Anda di halaman 1dari 10

JPPI Edisi Sumber Daya dan Penangkapan Vol.10 No.

6 Tahun 2004

MUSIM PENANGKAPAN IKAN LEMURU, Sardinella lemuru, Bleeker 18S3


DI PERAIRAN SELAT BALI

I Gede Sedana ltlerta'l dan Subhat Nurhakim"l

ABSTRAK

Perikanan lemuru, Sardinella lemuru, Bleeker 1853 di Selat Bali dapat membentuk suatu biomassa yang
tinggi karena terjadi proses upwelling pada musim timur, dimulai pada akhir bulan April dan berakhir pada
permulaan bulan Oktober. lkan lemuru mempunyai pola musim yang umum, yaitu musim pada bulan-bulan
September sampai dengan Desember dan tidak musim pada bulan-bulan lainnya, meskipun ikan lemuru juga
tertangkap sepanjang tahun. Musim tahunannya sering berubah karena adanya pengaruh dari terjadinya El
Nino. El Nino ini juga berpengaruh terhadap pendaratan ikan lemuru di Selat Bali, di mana pendaratan tinggi
bila terjadi El Nino dan rendah selama anti El Nino.

ABSTRACT: Cafch season of lemuru, sardinella lemunt, Bleeker 1853 in Bati Strait waters. By: I
Gede Sedana Merta and Subhat Nurhaklm

Lemuru, Sardinella lemuru, Bleeker 1853, or Bali Sardinella fishery in Bati Strait can reach high biomass
level due to upwelling process in east monsoon, starting end of Aprit up the beginning of October. Lemuru has
a common season pattern, e.1., season in September to December and low season in other months of the
year, although lemuru can be caught all year round. Yearly season often changes due to the influence of Et
Nino. El Nino also affects the landings of lemuru in Bali Strait, where as high landings are duing Et Nino and
low landings during anti El Nino.

PENDAHULUAN kisaran temperatur untuk distribusi dan


penangkapannya (Gambar 1).
Musim dan daerah penangkapan erat kaitannya
dengan migrasi ikan. lkan setelah memijah di daerah fkan femuru, Sardinella lemuru Bleeker, 1853,
pemijahan, larvanya kemudian hanyut daerah ke adalah merupakan salah satu jenis ikan pelagis kecil
asuhan (denatant), kemudian setelah mencapai umur yang secara ekonomis sangat penting artinya bagi
atau panjang tertentu rekrut (recruitment) ke suatu kehidupan masyarakat di sekitarnya. Penyebarannya
daerah (daerah penangkapan) di
mana mereka terutama terkonsentrasi di perairan Selat Bali dan
menjadi dewasa (Cushing, 1981; Holden & Raitt, sekitarnya. Yang sudah jelas diketahui adalah
1975). Atau dari daerah pemijahan tarva hanyut ke penyebarannya ke barat sampai Prigi dan ke timur
daerah di mana kemudian tumbuh menjadi stok sampai Selat Alas. Menurut Whitehead (1985),
dewasa (denatant), dan kemudian kembali ke daerah penyebaran ikan lemuru adalah meliputi Samudra
pemijahan (contranatant) demikian seterusnya. Ada
Hindia bagian timur (Phuket, Thailand, pantai-pantai
ikan yang daerah pemijahan dan daerah asuhan selatan Jawa Timur dan Bali; Australia Barat) dan
(dewasanya) pada perairan yang berbeda. lkan-ikan
Samudra Pasifik bagian barat (Laut Jawa ke utara
salmon memijah di sungai kemudian larvanya hanyut sampai Filipina, Hong Kong, Pulau Taiwan sampai
menuju laut dan dewasa di laut di mana mereka Jepang bagian selatan.
ditangkap oleh nelayan, dan kemudian kembali lagi ke
sungai untuk memijah (anadromous). Tetapi ada juga
sebaliknya, sebagai contoh belut, mereka bertelur di Di antara jenis-jenis ikan pelagis kecil, ikan lemuru
laut dan menjadi dewasa di air tawar di mana mereka banyak menarik perhatian banyak mahasiswa
ditangkap (katad ro mou s). maupun sarjana baik dari dalam maupun luar negeri
untuk melakukan penelitian. Beberapa doktor, master
lkan akan mencari dan memilih suatu kombinasi maupun sarjana telah dihasilkan dari penelitian ikan
optimum tertentu kondisi-kondisi fisik dan biologi di lemuru, baik menyangkut sumber daya, maupun
suatu lingkungan perairan. Hampir semua stok ikan sosial ekonomi.
mempunyai temperatur yang spesifik misalnya, ikan
sardin "lwashi' (S. melanosticta) mempunyai kisaran lkan lemuru termasuk ikan pelagis kecil yang
temperatur optimum '12-16oC dan temperatur memijah bergerombol, yang dapat membentuk suatu biomassa
13-17"C (Laevastu & Hela, 1970). Contoh lain yang tinggi di perairan-perairan di mana terjadi proses
misalnya, penelitian jenis-jenis ikan tuna yang penaikan air (upwelling) seperti di perairan Selat Bali.
barangkali merupakan salah satu penelitian yang Hal ini sesuai dengan perilaku spesies pelagis kecil
paling maju di dunia, sehingga dapat digambarkan bergerombol adalah pemakan plankton atau
1, Peneliti pada Balai Riset Perikanan Laut,
Jakarla
' Peneliti pada Pusat Riset Perikanan Tangkap, Jakarta

75
I Gede Sedana Meda dan Subhat Nurhakim

Bonito

Tuna Sirip Biru Selatan

Albakora

Tuna Mata Besar

Cakalang

Tongkol

Madidihang

Kisaran temoeratur untuk distribusi

7- Kisaran temperatur untuk penangkapan

ffi Kisaran temperatur optimum untuk penangkapan

Gambar 1. Kisaran temperatur untuk distribusi dan penangkapan jenis-jenis tuna (setelah Uda).
(Sumber: Laevastu dan Hela, 1970)
Figure 1. Range of temperature in tuna distribution and fishing (Source Laevastu & Hela, 1970).

pafticulate plankton, dan tingkat tropik yang relatif nelayan-nelayan tuna longline yang beroperasi di
rendah dan posisi awalnya dalam rantai baharinya Samudra Hindia, bulan-bulan September adalah
(Csirke, 1988). Hubungannya dalam rantai makanan di mana ikan tuna sirip biru selatan
bulan-bulan
biasanya sederhana, misalnya fitoplanton-anchovi, tertangkap sebagai " by-product' longline tuna.
atau fitoplanKon-zooplanKon-sardin. Upwelling di
Selat Bali terjadi pada musim timur (Burhanuddin &
Praseno, 1982), di mulai akhir bulan April dan
BAHAN DAN METODE
berakhir permulaan bulan Oktober (Salijo, 1973).
Produksinya sangat fluktuatif, terjadi puncak yang
Data yang Digunakan
tinggi dan lembah yang dalam setiap beberapa tahun.
Di perairan Selat Bali ada dua tempat pendaratan
lkan lemuru diduga memijah pada bulan Juni-Juli
di sekitar perairan Selat Bali (Dwiponggo, 1972),yang
ikan yang besar, yaitu Muncar, Kabupaten
dibenarkan oleh Ritterbush (1975) dan Burhanuddin
Banyuwangi di Jawa Timur dan Pengambengan di
Kabupaten Jembrana, Bali. Data yang digunakan
et. a1.,. (1984). Merta (1992), dengan menganalisis
TKG ikan lemuru di Selat Bali menduga puncak untuk menganalisis musim penangkapan ikan lemuru
di perairan Selat Bali adalah produksi lemuru bulanan
musim pemijahannya adalah pada bulan Juli, yang
yang diperoleh dari TPI Mina Blambangan Muncar
bersamaan dengan terjadinya puncak upwelling di
selama 10 tahun (1993-2002) (Tabel Lampiran 1).
Selat Bali. lkan-ikan sempenit mulai tertangkap pada
Dengan asumsi bahwa trend produksi lemuru bulanan
bulan-bulan Agustus-September (Wudianto, 2001)
dan yang terbesar (FL>20 cm) tertangkap pada bulan
baik di Muncar maupun di Pengambengan adalah
MeidiSelat Bali.
sama, karena nelayan-nelayan dari kedua lokasi
menangkap di daerah penangkapan yang sama.
lkan tuna sirip biru selatan (SBT), memijah di
perairan tropis selatan Jawa dan Nusa Tenggara Metode Analisis
pada bulan-bulan September sampai Maret (Kailola
et. al., 1993). lkan-ikan yuwana bermigrasi ke arah Untuk menganalisis musim penangkapan ikan
selatan, dan ikan-ikan yang berumur 1-3 tahun lemuru digunakan metode persentase rata-rata (fhe
terdapat di perairan barat-daya Australia. Makin ke average percentage methods), yaitu suatu analisis
timur ikan sirip biru selatan makin bertambah besar, runtun waktu (time series analysis), yang
sampai di perairan Selandia Baru. Kemudian setelah dikemukakan oleh Spiegel (1961) dan Purwasasmita
dewasa, mereka kembali ke Samudra Hindia (selatan (1993). Data dalam Tabel 2 kemudian diolah
Jawa dan Nusa Tenggara) untuk memijah. Bagi menggunakan cara-caralrumus berikut:

76
JPPI Edisi Sumber Daya dan Penangkapan Vol.10 No.6 Tahun 2004

Pertama-tama dihitung produksi rata-rata bulanan juga digunakan Meannya, dengan menghilangkan
untuk masing-masing tahun dalam Tabel 2 dengan data yang ekstrim terlebih dahulu (Spiegel, 1961).
rumus berikut:

lg HASIL DAN BAHASAN


Y =-x)
m; .Yi......
...............(1)
Musim lkan Lemuru di Selat Bali

di mana: Data produksi bulanan yang didaratkan di TPI


I = rata-rata bulanan dalam tahun yang Mino Blambangan, Muncar, disajikan dalam Tabel
bersangkutan Lampiran 1. Kemudian masing-masing data bulanan
Yi = produksi bulanan dalam tahun yang dalam Tabel Lampiran 1 dibagi dengan rata-rata
bersangkutan bulanan dari tahun yang bersangkutan lalu dikalikan
ffi = jumlah bulan (12 bulan) dengan 100%. Misalnya data bulan Januari 1993
dibagi dengan rata-rata bulanan tahun 1993 dikalikan
Kemudian produksi setiap bulannya dalam Tabel2 den an 1 00% ada lah 934,64 12046,5 1 x1 0oo/o= 45,67 o/o,
g
dibagi dengan rata-rata bulanan dari tahun yang dan hasil-hasilnya disajikan dalam Tabel Lampiran 2.
bersangkutan: Kemudian produksi bulanan dalam Tabel Lampiran 2
v dihitung total masing-masing bulannya. Karena data
y^
"Y=!x100%...... .........(2) dalam Tabel Lampiran 2 ada yang ekstrim, maka
untuk rata-rata bulanannya digunakan Median.
di mana: Jumlah nilai-nilai Mediannya (Januari sampai dengan
Yp = adalah hasil bagi produksi bulanan dengan Desember) adalah 1032,32. Nilai tersebut di bawah
produksi rata-rata bulanan dalam tahun 1.200 sehingga perlu disesuaikan (adiusted) Masing-
yang bersangkutan masing nilai Median dikalikan dengan
1 .2001 1032,32=1,162430254. Nilai-nilai Median yang
Kalau nilai-nilai Yp tidak ada yang ekstrim, maka sudah disesuaikan (adiusted median) sekarang
dihitung nilai tengah setiap bulannya berdasarkan jumlahnya sama dengan 1200,00. Nilai-nilai Median
jumlah tahun yang ada: yang sudah disesuaikan adalah Indeks Musim yang
1 -l- dicari.
Mean -:x) Up ...... .. . ...'...(3)
t 7r- Jika nilai Indeks Musim lebih besar dari '100% atau
di mana: di atas rata-rata (Waldron, 1963 dalam Punarasasmita,
1 = jumlah tahun data yang dianalisis
1993) adalah musim ikan dan kalau nilainya lebih
kecil dari 100% berarti tidak musim ikan. Tetapi kalau
Kalau semua nilai Mean bulanan tersebut nifai lM=100o/o, maka sesuai dengan harga rata-rata
dijumlahkan nilainya sama dengan 1,200%, maka bulanan, sehingga dapat dikatakan bahwa keadaan
nilai-nilai Mean tersebut sama dengan Indeks Musim normal atau berimbang (Gambar 2). Gambar tersebut
yang dimaksud. Tetapi kalau jumlah nilai-nilai Mean memperlihatkan pola umum musim ikan lemuru di
iersebut tidak sama dengan 1,200o/o, maka dilakukan Selat Bali, di mana musim lemuru terjadi pada bulan-
penyesuaian, yaitu: bulan September sampai dengan Desember,
sedangkan tidak musim pada bulan-bulan Januari
1. Kalau jumlah nilai-nilai Mean sama dengan X, di sampai dengan Agustus.
mana nilai X>1.200, maka dilakukan penyesuaian
dengan mengalikan setiap nilai Mean dengan Dilihat musim-musim pada setiap tahunnya,
1.}OO1X. Nilai-nilai Mean yang sudah disesuaikan
polanya tidak selalu sama. Pada tahun 1993, 1994,
jumlahnya akan menjadi 1.200, akan sama dengan 1gg7,2001, dan 2OO2 trend produksi mengikuti pola
Indeks Musim yang dimaksud. musim umum, tetapi trend produksi pada tahun-tahun
1995, 1996, 1998, 1999, dan 2000 tidak mengikuti
2. Kalau nilai X<1.200, maka masing-masing nilai pola musim umum (Gambar Lampiran 1)-,Yang luar
Mean dikalikan dengan 'l.2O0lX' Nilai-nilai Mean biasa adalah produksi bulanan tahun 1995' Dalam
yang baru jumlahnya akan menjadi 1.200' adalah tahun ini, produksi bulanan pada bulan Januari tinggi,
Indeks Musim Yang dimaksud. kemudian menurun sampai bulan April, padahal pola
umumnya bulan April adalah tidak musim. Produksi
Kalau data lJp ada yang ekstrim, maka tidak bisa tertinggi adalah pada bulan Oktober lalu menurun
menggunakan nilai-nilai Mean, tetapi Median. Kalau tajarnlampai Desember, lain dari pola umumnya'
jumlah niai-nilai Median yang diperoleh sama dengan Pioduksi bulanan pada tahun 1998 juga tidak
1.200. maka nilai-nilai Median tersebut adalah sama mengikuti pola musim yang umum' Produksi tinggi
dengan nilai-nilai Indeks Musim. Tetapi kalau justru pada musim timur, yaitu pada . bulan-bulan
'tvlaret
jumlahnya tidak sama dengan 1.200, maka dilakukan sampai dengan Juli, dengan puncak-puncaknya
penyesuaian mengikuti aturan pada butir'butir 1 dan 2 pada bulan-bulan Maret dan Juni (Gambar Lampiran
di atas. Kalau ada data Yp yang ekstrim, maka dapat 1).

77
I G989 Sedana Mefta dan Subhat Nurhakim

IM

350
300
- 25O
I zoo
t lso
100
50
CI

Elulan

Gambar 2. Indeks Musim ikan lemuru di perairan Selat Bali.


Figure 2. Season index of lemuru in Bali Strait waters.

Pada umumnya ikan beruaya, termasuk juga ikan rata bulanan di atas mirip dengan perkembangan
lemuru, dipengaruhi oleh dua faktor utama, yaitu produksi bulanan rata-rata tahun 1g9S (Gambar
faktor luar atau lingkungan yang secara langsung atau Lampiran 1). Purwasasmita (1993) juga
tidak langsung mempengaruhi aktivitas ruaya ikan. menggunakan data CPUE untuk menentukan Indeks
Faktor dalam yang terdapat di dalam tubuh ikan, Musim lkan Cakalang di perairan sekitar Sorong.
misalnya sekresi kelenjar hormon dan lain-lainnya
yang berhubungan dengan faktor luar di atas Menurut Dwiponggo (1982), pada waktu musim
(Effendie, 1997). Oleh karena itu, adanya fluktuasi temuru, penyebarannya ke arah barat sampai Teluk
musim mungkin ada kaitannya dengan kedua faktor Grajagan, sedang di daerah pulau Bali dari
yang disebutkan di atas. Candikesuma ke tenggara sampai semenanjung
bukit. Datangnya musim lemuru di Selat eaii
Menurut Wudianto (2001) dalam menentukan umumnya bersamaan dengan musim hujan
musim lemuru digunakan data CpUE, karena akan (Soerjodinoto, 1960). Musim hujan di perairan Selat
lebih akurat dibandingkan dengan menggunakan data Bali terjadi pada musim barat laut (Northwest
produksi. Rata-rata CPUE bulanan pukat cincin di Monsoon), yaitu pada bulan Desember sampai
Muncar berdasarkan data tahun 1996-1ggg, Febi'uari atau Maret (Dwiponggo, 1982).
menunjukkan bahwa hasil tangkapan lemuru tinggi
antara bulan Agustus sampai Februari dan mencapii Produksi totai lemuru di Selat Bali (Gambar 3),
puncaknya pada bulan Oktober dengan CpUE sangat bei-fluktuasi. Sejak perkembangan alat
sebesar 2.627 kg/hari-kapal, sedangkan CpUE tangkap pukat cincin di Setat Bali, terjadi tiga puncak
rendah di bawah 500 kg per hari-kapal adalah pada produksi, yaitu tahun 1983, 1991, dan 1998 masing-
bulan Maret sampai Juli. Perkembangan CpUE rata- masing 48.076 ton, 61.669 ton, dan 77.512 ton.

ProdukC lcruu d Selat Bdl. l99ll-2002 lto,rl

6@

im
a

2@

Gambar 3. Perkembangan produksi total ikan lemuru di Selat Bali.


Figure 3. Total production progress of lemuru in Bali Strait.

78
JPPI Edisi Sumber Daya dan Penangkapan Vol.lA No.6 Tahun 2004

sedangkan produksi yang terendah terjadi pada tahun sumber daya ikan yang bersangkutan. Kalau hal
1986, 1996, dan 1999 masing-masing 4.661 ton' terakhir ini
sudah terjadi, kelihatannya tinggal
13.327 ton, dan 8.286 ton. Kalau perubahan pola selangkah lagi sumber daya yang bersangkutan akan
musim dihubungkan dengan fluktuasi produksi total, runtuh (collaPs).
maka pada tahun 1995 dan 1996 produksi menurun
drastis sejak tahun 1991 dan mencapai terendah Teknik Pengeiolaan dengan Penutupan Musim
tahun 1996. Perubahan pola musim juga terjadi pada dan Area
tahun 1998,1999, dan 2000 di mana produksi
mencapai puncak pada tahun 1998 setelah mencapai Penutupan musim (c/osed season) adalah
produksi terendah pada tahun 1996, kemudian turun melarang kegiatan penangkapan (dalam suatu area
dengan drastis dan mencapai terendah pada tahun atau suitu perikanan secara keseluruhan) untuk
1999. Walaupun prodtrksi pada tahun 2000 naik suatu periode waktu tertentu, biasanya untuk
menjadi 12.156 ton, mungkin dampak dari penurunan melindungi yuwana dan ikan-ikan pemijah
drastis sebelumnya masih sangat berpengaruh (SEAFDEC, 2003). Penutupan musim merupakan
terhadap produksi tahun 2000, Jadi pola umum suatu pengendali yang baik bagi jumlah
metode-metode teknis dan
musim lemuru di Selat Baliakan berubah kalau terjadi -yang asalkan
penangkapan,
menentukan lamanya
ilmlan tercakup dalam
fluktuasi-fluktuasi yang sangat tajam dalam produksi,
terutama karena pengaruh lingkungan' musim- dipat dipecahkan. Misalnya, tanggal
penu(upan mungkin ditentukan oleh tanggal di mana
Southern Oscillation Index (SOl) berdampak suatu iingkat hasil tangkapan yang telah ditentukan
sangat nyata pada pendaratan ikan lemuru' dengan sebelumnya tercapai (Gulland, 1971). Tetapi, kalau
tahun-tatrun terjadinya El Nino menghasilkan tidak adi kontrol tambahan terhadap besarnya
pendaratan-pendaratan yang sangat tinggi' dan armada, maka operator-operator individu akan
menambah armadanya untuk memperbesar porsinya
tahun-tahun Anti El Nino menghasilkan pendaratan-
pendaratan yang sangat rendah (Mathews et. al', pada hasil tangkapan total. Hasil dari kenaikan
2OOl). Tingginya pendaratan-pendaratan ikan lemuru armada total akan berarti suatu pemendekan musim,
yang terjadi pada tahun-tahun terjadinya El Nino' barangkali sampai hanya beberapa hari saja. Ini telah
baringfati karena upwelting yang kuat menyebabkan terjadi pada perikanan yang diatur dengan cara ini,

terjadinya produktivitas primer dan sekunder yang miialnya tuna di wilayah lnter-American Tropical Tuna
tinggi yang diperlukan bagi rekruitmen dan Commission (|-ATTC). Perikanan lemuru di Selat Bali
kelangsungan hidup yang tinggi dari ikan lemuru. tidak dikelola dertgan cara ini, tetapi dengan
menentukan jumlah armada pukat cincin yang boleh
beroparasi, ukuran jarring, dan ukuran mata jaring'
Musim perlu diketahui untuk memudahkan
menangkap suatu sumber daya ikan dalam jumlah Pelarangan penangkapan pada musim-musim dan
yang cukup banyak. Tetapi penangkapan yang tempahtempat tertentu, rnerupakan teknik-teknik
bedebihan akan menyebabkan sumber daya ikan tertua di dalam literatur pengelolaan perikanan.
yang bersangkutan dapat mengalami kelebihan Menurut Gulland (1974), cara-cara ini akan efektif
iangfap @vertishing). Oleh karena itu, salah satu apabila hasil-hasil tangkapan pada waktu-waktu dan
teknik pengelolaan perikanan adalah untuk menutup tempat-tempat tertentu terutama terdiri dari ikan-ikan
musim-musim atau daerah-daerah penangkapan yang ukurannya lebih kecil dari ukuran optimum pada
tertentu, kalau musim penangkapannya dapat waktu pertama kali tertangkap (opfimum size at first
diketahui secara pasti, sehingga dapat diketahui capture).
dengan benar kapan mulai penangkapan ditutup dan
kapan dibuka lagi. Yuwana ikan tuna biasanya tertangkap bercampur
dengan tuna kecil atau cakalang berukuran kecil,
Manfaat Musim lkan, Khususnya Lemuru menggunakan alat tangkap permukaan terutama
pufat- cincin. Jika suatu perairan telah diketahui
Pada musim ikan di suatu daerah, di mana ikan menjadi tempat pemijahan (yang dapat diestimasi
tersedia secara melimpah dan keadaan cuaca melalui persentase kematangan gonad ikan yang
memungkinkan, dapat dilakukan penangkapan secara tertangkap) maka pada bulan-bulan tertentu harus
efektif, lehingga waktu untuk mencari gerombolan- dilakukan upaya penutupan daerah dari kegiatan
gerombolan ikan menjadi relatif lebih kecil' Tetapi di penangkapan (c/osed seasonVperiods).
suatu daerah yang belum dikelola dengan baik, akan
terjadi penangkapan secara besar-besaran dan Pelarangan penangkapan pada daerah-daerah
neiayan-nelayan akan berlombalomba untuk rumpon pada waktu-waktu tertentu, di mana banyak
memperoleh hasil yang sebanyak-banyaknya. Kalau muncul yuwana ikan tuna mata besar, telah
keadaan ini terus tidak terkendali, maka akan diterapkan di Samudra Atlantik. Dengan cara
menyebabkan terjadinya penangkapan yang penutupan ini dapat menurunkan mortalitas
bertebihan (overfishing), mula-mula terjadi lebih penangkapan bagi yuwana ikan mata besar, yaitu
tangkap pertumouhan (growth overfishing), dan kalau 45% untuk ikan yang baru rekrut, 30% bagi ikan yang
kea?aan'initerus berlangsung akan disusul oleh lebih berumur satu tahun, dan 10% bagi ikan yang berumur
tangkap rekruitmen (re cru itm e nt ove rti sh in g) terhadap dua tahun (IOTC SECRETARY, 2000).

79
I Gede Sedana Mefta dan Subhat Nurhakim

Di Samudra Hindia barat laut telah DAFTAR PUSTAKA


diimplementasikan penutupan daerah rumpon pada
tahun 1998, yang meliputi daerah 0o-10oU, 4So-707 Budihardjo, S., E. M. Amin & Rusmadji. 1990.
pada bulan Agustus sampai dengan Nopember. Estimasi pertumbuhan dan tingkat kematian lkan
Percobaan ini belum memberikan pengaruh terhadap Lemuru di Selat Bali. Jurnal Penelitian Perikanan
penangkapan yuwana ikan tuna mata besar, karena Lauf. 55:79-90.
waktu penutupannya tidak tepat (Romanove, 2000).
Burhanuddin & D. P. Praseno. 1982. Lingkungan
Puncak pemijahan ikan lemuru diduga pada bulan perairan Selat Bali. Prosiding Seminar Perikanan
Juni-Juli, tetapi daerah pemijahannya belum diketahui Lemuru. Banyuwangi, 18-21 Januari 1982. Hat.2T-
dengan pasti. Yang jelas, pada bulan-bulan tertentu 32.
sempenit (ikan-ikan lemuru <11 cm) banyak
tertangkap di Teluk Pangpang, oleh bagan tancap. Burhanuddin, M. Hutomo, S. Martosewoyo, & R.
Pengelolaan dengan menerapkan teknik penutupan Moeljanto. 1984. Sumber daya ikan lemuru. LON-
musim dan area kiranya memungkinkan dilakukan di LlPl, Jakarta. 70 hal.
Teluk Pangpang. Sebelum teknik ini dapat diterapkan,
pertama haruslah diketahui kapan sempenit muncul, Csirke, J. 1988. Small shoating fish stoks. /n J. A.
untuk memulai penutupan musim penangkapan. Gulland, ed. Fish population dynamics. 2no Ed.
Kedua, berapa lama penutupan ini berlangsung, John Wiley & Sons, Chichester. P.271-902.
Sadhotomo (1995), melalui simulasi, menunjukkan
bahwa apabila sempenit yang tertangkap lebih dari Cushing, D. H. 1981. Fisheries biotogy.
A study in
8olo produksi total ikan lemuru, akan mempengaruhi population dynamics. 2no Ed. The Univ. of
produktivitas pukat cincin selanjutnya. Berarti bahwa Wisconsin Press., Wisconson. 295 p.
untuk menjaga produktivitas pukat cincin, sempenit
hanya boleh tertangkap 8o/o dari produksi total ikan Dwiponggo, A. 1972. Perikanan dan penelitian
lemuru. Bila tidak ditangkap, maka sempenit akan pendahuluan kecepatan pertumbuhan lemuru (S.
mati sia-sia karena mortalitas alami ikan lemuru longiceps) di Muncar, Setat Bali. LppL 1t72-pL.
sangat tinggi, mencapai 1,0 (Merta, 1992), bahkan 021f72:117-144.
dapat mencapai 2,17 per tahun (Budihardjo et. al.,
1 eeo). Dwiponggo, A. 1982. Beberapa aspek ikan lemuru,
Sardinella spp. Prosiding Seminar perikanan
Lemuru. Banyuwangi, 18-21 Januari 19g2. Buku 2.
KESIMPULAN DAN SARAN Makalah-makalah yang disajikan. Hat. 75-89,
Effendie, H. M. l. 1997. Biologi peikanan. yayasan
Keeimpulan Pustaka Nusantara. Yogyakarta. 163 hal.

1. lkan lemuru di perairan Selat Bali dan sekitarnya Gulland, J, A. 1971. Management. tOFCtDEVnl,4.
mempunyai pola musim yang umum, yaitu bulan- FAO, Rome. 8 p.
bulan September sampai dengan Desember
adalah musim, dan bulan-bulan lainnya tidak .1974. Guidelines for
fishery
musim, walaupun lemuru juga tertangkap management. IOFC/DEV/24I36. FAO, Rome. g4 p.
sepanjang tahun. Pola umum ini bisa berubah
secara tahunan tergantung pada terjadinya proses Holden, M. J. & D. F.S. Raift (Eds.). 1975. Manuat of
El Nino. fisheries science. Part 2. Methods of resource
investigation and their apptication. FAO. Fish.
2. Dengan demikian tidak dapat diketahui musim Tech. Pap., (11S)Rev. 1:214.
lemuru pada suatu tahun tertentu secara pasti, IOTC SECRETARY. 2000. Time and area ctosure of
karena tergantung pada ada atau tidak adanya the fishery on floating objects. |OTC, Seycheiles. 8
serta kuat lemahnya atau proses El Nino pada p.
tahun tersebut.
Kailola, P. J., M. J. Williams, p. C. Stewart, R. E.
Saran Reichelt, A. McNee, & C. Grieve. 1993, Australian
fisheries resources. Bur. Resour. Sci., Depart.
Untuk menganalisis musim suatu perikanan Prim. Indust. and Energy, and the Fish. Res. and
menggunakan data statistik perikanan, diperlukan Develop. Corp. Canbena, Australia . 422 p.
data runtun waktu yang cukup panjang, kira-kira 10
tahun. untuk mengeliminasi sedikit mungkin pengaruh Laevastu, T. & l. Hela. 1970. Fisheries oceanography.
terjadinya fluktuasi tahunan. Kemudian data Fishing News (Books) Ltd., London. 238 hat.
tahunannya ditihat apakah terjadi perubahan-
perubahan pola musim yang mencolok (tidak Mathews, C. P., A. Ghofar, G. S. Merta, N. Hendiarti,
mengikutipola musim yang umum). & H. Lestiana. 200'1. Effects of frontal systems,

80
JPPI Edisi Sumber Daya dan Penangkapan Vol.10 No.6 Tahun 2004

upwelling, and El Nino on the small pelagic SEAFDEC. 2003. Responsible fisheries management.
fisheries of the lesser Sunda lslands, Indonesia. /n Regional guidelines for responsible fisheries in
Pros. The First lnternational Symposium on Southeast Asia. SEAFDEC. MFRDMD/SP/3: 69 p.
Geographic lnformation Systems (GlS) in Fishery
Science (Seattle, Washington, U.S.A.: 2-4 March
1999), Ed. By T. Nishida, P. J. Kailola & C. E. Spiegel, M. R. 1961. Theory and problems of
Hollingworth. Fish. GIS Res. Group, Saitama, sfafistics. Schaum's Outline Series. McGraw Hill
Japan. Pp. 65-88. Book co., New York. 359 P.

Merta, f. G. S. 1992. Dinamika populasi ikan lemuru,


sardinella lemuru Bleeker 1853 Soerjodinoto, R. 1960. Synopsis biological data on
(Pisces:Clupeidae) di peniran Selat Bali dan lemuru, clupea (Harengula) longiceps (C.V.). FAO
Fisheries Biology Synopsis, (15): 313-328.
afternatif pengelolaannya. Desertasi. Fakultas
Pascasarjana, lPB, Bogor. 201 hal. Tidak
dipublikasikan. Whitehead, P. J. P. 1985. FAO species catalogue.
Vol. 7. Clupeoid Fishes of the World. An Annotated
Purwasasmita, R. 1993. Musim penangkapan ikan and lllustrated Catalogue of tge Henings,
cakafang, Katsuwonus pelamis, dengan kapal- Sardines, Pilchards, Sprats, Anchovies and
kapal huhate dan pengaruhnya terhadap Wolfherrings. Part 1-Chirocentridae, Clupeidae
peningkatan produksi di perairan sekitar Sorong. and Pristigasteridae. FAO Fish. Synop., (125)Vol.
Jurnal Penelitian Perikanan Laut, (79\: 1-13. 7 ,Pt.l:303 p.

Ritterbush, S. W. 1975. The assessment of the Sadhotomo, B. 1995. Dampak penangkapan ikan
population biology of the Bali strait lemuru fishery. muda terhadap produktivitas perikanan (simulasi
LPPI'1175-PL. 051/75. 37 P. dasar perikanan lemuru, Sardinella longiceps'1 di
Sefat Bali. Jurnal Penelitian Perikanan Lauf (60):
Romanov, E. V. 2000. By catch in the sovyet purse 51-66.
seine tuna fisheries on FAD-associated schools in
north equatorialarea of the Western Indian Ocean.
IOTCMPTT/0O/10.7 p. Wudianto. 2001. Analisis sebaran dan kelimpahan
ikan lemuru (Sardinella lemuru Bleeker, 1853) di
Salijo, B. 1973. Keadaan oseanografi daerah-daerah perairan Selat Bali: kaitannya dengan optimasi
penangkapan ikan lemuru di Selat Bali. LPPL penangkapan. Desertasi. Program Pasca Sarjana,
2n3-PL. 042n3. Hal. 1-16. lPB, Bogor. 221 hal. Tidak dipublikasikan.

81
I Gede Sedana Mefta dan Subhat Nurhakim

Gambar lampiran 1 Fluktuasi hasil tangkapan bulanan ikan lemuru, Sardinella lemuru, Bleeker 1853 yang
didaratkan di Muncar, 1993-2002
Figure annext 1. Montly fluetuation of Sardinella lemuru catch landed at Muncar, 1993-2002

7rx)o tq)@
8000
Eq'0
5000
4000 0@o
3(x,0 4@0
2000
1000
2mo
0 0

6m0 r20
5m0 10@
4m0 600
3(I)0
@0
2(trO ,o0
1000
2(x)
0
o

12@
100
EOo 10(I)
m0 &x)
,too d)0
400
z)O 2(X)
0

t4m
12m
t0(x)
20m
800
'r5@
o0
,lO0 1oo0

200 500
0 0

5@0
,a@O
o@
3m0 50q)
.oq!
2@0 30@
't@0 z)(D
1fiX)
0 0

C:\Lemuru\lM Lemuru

82
JPPI Edisi Sumber Daya dan Penangkapan Vol.10 No.6 Tahun 2004

@
-t:@OOOt()tO()
N l(t (Y) @ N (\ CD !C' Ot
(\l
o
a
o <o<orrtstioroot+ro o (4,
(\l €ct
o @OltfO)-(v)(o(oS
FO)FF\TFFSS
rO
o 6l$ lf

@
(\I N.
f\(Y)tO(\lOO@!O$
F C.'l CD $ $ I C.,l (v)
-(@\ l(,(o
-
oroi$o,rrr<oNrtd
OO$(o{'!t(\cON
roo\tr-(v)(oc!(Y)@t')
(o$ (Y)
s o@
do
(a
O)-G)OOOOSO o)
(9
(v)
l{)f-rr)@(O(O@O@
lrlorssor$co@J
O(OOr@CDrc).t(\l @
o
oo0oc,rt-CrlO(Y)$
.rt.rfrFc)rF
@_
@
@ o)
o
(v)
({
(\IFNt()OOO@cO
rri(a(o(v)oot(Y)m@
odNtoJ<cr'rlNodd
f\FrlO(V)-O)--
(O(o(oSc|t-OCD
(aN (\tN

O-CDTOOO(v)O
@(o6lroor@(Y)@o)
*r<onj<oJoir.jrri
eo (v)@FOtrCDF(\lt\
OG)-rtOCD-(v)(O
FTF

(!
HR O)OOtOOOsll-(O
o- t_ .f- 9- E
$oi rr)- ro-
@(t)r(r)N(OCD@O
a a N_ c.
o
EE
O)s
e(OF(fr!tONl:-
N(O rF
c CD
@- o).
F
-(OlJ) -g
5 r(,
(Y)
t\
c{
.cl (\l
dE
o\ eO.tl4,OOOOlr\ EI N
5S q(ooo)@@oNo i:t
.f1lo.fqriJJdro dE
Et
:oE OOlr(rlr-(f)FO(\
(OO)N NN 6q lr) E. (v)
CD

t- -r g) o +
o)
o
E'st
'6h lo
ET q:
6S O(O(a@OO@l-(o
sl(O@OO@f-(go
ha. dc.ic't@F-c.iroodto FE ct)

ER Foo-o)FF@E
(\trO(o .98 $
r.rf c)t CD
F(O Eg
sg
CD

tsQ
XT @oqrFOOO)lO@ F9
$_ r()_ o- @- Or_ a a (9- (v)_ €(! ro
EF cb
gs -OCD(9(Ot()@l()O)
-NlO$FC.,lcr)(O(rl
(OSF rQ)
s 6lF oc (Y)
o) od
o) ro
t,; =o
EE
ro
\r
N
=b E_E_E_X_AF8_EN -b
ES €
FE e
;8
;<\ RRSPegbES
@(\ld) @F(\lr
=$
Es
olJ ^(u
6:
J='
oo
-(u qs
ES
d> OO)@O)OOOTFTO
@oo)rooo(\sc! Ee 9e
1919F-.fJr.61F-to<v) o '69 G>
(\t.$r(Of*Ftf)F(\
F(\t@
r
-G)crll C.,lt() (f, 5s
PG AF
s>
Y.O
\rlr)cDooos(a(v) o-> SE
(Orf)(Or-@OCD(OO
+Jo<o$c.i@<'tof E6
ot
FF
.=x (OCDCD(9CDOFJ\T ci cll
o- q) cDFoFrrirr(\s G'
cq co -Es
(5 (U
oG (r).sfl{)(OF*@CDOr(rl E-
't6
6g ordo)6)oo)cDooo
cDororo)oro)orooo rdr
6(5
OQ FF
o.(E
FF-
ii- rNilN
J< Ft
I Gede Sedana Meda dan Subhat Nurhadm

llllslell
I l* *: 6,,o@
I oloQ
o..' N- *l-l:l:l
c9 a r a a \ a elrlc?lel
Iqrlro $t @ r(, t (a ro o @
@sFol$l*l*l
^tlFlc{ll.'ll
l"l=**-R
lJEiEEfrqeqqqlilal{l I

lrlilNF$R."sF-elqqq=l
I lsnsN BE E $ s ulel;lalEl
RF nR5su * *l$lslRl.l
Ic
o
l*l*
I lp:sEpsERagltl8lUl I

-?
o)
co lEu$$FEEE*E*lFl$l$l I

L
c,
lt I le*EEFEEB*=lsl=l*l I

CD EF 6EER-l$l*lol
F.S
cO lr1**s I

=o
EE l-l* *R EsP B E**l*l*l*l I

+b s ",i s "i S: s s nl$l*lxl


lElE I
E$
E9
=o
+\ sl$*;EuFE;aslulnlrl
.aE I

fiF
d6 * * *l*l'l*l
EB
H,E
jig
E:
r-
EI; fi 5 P E ; P
-':ualalololi'
=l

EC
FS
EE
fQ.
fnxs$F$lHuBlFlElsl*l
E$
:H
El+Ftrsx;raxlul;l;l
ov, I
+<\
dE
&s nlr g
E l: E F E F nlxl*Fl
I

(\l qls$RESEB$--l$l*l*l
=lFiXqIIE;nqlqlqlnl I

FN
.=x
o-o I
trq
oG
oQ
.crQ
o.o
F l"- laae$EE$RR*l,lglfli
84

Anda mungkin juga menyukai