Anda di halaman 1dari 60

dr.

Ave Olivia Rahman Bagian Farmakologi PSPD UNJA

Tujuan Instruksional
Mengetahui mekanisme sintesis, pelepasan dan inaktivasi dari neurotransmiter asetilkolin dan noradrenalin. Mengetahui pembagian obat adrenergik dan antiadrenergik mengenai mekanisme kerja, efek/indikasi klinis. Mengetahui pembagian obat kolinergik dan anti muskarinik mengenai mekanisme kerja, indikasi klinis

SARAF OTONOM
Otomatis (diluar kendali kesadaran). Terutama Mengatur fungsi organ viseral Terdiri dari serat Aferan dan Eferen Serat eferen : sistem simpatis dan parasimpatis. Sistem Simpatis : Pertahanan. Fight or flight reaction. Aktif setiap saat, bekerja serentak Sistem Parasimpatis : menjaga fungsi vital. Konservasi & Reservasi tubuh. Fungsi lebih terlokalisir. Pada organ tubuh terjadi perimbangan antar kedua sistem tsb. Bisa bersifat antagonistik, melengkapi bahkan menimbulkan efek yang sama pada organ ttt.
3

Saraf Otonom

Bagan Susunan Saraf Otonom

# Saraf Kolinergik : saraf yang mensekresi asetilkolin (Ach). Praganglion simpatis & parasimpatis, paskaganglion parasimpatis, saraf Somatik yang mensarafi Otot Rangka # Saraf Adrenergik : saraf yg mensekresi NorEpinefrin (NE). Paskaganglion simpatis
5

Reseptor Kolinergik
Reseptor Nikotinik - Terdapat di ganglion otonom, medula adrenal, SSP (Nn) dan sambungan saraf-otot (Nm) Muskarinik - M1 terdapat di ganglion dan kelenjar - M3 terdapat di otot polos dan kelenjar - M2 terdapat di jantung

melalui N III,VII,IX dan X, N pelvikus (S2-4)

mll Th I-LIII, ganglia paravertebra, pravertebra, ganglia terminal

KOLINERGIK PRE GANGLION

KOLINERGIK

10

11

Eliminasi : 1. Ambilan kembali ke dalam ujung saraf 2. Ambilan o/ jaringan ekstraneurol 3. Metabolisme o/ enzim COMT dan MAO
12

Sintesis Katekolamin

Pada medula adrenal, NE sebagian besar dirubah menjadi epinefrin


13

ADRENERGIK

14

Reseptor Adrenergik
Berdasarkan perbedaan selektivitas thd berbagai antagonis dan agonisnya : Reseptor : - 1 : pada otot polos pemda,usus dan genitourinarius, jantung - 2 : pada ujung saraf adrenergik dan sel efektor tmsk otak, otot polos pemda, sel pankreas, platelets. Reseptor : - 1 : pada jantung dan sel juktaglomeruler - 2 : pada otot polos bronkus, pemda,usus dan genitourinarius, otot rangka, hati - 3.

15

Antagonis & Agonis


Reseptor A : Antgonis selektif A1 : prozosin Antagonis selektif A2 : Yohimbin Agonis selektif A1 : Metoksamin, fenilefrin Agonis selektif A2 : Klonidin, -metilnorepinefrin Agonis non selektif : epinefrin dan norepinefrin Reseptor B : Antagonis selektif B1 : Metoprolol Antagonis selektif B2 : Butoksamin Antagonis non selektif : propanolol Agonis selektif B1 : Dobutamin Agonis selektif B2 : salbutamol, metaproterenol, 16 terbutalin, fenoterol, ritodrin, isoetarin, pirbuterol,bitolterol

17

Kesimpulan : Perangsangan Saraf


Perangsangan saraf kolinergik ke seluruh organ efektor yg memiliki reseptor muskarinik. Perangsangan saraf adrenergik: - Epinefrin : A1,A2,B1,B2,B3. - Norepinefrin : A1,A2,B1,B3 (B2 sangat lemah) Tergantung jenis organ dan reseptor yg ada.
18

RESPON ORGAN EFEKTOR THD PERANGSANGAN SARAF OTONOM


Organ efektor Perangsangan adrenergik Resep tor Jantung : Nodus SA Atrium: Sistem konduksi Otot Nodus AV 1 Respon Perangsangan kolinergik respons

Denyut Jantung

Denyut jantung

1 1
1

Kecepatan konduksi kontraktilitas


Kecepatan konduksi

kontraktilitas Kecpatan konduksi

Ventrikel : Sistem konduksi Otot

1 1

Kecptn konduksi & automatisasi kontraktilitas

19

Organ efektor

Perangsangan adrenergik Reseptor Respon

Perangsangan kolinergik respons

Vena

1 2

Konstriksi Dilatasi

Peran sistem kolinergik tidak berarti


Peran sistem kolinergik tidak berarti

Arteriol : Kulit dan mukosa Otot rangka Visera Ginjal Otak Koroner Paru

1,2 1,2 2 1 2,D1 1,2 2,D1 1 1,2 2 1 2

Konstriksi (kuat) Konstriksi Dilatasi (dominan) Konstriksi (kuat) Dilatasi (lemah) Konstriksi (kuat) Dilatasi (lemah) Konstriksi (sedikit) Konstriksi Dilatasi (dominan) Konstriksi Dilatasi (dominan

20

Organ efektor

Perangsangan adrenergik

Perangsangan kolinergik

Resep Respon tor


Paru : Otot bronkus & trakea Kelenjr bronkus Sel mast Saluran Cerna : Otot polos lambung & usus Otot sfingter kelenjar Ginjal Sekresi Renin Kandung Kemih Otot detrusor Trigon & sfingter B2 A1 B2 B2

respons

Relaksasi Kontraksi Sekresi Sekresi sekresi Penglepasan mediator inflamasi Relaksasi Relaksasi Kontraksi Sekresi Sekresi Sekrsei Relaksasi kontraksi Kontraksi Relaksasi Sekresi -------

A1,A2 B2 A1 A2 A1 B1 B2 A1

Kontraksi relaksasi

21

Organ efektor

Perangsangan adrenergik Resept or Respon Kontraksi (hamil) Relaksasi (hamil/tdk) Ejakulasi (kuat) Kontraksi Midriasis (kontraksi ----Relaksasi melihat jauh (lemah) Kontraksi Sekresi setempat Glikogenolisis & ambilan K+ Glikogenolisis & glukoneogenesis

Perangsangan kolinergik respons Bervariasi Ereksi (kuat)

Uterus Organ kelamin pria Prostat Mata : Otot radial iris Otot sfingter iris Otot siliaris Kulit: Otot pilomotor Kelenjar keringat Otot Rangka Hati

A1 B2 A1 A1 A1 B2

--Kontraksi (miosis) Kontraksi melihat dekat (kuat) ----Sekresi di seluruh tubuh -------22

A1 A1 B2 A1,B2

Organ efektor

Perangsangan adrenergik
Resept or Respon

Perangsangan kolinergik
respons

Pankreas : Kelenjar Acini Sel Beta

A A2 B2

Sekresi Sekresi insulin Sekresi insulin

Sekresi ---

Sel Lemak
Kelenjar liur Kelenjar nasofarings Kelenjar air mata Adenohiposfisis trombosit

B3
A1 B

Lipolisis
Sekresi K+, air Sekresi amilase --

-Sekresi K+, air Sekresi Sekresi ---

A B1 A2

sekresi Sekresi ADH Agregasi

23

Dasar Kerja Obat Otonom


Sesuai Tahap Transmisi Neurotransmiter, yaitu : Sintesis Penyimpanan Penglepasan Ikatan dengan reseptor Eliminasi
24

Cara Kerja Obat Otonom


Cara Kerja Hambatan sintesis transmitor Kolinergik Hemikolinum Adrenergik -metiltirosin

Hambatan penglepasan transmitor


Menyebabkan pelepasan transmitor Mengosongkan transmitor di ujung saraf Hambatan ambialn kembali transmitor Perangsangan reseptor (agonis)

Toksin botulinum
Racun laba-laba Black widow

Guanetidin, guanadrel
Tiramin, efedrin,amfetamin Resepin, guanetidin Kokain, imipramin

Muskarinik : Ach, metakolin, pilokarpin Nikotinik : Ach, Nikotin

Umum: epinefrin 1 : fenilefrin 2 : klonidin 1,2 : isoproterenol 1 : dobutamin 2 : terbutalin, salbutamol : labetolol 1, 2 :fenoksibenzamin, fentolamin 1 :prazosin, doxazosin 2 :Yohimbin 1, 2 : propanolol 1 : metoprolol,etenolo 25 MAOI

Blokade reseptor (antagonis)

M1,M2,M3 : atropin M1 : pirenzepin Nm : tubokurarin Nn : trimetafan

Hambatan pengrusakan transmitor

AntiChE

Penggolongan Obat Otonom


Berdasarkan Efek Utamanya : Parasimpatominetik/kolinergik : efek obat gol ini menyerupai efek yg ditimbulkan o/ aktivitas saraf parasimpatis Simpatomimetik/adrenergik : efek yg ditimbulkan menyerupai efek yg ditimbulkan o/ aktivitas saraf simpatis Parasimpatolitik/penghambat kolinergik : menghambat timbulnya efek akibat aktivitas saraf parasimpatis Simpatolitik/penghambat adrenergik : menghambat timbulnya efek akibat aktivitas saraf simpatis. Obat ganglion : merangsang/menghambat penerusan impuls di ganglion

26

27

28

KOLINERGIK
1. Ester Kolin : asetil kolin, metakolin, karbakol, betanekol 2. Antikolinesterase : eserin (fisostigmin), prostigmin (neostigmin), diisopropilfluorofospat, insektisida golongan organofosfat. 3. Alkaloid tumbuhan :muskarin,pilokarpin, arekolin
29

1. Ester Kolin
Dihidrolisis oleh asam lambung Efek :vasodilatasi, merangsang peristaltik & sekresi asam lambung, merangsang kelenjar air mata, keringat, ludah dan pankreas, spasme bronkus & sekresi kelenjar, kapasitas VU berkurang, peristaltik ureter bertambah. Indikasi : meteorismus, atonia VU, retensi urin, Tes provokasi pada feokromositoma Efek Samping : efek muskarinik dan nikotinik yg berlebihan, serangan iskemia pada penderita angina pektoris, fibrilasi atrium pd hipertiroidism. Cara mengatasi : atropin, epinefrin
30

Perbedaan Sifat Ester Kolin


Ester Kolin Kolin Asetil Kolin Metakolin Karbakol Betanekol Kekuatan 1/100.000 1 2 800 10 Kepekaan thd Ach-esterase +++ + Efek Muskarinik ++ +++ ++ +++ Efek Nikotinik ++ + +++ -

31

2. AntiKolinesterase
Reversibel : fisostigmin, prostigmin, piridostigmin, edrofonium. Ireversibel : gas perang (tabun, sarin, soman), insektisida organofosfat (paration, malation, diazinon, tetraetil pirofosfat, heksaetil tetra fosfat, oktametilpiro fosfotetramid) Dalam penelitian : takrin utk alzheimer
32

Efek Terapi; miosis, hiperemia konjungtiva, hilangnya daya akomodasi, meningkatkan peristaltik & sekresi asam lambung, perangsangan otot terus menerus. Indikasi : Atoni otot polos (prostigmin), miotika (fisostigmin,DFP), miastenia gravis (Piridostigmin, prostigmin) Intoksikasi : efek muskarinik, nikotinik, kelainan sentral. Cara mengatasi : atropin 2 mg IV/IM
33

3. Alkaloid Tumbuhan
Muskarin, pilokarpin, arekolin. Efek muskarinik, kecuali pilokarpin jg mpy efek nikotinik. Indikasi : Pilokarpin HCL , aseklidin utk tetes mata 0,5-3% (miosis), diaforetik dan menimbulkan saliva.

34

4. Obat Kolinergik Lainnya


1. Metoklopramid : Memperkuat otot sfingter esofagus distal, mempercepat pengosongan lambung, antiemetik, antagonisme sentral dopamin (gangguan ekstrapiramidal), merangsang sekresi prolaktin. Kontraindikasi : obstruksi, perdarahan, perforasi usus, epilepsi, feokromositoma, gg.ekstrapiramidal 2. Sisaprid : merangsang motilitas sal.cerna
35

36

37

Anti Muskarinik
Antikolinergik pd reseptor muskarinik Bekerja di alat yg dipersyarafi serabut pascaganglion kolinergik.

Efek Sentral thd SSP : merangsang pd dosis kecil dan mendepresi pd dosis toksik
Penggunaan Klinis: Efek perifer tanpa efek sentral mis antispasmodik, Midriatikum, Efek sentral utk penyakit parkinson, Efek bronkodilatasi, Efek hambatan pada sekresi lambung dan gerakan saluran cerna
38

1. Alkaloid Belladona
Atropin (hioslamin) dan skopolamin (hiosin) Hambatan oleh atropin bersifat reversibel thd asetilkolin endogen/eksogen. Skopolamin : efek depresi sentral lbh besar Atropin : efek perifer thd jantung, usus, otot bronkus lebih kuat.
39

Efek
SSP : depresi bbrp pusat motorik menghilangkan tremor. Skopolamin (euforia,amnesi, kantuk) Mata : midriasis, sikloplegia. Saluran Nafas : mengurangi sekret (medikasi preanestetik). Ipratropium bromida mpy efek bronkodilatasi. Sal cerna : obat antispasmodik, sdkt mengurangi sekresi liur dan asam lambung. Pirenzepin selektif utk menghambat sekresi asam lambung. Relaksasi m. detrusor, konstriksi sfingter uretra retensi urin. Mengantagonis gejala parasimpatomimetik obat kolinergik. Tapi tidak mengganggu efek kolinergik thd otot rangka. 40

Penggunaan Klinis
Obat tambahan pd parkinsonisme Menimbulkan midriasis Menghambat motilitas lambung dan usus, ulkus peptik dan ulkus duodenum. Mengurangi ekskresi lendir hidung & sal nafas Bronkodilasi
41

Efek Samping
Mulut kering, gg miksi, meteorismus, sindrom demensia pd orang tua. Skopolamin lbh toksik drpd atropin Toksifikasi : Gejala ??? Tx: pengeluaran paksa obat yg telah diminum, eksitasi dpt dikurangi dg barbiturat kerja pendek, diazepam, kloralidrat, antidotum : berikan fisostigmin (hati2 dlm berikan dosis)
42

2. Obat Sintetik Mirip Atropin


Homatropin metilbromida : antispasmodik Skopolamin metilbromida Metantelin bromida :utk ulkus peptik Oksifenonium Karamifen dan triheksifenidil Ipratropium bromida Pirenzepin : selektif thd M1
43

44

Kerja Obat Adrenergik


1. Perangsangan perifer thd otot polos pemda kulit & mukosa, kelenjar liur & keringat. 2. Penghambat perifer thd otot polos usus, bronkus, pemda otot rangka. 3. Perangsangan jantung 4. Perangsangan SSP (pernafasan, kewaspadaan, psikomotor, pengurangan nafsu makan) 5. Efek metabolik 6. Efek endokrin 7. Efek prasinaptik : hambatan /peningkatan pelepasan Ach/NE
45

Obat Adrenergik kerja langsung: langsung pada reseptor. - Efek suatu obat dpt diduga bila diketahui reseptor mana yg terutama dipengaruhi oleh obat tsb. Obat Adrenergik kerja tidak langsung - menimbulkan efek adrenergik mll penglepasan NE yg tersimpan dlm ujung saraf adrenergik. - Obat ini diambil mll mekanisme ambilan-1
46

Urutan potensiasi agonis pada reseptor A : epinefrin NE >> isoproterenol Urutan potensiasi agonis pada reseptor B : isoproterenol > epinefrin NE

47

Epinefrin
Farmakodinamik ?? Farmakokinetik ?? Penggunaan Klinis : berdasarkan efeknya thd pemda, yaitu : bronkodilator, atasi reaksi hipersensitivitas, memperpanjang masa kerja anestesi lokal, vasokonstriktor, merangsang jantung pd henti jantung. Kontraindikasi pd A bloker non selektif krn dpt menimbulkan hipertensi berat dan perdarahan otak
48

Adrenergik Lain
Golongan katekolamin menimbulkan efek adrenergik mll kerja langsung pada reseptor adrenergik Non katekolamin : amfetamin,efedrin, fenilefrin menimbulkan efek mll penglepasan NE endogen dan langsung pd reseptor. Resisten thd MAO dan COMT. Efek sentral lebih kuat
49

Adrenergik
Feniletilamin, tiramin, epinefrin (adrenalin), norepinefrin (noradrenalin),etilnorepinefrin, isoproterenol, isoetarin, dopamin, dobutamin Amfetamin, metamfetamin, efedrin, fenilpropanolamin, mefentermin, hidroksi amfetamin, metaraminol, fenilefrin, metoksamin,metaproterenol, terbutalin, fenoterol. Salbutamol(albuterol), ritodrin, fenfluramin
50

51

Penghambat Adrenergik
A bloker : A bloker nonselektif, A1 bloker selektif, A2 bloker selektif B bloker Penghambat saraf adrenergik : guanetidin, guanadrel, reserpin, metirosin

52

A Bloker Non Selektif


Efek?? Derivat haloalkilamin : dibenamin, fenoksibenzamin (th feokromositoma, BPH) Derivat imidazolin : fentolamin, tolazolin Alkaloid ergot (efek A bloker membutuhkan dosis besar) terapi migren dan stimulasi kontraksi uterus postpartum.
53

A1 Bloker Selektif
Derivat Kuinazolin : prozosin, terazosin, doksazosin, trimazosin, bunazosin. Efek ?? Penggunaan klinis ??

54

A2 Bloker Selektif
Yohimbin : memblok reseptor A2 paskasinaps Efek ??

55

B Bloker
Kardioselektif (afinitas thd B1 lebih besar) : asebutolol, metoprolol, atenolol, bisoprolol. Nonselektif : Propanolol, timolol, nadolol,sotalol, pindolol, oksprenolo,alprenolol, labetolol Penggunaan Klinis ??

56

Penghambat Saraf Adrenergik


Menghambat aktivitas saraf adrenergik berdasarkan gangguan sintesis, penyimpanan atau penglepasan neurotransmiter di ujung saraf adrenergik. Guanetidin dan guanadrel Reserpin Metirosin
57

PELUMPUH OTOT
1. Penghambat transmisi neuromuskuler. - penghambat kompetitif yg stabilkan membran (menduduki reseptor Nm): d-tubokurarin, metokurin, toksiferin, B-eritroidin, galamin, alkuronium, pankuronium, vekuronium,atrakurium,fazadinium - penghambat secara depolarisasi persisten :suksinilkolin, dekametonium 2. Penghambat excitation-contraction coupling.
58

OBAT GANGLION
Obat yg merangsang ganglion: nikotin merangsang reseptor asetilkolin Efek ?? Obat yg menghambat ganglion : heksametonium

59

60

Anda mungkin juga menyukai