Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia merupakan salah satu negara yang terdiri dari beribu pulau
sehingga disebut sebagai negara kepulauan. Sebagai negara kepulauan, Indonesia
dikelilingi oleh hamparan laut yang luas, sehingga disebut juga sebagai negara
maritim. Dengan luasnya wilayah laut yang dimiliki, maka tidak heran jika
pariwisata bahari merupakan salah satu sektor pariwisata unggulan Negara
Indonesia.
Pulau Bali merupakan salah satu pulau di Indonesia yang sudah terkenal
dengan wisata baharinya. Salah satu daerah yang memberi peran penting dalam
pariwisata bahari di Pulau Bali adalah Pulau Nusa Penida. Kecamatan Nusa
Penida termasuk ke dalam wilayah administrasai Kabupaten Klungkungm
Provinsi Bali. Kecamatan ini memiliki luas sekitar 20.300 hektar yang terdiri dari
3 pulau utama yaitu Nusa Penida, Nusa Ceningan dan Nusa Lembongan.
Kecamatan Nusa Penida merupakan satu-satunya kecamatan di kabupaten
Klungkung, bahkan di propinsi Bali. Kecamatan Nusa Penida memiliki garis
pantai sekitar 70 km dari 90 km yang dimiliki oleh Kabupaten Klungkung.
Titik Koordinat Batas Luar KKP Nusa Penida : Batununggul : 11503437.10 BT
803914.43 LS. Batu Abah : 11503941.36 BT 804625.54 LS.Sekartaji :
11503532.37 BT 805139.59 LS.Sakti : 1150266.53 BT 804546.33 LS.
Lembongan : 115002413.28 BT 80415.82 LS.Jungut Batu : 11502642.52
BT 803834.63 LS.
Ditinjau dari segi iklim Kabupaten klungkung termasuk daerah yang beriklim
tropis, Bulan - bulan basah antara wilayah klungkung yang ada di daratan bali dan
wilayah nusa penida berbeda. Bulan - bulan basah di daratan klungkung dalam
tahun 1997 selama 10 bulan, dan di kecamatan Nusa Penida bulan - bulan hujan
10 bulan dengan curah hujan 924 mm. Perairan Nusa penida termasuk Alur Laut
Kepulauan Indonesia (ALKI 2). Kondisi perairan Nusa Penida dipengaruhi oleh
arus ITF dari Samudera Pacific ke Samudera Hindia hal ini mempengaruhi

1
sebaran plankton, kelimpahan ikan, dan struktur komunitas terumbu karang.
Perairan Nusa Penida dikenal memiliki arus yang cukup kuat. Suhu perairan di
Nusa Penida berkisar antara 250C-280C
Kecamatan Nusa Penida yang memiliki tiga pulau utama yaitu Nusa Penida,
Nusa Ceningan dan Nusa Lembongan yang semuanya dikelilingi oleh terumbu
karang tepi (fringing reef) dengan luas 1600 hektar . Berdasarkan kajian ekologi
laut secara cepat yang dilakukan oleh ahli karang dunia Dunia- Dr. Emre turak
dari Australia pada bulan Nopember 2009, ditemukan sekitar 296 jenis karang di
perairan Nusa Penida.
Luas hutan Bakau di Kecamatan Nusa Penida sekitar 230 hektar yang
terdapat di Nusa Lembongan dan Nusa Ceningan. Untuk hutan mangrove
dijumpai 13 jenis mangrove dan 7 tumbuhan asosiasi. Hutan mangrove tersebut
berfungsi sebagai sumber perikanan, ekowisata, pelindung alami pantai dan
penyerep karbondioksida. Padang lamun di kecamatan Nusa Penida memiliki luas
sekitar 108 hektar, Padang lamun ini umumnya terdapat di Nusa Lembongan dan
Nusa Ceningan. Di perairan Nusa Penida terdapat 567 jenis ikan. 5 diantaranya
jenis baru. Kelompok ikan yang terdapat di perairan Nusa Penida adalah ikan
karang, ikan pelagis dan ikan dasar. Mamalia laut seperti paus dan lumba-lumba
juga kadang melintasi di perairan Nusa Penida, bahkan di sebelah barat Nusa
lembongan beberapa kali dijumpai dugong yang muncul ke permukaan. Di
perairan Nusa Penida, paling tidak dijumpai 2 jenis penyu yaitu penyu hijau
(green turtle) dan Penyu sisik (hawksbill turtle). Beberapa pantai di Nusa
Lembongan dan Nusa Ceningan diduga sebagai lokasi penyu bertelur.
Selain itu, perairan Nusa Penida juga terkenal sebagai habitat salah satu ikan
yang langka yaitu ikan mola-mola ( ocean sunfish ) . Ikan laut dalam seperti Ikan
Mola-Mola (ocean sunfish) muncul di perairan Nusa penida sekitar bulan Juli-
September setiap tahunnya. Beberapa lokasi perairan Nusa Penida yang menjadi
cleaning station bagi ikan Mola Mola seperti Crystal Bay (Desa Sakit), Ceningan
wall (Desa Lembongan), Batu Abah (Desa Pejukutan) , dan Sental (Desa Ped).
Lokasi -lokasi tersebut menjadi lokasi penyelaman favorit saat Mola-Mola tiba.
Sebagai salah satu jenis ikan langka, maka ikan mola-mola menjadi daya

2
tarik bagi para wisatawan baik wisatawan asing maupun domestik untuk
berkunjung ke Nusa Penida. Dengan demikian, sektor pariwisata di Nusa Penida
dapat berkembang dengan pesat. Tiap tahunnya, jumlah wissatawan yang
menyelam di perairan Nusa Penida selalu meningkat. Dengan meningkatnya
kegiatan di sektor pariwisata, juga berdampak pada perekonomian masyarakat
Nusa Penida. Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk
menyusun karya tulis dengan judul Dampak Keberadaan Ikan Mola-Mola
terhadap Prospek Pariwisata Bahari di Nusa Penida

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Bagaimanakah kondisi perairan di Nusa Penida?
1.2.2 Apakah dampak keberadaan ikan mola-mola terhadap pariwisata bahari di
Nusa Penida?
1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mendeskripsikan kondisi peraairan di Nusa Penida.
1.3.2 Untuk mengetahui dampak keberadaan ikan mola-mola terhadap
pariwisata bahari di Nusa Penida.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Ikan Mola-Mola ( Ocean Sunfish )

Ikan Mola-mola adalah salah satu indikator pelestarian lingkungan di Bali. Ikan
ini merupakan salah satu ikan purba yang masih hidup dan kini telah dilindungi
oleh pemerintah Indonesia maupun dunia. Mola-mola adalah ikan yang memiliki
berat dewasa rata-rata 1.000 kg. Spesies ini berasal dari perairan tropis dan
subtropis di seluruh dunia. Tubuhnya menyerupai kepala ikan dengan ekor. Mola-
mola hidup di tempat yang sebagian besar banyak terdapat ubur-ubur, karena
ubur-ubur merupakan makanan untuk mereka.
Ikan mola-mola dewasa rentan terhadap predator alami seperti hiu. Ikan mola-
mola dewasa memiliki panjang rata-rata 2,8 m, panjang sirip 2,5 m dan berat rata-
rata 1.000 kg, walaupun ada beberapa ikan mola-mola yang panjangnya 3,3 m,
panjang siripnya 4,2 m dan berat hingga 2.300 kg.
Klasifikasi Ilmiah dari ikan ini adalah:
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Ikan
Ordo : Tetraodontiformes
Marga : Molidae
Genus : Mola
Spesies : mola-mola
Kulit mola-mola dewasa berwarna dari coklat sampai abu-abu atau keperakan
putih dengan berbagai pola kulit berbintik-bintik. Keunikan dari mola-mola
adalah kulitnya yang tak bersisik. Seperti bunglon, mola-mola yang dalam bahasa

4
Latin berarti batu gerinda juga bisa memainkan gradasi warna kulitnya di laut
dalam jika nyawanya terancam predator semacam hiu. Ikan ini bisa membuat
warna kulitnya menjadi lebih gelap untuk meloloskan diri.

Ikan mola-mola penting sebagai indikator kesuburan perairan dan kesehatan


terumbu karang. Kulit mola-mola yang tak bersisik menjadi inang favorit bagi
sekitar 40 spesies parasit. Parasit tersebut menempel dan hidup lestari di sana.
Tentu saja mola-mola bisa terganggu sehingga ikan ini akan melakukan pencucian
tubuh dengan berenang naik ke perairan dangkal dan mengunjungi terumbu
karang. Di sana kelompok-kelompok ikan mungil, seperti jenis bendera, kupu-
kupu (Chaetodontidae), ataupun angelfishes, akan menyambutnya, memakan
parasit yang menempel di tubuh mola-mola. Ini merupakan interaksi simbiosis
mutualisme yang menguntungkan dan menjadi atraksi favorit bagi penyelam. Ikan
mola-mola biasanya ditemukan di perairan hangat. Ikan ini tidak memiliki sirip
ekor dan sebagai ganti fungsinya, ikan ini memiliki clavus yang terbentuk karena
sirip punggung dan perut bawahnya yang teramat besar. Jarak dari ujung ke ujung
kedua sirip tegak itu ada yang mencapai 3,2 meter. Fakta ini yang membuatnya
mencatatkan diri sebagai ikan bertulang sejati terbesar di dunia (ikan hiu
bertulang rawan).
Dengan menggolekkan satu sisi tubuhnya di permukaan seakan-akan sedang
berjemur, mola-mola juga mengizinkan burung-burung laut mematuk-matuk
parasit itu dari kulitnya. Kebiasaan satu ini yang memberinya nama populer
sebagai sunfish. Kebiasaan lain mola-mola adalah gemar melompat-lompat hingga
lebih dari 3 meter di atas permukaan air. Mola-mola tidak berbahaya bagi
manusia. Mola-mola tidak liar dan mudah didekati penyelam ketika "gatal" di
kulitnya sudah memuncak dan ia pergi mencari bantuan ke terumbu-terumbu
karang.
2.2 Nusa Penida
Kecamatan Nusa Penida, Kabupaten Klungkung, Provinsi Bali memiliki
keanekaragaman hayati laut yang tinggi. Wilayah ini termasuk dalam segitiga
terumbu karang dunia (the global coral triangle) yang saat ini menjadi

5
prioritas dunia untuk dilestarikan. Keanekaragaman Ikan Karang dan Biota
Lainnya. Kawasan ini memiliki 576 jenis ikan, 5 diantaranya jenis ikan baru.
Kecamatan Nusa Penida termasuk ke dalam wilayah administrasai Kabupaten
Klungkungm Provinsi Bali. Kecamatan ini memiliki luas sekitar 20.300 hektar
yang terdiri dari 3 pulau utama yaitu Nusa Penida, Nusa Ceningan dan Nusa
Lembongan. Kecamatan Nusa Penida merupakan satu-satunya kecamatan di
kabupaten Klungkung, bahkan di propinsi Bali. Kecamatan Nusa Penida memiliki
garis pantai sekitar 70 km dari 90 km yang dimiliki oleh Kabupaten Klungkung.
Titik Koordinat Batas Luar KKP Nusa Penida : Batu Nunggul : 11503437.10 BT
803914.43 LS.Batu Abah : 11503941.36 BT 804625.54 LS.Sekartaji :
11503532.37 BT 805139.59 LS.Sakti : 1150266.53 BT 804546.33
LS.Lembongan : 115002413.28 BT 80415.82 LS.Jungut Batu :
11502642.52 BT 803834.63 LS. Kecamatan kepulauan ini terletak tidak
lebih dari 15 mil laut dari pulau utama Bali. Calon KKP Nusa Penida dapat
dicapai dari 5 tempat yaitu Sanur, Pelabuhan Benoa, Kusamba, Tanjung Benoa
dan Padang Bai. Banyak terdapat sarana tranportasi dan public-boat setiap harinya
yang mengantar penumpang dari dan ke kecamatan Nusa Penida baik pada pagi,
siang dan sore hari. Calon KKP Nusa penida dapat dicapai sekitar 40 menit
dengan menggunakan speedboat double enggin 85 PK. Terdapat pelabuhan ferry
di Nusa penida tempat bersandarnya kapal Roro dari Padang Bai (karangasem).
Ditinjau dari segi iklim Kabupaten klungkung termasuk daerah yang beriklim
tropis, Bulan - bulan basah antara wilayah klungkung yang ada di daratan bali dan
wilayah nusa penida berbeda. Bulan - bulan basah di daratan klungkung dalam
tahun 1997 selama 10 bulan, dan di kecamatan Nusa Penida bulan - bulan hujan
10 bulan dengan curah hujan 924 mm.
Perairan Nusa penida termasuk Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI 2).
Kondisi perairan Nusa Penida dipengaruhi oleh arus ITF dari Samudera Pacific ke
Samudera Hindia hal ini mempengaruhi sebaran plankton, kelimpahan ikan, dan
struktur komunitas terumbu karang. Perairan Nusa Penida dikenal memiliki arus
yang cukup kuat. Suhu perairan di Nusa Penida berkisar antara 250C-280C.

6
Kecamatan Nusa Penida yang memiliki tiga pulau utama yaitu Nusa Penida,
Nusa Ceningan dan Nusa Lembongan yang semuanya dikelilingi oleh terumbu
karang tepi (fringing reef) dengan luas 1600 hektar . Berdasarkan kajian ekologi
laut secara cepat yang dilakukan oleh ahli karang dunia Dunia- Dr. Emre turak
dari Australia pada bulan Nopember 2009, ditemukan sekitar 296 jenis karang di
perairan Nusa Penida.Luas hutan Bakau di Kecamatan Nusa Penida sekitar 230
hektar yang terdapat di Nusa Lembongan dan Nusa Ceningan. Untuk hutan
mangrove dijumpai 13 jenis mangrove dan 7 tumbuhan asosiasi. Hutan mangrove
tersebut berfungsi sebagai sumber perikanan, ekowisata, pelindung alami pantai
dan penyerep karbondioksida. Padang lamun di kecamatan Nusa Penida memiliki
luas sekitar 108 hektar, Padang lamun ini umumnya terdapat di Nusa Lembongan
dan Nusa Ceningan. Di perairan Nusa Penida terdapat 567 jenis ikan. 5
diantaranya jenis baru. Kelompok ikan yang terdapat di perairan Nusa Penida
adalah ikan karang, ikan pelagis dan ikan dasar. Mamalia laut seperti paus dan
lumba-lumba juga kadang melintasi di perairan Nusa Penida, bahkan di sebelah
barat Nusa lembongan beberapa kali dijumpai dugong yang muncul ke
permukaan. Di perairan Nusa Penida, paling tidak dijumpai 2 jenis penyu yaitu
penyu hijau (green turtle) dan Penyu sisik (hawksbill turtle). Beberapa pantai di
Nusa Lembongan dan Nusa Ceningan diduga sebagai lokasi penyu bertelur.
Ikan laut dalam seperti Ikan Mola-Mola (ocean sunfish) muncul di perairan Nusa
penida sekitar bulan Juli-September setiap tahunnya. Beberapa lokasi perairan
Nusa Penida yang menjadi cleaning station bagi ikan Mola Mola seperti Crystal
Bay (Desa Sakit), Ceningan wall (Desa Lembongan), Batu Abah (Desa Pejukutan)
, dan Sental (Desa Ped). Lokasi -lokasi tersebut menjadi lokasi penyelaman
favorit saat Mola-Mola tiba. Perairan di kecamatan Nusa Penida juga merupakan
rumah bagi ikan pari manta. Ikan ini sering dijumpai berkelompok 3 - 4 ekor.
Tidak seperti ikan mola-mola yang memiliki musim kemunculan, ikan pari manta
dapat dijumpai sepanjang tahun di perairan Nusa penida. Lokasi tempat biasa ikan
pari manta ditemukan dikenal dengan sebutan Manta Point. Lokasi penyelaman
ini terdapat di sekitar Batu Lumbung (Desa Batu Kandik).

7
Mata pencaharian utama masyarakat Nusa Penida adalah pertanian rumput
laut, wisata bahari, perikanan dan peternakan. Matapencaharian lainnya seperti
pertanian, berdagang, serta sektor swasta dan pemerintahan. Terdapat sekitar 100
nelayan di kecamatan Nusa Penida. Desa yang memiliki jumlah nelayan
terbanyak adalah Batununggul dan Suana. Lokasi penangkapan ikan oleh nelayan
pada umumnya pada kedalaman 40 - 200 meter dan jarak terjauh sekitar 5 mil dari
daratan, bahkan hingga ke Lombok. Tangkapan nelayan pada umunya ikan
tongkol, languan, kokak/kerapu, hiu, cakalang dan lainnya. Wilayah penangkapan
untuk ikan ekspor seperti kokak berada di timur nusa penida dan selatan Nusa
Penida, sementara lokasi penangkapan ikan-ikan unutk dikonsumsi sendiri seperti
tongkol berada di Nusa Penida Kekayaan hayati laut Nusa Penida telah membawa
manfaat ekonomi dan jasa lingkungan bagi Kecamatan Nusa Penida, Kabupaten
Klungkung dan Propinsi Bali. Terumbu karang (coral reef), hutan bakau
(mangrove), ikan pari manta (manta ray), ikan mola-mola (sunfish), penyu (sea
turtle), lumba-lumba(dolphin), Hiu (shark) dan Paus (whale) merupakan atraksi
menarikbagi wisata bahari.Terdapat lebih dari 20 titik lokasi penyelaman di
perairan Nusa Penida dengan beberapa lokasi penyelaman favorit seperti Crystal
Bay, Manta Point, Ceningan Wall, Blue Corner, SD-Sental, Mangrove-Sakenan,
Gemat Bay, dan Batu Abah, Terdapat 3 cruises besar di Nusa Penida yang
masing-masing memiliki pontoon seperti Bali Hai, Bounty dan Quick-Silver yang
rata-rata membawa turis 200 orang per hari.Wisata Bahari lainnya di Nusa Penida
seperti surfing, snorkeling, sailing, fishing, flying fish, Para -Sailing, kayaking
dan sea- walker. Terdapat 6 penyelam operator base di Nusa Lembongan dan
Nusa Penida. Diperkirakan sekitar 200.000 turis dating berkunjung ke Nusa
Penida setiap tahunnya. Puncak jumlah kunjungan palingramai di Nusa Penida
(peak-season) adalah bulan Agustus - September, sementara bulan paling sepi
(low-season) bulan Januari - Februari.

8
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Kondisi Perairan Nusa Penida


Kecamatan Nusa Penida, Kabupaten Klungkung, Propinsi Bali, memiliki
keanekaragaman hayati laut yang tinggi dan merupakan bagian dari kawasan
segitiga terumbu karang dunia ( the coral triangle ). Kecamatan yang terdiri dari
tiga pulau utama yaitu Nusa Penida, Nusa Lembongan dan Nusa Ceningan ini
memilki 1.419 hektar terumbu karang, 230 hektar hutan bakau, dan 108 hektar
padang lamun (TNC, 2010).

Gambar 1. Pulau Nusa Penida


Di perairan Nusa Penida dijumpai ikan Mola-mola (ocean sunfish) yang
menjadi icon bawah laut Nusa Penida, bahkan pulau Bali. Ikan Mola-mola ini
memiliki ukuran rata-rata dua meter dan muncul di perairan Nusa Penida sekitar
bulan Juli-September. Kemunculan ikan Mola-mola untuk membersihkan dirinya
dari berbagai parasit dengan bantuan ikan-ikan karang sekaligus berjemur untuk
mendapatkan sinar matahari guna menyesuaikan suhu tubuh akibat berada di
perairan dalam cukup lama. Terdapat beberapa cleaning station atau tempat
membersihkan diri ikan Mola-mola di perairan Nusa Penida.

9
Gambar 2. Ikan mola-mola ( Ocean Sunfish )
Ikan Pari manta juga dijumpai di perairan Nusa Penida. Terdapat dua
manta point di bagian selatan pulau Nusa Penida. Ikan Pari manta ini muncul
tidak mengenal musim yang artinya dapat dijumpai sepanjang tahun. Ukuran rata-
rata Pari manta di Nusa Penida dua meter dan juga menjadi salah satu hewan laut
kharismatik di Nusa Penida.
Khusus untuk ikan Mola-mola (ocean sunfish), hanya di Nusa Penida yang
kemunculannya bisa diprediksi. Ikan Mola mola muncul di perairan Nusa Penida
antara bulan Juli-September setiap tahunnya. Oleh sebab itu, pada bulan bulan
tersebut, para penyelam dari seluruh dunia datang ke Nusa Penida, untuk melihat
ikan Mola mola.
Begitu juga dengan Ikan Pari Manta (manta-ray), walaupun banyak tempat
memiliki ikan Pari manta, namun jika penyelam datang ke Nusa Penida,hampir
90% dipastikan penyelam akan bertemu dengan ikan Pari manta. Kondisi ini
menjadikan perairan Nusa Penida sangat unik dan menarik untuk dikunjungi.
Kekayaan hayati laut Nusa Penida di atas membawa banyak manfaat bagi
masyarakat terutama dari sektor pariwisata bahari. Terumbu karang yang cantik,
ikan Pari manta dan Mola-mola menjadi atraksi favorit bagi pariwisata bahari di
Nusa Penida. Terumbu karang, hutan bakau dan padang lamun juga merupakan

10
rumah, tempat berkembang biak, mencari makan dan berlindung bagi ikan-ikan
dan biota laut lainnya.

3.2 Dampak Keberadaan Ikan Mola-Mola terhadap Prospek Pariwisata di


Nusa Penida.
Kakayaan hayati laut Nusa Penida telah membawa manfaat ekonomi dan
jasa lingkungan bagi Kecamatan Nusa Penida, Kabupaten Klungkung dan
Provinsi Bali. Terumbu karang (coral reef), hutan bakau (mangrove), ikan Pari
manta (manta ray), ikan Mola-mola (sunfish), penyu (sea turtle), lumba lumba
(dolphin) , hiu (shark) dan paus (whale) merupakan aset utama wisata bahari bagi
Nusa Penida.
Kegiatan pariwisata bahari di Nusa Penida tentunya akan mendatangkan
pemasukan bagi Kabupaten Klungkung, termasuk Provinsi Bali melalui retribusi
dan perijinan, sekaligus menyediakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat Nusa
Penida. Atraksi pariwisata bahari Coral Triangle Center Profile Wisata Bahari
Nusa Penida

11
yang telah dikembangkan di Nusa Penida antara lain diving, snorkling, berenang,
berlayar, memancing, surfing, parasailing dan aktivitas lainnya.
Bedasarkan data Dinas Pariwisata Kabupaten Klungkung (2009), saat ini
jumlah kunjungan wisatawan ke Nusa Penida sekitar 146.000 per tahun. Jumlah
wisatawan ini belum termasuk para dive operators yang membawa turis dari
Sanur, Tanjung Benoa dan Padang Bai serta turis yang datang dengan
menggunakan public-boat. Diperkirakan sekitar 200.000 turis mengunjungi Nusa
Penida setiap tahunnya.
Kecamatan yang terdiri dari tiga pulau utama yaitu Nusa Penida, Nusa
Lembongan dan Nusa Ceningan memiliki 1419 hektar terumbu karang
(TNC,2009). Kekayaan hayati laut ini merupakan daya tarik utama dari dasar laut
perairan kecamatan Nusa Penida yang mampu mengundang penyelam dari
berbagai belahan dunia.
Di perairan Nusa Penida terdapat berbagai jenis ikan baik ikan karang,
ikan dasar dan ikan pelagic. Berdasarkan hasil kajian Ekologi Laut secara cepat-
Rapid EcologyAssesment (REA) pada tahun 2008 oleh Gerry Allen dan Mark
Erdmann ditemukan 576 jenis ikan diperairan Nusa Penida.
Ikan mola-mola sebagai salah satu jenis ikan langka yang habitanya berada
di perairan Nusa Penida membawa dampak positif bagi perkembangan pariwisata
bahari Nusa Penida. Ikan mola-mola sudah menjadi ikon perairan Nusa Penida.
Tiap tahunya, ikam mola-mola muncul di perairan Nusa Penida tepatnya pada
bulan Juli-September.
Sebagai salah satu ikan yang hanya bisa dijumpai di Nusa Penida membuat para
wisatawan asing maupun domestik yang tertarik ingin melihat Ikan mola-mola harus
berkunjung ke Nusa Penida. Ikan Mola-Mola yang menjadi ikon perairan Nusa Penida
ini memiliki ukuran 2 meter dan muncul di perairan Nusa Penida sekitar bulan
Juli-September. Itu sebabnya pada bulan-bulan tersebut para penyelam dari
seluruh dunia datang ke Nusa Penida untuk melihat ikan Mola mola. Berdasarkan
hasil survey menunjukan bahwa wisatawan yang berkunjung ke Nusa Penida meningkat
tiap tahunnya. Pada tahun 2009, jumlah kunjungan wisatawan ke Nusa Penida
sekitar 146.000 per tahun. Jumlah wisatawan ini belum termasuk para dive

12
operators yang membawa turis dari Sanur, Tanjung Benoa dan Padang Bai serta
turis yang datang dengan menggunakan public-boat. Diperkirakan sekitar 200.000
turis mengunjungi Nusa Penida setiap tahunnya.

Gambar 3. Wisatawan Diving untuk melihat ikan mola-mola di Nusa Penida


Di Perairan Nusa Penida terdapat beberapa lokasi untuk melihat ikan
Mola-mola, terutama di lokasi-lokasi penyelaman seperti Crystal Bay (Banjar
Penida), Blue Corner(Jungut Batu), Ceningan Wall (Ceningan), Sental (Ped) dan
Batu Abah (Pejukutan).

Gambar 4. Diving di Perairan Nusa Penida.


Melihat prospek pariwisata tersebut membuat masyarakat berfikir untuk
memanfaatkannya sebagai peluang bisnis. Saat ini sudah terdapat banyak dive

13
operator yang menyediakan jasa guide dan peralatan yang diperlukan untuk
menyelam di perairan Nusa Penida. Dive operator yang ada di Nusa Penida dan
Nusa Lembongan antara lain
No Nama Responden Nama Drive Tarif Jumlah Tamu Retribusi ke
Operator High Low Desa
Season Season
1 Made Rudi Hartana Lembongan Dive Rp 650.000 450 100 Rp 3000
Adventure
2 I Nyoman Riana Lembongan Dive Rp 600.000 300 100 Rp 3000
Center
3 Ketut Suryanta Lembongan Dive Rp 602.000 200 100 Rp 3000
Scuba
4 El Toro Pro Dive Rp 602.000 300 100 -
5 Steve Paslah Bali Diving Rp 731.000 150 50 -
Academy
6 Wayan Sila World Diving Rp 593.400 1200 450 Rp 1000
Lembongan
7 Cody Mcdonald Blue Corner Diving Rp 700.000 50 25 -
8 Eko Jati MM Diving Rp 437.000 50 15 Rp 1.000

Berdasarkan data tersebut dapat kita lihat bahwa dengan keberadaan ikan
mola- mola sebagai ikan endemik Nusa Penida berdampak positif bagi
perkembangan pariwisata bahari Nusa Penida. Selain itu, keberadaan ikan mola-
mola juga berdampak pada tingkat ekonomi masyarakat Nusa Penida.

14
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
4.1.1 Kecamatan Nusa Penida, Kabupaten Klungkung, Propinsi Bali, memiliki
keanekaragaman hayati laut yang tinggi dan merupakan bagian dari
kawasan segitiga terumbu karang dunia ( the coral triangle ). Di perairan
Nusa Penida dijumpai ikan Mola-mola (sunfish) yang menjadi icon bawah
laut Nusa Penida, bahkan pulau Bali
4.1.2 Dengan keberadaan ikan mola- mola sebagai ikan endemik Nusa Penida
berdampak positif bagi perkembangan pariwisata bahari Nusa Penida.
Selain itu, keberadaan ikan mola-mola juga berdampak pada tingkat
ekonomi masyarakat Nusa Penida.
4.2 Saran
Adapun saran yang dapat penulis sampaikan adalah agar kita sadar bahwa
kelestarian alam terutama alam laut sangat penting bagi kelangsungan hidup
anak cucu kita. Sebagai generasi muda kita harus mampu mengajak
masyarakat agar lebih peduli kepada lingkungan. Dengan demikian,
kelestarian lingkungan dapat terjaga dan alam mau bersahabat dengan kita.

15
DAFTAR PUSTAKA

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Klungkung. 2010. Data Kunjungan


Wisatawan Ke Nusa Penida.
Welly, M., dkk. 2011. Profil Perikanan Nusa Penida, Kabupaten Klungkung,
Propinsi Bali. iii + 28 hal.
https://putulestari.wordpress.com/2012/12/14/ikan-mola-mola-si-matahari-nusa-
penida/
https://www.google.com/search?q=peta+pulau+nusa+penida&client=opera&biw=
1366&bih=659&source=lnms&sa=X&ved=0CAUQ_AUoAGoVChMIl-
Owi_O5yAIVkBmOCh13QQtD&dpr=1#q=IKAN+MOLA-MOLA

16

Anda mungkin juga menyukai