NIM. : G0321309
KELAS. : A
Sang pelaut yang menangkap ikan terbang berangkat dari subuh sampai tengah hari untuk
mencari posisi area pengkapan ikan yang baik . Dan juga bukan hanya tujuannya saja ikan
terbang tetapi juga menangkap ikan tuna dan ikan tongkol jikalau ada biasa terlihat di laut
perairan somba .
Kapal atau perahu yang di gunakan biasa di sebut dengan bodi-bodi yang panjang nya sekitar 11
meter yang mengandalkan mesin dalam atau biasa di gunakan mesin tianli 33 yang memakai
bahan bakar solar.
ALAT DAN BAHAN YANG DI GUNAKAN SAAT PENGOPERASIAN
Alat yang di gunakan yaitu pukat atau jaring 1 pcs pukat panjang mencapai 42 meter dan jumlah
biasa di pakai 40 pcs. Celah isi pukat yaitu 1 per 4 dan benang yang di gunakan pengoperasia
ikan tuna menggunakan benang nomor 700 dan mata pancin nomor 3 dan tempat
penggulungan nya menggunakan terbuat dari kayu dan gabus.
Cara penebaran jaring yaitu jikalau angin datang dari selatan maka jaring di pasang dari timur ke
barat.
Cara penangkapan ikan tuna yaitu mengambil tanda ujung jaring dan umpan menggunakan ikan
terbang atau tuing- tuing ikan tersebut di kaitkan kepada mata kail pancing dan panjang
benang 2 rol.
CARA PENANGKAPAN IKAN TONGKOL
Alat penangkapan ikan tongkol menggunakan pancing tonda yang menggunakan umpan buatan
yang terbuat dari bulu-bulu yang khusus.
Jarak yang di tempuh mencapai 20 mil dari pesisir pantai terlihat dari alat JPS
Kendala saat pengoperasian yaitu gelombang tinggi dan cuaca tidak mendukung seperti awan
hitan dan akan turun nya hujan .
Ikan terbang atau ikan torani memiliki nama latin Hirundichthys Oxycephalus. Ikan ini dapat kita
temukan di wilayah perairan Indonesia, seperti perairan Sulawesi, Flores, hingga Papua. Mereka
hidup berkelompok dan berada di air dangkal sehingga dapat membuat pertahanan yang kuat
dari serangan pemangsanya.
Feeding bahavour Aspek kebiasaan makan dan komposisi makanan dari 2 jenis ikan terbang,
Hirundicthys oxycephalus dan Cheilopogon cyanopterus, yang tertangkap di perairan Selat
Makassar, dipelajari selama bulan Maret sampai dengan Juli 2005. Hasil yang diperoleh
menunjukkan bahwa jenis makanan Hirundicthys oxycephalus dan Cheilopogon cyanopterus
adalah sama, yaitu copepoda (71,4 dan 68,7%) sebagai makanan utama. Sedangkan makanan
tambahan ke-2 jenis ikan ini berupa algae (8,4 dan 12,0%), malacostraca (3,2 dan 3,1%), dan
chaetognatha (6,8 dan 6,2%). Luas relung makanan ke-2 jenis ikan ini relatif kecil, berkisar
antara 1,79 sampai dengan 2,16, memberikan indikasi bahwa ikan terbang selektif dalam
memilih makanan. Selang tumpang tindih relung makanan yang relatif rapat, berkisar antara
0,87 sampai dengan 0,98 menunjukkan bahwa jenis makanan yang dimanfaatkan sama, dan
dapat memicu ada persaingan dalam mendapatkan makanan, saat sumber makanan yang
tersedia tterbatas
-IKAN TONGKOL
Ikan tongkol hidup di lapisan permukaan sampai pada kedalaman 40 meter dengan kisaran
optimum antara 20-28 °C dan menyenangi perairan panas. Menurut Kurniawati (2014)
penyebaran ikan tongkol yaitu pada perairan pantai dan oseanik.Ikan Tongkol (Euthynnus affinis)
adalah salah satu jenis ikan tuna yang merupakan ikan demersal, yaitu ikan yang hidup di dasar
perairan atau dekat dasar laut.Ikan Tongkol terdapat di seluruh perairan hangat Indo-Pasifik
barat, termasuk laut kepulauan dan laut nusantara. Hidup di periaran epipelagik, merupakan
spesies neuritik yang mendiami perairan dengan kisaran suhu antara 18-29°C.Ikan ini
cenderung membentuk kelompok (school) Tingkah laku kebiasaan makan ini berupa pemakan
daging (Karnivor), pemakan tumbuhan (Herbivor) atau pemakan segala (Omnivor). Ikan Tongkol
termasuk predator tingkat menengah pada rantai makanan yang memangsa ikan-ikan kecil
pemangsa detritus.
-IKAN CAKALANG
Cakalang adalah ikan perenang cepat di laut zona pelagik. Habitat ikan ini berada di laut tropis
dan subtropis di Samudra Hindia, Samudra Pasifik, dan Samudra Atlantik, serta tidak ditemukan
di utara Laut Tengah. Ikan ini hidup secara bergerombol dalam kawanan besar, bahkan hingga
50 ribu ekor. Kebiasaan Ikan Cakalang digolongkan sebagai hewan karnivora, yang memiliki
kebiasaan makanan adalah memakan Teri Stolephorus sp., Udang Peneanus sp., Cumi-cumi
Loligo sp., Peperek Leiognathus sp., Layang Decapterus ruselli, Cacing dan Tembang Sardinella,
sp
Upwelling juga dapat menurunkan temperatur, menaikkan nilai salinitas, oksigen, klorofil,
kandungan nutrien yang tinggi dan berbagai zat hara di daerah sekitarnya (Purba dan Pranowo,
2015) yang diikuti pula oleh kelimpahan biomassa plankton dan ikan-ikan.