Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH FISIOLOGI HEWAN

FISIOLOGI REPRODUKSI KUDA LAUT (Hippocampus sp.)






DISUSUN OLEH

KELOMPOK V
ALLVANIALISTA IKALOR (E1A012004)
IIN WINARNI (E1A012015)
ITHA MASITHAH (E1A012016)
TRI HARDIYANTI (E1A012055)

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MATARAM
2014
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat rahmat dan
hidayah-Nya makalah Fisiologi Hewan tentang Fisiologi Reproduksi Kuda Laut
(Hippocampus Sp.) dapat selesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini disusun untuk
memenuhi tugas mata kuliah Fisiologi Hewan. Penulis mengucapkan terimakasih
kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam penyususnan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, untuk itu kritik
dan saran yang bersifat membangun dari berbagai pihak sangat kami harapkan demi
kesempurnaan penyusunan makalah selanjutnya. Akhir kata semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi pembaca.
WabillahiTaufik-Walhidayah Wassalamualaikum Warahmatullahi-Wabarakatuh.


Mataram, 8 Oktober 2014

Tim Penulis






DAFTAR ISI

Halaman Judul
Kata Pengantar
Daftar Isi


BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA


BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Kuda laut (Hipocampus sp.) merupakan salah satu organisme yang memiliki
beberapa keunikan, karena keunikannya tersebut kuda laut sekarang ini mulai
terancam keberadaanya karena eksploitasi yang berlebihan. Kuda laut telah
dijadikan komoditas perdagangan internasional dalam skala besar baik sebagai obat
tradisional maupun ikan hias akuarium sehingga membuat terjadinya penurunan
populasi organisme tersebut. Kuda laut termasuk ke dalam jenis ikan yang memiliki
struktur dan penampilan khusus (berbeda dengan jenis ikan lainnya). Kepala kuda
laut berbentuk segitiga menyerupai kuda, mulutnya panjang dan runcing
membentuk sudut 90 dari badannya, ekornya panjang meruncing di bagian ujung.
Ekornya berfungsi untuk mengaitkan tubuhnya pada suatu substrat seperti rumput
laut, terumbu karang, atau benda-benda lain yang ada di lingkungan. Ukuran kuda
laut berkisar antara 1,5 inci hingga 14 inci. Bagian tubuh kuda laut tertutup oleh
keping tulang yang berlapis-lapis menyerupai perisai.
Jenis kelamin kuda laut dapat dibedakan dari dua hal, yaitu ukuran tubuh dan
kantung telur. Ukuran kuda laut jantan lebih besar daripada betina. Selain itu, kuda
laut jantan memiliki kantung telur di bagian bawah perut. Fungsi kantung telur itu
adalah untuk mengasuh anak-anaknya. Hingga saat ini terdapat 25 spesies kuda laut
yang tersebar merata di seluruh dunia
Selain memiliki bentuk yang unik organisme ini memiliki perilaku yang unik
dalam melakukan proses perkawinan. Proses perkawinan kuda laut dimulai dengan
betina akan memilih pasangan dan pasangan bisa berganti-ganti. dalam sekali
musim perkawinan kuda laut betina dapat kawin dengan lebih dari satu jantan.
Perilaku kawin kuda laut menunjukan sifat yang ataraktif baik pada pra pemijahan,
pemijahan maupun pasca pemijahan.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimanakah siklus hidup kuda laut?
2. Bagaimanakah fisiologis reproduksi pada kuda laut?

C. TUJUAN
1. Mengetahui siklus hidup kuda laut
2. Mengetahui fisiologis reproduksi pada kuda laut.
3. Memenuhi tugas mata kuliah Fisiologi Hewan.


















BAB II
PEMBAHASAN

A. Siklus Hidup



Sebagian besar spesies kuda laut seperti Hippocampus abdominalis,
Hippocampus comes, Hippocampus erectus, Hippocampus fuscus, Hippocampus
quthulatus, Hippocampus whitei diperkirakan matang telur pada umur enam sampai
dua belas bulan. Sedangkan untuk Hippocampus zostera matang telur pada usia
yang sangat pendek, yaitu sekitar tiga bulan. Sebagian besar kuda laut
menghasilkan telur sekitar 100-120 butir bahkan ada yang mencapai 1.000 butir.
Perbandingan kuda laut jantan dan betina di alam pada umumnya memiliki
jumlah yang seimbang. Juvenil jantan dan betina masih sulit dibedakan, namun
setelah dewasa dapat dibedakan dengan jelas karena terdapat pada kuda laut jantan
memiliki kantong telur pada bagian abdomennya, sementara pada kuda laut betina
tidak.



Kuda laut jantan dan betina


Proses reproduksi kuda laut dapat dijelaskan dalam beberapa tahapan, antara lain :
Musim Kawin
Kuda laut cenderung mencapai kematangan seksual mereka dengan usia 6
bulan. Pada saat itu, struktur reproduksi mereka semua dewasa dan siap untuk
bereproduksi. Sebagian besar kuda laut memiliki musim kawin sepanjang tahun.
Biasanya mereka kawin pada pagi atau sore hari. Ada beberapa spesies yang
memiliki musim kawin antara bulan Agustus hingga Oktober. Ada pula spesies
yang musim kawinnya pada saat bulan purnama.

Ritual Khusus Sebelum Perkawinan
Pada musim kawin, kuda laut jantan dengan kantung telur yang kosong
siap melakukan pemijahan. Biasanya kuda laut akan mencari tempat di dekat
rerumputan untuk melakukan perkawinan. Pasangan kuda laut akan saling
menahan satu sama lain dengan ekornya sehingga membentuk suatu formasi
seperti huruf V. Kemudian mereka menari dan saling mengelilingi satu sama lain
selama beberapa menit, bahkan dapat mencapai beberapa jam. Ritual ini sangat
penting bagi jantan untuk menjaga agar betina tetap fokus padanya. Perhatian
kuda laut betina mudah teralihkan oleh jantan yang lain ataupun oleh makanan.
Pada saat menari tersebut, kuda laut menawarkan kantung telurnya kepada betina
secara berulang-ulang. Gerakan yang berulang-ulang dan adanya arus air
menginduksi kantung telur kuda laut jantan untuk terbuka.






Gambar. Pasangan kuda laut menuju Gambar. Ritual menari
rerumputan

Proses pemijahan
Pemijahan sering diawali dengan terjadinya perubahan warna pada
bagian abdomen, dan kantong pengeraman menjadi lebih cerah. Jantan yang
menunjukan sifat demikian berarti sudah mengalami kematangan gonad. Hal ini
sesuai pendapat Lagler et ol.(1977), bahwa pada kebanyakan ikan jantan akan
mengalami pematangan gonad terlebih dahulu saat memasuki siklus reproduksi,
karena jantanlah yang akan memulai terlebih dahulu proses pemijahan dengan
mengirimkan sinyal-sinyal pemijahan pada betina baik secara kimiawi (feromon),
visual (perubahan warna dan perilaku) ataupun melalui suara. Betina
memproduksi ovum dalam struktur yang sangat mirip dengan ovarium, yang
disebut menestries. Menestries ini menghasilkan sel haploid dengan nomor
kromosom mulai membentuk sekitar 22-24. Sementara itu, kuda laut jantan telah
melakukan hal yang sama, memproduksi sperma dalam struktur yang sama
dengan perempuan dengan menestries. Selanjutnya jantan akan mencari pasangan
dengan berusaha mengejar dan mengait ekor betina dengan ekornya yang
bersifat prehensil kemanapun betina berenang, biasanya betina yang sudah
matang gonad akan menanggapi dengan terjadinya perubahan warna menjadi
lebih cerah pada tubuhnya. Jantan dan betina ekornya akan saling berkaitan
kemudian akan berenang bersama menuju permukaan sambil saling menempelkan
moncong dan perutnya, sampai betina mengeluarkan ovipositornya untuk
mendeposisikan telur-telurnya ke kantong pengeraman jantan melalui porus
genitalis selama lebih kurang enam detik. Kantong pengeraman disiapkan
menjadi lebih besar terkadang diisi air, sehingga nampak seperti "hamil" (hamil
air) yang kemudian dikosongkan lagi. Telur yang tidak masuk ke kantong
pengeraman akan tenggelam di dasar laut. Terjadi kompetisi intraspesies pada
jantan. Jantan yang lebih dominan akan mengusir kompetitornya dan barulah
dimulai proses pemijahan Pada tahap persaingan betina juga akan memilih
pasangan, karena walaupun sudah terjadi kompetisi dan percumbuan terkadang
tidak dilanjutkan dengan perkawinan karena betina terus berusaha melepaskan
liltan ekor jantan. Menurut Allock (1979), betina memilih pasangan terjadi karena
jantan yang melepas sinyal, lebih dari satu atau perilaku jantan menunjukkan
parental care yang lebih baik. Setelah pemijahan jantan akan menggoyang-
goyangkan badannya selama 30-60 detik untuk menata telur-telur dalam
kantong pengeraman dan secara simultan melepaskan spermanya untuk
membuahi telur. Sesaat setelah pemijahan terjadi jantan sangat agresif dan
protektif terhadap pasangannya, ia akan menyerang jantan lain yang mendekati
pasangannya. Jantan nampak selalu ingin menguasai betina pasangannya dengan
mengait ekor betina dan menggosok-gosokkan perutnya ke tubuh betina. Tetapi
semakin besar usia kehamilannya sifat ini makin berkurang dan jantan lebih
banyak istirahat pada piramid. Pada masa ini kuda laut betina sudah bebas dari
pengaruh jantan hamil pasangan pertamanya. Adanya kaitan oleh jantan lain akan
dianggap sebagai sinyal baru untuk perkawinan, sehingga dalam sekali musim
perkawinan kuda laut betina dapat kawin dengan lebih dari satu jantan.

Pengeraman
Pengeraman dilakukan oleh kuda laut jantan di dalam kantung penetasan.
Kantung ini dilapisi jaringan yang lembut dengan lekuk-lekuk kecil dimana telur
diletakkan, pembuluh darah dalam jaringan tersebut membesar dan mengubah
kantung tersebut menjadi seperti ovarium pada mamalia yang bentuknya
menyerupai sepon.
Induk betina dewasa dengan panjang tubuh antara 10 14 cm dapat
memproduksi telur 300 600 butir. Jika ukuran jantan dan betina seimbang, pada
proses pemasukan telur ke dalam kantong pengeraman, telur dapat masuk
seluruhnya. Namun demikian apabila ukuran si jantan lebih kecil dari pada induk
betina, sering terjadi sebagian telur tidak masuk ke dalam kantung jantan dan
berhamburan di dasar bak. Telur yang tidak berhasil masuk ke dalam kantung
akan mati, sedangkan telur-telur yang berhasil dimasukan akan menetas menjadi
larva pada hari ke lima. Larva akan berada dalam kantung pengeraman hingga
berubah menjadi juwana, yaitu sekitar 10 hari, kemudian juwana akan
dilepaskan/dilahirkan ke dalam air media pemeliharaan.




Kuda laut jantan hamil

Kelahiran
Kuda laut jantan mengalami kehamilan selama 2-3 minggu. Dalam sekali
fertilisasi bisa terdapat sekitar 50-1500 anak kuda laut yang berkembang di dalam
kantung telur jantan. Di dalam kantung telur jantan terdapat pembuluh kapiler
yang berfungsi memberikan nutrisi dan oksigen kepada anak-anak kuda laut. Pada
saat jantan siap melahirkan, kantung telurnya memanjang dan berbentuk seperti
elips. Kemudian terjadi tegangan otot dan kantung telur mulai bergerak ke depan
dan ke belakang, baru kemudian anak kuda laut lahir.
Kelahiran atau proses pengeluaran juwana merupakan proses yang sangat
meletihkan bagi kuda laut jantan. Induk jantan berpegang kuat-kuat atau berenang
mondar-mandir dan menggosok-gosokan kantungnya pada dasar bak. Dengan cara
menekuk tubuh dan membuka lubang kantungnya, disertai kontraksi kantung
pengeraman maka juwana disemprotkan keluar dari kantung. Proses kelahiran
juwana dilakukan secara bertahap. Setelah melahirkan, induk jantan diam dan
beristirahat untuk beberapa jam.
Setelah melahirkan ada beberapa kuda laut jantan yang mengalami
kematian akibat adanya pembusukan sisa bayi yang tidak berhasil dikeluarkan di
dalam kantung. Bangkainya tentu saja mengundang infeksi bakteri yang dapat
membuat kuda laut jantan meninggal. Untuk kuda laut jantan yang berhasil hidup,
kantung telurnya akan kembali ke ukuran semula setelah melahirkan dan
kemudian siap untuk kawin kembali.






Gambar. Induk kuda laut jantan Hippocampus sp. saat melahirkan anak
kuda laut melakukan gerakan ke depan dan ke belakang.

Ukuran bayi-bayi kuda laut yang baru lahir sekitar beberapa milimeter
dan bantuknya sudah menyerupai kuda laut dewasa. Mereka akan segera
menjelajah lingkungan hidupnya begitu keluar dari kantung telur. Setelah 4 bulan,
ukurannya akan bertambah menjadi 2.5 inchi. Pertumbuhannya ini sangat
dipengaruhi oleh kemampuannya mencari makan.
Dari hal-hal yang telah di uraikan mengenai perilaku perkawinan kuda laut
menunjukkan bahwa kuda laut betina mampu kawin dengan lebih dari satu jantan
dalam satu siklus reproduksi dan jantan memiliki peranan yang lebih besar dalam
pengeraman telur, sehingga dapat dikatakan bahwa tipe perkawinan kuda laut
adalah poliandri.

BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
1. Kuda laut cenderung mencapai kematangan seksual mereka dengan usia 6
bulan, pada saat itu struktur reproduksinya sudah dewasa dan siap untuk
bereproduksi
2. Betina memproduksi ovum dalam struktur yang sangat mirip dengan
ovarium, yang disebut menestries, sedangkan jantan memproduksi sperma
dengan menggunakan struktur yang sama dengan betina yaitu menestries.
3. Kuda laut jantan memiliki kantong telur pada bagian abdomennya sementara
pada kuda laut betina tidak, kantong telur digunakan sebagai tempat
pemijahan dan pengeraman telur.
4. Kuda laut jantan maupun betian menggunakan ekornya untuk menggapai
pasangannya dalan pemijahan. Proses pemijahan diawali dengan masuknya
sirip dubur kuda laut betina ke dalam kantong kuda laut jantan. Selanjutnya
sel telur kuda laut betina disemprotkan kedalam kantong telur untuk
selanjutnya dibuahi oleh kuda laut jantan. Kuda laut jantan mengerami telur
selama 10-14 hari dalam kantong pengeraman.
5. Tipe perkawinan kuda laut adalah poliandri.












DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2011. Kuda Laut Setia hanya Mitos. Diakses melalui
http://www.identitasonline.net/2011/02/kuda-laut-setia-hanya-mitos.html pada
Rabu, 8 Oktober pukul 15.33 WITA.
Anonim. 2013. Reproduksi Kuda Laut. Diakses melalui
https://www.scribd.com/doc/213513054/Reproduksi-Kuda-Laut pada Rabu, 8
Oktober pukul 15.33 WITA.
Anonim. 2014. The Seahorse Reproductive System. Diakses melalui
http://thelinedseahorseresource.weebly.com/the-reproductive-system.html pada
Rabu, 8 Oktober pukul 15.33 WITA.
Sukmono, Tedjo. 2004. Studi Perilaku Kawin Kuda Laut (Hippocsnxpus kuda) di Balai
Budidayalaut Lampung. Diakses melalui http://iktiologi-indonesia.org/jurnal/4-
2/04_0001.pdf pada Rabu, 8 Oktober pukul 15.33 WITA.

Anda mungkin juga menyukai