Anda di halaman 1dari 28

OBAT-OBAT

SUSUNAN SYARAF OTONOM


YUGO SUSANTO
DEPARTEMEN FARMAKOLOGI, FARMASI KLINIS DAN
KOMUNITAS
OBAT-OBAT SS OTONOM
Sub Pokok Bahasan
Sistem Syaraf dan Syaraf Otonom

Syaraf Simpatik

Syaraf Parasimpatik

Efek Perangsangan / Induksi

Penggolongan
Lets watch this video
https://www.youtube.com/watch?v=tffoj4X9qRs
https://www.youtube.com/watch?v=qeXP_ricT4s&t=3s
SISTEM SYARAF
Sistem
syaraf

Perifer Pusat
Sumsum Tlg
Otak
belakang

Aferen Eferen
Eferen Sadar
Tak
Sadar

Motoris / Somatik
Otonom (polos)
(lurik / otot skelet)

Parasimpatik Ortosimpatik
(SP) (SO)
Sistem Syaraf Otonom
Sistem syaraf yg bekerja diluar kontrol kesadaran
Memperantarai penghantaran impuls-impuls dari SSP menuju organ
efektor (jantung, paru-paru, ginjal, pembuluh darah)
Ada dua sel syaraf yg bekerja utk penghantaran tersebut : syaraf
preganglion dan postganglion.
Fungsi : mengatur aktivitas organ tubuh, dan menjaga homeostasis.
Organ
Target
(Efektor)

GANGLIA = Simpul Syaraf :


Pertemuan (Junction) antar sel
syaraf yg membentuk celah
(sinaps).

Organ
Target
(Efektor)
PREGANGLION POST GANGLION
Sistem Syaraf Otonom
Berdasarkan Karakteristik dan Fungsinya, dibagi dua : Sistem syaraf
simpatik dan parasimpatik
Kebanyakan organ menerima kedua sistem syaraf tsb, kecuali
pembuluh darah cenderung diatur oleh simpatik
Sistem Syaraf Simpatik
Disebut juga sistem thoracolumbar (sel syaraf preganglion berasal
dari bagian torak & lumbar pd sumsum tlg blkg)
Syaraf Preganglion lebih pendek drpd postganglion
Kedua syaraf membentuk sinaps pd ganglia paravertebral
Satu syaraf preganglion membentuk sinaps dg bbrp syaraf
postganglion, akibatnya respon simpatik cenderung luas pd bbrp
organ.
Sistem Syaraf Simpatik
Bersifat katabolik (membongkar E), mempersiapkan tubuh bereaksi
(reaktif) “fight and flight”
Pd kondisi tsb tjd pelepasan efinefrin dan kortisol, mengakibatkan
respon : frekuensi dan kontraksi jantung meningkat, aliran darah
meningkat, kontraksi sistem pencernaan menurun, & perubahan
fungsi otonom lain shg tubuh mendapat energi dan kekuatan.
Sistem Syaraf Simpatik
Neurotransmitter yg memperantarai penghantaran impuls syaraf
antara pre dan postganglion adalah Asetilkolin, dan diterima oleh
reseptor Asetilkolin Nikotinik
Neurotransmitter yg dilepaskan pada syaraf postganglion dg organ
efektor adalah Nor Efinefrin (=Nor Adrenalin), dan diterima oleh
reseptor Adrenergik
Sistem Syaraf Simpatik

Neurotransmitter :
Neurotransmitter : Nor Efinefrin = Nor
Asetilkolin (Ach) Adrenalin
Reseptor : Nikotinik Reseptor :
Adrenergik

Karena di dominasi oleh neurotansmitter Nor Adrenalin /


Adrenalin maka sistem syaraf simpatik disebut juga sistem
syaraf ADRENERGIK
Sistem Syaraf Parasimpatik
Disebut juga sistem craniosakral (sel syaraf preganglion berasal
dari batang otak dan sumsum tlg blkg bagian sakral)
Syaraf Preganglion lebih panjang drpd postganglion dan dekat dg
organ efektor
Satu syaraf preganglion membentuk sinaps dg satu syaraf
postganglion, akibatnya respon parasimpatik cenderung bersifat
lokal.
Sistem Syaraf Parasimpatik
Bersifat anabolik (menyimpan E), memelihara fungsi organ selama
istirahat.
Neurotransmitter yg memperantarai penghantaran impuls syaraf
antara pre dan postganglion adalah Asetilkolin, dan diterima oleh
reseptor Asetilkolin Nikotinik
Neurotransmitter yg dilepaskan pada semua syaraf postganglion dg
organ efektor adalah Asetilkolin, dan diterima oleh reseptor
Asetilkolin Muskarinik
Sistem Syaraf Parasimpatik

Neurotransmitter :
Neurotransmitter :
Asetilkolin (Ach)
Asetilkolin (Ach)
Reseptor : Nikotinik
Reseptor : Muskarinik
Karena di dominasi oleh neurotansmitter Asetilkolin maka
sistem syaraf parasimpatik disebut juga sistem syaraf
KOLINERGIK
Efek Perangsangan / induksi
Respon dari organ efektor terjadi jk ada interaksi antara neurotransmitter syaraf otonom
(asetilkolin dan nor efinefrin) dengan reseptornya.
Reseptor Asetilkolin (Parasimpatik) : Reseptor Asetilkolin nikotinik dan Reseptor Asetilkolin
muskarinik
Reseptor Nor efinefrin (Simpatik) : Reseptor Alfa Adrenergik dan Reseptor Betha Adrenergik
Efek Perangsangan / induksi
Reseptor Asetilkolin nikotinik terdapat pada :
◦ Motor endplate sel otot skeletal yaitu pd celah sinaptik antara sel syaraf
somatik (motorik) dg sel otot skeletal (=neuromuscular jungtion)
◦ Semua ganglia sel syaraf otonom
◦ Medula adrenal.
Efek Perangsangan / induksi
Aktivasi Reseptor Nikotinik pd sistem syaraf motorik berfungsi untuk
mengatur gerakan tubuh
Aktivasi Reseptor Nikotinik pd ganglia berfungsi untuk
menghantarkan impuls lanjutan (dari pre ke postganlion)
Aktivasi Reseptor Nikotinik pd medula adrenal berfungsi untuk
merangsang potensial aksi utk pelepasan efinefrin dan nor efinefrin
Efek Perangsangan / induksi
Syaraf Simpatik
Reseptor Adrenergik (nor-efinefrin) ada dua tipe yaitu reseptor alfa
(Alfa1 dan Alfa 2) dan reseptor betha (Betha 1, Betha 2, dan Betha
3).
A1-A2 : Pemb Darah dan Sal Penc, B1 : Jantung, B2 : otot polos
bronkhus, pemb darah, otot skeletal, B3 : Jaringan adiposa
Karakteristik reseptor Adrenergik selengkapnya disajikan pd tabel
berikut
Efek Perangsangan / induksi
Jaringan dan
A1 A2 B1 B2 B3
efeknya
Otot polos
-Pembuluh Kontriksi Kontriksi / Diltasi
darah dilatasi
-Bronkhus Kontriksi dilatasi
-Sal Penc. Relaksasi Relaksasi Relaksasi
-Sfincter Kontraksi Relaksasi
Pencernaan
-Uterus Kontraksi Relaksasi
-Kand Kemih Relaksasi
-Iris mata Kontraksi Relaksasi
Tabel : Karakteristik Reseptor Adrenergik
Efek Perangsangan / induksi
Jaringan A1 A2 B1 B2 B3
dan efeknya
Jantung :
-Kecepatan Meningkat
-Kekuatan Meningkat
Otot Skeletal Tremor,
Massa & kec
kontraksi
meningkat.
Hati Glikogen Glikogenolisis
olisis
Lemak Lipolisis
Pankreas Sekresi
Insulin
menurun
Tabel : Karakteristik Reseptor Adrenergik (Lanjutan)
Efek Perangsangan / induksi
Jaringan dan A1 A2 B1 B2 B3
efeknya
Ujung Syaraf
-Adrenergik Pelepasan Pelepasan
<< >>
-Kolinergik Pelepasan
<<
Kel Saliva Pelapasan Sekresi
K+ amilase
Platelet Agregasi
Sel Mast Sekresi
Histamin
dihambat
Batang Otak Hambat
arus
simpatik
Tabel : Karakteristik Reseptor Adrenergik (Lanjutan)
Efek Perangsangan / induksi
Syaraf Parasimpatik
Semua serabut syaraf post ganglion parasimpatik melepaskan
Asetilkolin, lalu berinteraksi dengan reseptor Asetilkolin muskarinik
di organ efektor.
Berdasarkan fungsi dan sinyal transduksi yg dihasilkan ada 5 tipe
reseptor Asetilkolin Muskarinik : (M1, M2, M3, M4, M5).
Efek Perangsangan / induksi
Syaraf Parasimpatik
M1 : pd SSP, Syaraf Perifer, Sel Parietal Lambung. Bersifat eksitasi →
memacu SSP dan sekresi lambung
M2 : pd Jantung. Bersifat inhibisi → menurunkan kontraksi jantung
M3 : otot polos pencernaan, mata, endotellium pemb darah,
kelenjar eksokrin. Bersifat eksitasi → sekresi kelenjar eksokrin (saliva,
keringat), kontaksi otot pencernaan dan pernafasan, relaksasi otot
pembuluh darah (dg pelepasan NO)
Penggolongan Obat-obat Otonom
Penggolongan didasarkan pd kemampuan memacu (agonis) dan
menghambat (antagonis) sistem syaraf otonom.
PEMACUAN -
SISTEM SYARAF SIMPATIK SISTEM SYARAF PARASIMPATIK
PENGHAMBATAN
Agonis Adrenergik / Agonis Kolinergik /
PEMACUAN / AGONIS / Adrenomimetik / Kolinomimetik /
INDUKSI Simpatomimetik Parasimpatomimetik

Antagonis Adrenergik / Antagonis Kolinergik /


PENGHAMBATAN / Adrenolitik / Kolinolitik /
ANTAGONIS / INHIBISI Simpatolitik Parasimpatolitik
Selesai
apt.yugo@stikes-isfi.ac.id

Anda mungkin juga menyukai