mendorong peningkatan nilai saham perusahaan.

Variabel Return On Assets (ROA) Variabel Return On Assets tidak mempunyai pengaruh yang signifikan dan negatif

terhadap Dividen Payout Ratio karena tingkat signifikansinya lebih besar dari 0,05 yaitu 0,061 (0,061 > 0,05) dan nilai t sebesar -2.176. Persamaan regresi pada tabel memperlihatkan koefisien variabel Return On Asset sebesar -30.695. Artinya jika Return On Asset mengalami penurunan 1 kali maka akan menurunkan Dividen Payout Ratio sebesar 30.695. Hal ini tidak sesuai dengan teori Sartono (2001 :122) yang menyatakan bahwa semakin tinggi profitabilitas maka kemungkinan pembagian Dividen semain besar. Hal ini

menunjukkan bahwa perusahaan juga memfokuskan strategi penggunaan laba untuk investasi di masa mendatang dalam bentuk retained earning yang lebih besar dibanding laba yang dibagikan untuk pembagian dividen. Selain itu memperhatikan berbagai faktor untuk menentukan kebijakan Dividend Payout Ratio.

6. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan di atas, maka kesimpulan yang didapat adalah sebagai berikut: A. Variabel Debt To Equity Ratio (DER), Return On Equity (ROE) dan Return On Assets (ROA) berdasarkan uji simultan (Uji F) berpengaruh secara bersama-sama terhadap Dividen Payout Ratio (DPR) pada PT. HM Sampoerna Tbk B. Variabel Debt To Equity Ratio (DER) berpengaruh tidak signifikan dan negatif terhadap Dividen Payout Ratio (DPR) secara parsial pada PT. HM Sampoerna Tbk C. Variabel Return On Equity (ROE) mempuyai pengaruh tidak signifikan dan positif terhadap Dividen Payout Ratio (DPR) secara parsial pada PT. HM Sampoerna Tbk D. Variabel Return On Asset (ROA) mempunyai pengaruh tidak signifikan dan negatif terhadap Dividen Payout Ratio (DPR) secara parsial pada PT. HM Sampoerna Tbk

7. Saran A. Bagi investor, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang bermanfaat bagi investor serta pengambilan keputusan yang tepat sehubungan dengan investasinya. Selain itu, investor juga harus mempertimbangkan faktor di luar kebijakan perusahaan seperti kondisi pasar yang terjadi serta faktor-faktor eksternal yang lain karena hal ini secara tidak langsung akan mempengaruhi keuntungan yang diperoleh dalam melakukan investasi. B. Perusahaan harus bisa mengelola hutang dan laba secara optimal, karena pembiayaan hutang secara tepat untuk kelancaran aktivitas penjualan akan

berdampak pada peningkatan profitabilitas dan akan memberikan pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kemampuan perusahan dalam membayar dividen.

LAMPIRAN Dalam jutaan rupiah Periode 31 Mar 2010 30 Jun 2010 30 Sep 2010 31 Des 2010 31 Mar 2011 30 Jun 2011 30 Sep 2011 31 Des 2011 31 Mar 2012 30 Jun 2012 30 Sep 2012 31 Des 2012 Total Hutang 4.617.460 11.140.899 9.058.026 10.309.671 6.529.211 8.959.299 7.880.837 9.174.554 8.092.942 10.886.488 12.064.647 12.939.107 Total Ekuitas 11.937.900 6.674.621 8.405.908 10.215.452 12.051.150 6.830.146 8.970.553 10.201.789 12.693.576 8.312.981 10.879.362 13.308.420 DER 0,386 1,669 1,077 1,009 0,541 1,311 0,878 0,899 0,637 1,309 1,108 0,972

Periode 31 Mar 2010 30 Jun 2010 30 Sep 2010 31 Des 2010 31 Mar 2011 30 Jun 2011 30 Sep 2011 31 Des 2011 31 Mar 2012 30 Jun 2012 30 Sep 2012 31 Des 2012

EAT 1.512.521 2.898.440 4.617.512 4.618.653 1.824.059 3.791.569 5.956.999 5.943.221 2.476.070 4.878.925 7.430.950 7.547.801 DPS 1640 1640 1640 1640 1550 1550 1550 1550 2269 2269 2269 2269

Total Aktiva 16.593.537 17.816.124 17.464.744 20.525.123 18.580.361 15.789.445 16.851.390 19.376.343 20.786.518 19.199.469 22.944.009 26.247.527 EPS 345,088 661,291 1.053,504 1.053,765 416,166 865,062 1.359,114 1.355,971 564,925 1.113,147 1.695,402 1.722,062

ROA 0,091 0,162 0,264 0,225 0,098 0,240 0,350 0,306 0,119 0,254 0,323 0,287 DPR 4,752 2,479 1,556 1,556 3,724 1,791 1,140 1,143 4,016 2,038 1,338 1,317

ROE 0,127 0,434 0,549 0,452 0,151 0,555 0,664 0,582 0,195 0,586 0,683 0,567

Periode 31 Mar 2010 30 Jun 2010 30 Sep 2010 31 Des 2010 31 Mar 2011 30 Jun 2011 30 Sep 2011 31 Des 2011 31 Mar 2012 30 Jun 2012 30 Sep 2012 31 Des 2012

Sumber : Data diolah berdasarkan laporan keuangan

Anda mungkin juga menyukai