Anda di halaman 1dari 93

Transmisi Sinapsis

FISIOLOGI BLOK SARAF


Neuron
• Neuron berkomunikasi melalui aktivitas
elektrik serta melalui aktivitas kimiawi
• Aktivitas elektrik  bantuan ion-ion positif
dan negatif
• Aktivitas kimiawi  substansi
neurottansmiter
Gambar: Neuron dengan dendrit dan akson
Neuron
• Neuron berkomunikasi melalui sinaps
• Perantara  substansi neurotransmiter yg
dilepaskan oleh terminal button
• Neurotransmiter berdifusi diantara celah
terminal button dan membran penerima
POTENSIAL MEMBRAN NEURON

• Potensial membran muncul karena


adanya dua kekuatan yang saling
berlawanan, yaitu yang berasal dari:

– DIFUSI

– TEKANAN ELEKTROSTATIS
DIFUSI
• Perpindahan molekul dari bagian yang
memiliki konsentrasi tinggi  rendah
• Contoh:
– Gula yang larut secara merata dalam segelas
air
TEKANAN ELEKTROSTATIS
• Substansi elektrolit  dilarutkan dalam air
 terpecah menjadi molekul-molekul yang
bermuatan listrik  ION
• Ion (+)  kation
• Ion (-)  anion
• Ion yg berlawanan akan saling tarik
menarik  tekanan elektrostatis
Gaya tarik Kation – Anion
Potensial Listrik
• Membran sel dikelilingi oleh ion-ion listrik
yang ditimbulkan oleh cairan kimia di
sekitarnya
• Cairan bagian dalam membran
(intracelullar fluid)
– Ion Na+; ion K+; ion Cl-; ion An-
• Cairan bagian luar membran (extracelullar
fluid)
– Ion Na+; ion K+; ion Cl-; ion An-
K+ K+ K+ An- Cl-
(30X) N
a+
Cl-
K+ Na
+
NEUROTRANSMITER
pengertian
• Bahan kimia dikeluarkan oleh vesicle
synaptic, bergerak maju ke celah sinapsis,
berpengaruh pd neuron sebelahnya
• Vesicle synaptic: kantung kecil di terminal
button, memroduksi bahan kimia
Fisiologi vesicle synaptic
Efek pada
membran
posinapsis:
-Depolarisasi,
eksitatori
-Hiperpolarisasi,
inhibisi
JENIS & FUNGSI
A
C Ach, dibebaskan otot skeletal,
E
eksitatoris & inhibitoris
T
Tdp di ganglion sistem saraf, organ
Y
L target: sistem saraf otonom
C parasimpatik, otak
H Berperan pd gugahan, atensi, memori,
O motivasi
L
Ach kurang: gg Alzheimer, gangguan
I
N memori & bahasa
E
Alzheimer desease
Fisiologi otak
alzheimer
Penampang sel Alzheimer
M
O
• Diproduksi sistem saraf di otak
N
O • Macamnya al:
A • 1. Catecholamine:
M a. Epineprin: dihasilkan
I adrenal medulla

N b. Norepineprin: terdapat
di sistem saraf & adrenal cortex
E
c. Dopamin: potensial
posinaptik jadi eksitatori/ inhibisi
(tergantung reseptor)

– Inhibitori: penyebab skizofrenia,


Parkinson  tremor, kejang,
keseimbangan badan tergg
– L-DOPA (stimulan dopamin) 
gejala Parkinson berkurang
parkinson

skizofren
T
E
R Fisiologi dopamin
M
I
N
A
L

B
U
T
T
O
N
– Kelebihan dopamin 
simtom skizofrenia:
halusinasi, delusi, kacau
pikiran. Atasi dengan
obat pengeblok
neurodopamin
– Kokain: sebabkan
reabsorbsi dopamin
berkurang, dopamin
banjir  kelumpuhan
otot (reseptor Ach
terblok dopamin, shg tak
bisa kontrol gerakan
– Perpaduan
norepineprin &
dopamin =
katekolamin
• Kekurangan 
depresi
• Kelebihan 
penderita adiksi
obat
– Bersifat eksitatoris
– Berperan dalam
proses adiksi
• 2. Indolamin, terdiri

a. Serotonin (5-
hydroxytryptamin /5-HT): hambat potensial
posinaptis
– Atur gugahan/mood, kontrol makan,
tidur-bangun, emosi, regulasi rasa sakit,
ingatan, belajar, pengaturan suhu tubuh,
perilaku seksual
– Sebabkan tidak mimpi saat terjaga
– LSD: mengeblok neuro serotonin 
serotonin minim, shg bermimpi saat
terjaga/halusinasi
b. Endorphin:
berperan kurangi rasa
sakit

– 1 endorphin = 48x
morfin jika diinjeksi via
otak, berlipat 3x jika
diinjeksi via pembuluh
darah
– Mencegah transmisi rasa
A
S
A 1. Asam glutamik, ditemukan di seluruh
M otak, eksitatori
2. GABA, banyak di otak & spinal cord,
A inhibitori
M Abnormalitas  epilepsi
Reseptor GABA-A (Gamma Amino Butyrid
I
Acid)-A pengikat 3 transmiter:
N Steroid
Transquilizing (benzodiazepam)  meredakan
O kecemasan, tidur, turunkan agresi, otot rileks
Barbiturat/alkohol
• 3. Glicyne, terdapat di
otak & spinal cord,
inhibitori
– Tetanus: zat kimia
pengeblok aktvts
sinapsis glisin, hilangkan
hambatan sinapsis 
otot kontraksi terus²an
(kejang²)
– Racun laba-laba
hitam (black widow)
bersifat eksitatori thd sel
Jenis Neurotransmiter
• Efek pembangkitan  excitatory
• Efek penghambatan  inhibitory
STRUKTUR SINAPSIS
• Sitoplasma:
– Pembuluh sinapsis;
– Mitokondria  sumber energi
– Cisternas  pembungkus neurotransmiter
• Celah  synaptic cleft
– Umumnya jarak 200Å (Å=angstrom, dimana
1Å = 1/10.000 mm)
– Cairan ekstrasel tempat neurotransmiter berdifusi
STRUKTUR SINAPSIS
• Neurotransmiter  diproduksi  soma sel
 dialirkan  melalui mikrotubules 
terminal button
Proses  transpor aksoplasmik
• Membran postsinapsis mengandung molekul-
molekul protein  mengubah potensial
membran meningkat Aktivitas
neuron
menghambat penerima
MEKANISME TRANSMISI SINAPSIS

– Small-molecule neurotransmitter

– Large-molecule neurotransmitter
Small-molecule neurotransmitter

• Cisterna  membran presinapsis  kaya


akan kelenjar kalsium
• Stimulasi potensial aksi  masuk ion Ca+
+
• Pembuluh sinapsis kontak dengan
membran presinapsis  EKSOSITOSIS
Large-molecule neurotransmitter

• Badan Golgi  mikrotubuls  dilepaskan


pada cairan ekstrasel dan pembuluh darah
 reseptor  NEUROMODULATOR

• Kontrol : emosi dan motivasi


Jenis Neurotransmiter
1. Aspartat
2. Glisin
ASAM AMINO
3. GABA
4. Glutamat

5. Dopamin CATHECOLAMINES
6. Neopinefrin MONOAMINES
7. Epinefrin
8. Serotonin INDOLAMINES

9. Asetilkolin
Jenis Neurotransmiter
• Neurotransmiter Asam Amino
– Bekerja cepat, terarah dan pasti di sekitar
sistem saraf pusat
– Aspartat; Glisin dan Glutamat  alami
– GABA (Gamma-aminobutyric Acid) 
modifikasi proses sintesa sederhana struktur
glutamat
– Glutamat  excitatory
– GABA  inhibitory
Jenis Neurotransmiter
• Monoamin
– Proses transmisi small-molecule neurotransmitter
– Letak : soma selnya terletak di batang otak
– 4 jenis: norepinefrin; epinefrin; dopamin, serotonin
– norepinefrin; epinefrin; dopamin  cathecolamines
– Serotonin  indolamin
Jenis Neurotransmiter
• Asetilkolin
– Penggabungan kelompok asetil dengan kolin
– Letak: pertemuan neuron-neuron otot
– Sistem saraf otonom
Jenis Neurotransmiter
• Neuropeptida
– 40 jenis neuropeptida
– Fungsi: substansi hormonal
– Susunan saraf
Jenis Neurotransmiter
PEPTIDA PITUITARY PEPTIDA DI USUS

Cortocotropin Cholecystokinin
Hormon pertumbuhan Gastrin
Lipotropin
Motilin
Hormon -melanocyt-
Pancreatic
stimulating Polypeptida
Oxytocin
Secretin
Prolactin
Subtstansi P
Vasopresin
Vasoactive intestinal

polypeptide
Jenis Neurotransmiter
PEPTIDA PEPTIDA OPIOID
HYPOTHALAMIC
 Hormon pelepas  Dynorphin
hormon Luteinizing - Endorphin
Somatostatin
Met Enkephalin
Hormon pelepas
Leu Enkephalin
Thyrotropin
Jenis Neurotransmiter
PEPTIDA LAIN
 Angiotensin
Bombesin
Bradykinin
Carnosine
Glucagon
Insulin
Neuropeptide Y
Neurotensin
Proctolin
FUNGSI
SISTEM SYARAF SENSORIK
Pokok bahasan
• Modalitas sensorik
• Reseptor
• Saraf sensorik
• Jaras sensorik
• Pusat sensorik
• Aspek sensorik lain
Divisi aferen/sensorik
• Mengirim informasi mengenai lingkungan internal dan
eksternal ke SSP (sensasi)
• Persepsi (kesadaran dan interpretasi sensasi oleh korteks
serebri)
– Beberapa informasi sensorik tidak pernah mencapai
korteks sensorik
– Contoh : ??
• Lebih dari 99% informasi sensorik diabaikan oleh otak
• Informasi pilihan diteruskan  timbul reaksi/ disimpan
sebagai memori
Modalitas sensasi/sensorik
• Berbagai jenis sensasi yang dapat dialami,
seperti : tekan, raba, nyeri, suara, dll
• Ditransmisikan oleh serabut saraf khusus yang
disebut dengan labelled line principle
Modalitas sensorik
• Sensasi umum
– Sensasi somatik
• Sensasi taktil (raba, tekan, vibrasi, gatal dan geli)
• Sensasi termal (panas dan dingin)
• Sensasi nyeri
• Sensasi proprioceptif
– Sensasi visceral : terkait kondisi ongan dalam
• Sensasi khusus
– Penghidu, pengecap, penglihatan, pendengaran dan
keseimbangan
RESEPTOR SENSORIK
Reseptor
• Potensial reseptor
• Adaptasi reseptor
Mekanisme potensial reseptor
1. Deformasi mekanik
2. Aplikasi zat kimia terhadap membran
3. Perubahan temperatur membran
4. Melalui efek radiasi elektromagnetik
Adaptasi reseptor
• Bila rangsang dgn kuat rangsang tetap diberikan
kontinyu pd suatu reseptor, frekuensi potensial aksi
di saraf sensoriknya lama kelamaan akan menurun.
Fenomena ini dikenal sebagai adaptasi /desensitisasi
• Berdasarkan kecepatan adaptasinya terdapat 2 jenis
reseptor yaitu
– Reseptor fasik
– Reseptor tonik
Reseptor fasik
• Reseptor yang cepat beradaptasi
• Tidak berespon lagi terhadap rangsangan
yang menetap
• Jika rangsangan dihentikan reseptor berespon
dengan depolarisasi ringan
• Eg:Reseptor taktil di kulit
Reseptor tonik
• Reseptor yg tdk beradaptasi sama sekali atau beradaptasi secara
lambat
• Penting utk mengetahui informasi yang kontinyu suatu stimulus,
ex :
 Reseptor regang otot -> memantau kekuatan otot
 Proprioseptor sendi -> mengukur derajat fleksi sendi
 apparatus tendon golgi, muscle spindle, res.nyeri,
 baroreseptor, khemoreseptor (carotid & aortic body),
 reseptor makula pada alat vestibuler
Diskriminasi 2 titik
• Jarak terkecil dimana 2 rangsang sentuh harus
dipisahkan agar dapat dirasakan sebagai
terpisah
• Bervariasi pd setiap tempat di tubuh
• Makin banyak reseptor sentuh makin kecil
jarak kedua rangsangan
• Setiap neuron sensorik berespon thdp informasi
sensorik hanya dalam daerah terbatas di permukaan
kulit sekitarnya yang dikenal sbg lapangan reseptif
• Semakin besar ukuran lapangan reseptif semakin
rendah kepadatan reseptor daerah tsbt
• Semakin kecil lapangan reseptif suatu bagian tubuh,
semakin besar ketajaman atau kemampuan
diskriminatif
SYARAF SENSORIK
JARAS SENSORIK
Jaras sensorik
1. Traktus kolumna dorsalis-lemniskus medial
• Mengantarkan impuls sensorik dari mekanoreseptor dan
proprioseptor ke talamus
• Menyeberang ke sisi berlawanan di medula oblongata

2. Traktus spinotalamikus(anterolateral)
• Mengantarkan impuls sensorik dari termoreseptor and nociseptor
ke talamus
• Menyeberang ke sisi yang berlawanan di medula spinalis
Traktus kolumna dorsalis
1. Sensasi raba dengan tingkat lokalisasi rangsang yang tinggi
2. Sensasi raba dengan intensitas gradasi halus
3. Sensasi fasik seperti getaran
4. Sensasi gerakan pada kulit
5. Sensasi kinestetik
6. Sensasi tekanan dengan intensitas derajat halus
Traktus spinotalamikus(anterolateral)

1. Nyeri
2. Termal
3. Sensasi raba dan tekanan kasar
4. Sensasi gatal dan geli
5. Sensasi seksual
KORTEKS SOMATOSENSORIK
Korteks somatosensorik
• Area somatosensorik I
• Area somatosensorik II
• Area asosiasi somatosensorik
Area somatosensorik I
• Terletak pada gyrus post centralis korteks serebri
• Memiliki kemampuan lokalisasi yang tinggi terhadap
berbagai bagian tubuh yang digambarkan dalam
bentuk peta proyeksi (homunculus sensorik)
• Menerima informasi sensorik dari sisi tubuh yang
berlawanan
Fungsi area somatosensorik I
• Diketahui melalui efek yang timbul jika ada lesi pada
daerah tersebut yaitu :
– Orang tidak dapat melokalisasi sensasi yang berbeda dari bagian yang
berbeda dari tubuh, namun, ia dapat melokalisasi sensasi kasar.
– Orang tidak dapat menilai derajat kritis tekanan terhadap tubuh.
– Orang tidak dapat menilai atau memperkirakan bobot benda.
– Orang tidak dapat menilai bentuk benda (astereognosis)
– Orang tidak dapat menilai tekstur bahan
Area asosiasi somatosensorik
• Berada pada area Broadman 5 dan 7, dikorteks parietal,
belakang area somatosensorik I
• Mengartikan lebih jauh makna dari suatu informasi sensorik
• Lesi pada daerah ini mengakibatkan tidak mampu mengenali
objek atau benda yang kompleks yang dirasakan pada sisi
tubuh berlawanan dan lupa terhadap adanya sisi tubuh
tersebut
• Defisit sensorik yang kompleks : Amorfosintesis
Sensasi taktil
• Raba, tekanan, getaran……… reseptor sama
• Perbedaan :
1. Sensasi raba : reseptor taktil dalam kulit atau dalam
jaringan dibawah kulit
2. Sensasi tekanan : deformasi jaringan yang lebih dalam
3. Sensasi getaran : sinyal sensoris berulang dan cepat
pada beberapa jenis reseptor untuk
raba dan tekanan , khususnya yang adaptasi
cepat
Sensasi taktil (lanj.)
1. Free nerve ending
2. Meissner’s corpuscle
3. Mercle disc
4. Hair end organ
5. Ruffini’s end organ
6. Pacinian corpuscle
Transmisi
1. Meissner corpuscle, Merkel disc, pacinian corpuscle dan
Ruffini’s end organ
…….Serat saraf tipe A (30-70 m/dt)

2. Free nerve ending


…….Serat saraf bermielin tipe A (5-30 m/dt)

3. Sebagian free nerve ending


……..Serat saraf tipe C (1-2 m/dt)
DETEKSI GETARAN :
1. Paccinian corpuscle……..sinyal vibrasi 30-800 siklus/dt
2. Meissner corpuscle………sinyal vibrasi 2-80 siklus/dt

GATAL DAN GELI


- Free nerve ending
- Lokasi lapisan superficial kulit
- Inhibisi lateral
POSITION SENSE=PROPRIOCEPTIVE SENSE
1. Statik
2. Kinestetik=dynamic proprioceptive

Reseptor :
1. Ruffini’s organ
2. Reseptor tendon golgi
3. Pacinian corpuscle

Transmisi sinyal kinestetik….saraf sensoris tipe A


NYERI

- Nyeri : gejala yang sering ditemukan


- Tujuan nyeri : Mekanisme protektif tubuh
Jenis nyeri :
1. NYERI CEPAT
- 0,1 dt sesudah stimulus
- sharp pain, pricking pain, acute pain, electric pain
- kulit
2. NYERI LAMBAT
- 1 dt sesudah stimulus
- slow burning pain, aching pain, throbbing pain, nauseous pain
chronic pain
- kulit, jaringan dalam dan organ
RESEPTOR NYERI : Free nerve ending
-Banyak terdapat pada kulit, periosteum, dinding arteri, permukaan sendi,
falx dan tentorium cerebri
-Jaringan yang lebih dalam tidak banyak terdapat FNE
Ada 3 jenis reseptor nyeri berdasarkan jenis stimulus :
1. Mechanical
2. Thermal
3. Chemical
Zat kimia yang menimbulkan nyeri :
Bradikinin, serotonin, histamin, potassium ion
acids, acethylcholin, proteolytic enzymes
Zat yang meningkatkan sensitivitas reseptor nyeri :
Prostglandin dan substance P
SIFAT RESEPTOR NYERI :
1. Tidak beradaptasi
2. Hyperalgesia

Intensitas nyeri sebanding dengan kecepatan kerusakan jaringan


Intensitas nyeri juga berkorelasi dengan peningkatan konsentrasi ion K
Dan Enzim proteolitik

KERUSAKAN JARINGAN SEBAGAI PENYEBAB NYERI :


3. Zat kimia
4. Iskemia jaringan……peningkatan asam laktat
5. Spasme otot…….
- stimulus terhadap mechanosensitive pain receptor
- kompresi pembuluh darah…..iskemia
SISTEM ANALGESIA
- Reaksi terhadap nyeri………derajat yang berbeda
- Tergantung pada kemampuan otak untuk mensuppresi rasa nyeri
melalui sistem analgesia
Neurotransmitter yang terlibat dalam sistem analgesia :
…….enkhephalin dan serotonin

Sistem opiat otak :


1. Beta endorphin……hipothalamus dan hipofise
2. Met-enkhephalin….batang otak dan MS
3. Leu-enkhephalin….batang otak dan MS
4. Dynorphin……….hipothalamus dan hipofise

Mekanisme kerja : presinaptic inhibition dan postsinaptic inhibition


Presinaptic inhibition : blok Ca channel
REFERRED PAIN
-Pengertian
-Mekanisme

VISCERAL PAIN
- Penyebab true visceral pain :
1. iskemia
2. stimulus kimia
3. spasme hollow viscus
4. overdistensi hollow viscus

Viscera yang insensitif :


parenkim hati dan parenkim paru
SENSASI THERMAL
- Manusia bisa bedakan gradasi panas dan dingin
- Reseptor termal :
1. Reseptor panas
2. Reseptor dingin
3. Reseptor nyeri

- jumlah reseptor dingin lebih banyak (3-10x)


transmisi oleh saraf tipe C (kec.0,4-2 m/dt)
- panas…..transmisi oleh saraf tipe A dan C
• Mekanisme perangsangan reseptor thermal :
– Perubahan kecepatan metabolisme akibat
perubahan kecepatan reaksi kimia intra seluler
– Peningkatan suhu 10 C akan meningkatkan
kecepatan reaksi kimia lebih dari dua kali lipat
– Bukan karena efek langsung suhu panas atau
dingin
Perangsangan reseptor termal…..gambar
< 10 C  res.nyeri
10-15 C  res.nyeri dan res.dingin
15-30 C  res.dingin
30-43 C  res.panas dan res.dingin
30-50 C  res.panas
43-50 C  res.panas dan nyeri
Dermatom
Dermatom
- bidang segmental persarafan spinal
- terdapat overlapping dari segmen ke segmen
- guna : menentukan segmen medula spinalis yang
rusak
Selamat belajar

Anda mungkin juga menyukai