Anda di halaman 1dari 36

OTITIS MEDIA SUPURATIF KRONIS

Nama : Agustina Dewi S, S.Ked


NIM : G1A109015


Pembimbing : dr. Yunaldi, Sp.THT-KL

Bab i
pendahuluan
secara anatomis telinga luar, telinga tengah, dan
telinga dalam.
Gangguan pada telinga berkurang atau hilangnya
pendengaran seseorang.
OM merupakan peradangan sebagian atau seluruh
mukosa telinga tengah, tuba eustachius, antrum
mastoid, dan sel-sel mastoid.

OM terbagi atas otitis media supuratif dan otitis media
non supuratif.
OMA OMSK, prosesnya > 2 bulan.

OMSK adalah infeksi kronis di liang telinga tengah dengan
perforasi membran timpani dan sekret yang keluar dari
telinga tengah terus menerus atau hilang timbul.

Penyebab OMA OMSK : terapi yang terlambat
diberikan, terapi yang tidak adekuat, virulensi kuman yang
tinggi, daya tahan tubuh pasien yang rendah (gizi kurang)
atau higiene yang buruk

BAB II
LAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. E
Umur : 47 tahun
Jenis kelamin : Laki-Laki
Alamat : Sungai Kambang
Agama : Islam
Pekerjaan : Buruh
Pekerjaan Orang Tua : Buruh
Pendidikan Pasien : SMA
Pendidikan Orang Tua : SD


Keluhan Utama
Keluar darah bercampur nanah dari telinga kiri 2 hari yang lalu

Riwayat Perjalanan Penyakit
2 hari sebelum datang ke RS Os mengeluh keluar darah dan nanah dari
telinga kiri. Darah dan nanah ini didapati oleh os ketika sedang mengorek
telinga, sehingga tertempel pada kapas. 4 bulan yang lalu juga pernah
keluar cairan dari telinga kiri yang berwarna kekuningan, kental, dan
berbau. 2 bulan yang lalu berobat dan oleh dokter diberikan obat tetes
telinga dan obat minum, namun menurut os belum ada perbaikan. Setelah
itu os tidak melanjutkan pengobatannya.

Saat ini pendengaran pada telinga kiri menurun, nyeri, telinga kiri
berdenging dan os sering merasa pusing. Riwayat korek (+) . Batuk (+).

Riwayat Pengobatan
Os pernah berobat di RSUD Raden Mattaher sekitar 2 bulan yang
lalu. Os merasa bahwa belum ada perbaikan terhadap penyakitnya,
sehingga os memutuskan untuk tidak kontrol ulang ke rumah sakit.

Riwayat Penyakit Dahulu
Tidak ada

Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak ada
TELINGA HIDUNG TENGGOROK LARING
Gatal : -/- Rinore : -/- Sukar Menelan : - Suara parau : -
Dikorek : +/+ Buntu : -/- Sakit Menelan : - Afonia : -
Nyeri : -/+ Bersin Trismus : - Sesak napas : -
Bengkak : -/- * Dingin/Lembab : - Ptyalismus : - Rasa sakit :
Otore : -/+ * Debu Rumah : - Rasa Ngganjal : - Rasa ngganjal : -
Tuli : -/+ Berbau : -/- Rasa Berlendir : -
Tinitus : -/- Mimisan : -/- Rasa Kering : -
Vertigo : + Nyeri Hidung : -/-
Mual : - Suara sengau : -
Muntah : -
PEMERIKSAAN FISIK
Kesadaran : compos mentis
Pernapasan : 22 x/i
Suhu : 36,5 C
Nadi : 84 x/i
TD : - mmHg
Anemia : -/-
Sianosis : -/-
Stridor inspirasi : -/-
Retraksi suprasternal : -
Retraksi interkostal : -/-
Retraksi epigastrial : -/-


Daun Telinga Kanan Kiri
Anotia/mikrotia/makrotia - -
Keloid - -
Perikondritis - -
Kista - -
Fistel - -
Ott hematoma - -
Nyeri tekan tragus - -
Nyeri tarik daun telinga - -

Liang Telinga Kanan Kiri
Atresia - -
Serumen prop + -
Epidermis prop - -
Korpus alineum - -
Jaringan granulasi - -
Exositosis - -
Osteoma - -
Furunkel - -

Membrana Timpani Kanan Kiri
Hiperemis - +
Retraksi - -
Bulging - -
Atropi - -
Perforasi - + ; perforasi sentral
Bula - -
Sekret - +
Refleks Cahaya Arah jam 5 tidak dapat dinilai
Retro-aurikular Kanan Kiri
Fistel - -
Kista - -
Abses - -
Pre-aurikular Kanan Kiri
Fistel - -
Kista - -
Abses - -

Rinoskopi Anterior Kanan Kiri
Vestibulum nasi Hiperemis (-), livide (-) Hiperemis (-), livide (-)
Kavum nasi
Sekret (-), hiperemis (-),
Edema mukosa (-)
Sekret (-), hiperemis (-),
Edema mukosa (-)
Selaput lendir DBN DBN
Septum nasi Deviasi (-) Deviasi (-), luka (-)
Lantai + dasar
hidung
DBN DBN
Konka inferior
Hipertrofi (-), hiperemis (-),
livide (-)
Hipertrofi (-), hiperemis(-),
livide (-)
Meatus nasi inferior DBN DBN
Polip - -
Korpus alineum - -
Massa tumor - -

Rinoskopi
Posterior
Kanan Kiri
Kavum nasi
Sekret (-), hiperemis (-),
Edema mukosa (-)
Sekret (-), hiperemis (-),
Edema mukosa (-)
Selaput lendir DBN DBN
Koana DBN DBN
Septum nasi Deviasi (-) Deviasi (-)
Konka superior
Hiperemis (-), livide (-),
hipertrofi (-)
Hiperemis (-), livide (-),
hipertrofi (-)
Adenoid DBN DBN
Massa tumor - -
Fossa
rossenmuller
- -
Transiluminasi
Sinus
Kanan Kiri
Tidak dilakukan

mulut Hasil
Selaput lendir mulut DBN
Bibir Sianosis (-) raghade (-)
Lidah Atropi papil (-), tumor (-)
Gigi
M1 dextra atas tidak ada.
Caries M1 D/S bawah
Kelenjar ludah DBN

Faring Hasil
Uvula Bentuk normal, terletak ditengah
Palatum mole hiperemis (-), benjolan (-)
Palatum durum Hiperemis (-), benjolan (-)
Plika anterior Hiperemis (-)
Tonsil
Dekstra : tonsil T1, hiperemis (-),
permukaan rata, kripta tidak
melebar detritus (-)
Sinistra : tonsil T1, hiperemis (-),
permukaan rata, kripta tidak
melebar detritus (-)
Plika posterior Hiperemis (-)
Mukosa orofaring Hiperemis (-), granula (-)

Laringoskopi indirect Hasil
Pangkal lidah
Sulit dinilai
Epiglotis
Sinus piriformis
Aritenoid
Sulcus aritenoid
Corda vocalis
Massa

KGB Kanan Kiri
Regio I DBN DBN
Regio II DBN DBN
Regio III DBN DBN
Regio IV DBN DBN
Regio V DBN DBN
Regio VI DBN DBN
area Parotis DBN DBN
Area postauricula DBN DBN
Area occipital DBN DBN
Area supraclavicula DBN DBN

Kanan Kiri
Nervus III, IV, VI DBN DBN
Nervus VII DBN DBN
Nervus IX DBN
Regio XII DBN
Tes Pendengaran Kanan Kiri
Tes rinne + -
Tes weber Lateralisasi ke telinga yang sakit
Tes schwabach Sama dg pemeriksa/N Memanjang

DIAGNOSIS
Otitis Media Supuratif Kronis Aurikula Dextra
Tipe Benigna
Tuli Konduktif Aurikula Dextra et causa OMSK

DIAGNOSIS BANDING
Otitis Media Akut stadium Perforasi
Otitis Media Supuratif Kronis Tipe Maligna


PENATALAKSANAAN
Diagnostic
OMSK Aurikula dextra tipe benigna.
Lakukan pemeriksaan rontgen mastoid

Terapi
Prinsip konservatif atau medikamentosa.
Obat tetes telinga yang mengandung antibiotik dan
kortikosteroid.
Tarivid ear drops 2 kali sehari 4 tetes
Antibiotik sistemik
Ampisilin 500 mg, 4 kali sehari
Analgetik
Asam mefenamat 3x 500 mg

Monitoring

Minta pasien untuk kontrol ulang Lihat apakah ada
perbaikan dari keluhan yang dialami pasien

observasi selama 2 bulan perbaikan dari perforasi
pada membran timpani??? masih ada perforasi
bedah (miringoplasti/timpanoplasti)

Foto rontgen mastoid

Kultur dan uji resistensi kuman

KIE (Komunikasi, Informasi dan Edukasi)
Menjelaskan mengenai penyakit pasien, termasuk faktor
yang memperberat penyakit tersebut.
Menjelaskan kepada pasien mengenai tujuan dan manfaat
dari pengobatan yang diberikan kepada pasien.
Memberitahu kepada pasien akan pentingnya follow up
dan terapi yang adekuat untuk penyakitnya.
Memberitahukan kepada pasien untuk menutup telinga
ketika mandi untuk mencegah telinga menjadi lembab dan
tidak lagi mengorek telinga.
Menyarankan pasien untuk tetap menjaga higienitas dan
memakan makanan yang bergizi.

BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
Anatomi Telinga

Fisiologi Pendengaran

Getaran di tangkap oleh daun telinga liang telinga dan
MT MT bergetar amplifikasi getaran diteruskan ke
stapes yang menggetarkan oval window, sehingga perilimfe
pada skala vestibuli bergerak membran reissner yang
mendorong endolimfe gerakan relatif antara membran
basilaris dan membran tektoria rangsang mekanik yang
menyebabkan terjadinya defleksi stereosilia sel-sel rambut
kanal ion terbuka pelepasan ion bermuatan listrik dari
badan sel depolarisasi sel rambut pelepaskan
neurotransmitter ke dalam sinaps potensial aksi pada
saraf auditorius nukleus auditorius sampai ke korteks
pendengaran (area 39-40) di lobus temporalis.

Definisi OMSK
infeksi kronis di telinga tengah dengan perforasi membran
timpani dan sekret yang keluar dari telinga tengah terus
menerus atau hilang timbul.

Epidemiologi
mengenai semua umur, tetapi sering mengenai anak-anak
Peningkatan prevalensi sangat dipengaruhi oleh beberapa
kondisi seperti kondisi sosial ekonomi, kejadian ISPA,
tempat tinggal yang padat, higiene dan nutrisi yang jelek

Etiologi dan Perjalanan Penyakit

OMSK lanjutan dari otitis media akut (OMA)
Perjalanannya > 2 bulan.
Beberapa faktor yang menyebabkan OMA menjadi
OMSK adalah :
2

Terapi yang tidak adekuat
Virulensi kuman yang tinggi
Daya tahan tubuh yang rendah (gizi kurang)
Higiene yang buruk

Jenis OMSK

Perforasi di daerah sentral, marginal atau atik
OMSK dapat dibagi atas 2 jenis, yaitu OMSK tipe aman
(tipe mukosa = benigna) dan OMSK tipe bahaya (tipe
tulang = maligna).
OMSK tipe aman jarang menimbulkan komplikasi yang
berbahaya. Pada OMSK tipe aman tidak terdapat
kolesteatoma.
Kolesteatom kista epitelial yang berisi deskuamasi
epitel (keratin). Deskuamasi terbentuk terus lalu
menumpuk sehingga kolesteatom bertambah besar

Diagnosis

Diagnosis OMSK gejala klinis dan pemeriksaan THT
Gejala klinis keluarnya sekret dari liang telinga baik
yang bersifat mukus ataupun purulen dan berbau khas,
vertigo, tinitus, rasa penuh di telinga, serta penurunan
pendengaran.
otoskopi sekret yang basah ataupun kering pada kavum
timpani, mukosa kadang menebal, perforasi membran
timpani, dan jika kerusakan epitel mencapai epitimpanum
muncul granuloma yang mudah berdarah bila disentuh.
Pemeriksaan mengetahui gangguan pendengaran
Tatalaksana
lama dan berulang, karena : danya perforasi membran timpani yang
permanen, terdapat sumber infeksi di faring, nasofaring, hidung,
dan sinus paranasal, udah terbentuk jaringan patologik yang
irreversibel dalam rongga mastoid, Gizi dan higiene yang kurang

Prinsip terapi OMSK tipe aman ialah konservatif atau dengan
medikamentosa.
sekret keluar terus menerus cuci telinga larutan H
2
O
2
3% selama
3-5 hari.
sekret berkurang obat tetes telinga antibiotik dan kortikosteroid.
antibiotik sistemik dari golongan ampisilin, atau eritromisin,
Observasi 2 bulan sekret kering, perforasi (+) miringoplasti
atau timpanoplasti.

prinsip terapi OMSK tipe bahaya ialah pembedahan,
yaitu mastoidektomi.

Beberapa jenis pembedahan pada OMSK, yaitu :
2,3,7

Mastoidektomi sederhana
Mastoidektomi radikal
Mastoidektomi radikal dengan modifikasi (operasi bondy)
Miringoplasti
Timpanoplasti
Timpanoplasti dengan pendekatan ganda

Komplikasi
Komplikasi ditelinga tengah :
1. Perforasi persisten membrane timpani
2. Erosi tulang pendengaran
3. Paralisis nervus fasial
Komplikasi telinga dalam
1. Fistel labirin
2. Labirinitis supuratif
3. Tuli saraf ( sensorineural)
Komplikasi ekstradural
1. Abses ekstradural
2. Trombosis sinus lateralis
3. Petrositis
Komplikasi ke susunan saraf pusat
1. Meningitis
2. Abses otak
3. Hindrosefalus otitis

BAB IV
ANALISA KASUS
Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik terhadap
Tn. E diketahui bahwa Tn. E mengalamai OMSK yang
merupakan proses peradangan telinga tengah dengan
perforasi membran timpani disertai sekret yang berbau.
Prinsip terapi OMSK tipe aman ialah konservatif atau
dengan medikamentosa.
Prognosis pada pasien ini adalah dubia ad bonam.
Prognosis sangat tergantung kepada tindakan pengobatan
yang dilakukan dan komplikasi penyakitnya.

BAB V
KESIMPULAN
1.OMSK ialah infeksi kronis di telinga tengah dengan perforasi membran
timpani dan sekret yang keluar dari telinga tengah terus menerus atau hilang
timbul.
2.OMSK merupakan proses lanjutan dari otitis media akut (OMA), dimana
perjalanannya sudah lebih dari 2 bulan.
3.Beberapa faktor yang menyebabkan OMA menjadi OMSK adalah :
Terapi yang tidak adekuat
Virulensi kuman yang tinggi
Daya tahan tubuh yang rendah (gizi kurang)
Higiene yang buruk
4. Letak perforasi di membran timpani penting untuk menentukan tipe/jenis
OMSK.
5. Diagnosis OMSK dibuat berdasarkan gejala klinis dan pemeriksaan THT
6. Prinsip terapi OMSK tipe aman ialah konservatif atau dengan
medikamentosa. Sedangkan prinsip terapi OMSK tipe bahaya ialah
pembedahan, yaitu mastoidektomi.

DAFTAR PUSTAKA

1. Van den Broek, Feenstra. Buku saku Ilmu Kesehatan Tenggorok, Hidung,
dan Telinga. Edisi ke-12. Jakarta : EGC, 2010
2. Soepardi E A, Iskandar N, Bashiruddin J, Restuti R. Buku Ajar Ilmu
Kesehatan Telinga Hidung Tenggorokan. Edisi Keenam. Jakarta: Badan
Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2010.
3. Boies R. Lawrence, Adam L. George. Penyakit Telinga Tengah dan
Mastoid. Alih bahasa : Wijaya Caroline. BOIES Buku Ajar Penyakit THT.
Edisi ke-6. Jakarta : EGC, 1997
4. Helmi Djaafar dan restuti RD. Kelainan Telinga Tengah dalam Buku Ajar
Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorokan. Edisi Keenam. Jakarta:
Badan Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2010
5. World Health Organization. Burden of Illness and Management Options
Child and Adolescent Health and Development Prevention of Blindness
and Deafness (serial online). Geneva, Switzerland, 2004. Diakses tanggal
21 april 2014. Available https://www.who.org/
6. Perhimpunan dokter spesialis THT-KL Indonesia. Guideline Penyakit
THT-KL di Indonesia. 2007
7. Scott Browns. Disease of ear, Nose, Throat. Fourth edition. London 1989.

Anda mungkin juga menyukai