Anda di halaman 1dari 16

Bahan kimia dalam kehidupan sehari- hari

Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi telah menghasilkan produk-produk


industri yang dapat memenuhi kebutuhan manusia sehari-hari. Bahan kimia yang telah diketahui
manfaatnya dikembangkan dengan cara membuat produk-produk yang berguna untuk
kepentingan manusia dan lingkungannya. Oleh karena itu, kita perlu mengetahui jenis, sifat-sifat,
kegunaan, dan efek samping dari setiap produk yang kita gunakan atau kita lihat sehari-hari.
Bahan kimia dalam kehidupan sehari-hari dapat dikelompokkan berdasarkan bagan dibawah ini:

Banyak ragam bahan kimia yang ada dalam kehidupan sehari-hari. Beberapa kelompok
bahan kimia yang dimaksud, di antaranya adalah:
1. pembersih;
2. pemutih pakaian;
3. pewangi;
4. pestisida;
1. Pembersih
Dalam kehidupan sehari-hari, kita mengenal berbagai bahan kimia pembersih, di antaranya
sabun dan detergen.
Adapun jenis bahan kimia yang dapat digunakan sebagai pembersih antara lain:
pembersih badan,
pembersih rambut,
pembersih motor dan mobil,
pembersih piring,
pembersih baju,
pembersih lantai
Kita perlu hati-hati dalam memilih bahan pembersih, bahan tersebut jangan sampai menimbulkan
pengaruh yang buruk terhadap lingkungan. Beberapa jenis detergen sukar diuraikan oleh
pengurai. Jika detergen ini bercampur dengan air tanah yang dijadikan sumber air minum
manusia atau binatang ternak maka air tanah tersebut akan membahayakan kesehatan. Oleh
karena itu, sebaiknya memilih detergen yang limbahnya dapat diuraikan oleh mikrorganisme
(biodegradable). Pengaruh buruk yang dapat ditimbulkan oleh pemakaian detergen yang tidak
selektif atau tidak hati-hati adalah:
Menimbulkan limbah rumah tangga berupa busa.
Busa yang ditimbulkan sabun dapat diuraikan oleh mikroorganisme yang ada dalam tanah
sedangkan busa yang dihasilkan dari detergen sulit diuraikan oleh mikroorganisme di dalam
tanah
Pencegahannya
Pencegahan yang dapat dilakukan antara lain sebagai berikut.
Menggunakan detergen dengan konsentrasi yang encer dan kadar ABS yang rendah.
Menggunakan detergen yang mudah terurai, seperti sodium dodesil sulfat (SDS).
Menyimpan sabun pada tempat yang benar sehingga jauh dari jangkauan anak.

2. Pemutih
Pemutih biasanya dijual dalam bentuk larutannya dan digunakan untuk menghilangkan
kotoran atau noda berwarna yang sukar dihilangkan dengan hanya menggunakan sabun atau
detergen. Larutan pemutih yang dijual di pasaran biasanya mengandung bahan aktif natrium
hipoklorit (NaOCl) sekitar 5%. Selain digunakan sebagai pemutih dan membersihkan noda, juga
digunakan untuk desinfektan (membasmi kuman). Pada umumnya, bahan pemutih yang dijual di
pasaran sudah aman untuk dipakai selama pemakaiannya sesuai dengan petunjuk. Selain dengan
noda, zat ini juga bisa bereaksi dengan zat warna pakaian sehingga dapat memudarkan warna
pakaian. Oleh karena itu, pemakaian pemutih ini harus sesuai petunjuk.
- Bagaimana pemutih dapat menghilangkan kotoran yang membandel pada pakaian putih?
- Dalam bahan pemutih mengandung hipoklorit Ca(ClO2) yang biasanya dikenal kaporit, dan
larutan pemutih mengandung natrium hipoklorit (NaClO). Bahan pemutih akan mengoksidasi
kotoran sehingga kotoran tersebut akan larut dalam air
Efek Samping Penggunaan Pemutih
Bahan pemutih pakaian umumnya mengandung senyawa klorin yang dapat merusak serat
kain dan warna pakaian.
- Senyawa klorin juga dapat menyebabkan iritasi pada kulit.
- Bahan pemutih kulit yang mengandung merkuri atau raksa yang berlebihan dapat merusak
sistem saraf
Pencegahannya
Pencegahan yang dapat dilakukan untuk dari penggunaan pemutih, antara lain:
- Hindari penggunaan jenis pemutih yang mengandung merkuri.
- Hanya menggunakan produk pemutih jika kotoran atau noda sulit dihilangkan oleh sabun atau
detergen.

Contoh beberapa bahan kimia dalam rumah tangga


3. Pewangi
Pewangi merupakan bahan kimia lain yang erat kaitannya dengan kehidupan kita sehari-
hari. Kita dapat memperoleh bahan pewangi dari bahan alam maupun sintetik. Selain zat yang
menimbulkan aroma wangi, pewangi yang dijual di pasaran biasanya mengandung zat-zat lain,
seperti alcohol untuk pewangi yang berbentuk cair dan tawas untuk pewangi yang berbentuk
padat.
Selain alkohol, masih terdapat beragam zat tambahan lainnya yang sengaja ditambahkan ke
dalam pewangi agar parfum mudah disemprotkan (zat tersebut berfungsi sebagai propelan). Di
antara zat-zat tambahan yang dapat berfungsi sebagai propelan tersebut ada yang dapat
mencemari lingkungan. Propelan tertentu jika lepas ke udara kemudian masuk ke atmosfer
bagian atas akan dapat merusak lapisan ozon. Selain itu juga berdampak pada kesehatan manusia
antara lain mengiritasi mata, hidung, tenggorok, kulit, mengakibatkan mual, pusing, perdarahan,
hilang ingatan, kanker, dan tumor, kerusakan hati, menyebabkan iritasi ringan hingga menengah
pada paru-paru, termasuk gejala seperti asma.

4. Pestisida
Bahan kimia jenis pestisida erat sekali dengan kehidupan para petani. Pestisida dipakai
untuk memberantas hama tanaman sehingga tidak mengganggu hasil produksi pertanian.
Pestisida yang biasa digunakan para petani dapat digolongkan menurut fungsi dan sasaran
penggunaannya, yaitu:
a. Insektisida, yaitu pestisida yang digunakan untuk memberantas serangga, seperti belalang,
kepik, wereng, dan ulat.
b. Fungisida, yaitu pestisida yang dipakai untuk memberantas dan mencegah pertumbuhan jamur
atau cendawan.
c. Bakterisida, yaitu pestisida untuk memberantas bakteri atau virus.
d. Rodentisida, yaitu pestisida yang digunakan untuk memberantas hama tanaman berupa hewan
pengerat, seperti tikus.
e. Herbisida, yaitu pestisida yang digunakan untuk membasmi tanaman pengganggu (gulma),
seperti alang-alang, rerumputan, dan eceng gondok.

Efek Samping Penggunaan Produk Pembasmi Serangga
Produk pembasmi serangga beraerosol dapat menyebabkan penipisan lapisan ozon stratosfer.
Penipisan ozon akan meningkatkan jumlah penderita penyakit kanker kulit secara signifikan,
termasuk melanoma ganas, dan pengidap katarak.
Dapat merusakkan produk pertanian. Anti nyamuk termasuk kelompok pestisida (pembasmi
hama), sehingga obat antinyamuk juga mengandung racun.

Alternatif
1. Tidak menggunakan pestisida yang mengandung bahan kimia yang seperti senyawa karbamat,
fosfat, dan klorin.
2. Penggunaan pestisida organic dan biopestisida (musuh alami).
3. Pemanfaatn teknologi terkini.





ZAT ADITIF DALAM BAHAN MAKANAN
Beberapa bahan kimia yang ada pada makanan

Zat Aditif
Zat aditif adalah bahan kimia yang dicampurkan ke dalam makanan yang bertujuan untuk
meningkatkan kualitas makanan, menambahkan kelezatan, dan mengawetkan makanan.
Fungsinya di antaranya
1. Antioksidan dan antioksidan sinergis
2. Pengasam, penetral
3. Pemanis buatan
4. Pemutih dan pematang
5. Penambah gizi
6. Pengawet
7. Pengemulsi (pencampur)
8. Pemantap dan pengental
9. Pengeras
10. Pewarna alami dan sintetis
11. Penyedap rasa dan aroma, dan lainnya.

Zat aditif makanan dapat dikelompokkan menjadi dua golongan, yaitu:
1. zat aditif yang berasal dari sumber alami, seperti lesitin dan asam sitrat;
2 zat aditif sintetik dari bahan kimia yang memiliki sifat serupa dengan bahan alami yang sejenis,
baik susunan kimia maupun sifat/fungsinya, seperti amil asetat dan asam askorbat.
Berdasarkan fungsinya, baik alami maupun sintetik, zat aditif dapat dikelompokkan sebagai zat
pewarna, pemanis, pengawet, dan penyedap rasa.

Bahan Penyedap Alami
Bahan penyedap alami yang sering digunakan untuk menimbulkan rasa gurih pada makanan,
antara lain
santan kelapa,
susu sapi, dan
kacang-kacangan.
Bahan penyedap lainnya yang biasa digunakan sebagai bumbu masakan, antara lain
lengkuas, ketumbar,
cabai, kayu manis, dan pala

Bahan Pemanis Alami
Zat pemanis alami yang biasa digunakan, dibedakan menjadi dua, yaitu sebagai berikut :
Pemanis nutritif
Pemanis nonnutritif

Pemanis nutritif
Pemanis nutritif adalah pemanis alami yang menghasilkan kalori.
Pemanis nutritif berasal dari tanaman (sukrosa/gula tebu, gula bit, xylitol dan fruktosa), dari
hewan (laktosa, madu), dan dari hasil penguraian karbohidrat (sirop glukosa, dekstrosa, sorbitol).
Kelebihan pemanis ini dapat mengakibatkan obesitas, karena kandungan kalorinya yang tinggi.
Pemanis nonnutritif
Pemanis nonnutritif adalah pemanis alami yang tidak menghasilkan kalori. Pemanis nonnutritif
berasal dari tanaman (steviosida), dan dari kelompok protein.

Bahan Pengawet Alami
Bahan pengawet alami yang sering digunakan adalah :
Garam,
Cuka
Gula
Bahan pengawet alami ini digunakan untuk mengawetkan makanan agar selalu berada dalam
kondisi baik.

Bahan Pewarna Alami
Pernahkah kamu makan nasi kuning? Dari mana asalnya warna kuning pada nasi kuning?
Bahan pewarna alami lain yang juga sering digunakan, antara lain seperti berikut:
Warna kuning itu berasal dari bumbu masakan yang disebut kunyit.
Daun pandan dan daun suji untuk menghasilkan warna hijau;
Gula merah dan karamel untuk menghasilkan warna cokelat;
Cabai, tomat, dan paprika untuk menghasilkan warna merah.

Bahan Pewarna Buatan
Bahan pewarna yang masih diperbolehkan untuk dipakai yaitu
amarant (pewarna merah)
tartrazine (pewarna kuning)
erythrosine (pewarna merah)
fast green FCF (pewarna hijau)
sunset yellow (pewarna kuning)
brilliant blue (pewarna biru).
Penggunaan Yang Berlebihan
Penggunaan tartrazine yang berlebihan dapat menyebabkan reaksi alergi, asma, dan hiperaktif
pada anak
Penggunaan erythrosine yang berlebihan dapat menyebabkan reaksi alergi pada pernapasan,
hiperaktif pada anak, tumor tiroid pada tikus, dan efek kurang baik pada otak dan perilaku.
Penggunaan Fast Green FCF secara berlebihan dapat menyebabkan reaksi alergi dan produksi
tumor.
penggunaan sunset yellow yang berlebihan dapat menyebabkan radang selaput lendir pada
hidung, sakit pinggang, muntah-muntah, dan gangguan pencernaan.

Bahan Pemanis Buatan
Pemanis buatan adalah bahan tambahan makanan buatan yang ditambahkan pada makanan atau
minuman untuk menciptakan rasa manis.
Bahan pemanis buatan ini sama sekali tidak mempunyai nilai gizi.
Contoh pemanis buatan antara lain sakarin, siklamat dan aspartam.
Penggunaaanya
Aspartam banyak digunakan sebagai pemanis dalam permen dan berbagai jenis makanan olahan.
Makanan olahan yang biasa menggunakan pemanis buatan antara lain
Sirop
Es mambo
Kue atau roti

Bahan Pengawet Buatan
Menurutmu adakah makanan dalam kemasan tanpa menggunakan bahan pengawet?
Pengertian
Bahan pengawet adalah bahan tambahan makanan yang mencegah atau menghambat fermentasi,
pengasaman, atau peruraian lain terhadap makanan yang disebabkan oleh mikroorganisme.
zat pengawet dibedakan menjadi tiga macam, yaitu
GRAS (Generally Recognized as Safe) yang umumnya bersifat alami, sehingga aman dan tidak
berefek racun sama sekali.
ADI (Acceptable Daily Intake), yang selalu ditetapkan batas penggunaan hariannya (daily
intake) guna melindungi kesehatan konsumen.
Zat pengawet yang memang tidak layak dikonsumsi atau berbahaya seperti boraks, formalin, dan
rhodamin-B.
Beberapa bahan pengawet diperbolehkan untuk dipakai, namun kurang aman jika digunakan
secara berlebihan.
Kalsium Benzoat
Sulfur Dioksida (SO2)
Kalium Nitrit
Kalsium Propionat/Natrium Propionat
Asam Sorbat
Natrium Metasulfat
Adapun bahan-bahan pengawet yang tidak aman dan berbahaya bagi kesehatan, antara lain
sebagai berikut:
Natamysin (mual, muntah )
Kalium Asetat (rusaknya fungsi ginjal )
Butil Hidroksi Anisol (BHA) (penyakit hati dan memicu kanker )

Bahan Penyedap Buatan
Zat penyedap buatan dibedakan menjadi dua macam:
zat penyedap aroma dan
zat penyedap rasa.
Zat Penyedap Aroma Buatan
Berasal dari senyawa golongan ester, antara lain oktil asetat (aroma buah jeruk), iso amil asetat
(aroma buah pisang), dan iso amil valerat (aroma buah apel).
Zat penyedap rasa
Banyak digunakan adalah monosodium glutamate (MSG) atau lebih populer dengan nama vetsin dengan
berbagai merek yang beredar di pasar.


1) Bahan Pembersih
Pembersih adalah bahan yang berfungsi untuk membantu mengangkat dan melarutkan
kotoran yang melekat pada suatu benda. Kita dapat mengelompokkan bahan kimia
sebagai pembersih berdasarkan kemasannya masing-masing. Bahan kimia utama
dalam pembersih sering disebut sebagai bahan aktif. Bahan aktif ini berfungsi sebagai
surfaktan. Selain bahan kimia utama tersebut tentu saja masing-masing produk
pembersih mendapatkan tambahan bahan-bahan yang dapat mengoptimalkan fungsi
produk tersebut sesuai dengan tujuan penggunaannya. Misalnya air, aroma, pengental,
alkohol, garam dapur, minyak atsiri, mineral, bahan pencemerlang, bahan untuk
mempertahankan warna, penguat (builder), pelembut, pewarna, pewangi, pengawet,
dan sebagainya.

a) Sabun
Sabun
Lebih dari 2.000 tahun yang lalu orang sudah mengenal sabun. Orang pada saat itu
mengenal sebuah proses yang disebut saponifikasi. Saponifikasi adalah reaksi antara
minyak atau lemak, baik yang berasal dari tumbuh-tumbuhan (nabati) maupun yang
berasal dari hewan (hewani) dengan basa-basa tertentu yang dihasilkan dari abu
(alkali) tumbuh-tumbuhan (natrium hidoksida dan kalium hiodroksida). Reaksi ini
ternyata dapat menghasilkan sebuah senyawa yang dapat digunakan untuk
membersihkan kotoran yang kemudian dikenal sebagai sabun. Berdasarkan kandungan
basa yang terdapat di dalamnya, sabun dapat digolongkan menjadi dua macam, yaitu
sabun lunak dan sabun keras.

b) Detergen
detergen
Komponen pembersih utama berikutnya adalah detergen. Dewasa ini hampir semua
jenis pembersih menggunakan detergen. pembersih yang memiliki daya pembersih
efektif di dalam semua jenis larutan. Bahan dasar detergen adalah alkil benzena
sulfonat atau sering disingkat ABS. Dibandingkan dengan sabun, detergen memiliki
daya cuci lebih baik karena tetap efektif untuk mencuci walaupun dengan
menggunakan air sadah maupun air dingin. Supaya kotoran yang terlepas tidak kembali
menempel, biasanya ditambahkan zat kimia tertentu yang disebut anti-redeposisi.
Contoh zat anti-redeposisi adalah metil karboksi selulosa.
Efek Samping Penggunaan Pembersih
a) Buih detergen yang menumpuk di permukaan sungai akan menghalangi penyerapan
oksigen dari udara ke dalam air sungai. Akibatnya, air sungai akan mengalami
penurunan kadar oksigen yang pada gilirannya akan menyebabkan satwa yang tinggal
di dalamnya mati.
b) Pertumbuhan ganggang tertentu dan enceng gondok akan meningkat pesat akibat
kadar fosfat yang meningkat di dalam air karena kehadiran detergen. Jika permukaan
air sampai tertutup oleh pertumbuhan jenis tumbuhan air ini maka kesempatan
fitoplankton yang seharusnya mendapatkan sinar matahari yang cukup untuk proses
fotosintesis menjadi terganggu dan akhirnya mati. Akibatnya, banyak satwa air yang
ikut mati karena kehidupannya hanya mengandalkan konsumsi terhadap fitoplankton
yang ada.
c) Jika air yang tercemar oleh detergen digunakan untuk mandi, air tersebut dapat
mengakibatkan iritasi dan gatal-gatal pada kulit yang sensitif.
d) Jika air yang tercemar oleh detergen digunakan untuk memasak atau diminum, air
tersebut dapat mengakibatkan sakit perut, muntahmuntah, diare, dan sebagainya

.

Efek Samping Penggunaan Pewangi
Pada umumnya pewangi yang dikemas dengan bentuk semprot menggunakan bahan
pendorong (propelan) dari golongan kloro fluoro karbon (CFC). Bahan kimia inilah yang
dapat mengakibatkan kebocoran lapisan ozon. Selain itu, kebocoran lapisan ozon dapat
menyebabkan efek negatif bagi kesehatan manusia. Penyakit-penyakit yang dapat
timbul akibat kebocoran lapisan ozon antara lain penyakit kanker kulit dan katarak.
Sampai saat ini penyakit kanker merupakan salah satu penyakit yang sulit
disembuhkan.

4) Pembasmi Serangga (Insektisida)
Pembasmi Serangga
Bahan-bahan kimia yang terdapat di dalam obat pembasmi serangga antara lain
sebagai berikut: (a). Organoklor. Contoh: aldrin, dieldrin, lindan, dan DDT (dikloro difenil
trikloroetana) yang kini dilarang penggunaannya. (b). Organofosfat. Contoh: malation,
diaziton, fention, dan metil atau etil paration. (c). Antikoagulan. Contoh: wartarin,
kumaklor, dan kumarin. (d). Zinkfosfida. (e). Karbamat. Contoh: propoksur, BPMC, dan
karbofonun. ()f. Arsen. Contoh: arsen pentoksida.

Fungsi pemakaian obat pembasmi serangga pada umumnya meliputi tiga hal, yaitu
mengusir, membasmi, atau mengusir sekaligus membasmi. Bagi para petani, kehadiran
serangga dapat membawa masalah baru karena dapat mengganggu hasil panen
mereka. Insektisida digunakan untuk mengusir hama tanaman yang berupa serangga
seperti walang sangit, wereng, kepik, dan sebagainya.

Efek Samping Penggunaan Pembasmi Serangga
Penggunaan insektisida sebaiknya disesuaikan dengan keperluannya saja. Pemakaian
bahan kimia jenis ini bila berlebihan dan tidak hati-hati justru dapat membahayakan
manusia. Efek negative dari pemakaian insektisida yang berlebihan atau pemakaian
yang tidak hati-hati antara lain adalah keracunan yang dapat merenggut jiwa.
Insektisida yang masuk ke perairan akan menimbulkan pencemaran air. Hal ini akan
mengakibatkan terbunuhnya binatang-binatang air.Jika tumbuh-tumbuhan atau daging
hewan yang tercemar tersebut dikonsumsi oleh manusia, akibatnya bisa fatal. Orang
yang mengonsumsi dapat keracunan bahkan dapat terkena kanker yang berisiko
kematian.


Zat Aditif dalam Bahan Makanan

A. Pengertian Zat Aditif Makanan
Zat aditif makanan adalah zat yang ditambahkan dan dicampurkan pada waktu pengolahan
makanan. Masuknya zat-zat aditif ini mungkin terjadi saat pengolahan, pengemasan, atau sudah
terbawa oleh bahan-bahan kimia yang dipakai.

B. Fungsi zat aditif makanan
(1) Memperbaiki kualitas atau gizi makanan, (2) Memperbaiki tampilan makanan, membuat
makanan tampak lebih menarik, (3) Meningkatkan cita rasa makanan, (4) Membuat makanan
menjadi lebih tahan lama atau tidak cepat basi dan busuk.

C. Pengelompokan Zat Aditif berdasarkan Cara Memperoleh
(1) Zat aditif yang berasal dari sumber alami, seperti lesitin dan asam sitrat, (2) Zat aditif sintetik
dari bahan kimia yang memiliki sifat serupa dengan bahan alami yang sejenis, baik susunan
kimia maupun sifat/fungsinya, seperti amil asetat dan asam askorbat.

D. Pengelompokan Zat Aditif berdasarkan Fungsi

1) Zat Pewarna, digunakan agar makanan terlihat lebih segar dan menarik sehingga
menimbulkan selera orang untuk memakannya.

Pewarna Alami: Daun Suji (hijau), Kunyit (kuning), Wortel (jingga)
a) Zat pewarna alami, dibuat dari ekstrak bagian-bagian tumbuhan tertentu, misalnya warna
hijau dari daun pandan atau daun suji, warna kuning dari kunyit, warna cokelat dari buah cokelat,
warna merah dari daun jati, dan warna kuning merah dari wortel.


b) Zat pewarna sintetik, dibuat dari bahan-bahan kimia. Dibandingkan dengan pewarna alami,
pewarna sintetik memiliki beberapa kelebihan, yaitu memiliki pilihan warna yang lebih banyak,
mudah disimpan, dan lebih tahan lama. Zat pewarna sintetik yang bukan untuk makanan dan
minuman (pewarna tekstil) dapat membahayakan kesehatan apabila masuk ke dalam tubuh
karena bersifat karsinogen (penyebab penyakit kanker).

Berdasarkan sifat kelarutannya, zat pewarna makanan dikelompokkan menjadi dye dan lake. Dye
merupakan zat pewarna makanan yang umumnya bersifat larut dalam air. Dye biasanya dijual di
pasaran dalam bentuk serbuk, butiran, pasta atau cairan. Lake merupakan gabungan antara zat
warna dye dan basa yang dilapisi oleh suatu zat tertentu. Karena sifatnya yang tidak larut dalam
air maka zat warna kelompok ini cocok untuk mewarnai produk-produk yang tidak boleh terkena
air atau produk yang mengandung lemak dan minyak.

2) Zat Pemanis, berfungsi untuk menambah rasa manis pada makanan dan minuman.
a) Zat pemanis alami, diperoleh dari tumbuhan, seperti kelapa, tebu, dan aren ataupun pada
buah-buahan dan madu, berfungsi juga sebagai sumber energi. Jika kita mengonsumsi pemanis
alami secara berlebihan, kita akan mengalami risiko kegemukan.

b) Zat pemanis buatan atau sintetik, tidak dapat dicerna oleh tubuh manusia sehingga tidak
berfungsi sebagai sumber energi. Oleh karena itu, orang-orang yang memiliki penyakit kencing
manis (diabetes melitus) biasanya mengonsumsi pemanis sintetik sebagai pengganti pemanis
alami. Pemanis buatan memiliki tingkat kemanisan yang lebih tinggi dibandingkan pemanis
alami.
Contoh pemanis sintetik, yaitu sakarin, natrium siklamat, magnesium siklamat, kalsium siklamat,
aspartam dan dulsin. Penggunaan sakarin yang berlebihan selain akan menyebabkan rasa
makanan terasa pahit juga merangsang terjadinya tumor pada bagian kandung kemih. Contoh
lain, garam-garam siklamat pada proses metabolisme dalam tubuh dapat menghasilkan senyawa
sikloheksamina yang bersifat karsinogenik (senyawa yang dapat menimbulkan penyakit kanker).
Garam siklamat juga dapat memberikan efek samping berupa gangguan pada sistem pencernaan
terutama pada pembentukan zat dalam sel.

3) Zat Pengawet, sengaja ditambahkan pada bahan makanan dan minuman agar makanan dan
minuman tersebut tetap segar, bau dan rasanya tidak berubah, atau melindungi makanan dari
kerusakan akibat membusuk atau terkena bakteri/jamur.
a) Zat pengawet alami, berasal dari alam, contohnya gula (sukrosa) yang dapat dipakai untuk
mengawetkan buah-buahan (manisan) dan garam dapur yang dapat digunakan untuk
mengawetkan ikan.


b) Zat pengawet sintetik atau buatan, merupakan hasil sintesis dari bahan-bahan kimia.
Contohnya, asam cuka dapat dipakai sebagai pengawet acar dan natrium propionat atau kalsium
propionat dipakai untuk mengawetkan roti dan kue kering. Garam natrium benzoat, asam sitrat,
dan asam tartrat juga biasa dipakai untuk mengawetkan makanan. Zat pengawet lainnya yaitu
natrium nitrat atau sendawa (NaNO3) yang berfungsi untuk menjaga agar tampilan daging tetap
merah. Asam fosfat yang biasa ditambahkan pada beberapa minuman penyegar juga termasuk
zat pengawet. Pemakaian pengawet formalin untuk mengawetkan makanan, seperti bakso, ikan
asin, tahu, dan makanan jenis lainnya dapat menimbulkan risiko kesehatan. Ada juga boraks,
Pengawet ini bersifat desinfektan atau efektif dalam menghambat pertumbuhan mikroba
penyebab membusuknya makanan serta dapat memperbaiki tekstur makanan sehingga lebih
kenyal dan hanya boleh dipergunakan untuk industri nonpangan, seperti dalam pembuatan gelas,
industri kertas, pengawet kayu, dan keramik. Boraks dapat menimbulkan gangguan pada sistem
saraf, ginjal, hati, dan kulit; gejala pendarahan di lambung dan gangguan stimulasi saraf pusat;
terjadinya komplikasi pada otak dan hati; menyebabkan kematian jika ginjal mengandung boraks
sebanyak 36 gram.

4) Zat Penyedap Cita Rasa
a) Zat penyedap cita rasa yang berasal dari alam, misalnya: daun pandan, daun salam, daun
jeruk untuk pewangi. Potongan-potongan tulang untuk rasa daging. Sari buah memiliki rasa
buah. Terasi, bawang merah, bawang putih untuk penyedap.



b) Zat penyedap cita rasa yang berasal dari hasil sintesis: (a) Oktil asetat, makanan akan
terasa dan beraroma seperti buah jeruk jika dicampur dengan zat penyedap ini; (b) Etil butirat,
akan memberikan rasa dan aroma seperti buah nanas pada makanan; (c) Amil asetat, akan
memberikan rasa dan aroma seperti buah pisang; (d) Amil valerat, jika makanan diberi zat
penyedap ini maka akan terasa dan beraroma seperti buah apel.

Penyedap sintetik yang sangat populer di masyarakat adalah vetsin atau MSG
(mononatrium glutamat). Di pasaran, senyawa tersebut dikenal dengan beragam merek
dagang, misalnya Ajinomoto, Miwon, Sasa, Royco, Maggi, dan lain sebagainya. MSG
merupakan garam natrium dari asam glutamat yang secara alami terdapat dalam
protein nabati maupun hewani. Daging, susu, ikan, dan kacangkacangan mengandung
sekitar 20% asam glutamat. Oleh karena itu, tidak mengherankan bila kita
mengkonsumsi makanan yang mengandung asam glutamat akan terasa lezat dan gurih
meski tanpa bumbu-bumbu lain. Keunikan dari MSG adalah bahwa meskipun tidak
mempunyai cita rasa, tetapi dapat membangkitkan cita rasa komponen-komponen lain
yang terkandung dalam bahan makanan. Sifat yang semacam itu disebut dengan taste
enhancer (penegas rasa).

Suatu zat aditif dapat saja memiliki lebih dari satu fungsi. Seringkali suatu zat aditif, khususnya
yang bersifat alami memiliki lebih dari satu fungsi. Contohnya, gula alami biasa dipakai sebagai
zat aditif pada pembuatan daging dendeng. Gula alami tersebut tidak hanya berfungsi sebagai
pemanis, tetapi juga berfungsi sebagai pengawet. Contoh lain adalah daun pandan yang dapat
berfungsi sebagai pemberi warna pada makanan sekaligus memberikan rasa dan aroma khas pada
makanan.


Hasil Penyelidikan Pengguna Narkoba
Ilustrasi Pengguna Narkoba
Sejak 10 tahun terakhir, penggunaan narkotika dan obat berbahaya
(narkoba) di kalangan masyarakat relative meningkat. Pengguna
narkoba sudah merambah pada seluruh lapisan masyarakat mulai
pejabat hingga rakyat biasa. Penyalahgunaan narkoba tidak hanya
dilakukan di kota-kota besar tetapi sudah merambah ke kota-kota
kecil dan bahkan pedesaan. Hasil survei tes urine terhadap 1.092
siswa SMU dari 64 sekolah menunjukkan bahwa 35% (290 siswa)
menjadi pecandu narkoba. Penelitian lain menunjukkan peningkatan
yang tajam pengguna narkoba di kalangan mahasiswa yaitu dari 366
pada tahun 1996 menjadi 1.677 pada tahun 1999.

B. Arti Zat Adiktif dan Psikotropika
Zat Adiktif dan Psikotropika yang dalam istilah sehari-hari
dikenal dengan nama Narkoba (narkotika dan obat berbahaya) atau
NAPZA (narkotika, psikotropika, dan zat adiktif) adalah zat atau
obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetik
maupun semisintetik, yang apabila dimakan, diminum,
dihisap/dihirup, atau dimasukkan (disuntikkan) ke dalam tubuh
manusia dapat menurunkan kesadaran atau perubahan kesadaran,
hilangnya rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan dalam
berbagai golongan dan tingkatan. Psikotropika adalah obat keras
tertentu bukan narkotika yang diperlukan dalam pengobatan, namun
dapat pula menimbulkan ketergantungan psikis dan fisik yang
sangat merugikan bila digunakan tanpa pengawasan yang seksama.
Adanya pengawasan yang ketat terhadap peredaran narkotika, maka
psikotropika dijadikan sebagai pengganti. Psikotropika mempunyai
efek dan bahaya yang sama dengan narkotika. Zat psikotropika
yang sering disalahgunakan diantaranya adalah semua minuman yang
mengandung alkohol, heroin, morfin, candu atau opium, ganja,
mariyuana, obat penenang/obat tidur, daun koka, serbuk kokain,
kafein, ekstasi, shabu-shabu, tembakau (mengandung nikotin),
aseton, lem.

C. Dampak Negatif Zat Adiktif dan Psikotropika
Tanaman Opium
1. Golongan Opium, pada pemakaian yang terlalu banyak menyebabkan
pingsan, atau bahkan mati. Jika pecandu menghentikan pemakaian
opium akan menderita penyakit penghentian, dengan tanda-tanda
seperti kejang, muntah, diare, berkeringat dan sukar tidur.
Obat Penenang
2. Obat Penenang (termasuk alkohol), menyebabkan kerusakan hati
dan lambung, otot dan syaraf, daya ingat hilang, gemetar,
ketakutan yang berlebihan, dan terkadang kejang.
3. Obat Perangsang, mengakibatkan gangguan jiwa seperti perasaan
tertekan, ketakutan yang berlebihan, dan rasa curiga.
4. Kanabis dan Obat halusinogen, menunjukkaan gangguan jiwa
seperti acuh tak acuh, kebingungan, dan tertekan.


5. Tembakau (mengandung nikotin), menyebabkan gangguan
kerongkongan dan paru-paru (kanker), jantung (tekanan darah
tinggi), gangguan pada janin, dan kemandulan

D. Ciri-ciri Umum Pecandu NAPZA
NAPZA tergolong zat psikoaktif yaitu zat yang terutama
berpengaruh pada otak sehingga menimbulkan perubahan perilaku,
perasaan, pikiran, persepsi, dan kesadaran. Kelompok zat ini
juga dapat menimbulkan ketagihan atau kecanduan (adiksi) dan
ketergantungan bagi pemakainya. Yang dimaksud ketagihan (adiksi)
adalah gejala untuk meminta terus-menerus untuk memakai atau
menggunakan karena merasa sangat membutuhkan. Seseorang yang
ketagihan ditunjukkan adanya gejala fisik dan mental, dimana
tubuh akan mengadakan reaksi yang menyakitkan di antaranya
sembelit, muntah-muntah, kejang-kejang, dan badan menggigil pada
saat tidak memakai atau menghentikan penggunaan zat psikoaktif.
Pada keadaan yang parah ada yang menjerit-jerit histeris,
menggigit jari, dan berperilaku seperti orang gila. Keadaan ini
dikenal dengan istilah sakau. Pengguna napza akan merasa
kesulitan mengendalikan perilaku serta ingin mengkonsumsi dosis
yang lebih besar, sampai dosis keracunan, dan bahkan sampai over
dosis (melebihi takaran dosis) yang dapat menyebabkan kematian.
Bagi masyarakat awam, tidak mudah mengenali pecandu narkoba,
karena umumnya mereka menyembunyikannya. Ciri-ciri umum pecandu
narkoba adalah:

Kesehatan dan Emosi
(1) Sering menguap padahal tidak mengantuk, (2) Batuk dan pilek
berkepanjangan, (3) Sering pusing, otot kaku, suhu tubuh tidak
normal (demam), (4) Diare, perut melilit, (5) Mata sering
berair dan merah, (6) Sesak napas, (7) Takut air, (8) Mudah
tersinggung, (9) Mulut berbau, (10) Agresif, yang ditandai
dengan sering berkelahi, mabuk, (11) Senang mendengarkan musik
keras-keras, (12) Emosi tidak stabil.

Perubahan Sikap Pribadi
(1) Sering menyendiri, menghindar dari pergaulan, (2)
Menunjukkan sikap acuh, (3) Suka ingkar janji, (4) Malas
mengurus diri, (5) Banyak menghabiskan waktu di kamar mandi, (6)
Jika ditanya sikapnya defensif dan penuh kebencian, (7) Mudah
bertindak dan bersikap kasar kepada orang lain, (8) Sering
berbohong, (9) Terlibat tindak kejahatan (mencuri, mencopet, dan
lainlain)

E. Cara Pencegahan dan Penyembuhan
Narkoba
Cara Pencegahan dan Penyembuhan Masalah penyalahgunaan narkoba
merupakan permasalahan yang kompleks, yang tidak mudah
penanganannya. Banyak korban penyalahgunaan narkoba disebabkan
oleh keluarga yang kurang harmonis, oleh karena itu pengobatan
dan rehabilitasi korban narkoba harus ditekankan pada pembinaan
keluarganya. Banyak dijumpai kasus apabila terdapat anggota
keluarga menjadi korban narkoba, justru dikucilkan dari
keluarga. Hal ini tidak akan dapat menyembuhkan, tetapi
sebaliknya. Dalam hal semacam ini hendaknya keluarga menarik
simpatinya dan memberikan pengertian bahwa penggunaan narkoba
akan berakibat buruk pada pemakainya. Bila akan dilakukan
penyembuhan ke rumah sakit atau pusat rehabilitasi, anggota
keluarganya harus memberikan pengertian kepada korban, sehingga
korban secara sadar memerlukan pengobatan dan rehabilitasi. Hal
ini penting agar setelah sembuh korban tidak terjerumus lagi
pada penyalahgunaan narkoba. Apabila korban adalah siswa
sekolah, maka pihak sekolah (kepala sekolah dan guru) harus
bertindak bijaksana. Pihak sekolah hendaknya tidak serta merta
mengeluarkan siswanya yang terlibat narkoba. Hendaknya diteliti
dahulu penyebabnya, kenapa siswa terlibat narkoba dan segera
memberikan informasi serta berkonsultasi dengan pihak keluarga,
sehingga ditemukan jalan pemecahan yang bijaksana. Korban
narkoba harus diperlakukan sebagai orang sakit yang harus
mendapatkan pertolongan dan bukan penjahat yang harus mendapat
hukuman berat.

F. Psikotropika dalam Bidang Kesehatan
Penggunaan zat adiktif dan psikotropika dalam bidang kesehatan
hanya boleh dilakukan oleh pihak yang berwenang (dokter,
psikiater, atau petugas kesehatan lain) dengan jenis dan dosis
yang terkontrol. Penggunaan jenis obat ini biasanya dilakukan
dalam keadaan mendesak, yaitu jika obat-obat lain tidak bisa
menyembuhkan. Penggunaan obat-obatan yang tergolong NAPZA dalam
bidang kesehatan antara lain adalah.
a. Morfin, terutama digunakan untuk menghilangkan rasa nyeri
yang hebat yang tidak dapat diobati dengan analgetik non
narkotik. Apabila rasa nyeri makin hebat maka dosis yang
digunakan juga makin tinggi. Semua analgetik narkotika dapat
menimbulkan adiksi (ketagihan). Morfin juga digunakan untuk
mengurangi rasa tegang pada penderita yang akan dioperasi.
b. Heroin, merupakan turunan morfin yang berfungsi sebagai
depresant, misalnya meredakan batuk.
c. Barbiturat, terdiri dari pentobarbital dan secobarbital,
sering digunakan untuk menghilangkan rasa cemas sebelum operasi.
d. Amfetamin dan turunannya, digunakan untuk mengurangi
depresi, menambah kewaspadaan, menghilangkan rasa kantuk dan
lelah, menambah keyakinan diri dan konsentrasi, serta euforia.
e. Meperidin, sering juga disebut petidin, demerol, atau
dolantin, digunakan sebagai analgesia. Obat ini tidak efektif
untuk terapi batuk dan diare. Daya kerja meperidin lebih pendek
daripada morfin.
f. Metadon, digunakan sebagai analgesia bagi penderita rasa
nyeri dan digunakan pula untuk terapi pecandu narkotika

Anda mungkin juga menyukai

  • Translate Whiteware
    Translate Whiteware
    Dokumen3 halaman
    Translate Whiteware
    Angga Buledhbuledh Perdana
    Belum ada peringkat
  • Tugas Pak Irman
    Tugas Pak Irman
    Dokumen8 halaman
    Tugas Pak Irman
    Angga Buledhbuledh Perdana
    Belum ada peringkat
  • Makalah Kel. 5 Komposit
    Makalah Kel. 5 Komposit
    Dokumen25 halaman
    Makalah Kel. 5 Komposit
    Angga Buledhbuledh Perdana
    Belum ada peringkat
  • 1.02 Aliran Fluida PDF
    1.02 Aliran Fluida PDF
    Dokumen9 halaman
    1.02 Aliran Fluida PDF
    FajarWidyawan
    0% (1)
  • Photo BioReactor
    Photo BioReactor
    Dokumen6 halaman
    Photo BioReactor
    Bagas AElah Baabss Balinesia
    Belum ada peringkat
  • Daftar Pustak1
    Daftar Pustak1
    Dokumen1 halaman
    Daftar Pustak1
    Angga Buledhbuledh Perdana
    Belum ada peringkat
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Dokumen2 halaman
    Daftar Pustaka
    Angga Buledhbuledh Perdana
    Belum ada peringkat
  • 1.01 Absorpsi
    1.01 Absorpsi
    Dokumen17 halaman
    1.01 Absorpsi
    arieboa
    Belum ada peringkat
  • Persalinan Oleh Non Medis Pms
    Persalinan Oleh Non Medis Pms
    Dokumen9 halaman
    Persalinan Oleh Non Medis Pms
    Decha Pradea Maulina
    Belum ada peringkat
  • Alat Penyaring Nira
    Alat Penyaring Nira
    Dokumen3 halaman
    Alat Penyaring Nira
    Angga Buledhbuledh Perdana
    Belum ada peringkat
  • Henry Eryanto
    Henry Eryanto
    Dokumen17 halaman
    Henry Eryanto
    Angga Buledhbuledh Perdana
    Belum ada peringkat
  • Bab Iv MTK I
    Bab Iv MTK I
    Dokumen13 halaman
    Bab Iv MTK I
    Angga Buledhbuledh Perdana
    Belum ada peringkat
  • Contoh Kasus Nifas
    Contoh Kasus Nifas
    Dokumen14 halaman
    Contoh Kasus Nifas
    Angga Buledhbuledh Perdana
    Belum ada peringkat
  • Soal
    Soal
    Dokumen3 halaman
    Soal
    Angga Buledhbuledh Perdana
    Belum ada peringkat
  • Faktor Makro
    Faktor Makro
    Dokumen1 halaman
    Faktor Makro
    Angga Buledhbuledh Perdana
    Belum ada peringkat
  • Tugas Pak Irman
    Tugas Pak Irman
    Dokumen8 halaman
    Tugas Pak Irman
    Angga Buledhbuledh Perdana
    Belum ada peringkat
  • Fisika Kelas 8
    Fisika Kelas 8
    Dokumen2 halaman
    Fisika Kelas 8
    Angga Buledhbuledh Perdana
    Belum ada peringkat
  • Definisi Makro
    Definisi Makro
    Dokumen1 halaman
    Definisi Makro
    Angga Buledhbuledh Perdana
    Belum ada peringkat
  • Bentuk Plasenta
    Bentuk Plasenta
    Dokumen22 halaman
    Bentuk Plasenta
    Angga Buledhbuledh Perdana
    Belum ada peringkat
  • Contoh Kasus Pada CMV
    Contoh Kasus Pada CMV
    Dokumen4 halaman
    Contoh Kasus Pada CMV
    Angga Buledhbuledh Perdana
    Belum ada peringkat
  • Beberapa Definisi Makro
    Beberapa Definisi Makro
    Dokumen1 halaman
    Beberapa Definisi Makro
    Angga Buledhbuledh Perdana
    Belum ada peringkat
  • Bayi Makro
    Bayi Makro
    Dokumen1 halaman
    Bayi Makro
    Angga Buledhbuledh Perdana
    Belum ada peringkat
  • Janin Makro
    Janin Makro
    Dokumen1 halaman
    Janin Makro
    Angga Buledhbuledh Perdana
    Belum ada peringkat
  • Bab Iv MTK I
    Bab Iv MTK I
    Dokumen13 halaman
    Bab Iv MTK I
    Angga Buledhbuledh Perdana
    Belum ada peringkat
  • Teknologi Pangan
    Teknologi Pangan
    Dokumen10 halaman
    Teknologi Pangan
    Angga Buledhbuledh Perdana
    Belum ada peringkat
  • BAB II Spermisida
    BAB II Spermisida
    Dokumen24 halaman
    BAB II Spermisida
    Angga Buledhbuledh Perdana
    100% (1)
  • Permohonan Beasiswa
    Permohonan Beasiswa
    Dokumen1 halaman
    Permohonan Beasiswa
    Angga Buledhbuledh Perdana
    Belum ada peringkat
  • Permohonan Beasiswa
    Permohonan Beasiswa
    Dokumen1 halaman
    Permohonan Beasiswa
    Angga Buledhbuledh Perdana
    Belum ada peringkat
  • Infeksi Cytomegalovirus Pada Kehamilan
    Infeksi Cytomegalovirus Pada Kehamilan
    Dokumen26 halaman
    Infeksi Cytomegalovirus Pada Kehamilan
    Angga Buledhbuledh Perdana
    Belum ada peringkat