Anda di halaman 1dari 5

TEKNIK PENGEMBANGAN SISTEM

Azharico Darusman
1117032015










PROGRAM STUDI ILMU KOMPUTER
JURUSAN ILMU KOMPUTER
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS LAMPUNG
2014


1.The Unified Process ( UP )

UP merupakan salah satu metodologi pengembangan sistem yang berorientasi obyek (object-oriented).
Pertama kali tawarkan oleh IBM yang penggunaannya memakai Unified Modeling Language ( UML ) untuk
pemodelan. UML dapat digunakan pada metodologi selain UP yang berorientasi objek lainnya. Pada UP terdapat
empat fase yang menggambarkan keseluruhan dari SDLC, yakni :
a. Inception : Pada tahap ini umunya terdapat proses analisis dan desain sistem.
b. Elaboration : Pada tahap ini terdapat analisis dari desain yang dibuat dan mulai melakukan
implementasi.
c. Construction : Pada tahap ini dilakukan testing keseluruhan pada sistem yang dibuat , iterasi ,
dan
delivery / penyerahan sistem kepada klien.
d. Transition : Pada tahap ini adalah operasi / penggunaan secara langsung sistem oleh pengguna
dan proses maintanance.
Di bawah ini adalah gambar mengenai fase-fase pada UP :





Dapat terlihat pada metodologi UP proses dapat dilakukan berulang sebelum diberikan secara resmi kepada klien.
Sehingga pengembang tidak terlalu fokus pada tahapan. Ada enam hal dalam penggunaan metodologi UP , yakni :
a. Mengembangkan iteratif d. Membuat model visual
b. Menetapkan dan mengelola persyaratan sistem e. Memverifikasi kualitas
c. Memakai arsitektur komponen f. Mengontrol perubahan

2.Extreme Progamming ( XP )

XP merupakan metodologi berorientasi obyek yang terbaru , mudah dipakai , dan sebagai pendekatan untuk
menjaga agar proses menjadi lebih simpel dan efisien. XP mendsekripsikan penentuan kebutuhan pendukung sistem
dan fungsional sistem yang diambil dari keinginan / cerita-cerita pengguna yang tidak resmi. Pada XP pengujian
dilakukan terus menerus dan terintegrasi. Keterlibatan pengguna menjadi lebih dominan terhadap progamming yang
dikerjakan oleh tim kecil. Sehingga umumnya digunakan untuk proyek kecil. Di bawah ini merupakan gambar
mengenai fase-fase pada XP :








Penjelasan :
a. Architectural Spike : Penentuan kebutuhan yang diungkapkan oleh progammer.
b. Release Planning : Perencanaan proses.
c. Iteration : Memeriksa apakah telah sesuai kebutuhan ( desain , coding , test unit ).
d. Acceptance Test : Apakah program/sistem yelah memenuhi kebutuhan klien.
e. Small Release : Sistem yang hampir selesai.
f. Death Phase : Fase dimana semua proses pengembangan berhenti.
Alur Tahap :
Berawal dari penentuan kebutuhan yang diungkapkan progammer. Setelah disepakati maka tim pengembang
akan merilis yang setiap rilisnya akan dikembangkan ditahap iterasi. Setelah selesai, dilakukan acceptance
user. Apabila belum memenuhi keinginan maka akan kembali ke tahap iterasi sesuai dengan kebutuhan user.
Jika telah sesuai maka akan masuk ketahap small release kemudain ke death phase (semua proses
pengembangan berhenti ).

Inception
Phase

Elaboration
Phase

Construction
Phase

Transistion
Phase

Architectural
Spike

Release
Planning

Iteration

Acceptance
Test

Small
Release

Death
Phase

next iteratoin
new user stories
user stories
Kelebihan :
Lebih fleksibel terhadap perubahan
Tidak banyak dokumen
Terjalinnya komunikasi yang baik antara klien dan pengembang.
Kekurangan :
Tim pengembang harus selalu siap dengan adanya perubahan
Tidak leluasa membuat kode yang detail di awal.
Cara mengatasi kemungkinan banyaknya perubahan dapat dengan adanya pembatasan perubahan yang
disepakati diawal antara klien dan pengembang dalam suatu perjanjian.

3.Agile Modeling
Agile modeling merupakan metodologi gabungan antara XP dan UP. Pada umumnya pemodelan yang
dilakukan lebih dari XP dan dokumentasi yang lebih sedikit dibandingkan UP. Pada pengembangan dilakukan
dengan pembuatan model secara pararel dan pengembangan dilakukan secara incremental ( sedikit demi sedikit ).
Ketika pengembangan sistem dilakukan akan terdapat partisipasi aktif dari stakeholder dan mendorong
kepemilikan yang kolektif. Di bawah ini merupakan gambar mengenai fase-fase pada agile modeling :





Ada dua hal yang menjadi fokus pada metodologi aglie modeling , yakni :
a. Simplicity
Menggunakan konten yang sederhana
Menggambarkan model yang sederhana
Menggunakan alat pemodelan yang sederhana
b. Validation
Memungkinkan uji kemampuan sistem
Membuktikan model yang tepat
Kelebihan :
Ada feedback dari klien untuk meningkatkan kepuasan klien
Pengembangan sistem lebih tepat dan mengurangi resiko kegagalan
Tanggap, tahapan lebih fleksibel , tetapi tetap ada dokumentasinya.
Kekurangan :
Hasil akhir sulit diprediksi
Biaya besar dan lebih banyak

4.SCRUM

SCRUM merupakan metodologi yang digunakan pada proyek yang membutuhkan pendekatan yang sangat
adaptif. Dengan SCRUM maka dimungkinkan untuk merespon dengan cepat berbagai situasi. SCRUM seperti
halnya olahraga rugby yang cepat , cerdas , dan dapat mengorganisir dan menyesuaikan diri. Ketika menggunakan
SCRUM , proyek yang telah selesai tetap dilakukan pengontrolan.

Penjelasan :
a. Product Backlog : Penentuan kebutuhan yang diperioritaskan oleh klien
b. Sprint Backlog : Pertemuan antara klien dengan tim pengembang untuk memilih product
backlog yang dimasukkan kedalam proses sprint
c. Sprint : Kerangka waktu dalam pengembangan sistem dalam durasi maksimal 1
bulan. Ada 2 hal yang dilakukan di sprint : a. pertemuan harian (
membahas perkembangan proyek ) b. refleksi sprint ( membahas dan
meningkatkan kualitas sistem ).
d. Increment : Hasil akhir proyek yang harus benar-benar selesai, yang berarti dalam
Perencanaan Desain Coding Testing Dokumentasi Analisis
Kenutuhan
keadaaan usable.
5.RAD ( Rapid Application Development )

RAD sistem pemrograman yang memungkinkan programmer membuat program dengan cepat. Secara umum,
Sistem RAD menyediakan sejumlah alat-bantu untuk membuat antarmuka pengguna grafis (graphical user
interfaces) yang biasanya membutuhkan usaha dan waktu yang lama untuk membuatnya. RAD adalah
penggabungan beberapa metode atau teknik terstruktur. RAD menggunakan metode prototyping dan teknik
terstruktur lainnya untuk menentukan kebutuhan user dan perancangan sistem informasi.

Pada RAD , pekerjaan besar dibagi-bagi untuk dikerjakan oleh beberapa tim yang kemudian akan disatukan
kembali nantinya. Di dalamnya terdapat sub-sub sistem yang dikerjakan beberapa tim namun terhadap satu
tahapan yang sama.
Kelebihan :
Fungsi-fungsi mayor dapat dimodulkan dalam waktu tertentu kurang dari 3 bulan dan dapat dibicarakan
oleh tim RAD yang terpisah dan kemudian diintegrasikan sehinnga waktunya lebih efesien.
RAD mengikuti tahapan pengembangan sistem sepeti umumnya, tetapi mempunyai kemampuan untuk
menggunakan kembali komponen yang ada (reusable object) sehingga pengembang pengembang tidak
perlu membuat dari awal lagi dan waktu lebih singkat .
Kekurangan :
Apabila sistem yang akan dibuat tidak bisa dimodulkan (dibagi bagi menjadi beberapa komponen)
maka model RAD tidak dapat digunakan untuk membuat sistem ini karena banyak campur tangan antar
tim.
Model RAD tidak cocok digunakan untuk sistem perangkat lunak yang memiliki resiko teknis sangat
tinggi.
Perlu sumber daya manusia yang cukup besar.

6.Prototyping
Prototyping merupakan salah satu metode pengembangan sistem yang sering digunakan. Pada prototyping ini,
pengembang dan klien dapat saling berinteraksi selama proses pembuatan sistem. Seorang klien sering hanya
mendefinisikan secara umum apa yang dikehendakinya tanpa menyebutkan secara detail output,pemrosesan dan
data-data apa saja yang dibutuhkan. Sebaliknya disisi pengembang kurang memperhatikan efesiensi algoritma,
kemampuan sistem operasi dan interface yang menghubungkan manusia dan komputer. Untuk mengatasi
ketidakserasian antara klien dan pengembang , maka dibutuhakan kerjasama yanga baik diantara keduanya
sehingga pengembang akan mengetahui dengan benar apa yang diinginkan pelanggan dengan tidak
mengesampingkan segi-segi teknis.









Pada fase planning dilakukan pengumpulan kebutuhan dan garis besar sistem yang akan dibuat . Kemudian
dilakukan analisis , desain , dan coding sistem dalam satu fase yang bersamaan. Maka akan menghasilkan system
prototype yang akan diperlihatkan kepada klien. Apabila klien merasa belum sesuai , maka akan dilakukan
kembali memperbaiki pengembangan sistem mulai dari analisis , desain , dan implementasi . Ketika prototype
telah sesuai maka akan dilakukan implementasi lebih detail dan instalasi untuk menjadi sistem yang siap
digunakan klien.
Kelebihan :
Terjalin komunikasi yang baik antara pengembang dengan klien dan adanya peran aktif klien.
Pengembang dapat bekerja lebih baik dalam menentukan kebutuhan pelanggan dan hemat waktu.
Penerapan menjadi lebih mudah karena pemakai mengetahui apa yang diharapkannya.
Planning
Analysis
Design
Impleme
ntation

System
Prototype

Implementation

System
Kekurangan :
Klien tidak melihat secara luas bahwa sistem yang ada belum mencantumkan kualitas perangkat lunak secara
keseluruhan dan juga belum memikirkan kemampuan pemeliharaan untuk jangja waktu lama.




DAFTAR PUSTAKA





A.S Rosa, Shalahuddin.M. 2009. Modul Rekayasa Perangkat Lunak (Terstruktur dan Berorientas Objek). Bandung :
Modula Bandung.
Satzinger, John, Robert Jackson, Stephen Burd. 2007. System Analys and Design in A Changing World Fifth Edition.
United State: Thomson Course Technology.
Wijaya, Andri . 2012. ppt :Analisis Sistem Informasi dan Metodologi Pengembangan Sistem. MTI.

Anda mungkin juga menyukai