A. Pelaksanan Praktikum 1. Tujuan praktikum : Mengetahui salh satu sifat yang diturunkan pada manusia (golongan darah) 2. Hari,tanggal praktikum : Kamis,6 desember 2012 3. Tempat praktikum : Laboratorium Biologi FKIP Universitas Mataram
B. Landasan Teori Darah merupakan suatu suspense sel dan fragmen sitoplasma didalam cairan yang disebut plasma. Secara keseluruhan darah dapat dianggap sebagai jaringan pengikat dalam inti luas, karena pada dasarnya tediri atas unsure-unsursel dan substansi intra seluler yang berbentuk plasma. Secara fungsional pun, darah merupakan jaringan pengikat dalam arti menghubungkan seluruh bagian-bagian dalam tubuh sehingga merupakan integrasi (subowo,1992 :101). Darah itu terdiri dari dua komponen, yaitu sel-sel (antara lain eritrosit dan leukosit) dan cairan (plasma). Plasma dikurangi fibrinogen (proten untuk pembekuan darah) merupakan serum. Dalam abad 18 pada waktu mulai dilakukan transfuse darah terjadilah kematian pada resipen (penerima darah) tanpa diketahui sebab-sebabnya. Akan tetapi Dr.karl Landsteiner dalam tahun 1901 yang bekerja dilaboratorium diwina menemukan bahwa sel-sel darah merah (eritrosit) dari beberapa individu akan menggumpal (beragglutinasi) dalam kelompok-kelompok yang dapat dilihat dengan serum dari beberapa orang, tetapi tidak dengan semua orang. Kemudian diketahui bahwa dasar dari menggumpalnya eritrosit tadi ialah adanya reaksi antigen-antibody. Apabila suatu substansi asing (disebut antigen) disuntikkan kedalam aliran darah dari seekor hewan akan mengakibatkan terbentuknya antibody tertentu yang akan bereaksi dengan antigen (suryo,2008 :345-346). Pada permulaan abad ini (tahun 1900 dan 1901) k. Landsteiner menemukan bahwa penggumpalan darah (agglutinasi) kadang-kadang terjadi apabila eritrosit (sel darah merah)seseorang dicampur dengan serum darah orang lain. Akan tetapi pada orang lain, campuran tadi tidak mengakibatkan penggumpalan darah. Berdasarkan GOLONGAN DARAH BIOLOGI UMUM Page 71
reaksi tadi, maka Landsteiner membagi orang menjadi 3 golongan, ialah A,B dan O. golongan keempat jarang sekali dijumpai, yaitu golongan darah AB, telah ditemukan oleh dua orang mahasiswa Landsteiner dalam tahun 1902 adalah A.V.von decastilla dan A. sturli. Diketahui bahwa antigen atau agglutinogen yang dibawa oleh eritrosit orang tertentu dapat mengadakan reaksi dengan zat anti atau antibody atau agglutinin yang dibawa oleh serum daraah. Dikenal dua macam antigen yaitu antigen-A dan antigen-B, sedangkan zat antinya dibedakan atas anti-A dan anti-B, orang ada yang memiliki kedua antigen, yaitu antigen-A dan antgen-B, sedang ada pula yang tidak memiliki antigen A maupun antigen-B (suryo, 2004 :254-255).
C. Alat Dan Bahan 1. Alat a. Kaca preparat b. Blood c. Batang korek api 2. Bahan a. Darah praktikum b. Alcohol c. Kapas d. Serum anti A e. Serum anti B
D. Cara Kerja 1. Menyiapkan alat dan bahan 2. Membersihkan kaca preparat menggunakan tisu, 3. Membersihkan salah satu ujung jari praktikan yang sudah dibasahi alcohol, 4. Menusuk ujung jari yang telah dibersihkan dengan kapas yang dibasahi alcohol menggunakan lanset yang steril, 5. Memijat ujung jari yang ditusuk hingga mengeluarkan darah, 6. Meneteskan darah tersebut pada kaca preparat, pada dua tempat yakni di anti A dan anti B, GOLONGAN DARAH BIOLOGI UMUM Page 72
7. Meneteskan satu sampai dua tetes seruam anti A dan anti B pada darah yang diletakkan pada kaca benda, 8. Mengaduk campuran darah dan serum menggunakan batang korek api, 9. Mengamati perubahan yang terjadi pada perubahan tersebut apakah terjadi penggumpalan atau tidak.
E. Hasil Pengamatan a. Gambar Pengamatan
Keterangan I. Menggumpal II. Tidak menggumapal
b. Gambar pembanding
Anonim, 2012: 1 GOLONGAN DARAH BIOLOGI UMUM Page 73
F. Pembahasan Pada system oenggolongan darah A. B, O, orang yang bergolong darah A memiliki anti gen A pada sel darah merahnya dan mengandung anti bodi B pada plasmanya. Orang yang bergolongan darah B memiliki anti gen B pada sel darah merahnya dan mengandung anti bodi A pada plasmanya. Orang yang bergolongan darah AB memiliki anti gen A dan B sekaligus pada sel-sel darah merahnya dan tidak memiliki anti bodi A dan B pada plasmanya. Sedangkan orang yang bergolongan darah O tidak memiliki anti gen pada sel-sel darahnya, tetapi serumnya mengandukng kedua jenis anti bodi itu. Pada lempeng uji yang terdapat golongan darah Oyi, ketika ditetesi serum A mengalami penggumpalan, namun tidak menggumpal ketika ditetesi serum anti B. hal ini berarti Oyi bergolongan darah A. Pada lempeng uji yang terdapat golongan darah Ade, ketika ditetesi serum A tidak mengalami penggumpan, namun ketika ditetesi serum anti B terjadi penggumpalan, hal ini menunjukkan Ade bergolongan darah B, hal ini disebabkan golongan darah B mengandung anti gen B dan menghasilkan anti bodi terhadap A. pada lempeng uji yang terdapat golongan darah Wahyul, ketika ditetesi anti A dan B tidak mengalami penggumpalan, hal ini membuktikan bahwa pada darah praktikan tidak terdapat anti gen pada sel darah merahnya sehingga golongan darahnya O. Pada lempeng uji yang terdapat golongan darah Husnul, ketika ditetesi anti A dan B terjadi penggumpalan, karena gologan darah AB menghasilkan ati gen A dan B. Hal ini menunjukkan bahwa pada hasil praktikum pengamatan golongan darah, darah praktikan yang ditetesi ke masing-masing anti serum pada lempeng uji memiliki hasil yang berbeda-beda. Bebrapa sampel darah yang ditetesi anti A menggumpal dan yang lain tidak menggumpal. Begitu juga dengan sampel yang ditetesi anti B, beberapa menggumpal dan yang lain tidak. Dari hasil tersebut menujukkan bahwa golongan darah A hanya bisa memberi dan menerima donor hanya untuk golongan darah A saja, karena individu dengan golongan darah A hanya memiliki sel darah merah pada anti gen A dipermukaan membran selnya dan menghasilkan anti bodi terhadap anti gen B dalam serum darahnya. Sama halnya dengan golongan darah B hanya bisa memberi dan menerima hanya untuk golongan darah B. Beda halnya dengan golongan darah O yang bisa GOLONGAN DARAH BIOLOGI UMUM Page 74
mendonorkan darah kesemua golongan darah, karena golongan darah O tidak mengandung anti gen A dan B. Hal tersebut juga menjelaskan golongan darah O tidak dapat menerima donor dari golongan darah manapun, beda halnya dengan golongan darah AB yang bisa menerima donor darah dari semua golongan darah, dan dapat mendonorkan ke golongan darah A dan B.
G. Kesimpulan Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan, maka dapat diambil kesimpulan: 1. Anti gen bersifat menggumpal dan anti gen digumpalkan. 2. Jika serum anti A menyebabkan aglutinasi pada tetes darah, maka individu tersebut memiliki golongan darah A. 3. Jika serum anti B menyebabkan aglutinasi (penggumpalan darah), individu tersebut memiliki golongan darah B. 4. Jika serum anti A dan B menyebabkan aglutinas, maka individu tersebut memiliki golongan darah AB. 5. Jika serum anti A dan B tidak menyebabkan aglutinasi, maka individu tersebut tidak memiliki aglutinogen atau bergolongan darah O. 6. Pada system A B O terdapat dua macam anti gen, yaitu anti gen A dan B serta dua macam anti bodi anti bodi A dan B. 7. Dalam tubuh manusia terdapat tiga golongan darah utama yaitu golongan darah A, B, dan O. 8. Aglutinogen merupakan polisakarida yang tidak hanya terdapat pada sel darah merah namun juga terdapat pada kelenjar ludah.