A. PELAKSANAAN PRAKTIKUM
1. Tujuan praktikum : Untuk membuat kecap ikan lemuru dengan starter
ekstrak buah nanas
2. Hari,Tanggal praktikum : Kamis, 17 Desember 2015
3. Tempat praktikum : Laboratorium Biologi FKIP, Universitas Mataram.
B. LANDASAN TEORI
A. Ikan Lemuru
Lemuru merupakan ikan yang dalam bahasa inggris lebih dikenal dengan
sardinella. Lemuru biasanya hidup bergerombol. Badannya langsing dengan
warna biru kehijau-hijauan pada bagian punggung dan keperak-perakan pada
bagian bawahnya. Makanan utamanya adalah plankton. Untuk itu, ikan ini
dilengkapi dengan tapis insang (gill rakers) untuk menapis atau menyaring
plankton makanannya. Klasifikasi dari ikan lemuru itu sendiri menurut Saanin
(1986) adalah sebagai berikut:
Phylum Chordata
Sub Phylum Vertebrata
Class Pisces
Sub Class Teleostei
Ordo Clupeiformes
Family Clupeidae
Genus Sardinella
Species Sardinella sp.
3
Bali, misalnya di Selat Madura dan Selat Sunda (Teluk Jakarta), tetapi hasilnya
tidak begitu banyak.
Secara ekologi dan habitat jenis ikan lemuru memiliki kriteria yang hampir
sama satu dengan yang lain. Pada daerah Selatan Jawa Ikan lemuru dapat
ditemukan di hampir perairan pesisir dan laut. Menurut Fishbase (2010) ikan jenis
Sardinella ini dapat ditemukan di pantai Selatan Jawa Timur dan Bali khususnya
pada spesies S. lemuru (pada literatur lain menyebutkan juga S. longiceps).
Lemuru biasanya ditemukan bergerombol dengan makanan utamanya adalah
plankton. Untuk itu ikan ini dilengkapi dengan tapis insang (gill rakers) untuk
menyaring plankton makannya. Ikan lemuru biasa mendiami daerah yang
mengalami proses penaikan massa air sehingga dapat mencapai biornassa yang
tinggi. Oleh karena itu perubahan lingkungan perairan mempunyai kontribusi
yang besar terhadap kelangsungan hidupnya (Burhanuddin et al." 1984). Fluktuasi
populasi pada suatu daerah perairan dipengaruhi oleh beberapa faktor, di
antaranya reproduksi, migrasi, dan sejumlah faktor lingkungan seperti suhu,
salinitas, makanan dan lain-lain.
F. Kecap Ikan
Kecap ikan atau fish sauce dibuat dari fermentasi ikan dengan garam.
Sebutan bagi kecap ikan di negara-negara ASEAN juga berbeda : petis dari udang
(Indonesia), nam pla dari ikan kecil Clupeidae (Thailand), patis dari udang
(Filipina), shottsuru dari ikan sarden, hering, atau sisa limbah pengolahan ikan
(Jepang), dan nuoc mam (Vietnam). Keunikan kecap ikan adalah rasanya yang
asin dan berbau ikan. Pengolahannya, dengan cara menggarami ikan yang telah
dihaluskan, lalu disimpan dalam wadah tertutup rapat selama beberapa bulan.
Cairan yang dihasilkan disaring, lalu dikemas dalam botol steril dan
dipasteurisasi. Di Vietnam kecap ikan (nuoc mam) dibuat dari ikan kecil-kecil
yang telah dihaluskan, digarami, lalu disimpan dalam wadah dari tanah, lalu
ditanam dalam tanah selama beberapa bulan. Semua masakan dapat ditambahkan
nuoc mam, untuk menambah kelezatan rasa masakan.
D. LANGKAH KERJA
1. Menyiapkan alat dan bahan.
2. Mengukus ikan lemuru kemudian mengambil bagian dagingnya saja.
3. Menghaluskan daging ikan lemuru dengan menggunakan blender.
4. Ketika daging ikan telah halus, daging tersebut diletakkan pada suatu tempat
seperti mangkuk kecil atau tempat cocok lainnya.
5. Mengambil sari nanas dengan cara menghaluskan daging nanas menggunakan
blender.
6. Memasukkan air ke dalam Erlenmeyer sebanyak 250 ml.
7. Menambahkan 50 gr ikan lemuru yang telah diblender ke dalam Erlenmeyer yang
berisi 250 ml air.
8. Menambahkan sari nanas sebanyak 100 ml.
9. Menambahkan garam sebagai pengawet sebanyak 3 sendok.
10. Menutup Erlenmeyer dengan kapas dan kertas jagung yang kemudian diikat
dengan karet.
11. Menginkubasi medium di dalam incubator dengan suhu 37 derajat celcius selama
42 jam.
12. Medium didiamkan selama beberapa menit (idealnya 30 menit).
13. Disaring dan diambil hasil hidrolisanya.
14. Memasak hasil hidrolisa ikan hingga mendidih kemudian menambahkan bumbu
kecap dengan formula sebagai berikut:
a. Kecap Asin
Jahe dikupas, dicuci, kemudian digiling sampai hancur (tiap 1 liter cairan
kecap membutuhkan 40 gram jahe).
Lengkuas dicuci, kemudian digiling sampai hancur (tiap 1 liter
cairan kecap membutuhkan 40 gram lengkuas).
Kayu manis dipotong kecil-kecil (tiap liter kecap membutuhkan 20
gram kayu manis).
b. Kecap Manis
Gula merah diiris-iris, dan digiling sampai halus (tiap liter
kecap membutuhkan 500 gram gula merah).
Jahe dikupas, dicuci, kemudian digiling sampai hancur (tiap 1 liter cairan
kecap membutuhkan 40 gram jahe).
Lengkuas dicuci, kemudian digiling sampai hancur (tiap 1 liter cairan
kecap membutuhkan 40 gram lengkuas).
Kayu manis dipotong kecil-kecil (tiap liter kecap membutuhkan 20
gram kayu manis).
E. HASIL PENGAMATAN
1. Bahan-bahan sebelum dicampur
a) Sari Nanas
b) Ikan yang sudah di haluskan
c) Garam
d) Jahe yang dihaluskan
f) Kayu Manis
g) Gula Merah
b) Kecap Asin
F. PEMBAHASAN
Praktikum ini bertujuan untuk membuat kecap ikan lemuru dengan starter
ekstrak buah nanas. Kecap ikan merupakan produk hasil fermentasi yang dibuat dari
sari daging ikan yang sengaja dibuat khusus untuk dibuat kecap ikan atau sari daging
ikan yang merupakan hasil sampingan dari proses pengolahan lainnya. Pada
praktikum pembuatan kecap ikan, upaya untuk mempercepat proses fermentasi adalah
dengan penambahan enzim yaitu enzim bromelin yang berasal dari ekstrak nanas.
Hasil pengamatan terhadap kecap ikan sebelum dilakukan inkubasi terlihat
cairan dengan campuran ekstrak nanas, aquades, garam dan daging ikan yang telah
dihaluskan untuk mempermudah proses perombakan oleh enzim bromelin.
Penambahan garam berfungsi untuk pengawetan bahan pangan, sebagai penghambat
selektif terhadap mikroorganisme pembusuk atau proteolitik. Selain itu garam juga
mempengaruhi aktivitas air dari bahan, sehingga kondisi ini akan menentukan
pertumbuhan mikroorganisme yang ada. Garam dapat membantu pertumbuhan bakteri
halofilik yang suka garam dan dapat membantu berlangsungnya proses fermentasi
pada kecap ikan. Dengan adanya mikroba pada kecap ikan selama proses fermentasi
dapat mempercepat reaksi pemecahan gugus asam amino menjadi senyawa-senyawa
yang lebih sederhana dan mengandung banyak nitrogen terlarut. Sehingga dapat
menigkatkan juga kadar protein pada kecap ikan yang akan dihasilkan.
Kecap ikan setelah masa inkubasi dan fermentasi selama 42 jam, tampak
masih ada gumpalan daging ikan yang masih belum mencair meskipun jumlahnya
tidak banyak, warna yang dihasilkan yaitu coklat keputihan, pada hari itu juga
dilakukan penyaringan dan penonaktifan enzim. Berdasarkan hasil pengamatan cairan
berwarna coklat agak keputihan dan lebih jernih karena semakin lama proses hidrolisa
berlangsung semakin encer larutan yang dihasilkan dan semakin jernih pula warna
yang dihasilkan. Hidrolisis adalah suatu proses kimia yang menggunakan H₂O
sebagai pemecah suatu persenyawa. Gumpalan daging ikan yang dihasilkan setelah
fermentasi sudah sangat berkurang dan hampir terlarut dengan maksimal karena
enzim bromelin ini dapat menguraikan daging ikan secara maksimal. Sehingga
gumpalan yang dihasilkan semakin berkurang. Penambahan bromelin dan garam pada
pembuatan kecap ikan membuat proses hidrolisa kecap ikan semakin cepat dan
gumpalan yang dihasilkan semakin sedikit. Selama proses fermentasi terjadi hidrolisis
jaringan ikan oleh enzim-enzim yang dihasilkan oleh mikroorganisme. Peran enzim-
enzim ini adalah sebagai pemecah ikatan polipeptida-polipeptida menjadi ikatan yang
lebih sederhana.
Kecap ikan kemudian disaring untuk memisahkan hasil hidrolisa dengan
gumpalan daging ikan yang tersisa. Hasil hidrolisa dimasak hingga mendidih dengan
tujuan untuk menonaktifkan enzim bromelin pada kecap. Karena jika enzim tidak
dinonaktifkan maka enzim akan terus bekerja dan dapat merusak kecap karena terus
menerus menghidolisa larutan kecap. Kecap ikan yang telah dipanaskan kemudian
ditambahkan bumbu kecap manis dan kecap asin untuk menambah cita rasa kecap.
Selama proses fermentasi proses fermentasi protein akan terhidrolisis pada
ikan karena protein ikan akan diubah menjadi asam amino dan peptida. Selanjutnya
asam amino akan diuraikan menjadi senyawa-senyawa yang lebih sederhana yang
akan mempengaruhi cita rasa produk. Fermentasi juga dapat meningkatkan asam
amino yang juga mengandung unsure nitrogen terlarut yang merupakan protein tinggi.
Jadi semakin lama waktu fermentasi semakin banyak pula peningkatan asam amino
yang mengandung unsure nitrogen. Sehingga semakin lama fermentasi kandungan
protein pada kecap ikan semakin tinggi. Selain itu waktu fermentasi juga berpengaruh
nyata terhadap rasio N-a-amino dengan total Nitrogen, dimana terjadi peningkatan
rasio selama fermentasi berlangsung.