Anda di halaman 1dari 25

BIOLOGI PERIKANAN

(SIFAT DAN KEBIASAAN HIDUP)

OLEH :
MIFTAHUL KHAIR KADIM, S.Pi , M.P.
Modul : 2 (Sifat dan Kebiasaan Hidup)

1. Pergerakan Aktivitas Renang


2. Ruaya/Migrasi
3. Kebiasaan Makan dan Cara Makan.
4. Schoaling (pengelompokan)

Tujuan Pembelajaran Khusus :

1. Menjelaskan pergerakan/kemampuan aktivitas renang pada ikan.


2. Menjelaskan jenis dan faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya ruaya
ikan.
3. Menjelaskan kebiasaan ikan makan dan cara ikan makan.
4. Menjelaskan pembantukan schoaling pada ikan.

Jml. Pertemuan : 2 kali


I. PERGERAKAN AKTIVITAS RENAG PADA IKAN :
1. Scombriform : perenang capat, tenaga penggerak pada ekor, bentuk ekor
seperti bulan sabit, batang ekornya sangat kuat menyerupai linggir (kill)
pada batang ekor. Contoh : Ikan Tuna, Tenggiri.

2. Carangiform : kecepatan renang pada waktu permulaan bergerak


menerkam mangsa, kecepatan berenang dapat berlangsung lama, namun
tidak bisa terus menerus.
3. Anguliiform : pergerakan tubuh seolah-olah membentuk gelombang. Arah
gerak hewan ini berlawanan dengan arah gelombang yang dibentuknya.
Contoh : Belut.
4. Ostaciform : terdapat pada ikan yang berbentuk kaku seperti kotak kayu,
sehingga tidak dapat menggunakan sirip dan ekornya. Contoh : ikan buntal (Tetrodontidae) dan
Mola-mola (Molidae)

5. Jet Propulsion : pergerakannya dengan cara menyemprotkan air kesuatu arah tertentu sehingga
hewan tersebut bergerak ke arah yang berlawanan dengan air yang disemprotkan.
Contoh : cumi-cumi, ubur-ubur (jelly fish) dan gurita (Octopus)

Peningkatan aktivitas renang ikan pada siang maupun malam hari telah banyak
diteliti. Ikan bertulang rawang (Elasmobrach) dan ikan bertulang sejati (Teleos) : dogfish
(Scyliorhynus canicula), skate (Raja batis), pari (R. calavata) spotted sea pech ( Epinephelus rubra),
banded sea pech (Sargus cephalus) lebih aktif pada malam hari. Belanak (Mugil cephalus), kakap
merah (Pagella centrodontus) dan Pagrus-pagrus) pada malam hari mengapung pasif sedikit di atas
dasar. Jenis sea bass (Morone labrax) tenang beristirahat di bawah permukaan air pada malam hari.
Para ahli menyimpulkan : aktifitas berenang pada ikan bervariasi sesuai jenis, situasi dan kondisi
tertentu. Yuen, (1966) dalam Gunarso, (1985) : kecepatan renag ikan dari jenis Thunnuidae :
cakalang, yellowfin, blue fin dan albakora antara 0,825 – 25 m/dt (tergantung aktivitas dan ukuran
ikan.
Sedangkan menurut Magnuson dalam Gunarso (1985), Euthynnus affinis pada
keadaan tidak dijumpai makanan kecepatan renang rata-rata 80 cm/dt pada
siang hari dan 83 cm/dt pada malam hari, pada saat memburu makanan 108
cm/dt , pada siang hari dan 93 cm/dt pada malam hari. Sedangkan kuat
renangnya dalam usaha mencari makanan dapat mencapai 35 km/12 jam.
Ikan hering dalam bentuk kelompok bergerk menuju daerah pemijahan mereka 6
– 10 mil/24 jam, ketika sudah dekat dengan daerah yang dituju kecepatannya
meningkat menjadi sekitar 24 – 40 mil/24 jam.
Poddibny (1969) dalam Gunarso (1985), ikan sturgeon (Acipencer quldenstdtii,
Brandt) berenang dengan kecepatan yang tidak teratur dalam ruaya mereka,
dalam keadaan biasa sekitar 7,2 km/jam, sedangkan kecepatan makimal 9,6
km/jam.
Kecepatan ranang bergantung besar kecilnya ukuran ikan (kec. Renang ikan = kec.
mutlak per akar kuadrat panjang ikan (V/√panjang).
Ikan perenang cepat (Shark, Thunnus), nilai koefisien = 70, Salmon, mackerel = 30
– 60, perenang sedang (hering, cod & gremullet) = 20 – 50, perenang agak lambat
(bream) = 10 – 20, perenang lambat = 5 – 10, dan ikan perenang sangat lambat
(moon fish) < 5 (Niikolsky, 1963).
Burst speed = lompatan renang ikan ketika menghadapi predator, memburu mangsa,
menghindari alat tangkap. Burst speed terbatas pada ikan menjelang titik kelelahannya.
Spesies Panjang Rata-rata Kemampuan renang sampai
(cm) letih x pj. tubuh
Clupea harengus 20 -25 1121
(Herring)
Gadus morhua (Cod) 12 -14 151
Malanogrammus aeglefinus 48 -56 128
(Haddock) 40 143
Merlangius merlangius
(Whiting) 15 – 18 254
Pseudopleuronectus americanus
(Winter flounder) 20 – 22 600
Salmo trutta
(Sea trout) 22 -23 975
Scomber scombrus 32 – 36 496
(Mackerel) 25 – 36 293
Sebastes marines
(Redfish) 16 - 17 400
II. RUAYA/MIGRASI :
Perpindahan ikan dari suatu tempat ke tempat lainnya dengan tujuan tertentu
sebelum dan sesudahnya, ke daerah-daerah dimana mereka menemukan kondisi yang
diperlukan dalam fase tertentu dari daur hidupnya.
- Ikan yang bukan peruaya : ikan yang tidak pernah meninggalkan habitatnya.
- Ikan peruaya : ada dlm habitat tertentu dlm waktu tertentu dan pada waktu lain
meninggalkan habitatnya untuk : memijah, mencari makan, mencari daerah yang
lebih baik untuk kelangsungan hidupnya.
Baberapa spesies ikan tdk menghuni satu habitat saja baik musiman maupun pd tahap
perkembangan hidupnya.

Jenis-jenis Ruaya Ikan :


- Amfibiotik : melakukan ruaya dari air laut ke air tawar atau sebaliknya.
- Holobiotik : tidak melakukan ruaya, selama hidupnya tinggal di air tawar atau di air laut
saja, namun beberapa menjadi peruaya.
- Diadrom : melakuakn ruaya untuk berpijah.
- Amfidrom : melakukan ruaya untuk mencari makan.
- Potamodrom : hidup dan mengadakan ruaya di air tawar saja (sungai & danau)
- Oseanodrom : hidup di laut dan melakukan ruaya di laut.
- Batidrom : beruaya di perairan dalam.
- Brakheadrom : beruaya di perairan dangkal.
Diadrom terdiri dari dua macam :
1. Katadrom : beruaya dr air tawar ke laut untuk berpijah.
2. Anadrom : beruaya dr air laut ke air tawar untk berpijah. Klp anadrom :
ikan fluvial (seluruh hidupnya tinggal dlm aliran, bilamana akan berpijah
menuju ke daerah hulu. Adfluvial, tinggal di perairan tenang bila berpijah ke
hulu.
Ikan holobiotik terdiri dari : patamodrom dan oseanodrom. Patamodrom
terdiri dari lakustrin, adfluvial dan fluvial. Ikan lakustrin ada yg batidrom dan
brakheadrom.
MACAM-MACAM HABITAT YANG DIHUNI OLEH IKAN
Nama Kelompok Sifat Umum Habitat yg Dihuni
Penghuni Laut
- Laut Dalam
Abysal Tempatnya gelap dan dingin di samudera dalam
Bathypelagic Tempatnya remang-remang, masih dingin, diatasnya samudera dalam.
Archibenthic Tempatnya di atas atau dekat dasar di bawah ujung continental shelf.
- Laut Dangkal
Benthic Tempatnys di atas atau dekat dasar continental self.
Oceanic Jauh dari darat, di permukaan atau dekat permukaan samudera
Pelagic Pengembara di samudera dekat permukaan.
Benthopelagic Secara bermusim menghuni dasar sampai ke permukaan.
Coastal Tidak pernah jauh dari pantai.
Estuarine Daerah kuala, toleran terhadap perubahan salinitas.
Dromous (aliran) :
- Catadromous (ikut aliran) Dewasa di air tawar atau payau, berpijah di lautan.
- Anadromous (menentang
aliran) Dewasa di lautan, berpijah di air tawar.
Andromous fluvial Menentang arus dengan atau tanpa danau.
Katadromousfluvial Melawan arus dari danau, anaknya di danau.
Air Tawar :
- Lacustrine (penghuni danau) Seluruh hidupnya di air tenang.
- Fluvial (penghuni aliran) Seluruh hidupnya di air mengalir.
- Adfluvial (ke air mengalir) Hidup dlm danau, melawan arus untuk berpijah.
1. Jenis-jenis Ruaya Ikan
- Ruaya Pemijahan : penyesuaian tempat paling menguntungkan untuk perkembangan
telur dan larva. Tidak ada gangguan predator, manusia, misalnya bendungan dll.
- Ruaya ke daerah pembesaran : dari daerah pemijahan ke daerah pembesaran dan
makanan untuk kelangsungan hidupnya (untuk pertumbuhan survival). Misalnya nener
bandeng mengadakan ruaya denatant (searah dg. arus) ke daerah pantai, larva ikan
sidat beruaya secara pasif ke darah pembesaran, mis : di pantai Pelabuhan Ratu dan
Cilacap. Bila sudah dewasa ruaya diteruskan ke sungai dan daerah mkanan untuk
kelangsungan hidupnya.
- Ruaya pengungsian : untuk menghindarkan diri dari tempat yang kondisinya kurang
baik dan mencari daerah yang cocok untuk kelangsungan hidupnya. Pada daerah yang
bermusim empat ikan melakukan ruaya “overwintering” (meninggalkan daerahnya
selama musim dingin).
Perpindahan ikan akibat perubahan faktor lingkungan tergantung kepada kemampuan
ikan tersebut untuk menyesuaikan dirinya terhadap perubahan lingkungan
1). Ikan eury : ikan yang toleransainya besar terhadap perubahan lingkungan.
2). Ikan steno : ikan yang toleransinya kecil terhadap perunagah lingkungan.
3). Eurythermal /stenothermal : toleran besar/kecil terhadap perubahan suhu.
4). Euryhalin /stenohalyne : toleran besar/kecil terhadap perubahan kadar garam.
5). Euryphag /stenophag : toleran besar/kecil terhadap perubahan makanan
Ruaya pemijahan, pembesaran, mencari makanan dan ruaya musim dingin semuanya
saling berhubungan dalam perkembangan biologis ikan.
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Ruaya Ikan
- Faktor dalam : sekresi kelenjar hormon dan lainnya yg saling berhubungan
dengan faktor luar (untuk pemijahan)
- Faktor luar : faktor lingkungan yang secara langsung atau tidak langsung
berperan terhadap aktivitas ruaya ikan.
Taxis : pergerakan ikan yang disebabkan oleh faktor luar (sbg. perangsang).
Kelompok Gerakan Nama Gerakan Perangsang

Alimetal taxis 1. Bromotaxis - nutris


(trophotaxis) 2. Branchiotaxis - pernapasan
3. Thermotaxis - suhu

Sensor Taxis 1. Phototaxis - cahaya


2. Chimiotaxis
a. Halotaxis - garam-garam terlarut
b. Osmotaxis - bau dari onyek terendam (makanan)
3. Rheotaxis - arus

Reproduktif Taxis Gamotaxis - Lawan jenis


III. KEBIASAAN MAKAN DAN CARA MAKAN

Kebiasaan makan (food habits) mencakup : kualitas dan kuantitas makanan yang
dimakan oleh ikan (dapat menjelaskan daur hidup, besar populasi, pertumbuhan,
kondisi serta tingkat kegemukan ikan). Pada waktu masih berukuran kecil (larva)
makanannya adalan plankton setelah dewasa berubah, kecuali ikan yang
makanannya tetap plankton. Mis : tembang, layang.

Pengelompokan ikan berdasarkan makanannya :


pemakan plankton, pemakan tanaman, pemakan dasar, pemakan detritus,
predator (ikan buas) dan pemakan campuran. Namun banyak ikan yang mampu
menyesuaikan diri dengan keadaan lingkungannya dalam rangka untuk
mempertahankan hidupnya.
Untuk mengetahui jenis dan jumlah makanan digunakan metoda analisa isi perut.
Kwalitas dan kwantitas makanan tersebut ditentukan dengan berbagai metoda :
a. Metoda jumlah : menghitung jumlah setiap jenis organisme yang terdapat
pada alat pencernaan ikan.
b. Metoda frekwensi kejadian : menghitung persentase makanan yang terdapat
pada bagian-bagian alat pencernaan tertentu saja.
c. Metoda persen perkiraan tumpukan : masing-masing organisme yg sejenis
dikelompokkan dan dihitung persentasenya terhadap jml total makanan yg
ada.
d. Metoda volumetrik : menghitung persentase (dlm volume) setiap jenis
organisme terhadap volume total makanan yg dijumpai dlm pencernaan.
e. Metoda gravimetri : sama dg metoda voluletrik hanya saja presentase
diperoleh dalam ukuran berat (Effendie, 1977).

Makanan dapat dikelompokkan :


a. Makanan pokok : makan yg frekuensi kejadian dan volumenya cukup besar.
b. Makanan tambahan : makan yg frekuensi kejadian besar namun volumenya
kecil.
c. Makanan insidentil (pelengkap) : makan yg frekuensi kejadian maupun
volumenya kecil.

Berdasarkan makanannya ikan dikelompokkan :


- euryphagic : ikan pemakan bermacam-macam jenis makanan.
- stenophagic : ikan pemakan makanan yang jenisnya sedikit.
- monophagic : ikan yg hanya satu macam jenis makanannya.
Penggolongan berdasarkan jenis makanannya menurut
Mujiman (1993)
yaitu :

1.Herbivora. Ikan golongan ini makanan utamanya berasal dari bahan-bahan


nabati misalnya ikan tawes (Puntius javanucus), ikan nila (Osteochilus hasseli),
ikan bandeng 9Chanos chanos).
2.Karnivora. Ikan golongan ini sumber makanan utamanya berasal dari bahan-
bahan hewani misalnya ikan belut (Monopterus albus), ikan lele (Clarias
batrachus), ikan kakap (Lates calcarifer).
3.Omnivora. Ikan golongan ini sumber makanannya berasal dari bahan-bahan
nabati dan hewani, namun lebih menyesuaikan diri dengan jenis makanan yang
tersedia misalnya ikan mujair (Tilapia mossambica), ikan mas (Ciprinus carpio),
ikan gurami (Ospronemus goramy).
4.Pemakan plankton. Ikan golongan ini sepanjang hidupnya selalu memakan
plankton, baik fitoplankton atau zooplankton misalnya ikan terbang (Exocoetus
volitans), ikan cucut (Rhinodon typicus).
5.Pemakan detritus. Ikan golongan ini sumber makanannya berasal dari sisa-
sisa hancuran bahan organik yang telah membusuk dalam air, baik yang berasal
dari tumbuhan maupun hewan misalnya ikan belanak (Mugil sp.).
Selain penggolongan ikan seperti tersebut sebelumnya, Kottelat, et al.
(1993) membedakan ikan berdasarkan jenis makanannya menjadi tujuh
golongan. Ketujuh kelompok ikan tersebut yaitu :

a)Herbivora A (endogenus). Golongan ikan yang memakan bahan tumbuhan


yang hidup di air atau di dalam lumpur, misal alga, hifa jamur, alga biru. Ikan
golongan ini tidak mempunyai gigi dan mempunyai tapis insang yang lembut
sehingga dapat menyaring fitoplankton. Ikan ini tidak mempunyai lambung yang
benar yaitu bagian usus yang mempunyai jaringan otot yang kuat, mengekskresi
asam, mudah mengembang, dan terdapat di bagian muka alat pencernak
makanannya. Bentuk usus ikan golongan ini panjang berliku-liku dan dindingnya
tipis.
b)Herbivora B (eksogenus). Golongan ikan yang memakan bahan makanan
dari tumbuhan yang jatuh ke dalam air, misal buah-buahan, biji-bijian, daun. Bahan
makanan ini sangat penting bagi ikanikan di sungai. Oleh sebab itu hilangnya
vegetasi di sepanjang tepi sungai sangat berpengaruh bagi komunitas ikan secara
umum.
c)Predator 1 (endogenus). Golongan ikan yang memakan binatang-binatang air
kecil, misal nematoda, rotifera, endapan plankton dan invertebrata lain berupa
detritus di dalam lumpur atau pasir.
d)Predator 2 (endogenus). Golongan ikan yang memakan larva serangga atau
binatang air kecil lainnya.
e) Predator 3. Golongan ikan yang memakan binatang air yang lebih besar,
misal udang, siput, kepiting kecil yang umumnya berada di dasar air.
f) Predator 4. golongan ikan yang memakan ikan-ikan lainnya.
g) Omnivora. Golongan ikan yang memakan bahan makanan yang berasal
dari binatang dan tumbuhan. Ikan golongan ini mempunyai sistem
pencernakan antara bentuk herbivora dan karnivora.

Dalam hubungannya dengan ketersediaan makanan, penyebaran ikan


disebabkan oleh :
- ketersediaan makanan.
- pilihan ikan itu sendiri.
- faktor-faktor fisik yg mempengaruhinya.
Cara Makan

Cara makan (feeding habits) : kebiasaan cara memakan pd ikan dihubungkan dg bentuk
tubuh yg khusus dan fungsional morfologi dari tengkorak, rahang dan alat pencernaan
makannya.
- ikan herbivor tdk mempunyai kemampuan mencerna makanan selain dr tumbuhan,
perlu mengekstraksi nutrien dlm usus yg panjang sebagai penahan makanan dlm jml
besar dan waktu yg lama.
- ikan carnivor ususnya pendek.

Cara makan mencakup : waktu, tempat dan cara ikan mendapatkan makanannya.
Adanya makanan di dalam perairan dipengaruhi oleh kondisi biotik dan abiotik.

Cara ikan mendapatkan makanannya dibagi dalam beberapa tipe :


a. Menyaring (filter feeder) : jika makanannya terdiri dari organisme halus yg hanyut
terbawa arus, mis : plankton.
- hewan yg hidupnya melekat/menempel ; menyaring makan jika makan tsb melalui
tubuhnya (inactive filter feeding), mis : hewan pembentuk terumbu karang
(colentrata).
- hewan yg aktif menyaring makannya (active filter feeding) : tdk tinggal diam, bergerak
menangkap makan yg terbawa arus. Mis : layang, lemuru, paus. Termasuk tritip
(cirripedia) hidup menempel akan tetapi aktif menggerak-gerakkan rambut getarnya
agar air yg mengandung makanan melalui tubuhnya.
b. Pemakan detritus (detritus feeder ) : pada fase larva bersifat planktonis, setelah
dewasa hidup menetap. Contoh : beberapa jenis kerang-kerangan (bivalvae) memiliki
sphon yg panjang.
c. Memarut (browsing) : memarut/menggerogoti makanannya. Mis : ikan kakatua
(sparidae), limpet (menggerogoti lumut pada batu karang)
d. Pemangsa (predator) : bergerak cepat menangkap mangsa (tuna), ada pula yg kurang
pandai berenang. Indera penglihatan dan penciumannya tajam. Mis : ikan hiu,
setuhuk (Xyphias gladius), yg mengutamakan penciuman mis : alu-alu (Sphyrnidae)
Kebanyakan ikan mencari makan meggunakan indera penglihatan. Pembauan dan
persentuhan dilakukan oleh ikan pemakan dasar dlm perairan yg kurang cahaya atau
keruh.
Berdasarkan kebiasaan hidup dlm lingkungannya ikan mempunyai letak mulut yg berbeda-
beda :
- inferior (dibawah kepala) : golongan Elasmobrachia, Acipencer, Polyodon.
- terminal (di ujung kepala) : seperti kebanyakan ikan.
- superior (di bagian atas) : ikan Hyporanphus.
Selain letaknya, bentuk mulut ikan bervariasi dan perlengkapan lainnya seperti gigi atau
peraba lainnya.
Feeding priodicity : masa ikan mengambil makanan dalam 24 jam, ada yg satu atau dua
kali, ada yg satu jam atau dua jam, bahkan ada yg terus menerus.
Feeding periodicity ikan nokturnal aktif pd malam hari sejak terbenam matahari sampai
pagi. Ikan diurnal pada siang hari. Jika kondis lingkungan buruk feeding periodicity dapat
berubah bahkan dapat menyebabkan terhentinya pencarian makanan.
IV. SCHOALING (PENGELOMPOKAN)
Pengelompokan merupakan penomena biososial dengan elemen-elemen
penyebabnya sebagai suatu pendekatan yg bersifat timbal balik. Saling tertarik
ini didasari oleh proses syaraf yang lebih tinngi, sesuai dg perbedaan spesies,
respon terhadap tanda-tanda khusus, penyaringan, mekanisme, faktor
pengalaman dll (Shaw, 1969 dalam, Effendie, 1977).
Tujuannya : untuk memperkuat pertahanan, mengacaukan perhatian pemangsa
dll.

Ciri-ciri Ikan yang Membentuk Kelompok :


a. Umur dan ukuran relatif sama
b. Mempunyai tujuan sama, mis : mencari makan, mencari daerah yang cocok,
mencari daerah untuk memijah, dll.
c. Kecepatan beranang relatif sama karena ukuran dan umur relatif sama.
d. Untuk jenis tertentu : dalam rangka memperkuat pertahanan. Mis : ikan teri,
layang, kembung dan japuh, sedangkan ikan pemangsa : tongkol dan tuna.

Ikan yg bersifat soliter, terpisah-pisah (tidak berkelompok), biasanya sifat ini


dimiliki oleh ikan pemangsa. Contoh : ikan kerapu, kakap merah dan hiu.
- Bentuk pengelompokan ada yg bersifat sementara : ditandai dg reaksi mereka terhadap
rangsangan yg dihasilkan sesuatu keadaan hanya bersifat sementara, pengelompokan
dan penyebarannya sesuai dengan perubahan faktor sekeliling yg cepat.
- Bentuk pengelompokan yg sejati : sifat pengelompokannya mempunyai tingkat
kestabilan yg lebih tinggi terhadap keadaan sekeliling yg bagaimanapun variasinya.

Hal-hal yang menyebabkan ikan membentuk schoal :


1. Sebagai perlindungan diri dari predator.
2. Mencari dan menangkap mangsa.
3. Pemijahan.
4. Musim dingin.
5. Ruaya dan pergerakan.
6. Pengaruh faktor sekeliling.

Bentuk schoal bervariasi menurut jenisnya :


- Kelompok cakalang yg akan memakan umpan dg baik berada pada suatu formasi
yg teratur, kecepatan dan arah renang sama, membentuk riakan “ripples” yg sama.
- Sedangkan ikan yg tidak akan memakan umpan dengan baik (poorly biting schoal)
biasanya berada pada suatu formasi yg tidak teratur, arah gerak tidak tetap, cenderung
membentuk kelompok-kelompok kecil, olakan-olakan yg besar di permukaan, loncatan
terlihat pada bagian tepi schoal, umumnya akan segera menyelam bila didekati oleh
kapal.
Tugas : Tulis nama jenis-jenis ikan, amati jenis makanan utamanya dan makanan
tambahannya. Selanjutnya jelaskan cara makan, kebiasaan makan dan sifat
makannya masing-masing.
Tugas Kelompok
Ketentuan :
• Review Jurnal yg di berikan Dosen.
Makalah Bioper
• Dipresentasikan dalam Ppt. Format:
• Dibuat dlm Makalah. -Judul
-Pendahuluan (Min. 2 hal)
Makalah -Tinjauan Pustaka (Min 12. Hal)
• Huruf Times New Roman 12 a. Klasifikasi n Morfologi
• 1,5 Spasi
b. Sekilas ttg penelitian di Jurnal
• Jumlah Halaman ditentukan
utama
• Kertas A4
• Tidak perlu dijilid, cukup distaples c. Metode penelitian Jurnal utama.
saja d. Hasil dan Pembahasan,
• Dilarang Meng-Copy Paste ditunjang dgn litelatru dr jurnal lain, buku,
keseluruhan isi jurnal ke dalam artikel)
makalah.
-Penutup (Min. 1 hal)
• Literatur dilampirkan di makalah
• Dikumpulkan sebelum UTS Bioper -Daftar Pustaka (Min. ada 1 jurnal, min 3
Buku, dan Artikel)

Anda mungkin juga menyukai