Anda di halaman 1dari 7

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/313815251

KARAKTERISTIK HABITAT IKAN BELIDA (Notoptera chitala)

Article in BAWAL Widya Riset Perikanan Tangkap · February 2017


DOI: 10.15578/bawal.1.1.2006.19-24

CITATIONS READS

7 6,201

2 authors:

Arif Wibowo Mas Tri Djoko Sunarno


Research Institute for Inland Fisheries, Indonesia Institute for Research of Freshwater Aquacuture and Fisheries Extension
68 PUBLICATIONS 359 CITATIONS 55 PUBLICATIONS 180 CITATIONS

SEE PROFILE SEE PROFILE

All content following this page was uploaded by Arif Wibowo on 19 February 2018.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


BAWAL: VoL 1 No. 1-April 2006: 19-24

KARAKTERISTIK HABITAT IKAN BELIDA (Notoptera chitala)

Arif Wibowo") dan Mas Tri Djoko Sunarno')


'' P€nelitipada Balaa Riset Perikanan Perairan Umum, Mariana-palembang

ABSTRAK

lkan belida lNotoderc chilatal adalah ikan asli Indonesia yang termasuk ikan ekonomis penting atau
tinggi. lkan belida merupakan salah satu jenis ikan yang terancam kelestariannya. lkan ini termasuk dalam
kelompok ikan predator yang aktif pada malam hari, memiliki habrtat diwilayah tengah khususnya rawa banjir
(fload plain). Pada saat musim hujan ikan belida melakukan migrasi dari sungai utama atau bagian yang
berair lainnya (anak sungai, lebung, dan lain-lain) ke rawa banjir (f,oad plain) untuk aktivitas pertumbuhan.
Sedangkan pada musim kemarau berada disungai utama dan daerah rawa banjiran lersebut

KATA KUNCf: hautag ikan belida, Noto,f.era chltata, ekonomis penfing

PENDAHULUAN Tulisan ini membahas secara singkat tentang


habatat ikan belida, baik kondisi habitat untuk
Indonesaa merupakan negara kepulauan yang pertumbuhan dan makan maupun kondrsi habitat
terletak di daerah tropis. Ditinjau dari luas wilayahnya, untuk pemljahannya (breeding), ditambahkan juga
Indonesia merupakan salah satu negara di dunia yang informasi singkat tentang ikan belida. Kesemuanya ini
memiliki wilayah terluas, sehingga kaya akan diharapkan menjadi tambahan informasi untuk lebih
keahekaragaman flora dan faunanya, termasuk fauna memahami ikan belida, dalam upaya untuk
ikannya. Tidak hanya perikanan laut yang memitiki menyelamatkan ikan belida dari kepunahan.
beragam jenis ikan, tapi juga perikanan perairan
umum {ope, waters) keberagaman jenisnya tinggi,
sebagai contoh Sungai l\,lusi, sebagai salah satu SEKILAS TENTANG IKAN BELIDA DAN
bagian peraaran umum Indonesia sudah teridentifikasi HABITATNYA
'136 spesies ikan (Gaffar, 2003), belum lagi
Jutaan ha
bagran perairan umum yang lain. lkan belida di lndonesia menghuni perairan Jawa,
Sumatera, dan Kalimantan. l/asyarakat Kalimantan
Dari berbagai spesies ikan air tawar yang Selatan dan Kalimantan Tengah menyebut ikan ini
menghuni perairan umum Indonesia, beberapa di sebagai ikan pipih. Beberapa negara seperti India,
antaranya termasuk ke dalam kelompok ikan asli Burma, Thailand, kamboJa, Vietnam, dan Malaysia
lndonesia yang penting dan memilrki nilai ekonomis JUga dijumpai ikan Ini (Kotelat ef a/., '1993), lihat
yang tinggi misalnya ikan belida (Notoptera chitala) Gambar 1 Walaupun begitu, ukuran panjang ikan
Sebagai contoh Sumatera Selatan, ikan belida di belida ternyata bervariasi di beberapa negara, di
tetapkan sebagai maskot fauna Sumatera Selatan India, ikan ini mencapai panlang lebih dari 1 m, di
oleh pemerintah daerah setempat, selain itu juga Thailand pada umumnya hanya mencapai ukuran 70
digunakan sebagai bahan baku untuk pembuatan sampar dengan 75 cm dan di lndonesia dikatakan
makanan khas daerah seperti empek-empek, mencapai 87,5 cm (Weber & Beaufort, 1913). Untuk
kerupuk, kemplang, dan bahan pangan yang lain Di Indonesia, hasil yang hampir sama dikatakan oleh
Propinsi Jambi ikan ini sebagai ikan unggulan daerah (Adjie & Utomo, 1994) ikan belida di perairan lubuk
yang habitatnya tersebar di daerah aliran Sungai lampam Sumatera Selatan mencapai panjang 83 cm
Batanghari beserta anak-anak sungainya yaitu Sungai
Batang Tebo, Sungai Batang Tabir, dan Sungai Apabila dilihat filogeninya, menurut Smith (1945),
Batang Tembesi. taksonomi ikan belida sebagai berikut phylum
Chordata, kelas Pisces, subkelas Telesostemi, ordo
Namun demikian, aKivitas penangkapan lebih lsopondyli, famili Notoperidae, genus Notopterus, dan
(over fishing), penggunaan alat tangkap yang tidak spesies Notopterus chitala. Selanjutnya, Weber &
ramah lingkungan, dan perubahan kondisi tingkungan Beaufort {1913). menambahkan bahwa famili
perairan menyebabkan kelestarian jenis ikan lni Notopteridae mempunyai 3 genus yaitu Notopterus
menradi terancam (Pollnac & Malvestuto, 1991). Hal notopterus, Notoptera chitala, dao Notopterus
ini, telah terjadi di Sungai Musi, Sungai Ba'tanghari, bornengs.
dan Sungai Kapuas. Walaupun sering tertangkap
namun populasi ikan belida cenderung mengalami Selain pengelompokkan secara taksonomi,
penurunan. Lebih jauh, Suwejo ef a/. (1986), spesaes-spesies ikan air tawar luga dapat
mengatakan ikan belada sudah termasuk ikan air dikelompokkan berdasarkan pada habitatnya
tawar yang telah dilindungi. (Welcomme, 1979) yaitu kelompok ikan putih (whlte

19
Karakeistik Habitat lkan Betida (Noloilera chitala) (Wbowo A & sunarno M T D )

,lt

Gambar 1 . lkan belida (Notoptera chitala).


Sumber/Sources: Ookumen penulis (2004)

tsh) dan kelompok ikan hitam @lack fish) HABITAT UNTUK PERTUMBUHAN DAN MAKAN
Berdasarkan pada ikan belida termasuk dalam
kelompok ikan hitam {black fish) karena memilikj lkan belida membutuhkan kondisi lingkungan
habitat di perairan rawa (floodplain). Perairan rawa terten'tu untuk pertumbuhan dan b€rtahan hidup.
memiliki kualitas air yang kurang baik, khususnya Salah satu kondisr lrngkungan yang penting adalah
kadar oksigen terlarut rendah, maka ikan dalam kondisi perairan, walaupun ikan belida dapat
kelompok ini memiliki alat bantu pernapasan yang beradaptasi pada lingkungan yang tidak terlalu baik
dinamakan labirin, termasuk ikan belida, sehlngga tetapi tentu ada batasan tertentu. Tabel 2
dapat ilnggal dan tetap bertahal dr kondrsr perairan menunlukkan sedrkit gambaran tentang kondisi
rawa. kualitas perairan, di mana banyak dijumpai ikan
belida, yang paling tidak, merupakan habitat ikan ini.
Pengertian habitat sendiri menurut Krebs (1985),
adalah tempat di mana organisme (ikan) tersebut Dari tabel dapat terlihat nilai parameter fisika darl
hidup. Secara keseluruhan, habtat yang ada paoa kondisi perairan yang menunjukkan sifat reaksi sekitar
daerah rawa baniian (floodplain) menurut Welcomme netral, bersifat lunak dengan alkalinitas relatif rendah.
{1979), dapat dipisahkan berdasarkan pada tlpe Kondisi perairan demikian tergolong kurang subur,
substrat dasar, vegetasi tutupan, dan konsentrasl narnun trdak berbahaya baik bagi kehidupan ikan
oksigen terlarut Welcomme (1979) juga habitat utama maupun organisme air lainnya.
yang ada di rawa Danjiran lfloodolan) berdasarkan
pada musim, lihat Tabel 1 Salah satu daerah yang sering dlJumpai ikan belida
adalah lubuk lampam (berdasarkan pada hasil
Organisme atr dapat menjalankan proses tangkapan nelayan) (Utomo et a/., 1991). Perairan
kehidupan mereka secara normal sepanjang habitat lubuk lampam adalah bagian dari aliran Sungai
mereka sesuai dengan yang dibutuhkan Artinya, Lempuang yang merupakan daerah alaran Sungai lvlusi
kesesuaian habitat sangat penting. Kesesuaian di Propinsi Sumatera Selatan. Perairan ini merupakan
habitat berkaitan erat dengan kualitas habitat dan tipe perairan lebak lebung, salah satu ciri khas dari
salah satu yang menentukan kualitas habitat akuatik perairan lebak lebung int adalah memiliki fluKuasi air
adalah volume air (Walks el ai., 2000), sehingga yang sangat berbeda antara musim kemarau dan
ketika terjadi musim hujan, kualitas perairan rawa musim hulan. Pada musim penghujan air sungai naik
sedikit meningkat karena terjadi penambahan volume sampai dengan meluap dan menggenangi daerah
air. Selain itu, penambahan volume air di perairan sekitarnya kecuali bagian-bagian tanah yang tinggi
rawa juga menyebabkan tersedianya banyak (talang) Sebaiknya, pada musim kemarau air sungai
makanan dan memberikan keadaan yang baik untuk menladi surut sehingga sebagian besar daerah
strategi reproduksi ikan (Welcomme, 1979). sekitarnya kering kecuali anak-anak sungal sena
tempat-tempat yang dalam tergenangi air (Arifin,
Kondisi ini dimanfaatkan oleh berbagai jenis ikan '1978), kondisr air surut dapat dilihat pada Gambat 2.
tertentu untuk melakukan pemiiahan, di saat yang Sebagian besar ikan belida cenderung tinggal di
sama ikan belida yang merupakan jenis ikan predator perairan sungai dan sebagian lagi di tempat-tempat
juga akan bermigrasi dari sungai utama ke perairan terdalam yang tergenang air, pada saat debit air kecil
rawa mencari makan untuk kemudian melakukan di musim kemarau, sedangkan pada saat alr
pemijahan. Pada saat musrm kemarau, di mana melimpah di musim hujan mereka menyebar ke rawa
volume air surut ikan belida akan melakukan mlgrasl banliran dan persawahan baik untuk memilah maupun
ke cekungan yang ada airnya atau sungai utama untuk mencari makan (Adjie & Utomo, 1994). Sepertl

20
EAWAL: Vo| 1 No. l-Aptit 2006: 19-24

Tabel 1. Habitat utama rawa ban)t (flodpla,n) berdasarkan pada musim

flooded gtassland):
a. Padang rumput mengapung.
Merupakan kelompok yang berbeda, begitu juga dengan kondisr substratnya
b. Air terbuka
c. Daerah prnggir litoral di batas air naik, sering DO (oksigen terlarut) rendah pada
daerah yang ternaungi dan DO tinggi pada daerah yang dinamik terkena
gelombang. Rumput yang submerged d!umpar.
2. Cekungan (pooldepression):
a Air terbuka
- Dasar berlumpur.
- Dasar berpasir
b. Tegakan vegetas.
c. Kumpulan vegetasi mengapung
d. Daun-daun tumbuhan mengapung
e. Vegetasi yang submerged
3. Danau (memiliki kondisa seperti di atas tapi propors air lebih besar dan memiliki
kedalaman yang lebih.
4 Hutan banJrr:
a. Hutan hulan lebat
b. Tanah hutan yang membentuk bendungan.
c. Kumpulan semak.
5 Daerah banjiran di luar lahan banjiran utama

Kemarau 1. Rerumputan tergenang (flooded grassland)


a. Cekungan yang kering total.
b. Cekungan berawa (vegetasi lebat dengan sedikrt kandungan oksigen terlarut)
- Lapisan permukaan
- Air yang lebrh dalam
c. Cekungan yang ternaungi (di daerah berhutan):
- Terbuka.
- Dengan batang tumbuhan dan tutupan yang laln.
2. Cekungan (pool or depressionl.
a. Air terbuka
- Dasar berlumpur
- Dasar berpastr
b. Daerah pinggir sungai utama yang bervegetasil
- Tumbuhan mengaPung
- Subme/ged vegetasi
- Emergenl vegetast.
Sumbcr/SoltDes: Welcomme ( 1979)

halnya juga dikatakan oleh Chevey & Lepoulain dasar (sekitar 7% deposit dasar cocok untuk
(1940\ dalam Welcomme (1979), bahwa secara makanan), nutrien terlarut dan produk dekomposisi
umum pola makan ikan yang melakukan migrasi ke (Welcomme. 1979)
r^r'ra banji( (froodplan) di tentukan oleh musim, dalam
hal ini musim hujan. Siklus makanan berhubungan dengan 2 faktor
yaitu supp/y makanan dan kellmpahan populasi Pada
Kekayaan dan varibilitas habitat rawa banjiran saat terjadi banJir, terJadi pertumbuhan makanan
(tlodplain) menyediakan variasi makanan yang secara cepat, bersamaan dengan ltu, maka ikan akan
banyak dan berbagai tipe substrat Makanan yang tersebar secara luas di berbagai biotipe, hal inl
ada di rawa benin (fbodplain) berasal dari 2 sumb€r merupakan sesuatu yang menarik bagi predator
yaifu, dari dalam sistem itu sendiri (Autochthonous) Akibatnya akan terjadi magrasi ke perairan rawa banjrr
dan dari luar sistem (A//ochthonous), lihat Tabel 3. dari sp€sies predator setelah datang banlrr Menurut
Namun, sumber yang dominan berasal dari Welcomme {1979), struktur populasi ,kan dr troprkal
Allochthonous yang tersimpan dalam bentuk lumpur dan subtropikal memiliki spesies predator yang ttnggl

21
Karakeistik Habitat tkan Belida (Notofrera chitala) (Vvibowo A & Sunarno M T.D )

Tabel2. Keadaan kondisi fisika dan kimia perairan yang banyak ditemukan ikan belida (Notoplerus
chitala)

2. Kecerahan (cm) 15-45


3. KonduKivitas(umhos) 25,3-67
4pH 6,5-7,5
5. Alkalinitas (mg l-'CaCO3) I,4-43
6. Kesadaharyhardness (mg l' CaCO.') 45-156
7. Oksigen (ppm) 1,6$9,4
8. PO, (ppm) 0,07-0,09
9. Daya menggabung asam (cc Hcl) 0,27-O,69
10. Karbondioksida(ppm) 6 95-40,66
11. NO3 (mg I )
0,07-0,08
12 rnq r^\ 0,01-0,02
sumber/sources. Adiie ct di (1999). Adiie & utomo, ( l9s4)

Gambat 2 Kondisi air surut di rawa banjir


Sumbe/Sources: BRPPU (2003)

Tabel 3. Sumber makanan utama rawa banjian (floodplain)

Komunitas plankton FitoplanKon


Zooplanldon
Komunitas Bentik Lumpur dan kumpulan mikroorganisme
Serangga, cacing, dan krustacea kecil
lvloluska
Decapoda crustacea besar
Tumbuhan Alga berfilamen, alga, makrophyt (submerged,
mengapung, arau emerge)
Neuston Serangga yang hidup di permukaan, larva yang terdapat
di perbatasan antara air dan udara
tKan Termasuk telur dan bentuk larvanya
Allochthonous Bahan tumbuhan Daun, akar, bunga, buah, dan biji tumbuhan
Bahan hewan Serangga termasuk semur, lalat, kumbang bersama
dengan arachnida, cacing yang jatuh ke air
BAWAL: Vo| 1 No. l-Aotil2006) 19-24

(floodplain), [,'!ago & Leccia (1970)


di rawa banjir pemijahan pada umumnya tidak diketghUi: namun
dalam Welcomme (1979), menambahkan lebih dari demikian beberapa faKor yang diduga berpengaruh
75% populasi spesies ikan yang hidup di rawa banjir antara lain perubahan fisik lingkungan seperti suhu,
terdiri atas spesies predator khususnya pemakan konduKivitas, dan aliran, ke-3 merupakan kumpulan
ikan. Sedangkan saat air surut air menjadi terbatas kondisi yang menandakan banjir masuk musim hujan.
sehingga konsentrasi ikan berada pada tempat-
tempat air (lebung) dan sungai utama. Pertumbuhan Secara alami, daerah hutan rawa merupakan
produsen yang terbatas tidak sebanding dengan tempat berkembang biak ikan belida. lkan belida
konsumennya, menyebabkan makanan menjadi memanfaatkan hutan rawa untuk aKivitas breedrng
habis. Welcomme (1979) mencatat terjadi penurunan terbuKi pada perairan tersebut banyak ikan yang
populasi ikan pada cekungan-cekungan yang berisi sudah matang gonad (siap memi.iah) (Utomo & Asyari,
air, bobot badan ikan tersebut Juga menurun, secara 1999).
keseluruhan terjadi penurunan bobot badan sampai
dengan 10,7%, namun hal ini sangat tergantung pada
durasi masing-masang musim tad| Notopterus chitala Pemijahan diketahui te|iadi pada bulan Nopember
oleh Welcomme (1979) dikelompokkan ke dalam sampai dengan Pebruari setiap tahun (lvakmur,
predator besar, pemakan ikan segala ukuran, udang 2000), bulan Nopember sampai dengan Januari (Adjie
dan kepiting. Hasil penelitian Adjie et a/. (1997); (AdJie
& Utomo, 1994). Secara bertahap, induk yang sudah
& Utomo, 1994), memperkuat pendapat ini, lihat Tabel matang gonad berpindah beruaya menu.iu daerah
4. Sifat predatornya menurut Nilakmur (2000) bersifat rawa banjiran yang dikenal dengan nama flood plajn,
nodumal aiinya mencari makan di malam hari. terutama hutan rawa banyak ditumbuhi tanaman
dengan substrat keras, seperti pohon-pohon yang
sudah mati sebagai tempat menempelkan telur
Kegiatan makan yang intensif yang dilakukan oleh (lVakmur, 2000), induk ikan bellida menempelkan
ikan-ikan di rawa banjir ltlooddain) membuat mereka
lelur-telurnya pada benda-benda yang berada 1,5
memiliki simpanan lemak yang cukup tidak hanya
sampai dengan 2 m, di bawah permukaan air (Adjie &
untuk mels,vali musim kemarau sampal dengan Utomo, 1994). Selain itu, batang kayu baik yang hrdup
datangnya musim hujan, tetapi juga mendorong maupun yang sudah mati merupakan rumpon bagi
jaringan gonad dalam persiapan untuk melakukan
pemijahan pada saat terjadi banjir (musim hujan)
ikan kecil dan udang yang merupakan makanan
(Welcomme, 1979).
utama ikan ini, sehingga pada waktu melakukan
pemi.jahan mudah mendapatkan makanan. Balon
11975) dalam Welcomme (1979), menambahkan
Notoptherus chitala termasuk kelompok ikan yang
HABITAT UNTUK PEMIJAHAN membangun sarang dengan apa dan di mana, sejauh
memenuhi strategi reproduksinya.
Reproduksi sebagian besar ikan di rawa
banllr
(tloodplain) sangat dipengaruhi oleh muslm dan
sebagian besar spesies menuniukkan awal mus|m Setelah telur menetas dan berkembang biak
hujan. Hal ini, berkenaan dengan strategi reproduksi, menJadi larva, hutan rawa yang terlindungi dari
Btrategi reproduksi yang dilakukan oleh ikan kondisi alam yang ekstrem seperti angin, ombak dan
(Welcomme, '1979) antara lain mencari tempat aman gangguan lain Juga berfungsi sebagai tempat asuhan.
dan terlindungi untuk menaruh telur, di sana terdapat Ini karena menyediakan makanan alami planKon dan
makanan maksimum dan aKivitas makan mudah dan serangga air yang melimpah bagi larva atau anak
cukup waktunya, dan terlindungi dari predator. Saat belida (Makmur, 2000). Sepertijuga diungkapkan oleh
banjir jelas 2 faktor pertama terpenuhi sedanglGn Adjie & Ulomo (1994) bahwa ikan belida
faKor terakhir ikan akan mengembangkan mekanrsme menggunakan kayu Pohon yang terendam dalam air
khusus. l\4enurut Welcomme (1979) faktor yang sebagai tempat pemi.iahan, meletakkan telur, dan
memulai pematangan gonad dan mempercepat perlindungan anaknya.

Tabel 4. Komposlsi dan indeks bagian terbesar makanan ikan belida (Notopterus chitala)

IKAN 50,02-78,94
Udang 3.6't-21,87
3. Serangga 0,09
Cacing 0,01
5. Gastropoda 0,01
Bahan tumbuhan 0,62-6,99
T Tidak teridentifikasi 10'36-27 49

z5
K*adeist/( H&itsf lkan Belida (Notodeft chitda) (Wbowo A. I Sunflo M.T.O.)

KESIMPUI.AN ldonesia ard su/a$€e. Pedd6 Edition and Emdi


Prorecl lndonesia. Jakarta. 21 hal.
lkan belida adalah ikan asli Indonesia yang
memiliki nilai penting dan ekonomis, khususnya di Krebs, C. J. 1985. E@logy. The Experimental
Sumatera Selalan, di mana ikan ini meniadi maskot Analysis ot Oistribution and Abundance. Third
daerah dan oebagai bahan baku makanan khas Edation. HarD€r Collins Publisher. Nelv Yoft. p: 8&
daerah. lkan ini lermasuk dalam kelompok ikan 88.
prdator, yang aKif pada malam hari, memiliki hatitat
di wilayah tengah khususnya rawa banjir (floodplan). Makmur. S. 20m. lkan belida maskot Sumatera
Pada saat musim hujan ikan belida melakukan Selatan. PalembarE Pos. Palembang.
migrasi dari surqai utama atau bagian yang berair
lainnya (anak sungai, lebung, dan lainlain), ke rawa Pollnac, R. B. & S. P. Malvestuto. 1991. Bidogical
banJir (floodplatn) untuk melakukan aKivitag and socio economic condition for the development
pertumbuhan (mencari makan) dan reproduksi ot riverine tisheries resources in KaDuas and Musi
(memijah) sedarEkan pada musim kemarau ikan River. Temu Karya llmiah PerEkajian Keuiakan
belida berada pada tempat-tempat yang ada airnya, Pengelolaan Sungai Perairan Umum b€gi
baik di sungai utama maupun di daerah rawa beniir Perikanan. Jakarta. 231 o.
(tToodpra,n) tersebut.
Smith. 1945. The trosh water fi8hos of Siam or
Thailand Smithsonian. United States National
DAFTAR PUSTAKA Museum Bulletin Washington. USA. 57-59 p.

Anonim. 1993. Laooran akhir studi identifikasi atau Suwejo, L S., Supangkat, S., L& Yunita. 1986.
inventarisasi plasma nuftah perikanan perairan Limnologi dan konEervasi lirlgkungan hidup
Umum. Dinas Perikanan Daerah Tinokat I JamU, pelestarian rawa, danau, dan sungai habitet blota
'119 hal. fangkat. Prosiding €kspose Limnologi datr
Pembengunan. B€or. hal: 87-95.
Adjie, S. & A D. Utomo. 1994. Aspek biologi ikan
belida (Notopterus chitala) di Sungai LempuirE, Utomo, A. D. & A8yari. 1999. Peranan ekosietem
Sumatera Sefatan. Proslding Seminar PPEHP hutan rawa air tarrar bagi keleetarian sumber daya
Perikanm Perairan Umum. Palembang. Hal: 174- perikanan di Sumai Kapu6, Kalimantan 8arat.
177. Jundl Panelitian Perikman lndoncsia. 5 (3): 1-13.
Adjie, S., Husnah, & A. K. Gaffar. 1999. Studi biologi Utomo, A. O., S. Adjie, & Asyari. 1991. Aspek biologi
ikan belida (Noloptherus chitala) di daerah aliran ikan lais dr paElren lubuk lampam Sumat€ra
Sungai Batanghari, Propinsi Jambi. Jumel Selatan. Buloin Pqrdltien Peiken Daraa. 9 (2\.
Penelitian Perikanan lndonesia, 5 (1). Jakarta. Bogor. Hal: 1-7.
Hal: 38-43.
Walk8. D. J.. H. W. U. & G. H. Reeves.2000. Trout.
Atrtin, Z.
1978. Beberapa aspek penangkapan di
summcr llt,\,l6, and irrigation canals: A study ol
perairan lubuk lampam. Simposium Modern
habitat condition and trout population within a
Perikanan Rakyat. Jakarta. 36 hal.
comdex sydem. Managemant and Ecology of
River Fisherie8. Unlvorsity of Hull. United Kingdom.
Gaffar, A. K. 2003. Upaya
pelestarian dan p: 11$126.
pengembangan plasma nuttah ikan di perairan
umum Sumatera Selatan. Makalah Pembekalan
Pengurus Komisi Daerah Plasma Nuftah Propinsi Weber 8 De Beauford. 19'13. The fishes d th6 ln&
Sumatera Selatan. Palembang. 8 hal. Australia Archipdago. Leiden. p: 1G11.

Kotlelat, M., J. A. Whitten, N. Kartikasari, & S. Wefcomme, R. L. 1979. Fisl,enes ecdqy of


Wiryoatmojo. 1993. Fr€shwafer fishes of Western flodplain iver. Longmm. London. 317 p.

24

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai