ANISA OLATA
1906343415
Martini FH, Bartholomew EF, Nath JL. Fundamentals of anatomy & physiology. Edisi ke-11. United states: Pearson Education. 2018.
DIVISI SISTEM SARAF SIMPATIS
Sistem saraf torakolumbal (T1-L2)
90% berasal dari kornu lateralis medula spinalis
10% berasal dari nukleus sentral otonom dan nukleus spinal inter-
kalatus
PERBEDAAN SIMPATIS PARASIMPATIS
Sistem Simpatis Sistem Parasimpatis
Dominan saat reaksi “fight or flight” dan aktifitas Dominan saat istirahat
Berasal dari segmen torakolumbal medula spinalis (T1- Berasal dari batang otak (N III, VII, IX dan X) dan
L2) segmen sakral medula spinalis (S2-S4)
Ganglia berlokasi di paravertebral, ganglia kolateral Ganglia berlokasi di dekat atau berada pada organ
target
Rasio Panjang serabut pra : pascaganglionik (1:20) Rasio Panjang serabut pra : pascaganglionik (3:1)
Divergens sehingga efeknya tumpang tindih dan Konvergens, efeknya spesifik satu organ
sifatnya amplifikasi
Neurotransmiter utama pascaganglionik adalah Neurotransmiter utama pascaganglionik adalah
norepinefrin asetilkolin
PREGANGLION
Berasal dari kolumna intermediolateral (lateral horn) subs-
tansia grissea korda spinalis
T1 – L2
Sebagian besar bermielin
Lebih pendek
GANGLIA
Setiap ganglion rantai simpatis mempersarafi suatu organ spesifik
atau sekelompok organ
Neuron-neuron ini dapat bersinaps pada tiga lokasi yaitu:
- Ganglia rantai simpatis/paravertebralis Kepala, leher, rongga
toraks
- Ganglia kolateral/prevertebralis:
- Ganglia Seliaka –> limpa, hati, kandung empedu dan
pankreas
- Ganglia mesenterika superior usus halus, 2/3 usus besar
- Ganglia mesenterika inferior ginjal, usus besar, organ seksual
- Medula adrenal
- Disebut juga sebagai ganglion simpatis termodifikasi
- Akson sangat pendek
- Mensekresi neurotransmiter secara langsung ke dalam sirkulasi darah
tanpa bersinaps dengan postganglion
GANGLIA
Martini FH, Bartholomew EF, Nath JL. Fundamentals of anatomy & physiology. Edisi ke-11. United states: Pearson Education. 2018.
Johnson JO. Autonomic nervous system: physiology. Dalam: Hemmings HC, Egan TD, penyunting. Pharmacology and physiology for anesthesia:
foundations and clinical application. Edisi ke-2. Philadelphia: Elsevier,Inc; 2019.
POSTGANGLION
Terletak di ganglia
Tidak bermielin
Lebih Panjang
Keluar dari ganglia dan tersebar menjadi beberapa cabang
NEUROTRANSMITER
Mentransmisikan sinyal dari neuron menuju sel target melalui suatu sinaps
Norepinefrin
- Neurotransmiter utama
- 80% di disekresi postganglion simpatis, 20% di medula adrenal
adrenergik
- Reseptor α1, α2, β1
- Terminasi aksi: reuptake di ujung saraf; difusi dari celah sinaps; uptake
di ekstraneuron; transformasi metabolik oleh monoamine oksidase
(di dalam nervus terminal) atau katekol-O-metal-transferase di dalam hepar
Asetilkolin
- Preganglion simpatis dan parasimpatis, postganglion parasimpatis
- Reseptor nikotinik, muskarinik (kolinergik)
- Terminasi aksi: degradasi enzimatik oleh asetilkolinesterase
Epinefrin
- 80% disekresi di medula adrenal
- Reseptor (adrenergik) α1, α2, β1, β2
- Terminasi aksi: transformasi metabolik oleh monoamine
oksidase (di dalam katekol-O-metiltransferase
di dalam hepar
NOREPINEFRIN
Muskarinik Asetilkolin Otot jantung, Mengaktivasi Eksitasi atau Norepinefrin = Jantung Aktivasi cAMP Eksitasi
1
postganglion otot polos, reseptor protein inhibisi epinefrin
parasimpatis; kelenjar G berpasangan tergantung dari
eksokrin, pada efektor efektor
kelenjar Epinefrin Otot polos Aktivasi cAMP Inhibisi
2
endokrin arteriol dan
Norepinefrin Target jaringan Menghambat Inhibisi bronkiolus
1
postganglon pada simpatis cAMP
simpatis; Epinefrin
medulla adrenal,
Norepinefrin >
epinefrin
PERAN SIMPATIS
TERHADAP
HOMEOSTASIS
PENGARUH SIMPATIS TERHADAP
ORGAN SPESIFIK
Jantung
- Kronotropi (+) peningkatan laju jantung
- Inotropi (+) peningkatan Ca intrasel kontraktilitas (+)
- Dromotropi (+) perluasan konduktivitas
- Refleks baroreseptor
- Refleks kemoreseptor
- Refleks Bainbridge
Mata
- Kontraksi iris dilatasi pupil (midriasis)
Kulit
- Paparan dingin α reseptor vasokonstriksi pallor dan piloereksi
(bulu kuduk)
Pembuluh darah
- Vasokonstriksi α1
- Vasodilatasi β2
Bronkus
- Bronkodilatasi β2
Gatrointestinal
-Relaksasi α2
Ginjal
- Sekresi renin β1
-Kontraksi ureter α1
Pankreas
-Penurunan produksi insulin α2
-Peningkatan produksi insulin β2
Sel lemak
-Lipolisis β1
Hati
- Glikogenolisis β1
Kelenjar liur
- Hipersalivasi α1
Kelenjar keringat
- Hiperhidrosis α1
PENGARUH SARAF SIMPATIS
TERHADAP ANESTESI UMUM
Perubahan aktivitas simpatis yang disebabkan oleh:
- Ventilasi mekanis
PEEP venous return menurun preload turun aktivasi
simpatis meningkat (kompensasi)
- Obat-obatan
- Hipnotik sedatif penurunan MAP baroreseptor takikardi
- Agen volatile
Vasodilatasi perifer SVR menurun
Menumpulkan reflex baroreseptor melemahkan kompensasi
hemodinamik
PENGARUH SIMPATIS TERHADAP
ANESTESI NEUROAKSIAL
Blokade neuroaksial secara efektif menghambat transmisi otonom eferen dari serabut saraf spinal
yang mengakibatkan terjadinya blok simpatis
Blokade simpatis menyebabkan vasodilatasi pada arteri dan vena melalui dua mekanisme yaitu:
inhibisi langsung aliran simpatis terhadap serabut saraf yang mempersarafi pembuluh darah dan
penurunan sirkulasi katekolamin melalui inhibisi saraf yang mempersarafi glandula adrenal
Otot polos arteriolar menjaga tonus otonom meskipun telah terjadi simpatektomi lengkap,
sehingga resistensi total perifer menurun, tekanan darah akan dijaga sedekat mungkin dengan
baseline selama curah jantung terpelihara dengan baik
TERIMA KASIH