Anda di halaman 1dari 5

Nama : Evi Sis Maya

NIM : 26030120140077

Tugas Praktikum TPI 1

Perbedaan ikan Tuna, Tongkol, dan Cakalang dalam 3 hal ini:


1. swimming layer
• Ikan tuna (Thunnus sp.)
Kedalaman swimming layer ikan tuna (Thunnus sp.) rata-rata berada di kedalaman 200
– 400 meter pada saat siang hari dan pada saat malam hari berada di kedalaman 0 – 200
meter. Ikan tuna sirip kuning (yellowfin tuna) swimming layer berada di kedalaman 80
– 170 meter, tuna mata besar (Bigeye tuna) berada di kedalaman 190 – 500 meter, tuna
albakora (Thunnus alalunga) berada di kedalaman 64 – 232 meter, tuna madidihang 64
– 205 meter,

• Ikan Tongkol (Euthynnus affinis)


Ikan tongkol memiliki kedalaman renang atau swimming layer pada kedalaman 0 – 200
meter.

• Ikan Cakalang (Katsuwonus pelamis)


Ikan cakalang berada di kedalaman 0 – 20 meter.
2. pola migrasi (dari dan ke mana migrasi nya)
• Pola migrasi ikan cakalang
Selanjutnya Sumadiharga 1985 menyatakan bahwa sifat migrasi ikan cakalang ada dua
macam, yaitu migrasi pasif dan migrasi aktif. Migrasi pasif adalah migrasi yang
dilakukan ikan cakalang dalam suatu habitat tertentu sebagai akibat perubahan kondisi
lingkungan dalam habitat itu. Migrasi aktif adalah perpindahan dari suatu habitat ke
habitat lainnya karena perubahan fisiologi dan ekologis yang diperlukan ikan cakalang
tersebut. Sedangkan menurut FAO 1994 bahwa migrasi ikan cakalang berbeda untuk
suatu perairan dengan perairan lainnya. Di perairan Pasifik Barat, ikan cakalang akan
bermigrasi pada musim semi dan musim panas ke perairan yang terdapat arus ekuatorial
utara. Ada juga yang bermigrasi ke utara dan ke selatan dalam sistem arus Kuroshio
yaitu arus panas dengan arah ke utara Jepang. Menurut Karney 1978 penyebaran
cakalang di Samudera Pasifik terdapat di seluruh daerah tropis, sub tropis dengan batas
garis lintang 40 o tetapi kepadatan yang memungkinkan diadakan penangkapan dibatasi
oleh isoterm 20 o C. Waldron 1963 yang diacu dalam Nursalam 1982 menyatakan
bahwa ikan cakalang masih terdapat pada 40 o LS dengan suhu 15 o C, sedangkan
penyebaran tropikal terletak antara 30 o LU sampai 20 o LS, akan tetapi fishing ground
terbesar berada sepanjang katulistiwa 10 o LS dan 10 o LS. Jenis tuna dan cakalang
menyebar luas di seluruh perairan tropis dan subtropis. Penyebaran jenis-jenis tuna dan
cakalang tidak dipengaruhi oleh perbedaan garis bujur longitude tetapi dipengaruhi oleh
perbedaan garis lintang latitude. Di Samudera Hindia dan Samudera Atlantik menyebar
di antara 40ºLU dan 40ºLS Collete dan Nauen, 1983. 11 Yami, B 1987 menjelaskan
bahwa ikan cakalang mulai memijah pada saat berumur diperkirakan 1 tahun dengan
menghasilkan kurang lebih 100.000 telur setiap tahunnya dan bertambah sampai 2 juta
telur setiap memijah. Telur-telur tersebut menetas diperkirakan 4 hari setelah fertilisasi.
Larvanya dapat ditemukan di seluruh wilayah Samudra Hindia, Pasifik dan Atlantik.
Setelah berumur 4 tahun atau lebih cakalang kembali ke katulistiwa untuk memijah.
• Ikan tuna
Migrasi ikan tuna di perairan Indonesia merupakan bagian dari jalur migrasi tuna dunia
karena wilayah Indonesia terletak pada lintasan perbatasan perairan antara Samudera
Hindia dan Samudera Pasifik. Migrasi kelompok tuna yang melintasi wilayah perairan
pantai dan teritorial terjadi karena perairan Indonesia berhubungan langsung dengan
perairan kedua samudera oleh karena itu perairan Indonesia memiliki potensi perikanan
yang tinggi.
• Ikan Tongkol
Ikan tongkol dewasa cenderung berkumpul dekat pantai untuk memijah setiap tahun
antara bulan Juni-Agustus, dengan suhu 25-30o C, dan salinitas 26-30 ppt.
3. morfologi
• Tuna
• Tongkol
Ikan tongkol memiliki ukuran tubuh sedang, memanjang seperti torpedo, mempunyai
dua sirip punggung yang dipisahkan oleh celah sempit. Sirip punggung pertama diikuti
oleh celah sempit, sirip punggung kedua diikuti oleh 8- 10 sirip tambahan. Ikan tongkol
tidak memiliki gelembung renang. Warna tubuh pada bagian punggung ikan berwarna
gelap kebiruan dan pada sisi badan dan perut berwarna putih keperakan. Ikan tongkol
memiliki sirip punggung pertama berjari-jari keras sebanyak 10 ruas, sedangkan yang
kedua berjari-jari lemah sebanyak 12 ruas dan terdapat enam sampai sembilan jari-jari
sirip tambahan. Terdapat dua tonjolan antara kedua sirip perut. Sirip dada pendek
dengan ujung yang tidak mencapai celah diantara kedua sirip punggung. Sirip dubur
berjari-jari lemah sebanyak 14 dan memiliki 6-9 jari-jari sirip tambahan. Sirip-sirip
kecil berjumlah 8-10 buah terletak di belakang sirip punggung kedua. Pada umumnya
ikan tongkol memiliki panjang tubuh 50-60 cm.
• Cakalang

Sumber:
Mulyadi, R. A., M. F. A. Sondita., dan R. Yusfiandayani. (2017). Suhu Permukaan Laut dan
Kedalaman Tertangkapnya Tuna oleh Kapal Pancing Ulur yang Dilengkapi Lampu. Jurnal
Teknologi Perikanan dan Kelautan, 8(2): 199-207.
Demi, L., Tupamahu, HJD. Waas, D. Sarianto, R. B. K. Haris. (2020). Karakteristik
Oseanografi pada Daerah Penangkapan Ikan Tuna di Samudera Hindia Bagian Timur
Indonesia. Jurnal Ilmu-ilmu Perikanan dan Budidaya Perairan, 15(1): 48-62.
Fauziah, A. N., I. Triarso, dan A. D. P. Fitri. (2020). Pendugaan Daerah Penangkapan Ikan
Tongkol dengan Teknologi Penginderaan Jauh Berdasarkan Parameter Klorofil-A dan Suhu
Permukaan Laut di Perairan Natuna. Journal of Fisheries Resources Utilization Management
and Technology, 9(1), 35-44.
Ekayana, I. M., et al., (2017). Hubungan Hasil Tangkapan Ikan Tuna Selama Februari – Maret
2016 dengan Konsentrasi Klorofil-A dan SPL dari Data Penginderaan Jauh di Perairan Selatan
Jawa – Bali. Journal of Marine and Aquatic Sciences, 3(1): 19-29.

Anda mungkin juga menyukai