Oleh :
1514511027
UNIVERSITAS UDAYANA
BUKIT JIMBARAN
2016
Kecamatan Nusa Penida, Kabupaten Klungkung, Propinsi Bali, memiliki
keanekaragaman hayati laut yang tinggi dan merupakan bagian dari kawasan segitiga
terumbu karang dunia ( the coral triangle ). Kecamatan yang terdiri dari tiga pulau utama
yaitu Nusa Penida, Nusa Lembongan dan Nusa Ceningan ini memilki 1.419 hektar
terumbu karang, 230 hektar hutan bakau, dan 108 hektar padang lamun, sehingga
kepulauan Nusa Penida memiliki potensi yang cukup tinggi pada perekonomian
lautnya melalui budidaya rumput laut dan perikanan tangkapnya sehingga
mempunyai sumber daya pangan yang berlimpah pula.
Dari hasil perikanan tangkap berupa ikan tongkol biasanya diolah menjadi
ikan pindang dan dapat banyak dijumpai di pasar-pasar di Nusa Penida.
Sedangkan untuk jenis ikan seperti ikan cakalang, kakap, kerapu, kembung,
tenggiri biasanya di olah menjadi ikan bakar, sate, sup ikan dan steak. Khusus
untuk steak biasanya dijual di restoran-restoran yang terdapat di daerah Nusa
Penida. Untuk ikan hiu sendiri biasanya diolah menjadi pepes hiu.
Selain hasil perikanan tangkap, di Nusa Penida juga merupakan penghasil
rumput laut yang tinggi. Rumput laut merupakan salah satu andalan produksi
perikanan bagi masyarakat Nusa Penida. Berdasarkan data dari Dinas Kelautan
dan Perikanan Provinsi Bali, rumput laut yang dikembangkan para petani nelayan
di Nusa Penida adalah rumput laut jenis Catony dan Euchema spinossum. Kedua
jenis rumput laut ini meruppakan rumpput laut konsumsi dunia. Rumput laut
dapat dipanen 25-35 hari. Sekali panen seorang petani bisa membawa pulang 40-
50 ton.
khususnya untuk jenis Euchema spinossum dan Catony. Budidaya rumput
ini laut telah berkembang sejak tahun 1990 dengan metode penanaman dasar
(tancap/patok), hingga saat ini telah tersebar di beberapa bagian pantai di Nusa
Lembongan, Nusa Ceningan dan Nusa Penida. Kecenderungan yang ada dari
tahun ke tahun, budidaya rumput laut ini telah berkembang secara signifikan
karena secara ekologi perairan di wilayah tersebut cocok bagi seaweed dan
sejenisnya.
Nusa Penida menyumbang sekitar 65% rumput laut untuk seluruh hasil
rumput laut di Bali. Menurut data Dinas Perindustrian dan Perdagangan Bali, total
produksi rumput laut Bali pada 2013 sebanyak 145.597 ton, atau naik hanya 1%
dibandingkan dengan 2012, yang 144.000 ton.
Berdasarkan data dari Balai Besar Riset Pengolahan Produk dan
Bioteknologi Kelautan dan Perikanan tahun 2010, Kabupaten Klungkung
merupakan kabupaten yang paling besar menghasilkan rumput laut. Sebagian
besar angka tersebut merupakan kontribusi dari hasil rumpul laut Nusa Penida
Di Nusa Penida rumput laut bisanya diolah menjadi dodol rumput laut
yang di Nusa Penida terkenal dengan sebutan “Dolar Nusa Penida”. Selain diolah
menjadi dodol, rumput laut di Nusa Penida juga diolah menjadi es rumput laut,
selai rumput laut, tum rumput laut dan rujak rumput laut. Kebanyakan olahan
rumput laut tersebut menggunakan rumput laut jenis Catony dan Euchema
spinossum, karena kedua jenis rumput laut tersebut merupakan jenis rumput laut
yang di budidayakan di Nusa Penida.
Mengkonsumsi rumput laut merupakan salah satu rahasia hidup sehat dan
umur panjang bagi masyarakat Jepang. Rumput laut yang biasa disebut nori oleh
orang Jepang, kaya akan vitamin, mineral, serat, omega 3 dan 6, kalsium, protein
serta antioksidan. Kandungan vitaminnya pun hampir 500 kali lebih kuat daripada
vitamin C bahkan 1 ons rumput laut, kandungan kollagennya setara dengan 2
keping sarang burung walet.
Penelitian juga menunjukkan rumput laut bisa membantu proses
penyembuhan kanker dan luka dengan meningkatkan daya tahan tubuh. Unsur
seratnya juga diyakini mampu melancarkan pencernaan sehingga tepat untuk
mengurangi kadar lemak dalam tubuh. Besarnya nutrisi kalsium mencegah
osteporosis dan pengapuran serta meningkatkan metabolisme tubuh.