Anda di halaman 1dari 27

Pembimbing dr. Syamsul Bahri Siregar, Sp.

An

DIALISIS PERITONEAL, ULTRAFILTRASI, HEMOFILTRASI DAN HEMODIALISIS

Gagal ginjal akut (GGA) dalam penyakit kritis menimbulkan angka kematian sebanyak 20%. Dalam 30 tahun terapi pengganti ginjal (RRT) termasuk cuci bikarbonat, kontrol volume yang lebih baik, dan membran biokompatibel memberikan perbaikan. Meskipun perbaikan ini, catatan mortalitas ARF di unit perawatan intensif (ICU) telah berubah karena peningkatan penyakit parah di ICU.

Insiden gagal ginjal akut (ARF) dalam keperawatan berkisar antara 16% 20% Tingkat kematian pasien dengan ARF di ICU adalah sekitar dua kali lipat lebih besar pada 70% dibandingkan dengan 32% dalam pengaturan nonICU

RENAL REPLACEMENT THERAPY

Continuous Renal Replacement Therapy (CRRT)

Hemodialisis intermittent (IHD)

Continuous Renal Replacement Therapy (CRRT)

CRRT adalah sebuah proses ekstrakorporeal ketika darah dipindahkan dari kateter lumen arteri dengan pompa peristaltik darah dan didorong melalui sebuah membran semipermeabel sebelum dipompakan kembali ke pasien melalui kateter lumen vena. CRRT merupakan terapi ideal bagi pasien-pasien kritis dengan kondisi yang tidak stabil.

Kateter tersebut ditempatkan pada vena subklavia, vena jugular interna, atau vena femoralis.

Prinsip dasar CRRT

Difusi : pergerakan solute melewati suatu membran berdasarkan perbedaan konsentrasi, dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah.

Konveksi : pergerakan solute melalui membran semipermeabel yang berhubungan dengan ultrafiltrasi dan air yang melewati membran. Konveksi dapat menggerakkan molekul yang besar jika aliran air yang melalui membran cukup deras. Semakin cepat aliran yang melalui membran, molekul yang lebih besar dapat ditransport.

Ultrafiltrasi : suatu proses plasma dan kristaloid dipisahkan dari darah melalui suatu membran semipermeabel sebagai respons terhadap perbedaan tekanan transmembran.

Indikasi potensial untuk CRRT


Oliguria (produksi urin <200 ml/2jam Anuria atau oliguria ekstrim (produksi urin <50 ml/2 jam)

Hiperkalemia ([K+] >6,5 mmol/L dan meningkat)


Asidosis berat (pH <7,) Azotemia ([urea] > 30 mmol/L atau [kreatinin] > 300 mol/L Edema Paru

Ensefalopati uremik
Perikarditis uremik Neropati atau miopati uremik Disnatremia berat [Na+] > 60 atau < 5 mmol/L

Hipertermia
Overdosis obat yang terfiltrasi (Litium, vankomisin, prokaina-mid) Anasarka Gagal Jantung yang resisten diuretik

Pemberian poduk darah yang banyak/masif

KEUNTUNGAN CRRT

CRRT mengeluarkan cairan dengan kecepatan rendah akan menyebabkan keseimbangan cairan menetap pada kondisi hemodinamik tidak stabil, pasien-pasien kritis yang berkaitan dengan kondisi penyakitnya, misalnya infark miokard, ARDS, septikemia, kelainan darah. Kontrol yang baik terhadap azotemia, elektrolit dan keseimbangan asam basa. Pada pasien-pasien katabolik, pengeluaran urea efektif untuk mengendalikan azotemia. Efikasi dalam pengeluaran cairan pada kondisi tertentu seperti edema paru pasca bedah, ARDS dan lainnya. CRRT membantu pemberian nutrisi parenteral dan obat-obat intravena seperti vasopresor atau inotropik. Hemofiltrasi efektif menurunkan tekanan intrakranial bila dibandingkan dengan hemodialisis intermiten.

KERUGIAN CRRT
Membutuhkan pemantauan hemodinamik dan keseimbangan cairan. Infus dialisat reguler. Antikoagulan yang kontinyu. Pasien imobilisasi. Lebih mahal dari hemodialisis intermiten.

KOMPLIKASI CRRT
Teknis : malfungsi akses vaskular; sirkuit tersumbat, sirkuit pecah, kateter dan sirkuit terlipat, insufisiensi aliran darah, jalur kateter tidak tersambung, emboli udara, ketidakseimbangan cairan dan elektrolit. Klinis : perdarahan, hematoma, trombosis, infeksi dan sepsis, reaksi alergi, hipotermia, kehilangan nutrien, insufisiensi blood purification, hipotensi, dan aritmia.

Tipe CRRT
1. 2.

3.
4. 5. 6.

Slow Continuous Ultrafiltration (SCUF) Continuous Venovenous Hemofiltration (CVVH) Continuous Venovenous Hemodialysa (CVVHD) Continuous Venovenous Hemodiafiltration (CVVHDF) Dialysis Peritoneal Sistem Hybrid

Pemilihan CRRT untuk penatalaksanaan pasien-pasien dengan penyakit kritis


Indikasi GGA tanpa komplikasi Kelebihan cairan Uremia Tekanan Tinggi Intra Kranial Syok Nutrisi Overdosis Obat Gangguan elektrolit Kondisi Klinis Nefrotoksisitas karena obat Syok kardiogenik GGA fase lanjut Perdarahan subarahnoid, Sepsis, ARDS Luka Bakar Teofilin, barbiturat Hiperkalemi Terapi Pilihan IHD dan PD SCUF dan CAVH CAVHDF,CVVHDF,IHD CVVHD,CAVHD CVVH,CVVHDF,CAVHDF CAVHDF,CVVHDF,CVVH Hemoperfusi,CVVHDF,IHD IHD,CVVHDF

INDIKASI nonrenal UNTUK CRRT


Termasuk dalam kategori ini adalah : 1.Sindrom Respon Inflamasi Sistemik (SIRS) dan syok septik 2. Gagal jantung kongestif 3. Crushed wound 4. Sindrom tumor lisis. Namun, ini masih termasuk sebagai terapi eksperimental.

1. CRRT PADA SEPSIS

Sepsis merupakan suatu sindrom klinik lanjutan dari inflamasi sistemik, koagulopati dan abnormalitas hemodinamik. Sepsis berat dan syok septik menjadi penyebab utama morbiditas dan mortalitas di rumah sakit.

Sitokin pada sintesis nitric oxide yang terjadi pada sepsis akan menurunkan resistensi vaskuler secara sistemik. Vasodilatasi arterial pada pasien sepsis merupakan predisposisi terhadap AKI, kebutuhan akan ventilasi mekanik, dan meningkatkan mortalitas.

2. CRRT pada GAGAL JANTUNG KONGESTIF


Pengobatan gagal jantung refrakter kronis membutuhkan interupsi dalam lingkaran setan hemodinamik neurohumoral, dan ini dapat sebagian dicapai dengan diuretik, vasodilator , dan agen -blocking. Hemofiltrasi telah berhasil digunakan dengan tepat waktu mencapai peningkatan dalam status volume. Selain menempatkan pasien dalam posisi yang lebih menguntungkan dari kurva Starling, hemofiltrasi telah menunjukkan penurunan faktor neuroendokrin dan mediator yang beredar.

3. TRAUMA LUKA Mengindikasikan kemungkinan penggantian konvektif mioglobin. 4. SINDROM LISIS TUMOR Menunjukkan saran yang lebih efektif dari pembersihan asam urat dan fosfat.

Hemodialisis intermittent (IHD)


Hemodialisis intermiten ( IHD ) adalah dialisis rawat jalan konvensional yang rata-rata sekitar 4 jam, 3 kali atau lebih per minggu. Hemodialisis intermiten (IHD) menggunakan difusi utama yang merupakan bentuk paling umum dari RRT dalam pengaturan ICU.

Perbandingan CRRT dengan IHD


CRRT Kontinyu Perubahan elektrolit, pH dan keseimbangan cairan cepat Perlu pengurangan dosis obat yang mengalami klirens melalui ginjal Perlu penyesuaian waktu pemberian obat yang menalami kliren melalui ginjal Perlu membatasi protein, kalium dan asupan cairan Pergeseran pH dan Ya Tidak IHD Tidak Ya

Tergantung pada jenis terapi

Ya

Tidak

Ya

Tidak

Ya

Tidak

Ya

Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai