Anda di halaman 1dari 5

LATAR BELAKANG:

Tujuan kami adalah untuk menyelidiki terapi dan variabel klinikopatologis dalam kaitannya dengan
prognosis dalam karsinoma serviks neuroendokrin small-cell (SCNECC).
PASIEN DAN METODE:
Data klinis pasien SCNECC dengan Federation of Gynaecology and Obstetrics (FIGO) stadium I-IV
yang diterapi antara tahun 1987 dan 2009 di rumah sakit anggota Taiwan Gynecologic Oncology
Group (TGOG) direview secara retrospektif.
HASIL:
Dari 179 pasien yang memenuhi syarat, 104 adalah dari FIGO stadium I, 19 stadium IIA, 23 stadium
IIB, 9 stadium III, dan 24 stadium IV. Median failure-free survival (FFS) adalah 16,0 bulan, dan median
cancer-specific survival (CSS) adalah 24,8 bulan. Dalam analisis multivariat, stadium FIGO dan
metastasis kelenjar getah bening dipilih sebagai variabel independen dalam stadium I-IV. Pada
stadium IIB-IVB, pengobatan primer yang mengandung etoposid dan platinum untuk setidaknya 5
siklus (EP5 +) (n = 16) dikaitkan dengan FFS 5 tahun yang secara signifikan lebih baik (42,9% vs 11,8%,
p = 0,041) dan CSS (45,6% dibandingkan 17,1%, p = 0,035) dibandingkan dengan perlakuan lainnya (n
= 40). Selanjutnya, kemoradiasi bersamaan dengan EP5 + (CCRT-EP5 +) dikaitkan dengan FFS 5 tahun
yang lebih baik (62,5% vs 13,1%, p = 0,025) dan CSS (75,0% vs 16,9%, p = 0,016).
KESIMPULAN:
Stadium FIGO dan metastasis kelenjar getah bening merupakan faktor prognostik yang signifikan
pada SCNECC. Pada stadium IIB-IVB, CCRT-EP5+ mungkin adalah pengobatan pilihan, yang bisa juga
digunakan untuk stadium awal. Terlepas dari keterbatasan dari studi retrospektif yang mencakup
jangka waktu yang lama dan manajemen yang heterogen, hasil studi ini memberikan dasar penting
untuk merancang penelitian prospektif di masa depan


Abstrak
Karsinoma sel kecil serviks (SCCC) termasuk karsinoma neuroendokrin, dan merupakan tumor
ginekologis yang jarang dan berpotensi tinggi untuk keganasan. Tipe ini memiliki prognosis yang
lebih buruk dibandingkan dengan kanker skuamosa serviks atau adenokarsinoma, dan regimen
terapi penyakit juga berbeda. Diagnosis didasarkan pada karakteristik patomorfologis yaitu, sel-sel
kanker berukuran kecil dan bulat (oat cell) yang memiliki bentuk dan ukuran yang seragam, dengan
marker imunohistokimia yang membantu untuk diagnosis. Terapi kombinasi sangat dianjurkan.
Kemoterapi pascaoperasi dengan platinum/etoposid (PE), vincristine/adriamycin/siklofosfamid (VAC)
dan taxel/carboplatin (TP) secara nyata dapat meningkatkan prognosis pasien dengan SCCC dini.

Latar belakang
Karsinoma serviks sel kecil (SCCC) adalah tumor yang langka dan agresif dengan prognosis buruk.
Namun, informasi yang berkaitan dengan terapinya masih langka karena jumlah pasien yang
terbatas. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan apakah kombinasi kemoterapi berbasis
platinum mungkin akan bermanfaat pada populasi pasien ini.
Metode
Kami melaksanakan, penelitian retrospektif multicenter yang terdiri dari 72 pasien Cina dengan
SCCC. Para pasien diterapi antara tahun 1995 dan 2010 di Sun Yat-sen Memorial Hospital atau
Cancer Center of Sun Yat-Sen University, dan di Rumah Sakit Afiliasi Pertama Shantou University
Medical College, China.
Hasil
Dari 72 pasien, 46/72 (63,9 %) memiliki Federation of Gynecology and Obstetrics (FIGO) stadium IA-
IB2 dan 26/72 (36,1 %) memiliki stadium IIA-IV. Pembedahan dilakukan pada 63/72 (87,5 %) pasien,
61/72 (84,7 %) pasien menerima kemoradioterapi dan 35/72 (48,6 %) menerima radioterapi. Tingkat
kelangsungan hidup 3 tahun secara keseluruhan (OS) dan kelangsungan hidup bebas penyakit (DFS)
masing-masing adalah sebagai berikut : IA (100 %, 100 %) ; IB1 (62 %, 57 %) ; IB2 (53 %, 48 %) ; IIA
(36 %, 23 %) ; IIB (29 %, 21 %) ; IIIB (50 %, 50 %) ; dan IV (0 %, 0 %). Perkiraan OS 3 tahun dan tingkat
DFS pada pasien yang menerima kemoterapi kombinasi berbasis platinum (etoposid + cisplatin [EP],
atau paclitaxel + cisplatin [TP]) sebagai bagian dari terapi adjuvant mereka masing-masing adalah
64,8 % dan 63,0 %, dibandingkan dengan 25,2 % dan 22,0 % pada mereka yang tidak mendapat (P =
0,0003, P = 0,0003). Analisis univariat menunjukkan bahwa kemoterapi kombinasi berbasis platinum
dikaitkan dengan peningkatan kelangsungan hidup dibandingkan dengan teknik kemoterapi lain atau
tanpa kemoterapi (OS : HR = 0,227, 95 % CI, 0,099-0,524, P = 0,001 ; DFS : HR = 0.210, 95 % CI, 0,087-
0,506, P = 0,001). Analisis multivariat mengidentifikasi stadium FIGO, metastasis limfatik dan
kemoterapi kombinasi berbasis platinum sebagai faktor prognostik independen untuk meningkatkan
kelangsungan hidup pada pasien dengan SCCC
Kesimpulan
Kemoterapi kombinasi berbasis platinum (dengan EP atau TP) dapat meningkatkan outcome
kelangsungan hidup 3 tahun pada pasien dengan SCCC. Oleh karena itu, strategi ini harus dianggap
sebagai komponen penting dalam strategi pengobatan standar untuk SCCC di masa depan

TUJUAN :
Untuk menentukan faktor-faktor klinikopatologi yang terkait dengan kelangsungan hidup pada
pasien kanker serviks neuroendokrin sel kecil.
DESAIN PENELITIAN:
Pasien diidentifikasi dari tinjauan literatur dengan tambahan 52 pasien dari empat rumah sakit.
Metode Kaplan-meier dan Cox regresi digunakan untuk analisis.
HASIL :
Dari 188 pasien, 135 memiliki stadium I-IIA, 45 stadium IIB-IVA, dan 8 stadium IVB. Sebanyak 55,3 %
menjalani operasi, 16,0 % menjalani kemoradiasi, 12,8 % radiasi, dan 3,2% kemoterapi saja. Tingkat
5-year disease-specific survival pada penyakit stadium I-IIA, IIB-IVA, dan IVB masing-masing adalah
36,8 %, 9,8 %, dan 0 % (P <.001). Kemoterapi adjuvant atau kemoradiasi dikaitkan dengan
peningkatan kelangsungan hidup pada pasien dengan penyakit stadium IIB-IVA dibandingkan dengan
mereka yang tidak menerima kemoterapi (17,8 % vs 6,0%, P =.04). Pada analisis multivariabel,
penyakit stadium awal dan penggunaan kemoterapi atau kemoradiasi merupakan faktor prognostik
independen untuk meningkatkan kelangsungan hidup.
KESIMPULAN :
Penggunaan kemoterapi adjuvant atau kemoradiasi terkait dengan kelangsungan hidup yang lebih
tinggi pada pasien kanker serviks sel kecil

TUJUAN :
Untuk menganalisis situs kekambuhan dan kelangsungan hidup secara keseluruhan pada wanita
dengan karsinoma serviks neuroendokrin sel kecil marker-positif.
METODE :
Catatan dari semua wanita yang menjalani terapi awal untuk kanker serviks di University of Texas
MD Anderson Cancer Center antara tahun 1980 dan 2000 ditinjau. Lima puluh satu pasien memiliki
kanker stadium I-III yang dinilai sebagai sel kecil atau neuroendokrin. Material histologi tersedia
untuk pemeriksaan ulang pada 45 kasus ; 21 ditemukan memiliki karsinoma neuroendokrin sel kecil
(SCNEC) seperti yang ditunjukkan oleh pewarnaan positif untuk chromogranin, synaptophysin, atau
CD56. Pengobatan lokal terdiri dari histerektomi radikal dalam enam pasien dan terapi radiasi pada
15 pasien. Tiga belas pasien menerima kemoterapi sebagai bagian dari pengobatan awal mereka.
Median follow-up untuk pasien yang mampu bertahan hidup adalah 83 bulan (kisaran, 25-209
bulan).
HASIL :
Empat belas (66 %) dari 21 pasien mengalami kekambuhan. Waktu rata-rata untuk pertama kambuh
dari inisiasi pengobatan adalah 8,4 bulan (kisaran, 3,6-28 bulan). Kebanyakan pasien mengalami
metastasis hematogen jauh sebelum kematian mereka. Hanya 2 dari 15 pasien yang diterapi dengan
terapi radiasi yang memiliki kekambuhan di area radiasi. Namun, lima pasien mengalami
kekambuhan di atas area radiasi di kelenjar getah bening paraaorta, dan dua pasien memiliki
kekambuhan distal ke area perlvis dalam vagina. Tidak ada pasien yang mengalami metastasis otak
sebagai satu-satunya situs kekambuhan pertama. Namun, dua pasien mengalami metastase otak
bersamaan dengan metastasis paru. Tingkat kelangsungan hidup secara keseluruhan adalah 29 %
pada 5 tahun ; tidak ada pasien yang memiliki penyakit yang lebih luas daripada stadium IB1 atau
bukti klinis dari metastasis kelenjar getah bening yang dapat bertahan hidup dari penyakit mereka.
KESIMPULAN :
Pasien dengan kanker serviks neuroendokrin sel kecil memiliki prognosis buruk. Mereka sering
dicirikan oleh perkembangan metastase hematogen yang luas; kekambuhan lokoregional di luar area
iradiasi juga sering ditemukan. Metastasis otak hanya terlihat pada pasien yang juga memiliki
metastasis paru, yang menunjukkan bahwa profilaksis iradiasi kranial sedikit bermanfaat.
LATAR BELAKANG :
Untuk menentukan faktor prognostik klinis dan patologis pada pasien yang ditangani dengan
pembedahan dengan karsinoma neuroendokrin sel kecil dari serviks uterus (SCNEC) International
Federation of Gynecology and Obstetrics (FIGO) stadium IB-IIA.
PASIEN DAN METODE :
Kami secara retrospektif mereview 68 pasien dengan SCNEC FIGO stadium IB-IIA yang dioperasi dari
Januari 1997 sampai Desember 2003 di Korea.
HASIL :
Dari 68 pasien, 43 memiliki SCNEC FIGO stadium IB1, 15 memiliki stadium IB2, dan 10 stadium IIA.
Tujuh diterapi dengan operasi radikal saja ; 11 dengan kemoterapi neoadjuvant (NACT) yang diikuti
dengan operasi radikal ; 24 dengan operasi radikal diikuti dengan kemoterapi adjuvant ; dan 26
dengan operasi radikal diikuti dengan radiasi adjuvant atau kemoradiasi. Setelah median follow-up
44 bulan (kisaran, 6-113 bulan), tingkat kelangsungan hidup 2 tahun dan 5 tahun untuk semua
pasien masing-masing adalah 64,6 % dan 46,6 %. Analisis univariat dan multivariat menunjukkan
bahwa stadium FIGO adalah prediktif prognosis buruk. Pasien yang menerima NACT menunjukkan
prognosis yang lebih buruk daripada mereka yang tidak menerima NACT. Kemoradiasi adjuvant tidak
meningkatkan kelangsungan hidup dibandingkan dengan kemoterapi adjuvant saja.
KESIMPULAN :
Stadium FIGO dapat bertindak sebagai pengganti untuk faktor prognosis untuk kelangsungan hidup.
Operasi radikal primer yang diikuti dengan kemoterapi adjuvant adalah modalitas pengobatan
pilihan untuk pasien dengan SCNEC stadium awal.
Neuroendokrin sel kecil (SCNE) tumor serviks merupakan sekelompok keganasan dengan predileksi
untuk metastasis sistemik cepat yang memberikan kontribusi terhadap outcome yang buruk yang
dilaporkan sampai saat ini. Terdapat kesamaan histologis dan persamaan imunositokimia antara
tumor serviks SCNE dan tumor sel kecil (oat cell) dari paru. Respon klinis yang bermakna terhadap
kemoterapi telah dilaporkan pada tumor paru sel kecil dan kanker serviks skuamosa berisiko buruk,
yang menunjukkan potensi untuk peran serupa dalam pengelolaan tumor serviks SCNE. Dalam
laporan ini, empat kasus dijelaskan dimana kemoterapi intensif dengan etoposid, doxorubicin, dan
cisplatin digunakan pada pasien dengan tumor SCNE. Reduksi volume tumor yang bermakna adalah
gambaran dalam tiga pasien yang dievaluasi, dua di antaranya menerima terapi neoadjuvant (satu
respon patologis lengkap dan satu nyeris lengkap). Keempat pasien menerima kemoterapi ajuvan
dan tetap bebas dari penyakit 47 bulan dari diagnosis. Rincian pengelolaan setiap kasus disediakan
bersama dengan review penggunaan kemoterapi untuk tumor serviks SCNE.
TUJUAN :
Pasien dengan karsinoma serviks neuroendokrin (NECC) stadium awal memiliki tingkat kematian
tinggi meskipun telah mendapat terapi agresif. Kelangkaan tumor ini menghalangi inisiasi penelitian
prospektif acak. Kami meninjau pengalaman kami dalam stadium awal penyakit dan melakukan
meta-analisis dari literatur untuk mengidentifikasi faktor-faktor prognostik dan menentukan terapi
multimodalitas yang optimal.
METODE :
Sebelas wanita dengan NECC International Federation of Gynecology and Obstetrics (FIGO) stadium
awal (IB-IIA) diterapi dengan operasi dan kemoterapi di institusi kami antara tahun 1978 dan 1998.
Pemberian terapi radiasi dicatat, tetapi tidak diharuskan untuk dimasukkan dalam penelitian ini.
Seorang ahli patologi ginekologi mereview semua potongan histopatologi. Catatan medis secara
retrospektif ditinjau dan data klinis diperoleh. Dua puluh tiga pasien NECC stadium awal yang
diterapi secaara sama selama interval studi diidentifikasi dengan pencarian Medline untuk literatur
Inggris dan dimasukkan dalam analisis. Kaplan-Meier dan uji log-rank digunakan untuk analisis
kelangsungan hidup.
HASIL :
Angka kelangsungan hidup 2 tahun untuk 34 pasien adalah 38 %. Usia rata-rata adalah 37 tahun
(kisaran, 20-75 tahun). Diameter median tumor serviks adalah 3,2 cm (kisaran 0,5-11,0 cm). Invasi
spasium limfovaskular muncul pada 21 (78 %) dari 27 pasien (7 diketahui). Lima belas (52 %) dari dua
puluh sembilan memiliki metastasis kelenjar getah bening (5 diketahui). Lima belas pasien menerima
platinum/etoposid (PE), tujuh menerima vincristine/adriamycin/siklofosfamid (VAC), dua menerima
siklus alternatif VAC dan PE pascaoperasi, dan sepuluh menerima rejimen kemoterapi lainnya. Dua
puluh wanita diterapi dengan terapi radiasi. Kehadiran metastasis kelenjar getah bening adalah
faktor prognosis yang buruk (P < 0,001). PE dan VAC kemoterapi dikaitkan dengan peningkatan
kelangsungan hidup (P < 0,01).
KESIMPULAN :
NECC adalah varian kanker serviks yang sangat mematikan. Kehadiran metastasis kelenjar getah
bening merupakan variabel prognostik yang paling penting. VAC atau PE Pascaoperasi cenderung
meningkatkan peluang untuk bertahan hidup.

Anda mungkin juga menyukai