Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH EKOLOGI PERAIRAN

MANFAAT LAMUN BAGI ORGANISME LAIN


DAN LINGKUNGAN

Diajukan sebagai tugas


mata kuliah Pemberdayaan Masyarakat

Disusun oleh:

Ersha Derystia Putri


H1K013039

JURUSAN ILMU KELAUTAN


FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
PURWOKERTO
2014

I.

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Manusia, hewan, maupun tumbuhan tidak dapat hidup sendiri. Semua
organisme yang hidup di bumi ini dalam suatu kelompok, dan setiap organisme
pasti memiliki peran sendiri kelompok maupun habitatnya. Semua makhluk hidup
yang tinggal di suatu tempat saling berinteraksi dan saling mempengaruhi.
Ekosistem adalah hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan komponen
abiotiknya dalam satu kesatuan tempat hidup. Ekosistem tersusun atas satuan
makhluk hidup. Dalam ekosistem terdapat komponen biotik dan komponen abioti.
Sebagian besar (70%) wilayah dunia merupakan lautan. Meskipun demikian
hanya sebagian kecil merupakan wilayah yang produktif yaitu wilayah laut
dangkal. Di wilayah laut dangkal ini terdapat beberapa ekosistem bahari yang
produktif seperti mangrove, estuaria, terumbu karang dan padang lamun. Lamun
adalah tumbuhan air berbunga yang mempunyai kemampuan adaptasi untuk hidup
pada lingkungan laut (Azkab, 2000). Ekosistem lamun (seagrass) merupakan salah
satu ekosistem di laut dangkal yang mempunyai peranan penting dalam kehidupan
jasad hidup di laut serta merupakan salah satu ekosistem bahari yang paling
produktif. Permasalahan ekologi adalah hubungan makhluk hidup, khususnya
manusia dengan lingkungan hidupnya. Ilmu tentang hubungan timbal balik antara
makhluk hidup dengan lingkungan hidupnya disebut ekologi.
1.2 Tujuan
Mengetahui manfaat ekosistem lamun bagi organisme dan lingkungan di
sekitarnya.

II.

ISI

Ekosistem lamun (seagrass) merupakan salah satu ekosistem di laut dangkal


yang mempunyai peranan penting dalam kehidupan jasad hidup di laut serta
merupakan salah satu ekosistem bahari yang paling produktif. Lamun biasanya
terdapat cukup besar dalam kuantitas dan membentuk suatu padang lamun yang
padat yang menutupi area yang luas pada daerah pesisir di daerah ugahari
(temperate) dan daerah tropis.
Beberapa fungsi atau manfaat dari komunitas lamun pada ekosistem
perairan dangkal telah dikemukakan oleh para peneliti dari belahan dunia. Fungsi
tersebut antara lain; sebagai produsen primer; sebagai stabilisator dasar perairan,
sebagai pendaur hara, sebagai sumber makanan dan sebagai tempat asuhan.
1. Produsen Primer
Lamun memfiksasi sejumlah karbon organik dan sebagian besar memasuki
rantai makanan, baik melalui pemangsaan langsung oleh herbivora maupun
melalui dekomposisi sebagai serasah. Thayer et al. (1975) dalam Azkab (2000)
memperkirakan laju produksi Zostera berkisar antara 300 - 600 g berat kering/m2
/tahun. Untuk Thalasia, produksinya berkisar antara 15 - 1500 g berat
kering/m2/tahun. Proses dekomposisi berlangsung selama dua kondisi, yaitu
kondisi erobik dan anerobik (Fenchel, 1977 dalam Azkab 2000).
Selain itu, materi lamun berupa daundaun yang putus dan tanaman yang
tercabut akan hanyut ke lingkungan sekelilingnya (Den Hartog, 1976 dalam
Azkab 2000). Thayer et al. (1975) dalam Azkab (2000), memperkirakan bahwa
45% dari produksi lamun di Carolina Utara mungkin dibawa ke sistem di
sekitannya. Beberapa peneliti memperkirakan bahwa padang lamun ini juga

memberikan sumbangan terhadap produktivitas terumbu karang. (Den Hartog,


1976 dalam Azkab 2000) memperkirakan bahwa serasah yang diproduksi oleh
lamun mungkin membantu meningkatkan kelimpahan fito dan zooplankton di
perairan terumbu karang. Sementara itu karang dan seluruh biota pemakan
penyaring yang hidup di situ makan fito dan zooplankton tersebut. Dengan cara
ini, energi yang diambil oleh lamun akan dialihkan ke ekosistem terumbu karang.
2. Stabilisator dasar perairan
Sebagai akibat dari pertumbuhan daun yang lebat dan sistem perakaran yang
padat, maka vegetasi lamun dapat memperlambat gerakan air yang disebabkan
oleh arus dan ombak serta menyebabkan perairan di sekitarnya tenang. Hal ini
dapat dikatakan bahwa komunitas lamun dapat bertindak sebagai pencegah erosi
dan penangkap sedimen (Randall 1965; Kikuchi & Peres 1977 dalam Azkab
2000). Lebih lanjut Thorhaug & Austin (1976) dalam Azkab (2000) mengatakan
bahwa rimpang dan akar lamun dapat menangkap dan menggabungkan sedimen
sehingga meningkatkan stabilitas permukaan di bawahnya dan pada saat yang
sama menjadikan air lebih jernih.
3. Pendaur Zat Hara
Lamun memegang fungi yang utam dalam daur berbagai zat hara dan oleh
elemenelemen langka di lingkungan laut. Beberapa jenis algae-biru-hijau yang
bersifat epifitik pada Thalassia, memflksasi nitrogen dan menyebabkan nitrat yang
terlarut mendapatkan jalan masuk ke inangnya (Goering & Parker 1972 dalam
Azkab 2000).

4. Sumber makanan
Lamun dapat dimakan oleh beberapa organisme. Dari avertebrata hanya
bulu babi yang memakan langsung lamun, sedangkan dari vertebrata yaitu
beberapa ikan (Scaridae, Acanthuridae), penyu dan duyung, sedangkan bebek dan
angsa memakan lamun jika lamun tersebut muncul pada surut terendah. Telah
diketahui bahwa sejumlah avertebrata memakan lamun sedikit sekali. Tetapi jika
lamun tersebut hanyut dan terdampar di pantai mulai terjadi dekompoisi sehingga
lamun akan dimakan oleh beberapa larvae dan Talitridae (Amphipoda).
Selanjutnya telah diketahui bahwa makanan yang diproduksi oleh lamun yang
berguna untuk fauna dasar melalui bentuk detritus. Hanya sedikit sekali
pengetahuan tentang proses dekomposisi lamun. Deposit Thalassia sering
ditemukan di laut dalam (MENZIES et al. 1967).
5. Tempat asuhan dan tempat tinggal
Padang lamun merupakan daerah asuhan untuk beberapa organisme.
Sejumlah jenis fauna tergantung pada padang lamun, walaupun mereka tidak
mempunyai hubungan dengan lamun itu sendiri. Banyak dari organisme tersebut
mempunyai kontribusi terhadap keragaman pada komunitas, tetapi tidak
berhubungan langsung dengan kepentingan ekonomi. Tetapi beberapa organisme
hanya menghabiskan sebagian waktu hidupnya di padang lamun dan beberapa
dari mereka adalah ikan dan udang ekonomi penting. Telah diketahui bahwa
pengerukan terhadap padang lamun di Florida mengakibatkan hilangnya udang
komersil, Penaus duorarum.

6. Lamun Sebagai Penangkap Sedimen


Vegetasi lamun yang lebat memperlambat gerakan air yang disebabkan oleh
arus dan ombak, serta menyebabkan perairan di sekitarnya tenang. Dengan
demikian ekosistem ini bertindak sebagai pencegah erosi dan penangkap sedimen
(Randall 1965 dalam Hutomo,1987). Thorhoug & Austin (1976) dalam Hutomo
(1987) menyebutkan bahwa rimpang dan akar lamun menangkap dan
menggabungkan sedimen, sehingga meningkatkan stabilitas permukaan di
bawahnya dan pada saat yang sama menjadikan air lebih jernih.
7. Sebagai daerah asuhan dan perlindungan
Kikuchi (1974) dalam

Hutomo (1987) menyatakan peranan tradisional

padang lamun adalah sebagai daerah asuhan. Hasil penelitian banyak ahli,
mendukung pernyataan tersebut. Springer & Mcerlean (1962) dalam Hutomo
(1987) mendapatkan 106 jenis ikan di daerah lamun di Matecumber Key, Florida.
Dari sekian banyak jenis, sepertiga diwakili ikan-ikan muda (juvenile).

III.

PENUTUP

Kesimpulan
Dari penjelasan yang telah diberikan dalam bab sebelumnya, dapat diambil
kesimpulan bahwa lamun memiliki beberapa fungsi atau manfaat bagi organisme
lain dan lingkungannya, antara lain: produsen primer, stabilisator dasar perairan,
pendaur zat hara, sumber makanan, tempat asuhan dan tempat tinggal, lamun
sebagai penangkap sedimen, sebagai daerah asuhan dan perlindungan.

DAFTAR PUSTAKA
Azkab, Muhammad Husni. 2000. Struktur dan Fungsi Pada Komunitas Lamun.
Oseana Volume XXV, No. 3: hal. 9-17.
Hutomo, M. dan Azkab, M.H. 1987. Peranan Lamun di Lingkungan Laut
Dangkal. Oseana Volume XII, No 1: hal. 13-23.

Anda mungkin juga menyukai