6 Tahun 2004
ABSTRAK
Perikanan lemuru, Sardinella lemuru, Bleeker 1853 di Selat Bali dapat membentuk suatu biomassa yang
tinggi karena terjadi proses upwelling pada musim timur, dimulai pada akhir bulan April dan berakhir pada
permulaan bulan Oktober. lkan lemuru mempunyai pola musim yang umum, yaitu musim pada bulan-bulan
September sampai dengan Desember dan tidak musim pada bulan-bulan lainnya, meskipun ikan lemuru juga
tertangkap sepanjang tahun. Musim tahunannya sering berubah karena adanya pengaruh dari terjadinya El
Nino. El Nino ini juga berpengaruh terhadap pendaratan ikan lemuru di Selat Bali, di mana pendaratan tinggi
bila terjadi El Nino dan rendah selama anti El Nino.
ABSTRACT: Cafch season of lemuru, sardinella lemunt, Bleeker 1853 in Bati Strait waters. By: I
Gede Sedana Merta and Subhat Nurhaklm
Lemuru, Sardinella lemuru, Bleeker 1853, or Bali Sardinella fishery in Bati Strait can reach high biomass
level due to upwelling process in east monsoon, starting end of Aprit up the beginning of October. Lemuru has
a common season pattern, e.1., season in September to December and low season in other months of the
year, although lemuru can be caught all year round. Yearly season often changes due to the influence of Et
Nino. El Nino also affects the landings of lemuru in Bali Strait, where as high landings are duing Et Nino and
low landings during anti El Nino.
75
I Gede Sedana Meda dan Subhat Nurhakim
Bonito
Albakora
Cakalang
Tongkol
Madidihang
Gambar 1. Kisaran temperatur untuk distribusi dan penangkapan jenis-jenis tuna (setelah Uda).
(Sumber: Laevastu dan Hela, 1970)
Figure 1. Range of temperature in tuna distribution and fishing (Source Laevastu & Hela, 1970).
pafticulate plankton, dan tingkat tropik yang relatif nelayan-nelayan tuna longline yang beroperasi di
rendah dan posisi awalnya dalam rantai baharinya Samudra Hindia, bulan-bulan September adalah
(Csirke, 1988). Hubungannya dalam rantai makanan di mana ikan tuna sirip biru selatan
bulan-bulan
biasanya sederhana, misalnya fitoplanton-anchovi, tertangkap sebagai " by-product' longline tuna.
atau fitoplanKon-zooplanKon-sardin. Upwelling di
Selat Bali terjadi pada musim timur (Burhanuddin &
Praseno, 1982), di mulai akhir bulan April dan
BAHAN DAN METODE
berakhir permulaan bulan Oktober (Salijo, 1973).
Produksinya sangat fluktuatif, terjadi puncak yang
Data yang Digunakan
tinggi dan lembah yang dalam setiap beberapa tahun.
Di perairan Selat Bali ada dua tempat pendaratan
lkan lemuru diduga memijah pada bulan Juni-Juli
di sekitar perairan Selat Bali (Dwiponggo, 1972),yang
ikan yang besar, yaitu Muncar, Kabupaten
dibenarkan oleh Ritterbush (1975) dan Burhanuddin
Banyuwangi di Jawa Timur dan Pengambengan di
Kabupaten Jembrana, Bali. Data yang digunakan
et. a1.,. (1984). Merta (1992), dengan menganalisis
TKG ikan lemuru di Selat Bali menduga puncak untuk menganalisis musim penangkapan ikan lemuru
di perairan Selat Bali adalah produksi lemuru bulanan
musim pemijahannya adalah pada bulan Juli, yang
yang diperoleh dari TPI Mina Blambangan Muncar
bersamaan dengan terjadinya puncak upwelling di
selama 10 tahun (1993-2002) (Tabel Lampiran 1).
Selat Bali. lkan-ikan sempenit mulai tertangkap pada
Dengan asumsi bahwa trend produksi lemuru bulanan
bulan-bulan Agustus-September (Wudianto, 2001)
dan yang terbesar (FL>20 cm) tertangkap pada bulan
baik di Muncar maupun di Pengambengan adalah
MeidiSelat Bali.
sama, karena nelayan-nelayan dari kedua lokasi
menangkap di daerah penangkapan yang sama.
lkan tuna sirip biru selatan (SBT), memijah di
perairan tropis selatan Jawa dan Nusa Tenggara Metode Analisis
pada bulan-bulan September sampai Maret (Kailola
et. al., 1993). lkan-ikan yuwana bermigrasi ke arah Untuk menganalisis musim penangkapan ikan
selatan, dan ikan-ikan yang berumur 1-3 tahun lemuru digunakan metode persentase rata-rata (fhe
terdapat di perairan barat-daya Australia. Makin ke average percentage methods), yaitu suatu analisis
timur ikan sirip biru selatan makin bertambah besar, runtun waktu (time series analysis), yang
sampai di perairan Selandia Baru. Kemudian setelah dikemukakan oleh Spiegel (1961) dan Purwasasmita
dewasa, mereka kembali ke Samudra Hindia (selatan (1993). Data dalam Tabel 2 kemudian diolah
Jawa dan Nusa Tenggara) untuk memijah. Bagi menggunakan cara-caralrumus berikut:
76
JPPI Edisi Sumber Daya dan Penangkapan Vol.10 No.6 Tahun 2004
Pertama-tama dihitung produksi rata-rata bulanan juga digunakan Meannya, dengan menghilangkan
untuk masing-masing tahun dalam Tabel 2 dengan data yang ekstrim terlebih dahulu (Spiegel, 1961).
rumus berikut:
77
I G989 Sedana Mefta dan Subhat Nurhakim
IM
350
300
- 25O
I zoo
t lso
100
50
CI
Elulan
Pada umumnya ikan beruaya, termasuk juga ikan rata bulanan di atas mirip dengan perkembangan
lemuru, dipengaruhi oleh dua faktor utama, yaitu produksi bulanan rata-rata tahun 1g9S (Gambar
faktor luar atau lingkungan yang secara langsung atau Lampiran 1). Purwasasmita (1993) juga
tidak langsung mempengaruhi aktivitas ruaya ikan. menggunakan data CPUE untuk menentukan Indeks
Faktor dalam yang terdapat di dalam tubuh ikan, Musim lkan Cakalang di perairan sekitar Sorong.
misalnya sekresi kelenjar hormon dan lain-lainnya
yang berhubungan dengan faktor luar di atas Menurut Dwiponggo (1982), pada waktu musim
(Effendie, 1997). Oleh karena itu, adanya fluktuasi temuru, penyebarannya ke arah barat sampai Teluk
musim mungkin ada kaitannya dengan kedua faktor Grajagan, sedang di daerah pulau Bali dari
yang disebutkan di atas. Candikesuma ke tenggara sampai semenanjung
bukit. Datangnya musim lemuru di Selat eaii
Menurut Wudianto (2001) dalam menentukan umumnya bersamaan dengan musim hujan
musim lemuru digunakan data CpUE, karena akan (Soerjodinoto, 1960). Musim hujan di perairan Selat
lebih akurat dibandingkan dengan menggunakan data Bali terjadi pada musim barat laut (Northwest
produksi. Rata-rata CPUE bulanan pukat cincin di Monsoon), yaitu pada bulan Desember sampai
Muncar berdasarkan data tahun 1996-1ggg, Febi'uari atau Maret (Dwiponggo, 1982).
menunjukkan bahwa hasil tangkapan lemuru tinggi
antara bulan Agustus sampai Februari dan mencapii Produksi totai lemuru di Selat Bali (Gambar 3),
puncaknya pada bulan Oktober dengan CpUE sangat bei-fluktuasi. Sejak perkembangan alat
sebesar 2.627 kg/hari-kapal, sedangkan CpUE tangkap pukat cincin di Setat Bali, terjadi tiga puncak
rendah di bawah 500 kg per hari-kapal adalah pada produksi, yaitu tahun 1983, 1991, dan 1998 masing-
bulan Maret sampai Juli. Perkembangan CpUE rata- masing 48.076 ton, 61.669 ton, dan 77.512 ton.
6@
im
a
2@
78
JPPI Edisi Sumber Daya dan Penangkapan Vol.lA No.6 Tahun 2004
sedangkan produksi yang terendah terjadi pada tahun sumber daya ikan yang bersangkutan. Kalau hal
1986, 1996, dan 1999 masing-masing 4.661 ton' terakhir ini
sudah terjadi, kelihatannya tinggal
13.327 ton, dan 8.286 ton. Kalau perubahan pola selangkah lagi sumber daya yang bersangkutan akan
musim dihubungkan dengan fluktuasi produksi total, runtuh (collaPs).
maka pada tahun 1995 dan 1996 produksi menurun
drastis sejak tahun 1991 dan mencapai terendah Teknik Pengeiolaan dengan Penutupan Musim
tahun 1996. Perubahan pola musim juga terjadi pada dan Area
tahun 1998,1999, dan 2000 di mana produksi
mencapai puncak pada tahun 1998 setelah mencapai Penutupan musim (c/osed season) adalah
produksi terendah pada tahun 1996, kemudian turun melarang kegiatan penangkapan (dalam suatu area
dengan drastis dan mencapai terendah pada tahun atau suitu perikanan secara keseluruhan) untuk
1999. Walaupun prodtrksi pada tahun 2000 naik suatu periode waktu tertentu, biasanya untuk
menjadi 12.156 ton, mungkin dampak dari penurunan melindungi yuwana dan ikan-ikan pemijah
drastis sebelumnya masih sangat berpengaruh (SEAFDEC, 2003). Penutupan musim merupakan
terhadap produksi tahun 2000, Jadi pola umum suatu pengendali yang baik bagi jumlah
metode-metode teknis dan
musim lemuru di Selat Baliakan berubah kalau terjadi -yang asalkan
penangkapan,
menentukan lamanya
ilmlan tercakup dalam
fluktuasi-fluktuasi yang sangat tajam dalam produksi,
terutama karena pengaruh lingkungan' musim- dipat dipecahkan. Misalnya, tanggal
penu(upan mungkin ditentukan oleh tanggal di mana
Southern Oscillation Index (SOl) berdampak suatu iingkat hasil tangkapan yang telah ditentukan
sangat nyata pada pendaratan ikan lemuru' dengan sebelumnya tercapai (Gulland, 1971). Tetapi, kalau
tahun-tatrun terjadinya El Nino menghasilkan tidak adi kontrol tambahan terhadap besarnya
pendaratan-pendaratan yang sangat tinggi' dan armada, maka operator-operator individu akan
menambah armadanya untuk memperbesar porsinya
tahun-tahun Anti El Nino menghasilkan pendaratan-
pendaratan yang sangat rendah (Mathews et. al', pada hasil tangkapan total. Hasil dari kenaikan
2OOl). Tingginya pendaratan-pendaratan ikan lemuru armada total akan berarti suatu pemendekan musim,
yang terjadi pada tahun-tahun terjadinya El Nino' barangkali sampai hanya beberapa hari saja. Ini telah
baringfati karena upwelting yang kuat menyebabkan terjadi pada perikanan yang diatur dengan cara ini,
terjadinya produktivitas primer dan sekunder yang miialnya tuna di wilayah lnter-American Tropical Tuna
tinggi yang diperlukan bagi rekruitmen dan Commission (|-ATTC). Perikanan lemuru di Selat Bali
kelangsungan hidup yang tinggi dari ikan lemuru. tidak dikelola dertgan cara ini, tetapi dengan
menentukan jumlah armada pukat cincin yang boleh
beroparasi, ukuran jarring, dan ukuran mata jaring'
Musim perlu diketahui untuk memudahkan
menangkap suatu sumber daya ikan dalam jumlah Pelarangan penangkapan pada musim-musim dan
yang cukup banyak. Tetapi penangkapan yang tempahtempat tertentu, rnerupakan teknik-teknik
bedebihan akan menyebabkan sumber daya ikan tertua di dalam literatur pengelolaan perikanan.
yang bersangkutan dapat mengalami kelebihan Menurut Gulland (1974), cara-cara ini akan efektif
iangfap @vertishing). Oleh karena itu, salah satu apabila hasil-hasil tangkapan pada waktu-waktu dan
teknik pengelolaan perikanan adalah untuk menutup tempat-tempat tertentu terutama terdiri dari ikan-ikan
musim-musim atau daerah-daerah penangkapan yang ukurannya lebih kecil dari ukuran optimum pada
tertentu, kalau musim penangkapannya dapat waktu pertama kali tertangkap (opfimum size at first
diketahui secara pasti, sehingga dapat diketahui capture).
dengan benar kapan mulai penangkapan ditutup dan
kapan dibuka lagi. Yuwana ikan tuna biasanya tertangkap bercampur
dengan tuna kecil atau cakalang berukuran kecil,
Manfaat Musim lkan, Khususnya Lemuru menggunakan alat tangkap permukaan terutama
pufat- cincin. Jika suatu perairan telah diketahui
Pada musim ikan di suatu daerah, di mana ikan menjadi tempat pemijahan (yang dapat diestimasi
tersedia secara melimpah dan keadaan cuaca melalui persentase kematangan gonad ikan yang
memungkinkan, dapat dilakukan penangkapan secara tertangkap) maka pada bulan-bulan tertentu harus
efektif, lehingga waktu untuk mencari gerombolan- dilakukan upaya penutupan daerah dari kegiatan
gerombolan ikan menjadi relatif lebih kecil' Tetapi di penangkapan (c/osed seasonVperiods).
suatu daerah yang belum dikelola dengan baik, akan
terjadi penangkapan secara besar-besaran dan Pelarangan penangkapan pada daerah-daerah
neiayan-nelayan akan berlombalomba untuk rumpon pada waktu-waktu tertentu, di mana banyak
memperoleh hasil yang sebanyak-banyaknya. Kalau muncul yuwana ikan tuna mata besar, telah
keadaan ini terus tidak terkendali, maka akan diterapkan di Samudra Atlantik. Dengan cara
menyebabkan terjadinya penangkapan yang penutupan ini dapat menurunkan mortalitas
bertebihan (overfishing), mula-mula terjadi lebih penangkapan bagi yuwana ikan mata besar, yaitu
tangkap pertumouhan (growth overfishing), dan kalau 45% untuk ikan yang baru rekrut, 30% bagi ikan yang
kea?aan'initerus berlangsung akan disusul oleh lebih berumur satu tahun, dan 10% bagi ikan yang berumur
tangkap rekruitmen (re cru itm e nt ove rti sh in g) terhadap dua tahun (IOTC SECRETARY, 2000).
79
I Gede Sedana Mefta dan Subhat Nurhakim
1. lkan lemuru di perairan Selat Bali dan sekitarnya Gulland, J, A. 1971. Management. tOFCtDEVnl,4.
mempunyai pola musim yang umum, yaitu bulan- FAO, Rome. 8 p.
bulan September sampai dengan Desember
adalah musim, dan bulan-bulan lainnya tidak .1974. Guidelines for
fishery
musim, walaupun lemuru juga tertangkap management. IOFC/DEV/24I36. FAO, Rome. g4 p.
sepanjang tahun. Pola umum ini bisa berubah
secara tahunan tergantung pada terjadinya proses Holden, M. J. & D. F.S. Raift (Eds.). 1975. Manuat of
El Nino. fisheries science. Part 2. Methods of resource
investigation and their apptication. FAO. Fish.
2. Dengan demikian tidak dapat diketahui musim Tech. Pap., (11S)Rev. 1:214.
lemuru pada suatu tahun tertentu secara pasti, IOTC SECRETARY. 2000. Time and area ctosure of
karena tergantung pada ada atau tidak adanya the fishery on floating objects. |OTC, Seycheiles. 8
serta kuat lemahnya atau proses El Nino pada p.
tahun tersebut.
Kailola, P. J., M. J. Williams, p. C. Stewart, R. E.
Saran Reichelt, A. McNee, & C. Grieve. 1993, Australian
fisheries resources. Bur. Resour. Sci., Depart.
Untuk menganalisis musim suatu perikanan Prim. Indust. and Energy, and the Fish. Res. and
menggunakan data statistik perikanan, diperlukan Develop. Corp. Canbena, Australia . 422 p.
data runtun waktu yang cukup panjang, kira-kira 10
tahun. untuk mengeliminasi sedikit mungkin pengaruh Laevastu, T. & l. Hela. 1970. Fisheries oceanography.
terjadinya fluktuasi tahunan. Kemudian data Fishing News (Books) Ltd., London. 238 hat.
tahunannya ditihat apakah terjadi perubahan-
perubahan pola musim yang mencolok (tidak Mathews, C. P., A. Ghofar, G. S. Merta, N. Hendiarti,
mengikutipola musim yang umum). & H. Lestiana. 200'1. Effects of frontal systems,
80
JPPI Edisi Sumber Daya dan Penangkapan Vol.10 No.6 Tahun 2004
upwelling, and El Nino on the small pelagic SEAFDEC. 2003. Responsible fisheries management.
fisheries of the lesser Sunda lslands, Indonesia. /n Regional guidelines for responsible fisheries in
Pros. The First lnternational Symposium on Southeast Asia. SEAFDEC. MFRDMD/SP/3: 69 p.
Geographic lnformation Systems (GlS) in Fishery
Science (Seattle, Washington, U.S.A.: 2-4 March
1999), Ed. By T. Nishida, P. J. Kailola & C. E. Spiegel, M. R. 1961. Theory and problems of
Hollingworth. Fish. GIS Res. Group, Saitama, sfafistics. Schaum's Outline Series. McGraw Hill
Japan. Pp. 65-88. Book co., New York. 359 P.
Ritterbush, S. W. 1975. The assessment of the Sadhotomo, B. 1995. Dampak penangkapan ikan
population biology of the Bali strait lemuru fishery. muda terhadap produktivitas perikanan (simulasi
LPPI'1175-PL. 051/75. 37 P. dasar perikanan lemuru, Sardinella longiceps'1 di
Sefat Bali. Jurnal Penelitian Perikanan Lauf (60):
Romanov, E. V. 2000. By catch in the sovyet purse 51-66.
seine tuna fisheries on FAD-associated schools in
north equatorialarea of the Western Indian Ocean.
IOTCMPTT/0O/10.7 p. Wudianto. 2001. Analisis sebaran dan kelimpahan
ikan lemuru (Sardinella lemuru Bleeker, 1853) di
Salijo, B. 1973. Keadaan oseanografi daerah-daerah perairan Selat Bali: kaitannya dengan optimasi
penangkapan ikan lemuru di Selat Bali. LPPL penangkapan. Desertasi. Program Pasca Sarjana,
2n3-PL. 042n3. Hal. 1-16. lPB, Bogor. 221 hal. Tidak dipublikasikan.
81
I Gede Sedana Mefta dan Subhat Nurhakim
Gambar lampiran 1 Fluktuasi hasil tangkapan bulanan ikan lemuru, Sardinella lemuru, Bleeker 1853 yang
didaratkan di Muncar, 1993-2002
Figure annext 1. Montly fluetuation of Sardinella lemuru catch landed at Muncar, 1993-2002
7rx)o tq)@
8000
Eq'0
5000
4000 0@o
3(x,0 4@0
2000
1000
2mo
0 0
6m0 r20
5m0 10@
4m0 600
3(I)0
@0
2(trO ,o0
1000
2(x)
0
o
12@
100
EOo 10(I)
m0 &x)
,too d)0
400
z)O 2(X)
0
t4m
12m
t0(x)
20m
800
'r5@
o0
,lO0 1oo0
200 500
0 0
5@0
,a@O
o@
3m0 50q)
.oq!
2@0 30@
't@0 z)(D
1fiX)
0 0
C:\Lemuru\lM Lemuru
82
JPPI Edisi Sumber Daya dan Penangkapan Vol.10 No.6 Tahun 2004
@
-t:@OOOt()tO()
N l(t (Y) @ N (\ CD !C' Ot
(\l
o
a
o <o<orrtstioroot+ro o (4,
(\l €ct
o @OltfO)-(v)(o(oS
FO)FF\TFFSS
rO
o 6l$ lf
@
(\I N.
f\(Y)tO(\lOO@!O$
F C.'l CD $ $ I C.,l (v)
-(@\ l(,(o
-
oroi$o,rrr<oNrtd
OO$(o{'!t(\cON
roo\tr-(v)(oc!(Y)@t')
(o$ (Y)
s o@
do
(a
O)-G)OOOOSO o)
(9
(v)
l{)f-rr)@(O(O@O@
lrlorssor$co@J
O(OOr@CDrc).t(\l @
o
oo0oc,rt-CrlO(Y)$
.rt.rfrFc)rF
@_
@
@ o)
o
(v)
({
(\IFNt()OOO@cO
rri(a(o(v)oot(Y)m@
odNtoJ<cr'rlNodd
f\FrlO(V)-O)--
(O(o(oSc|t-OCD
(aN (\tN
O-CDTOOO(v)O
@(o6lroor@(Y)@o)
*r<onj<oJoir.jrri
eo (v)@FOtrCDF(\lt\
OG)-rtOCD-(v)(O
FTF
(!
HR O)OOtOOOsll-(O
o- t_ .f- 9- E
$oi rr)- ro-
@(t)r(r)N(OCD@O
a a N_ c.
o
EE
O)s
e(OF(fr!tONl:-
N(O rF
c CD
@- o).
F
-(OlJ) -g
5 r(,
(Y)
t\
c{
.cl (\l
dE
o\ eO.tl4,OOOOlr\ EI N
5S q(ooo)@@oNo i:t
.f1lo.fqriJJdro dE
Et
:oE OOlr(rlr-(f)FO(\
(OO)N NN 6q lr) E. (v)
CD
t- -r g) o +
o)
o
E'st
'6h lo
ET q:
6S O(O(a@OO@l-(o
sl(O@OO@f-(go
ha. dc.ic't@F-c.iroodto FE ct)
ER Foo-o)FF@E
(\trO(o .98 $
r.rf c)t CD
F(O Eg
sg
CD
tsQ
XT @oqrFOOO)lO@ F9
$_ r()_ o- @- Or_ a a (9- (v)_ €(! ro
EF cb
gs -OCD(9(Ot()@l()O)
-NlO$FC.,lcr)(O(rl
(OSF rQ)
s 6lF oc (Y)
o) od
o) ro
t,; =o
EE
ro
\r
N
=b E_E_E_X_AF8_EN -b
ES €
FE e
;8
;<\ RRSPegbES
@(\ld) @F(\lr
=$
Es
olJ ^(u
6:
J='
oo
-(u qs
ES
d> OO)@O)OOOTFTO
@oo)rooo(\sc! Ee 9e
1919F-.fJr.61F-to<v) o '69 G>
(\t.$r(Of*Ftf)F(\
F(\t@
r
-G)crll C.,lt() (f, 5s
PG AF
s>
Y.O
\rlr)cDooos(a(v) o-> SE
(Orf)(Or-@OCD(OO
+Jo<o$c.i@<'tof E6
ot
FF
.=x (OCDCD(9CDOFJ\T ci cll
o- q) cDFoFrrirr(\s G'
cq co -Es
(5 (U
oG (r).sfl{)(OF*@CDOr(rl E-
't6
6g ordo)6)oo)cDooo
cDororo)oro)orooo rdr
6(5
OQ FF
o.(E
FF-
ii- rNilN
J< Ft
I Gede Sedana Meda dan Subhat Nurhadm
llllslell
I l* *: 6,,o@
I oloQ
o..' N- *l-l:l:l
c9 a r a a \ a elrlc?lel
Iqrlro $t @ r(, t (a ro o @
@sFol$l*l*l
^tlFlc{ll.'ll
l"l=**-R
lJEiEEfrqeqqqlilal{l I
lrlilNF$R."sF-elqqq=l
I lsnsN BE E $ s ulel;lalEl
RF nR5su * *l$lslRl.l
Ic
o
l*l*
I lp:sEpsERagltl8lUl I
-?
o)
co lEu$$FEEE*E*lFl$l$l I
L
c,
lt I le*EEFEEB*=lsl=l*l I
CD EF 6EER-l$l*lol
F.S
cO lr1**s I
=o
EE l-l* *R EsP B E**l*l*l*l I
fiF
d6 * * *l*l'l*l
EB
H,E
jig
E:
r-
EI; fi 5 P E ; P
-':ualalololi'
=l
EC
FS
EE
fQ.
fnxs$F$lHuBlFlElsl*l
E$
:H
El+Ftrsx;raxlul;l;l
ov, I
+<\
dE
&s nlr g
E l: E F E F nlxl*Fl
I
(\l qls$RESEB$--l$l*l*l
=lFiXqIIE;nqlqlqlnl I
FN
.=x
o-o I
trq
oG
oQ
.crQ
o.o
F l"- laae$EE$RR*l,lglfli
84