Anda di halaman 1dari 32

MAKALAH MANAJEMEN PENDIDIKAN Implementasi Pendidikan sebagai Suatu Sistem di Indonesia untuk SMK

Disusun oleh : ZIDNI NUROL FAHMI 11504241010 KELAS A1

PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2013

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat ALLAH SWT yang mana kami selaku penulis telah diberi kesehatan dan nikmat sehingga dapat menyelesaikan tulisan yang sangat sederhana ini. Dalam mengembangkan sifat, hakekat dan dimensi-dimensi kemanusiaan, pendidikan memiliki peranan yang sangat penting. Terlebih masyarakat Indonesia yang memiliki pandangan bahwa penentu keberhasilan pendidikan ditentukan oleh sekolah. Kami selaku mahasiswa yang dipersiapakan dalam dunia pendidikan juga memiliki peranan terhadap pengembangan hal itu. Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dalam penyediaan sumber ilmu dan pengetahuan. Menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna maka di harapkannya kritik dan saran untuk memperbaiki tulisan-tulisan berikutnya. Akhir kata penulis berharap semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi kita semua. Amien.

Yogyakarta, 2 Oktober 2012

Penulis

ii

DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR................................................................................... ii DAFTAR ISI................................................................................................. iii BAB I BAB II BAB III : Pendahuluan............................................................................ 1 : Pembahasan............................................................................. 3 : Penutup ................................................................................... 12

DAFTARPUSTAKA .................................................................................... 13

iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Pendidikan merupakan hal yang terpenting dalam kehidupan, ini berarti bahwa setiap manusia berhak mendapat dan berharap untuk selalu berkembang dalam pendidikan. Pendidikan secara umum mempunyai arti suatu proses kehidupan dalam mengembangkan diri tiap individu untuk dapat hidup dan melangsungkan kehidupan. Sehingga menjadi seorang yang terdidik itu sangat penting. Pendidikan pertama kali yang kita dapatkan di lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat. Proses pendidikan ini berlangsung seumur hidup.Sehingga peranan keluarga itu sangat penting bagi anak terutama orang tua. Orang tua mendidik anaknya dengan penuh kasih sayang. Kasih sayang yang diberikan orang tua tidak ada habisnya dan terhitung nilainya. Orang tua mengajarkan kepada kita hal-hal yang baik misalnya, bagaimana kita bersikap sopan-santun terhadap orang lain,menghormati sesama,dan berbagi dengan mereka yang kekurangan. Pendidikan merupakan suatu hal yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Pendidikan menduduki posisi penting dalam pembangunan suatu bangsa. Pendidikan berpengaruh pada kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang sangat menentukan nasib bangsa. Dunia pendidikan tidaklah sebatas mengetahui ilmu dan memahaminya, akan tetapi dalam dunia pendidikan sangat berhubungan dengan dunia luar yang nyata. Pendidikan terdiri dari berbagai elemen yang saling berkaitan untuk mencapai tujuan yang diharapkan bersama, dari hal itu dapat disebut bahwa pendidikan sebagai suatu sistemPendidikan sebagai suatu sistem tidak dapat dipisahkan dengan lingkungan baik fisik maupun makhluk hidup yang lain, karena pelajaran tidak hanya didapat dari pelajaran sekolah ataupun lembaga pendidikan formal, namun pendidikan juga membutuhkan pelajaran dari alam atau lingkungan sekitar.

B. Rumusan Masalah 1. Apakah pendidikan itu ? 2. Apa pengertian dari sistem ? 3. Apa pengertian pendidikan sebagai suatu sistem? 4. Bagaimana sistem pendidikan SMK ? 5. Bagaimana implementasi pendidikan sebagai suatu sistem di Indonesia untuk SMK?

C. Tujuan 1. Menjelaskan pengertian tentang pendidikan 2. Menjelaskan pengertian dari sistem 3. Menjelaskan pengertian dari pendidikan sebagai suatu system 4. Menjelaskan sistem pendidikan SMK 5. Menjelaskan inplementasi pendidikan sebagai sistem di Indonesia

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Pendidikan

Pada dasarnya pengertian pendidikan ( UU SISDIKNAS No.20 tahun 2003 ) adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Menurut kamus Bahasa Indonesia kata pendidikan berasal dari kata didik dan mendapat imbuhan pe dan akhiran an, maka kata ini mempunyai arti proses atau cara atau perbuatan mendidik. Secara bahasa definisi pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusiamelalui upaya pengajaran dan pelatihan. Menurut Ki Hajar Dewantara (Bapak Pendidikan Nasional Indonesia) menjelaskan tentang pengertian pendidikan yaitu: Pendidikan yaitu tuntutan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak, adapun maksudnya, pendidikan yaitu menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya. Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan bagi peranannya di masa yang akan datang. Menurut UU No. 20 tahun 2003 Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara. Sedangkan pengertian pendidikan menurut H. Horne, adalah proses yang terus menerus (abadi) dari penyesuaian yang lebih tinggi bagi makhluk manusia yang telah berkembang secara fisik dan mental, yang bebas dan sadar kepada tuhan, seperti termanifestasi dalam alam sekitar intelektual, emosional dan kemanusiaan dari manusia. Dari beberapa pengertian pendidikan menurut ahli tersebut maka dapat disimpulkan bahwa Pendidikan adalah Bimbingan atau pertolongan yang diberikan oleh orang dewasa kepada perkembangan anak untuk mencapai kedewasaannya dengan tujuan agar anak cukup cakap melaksanakan tugas hidupnya sendiri tidak dengan bantuan orang lain.
3

B.

Pengertian Sistem Sistem merupakan istilah dari bahasa yunani system yang artinya adalah himpunan bagian atau unsur yang saling berhubungan secara teratur untuk mencapai tujuan bersama.

Sistem menurut para ahli L. James Havery Sistem adalah prosedur logis dan rasional untuk merancang suatu rangkaian komponen yang berhubungan satu dengan yang lainnya dengan maksud untuk berfungsi sebagai suatu kesatuan dalam usaha mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan. John Mc. Manama Sistem adalah sebuah struktur konseptual yang tersusun dari fungsi-fungsi yang saling berhubungan yang bekerja sebagai suatu kesatuan organik untuk mencapai suatu hasil yang diinginkan secara efektif dan efesien. C.W. Churchman Sistem adalah seperangkat bagian-bagian yang dikoordinasikan untuk melaksanakan seperangkat tujuan. J.C. Hinggins Sistem adalah seperangkat bagian-bagian yang saling berhubungan. Edgar F Huse dan James L. Bowdict Sistem adalah suatu seri atau rangkaian bagian-bagian yang saling berhubungan dan bergantung sedemikian rupa sehingga interaksi dan saling pengaruh dari satu bagian akan mempengaruhi keseluruhan.

Syarat -syarat sistem : 1. 2. 3. Sistem harus dibentuk untuk menyelesaikan tujuan. Elemen sistem harus mempunyai rencana yang ditetapkan Adanya hubungan diantara elemen sistem

4. Unsur dasar dari proses (arus informasi, energi dan material) lebih penting dari pada elemen sistem 5. Tujuan organisasi lebih penting dari pada tujuan elemen

Klasifikasi sistem Sistem Abstrak dan Sistem Fisik Sistem abstrak (abstract system) adalah sistem yang berisi gagasan atau konsep, misalnya sistem teologi yang berisi gagasan tentang hubungan manusia dan tuhan. Sedangkan sistem fisik (physical system) adalah sistem yang secara fisik dapat dilihat, misalnya sistem komputer, sistem sekolah, sistem akuntansi dan sistem transportasi. Sistem Deterministik dan Sistem Probabilistik Sistem deterministik (deterministic system) adalah suatu sistem yang operasinya dapat diprediksi secara tepat, misalnya sistem komputer. Sedangkan sistem probabilistik (probabilistic system) adalah sistem yang tak dapat diramal dengan pasti karena mengandung unsur probabilitas, misalnya sistem arisan dan sistem sediaan, kebutuhan rata-rata dan waktu untuk memulihkan jumlah sediaan dapat ditentukan tetapi nilai yang tepat sesaat tidak dapat ditentukan dengan pasti. Sistem Tertutup dan Sistem Terbuka Sistem tertutup (closed system) adalah sistem yang tidak bertukar materi, informasi, atau energi dengan lingkungan, dengan kata lain sistem ini tidak berinteraksi dan tidak dipengaruhi oleh lingkungan, misalnya reaksi kimia dalam tabung yang terisolasi. Sedangkan sistem terbuka (open system) adalah sistem yang berhubungan dengan lingkungan dan dipengaruhi oleh lingkungan, misalnya sistem perusahaan dagang. Sistem Alamiah dan Sistem Buatan Manusia Sistem Alamiah (natural system) adalah sistem yang terjadi karena alam, misalnya sistem tata surya. Sedangkan sistem buatan manusia (human made system) adalah sistem yang dibuat oleh manusia,misalnya sistem komputer. Sistem Sederhana dan Sistem Kompleks Berdasarkan tingkat kerumitannya, sistem dibedakan menjadi sistem sederhana (misalnya sepeda) dan sistem kompleks (misalnya otak manusia). Karakteristik SistemKomponen-komponen Komponen sistem atau elemen sistem dapat berupa :

Elemen-elemen yang lebih kecil yang disebut sub sistem, misalkan sistem komputer terdiri dari sub sistem perangkat keras, perangkat lunak dan manusia. Elemen-elemen yang lebih besar yang disebut supra sistem. Misalkan bila perangkat keras adalah sistem yang memiliki sub sistem CPU, perangkat I/O dan memori, maka supra sistem perangkat keras adalah sistem komputer.
5

Batas sistem Batas sistem merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem dengan sistem yang lainnya atau dengan lingkungan luarnya. Batas sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai suatu kesatuan. Batas suatu sistem menunjukkan ruang lingkup dari sistem tersebut. Lingkungan luar sistem Lingkungan dari sistem adalah apapun di luar batas dari sistem yang mempengaruhi operasi sistem. Lingkungan luar sistem dapat bersifat menguntungkan dan dapat juga bersifat merugikan sistem tersebut. lingkungan luar yang mengutungkan merupakan energi dari sistem dan dengan demikian harus tetap dijaga dan dipelihara. Sedang lingkungan luar yang merugikan harus ditahan dan dikendalikan, kalau tidak akan mengganggu kelangsungan hidup dari sistem . Penghubung Penghubung merupakan media perantara antar subsistem. Melalui penghubung ini memungkinkan sumber-sumber daya mengalir dari satu subsistem ke subsistem lainnya. Output dari satu subsistem akan menjadi input untuk subsistem yang lainnya dengan melalui penghubung. Dengan penghubung satu subsistem dapat berinteraksi dengan subsistem yang lainnya membentuk satu kesatuan. Masukkan Masukan adalah energi yang dimasukkan ke dalam sistem. Masukan dapat berupa maintenance input dan sinyal input. Maintenance input adalah energi yang dimasukkan supaya sistem tersebut dapat beroperasi. Sinyal input adalah energi yang diproses untuk didapatkan keluaran. Keluaran Keluaran adalah hasil dari energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna dan sisa pembuangan. Keluaran dapat merupakan masukan untuk subsistem yang lain atau kepada supra sistem. Pengolah Suatu sistem dapat mempunyai suatu bagian pengolah atau sistem itu sendiri sebagai pengolahnya. Pengolah yang akan merubah masukan menjadi keluaran. Suatu sistem produksi akan mengolah masukan berupa bahan baku dan bahan-bahan yang lain menjadi keluaran berupa barang jadi. Sasaran atau tujuan

Suatu sistem pasti mempunyai tujuan atau sasaran. Kalau suatu sistem tidak mempunyai sasaran, maka operasi sistem tidak akan ada gunanya. Sasaran dari sistem sangat menentukan sekali masukan yang dibutuhkan sistem dan keluaran yang akan dihasilkan sistem. Suatu sistem dikatakan berhasil bila mengenai sasaran atau tujuannya.
C. Pendidikan sebagai Suatu Sistem

Upaya pendidikan merupakan aktifitas yang kompleks, yang melibatkan sejumlah komponen pendidikan yang saling berinterkasi satu sama lain. Apabila upaya pendidikan hendak dilakukan secara terencanadan teratur, maka berbagai komponen dan saling hubungannya perlu dikenali, dikaji, dan dikembangkan sehingga mekanisme kerja komponen-komponen itu secara menyeluruh dan terpadu akan dapat membuahkan hasil yang optimal. Oleh karena itu, pengkajian tentang upaya pendidikan sebagai suatu sistem mempunyai arti yang penting.
Masukan usaha pendidikan ialah peserta didik dengan berbagai ciri-ciri yang ada pada diri peserta didik itu (antara lain bakat, minat, kemampuan, keadaan jasmani,). Dalam proses pendidikan terkait berbagai hal, seperti pendidik, kurikulum, gedung sekolah, buku, metode mengajar, dan lain-lain, sedangkan hasil pendidikan dapat meliputi hasil belajar (yang berupa pengetahuan, sikap, dan keterampilan) setelah selesainya suatu proses belajar mengajar tertentu. Dalam rangka yang lebih besar, hasil proses pendidikan dapat berupa lulusan dari lembaga pendidikan (sekolah) tertentu.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1979) menjelaskan pula bahwa, Pendidikan merupakan suatu sistem yang mempunyai unsur-unsur tujuan/sasaran pendidikan, peserta didik, pengelola pendidikan, struktur/jenjang. Kurikulum dan peralatan/fasilitas. P.H. Combs (1982) mengemukakan dua belas komponen pendidikan seperti berikut: a. Tujuan dan Prioritas Fungsinya mengarahkan kegiatan sistem. Hal ini merupakan informasi tentang apa yang hendak dicapai oleh sistem pendidikan dan urutan pelaksanaannya. b. Peserta Didik Fungsinya ialah belajar. Diharapkan peserta didik mengalami proses perubahan tingkah laku sesuai dengan tujuan umum pendidikan. c. Manajemen atau Pengelolaan Fungsinya mengkoordinasikan, mengarahkan, dan menilai sistem pendidikan. Komponen ini bersumber pada sistem nilai dan cita-cita yang merupakan informasi tentang pola kepemimpinan dalam pengelolaan sistem pendidikan.
7

d.

Struktur dan Jadwal Waktu Fungsinya mengatur pembagian waktu dan kegiatan.

e.

Isi dan Bahan Pengajaran Fungsinya untuk menggambarkan luas dan dalamnya bahan pelajaran yang harus dikuasai peserta didik.

f.

Guru dan Pelaksana Fungsinya menyediakan bahan pelajaran dan menyelenggarakan proses belajar untuk peserta didik.

g.

Alat Bantu Belajar Fungsinya untuk memungkinkan terjadinya proses pendidikan yang lebih menarik dan lebih bervariasi.

h.

Fasilitas Fungsinya untuk tempat terselenggaranya proses pendidikan.

i.

Teknologi Fungsinya memperlancar dan meningkatkan hasil guna proses pendidikan. Yang dimaksud dengan teknologi ialah semua teknik yang digunakan sehingga sistem pendidikan berjalan dengan efisien dan efektif.

j.

Pengawasan Mutu Fungsinya membina peraturan-peraturan dan standar pendidikan.

k.

Penelitian Fungsinya untuk memperbaiki dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan penampilan sistem pendidikan.

l.

Biaya Fungsinya melancarkan proses pendidikan dan menjadi petunjuk tentang tingkat efesiensi sistem pendidikan. Pendidikan sebagai suatu sistem dapat pula digambarkan dalam bentuk model dasar input-output berikut ini. Segala sesuatu yang masuk dalam sistem dan berperan dalam proses pendidikan disebut masukan pendidikan. Lingkungan hidup menjadi sumber masukan pendidikan. Faktor-faktor yang berpengaruh dalam pendidikan diantaranya: filsafat negara, agama, sosial, kebudayaan, ekonomi, politik, dan demografi. Ketujuh faktor ini merupakan supra sistem pendidikan.

Jadi, pendidikan sebagai suatu sistem berada bersama, terikat, dan tertenun di dalam supra sistemnya yang terdiri dari tujuh sistem tersebut. Berarti membangun suatu lembaga pendidikan baru atau memperbaiki lembaga pendidikan lama, tidak dapat memisahkan diri dari supra sistem tersebut
D. Sistem Pendidikan di SMK Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sebagai bentuk satuan pendidikan kejuruan sebagaimana ditegaskan delam penjelasan pasal 15 UUSPN, merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja di bidang tertentu. Tujuan tersebut dapat dijabarkan lebih lanjut menjadi tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum, sebagai bagian dari sistem pendidikan menengah kejuruan SMK bertujuan : 1) menyiapkan peserta didik agar dapat menjalani kehidupan secara layak, 2) meningkatkan keimanan dan ketakwaan peserta didik 3) menyiapkan peserta didik agar menjadi warga negara yang mandiri dan bertanggung jawab 4) menyiapkan peserta didik agar memahami dan menghargai keanekaragaman budaya bangsa Indonesia 5) menyiapkan peserta didik agar menerapkan dan memelihara hidup sehat, memiliki wawasan lingkungan, pengetahuan dan seni. Tujuan khusus, SMK bertujuan : 1) menyiapkan peserta didik agar dapat bekerja, baik secara mandiri atau mengisi lapangan pekerjaan yang ada di dunia usaha dan industri sebagai tenaga kerja tingkat menengah, sesuai dengan bidang dan program keahlian yang diminati 2) membekali peserta didik agar mampu memilih karir, ulet dan gigih dalam berkompetensi dan mampu mengembangkan sikap profesional dalam bidang keahlian yang diminati 3) membekali peserta didik dengan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) agar mampu mengembangkan diri sendiri melalui jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

Program di SMK a. Program normative

Program normatif diberikan agar peserta didik bisa hidup dan berkembang selaras dalam kehidupan pribadi, sosial dan bernegara. Program ini berisi mata diklat yang lebih menitikberatkan pada norma, sikap dan perilaku yang harus diajarkan, ditanamkan, dan dilatihkan pada peserta didik, di samping kandungan pengetahuan dan keterampilan yang ada di dalamnya. Kelompok Mata Pelajaran normatif berlaku sama untuk semua program keahlian. Adapun mata pelajaran terdiri atas : Pendidikan

Agama, Pendidikan Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, Pendidikan Jasmani, Olahraga & Kesehatan, Pendidikan Seni Budaya.
b. Program adaptif yaitu program mata diklat yang berfungsi membentuk peserta didik sebagai individu agar memiliki dasar pengetahuan yang luas dan kuat untuk menyelesuaikan diri atau beradaptasi dengan perubahan yang terjadi di lingkungan sosial, lingkungan kerja serta mampu mengembangkan diri sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni. Program adaptif berisi mata diklat yang lebih menitikberatkan pada pemberian kesempatan kepada peserta didik untuk memahami dan menguasai konsep dan prinsip dasar ilmu dan teknologi yang dapat diterapkan pada kehidupan sehari-hari dan atau melandasi kompetensi untuk bekerja.

Program adaptif diberikan agar peserta didik tidak hanya memahami dan menguasai apa dan bagaimana suatu pekerjaan dilakukan, tetapi memberi juga pemahaman dan penguasaan tentang mengapa hal tersebut harus dilakukan. Program adaptif terdiri dari kelompok mata diklat yang berlaku sama bagi semua program keahlian dan mata diklat yang hanya berlaku bagi program keahlian tertentu sesuai dengan kebutuhan masing-masing program keahlian. Adapun mata pelajaran terdiri megliputi Matematika, Bahasa Inggris, IPA, IPS, Kewirausahaan, Keterampilan Komputer & Pengelolaan Informasi.
c. Program produktif Yaitu kelompok mata diklat yang berfungsi membekali peserta didik agar memiliki kompetensi standar atau kemampuan produktif pada suatu pekerjaan tertentu yang relevan dengan tuntutan dan permintaan pasar kerja

E. Tujuan pendidikan sebagai suatu system Suatu sistem selau berkitan dengan pencapaian suatu tujuan. Dalam lingkup sistem pendidikan bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mendiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. Untuk mencapai tujuan pendidikan, perlulah disusun dan difungsionalkan suatu sistem, penyelenggaraan pendidikan yang baik. Berbagai komponen dalam sistem perlu dikenali, dipahami dan dikembangkan secara seksama, sehingga benar-benar dapat berfungsi dengan tepat. Disinilah letak pentingnya pendekatan sistem dalam penyelenggaran pendidikan. Dengan pendekatan sistem sapat dikenali kelemahan masing-masing komponen. Dengan demikian dapat 10

dilakukan perbaikan terhadap kelemahan-kelemahan itu dalam rangka mencapai tujuan yang diinginkan secara efektif dan efisien. Atas dasar uraian diatas, nampak bahwa peninjaun berdasarkan pendekatan sistem dapat menghasilkan kebijakan yang berupa pembaharuan sebagian atau menyeluruh, bertahap atau sekaligus. Kebijakan atau keputusan ini dilakukan untuk mencapai tujuan pendidikan secara optimal

F. Implementasi Pendidikan sebagai Suatu Sistem di Indonesia untuk SMK

Sekolah Menengah Kejuruan sering dijadikan oleh lulusan SMP untuk menjadi pilihan utamanya jika tidak ada niat untuk melanjut ke Perguruan Tinggi. Pemikiran ini sah-sah saja karena SMK memang berorientasi kepada usaha menghasilkan lulusan yang siap kerja. Namun pemikiran ini juga tidak sepenuhnya benar karena lulusan SMK pun dapat melanjut ke jenjang perguruan tinggi. Program pemerintah sekarang adalah mengoptimalkan perbandingan jumlah SMK dan SMU; 70% berbanding 30%. Di Indonesia sekarang ini lebih banyak SMU dari SMK. Hal inilah yang ingin di ubah oleh pemerintah dengan memperbanyak SMK dibandingkan SMU. Hal ini dilakukan oleh pemerinah seiring dengan tuntutan pasar tenaga kerja dan peta pengangguran di Indonesia competitive adventage. Tingkat pengangguran di Indonesia didominasi oleh lulusan dari SMU. Hal ini terjadi karena SMU adalah pendidikan keilmuan dan kurikulumnya tidak diorientasikan kepada kurikulum terapan berorietasi siap kerja. Dalam rancangan kurikulum terbaru SMK maka kurikulum SMK diarahkan kepada mata-mata ajar yang bernunsa terapan dengan orientasi siap kerja. Pemerintah bahkan membuka peluang selebar-lebarnya peluang untuk mendirikan SMK untuk seluruh bidang kejuruan yang memiliki prospek pekerjaan bagi lulusannya. Adanya Kunjungan Dunia Usaha dan Dunia Industri serta uji kompetensi menjadi satu kekuatan bagi SMK untuk mengenalkan diri kepada pasar tenaga kerja, sehingga siswa/i yang lulus dari SMK diharapkan dapat terjun kepasar tenaga kerja dan memiliki . Di tengah lesunya kemampuan daya serap tenaga kerja maka SMK juga memegang peranan dengan orientasi untuk menghasilkan entrepreneurship yang baru dikalangan masyarakat. Pendidikan di Sekolah Menengah Kejuruan yang lebih berorientasi keahlian ini menjadi sebuah peluang usaha bagi lulusan SMK yang tidak ingin melanjut. Seiring dengan visi dan misi Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan maka Sekolah Menengah Kejuruan diharapkan mampu menurunkan tingkat pengangguran dan
11

meningkatkan iklim investasi untuk skala mikro dan kecil di Indonesia. Dengan tujuan untuk menghasilkan lulusan yang siap kerja dan membangun jiwa wirausaha maka peranan SMK menjadi sangat dibutuhkan di tengah masyarakat. Sekolah Menengah Kejuruan ini akan mampu mengatasi krisis jika SMK mampu menghasilkan lulusan yang dapat diserap pada pasar tenaga kerja dan mampu menghasilkan sumber daya manusia yang berdaya saing tinggi. Tingginya sumber daya manusia yang dapat diserap di pasar tenaga kerja maka perekonomian akan semakin baik. SMK memiliki peranan yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi daerah di Indonesia. Keberadaan SMK dapat berperan sebagai special endowment factor dalam perekonomian di daerah. Peran ini akan semakin berdaya guna dengan serangkaian proses pembelajaran di SMK yang lebih mengedepankan aspek skills dalam membentuk kualitas SDM. Peran SMK dalam mendukung ekonorni daerah, sangat dipengaruhi oleh bagaimana SMK menghasilkan lulusan yang cerdas, terampil dan siap kerja. SMK sebagai sebuah sistem yang meliputi input berupa siswa dan proses KBM dan pendukungnya, merniliki peran yang sangat penting dalam menggodok input menuju output berupa lulusan yang cerdas, terampil dan siap kerja. Sehingga akan tercipta lulusan SMK yang berkualitas, dan merekalah yang akan menjadi penentu di pasar tenaga kerja, dan pada gilirannya, menjadi penyumbang pertumbuhan ekonorni daerah. Semakin berkualitas lulusan SMK, semakin mudah ia terserap dalam pasar tenaga kerja. Berhasil menjadi pekerja di pasar tenaga kerja berarti menciptakan pendapatan. Keterserapan alumni SMK dalam pasar tenaga kerja berarti penciptaanincome bagi alumni SMK, sekaligus pendapatan bagi daerah (dalam bentuk PDRB) di mana alumni tersebut bekerja. Peran inilah yang kemudian menjadikan SMK menjadi suatu engine sector of growth dalam pertumbuhan ekonomi di daerah. Melalui peran ini, SMK akan menciptakan multiplier effect di bidang ekonomi yang kemudian dapat mendorong pertumbuhan ekonomi di daerah.

12

13

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan

Sistem adalah suatu rangkaian keseluruhan kebulatan kesatuan dari komponen yang saling berinteraksi atau inerdepndensi dalam mencapai tujuan. Sistem pendidikan akan selalu bersifat dinamis kontekstusal dan terbuka tehadap tuntutan kualitas dan relevansi. Oleh karena itu pengkajian upaya pendidikan sebagai suatu sistem mempunyai makan yang penting. Proses pendidikan terjadi apabila ada interaksi antar komponen pendidikan, artinya saling berhubunga secara fungsional dalam kestauan yang terpadu. Tiga komponen tersebut adalah pendidik,peserta didik, dan tujuan pendidikan. Dengan adanya kemajuan zaman yang pesat hendaknya berupaya menjadikan sistem pendidikan yang dinamis dan responsif terhadap prubahan-perubahn dan

kecendrungan-kecendrungan yang sedang berlangsung, terutama sistem pendidikan SMK. SMK sebagai lembaga pendidikan kejuruan merupakan awal titik balik sebagai motor penggerak ekonomi dan sosial di masyarakat. SMK diharapkan mampu menciptakan efek ganda yaitu mendorong capaian pendidikan warga sekaligus juga berkontribusi langsung terhadap pertumbuhan ekonomi. Kualitas SMK di seluruh Indonesia sangat menentukan sekali mutu Sumber Daya Manusia (SDM) bangsa Indonesia. Peningkatan mutu tersebut sangat berpengaruh pada perkembangan ekonomi dan kesejahteraan bangsa. Peran SMK dalam mendukung ekonorni daerah, sangat dipengaruhi oleh bagaimana SMK menghasilkan lulusan yang cerdas, terampil dan siap kerja. Dengan memperoleh hasil pendidikan yang SMK yang baik, maka setiap lulusan SMK akan memperoleh pekerjaan dan penghasilan yang memadai bahkan tanpa mengantungkan diri kepada orang lain.

B. Saran Mungkin inilah yang diwacanakan pada penulisan makalah ini meskipun penulisan ini jauh dari sempurna minimal kita mengimplementasikan tulisan ini. Masih banyak kesalahan dari penulisan saya ini, karena kami manusia yang adalah tempat salah dan dosa: dalam hadits al insanu minal khotto wannisa, dan kami juga butuh saran/ kritikan agar bisa menjadi 14

motivasi untuk masa depan yang lebih baik daripada masa sebelumnya. saya juga mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing mata kuliah Manajemen Pendidikan yang telah memberi kami tugas makalah demi kebaikan diri kita sendiri dan untuk orang lain.

15

DAFTAR PUSTAKA

Haryanto, S.Pd .2012. http://belajarpsikologi.com/pengertian-pendidikan-menurut-ahli/ Anonim. http://ariebrain.wordpress.com/2010/03/06/sistem/ Anonim, 2013. http://rapendik.com/program/wandira/manajemen-sekolah/1481-peran-smkdalam-dunia-industri Anonim, sistem.html 2012. http://makalah-ku.blogspot.com/2012/08/makalah-pendidikan-sebagai-

A. Latar Belakang Menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Demikian pentingnya peranan pendidikan, maka dalam UUD 1945 diamanatkan bahwa tiap-tiap warga negara berhak untuk mendapat pendidikan, pengajaran dan pemerintah mengusahakan untuk menyelenggarakan suatu sistem pendidikan nasional yang pelaksanaannya diatur dalam undang-undang. Manusia memiliki potensi dan ciri khas yang secara prinsipiil berbeda dari makhluk lainnya. Ciri khas manusia yang membedakannya dari makhluk lainnya terbentuk dari kumpulan terpadu dari apa yang disebut sifat hakikat manusia.Sifat hakekat inilah yang merupakan karakteristik manusia yang membedakannya dengan makhluk hidup lainnya. Sifat hakekat inilah yang merupakan landasan untuk merancang dan melaksanakan komunikasi dalam hubungannyadengan edukasi. Oleh karena itu sasaran pendidikan adalah manusia dimana pendidikan bertujuan menumbuh kembangkan potensi kemanusiaannya. Agar pendidikan dapat dilakukan dengan tepat dan benar, pendidikan harus memiliki gambaran yang jelas siapa manusia sebenarnya.
16

B. Tujuan Memberikan penjelasan serta gambaran kepada masyarakat luas tentang sifat hakekat manusia yang sebenarnya, sehingga pendidikan bukan hanya sebuah kewajiban yang harus diberikan kepada setiap manusia tetapi dapat terlaksana dengan baik dan sesuai dengan tujuan pendidikan yang seharusnya. Selain itu juga diharapkan dapat menambah pengetahuan tentang peran pendidikan yang sebenarnya

17

C. Rumusan Masalah Dalam makalah ini dapat dirumuskan beberapa masalah yang akan dibahas lebih jauh, antara lain: o Bagaimana sifat hakekat manusia? o Apa saja wujud dari sifat hakekat manusia ? o Apa saja dimensi-dimensi kepribadian ? o Bagaimana pengembangan dimensi-dimensi manusia

18

BAB II PEMBAHASAN
Sifat Hakikat Manusia Sifat hakikat manusia menjadi bidang kajian filsafat, khususnya filsafat antropologi. Hal ini menjadi keharusan oleh karena pendidikan bukanlah sekedar soal praktek melainkan praktek yang berlandaskan dan bertujuan. Sedangkan landasan dan tujuan pendidikan itu sendiri sifatnya filosofis normative. Bersifat filosofis karena untuk mendapatkan landasan yang kukuh diperlukan adanya kajian yang bersifat mendasar, sistematis, dan universal tentang ciri hakiki manusia. Bersifat normative karena pendidikan mempunyai tugas untuk

menumbuhkembangkan sifat hakikat manusia tersebut sebagai sesuatu yang bernilai luhur, dan hal itu menjadi keharusan. Pengertian sifat hakikat manusia Sifat hakikat manusia diartikan sebagai ciri-ciri karakteristik, yang secara prinsipil (jadi bukan hanya gradual) membedakan manusia dari hewan. Meskipun antara manusia dengan hewan banyak kemiripan terutama jika dilihat dari segi biologisnya. Beberapa filosof seperti Socrates menamakan manusia itu Zoon Politicon (hewan yang bermasyarakat), Max Scheller menggambarkan manusia sebagai Das Kranke Tier (hewan yang sakit) yang selalu gelisah dan bermasalah. Wujud Sifat Hakikat Manusia Kemampuan menyadari diri

Kaum rasionalis menunjuk kunci perbedaan manusia dengan hewan pada adanya kemampuan menyadari diri yang dimiliki oleh manusia. Manusia menyadari bahwa dirinya (akunya) memiliki ciri khas atau karakteristik diri. Hal ini menyebabkan manusia dapat membedakan dirinya dengan aku-aku yang lain (ia, mereka) dan dengan non-aku (lingkungan fisik) di sekitarnya. Bahkan bukan hanya membedakan, lebih dari itu manusia dapat membuat jarak (distansi) dengan lingkungannya, baik berupa pribadi maupun nonpribadi/benda.

19

Kemampuan membuat jarak dengan lingkungannya berarah ganda, yaitu arah keluar dan ke dalam. Dengan arah keluar, aku memandang dan menjadikan lingkungan sebagai objek, selanjutnya aku memanipulasi ke dalam lingkunganu memenuhi kebutuhan aku. Puncak aktivitas yang mengarah keluar ini dapat dipandang sebagai gejala egoisme. Dengan arah ke dalam, aku memberi status kepada lingkungan (dalam hal ini kamu, dia mereka) sebagai subjek yang berhadapan dengan aku sebagai objek, yang isinya adalah pengabdian, pengorbanan, tenggang rasa, dan sebagainya. Dengan kata lain aku keluar dari dirinya dan menempatkan aku pada diri orang lain. Di dalam proses pendidikan, kecenderungan dua arah tersebut perlu dikembangkan secara berimbang. Pengembangan arah keluar merupakan pembinaan aspek sosialitas, sedangkan pengembangan arah ke dalam berarti pembinaan aspek individualitas manusia. Yang lebih istimewa ialah bahwa manusia dikaruniai kemampuan untuk membuat jarak (distansi) diri dengan akunya sendiri. Kemampuan bereksistensi

Dengan keluar dari dirinya, dan dengan membuat jarak antara aku dengan dirinya sebagai objek, lalu melihat objek itu sebagai sesuatu, berarti manusia itu dapat menembus atau menorobos dan mengatasi batas-batas yang membelenggu dirinya. kemampuan menorobos ini bukan saja dalam kaitannya dengan soal ruang, melainkan juga dengan waktu. Kemampuan menempatkan diri dan menerobos inilah yang disebut kemampuan bereksistensi. Adanya kemampuan bereksistensi inilah pula yang membedakan manusia sebagai makhluk human dari hewan selaku makhluk infra human, dimana hewan menjadi onderdil dari lingkungan, sedangkan manusia menjadi manajer terhadap lingkungannya. Oleh karena itu kemampuan bereksistensi inilah perlu dibina melalui pendidikan. Pemilikan kata hati (conscience of man)

Kata hati atau conscience of man juga sering disebut dengan istilah hati nurani, lubuk hati, suara hati, pelita hati, dan sebagainya. Conscience ialah pengertian yang ikut serta atau pengertian yang mengikut perbuatan. Manusia memiliki pengertian yang menyertai tentang apa yang akan, yang sedang, dan yang telah dibuatnya.
20

Jadi pelita hati atau hati nurani menunjukkan bahwa kata hati itu adalah kemampuan pada diri manusia yang memberi penerangan tentang baik buruknya perbuatannya sebagai manusia. Orang yang tidak memiliki pertimbangan dan kemampuan untuk mengambil keputusan tentang yang baik/benar dan yang buruk/salah ataupun kemampuan dalam mengambil keputusan tersebut hanya dari sudut pandangan tertentu (misalnya sudut kepentingan diri), dikatakan bahwa kata hatinya tidak cukup tajam. Jadi, kriteria baik/benar dan buruk/salah harus dikaitkan dengan baik/benar dan buruk/salah bagi manusia sebagai manusia. Drijarkara menyebutnya dengan baik yang integral. Orang yang memiliki kecerdasan akal budi sehingga mampu menganalisis dan mampu membedakan yang baik/benar dengan yang buruk/salah bagi manusia sebagai manusia disebut tajam kata hatinya. Dapat disimpulkan bahwa kata hati itu adalah kemampuan membuat keputusan tentang yang baik/benar dan yang buruk/salah bagi manusia sebagai manusia. Dalam kaitan dengan moral (perbuatan), kata hati merupakan petunjuk bagi moral/perbuatan. Usaha untuk mengubah kata hati (gewetan ferming). Moral

Jika kata hati diartikan sebagai bentuk pengertian yang menyertai perbuatan, maka yang dimaksud dengan moral (yang sering juga disebut etika) adalah perbuatan itu sendiri. Disini tampak bahwa masih ad jarak antara kata hati dengan moral. Artinya seseorang yang telah memiliki kata hati yang tajam belum otomatis perbuatannya merupakan realisasi dari kata hatinya itu. Untuk menjembatani jarak yang mengantarai keduanya masih ada aspek yang diperlukan yaitu kemauan. Bukankah banyak orang yang memiliki kecerdasan akal tetapi tidak cukup memiliki moral (keberanian berbuat). Itulah sebabnya maka pendidikan moral juga sering disebut pendidikan kemauan. Etika biasanya dibedakan dari etiket. Jika moral (etika) menunjuk kepada perbuatan yang baik/benar ataukah yang salah, yang berperikamanusiaan atau yang jahat, maka etiket hanya berhubungan dengan soal sopan santun. Karena moral bertalian erat dengan keputusan kata hati, yang dalam hal ini berarti bertalian erat dengan nilai-nilai, maka sesungguhnya moral itu adalah nilai-nilai kemanusiaan.
21

Kemampuan bertanggung jawab

Kesediaan untuk menanggung segenap akibat dari perbuatan yang menuntut jawab, merupakan pertanda dari sifat orang yang bertanggung jawab. Wujud bertanggung jawab bermacam-macam. Ada tanggung jawab kepada diri sendiri, tanggung jawab kepada masyarakat, dan tanggung jawab kepada Tuhan. Tanggung jawab kepada diri sendiri berarti menanggung tuntutan kata hati, misalnya dalam bentuk penyesalan yang mendalam. Bertanggung jawab kepada masyarakat berarti menanggung tuntutan norma-norma sosial. Bentuk tuntutannya berupa sanksi-sanksi sosial seperti cemoohan masyarakat, hukuman penjara dan lain-lain. Bertanggung jawab kepada Tuhan berarti menanggung tuntutan normanorma agama, misalnya perasaan berdosa dan terkutuk. Disini tampak betapa eratnya hubungan antara kata hati, moral, dan tanggung jawab. Kata hati memberi pedoman, moral melakukan, dan tanggung jawab merupakan kesediaan menerima konsekuensi dari perbuatan. Dengan demikian, tanggung jawab dapat diartikan sebagai keberanian untuk menentukan bahwa sesuatu perbuatan sesuai dengan tuntutan kodrat manusia. Rasa kebebasan (kemerdekaan)

Merdeka adalah rasa bebas (tidak merasa terikat oleh sesuatu), tetapi sesuai dengan tuntutan kodrat manusia. Dalam pernyataan ini ada dua hal yang kelihatannya saling bertentangan yaitu rasa bebas dan sesuai dengan tuntutan kodrat manusia yang berarti ada ikatan. Kemerdekaan dalam arti yang sebenanrya memang berlangsung dalam keterikatan. Artinya, bebas berbuat sepanjang tidak bertentangan dengan tuntutan kodrat manusia. Pernyataan tersebut menunjukkan bahwa merdeka tidak sama dengan berbuat bebas tanpa ikatan. Perbuatan bebas membabibuta tanpa memperhatikan petunjuk kata hati, sebenarnya hanya merupakan kebebasan semu. Sebab hanya kelihatannya bebas, tetapi sebenarnya justru tidak bebas, karena perbuatan seperti itu segera disusul dengan sanksi-sanksinya. Di sini terlihat bahwa kemerdekaan berkaitan erat dengan kata hati dan moral. Seseorang mengalami rasa merdeka apabila segenap perbuatannya (moralnya) sesuai dengan apa yang dikatakan oleh kata hatinya yaitu kata hati yang sesuai dengan tuntutan kodrat manusia. Implikasi pedagogisnya adalah sama dengan pendidikan moral yaitu mengusahakan agar peserta didik

22

dibiasakan menginternalisasikan nilai-nilai, aturan-aturan ke dalam dirinya, sehingga dirasakan sebagai miliknya. Dengan demikian aturan-aturan itu tidak lagi dirasakan sebagai sesuatu yang merintangi gerak hidupnya. Kesediaan melaksanakan kewajiban dan menyadari hak

Kewajiban dan hak adalah dua macam gejala yang timbul sebagai manifestasi dan manusia sebagai makhluk sosial. Yang satu ada hanya oleh karena adanya yang lain. Tak ada hak tanpa kewajiban. Jika seseorang mempunyai hak untuk menuntut sesutu maka tentu ada pihak lain yang berkewajiban untuk memenuhi hak tersebut. Sebaliknya kewajiban ada oleh karena ada pihak yang harus dipenuhi haknya. Pada dasarnya, hak itu adalah sesuatu yang masih kosong. Sedangkan kewajiban dipandang sebagi sesuatu beban. Ternyata bukan beban melainkan keniscayan artinya, selama seseorang menyebut dirinya manusia dan mau dipandang sebagai manusia,maka kewajiban itu menjadi keniscayaan baginya. Sebab jika mengelakkannya maka ia berarti mengingkari kemanusiannya (yaitu sebagai kenyataan makhluk sosial). Karena itu seseorang yang semakin menyatu dengan kewajiban, nilai, maka martabat kemanusiaannya semakin tinggi di mata masyarakat. Dengan kata lain, melaksanakan kewajiban itu adalah suatu keluhuran. Wajib bukanlah ikatan, melainkan suatu keniscayaan. Karena wajib adalah keniscayaan, maka terhadap apa yang diwajibkan manusia menjadi tidak merdeka. Mau atau tidak harus menerimanya. Tetapi terhadap keniscayaan itu sendiri manusia bisa taat dan bisa juga melanggar. Pemenuhan hak dan pelaksanaan kewajiban bertalian erat dengan soal keadilan. Dalam hubungan ini mungkin dapat dikatakan bahwa keadilan terwujud bila hak sejalan dengan kewajiban. Karena pemenuhan hak dan pelaksanaan kewajiban dibatasi oleh situasi dan kondisi, yang berarti tidak seluruh hak dapat dipenuhi dan tidak segenap kewajiban dapat sepenuhnya dilakukan. Kemampuan menghayati kewajiban sebagai keniscayaan tidaklah lahir dengan sendirinya, tetapi bertumbuh melalui suatu proses. Usaha menumbuhkembangkan rasa wajib sehingga dihayati sebagai suatu keniscayaan dapat ditempuh melalui pendidikan disiplin. Kemampuan menghayati kebahagiaan

23

Kebahagiaan adalah suatu istilah yang lahir dari kehidupan manusia. Penghayatan hidup yang disebut kebahagiaan ini meskipun tidak mudah untuk dijabarkan tetapi tidak sulit untuk dirasakan. Dapat diduga, bahwa hampir setiap orang pernah mengalami rasa

bahagia.Sebagian lagi menganggap bahwa rasa senang hanya merupakan aspek dari kebahagiaan, sebab kebahagiaan sifatnya lebih permanen dari pada perasaan senang yang sifatnya lebih temporer. Dengan kata lain, kebahagiaan lebih merupakan integrasi atau rentetan dari sejumlah kesenangan. Proses integrasi dari kesemuanya yang menyenangkan maupun yang pahit menghasilkan suatu bentuk penghayatan hidup yang disebut bahagia. Kebahagiaan itu lebih dapat dirasakan daripada dipikirkan. Pada saat orang menghayati kebahagiaan, aspek rasa lebih berperan daripada aspek nalar. Oleh karena itu dikatakan bahwa kebahagiaan itu sifatnya irasional. Padahal kebahagiaan yang tampaknya didominasi oleh perasaan itu ternyata tidak demikian, karena aspek-aspek kepribadian yang lain seperti akal pikiran juga ikut berperan. Dapat disimpulkan bahwa kebahagiaan itu dapat diusahakan peningkatannya. Ada dua hal yang dapat dikembangkan, yaitu kemampuan berusaha dan kemampuan menghayati hasil usaha dalam kaitannya dengan takdir. Dengan demikian pendidikan mempunyai peranan penting sebagai wahana untuk mencapai kebahagiaan, utamanya pendidikan keagamaan. Dimensi-dimensi Hakikat Manusia serta Potensi, Keunikan dan Dinamikanya Telah diuraikan sifat hakikat manusia. Pada bagian ini sifat hakikat tersebut akan dibahas lagi dimensi-dimensinya atau ditilik dari sisi lain. Ada 4 macam dimensi yang akan dibahas, yaitu: o Dimensi Keindividualan Lysen mengartikan individu sebagai orang seorang, sesuatu yang merupakan suatu keutuhan yang tidak dapat dibagi-bagi (in devide). Selanjutnya individu diartikan sebagai pribadi. (Lysen, individu dan masyarakat). Setiap anak manusia yang dilahirkan telah dikaruniai potensi untuk menjadi berbeda dari yang lain, atau menjadi (seperti) dirinya sendiri. Tidak ada diri individu yang identik di muka bumi. Demikian kata M.J. Langeveld (seorang pakar pendidikan yang tersohor di Negeri Belanda) yang mengatakan bahwa setiap orang memiliki individualitas. Bahkan dua anak kembar yang berasal satu telur pun, yang lazim dikatakan
24

seperti pinang dibelah dua, serupa dan sulit dibedakan satu dari yang lain, hanya serupa tetapi tidak sama, apalagi identik. Hal ini berlaku baik pada sifat-sifat fisiknya maupun hidup kejiwaannya (kerohaniannya). Dikatakan bahwa setiap individu bersifat unik (tidak ada tara dan bandingannya). Karena adanya individualitas itu setiap orang memiliki kehendak, perasaan, cita-cita, kecenderungan, semangat, dan daya tahan yang berbeda. o Dimensi Kesosialan Setiap bayi lahir dikaruniai potensi sosialitas (MJ. Langeveld 54) pernyataan tersebut diartikan bahwa setiap untuk bergaul. Artinya, setiap orang dapat saling berkomunikasi yang pada hakikatnya daidalamnya terkandung unsur saling memberi dan menerima, dipandang sebagai kunci sukses pergaulan. Adanya dorongan untuk meerima dan memberi itu sudah menggejalah mulai masa bayi. Adanya dimensi kesosialan pada diri manusia tampak lebih jelas pada dorongan untuk bergaul. Dengan adanya dorongan untuk bergaul, setiap orang ingin bertemu dengan sesamanya. Imannual Khan seorang filosofi tersohor bangsa Jerman menyatakan bahwa manusia hanya menjadi manusia jika berada diantara manusia. Seseorang dapat mengembangkan kegemerannya, sikapnya, cita-citanya didalam interaksi dengan sesamanya, seseorang berkesempatan untuk belajar dari orang lain, mengidentifikasi sifat-sifat yang dikagumi dari orang lain itu untuk dimilikinya, serta menolak sifat-sifat tidak disukainya. Hanya dalam berinteraksi dengan sesamanya, dalam saling menerima dan memberi seseorang menyadari dan menghayati kemanusiaannya. Banyak bukti yang menunjukkan bahwa anak manusia tidak akan menjadi manusia bila tidak berada diantara manusia. o Dimensi Kesusilaan Susila berasal dari kata su dan sila yang artinya kepantasan yang lebih tinggi. Akan tetapi, didalam kehidupan bermasyarakat orang tidak cukup hanya berbuat yang pantas jika didalam yang pantas atau sopan itu misalnya terkandung kejahatan terselubung. Karena itu maka pengertian susila berkembang sehingga memiliki perluasan arti menjadi kebaikan yang lebih. Dalam bahasa ilmiah sering digunakan dua macam istilah yang mempunyai konotasi berbeda yaitu etiket (persoalan kepantasan dan kesopanan) dan etika (persoalan kebaikan). Orang
25

yang berbuat jahat berarti melanggar hak orang lain dan dikatakan tidak beretika atau tidak bermoral. Sedangkan tidak sopan diartikan sebagai tidak beretiket. Jika etika dilanggar ada orang lain yang merasa dirugikan, sedangkan pelanggaran etiket hanya mengakibatkan ketidak senangangan orang lain. Pada hakikatnya manusia memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan susila, serta melaksanakannya sehingga dikatakan manusia itu adalah makhluk susila. Drijarkara mengartikan manusia susila sebagai manusia yang memiliki nilai-nilai, menghayati dan melaksanakan nilai-nilai tersebut dalam perbuatan. Nilai-nilai merupakan sesuatu yang dijunjung tinggi oleh manusia karena mengandung makna kebaikan, keluhuran, kemuliaan dan sebagainya, sehingga dapat diyakini dan dijadikan pedoman dalam hidup. Dilihat asal dari mana nilai-nilai itu diproduk dibedakan atas tiga macam, yaitu nilai otonom yang bersifat individual (kebaikan menurut pendapat seseorang), nilai heteronom yang bersifat kolektif (kebaikan menurut kelompok), dan nilai keagamaan yaitu nilai yang berasal dari Tuhan). o Dimensi Keberagamaan Pada hakikatnya manusia adalah makhluk religious. Sejak dahulu kala, sebelum manusia mengenal agama mereka telah percaya bahwa diluar alam yang dapat dijangkau dengan perantaraan alat indranya. Diyakini akan adanya kekuatan supranatural yang menguasai hidup alam semesta ini. Untuk dapat berkomunikasi dan mendekatkan diri kepada kekuatan tersebut diciptakanlah mitos-mitos. Misalnya untuk meminta sesuatu dari kekuatan-kekuatan tersebut, dilakukan bermacam-macam upacara menyediakan sesajen-sesajen dan lain-lain. Kemudian setelah ada agama maka manusia mulai menganutnya. Beragama merupakan kebutuhan manusia karena manusia adalah makhluk yang lemah sehingga memerlukan tempat bertopang. Manusia memerlukan agama demi keselamatan hidupnya. Dapat dikatakan bahwa agama menjadi sandaran vertical manusia. Manusia dapat menghayati agama melalui proses pendidikan agama. Pengembangan Dimensi Hakikat Manusia Sasaran pendidikan adalah manusia sehingga dengan sendirinya pengembangan dimensi hakikat manusia menjadi tugas pendidikan.

26

Manusia lahir telah dikaruniai dimensi hakikat manusia tetapi masih dalam wujud potensi, belum teraktualisasi menjadi wujud kenyataan atau aktualisasi. Dari kondisi potensi menjadi wujud aktualisasi terdapat rentangan proses yang mengundang pendidikan untuk berperan dalam memberikan jasanya. Setiap manusia lahir dikaruniai naluri yaitu dorongan-dorongan yang alami (dorongan makan, seks, mempertahankan diri, dan lain-lain). Jika seandainya manusia dapat hidup hanya dengan naluri maka tidak bedanya dengan hewan. Hanya melalui pendidikan status hewani itu dapat diubah ke arah status manusiawi.

27

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan


Dapat disimpulkan bahwa sifat hakikat manusia dan segenap pengembangan dimensinya hanya dimiliki oleh manusia dan tidak terdapat pada hewan. Ciri-ciri yang khas tersebut dapat membedakan secara principal antara hewan dengan manusia. Meskipun dari segi biologisnya masih banyak kemiripannya. Adanya sifat hakikat tersebut dapat memberikan tempat kedudukan pada manusia sedemikian rupa sehingga derajatnya lebih tinggi dari pada hewan dan sekaligus dapat menguasai hewan. Salah satu sifat hakikat yang istimewa adalah adanya kemampuan menghayati kebahagiaan pada manusia, dan semua sifat hakikat manusia tersebut dapat dan harus

ditumbuhkembangkan melalui pendidikan. Berkat adanya pendidikan maka sifat hakikat manusia dapat ditumbuhkembangkan secara selaras dan berimbang sehingga menjadi manusia yang utuh dan sempurna.

28

DAFTAR PUSTAKA
http://www.masbied.com/2010/06/04/hakikat-manusia-dan-pengembangannya/
http://nahulinguistik.wordpress.com/2012/09/04/hakikat-manusia-dan-pengembangannya/

29

Anda mungkin juga menyukai