Bab i pendahuluan secara anatomis telinga luar, telinga tengah, dan telinga dalam. Gangguan pada telinga berkurang atau hilangnya pendengaran seseorang. OM merupakan peradangan sebagian atau seluruh mukosa telinga tengah, tuba eustachius, antrum mastoid, dan sel-sel mastoid.
OM terbagi atas otitis media supuratif dan otitis media non supuratif. OMA OMSK, prosesnya > 2 bulan.
OMSK adalah infeksi kronis di liang telinga tengah dengan perforasi membran timpani dan sekret yang keluar dari telinga tengah terus menerus atau hilang timbul.
Penyebab OMA OMSK : terapi yang terlambat diberikan, terapi yang tidak adekuat, virulensi kuman yang tinggi, daya tahan tubuh pasien yang rendah (gizi kurang) atau higiene yang buruk
BAB II LAPORAN KASUS IDENTITAS PASIEN Nama : Tn. E Umur : 47 tahun Jenis kelamin : Laki-Laki Alamat : Sungai Kambang Agama : Islam Pekerjaan : Buruh Pekerjaan Orang Tua : Buruh Pendidikan Pasien : SMA Pendidikan Orang Tua : SD
Keluhan Utama Keluar darah bercampur nanah dari telinga kiri 2 hari yang lalu
Riwayat Perjalanan Penyakit 2 hari sebelum datang ke RS Os mengeluh keluar darah dan nanah dari telinga kiri. Darah dan nanah ini didapati oleh os ketika sedang mengorek telinga, sehingga tertempel pada kapas. 4 bulan yang lalu juga pernah keluar cairan dari telinga kiri yang berwarna kekuningan, kental, dan berbau. 2 bulan yang lalu berobat dan oleh dokter diberikan obat tetes telinga dan obat minum, namun menurut os belum ada perbaikan. Setelah itu os tidak melanjutkan pengobatannya.
Saat ini pendengaran pada telinga kiri menurun, nyeri, telinga kiri berdenging dan os sering merasa pusing. Riwayat korek (+) . Batuk (+).
Riwayat Pengobatan Os pernah berobat di RSUD Raden Mattaher sekitar 2 bulan yang lalu. Os merasa bahwa belum ada perbaikan terhadap penyakitnya, sehingga os memutuskan untuk tidak kontrol ulang ke rumah sakit.
Riwayat Penyakit Dahulu Tidak ada
Riwayat Penyakit Keluarga Tidak ada TELINGA HIDUNG TENGGOROK LARING Gatal : -/- Rinore : -/- Sukar Menelan : - Suara parau : - Dikorek : +/+ Buntu : -/- Sakit Menelan : - Afonia : - Nyeri : -/+ Bersin Trismus : - Sesak napas : - Bengkak : -/- * Dingin/Lembab : - Ptyalismus : - Rasa sakit : Otore : -/+ * Debu Rumah : - Rasa Ngganjal : - Rasa ngganjal : - Tuli : -/+ Berbau : -/- Rasa Berlendir : - Tinitus : -/- Mimisan : -/- Rasa Kering : - Vertigo : + Nyeri Hidung : -/- Mual : - Suara sengau : - Muntah : - PEMERIKSAAN FISIK Kesadaran : compos mentis Pernapasan : 22 x/i Suhu : 36,5 C Nadi : 84 x/i TD : - mmHg Anemia : -/- Sianosis : -/- Stridor inspirasi : -/- Retraksi suprasternal : - Retraksi interkostal : -/- Retraksi epigastrial : -/-
Daun Telinga Kanan Kiri Anotia/mikrotia/makrotia - - Keloid - - Perikondritis - - Kista - - Fistel - - Ott hematoma - - Nyeri tekan tragus - - Nyeri tarik daun telinga - -
mulut Hasil Selaput lendir mulut DBN Bibir Sianosis (-) raghade (-) Lidah Atropi papil (-), tumor (-) Gigi M1 dextra atas tidak ada. Caries M1 D/S bawah Kelenjar ludah DBN
Faring Hasil Uvula Bentuk normal, terletak ditengah Palatum mole hiperemis (-), benjolan (-) Palatum durum Hiperemis (-), benjolan (-) Plika anterior Hiperemis (-) Tonsil Dekstra : tonsil T1, hiperemis (-), permukaan rata, kripta tidak melebar detritus (-) Sinistra : tonsil T1, hiperemis (-), permukaan rata, kripta tidak melebar detritus (-) Plika posterior Hiperemis (-) Mukosa orofaring Hiperemis (-), granula (-)
Laringoskopi indirect Hasil Pangkal lidah Sulit dinilai Epiglotis Sinus piriformis Aritenoid Sulcus aritenoid Corda vocalis Massa
KGB Kanan Kiri Regio I DBN DBN Regio II DBN DBN Regio III DBN DBN Regio IV DBN DBN Regio V DBN DBN Regio VI DBN DBN area Parotis DBN DBN Area postauricula DBN DBN Area occipital DBN DBN Area supraclavicula DBN DBN
Kanan Kiri Nervus III, IV, VI DBN DBN Nervus VII DBN DBN Nervus IX DBN Regio XII DBN Tes Pendengaran Kanan Kiri Tes rinne + - Tes weber Lateralisasi ke telinga yang sakit Tes schwabach Sama dg pemeriksa/N Memanjang
DIAGNOSIS Otitis Media Supuratif Kronis Aurikula Dextra Tipe Benigna Tuli Konduktif Aurikula Dextra et causa OMSK
DIAGNOSIS BANDING Otitis Media Akut stadium Perforasi Otitis Media Supuratif Kronis Tipe Maligna
Terapi Prinsip konservatif atau medikamentosa. Obat tetes telinga yang mengandung antibiotik dan kortikosteroid. Tarivid ear drops 2 kali sehari 4 tetes Antibiotik sistemik Ampisilin 500 mg, 4 kali sehari Analgetik Asam mefenamat 3x 500 mg
Monitoring
Minta pasien untuk kontrol ulang Lihat apakah ada perbaikan dari keluhan yang dialami pasien
observasi selama 2 bulan perbaikan dari perforasi pada membran timpani??? masih ada perforasi bedah (miringoplasti/timpanoplasti)
Foto rontgen mastoid
Kultur dan uji resistensi kuman
KIE (Komunikasi, Informasi dan Edukasi) Menjelaskan mengenai penyakit pasien, termasuk faktor yang memperberat penyakit tersebut. Menjelaskan kepada pasien mengenai tujuan dan manfaat dari pengobatan yang diberikan kepada pasien. Memberitahu kepada pasien akan pentingnya follow up dan terapi yang adekuat untuk penyakitnya. Memberitahukan kepada pasien untuk menutup telinga ketika mandi untuk mencegah telinga menjadi lembab dan tidak lagi mengorek telinga. Menyarankan pasien untuk tetap menjaga higienitas dan memakan makanan yang bergizi.
BAB III TINJAUAN PUSTAKA Anatomi Telinga
Fisiologi Pendengaran
Getaran di tangkap oleh daun telinga liang telinga dan MT MT bergetar amplifikasi getaran diteruskan ke stapes yang menggetarkan oval window, sehingga perilimfe pada skala vestibuli bergerak membran reissner yang mendorong endolimfe gerakan relatif antara membran basilaris dan membran tektoria rangsang mekanik yang menyebabkan terjadinya defleksi stereosilia sel-sel rambut kanal ion terbuka pelepasan ion bermuatan listrik dari badan sel depolarisasi sel rambut pelepaskan neurotransmitter ke dalam sinaps potensial aksi pada saraf auditorius nukleus auditorius sampai ke korteks pendengaran (area 39-40) di lobus temporalis.
Definisi OMSK infeksi kronis di telinga tengah dengan perforasi membran timpani dan sekret yang keluar dari telinga tengah terus menerus atau hilang timbul.
Epidemiologi mengenai semua umur, tetapi sering mengenai anak-anak Peningkatan prevalensi sangat dipengaruhi oleh beberapa kondisi seperti kondisi sosial ekonomi, kejadian ISPA, tempat tinggal yang padat, higiene dan nutrisi yang jelek
Etiologi dan Perjalanan Penyakit
OMSK lanjutan dari otitis media akut (OMA) Perjalanannya > 2 bulan. Beberapa faktor yang menyebabkan OMA menjadi OMSK adalah : 2
Terapi yang tidak adekuat Virulensi kuman yang tinggi Daya tahan tubuh yang rendah (gizi kurang) Higiene yang buruk
Jenis OMSK
Perforasi di daerah sentral, marginal atau atik OMSK dapat dibagi atas 2 jenis, yaitu OMSK tipe aman (tipe mukosa = benigna) dan OMSK tipe bahaya (tipe tulang = maligna). OMSK tipe aman jarang menimbulkan komplikasi yang berbahaya. Pada OMSK tipe aman tidak terdapat kolesteatoma. Kolesteatom kista epitelial yang berisi deskuamasi epitel (keratin). Deskuamasi terbentuk terus lalu menumpuk sehingga kolesteatom bertambah besar
Diagnosis
Diagnosis OMSK gejala klinis dan pemeriksaan THT Gejala klinis keluarnya sekret dari liang telinga baik yang bersifat mukus ataupun purulen dan berbau khas, vertigo, tinitus, rasa penuh di telinga, serta penurunan pendengaran. otoskopi sekret yang basah ataupun kering pada kavum timpani, mukosa kadang menebal, perforasi membran timpani, dan jika kerusakan epitel mencapai epitimpanum muncul granuloma yang mudah berdarah bila disentuh. Pemeriksaan mengetahui gangguan pendengaran Tatalaksana lama dan berulang, karena : danya perforasi membran timpani yang permanen, terdapat sumber infeksi di faring, nasofaring, hidung, dan sinus paranasal, udah terbentuk jaringan patologik yang irreversibel dalam rongga mastoid, Gizi dan higiene yang kurang
Prinsip terapi OMSK tipe aman ialah konservatif atau dengan medikamentosa. sekret keluar terus menerus cuci telinga larutan H 2 O 2 3% selama 3-5 hari. sekret berkurang obat tetes telinga antibiotik dan kortikosteroid. antibiotik sistemik dari golongan ampisilin, atau eritromisin, Observasi 2 bulan sekret kering, perforasi (+) miringoplasti atau timpanoplasti.
prinsip terapi OMSK tipe bahaya ialah pembedahan, yaitu mastoidektomi.
Beberapa jenis pembedahan pada OMSK, yaitu : 2,3,7
Mastoidektomi sederhana Mastoidektomi radikal Mastoidektomi radikal dengan modifikasi (operasi bondy) Miringoplasti Timpanoplasti Timpanoplasti dengan pendekatan ganda
Komplikasi Komplikasi ditelinga tengah : 1. Perforasi persisten membrane timpani 2. Erosi tulang pendengaran 3. Paralisis nervus fasial Komplikasi telinga dalam 1. Fistel labirin 2. Labirinitis supuratif 3. Tuli saraf ( sensorineural) Komplikasi ekstradural 1. Abses ekstradural 2. Trombosis sinus lateralis 3. Petrositis Komplikasi ke susunan saraf pusat 1. Meningitis 2. Abses otak 3. Hindrosefalus otitis
BAB IV ANALISA KASUS Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik terhadap Tn. E diketahui bahwa Tn. E mengalamai OMSK yang merupakan proses peradangan telinga tengah dengan perforasi membran timpani disertai sekret yang berbau. Prinsip terapi OMSK tipe aman ialah konservatif atau dengan medikamentosa. Prognosis pada pasien ini adalah dubia ad bonam. Prognosis sangat tergantung kepada tindakan pengobatan yang dilakukan dan komplikasi penyakitnya.
BAB V KESIMPULAN 1.OMSK ialah infeksi kronis di telinga tengah dengan perforasi membran timpani dan sekret yang keluar dari telinga tengah terus menerus atau hilang timbul. 2.OMSK merupakan proses lanjutan dari otitis media akut (OMA), dimana perjalanannya sudah lebih dari 2 bulan. 3.Beberapa faktor yang menyebabkan OMA menjadi OMSK adalah : Terapi yang tidak adekuat Virulensi kuman yang tinggi Daya tahan tubuh yang rendah (gizi kurang) Higiene yang buruk 4. Letak perforasi di membran timpani penting untuk menentukan tipe/jenis OMSK. 5. Diagnosis OMSK dibuat berdasarkan gejala klinis dan pemeriksaan THT 6. Prinsip terapi OMSK tipe aman ialah konservatif atau dengan medikamentosa. Sedangkan prinsip terapi OMSK tipe bahaya ialah pembedahan, yaitu mastoidektomi.
DAFTAR PUSTAKA
1. Van den Broek, Feenstra. Buku saku Ilmu Kesehatan Tenggorok, Hidung, dan Telinga. Edisi ke-12. Jakarta : EGC, 2010 2. Soepardi E A, Iskandar N, Bashiruddin J, Restuti R. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorokan. Edisi Keenam. Jakarta: Badan Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2010. 3. Boies R. Lawrence, Adam L. George. Penyakit Telinga Tengah dan Mastoid. Alih bahasa : Wijaya Caroline. BOIES Buku Ajar Penyakit THT. Edisi ke-6. Jakarta : EGC, 1997 4. Helmi Djaafar dan restuti RD. Kelainan Telinga Tengah dalam Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorokan. Edisi Keenam. Jakarta: Badan Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2010 5. World Health Organization. Burden of Illness and Management Options Child and Adolescent Health and Development Prevention of Blindness and Deafness (serial online). Geneva, Switzerland, 2004. Diakses tanggal 21 april 2014. Available https://www.who.org/ 6. Perhimpunan dokter spesialis THT-KL Indonesia. Guideline Penyakit THT-KL di Indonesia. 2007 7. Scott Browns. Disease of ear, Nose, Throat. Fourth edition. London 1989.