PENDAHULUAN
Pendekatan keluarga sehat yang dapat dilakukan melalui kunjungan rumah oleh petugas
kesehatan. Dengan melakukan kunjungan rumah ini petugas kesehatan bukan hanya
mengumpulkan data kesehatan keluarga melainkan petugas dapat mengenali masalah
kesehatannya, upaya mengatasinya serta memberikan motivasi agar keluarga di wilayah kerja
puskesmas tersebut mampu melakukan upaya pencegahan serta peningkatan status kesehatan
keluarganya dengan megoptimalkan potensi atau kemampuan yang dimilikinya.
Dalam rangka mendukung Program Indonesia Sehat dengan pendekatan keluarga yang
merupakan salah satu dari Agenda ke-5 Nawa Cita yaitu meningkatkan kualitas hidup
manusia Indonesia. Program Indonesia Sehat dengan pendekatan keluarga (PIS-PK) ini
dituangkan dalam penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka menengah Nasional 2015-
2019, melalui Keputusan Menteri Kesehatan R.I. Nomor HK.02.02/Menkes/52/2015 tentang
Rencana Strategis Kementrian Kesehatan Tahun 2015-2019.
Skizofrenia adalah gangguan kejiwaan yang ditandai dengan adanya distorsi realita,
disorganisasi, dan kemiskinan psikomotor Gejala psikotik ditandai oleh abnormalitas dalam
1
bentuk dan isi pikiran, persepsi, emosi, motivasi, neurokognitif, serta aktivitas motorik. Gejala
pada skizofrenia sering kali dikenal sebagai gejala positif dan gejala negatif. Gejala positif
meliputi waham, halusinasi, dan gangguan pikiran formal. Gejala negatif merefleksikan tidak
adanya fungsi yang pada kebanyakan orang ada. Tampil dalam bentuk kemiskinan
pembicaraan, penumpulan dan pendataran afek, anhedonia, penarikan diri secara sosial,
kurangnya inisiatif atau motivasi, dan berkurangnya atensi.1
Pada tahun 2017, skizofrenia menjangkit hampir 20 juta orang di seluruh dunia.2 Menurut
data dari Riskesdas tahun 2018, prevalensi rumah tangga yang memiliki anggota rumah
tangga dengan gangguan jiwa skizofrenia atau psikosis di Indonesia sebesar 6,7 permil, dan
untuk di Provinsi Jambi sendiri mencapai 6,58 permil
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.2. Epidemiologi
Menurut WHO, mengambil data dari The Lancet, skizofrenia menjangkit hampir 20 juta
orang di seluruh dunia pada tahun 2017.2 Menurut data dari Riskesdas tahun 2018, prevalensi
rumah tangga yang memiliki anggota rumah tangga dengan gangguan jiwa atau psikosis di
Indonesia sebesar 6,7 permil, dan untuk di Provinsi Jambi sendiri mencapai 6,58 permil, serta
khususnya di Kota Jambi mencapai 7,36 permil. 3, 4
2.3 Etiologi
1. Faktor Genetik
Dapat dipastikan bahwa terdapat kontribusi genetik pada beberapa, atau seluruh
bentuk skizofrenia. Sebagai contoh, pada individu yang memiliki saudara dengan kelainan
skizofrenia akan memiliki kemungkinan yang lebih tinggi untuk terpapar skizofrenia juga
daripada individu yang tidak memiliki saudara dengan skizofrenia. Kemungkinan tersebut
berhubungan dengan tingkat kedekatan individu dan saudaranya yang menderita skizofrenia.6
4
2. Faktor Biokimia
3. Faktor Psikososial
Faktor ketiga stressor psikososial adalah setiap keadaan yang menimbulkan perubahan
dalam hidup seseorang sehingga memaksa seseorang untuk melakukan penyesuaian diri, guna
menanggulangi stressor (tekanan mental). Masalah stressor psikososial dapat digolongkan
dalam masalah perkawinan, masalah hubungan interpersonal. Faktor keluarga dan faktor
psikosial lain (penyakit fisik, korban kecelakaan atau bencana alam, masalah hukum,
perkosaan, dan lain-lain).8
2.4 Patofisiologi
5
Gambar 2.2.Jalur dopaminergik pada otak manusia (Crocker, 1994)
6
Gambar 2.2.Jalur dopaminergik pada otak manusia (Crocker, 1994)
b. Jalur mesokorteks juga muncul dari batang otak namun diproyeksikan ke daerah
korteks. Gejala negatif dan kognitif skizofrenia mungkin terkait dengan penurunan aktivitas di
jalur mesokorteks, yang dapat menyebabkan penurunan neurotransmisi dopamin di daerah
korteks seperti korteks prefrontal.
c Proyek jalur nigrostriatal dari substantia nigra ke ganglia basal. Jalur dopamin
nigrostriatal adalah bagian dari sistem saraf ekstrapiramidal, dan mengendalikan gerakan
motorik. Kekurangan dalam dopamin di jalur ini menyebabkan gangguan gerakan termasuk
penyakit Parkinson, ditandai dengan kekakuan, akinesia/bradikinesia, dan tremor.
7
2.5 Gejala
Tsuang membagi dua gejala skizofrenia secara garis besar : gejala positif dan gejala
negatif Gejala negatif muncul dan mendominasi pada fase “prodromal‟ dan “residual‟ dari
skizofrenia.
Gejala positif diartikan secara umum sebagai tingkah laku yang tidak ditemui di orang
normal, sedangkan gejala negatif adalah gejala-gejala yang berhubungan dengan tingkah laku
pasif pasien namun cenderung tidak terlihat dan diabaikan oleh orang-orang sekitar. Gejala
positif muncul dan mendominasi tingkah laku paseien pada fase “aktif” skizofrenia.
a. Gejala Negatif
Gejala Negatif Skizofrenia mencakup afek mendatar atau menumpul, miskin bicara
(alogia) atau isi bicara, bloking, kurang merawat diri, kurang motivasi, anhedonia, dan
penarikan diri secara social. Gejala negatif dari pasien skizofrenia cenderung berkaitan
dengan gangguan ekspresi emosi dan kurangnya kapasitas pasien untuk merespon lingkungan
di sekitar pasien yang sebagian besar bersifat dinamis.
b. Gejala Positif
Gejala-gejala ini meliputi delusi/waham, halusinasi, dan ilusi. Berdasarkan dari letak
gangguan, gejala-gejala positf ini bisa diklasifikasikan sebagai:
3. Gangguan emosi atau motorik : Karena gejala-gejala ini sangat mudah untuk
dikenali, bahkan oleh orang awam, gejala-gejala positif ini memiliki peran
penting dalam membangun gambaran umum pasien skizofrenia.
Halusinasi auditorik adalah kelainan persepsi yang paling umum terjadi pada kasus
skizofrenia. Sering sekali, halusinasi auditori ini datang dalam bentuk suara-suara yang
terkadang memberikan komentar dan menyisipkan persepsi tersendiri pada pasien skizofrenia.
8
Beberapa bentuk halusinasi lain diantaranya : Halusinasi visual, halusinasi penciuman
(misalnya mencium wewangian), ataupun halusinasi somatik yang merupakan persepsi pasien
terhada organ tubuhnya. Ilusi diartikan sebagai persepsi yang muncul sebagai respon dari
stimulus-stimulus tertentu (sebagai contoh, pasien skizofrenia menganggap takut dengan tali
karena menganggap talisebagai ular). Delusi/waham merupakan kepercayaan yang salah atau
keyakinan palsu yang dianut pasien secara sadar tanpa adanya stimulus dari luar.11
2.6 Tilikan
Derajat insight.
2. Sedikit kesadaran diri akan adanya penyakit dan meminta pertolongan tetapi
menyangkal pada saat bersamaan
3.Sadar akan adanya penyakit tetapi menyalahkan orang lain, faktor luar, medis atau
faktor organik yang tidak diketahui.
4. Sadar bahwa penyakitnya disebabkan oleh sesuatu yang tidak diketahui pada dirinya
5. Tilikan intelektual, yaitu pengakuan sakit dan mengetahui gejala dan kegagalan
dalam penyesuaian sosial oleh karena perasaan irrasional atau terganggu, tanpa
menerapkan pengetahuannya untuk pengalaman dimasa mendatang.
9
domain yang sangat penting terhadap tindakan seseorang. Tingkatan pengetahuan dalam
domain kognitif mencakup. 13
a. Tahu
Tahu adalah tingkatan yang paling rendah. Seseorang dikatakan tahu jika dapat
menyebutkan, mendefinisikan, menguraikan dan menyatakan, tahu adalah mengingat
materi yang telah dipelajari sebelumnya.
b. Memahami
Memahami adalah kemampuan untuk menjelaskan dan menginterpretasikan materi
dengan benar.
c. Penerapan
Penerapan adalah kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada
kondisi nyata.
d. Analisis
Analisis adalah kemampuan untuk menguraikan materi atau objek ke dalam komponen
kecil, tetapi masih ada kaitannya satu dengan yang lainnya.
e. Sintesis
Sintesis adalah kemampuan untuk menghubungkan komponen dalam bentuk
keseluruhan yang baru
f. Evaluasi
Evaluasi adalah kemampuan melakukan penilaian terhadap materi atau objek.
Persepsi adalah proses diterimanya rangsangan melalui panca indera yang didahului
oleh perhatian sehingga masyarakat mampu mengetahui dan mengartikan tentang hal yang
diamati baik dari luar maupun dalam diri. Persepsi orang tentang penyakit mental memiliki
pengaruh pada sikap terhadap orang yang sakit mental.14
Proses terbentuknya pengetahuan berlangsung secara aktif dan dinamis. Faktor seperti
pengalaman, pengetahuan awal, kemampuan kognitif, dan lingkungan sangat berpengaruh
terhadap pengetahuan.13 masuknya perhatian berasal dari beberapa faktor eksternal yang
terdiri dari ukuran, kontras, intensitas, gerakan dan sesuatu yang baru dan faktor internal yaitu
proses stimulus oleh apa yang terjadi diluar dirinya melalui penginderaan seperti mata, kulit,
lidah, telinga, dan hidung tetapi tidak semua memiliki kekuatan penginderaan yang
10
sama.persepsi kemudian dilanjutkan dengan proses kognisi yaitu individu yang memiliki
tingkat kognisi yang buruk cenderung akan memiliki presepsi yang buruk terhadap objek
yang dipersepsikan.10
11
BAB III
DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN
Puskesmas bangko mempunyai luas wilayah kerja ±384 km² yang terdiri dari 2 kelurahan
dan 2 desa yang berada tepat di kota bangko yang berarti aksesnya cukup mudah dijangkau
dari semua desa. Adapun nama-nama desa di wilayah kerja puskesmas bangko sebagai
berikut:
Umumnya geografi desa berbukit dan sedikit dataran. Masing-masing desa dapat
ditempuh dengan kendaraan roda dua dan roda empat. Dengan jarak tempuh dari desa dengan
puskesmas berkisarantara 6-12 km, dengan waktu tempuh ±1 jam, 2 kelurahan yang berada di
pusat kota bangko merupakan jalur lintas sumatera yang mempunyai faktor resiko tinggi
terhadap masalah kesehatan.
12
Wilayah puskesmas bangko memiliki batas-batas wilayah sebagaiberikut:
Utara : berbatasan dengan Kelurahan pematang kandis
Selatan : berbatasan dengan desa kungkai
Timur : berbatasan dengan Kecamatan batang mesumai
Barat : berbatasan dengan Kecamatan bangko barat
13
Tabel 3.2 SaranaPelayananPuskesmasBangko
No. Nama Sarana Jumlah Keterangan
1. Puskesmas 1 Puskesmas Bangko
2. Puskesmas Pembantu 1 Pustu Sungai Kapan
3. Polindes 1 Polindes Sungai Kapas
4. Mobil Ambulance 2
5. Sepeda Motor 7
Adapun sumberdaya tenaga petugas puskesmas bangko adalah dokter umum 5 orang,
doktergigi 1 orang, tenaga kesehatan masyarakat 9 orang, apoteker 1 orang, asisten apoteker 3
orang, perawat 12 orang, sarjana keperawatan 1 orang, perawat gigi 2 orang, bidan 27 orang,
nutrisionis 2 orang, administrasi 2 orang, LCPK 2 orang, sanitasi 1 orang, laboratorium 2
orang, dan cleaning service 2 orang.
Motto Puskesmas Bangko adalah “Memberikan pelayanan secara cepat, tepat, tulus dan
ikhlas”. Tata nilai Puskesmas Bangko adalah CAKAP, berikut penjabaran tata nilai
Puskesmas Bangko adalah:
1. Cepat. Setiap kegiatan haruscepat, tanggap dalam menyelesaikan permasalahan yang
ada.
2. Akurat. Akurat dalam memberikan pengobatan
3. Komunikatif. Komunikatif dalam memberikan informasi
4. Aman. Aman dalam bertindak berdasarkan prinsip keselamatan kerja
5. Prima. Prima dalam memberikan pelayanan kesehatan dengansenyum, salam, sapa
dan santun.
Adapun visi dari Puskesmas Bangko adalah “Sebagai Pusat Pelayanan Kesehatan Dasar
Yang Berkualitas”. Untuk mencapai visi tersebut, maka Puskesmas Bangko menetapkan
misinya sebagai berikut :
4. Inovasi puskesmas
a. Santun Lansia
b. IVA Test dan CBE
15
c. Terapi berhenti merokok
d. Homecare.3
16