Sistem saraf secara titik pandang anatomi-topografi dan fungsional mengkoordir sistem-
sistem lainnya di dalam tubuh dibagi dalam dua kelompok yaitu:
a. Susunan Saraf pusat (SSP), yang terdiri dari otak dan susunan sumsum tulang belakang
1) Saraf-saraf motoris atau saraf Eferen yang menghantarkan impuls (isyarat) listrik dari SSP
ke jaringan perifer melalui neuron eferen (motoris); menuju kelenjar disebut serabut sekret
orik.
2) Saraf-saraf sensoris atau saraf Aferen yang menghantarkan impuls dan periferi ke SSP me
lalui neuron aferen (sensori); berasal dari organ panca indera disebut serabut sensorik. Saraf
eferen terbagi menjadi 2 sub sistem utama:
c. Sistem Saraf Otonom, yang menegendalikan organ-organ dalam secara tidak sadar. Menurut
fungsinya SSO dibagi menjadi dua cabang, yakni Sistem (Ortho)Simpatis dan Sistem Parasimpat
is (SO dan SP).
d. Sistem Saraf Motoris atau Somatik, yang mengendalikan fungsi-fungsi tubuh secara sadar.
Sistem syaraf
• Resting state: potensial ion (-70), gerbang Na-K tidak terbuka, tidak ada in
fluks
• Fase depolarisasi: Kanal Na perlahan membuka terjadi influx Na pot
ensial aksi (-50)
• Fase puncak: potensial ion (+30) – (+50), kanal Na tertutup, K terbuka
• Fase repolarisasi : Kanal K terbuka efluks K potensial turun
• Undershoot: kanal K masih terbuka sedikit sel lebih negative
Neurotransmiter
– Neurotransmiter : zat kimia yang disintesis dalam neuron, disimpan dalam gelembung si
naptik pada ujung akson.
– Zat kimia ini dilepaskan dari akson terminal melalui eksositosis.
– Zat kimia ini mengubah permeabilitas sel neuron sehingga lebih mampu menghantarkan
impuls.
– Transmisi sinaptik neurotransmitter – tempat kerja obat:
1. Impuls di presinaps
2. Sintesis neurotransmitter
3. Penyimpanan
4. Pelepasan
5. Ikatan dgn reseptor postsinaps
6. Ambilan kembali
7. Reuptake blocked (contoh kerja obat)
– Neurotransmitter pusat:
o Terdapat 30 jenis neurotransmiter yang telah diketahui maupun yang masih diduga
o Asam Amino netral : glysin dan GABA menghambat meningkatkan permeabilitas m
embran thdp Cl-
eX obat: Striknin antagonis thdp glysin pembangkit konvulsi umum & racun tikus
o Asam Amino Asam : glutamat dan Aspartat : perangsang kuat untuk eksitasi neuronal
o Asetilkolin : efek berbeda pada reseptor reseptor nikotinik dan muskarinik
o Monoamin :
1. Dopamin : membuka saluran kalium umumnya penghambat lambat pada SSP , contohnya obat
yg mempengaruhi: anti parkinson
2. norepinefrin,
3. 5 hidroksitriptamin (5-HT) atau serotonin: umumnya penghambat kuat, tp bisa juga eksitasi, memp
engaruhi tingkah laku (ex : LSD)
o Peptida : peptida opioid (enkefalin, endorfin, dsb), neurotensin, zat P, somastatin, dll
– Benzodiazepine membantu GABA agar kanal Cl terbuka
– Mekanisme perangsangan:
- Perangsangan SSP
Blokade sistem hambatan
Meninggikan perangsangan sinaps
- Perangsangan Napas
Perangsangan pusat nafas
Impuls sensorik dari kemoreseptor
Impuls dari tendon dan sendi
Pengaturan pusat lbh tinggi
- Perangsangan Vasomotor
Perangsangan medula oblongata
- Perangsangan pusat Muntah
melalui CTZ (chemoreceptor trigger zone) di MO, contoh: apomorfin.
Mekanisme Kerja Obat Pada Sistem
Saraf Pusat
Obat yang bekerja terhadap SSP dapat dibagi dalam beberapa golongan besar, yaitu:
1. Psikofarmaka (psikotropika), yang meliputi Psikoleptika (menekan atau menghambat fungsifungsi tertentu dari
SSP seperti hipnotika, sedativa dan tranquillizers, dan antipsikotika); Psiko-analeptika (menstimulasi seluruh SSP,
yakni antidepresiva dan psikostimulansia (wekamin).
2. Untuk gangguan neurologis, seperti antiepileptika, MS (multiple sclerosis), dan penyakit Parkinson.
3. Jenis yang memblokir perasaan sakit: analgetika, anestetika umum, dan lokal.
Anestetik umum
Hipnotik-sedatif dan Alkohol
Psikotropik
Antiepilepsi dan Anti Konvulsi
Obat Parkinson
Analgesik opioid dan Antagonis
Analgesik- antipiretik, AINS dan Obat sendi lain
Perangsang sistem saraf pusat
Anestetik Lokal
Anestesia : hilangnya sensasi nyeri yg disertai atau tidak disertai hilangnya kesadaran
Anestetik : obat yg memiliki efek anestesia
Jenis anestetik umum:
a. Berdasar bentuk fisik
a.
Jenis Sifat Contoh
Gas Potensi ringan, Ex : N20 (Nitrogen
digunakan untuk monoksida = gas
induksi dan operasi gelak), siklopropana
ringan,
Menguap Cair pada suhu kamar, - Eter (eter, enfluran,
(vollatile) kuat pd kadar rendah, isofluran)
mudah larut lemak, - Hidrokarbon
darah dan jaringan. halogen (halotan,
metoksifluran,
Etilklorida, fluroksen,
Trikloretilen)
Per-IV Tujuan anestesi ini Barbiturat (Na
(intravena) untuk induksi tiopental, tiamilal)
anestesi, induksi dan fentanil, ketamin,
peliharaan bedah Diazepam, etomidat,
singkat, Suplementasi propofol
hipnosis pd anest.lokal,
dan sedasi
a. Berdasar cara pemberian
o Anestesi Inhalasi
o contoh: derivat eter kec. Halotan dan nitrogen
o Ideal bila masa induksi dan pemulihan singkat & nyaman, peralihan s
tadium anestesi cepat, relaksasi otot sempurna, aman, tidak ada efek
toksik
o Diberikan dg Open drop method, Semiopen drop method, Semiclose
d method, Closed method
o Anestesi scr Parenteral (IV)
o Contoh: barbiturat, propofol, etomidat, ketamin, droperidol, benzodia
zepin, fentanil, sulfentanil, dll.
o Ideal bila cepat menghasilkan hipnosis, mempunyai efek analgesia, m
enimbulkan amnesia pasca-anestesia, dampak buruk mudah dihilangk
an, cepat dieliminasi tubuh, tidak/sedikit mendepresi system respirasi
dan kardiovaskuler dan pengaruh farmakokinetiknya tidak bergantun
g pada disfungsi organ
o Balanced anesthesia: obat digunakan tunggal atau dalam kombinasi s
ebagai adjuvant untuk anestetik inhalasi agar induksi anestetiknya ce
pat tercapai.
Hipnotik-Sedatif dan Alkohol
– Merupakan golongan obat pendepresi sistem saraf pusat
– Sedatif :
• Menekan Aktivitas
• Menekan Emosi
• Menenangkan
– Hipnotik:
• Kantuk
• Mempermudah Tidur
• Mempertahankan Tidur
– Mekanisme kerja : Golongan Barbiturat dan Benzodiazepin bereaksi pada reseptor GABAa
yang menyebabkan terbukanya kanal ion klorida sehingga menyebabkan penurunan aktifita
s sel saraf pusat (sedasi). Peningkatan dosis pada obat ini sejalan dengan efeknya bahkan s
ampai pada keadaan koma dan kematian pada penggunaan golongan barbiturat.
- Benzodiazepine
Contoh:
Klordiazepoksid
Diazepam
Lorazepam
Klorazepat
Halazepam
Flurazepam Farmakodinamika :
Quazepam • sedasi, hipnosis, ansiolitik, antikonvulsi, dan relaksasi otot.
• efeknya di:
– SSP : Depresi ( sedasi hipnosis stupor)
– EEG ( elektroensefalogram ) : ᾳ menurun, low volta
ge fast activity
– Respirasi : ringan berat (depresi ventilasi alveoli
asidosis respiratoar). Pada pasien PPOK, hipoven
tilasi dan hipoksemia.
– Kardiovaskuler : ringan Berat ( menurunkan teka
nan darah, menaikkan denyut jantung )
– Sal. Cerna : Menurunkan sekresi asam lambung
Farmakokinetika:
» semua diabsorbsi sempurna kecuali klorazepat (klorazepat diabsorbsi setela
h dikarboksilasi dalam cairan lambung menjadi N desmetil diazepam –nor
diazepam- )
» Dapat melewati sawar uri, disekresi dalam ASI
» Dimetabolisme enzim sitokrom P450 di hati (CYP3A4 dan CYP2C19) kec
uali eksozepam, dikonjugasi langsung
» Penghambat CYP3A4 : eritromisin, klaritromisin, ritonavir, itrakonazol, ketok
onazol, nefazodon, sari buah grape fruit
» Metabolisme benzodiazepin terjadi dalam 3 tahap: desalkilasi, hidroksilasi,
konjugasi
» Hipnotik yang ideal, onzet cepat, durasi lama, tidak menimbulkan residu
Efek samping:
» Kepala ringan, malas, lambat, inkordinasi motorik, ataksia, gangguan fun
gsi mental dan psikomotorik, gangguan kordinasi berpikir, bingung, disa
rtria, dan amnesia anterograd.
» Jangan bareng ETANOL
» Dapat menimbulkan efek paradoksal
» Gejala Putus Obat
» Jarang menyebabkan kematian
- Barbiturate
Farmakodinamik : Farmakokinetik
o SSP : Semua tingkat depresi (mulai sedasi o Absorbsi mudah, cepat, sempurna
mati) o Distribusi : Luas, lewati plasenta
Efek anti ansietas o Ekskresi : Urine
Efek hipotonik
Efek anastesi umum
Efek anti konvulsi
Efek analgesi
o Pernapasan : Tergantung Dosis
Efek Samping
o Kardiovaskuler : Intoksikasi : hipoksia sekunder
krn depresi napas (dosis tinggi depresi pusat
vasomotor vasodilatasi perifer hipotensi o Hangover (vertigo, mual, diare)
syok) o Eksitasi paradoksal (fenobarbital)
o Hati : Meningkatkan kecepatan metabolisme : o Rasa Nyeri
obat, hormon steroid, kolesterol, garam empedu, o Alergi
vit.K dan D o interaksi obat
o GIT : Depresi sentral, Tonus otot usus menuru
n, Kontraksi menurun
- Alkohol
Farmakodinamik
o Potensiasi :
Hipnotik sedatif
Antikonvulsi
Antidepresi
Antiansietas gangguan koordinasi otot
o Dosis kronis memacu metabolisme obat lain
o Dosis akut menghambat obat lain
o Pasien yang mengalami tolerasi terhadap barbiturat
dapat toleransi juga terhadap alkohol
Psikotropik
Obat yang bekerja secara selektif pada susunan saraf pusat (SSP) dan mempunyai efek utama terhadap aktivi
tas mental dan perilaku, dan digunakan untuk terapi gangguan psikiatrik.
klasifikasi:
a. antipsikosis (fenotiazin)
b. antiansietas (gol.benzodiazepin)
c. antidepresan (amitriptilin, fluoksetin, dll)
d. moodstabilizer (karbamazepim)
Efek samping :
1. Gejala esktrapiramidal yaitu kejang muka, tremor, dan kaku anggota gerak karena disebabkan kek
urangan kadar dopamin dalam otak
2. Sedativ disebabkan efek histamin antara lain mengantuk, lelah, dan pikiran keruh
3. Gerakan tidak sengaja terutama pada otot muka (bibir dan rahang)
4. Hipotensi, disebabkan adanya blokade reseptor alfa adrenergik dan vasodilatasi pembuluh darah
5. Efek anti kolinergik dengan ciri mulut kering, obstipasi dan gangguan penglihatan
6. Efek anti serotinin menyebabkan gemuk karena menstimulasi nafsu makan
7. Galaktore yaitu meluapnya ASI karena menstimulasi produksi ASI secara berlebihan
Anti Konvulasi (Anti Epilepsi)
Epilepsi: recurrent seizure (bangkitan berulang), terjadi karena depolarisasi abnormal di suatu
focus (neuron epileptic) dalam otak.
Gejala: konvulsi, hiperaktivitas otonomik, gg.sensoris, letupan EEG
Obat antiepilepsi: Menghambat proses inisiasi dan penyebaran kejang melalui peningkatan in
hibisi (GABA nergik, penurunan eksitasi)
Contoh : gol hiantoin, barbiturat, benzodiazepin,dll)
PLATELET : Menyumbat lubang pada sel endhotel yang luka. Terlibat pada pembentukan trombus pa
thologis stroke
Jenis obat:
Aspirin
a. Menghambat prostaglandin
b. Menghambat produksi tromboksan 2 (TXA 2) perpanjangan waktu perdarahan
c. Dosis kecil 80-320 mg/hari
d. Sediaan 100mg untuk pencegahan trombosis
e. Efek samping: gangguan lambung
f. Interaksi: heparin, antikeagulan
Dipiridamol (Persantin)
a. dosis yang diperlukan pada agregasi trombosit 10% dapat menyebabkan Pada flushing dan sakit ke
pala
b. Bersama aspirin dapat menurunkan stroke dan TIA
c. Dosis: 20mg dipiridamol dan 20mg aspirin (AGRENOK)
Tiklopidin (Tiklid)
a. Menghambat agregasi trombosit
b. Tidak mempengaruhi prostaglandin
c. Efek samping: mual muntah 20%, perdarahan 5%, leukopeni 1%
d. Dosis: 200mg, 2x sehari.
e. Dapat dikombinasi dengan aspirin
Obat Parkinson
Parkinson adalah suatu penyakit neurodegeneratif yang disebabkan terganggunya keseimbangan
neurohormonal di otak ditandai degan hipokinesia dan kekakuan muscular
Penyebab : degenerasi sel dopaminergik di otak sehingga produksi dopamin di otak berkurang
Klasifikasi Obat :
a. Menaikkan aktivitas dopamin
b. Menurunkan aktivitas asetilkolin daam system motorik ekstrapiramidal
Terapi pengganti dopamin
Levodopa + karbidopa/benserazidprekursor pengganti dopamine
Agonis dopamin
Bromokriptin, apomorfin, ropirinol, lisurgiddigunakan pada pasien yang tidak peka dengan ledova
Monoamin oksidase
Selegilin + levodopa menghambat degredasi dopamin
Antagonis asetilkolin
Triheksilfenidil, benztropin, biperin menurunkan aktivitas asetilkolin dalam otak
Perangsang Sistem Saraf Pusat
STRIKNIN
Berfungsi untuk menjelaskan fisiologi dan farmakologi susunan saraf, obat ini menduduki tempat
utama di antara obat yang bekerja secara sentral.
Mekanisme kerja : mengadakan antagonism kompetitif terhadap transmitter penghambatan, yaitu
glisin di daerah penghambatan pascasinaps. Glisin juga bertindak sebagai transmitter penghamb
at pascasinaps yang terletak pada pusat lebih tinggi di SSP
PENTILENTRAZOL
Mekanisme kerja : penghambatan sistem GABA-ergik, dengan demikian akan meningkatkan eksi
tabilitas SSP; adanya efek perangsangan secara langsung masih belum dapat disingkirkan.
Digunakan sebagai analeptic yang tidak sekuat pirotoksin.
MODAFINIL
Obat yang relative mengobati rasa kantuk berlebihan pada siang hari yang berhubungan dengan
narkolepsi
Mekanisme kerja : Modafinil dapat meingkatkan aktifitas c-fos pada sel hipokretin dan nucleus tu
beromamilaris dan pada dosis yang lebih tinggi modafinil mempunyai efek pada korteks striatum
dan korteks kingulata. Modafinil berikatan lemah dengan dopamin transporter dan menyebabkan
pelepasan dopamin dalam jumlah yang lebih sedikit dibandingkan obat perangsang susunan sar
af pusat lainnya. Modanfil meningkatkan kadar glutamate dan menekan GABA di hipotalamus po
sterior dan juga meningkankan glutamate di hipokampus dan thalamus ventral, yang dapat menin
gkatkan kejagaan.
Efek samping : dosis 100-600mg, dosis yang lebih tinggi (800g) menimbulkan takikardia dan hipe
rtensi.
MDMA
N-metil-3,4-metilendioksi amfetamin atau dikenal dengan ekstasi
Mekanisme kerja : meningkatkan pelepasan total neurotransmiter monoamin dari ujung akson.
MDMA tidak bekerja langsung melepaskan serotonin, namun dengan berikatan dan kemudian
menghambat transporter yang terlibat dalam ambilan kembali (uptake)
Efek samping : degenerasi sel saraf serotonergik dan akson pada tikus dan pada manusia dida
patkan kadar metabolit serotonin yang rendah dalam cairan serebrospinal, juga menyebabkan
toksisitas dan masalah seperti rahang mencengkram, nyeri otot, serta berkurangnya control tek
anan darah.
XANTININ
Derivat xantin terdiri dari kafein, teofilin, dan teobromin
Mekanisme kerja : Teofilin dapat menghambat enzim fosfodiesterase (PDE) sehingga mencega
h pemecahan cAMP dan cGMP masing-masing menjadi 5’-AMP dan 5’-GMP. Penghambatan
PDE menyebabkan akumulasi cAMP dan cGMP dalam sel sehingga menyebabkan relaksasi ot
ot polos, termasuk otot polos bronkus. Teofilin fan metilxantin lainnya relative nonselektif dalam
menghambat subtipe PDE.