Anda di halaman 1dari 15

PENGERTIAN

Bahasa : berjabat tangan atas terjadinya jual beli, dan untuk berjanji setia dan taat. Istilah : ungkapan perjanjian antara dua pihak yang seakan-akan satu pihak menjual apa yang dimilikinya, menyerahkan dirinya dan kesetiannya kepada pihak kedua secara ikhlas dalam urusannya.
(dikemukakan Ibnu Manzur (630-711 H, ahli fiqh)

KBBI : pelantikan secara resmi; pengangkatan; isi sumpah setia kepada imam (pemimpin).

Lanjutan...
Ensiklopedia hukum Islam :
Umum : suatu transaksi perjanjian antara pemimpin dan umat Islam dalam mendirikan daulah Islamiyah sesuai Al Quran dan sunnah Rasul SAW. Politik Islam modern : pernyataan kecintaan khalayak ramai terhadap sistem politik Islam yang sedang berkuasa secara optimis. (disimpulkan Ramli Kabi, ahli fiqh Siyasah Syariyyah dari Sudan).

JENIS BAIAT
KUBRA
Baiat terhadap khalifah Ketaatannya mutlak Wajib, apabila meninggalkannya itu tidak ada tawil, mati dalam keadaan mati jahiliyyah Dilakukan oleh ahlul halli wal aqdi (DPR/MPR) dalam umat terhadap orang yang memenuhi syarat-syaratnya untuk jadi khalifah wajib mengutamakan syariat dan melibatkan seluruh muslimin

SUGRA

Saling berjanji setia bukan terhadap khalifah Ketaatannya terbatas pada hal jabat tangan dan akad yang diadakan Menunaikannya itu ijtihad Dilakukan oleh kelompok dari muslimin terhadap orang yang mereka ridhoi karena ilmunya atau kemampuannya untuk berbuat suatu atau beberapa amal yang baik. tidak melibatkan selain orang yang masuk di dalamnya, dan tetap taat dalam batas-batas yang disepakatinyatidak melibatkan selain orang yang masuk di dalamnya, dan tetap taat dalam batasbatas yang disepakatinya

BAIAT AQABAH 1
Tiba giliran tahun berikutnya, bulan-bulan suci pun datang bersama datangnya musim ziarah ke Makkah, dan ke tempat itu datang pula duabelas orang penduduk Yatsrib. Mereka bertemu dengan Nabi SAW di Aqabah. Di tempat inilah mereka menyatakan baiat atau ikrar kepada Rasulullah, yang kemudian dikenal dengan sebutan Baiat Aqabah Pertama. Mereka berikrar kepada Rasulullah untuk tidak menyekutukan Allah, tidak mencuri, tidak berzina, tidak membunuh anak-anak, tidak mengumpat dan memfitnah, baik di depan atau di belakang. Dan tidak menolak berbuat kebaikan. Rasulullah kemudian menugaskan Mush'ab bin Umair supaya membacakan Al-Qur'an kepada mereka, mengajarkan Islam serta selukbeluk hukum agama. Setelah adanya baiat ini Islam makin tersebar di Yatsrib. Mush'ab bertugas memberikan pelajaran agama di kalangan Muslimin Aus dan Khazraj.

CIRI-CIRI
Terjadi pada tahun ke-11 Kenabian/620 M) Merupakan kontrak (perjanjian) sosial dan janji setia untuk berperilaku Islami Al Bukhari meriwayatkan dari Ubadah bin Ash Shamit (salah seorang yang ikut berbaiat) dalam sabda Rasulullah SAW Pesertanya ada 12 orang penduduk Yatsrib yang membaiat Rasulullah pada saat berziarah ke Makkah

Sabda Rasulullah (HR. Al Bukhori)


Kemarilah dan berbaiatlah kalian kepadaku untuk : Tidak menyekutukan sesuatupun dengan Allah Tidak mencuri Tdak berzina Tidak membunuh anak-anak sendiri Tidak akan berbuat dustayang kalian ada-adakan antara tangan dan kaki kalian Tidak mendurhakaiku dalam urusan yang baik.

Lanjutan...
Barangsiapa di antara kalianmenetapinya, maka pahalanya ada pada Allah. Dan barangsiapa mengambil sesuatu dari yang demikian ini, lalu dia disiksa di dunia, maka itu merupakan ampunan dosa baginya, dan barangsiapa mengambil sesuatu dari yang demikian itu lalu Allah menutupinya, maka urusannya terserah Allah. Jika menghendaki Dia menyiksanya dan jika menghendaki Dia akan mengampuninya. lalu aku (Ubadah bin Ash Shamit) pun berbaiat kepada beliau.

BAIAT AQABAH 2
Pada 622 M, jamaah haji dari Yatsrib jumlahnya banyak sekali, terdiri dari 75 orang, 73 pria dan dua wanita. Mengetahui kedatangan mereka ini, Rasulullah berniat akan mengadakan baiat lagi, tidak terbatas hanya pada seruan kepada Islam seperti selama ini, melainkan lebih jauh dari itu. Baiat ini hendaknya menjadi suatu pakta persekutuan. Dengan demikian kaum Muslimin dapat mempertahankan diri; pukulan dibalas dengan pukulan, serangan dengan serangan. Rasulullah lalu mengadakan pertemuan rahasia dengan pemimpin-pemimpin mereka.
Setelah ada kesediaan mereka, dijanjikannya pertemuan itu akan diadakan di Aqabah pada tengah malam. Peristiwa ini oleh kaum Muslimin Yatsrib tetap dirahasiakan dari kaum musyrik yang datang bersama-sama mereka. Sesampai di gunung Aqabah, mereka semua mendaki lereng-lereng gunung tersebut, kemudian menunggu kedatangan Rasul SAW. Rasulullah pun datang bersama pamannya, Abbas bin Abdul Muthalib, yang pada waktu itu belum memeluk Islam. Setelah masing-masing pihak menyatakan kesediaan berbaiat, mereka kemudian mengulurkan tangan dan menyatakan baiat kepada Rasulullah.

CIRI-CIRI
Terjadi pada tahun ke-13 Kenabian/Juni 622M) Merupakan kontrak politik antara umat Islam dan pemimpin. Baiat 1 dan 2 ini merupakan proto sosial politik untuk hijrah ke Madinah dan dasar dalam pembinaan negara Islam yang pertama di negeri itu. Jamaah Haji dari Yatsrib terdiri dari 75 orang yaitu 73 pria dan 2 wanita.

ISI
(diriwayatkan oleh Imam Ahmad, dari jabir) yang disampaikan Rasulullah : Untuk mendengar dan taat tatkala bersemangat dan malas Untuk menafkahkan harta tatkala sulit dan susah Untuk menyuruh kepada yang maruf dan mencegah yang munkar Untuk tegak berdiri karena Allah dan tidak merisaukan celaan orang yang suka mencela karena Allah Hendaklah kalian menolongku jika aku datang kepada kalian, melindungiku sebagaimana kalian melindungi diri, istri dan anak-anak kalian, dan bagi kalian adalah surga

BAIATUR RIDHWAN
Kubra n sugra untuk mengangkatnya dan tunduk padanya selama tidak dalam hal bermaksiat kpd Allah dan ada hadits-hadist khusus yang mentahdzir (memperingatkan) thp org yg mlnggarnya. dalam hl tertentu spt untuk ttap brjihad membela agama Allah, amar maruf nahi munkar untuk mengangkatnya dan tunduk padanya selama tidak dalam hal bermaksiat kpd Allah dan ada hadits-hadist khusus yang mentahdzir (memperingatkan) thp org yg mlnggarnya. dalam hl tertentu spt untuk ttap brjihad membela agama Allah, amar maruf nahi munkar

PENJABARAN**
Kaum Muslimin sebanyak 1500 orang yang menyertai nabi SAW dalam perjalanan ke Makkah untuk Umrah tahun 6 H Mereka berbaiat di bawah pohon Samurah Mereka berjanji tidak akan lari dari medan pertempuran serta akan bertempur sampai titik darah penghabisan memerangi orang-orang musyrik Makkah, seandainya kabar yang disampaikan kepada mereka bahwa Utsman bin Affan yang diutus Rasulullah ke Makkah adalah benar telah mati dibunuh orang musyrik Makkah

Lanjutan...**
Penjabaran sebelumnya diriwayatkan oleh Al Bukhari dari Qatadah, ia berkata kepada Said bin Musayyab, Berapa jumlahnya orang yang ikut Baiatur Ridhwan? Said menjawab, Seribu lima ratus orang. tetapi ada pula yang berpendapat jumlahnya 1400 orang.

PENGAPLIKASIAN
Esensi dari baiat adalah legitimasi (keridhaan) dari rakyat terhadap kepala negara. Rakyat memberikan legitimasi kepada kepala negara atas dasar penilaian mereka atas terpenuhi atau tidaknya syarat-syarat seorang kepala negara pada diri sang kepala negara. Legitimasi ini absah apabila rakyat yang dimaksud juga memenuhi syarat-syarat sebagai pemilih. Pemilu Kepala Negara secara langsung merupakan bentuk baiat umum.

PEMBENTUKAN KARAKTER
Mekanisme Pemilu yaitu kepala negara dipilih oleh perwakilan rakyat, dimana perwakilan rakyat itu dipilih oleh rakyat. Namun jika perwakilan rakyat berkhianant terhadap suara rakyat yang diwakilinya, maka baiat umum belum ada. Karena baiat milik rakyat dan perwakilan rakyat hanya instrumen pembantu. Berbagai mekanisme bisa dipakai, asalkan bisa menjamin legitimasi rakyat pada sang kepala negara. Tetapi apabila rakyat tidak menghendaki kepala negara tersebut, maka kekhalifahan kepala negara tersebut batal (tidak ada).

Anda mungkin juga menyukai