TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK STIMULASI PERSEPSI PERILAKU KEKERASAN
SESI I : MENGENAL PERILAKU KEKERASAN
Topik : TAK Stimulasi Persepsi Perilaku kekerasan Sessi ke : sesi I (Mengenal perilaku kekerasan) Terapis : 6 orang Mahasiswa dari STIKES alifah Padang Sasaran : 5 orang pasien di ruangan Nuri Rumah Sakit jiwa HB. Saanin Padang yang memenuhi kriteria.
A. Latar belakang Manusia merupakan mahluk sosial yang hidup berkelompokdimana satu dengan yang lainnya saling behubungan untuk memenuhikebutuhan sosial. Kebutuhan sosial yang dimaksud antara lain: rasamenjadi milik orang lain atau keluarga, kebutuhan pengakuan orang lain,kebutuhan penghargaan orang lain, dan kebutuhan pernyataan diri. Olehkarena itu, individu dituntut untuk bisa berhubungan dengan orang lainyang salah satunya dapat dilakukan melalui aktivitas kelompok.Penggunaan kelompok dalam praktik keperawatan jiwa memberikandampak positif dalam upaya pencegahan, pengobatan atau terapi, danpemulihan kesehatan seseorang.Terapi aktivitas kelompok adalah upaya memfasilitasi kemampuansosialisasi sejumlah klien dengan masalah hubungan sosial, yang bertujuanuntuk meningkat hubungan sosial dalam kelompok secara bertahan (Keliat& Akemat, 2005). Bergabung dengan kelompok dapat membantu kliensaling bertukar pikiran, pengalaman, dan mengembangkan pola perilakuyang sama. Selain itu, terapi aktivitas kelompok dapat memberikan hasilyang positif terhadap perubahan perilaku klien, meningkatkan perilakuadaptif, dan mengurangi perilaku maladaptif. Terapi aktivitas kelompokdapat dilakukan pada berbagaikarakteristik klien dengan gangguan jiwaseperti pada klien dengan gangguan konsep diri: harga diri rendah,perubahan sensori persepsi: halusinasi, perilaku kekerasan, dan kliendengan isolasi sosial. Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Persepsi adalah terapi yang menggunakan aktivitas sebagai stimulasi dan terkait dengan pengalaman dan/atau kehidupan untuk didiskusikan dalam kelompok. Hasil diskusi kelompok dapat berupa kesepakatan persepsi atau alternatif. Terapi aktivitas kelompok ini secara signifikan memberi perubahan terhadap ekspresi kemarahan kearah yang lebih baik pada klien dengan riwayat kekerasan. Pernyataan ini dapat dibuktikan dengan adanya penurunan ekspresi kemarahan setelah dilakukan terapi aktivitas kelompok sebesar 60,4%. Kelompok adalah kumpulan individu yang memiliki hubungan satu dengan yang lain, saling bergantung dan mempunyai norma yang sama (Stuart & Laraia, 2001). Kelompok berfungsi sebagai tempat berbagi pengalaman dan saling membantu satu sama lain, untuk menemukan cara menyelesaikan masalah. Terapi aktivitas kelompok adalah suatu psikoterapi yang dilakukan sekelompok pasien bersama-sama dengan jalan berdiskusi satu sama lain yang dipimpin atau arahkan oleh seorang therapist atau petugas kesehatan jiwa yang telah terlatih. Fokus terapi aktivitas kelompok adalah membuat sadar diri, peningkatan hubungan interpersonal, membuat perubahan atau ketiganya. Terapi aktivitas kelompok dibagi kedalam 4, yaitu terapi aktivitas kelompok stimulasi kognitif/persepsi, terapi aktivitas kelompok sensori, terapi aktivitas kelompok realita dan terapi aktivitas kelompok sosialisasi. Dalam penyusunan proposal ini, kami akan membahas terapi aktivitas kelompok stimulasi persepsi perilaku kekerasan. Dalam terapi aktivitas kelompok ini, klien dilatih mempersepsikan stimulus yang disediakan/stimulasi yang pernah dialami. Dengan proses ini diharapkan respon klien terhadap berbagai stimulasi dalam kehidupan menjadi adaptif
B. Tujuan Tujuan umum: Klien mempunyai kemampuan untuk menyelesaikan masalah yang diakibatkan oleh paparan stimulasi kepadanya.
Tujuan khusus: 1. klien dapat menyebutkan kegiatan fisik yang biasa dilakukan klien 2. klien dapat menyebutkan kegiatan fisik yang dapat mencegah perilaku kekerasan 3. klien dapat mendemonstrasikan dua kegiatan fisik yang dapat mencegah perilaku kekerasan C. Kriteria anggota kelompok Terapi aktivitas kelompok jenis ini digunakan pada klien dengan Perilaku Kekerasan.
D. Proses seleksi - Identifikasi klien yang masuk dalam criteria - Klien dapat diajak bekerjasama dengan perawat ruangan - Membuat kontrak dengan klien
E. Uraian struktur kegiatan 1. Hari/ tanggal : Kamis / 22 Mei 2014 2. Tempat kegiatan : di wisma Nuri 3. Waktu kegiatan : Pukul (10.00-10.40) 4. Metode kegiatan : - Diskusi dan Tanya jawab - Bermain peran/ simulasi 5. Anggota kelompok : - Tn. A - Tn. U - Tn. I - Tn. I - Tn. J F. Media Dan Alat Media dan alat atau perlengkapan yang di butuhkan dalam kegiatan TAK adalah : Alat 1. Spidol 2. Papan tulis/ white board / flipchart Adapun metode yang digunakan yaitu : - Diskusi dan Tanya jawab
G. Pengorganisasian Kelompok 3. Leader : Rika gusneri 4. Co leader : Dilla Seprima 5. Observer : Mike Sutia Mainingsih 6. Fasilitator : - Amirul Adly - Desi Lolita - Ulfa Lestari - Mike Artasari - Leli Triwahyuni - Paramita Amelia - Roery Febrina Edwart - Wiria Karva Utami Perilaku pemimpin/terapis yang di harapkan : a. Perilaku yang di tampilkan oleh leader (peran leader) : 1. Menyusun rencana aktivitas kelompok (proposal) 2. Mengarahkan kelompok dalam mencapai tujuan 3. Menfasilitasi setiap anggota untuk menekspresikan perasaan, mengajukan pendapat dan memberikan umpan balik 4. Sebagi role model 5. Memotivasi anggota untuk mengemukakan pendapat dan memberikan umpan balik b. Perilaku yang di tampilkan oleh Co-leader (peran Co-leader) : 1. Membantu leader dalam mengorganisir anggota kelompok 2. Membuka acara. 3. Mendampingi Leader. 4. Mengambil alih posisi leader jika leader bloking. 5. Menyerahkan kembali posisi kepada leader. 6. Menutup acara diskusi. c. Perilaku yang di tampilkan oleh observer (peran observer) : 1. Mengobservasi setiap respon klien 2. Mencatat semua proses yang terjadi dan semua perubahan perilaku klien 3. Memberikan umpan balik pada klien d. Perilaku yang di tampilkan oleh fasilitator (peran fasilitator) : 1. Membantu leader memfasilitasi anggota untuk berperan aktif dan memotivasi anggota. 2. Ikut serta dalam kegiatan kelompok. 3. Memberikan stimulus dan motivator pada anggota kelompok untuk aktif mengikuti jalannya therapy. e. Perilaku anggota yang di harapkan : 1. Seluruh anggota kelompok dapat mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai 2. Anggota dapat ikut serta dalam seluruk kegiatan TAK 3. Anggota kelompok berperilaku tenang selama kegiatan berlangsung 4. Anggota mampu mengikuti dan mengungkapkan pendapat atau memberikan umpan balik di setiap kegiatan 5. Tidak ada permasalahan yang tidak diinginkan terjadi selama kegiatan, terkait dengan perilaku anggota
H. Setting tempat 1. Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaram 2. Tempat tenang dan nyaman
Keterangan: :Presenter : Fasilitator :Moderator :Observer : Audien : Meja
I. Mekanisme Kegiatan Tak NO WAKTU KEGIATAN TERAPIS KEGIATAN PESERTA 1. 10 menit Pelaksanaan a. Orientasi 1. Salam terapeutik - Terapis mengucapkan salam - Memperkenalkan terapis dan pembimbing(jika ada) 2. Evaluasi / validasi - Menanyakan perasaan klien saat ini
3. Kontrak - Menjelaskan tujuan kegiatan - Membuat kontrak waktu kegiatan - Menjelaskan aturan main
- Menjawab salam - Mendengarkan dan memperhatikan
- Menjawab pertanyaan
- Mendengarkan dan memperhatikan 2. 20 menit b. Kerja 1. Melaksanakan kegiatan sesuai denga aturan main sbb : - Semua klien harus memperkenalkan diri, menyebutkan nama, nama panggilan dan hobi. - Semua menyanyikan lagu konsentrasi, konsentrasi dimulai saya(menyebutkan nama) contoh: HERI(menyebutkan nama klien yang lain). permainan ini membutuhkan konsentrasi, jika klien telat menyebutkan nama teman klien
- Megikuti kegiatan sesuai aturan main
maka klien harus mendapatkan hukuman. Dan klien harus mendemonstrasikan salah satu cara marah yang sehat : tarik napas dalam, memukul bantal, senam, dan menyanyi. - Ulangi langkah a dan b sampai semua anggota kelompok mendapat giliran. - menanyakan perasaan klien setelah mempraktikan cara penyaluran kemarahan - Beri pujian dan ajak klien bertepuk tangan setiap keberhasilan anggota kelompok.
- Melaksanakan antisipasi masalah yang di tentukan terapis (jika ada)
3. 10 menit c. Terminasi a. Evaluasi 1. terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti terapi 2. terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok b. Tindak lanjut 1. menyepakati kegiatan terapi aktivitas kelompok yang akan datang 2. menyepakati waktu dan tempat 1.
- Menyetujui / memberi pendapat tentang rencana selanjutnya.
J. Proses Evaluasi a. Evaluasi Struktur 1. Kondisi lingkungan tenang, dilakukan ditempat tertutup dan memungkinkan klien untuk berkonsentrasi terhadap kegiatan 2. Posisi tempat dilantai menggunakan tikar 3. Peserta sepakat untuk mengikuti kegiatan 4. Alat yang digunakan dalam kondisi baik 5. Leader, Co-leader, Fasilitator, observer berperan sebagaimana mestinya. b. Evaluasi Proses 1. Leader dapat mengkoordinasi seluruh kegiatan dari awal hingga akhir. 2. Leader mampu memimpin acara. 3. Co-leader membantu mengkoordinasi seluruh kegiatan. 4. Fasilitator mampu memotivasi peserta dalam kegiatan. 5. Fasilitator membantu leader melaksanakan kegiatan dan bertanggung jawab dalam antisipasi masalah. 6. Observer sebagai pengamat melaporkan hasil pengamatan kepada kelompok yang berfungsi sebagai evaluator kelompok 7. Peserta mengikuti kegiatan yang dilakukan dari awal hingga akhir c. Evaluasi Hasil Diharapkan dari kelompok mampu : 1. klien dapat menyebutkan kegiatan fisik yang biasa dilakukan klien 2. klien dapat menyebutkan kegiatan fisik yang dapat mencegah perilaku kekerasan 3. klien dapat mendemonstrasikan dua kegiatan fisik yang dapat mencegah perilaku kekerasan
K. Evaluasi Dan Dokumentasi a. Evaluasi Evaluasi dilakukan saat proses terapi aktivitas kelompok berlangsung, khususnya pada tahap kerja. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai tujuan terapi kelompok. Untuk terapi aktivitas kelompok stimulasi persepsi : perilaku kekerasan, kemampuan yang diharapkan adalah 2 kemampuan mengontrol perilaku kekerasan secara fisik. Format evaluasi sebagai berikut:
Stimulasi Persepsi : Perilaku Kekerasan Kemampuan mencegah perilaku kekerasan fisik No Nama klien Mempraktikan cara fisik pertama Mempraktikan cara fisik kedua 1. 2. 3. 4. 5.
Petunjuk: 1. Tulis nama panggilan klien yang mengikuti TAK 2. Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan mempraktikan dua cara fisik untuk mencegah perilaku kekerasan. Beri tanda jika klien mampu atau tanda jika klien tidak mampu b. Dokumentasi Dokumentasikan kemampuan yang dinilai klien saat terapi pada catatan proses keperawatan tiap-tiap klien.
PENUTUP Demikian proposal ini kami buat, Apabila ada kekurangan dari penulisan mohon kritik dan saran yang bersifat membangun untuk perbaikan proposal ini.semoga dapat berguna bagi kita semua. atas perhatian dan dukungan serta partisipasi dalam kegiatan ini, kami ucakan terima kasih.
Padang,21 Mei 2014 Ketua kelompok
(Dilla Seprima) Disetujui oleh
Pembimbing Akademik Pembimbing klinik
() (Ns. BASMANELLY M,Kep. Sp.Kep.J) NIP. NIP.
DAFTAR PUSTAKA
Keliat,Budi Anna dan Akemat. (2005). Keperawatan Jiwa: Terapi Aktivitas Kelompok. Jakarta:EGC Stuart, (2006). Buku saku keperawatan jiwa, edisi: 6. jakarta: EGC. Stuart, Gail Wiscart & Sandra J. Sundeen. 2006. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Edisi 3. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. http://wirahmanputra.wordpress.com/2011/03/10/proposal-terapi-aktivasi-kelompok-stimulasi- persepsi-sensori-halusinasi/ http://upsoul.wordpress.com/kesehatan/proposal-tak-Persepsi-umum/