Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM MANDIRI MATA KULIAH

PRAKTIKUM INTERPRETASI FOTO UDARA


TENTANG
PENGENALAN BENTUK LAHAN





OLEH
RAHMI FITRI
1106532/2011



JURUSAN GEOGRAFI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2012

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayahNya kepada kita semua, sehingga dengan hidayahNya itu tim penulis dapat
menyelesaikan tugas mata kuliah praktikum Interpretasi Foto Udara. Laporan ini
diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah praktikum interpretasi foto udara.
Kami sangat berterima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik. Penulis menyadari bahwa
laporan yang telah diselesaikan ini belum cukup sempurna sebagaimana mestinya.
Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
kesempurnaan laporan ini.
Semoga laporan ini dapat memberikan informasi bagi pembaca dan mahasiswa,
serta bermanfaat untuk pengembangan wawasan serta ilmu pengetahuan kita semua.


Padang, Desember 2012


Penulis







DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................... i
DAFTAR ISI ..................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
B. Tujuan Praktikum ......................................................................................... 2
C. Alat dan Bahan ............................................................................................ 2
D. Cara Kerja ................................................................................................... 2
BAB II DASAR TEORI ...................................................................................... 4
BAB III HASIL PRAKTIKUM .......................................................................... 10
BAB IV PENUTUP .......................................................................................... 12
A. Kesimpulan ................................................................................................ 12
B. Saran ........................................................................................................ 12

BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Foto udara merupakan sebuah gambar yang dicetak pada media kertas
(foto) yang dihasilkan dari hasil pemotretan dengan perekaman secara fotografi.
Foto udara adalah salah satu produk dari bidang ilmu geografi dalam mengambil
objek, daerah, atau fenomena yang ada di permukaan bumi ini menggunakan
alat berupa kamera dengan proses perekaman secara fotografik dengan bantuan
detektor berupa film. Pembelajaran tentang foto udara telah cukup jelas
dipelajari pada mata kuliah penginderaan jauh sebelumnya. Jadi, agar dalam
mengenali kondisi suatu wilayah, kita tidak perlu disulitkan dengan melihat
langsung ke lapangan, namun dengan adanya bantuan foto udara kita dapat
melakukan interpretasi terhadap daerah tersebut.
Adanya pembelajaran praktikum interpretasi foto udara membantu kita
para mahasiswa geografi dalam menginterpretasi foto udara suatu wilayah guna
mempelajari lebih detil lagi tentang geomorfologi, penggunaan lahan dan
berbagai informasi lainnya dari suatu daerah dengan bantuan foto udara. Melalui
interpretasi foto udara kita dapat menafsirkan kondisi-kondisi lapangan tanpa
perlu langsung ke lapangan. Interpretasi foto udara biasanya meliputi penentuan
lokasi relatif dan luas bentangan. Interpretasi akan dilakukan berdasarkan kajian
dari objek objek yang tampak pada foto udara. Keberhasilan dalam interpretasi
foto udara akan bervariasi sesuai dengan latihan dan pengalaman penafsir,
kondisi objek yang di interpretasi, dan kualitas foto yang digunakan.
Dengan begitu berharganya suatu foto udara, itu menjadi hal yang
melatarbelakangi penulis untuk melakukan interpretasi terhadap suatu daerah
menggunakan foto yang diambil melalui aplikasi Google Earth. Disamping juga
merupakan tugas yang diembankan dosen terhadap penulis.



B. Tujuan Praktikum
Tujuan adanya praktikum ini adalah :
Untuk mengenali berbagai bentukan lahan (landform) yang terdapat pada
foto yang bersumber dari aplikasi Google Earth.
Agar mahasiswa dapat mempelajari karakteristik berbagai bentuk lahan
(landform) melalui gambaran tiga dimensi yang ditimbulkan oleh foto.
Memberi pengetahuan yang lebih banyak lagi dan lebih jelas melalui
praktikum interpretasi foto udara dan menyempurnakan pembelajaran
teori teori yang sebelumnya telah dipelajari pada mata kuliah
penginderaan jauh sebelumnya.
Agar kita sebagai mahasiswa dapat menginterpretasikan suatu daerah
dengan baik melalui praktikum ini.

C. Alat dan Bahan
a. Alat
Spidol snowman mata F
Plastik transparan
Penggaris
Selotip bening
Alkohol
Gunting
Dan kapas.
b. Bahan
Foto udara yang bersumber dari Google Earth

D. Cara Kerja
Berikut langkah kerja dalam menginterpretasi foto untuk pengenalan bentuk
lahan :
1. Siapkan bahan atau foto udara yang akan diinterpretasi, yang telah diambil
dari Google Earth

2. Tempelkan plastic transparan diatas foto yang telah tersedia
3. Lalu buat garis tepi pada plastik transparan sesuai pada batas foto yang telah
ada
4. Kemudian amati ciri ciri foto yang terdapat pada landform yang ada, lalu
dibuat pembagian dari cirri masing-masing landform yang ditemukan



























BAB II
DASAR TEORI

Bentuklahan adalah bagian dari permukaan bumi yang memiliki bentuk
topografis khas, akibat pengaruh kuat dari proses alam dan struktur geologis pada
material batuan, dalam skala ruang dan waktu kronologis tertentu. Bentukan alam di
permukaan bumi terjadi karena proses pembentukan tertentu melalui serangkaian
evolusi tertentu pula. Dalam perkembangannya, banyak klasifikasi landform yang
dikenal, di mana masing masing memiliki kelebihan dan kelemahan, sehingga perlu
kehati hatian dalam pemilihannya.
Adapun berikut klasifikasi dari berbagai bentuk lahan, yaitu :


Landform yang terbentuk sebagai akibat dari proses tektonik (orogenesis dan
epirogenesis) berupa proses pengangkatan, lipatan, dan patahan. Umumnya
bentuklahan (landform) ini mempunyai bentukan yang ditentukan oleh proses proses
tersebut dank arena sifat litologinya (struktural).
Beberapa contoh bentuklahan bentukan asal struktural yang merupakan
pengembangan dari deformasi pelapisan sendimen terhadap dip dan strike disajikan
berikut ini.
a. Perbukitan antiklinal j. Perbukitan / pegunungan blok
b. Perbukitan sinklinal k. Gawir
c. Perbukitan monoklinal l. Igif, lembah sinklinal
d. Pegunungan antiklinal m. Igif lembah antiklinal
e. Pegunungan siklinal n. Graben
f. Pegunungan monoklinal o. Sembul
g. Cuesta p. Nyaris dataran, peneplain
h. Hogback dan flatiron q. Teras angkatan
i. Perbukitan / pegunungan dome r. Mesa





Bentuk lahan (landform) yang terbentuk karena aktivitas vulkan atau gunung berapi
(resen atau subresen). Landform ini dicirikan dengan adanya bentukan kerucut volkan,
aliran lahar, lava ataupun dataran yang merupakan akumulasi bahan vulkan. Landform
dari bahan vulkan yang mengalami proses patahan lipatan (sebagai proses sekunder)
tidak dimasukkan dalam landform vulkanik.
Berikut kategori dari landform asal proses vulkanik :
a. Kawah, danau kawah i. Medan
b. Kaldera,danau kaldera j. Medan lahar
c. Kerucut gunungapi k. Volcanic neck
d. Lereng atas gunungapi l. Bocca
e. Lereng tengah gunungapi m. Kubah lava
f. Lereng bawah gunungapi n. Dataran tinggi lava
g. Lereng kaki fluvial gunungapi o. Dataran fluvial gunungapi
h. Lembah gunungapi ( barranco ) p. Sumbat lava
Bentuklahan vulkanik secara sederhana dibagi menjadi 2, yaitu bentuk bentuk
eksplosif ( krater letusan, ash dan cinder cone ) dan bentuk bentuk effusif ( aliran
lava / lidah lava, bocca, plateau lava, aliran lahar dan lainnya ) yang membentuk
bentangan tertentu dengan distribusi di sekitar kepundan, lereng bahkan kadang
sampai kaki lereng. Struktur vulkanik yang besar biasanya ditandai oleh erupsi yang
eksplosif dan effusif, yang dalam hal ini terbentuk volkanostrato.


Landform ini berkaitan erat dengan dengan aktifitas sungai dan air permukaan yang
berupa pengikisan, pengangkutan, dan jenis buangan pada daerah dataran rendah
seperi lembah, ledok, dan dataran alluvial. Proses penimbunan bersifat meratakan pada

daerah daerah ledok, sehingga umumnya bentuklahan asal fluvial mempunyai relief
yang rata atau datar. Material penyusun satuan betuk lahan fluvial berupa hasil
rombakan dan daerah perbukitan denudasional disekitarnya, berukuran halus sampai
kasar, yang lazim disebut sebagai alluvial. Karena umumnya reliefnya datar dan litologi
alluvial, maka kenampakan suatu bentuklahan fluvial lebih ditekankan pada genesis
yang berkaitan dengan kegiatan utama sungai yakni erosi, pengangkutan, dan
penimbunan.
Beirkut kategori dari landform ini :
a. Dataran alluvial h. Gosong lengkung dalam (point bar)
b. Dasar sungai / sungai mati i. Teras fluvial (sungai)
c. Rawa belakang j. Kipas alluvial
d. Dataran banjir k. Crevasse splaye
e. Tanggul alam l. delta dengan berbagai tipenya
f. Lakustrin m. Igir fluvial
g. Ledok fluvial


Landform yang terbentuk oleh atau yang dipengaruhi oleh proses marin, baik proses
yang bersifat konstruktif (pengendapan) maupun destruktif (abrasi). Daerah yang
terpengaruh air asin ataupun daerah pasang surut tergolong dalam landform marin.
Berikut adalah bentuklahan asal marine antara lain:
a. Rataan pasang surut, platform g. Gisik
b. Cliff dan notch h. Beting gisik
c. Spit, lidah gosong pasir laut i. Tombolo
d. Ledok antar beting pasit laut j. Dataran alluvial pantai
e. Hamparan lumpur k. Teras marine
f. Dataran pantai l. lagun


Bentuk lahan (landform) yang didominasi oleh bahan batu gamping, pada umumnya
keadaan morfologi daerah ini tidak teratur. Landform ini dicirikan oleh adanya proses
pelarutan bahan batuan penyusun yaitu dengan terjadinya sungai di bawah tanah, gua
gua dengan stalagtit, stalagmit, dan lain lain.
Menurut Jennings ( 1971 ), karst adalah suatu kawasan yang mempunyai karekteristik
relief dan drainase yang khas, yang disebabkan keterlarutan batuannya yang tinggi.
Dengan demikian Karst tidak selalu pada Batugamping, meskipun hampir semua
topografi karst tersusun oleh batugamping.
Menurut Ford dan Williams, ( 1989 ) Karst adalah bentuklahan yang ditimbulkan oleh
batuan mudah larut yang memiliki porositas sekunder yang baik serta memiliki
karakteristik hidrologi khusus.
Adapun berikut klasifikasi landform karst :
Plateu Karst
Punggung (Ridges)
Cekungan atau Depresi
Singkapan batuan


Gerakan udara atau angin dapat membentuk medan yang khas dan berbeda dari
bentukan proses lainnya. Endapan angin terbentuk oleh pengikisan, pengangkatan, dan
pengendapan material lepas oleh angin. Endapan angin secara umum dibedakan
menjadi gumuk pasir dan endapan debu.
Umumnya gumuk pasir terbentuk pada pantai berpasir yang landai dan datar, ada
angin yang berhembus dengan kecepatan tinggi, sinar matahari kontinyu, ada
akumulasi pasir yang berasal dari sungai yang bermuara di situ, terdapat bukit

penghalang di belakang pantai dan tumbuhan berupa spinifex lithorus, pandanus,
calanthropus gigantae, ipomoa pescaprae dan kaktus. Beberapa ciri khusus antara lain
berstruktur sedimen permukaan gelembur gelombang ( ripple mark ) akibat pergeseran
butiran pasir pengaruh arah angin, perlapisan horisontal di bagian dalam, lapisan
bersusun dan silang siur. Rona cerah, tekstur halus seragam, pola teratur dan banyak
sungai bermuara dan melebar akibat pertemuan dengan laut. Kadang terbentuk danau
tapal kuda ( oxbow lake ), sungai berpindah dan akumulasi material pasir di depan
tebing penghalang.
Pada hakekatnya bentuklahan asal proses eolin dapat dibagi menjadi 3, yaitu :
1. Erosional, contohnya : lubang angin dan lubang ombak
2. Deposisional, contohnya : gumuk pasir (sandunes)
3. Residual, contohnya : lag deposit, deflation hollow , dan pans


Denudasi meliputi dua proses utama yaitu Pelapukan dan perpindahan material dari
bagian lereng atas ke lereng bawah oleh proses erosi dan gerak massa batuan (
masswashting ). Proses denudasional ( penelanjangan ) merupakan kesatuan dari
proses pelapukan gerakan tanah erosi dan kemudian diakhiri proses pengendapan.
Semua proses pada batuan baik secara fisik maupun kimia dan biologi sehingga batuan
menjadi desintegrasi dan dekomposisi. Batuan yang lapuk menjadi soil yang berupa
fragmen, kemudian oleh aktifitas erosi soil dan abrasi, tersangkut ke daerah yang lebih
landai menuju lereng yang kemudian terendapkan.
Berikut ini contoh bentuklahan asal proses denudasional antara lain :
a. Pegunungan denudasional g. Dinding terjal
b. Perbukitan denudasional h. Rombakan kaki lereng
c. Perbukitan terisolasi i. Lahan rusak

d. Nyaris dataran j Daerah dengan gerak massa
e. Lereng kaki k. Kerucut talus (kipas koluvial)
f. Piedmont alluvial plain ( gabungan kipas alluvial )l. Monadnock


Bentukan asal proses glasial adalah disebabkan oleh adanya pencairan es atau salju
yang pada umumnya terdapat di daerah lintang tinggi maupun tempat tempat yang
mempunyai elevasi tinggi dari permukaan laut. Bentuklahan bentukan asal proses
glasial dibedakan menjadi dua, yaitu bentukan erosional dan bentukan deposisional.


Merupakan kelompok besar satuan bentuklahan yang terjadi akibat pengaruh kuat
aktivitas organisme ( flora dan fauna ). Bentuklahan asal organik adalah bentuklahan
atau landform yang secara alamiah terbentuk dari proses kegiatan makhluk hidup,
contohnya adalah bentuklahan terumbu karang ( coral reefs ).
Terumbu karang adalah masa endapan kapur ( limestone / CaCO3 ) dimana endapan
kapur ini terbentuk dari hasil sekresi biota laut pensekresi kapur ( coral / karang ).
Koral sendiri adalah koloni dari biota laut yang dinamakan polyp. Hewan ini dicirikan
memiliki bentuk tubuh seperti tabung dengan mulut yang terletak di bagian atas dan
dikelilingi oleh tentakel. Polyps hidup optimal di lautan dengan suhu berkisar 20 derajat
Celsius dengan kedalaman lebih dari 150 kaki atau 45 meter.




BAB III
HASIL PRAKTIKUM
Setelah dilakukan interpretasi atas foto daerah bangkinang, Riau yang terdapat
sungainya. Maka berikut pengklasifikasian dari landform atau bentuk lahan yang dapat
penulis interpretasi.

Liputan
Lahan
Rona/
Warna
Tekstur Pola Ukuran Bentuk Situs Bayang
an
Asosiasi Konvergensi
Bukit
Bentuk lahan asal
Fluvial

1. F
1
:
Dataran
Alluvial
cerah Kasar mengelo
mpok
sedang Hampir
memben
tuk bulat
Dataran
alluvial
- pemukiman Terdapat rona
cerah yang
mengelompok
di sekitar
sungai
2. F
3
: Rawa
Belakang
gelap Halus sedang Dataran
sungai
Vegetasi
dan air
Terdapat
genangan air di
daratan yang
lokasinya
dibelakang
sungai
3. F
5
:
Dataran
Banjir
Agak
gelap
Halus sedang Dataran
sungai

4. F
6
:
Tanggul
Alam
Agak
gelap
Halus Mengiku
ti alur
sungai
besar Dataran
sungai
Vegetasi Terdapat
endapan
Aluvium disisi
kanan dan kiri
sungai
5. F
9
: Point
Bar
Agak
gelap
Sedikit
kasar
mengelo
mpok
kecil Ellip
horizont
Dataran
sungai
Endapan
hasil erosi
Terdapat
ditengah

al sungai sungai yang
lokasinya
dilengkung
meander,
berupa
endapan yang
telah
ditumbuhi
vegetasi

















BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari hasil interpretasi yang telah penulis lakukan, maka berikut beberapa hal
yang penulis dapat interpretasikan pada foto daerah Bangkinang yang terdapat
sungai didalamnya :
1. Pada foto tersebut terdapat dataran Alluvial, yang bias dijadikan pemukiman
2. Pada foto tersebut juga terdapat dataran banjir yang berada di samping
sungai
3. Juga terdapat tanggul alam yang telah ditumbuhi oleh vegetasi
4. Juga ada rawa belakang yang digenangi sungai
5. Serta terdapat point bar yang tedapat ditengah sungai

B. Saran
Dalam pembuatan atau pengamatan terhadap foto yang akan diinterpretasikan
perlu dibutuhkannya pengetahuan akan geomorfologi yang lebih banyak lagi
agar dalam menginterpretasikannya kita dapat melihat dan mengenali berbagai
macam bentuk lahan.

Anda mungkin juga menyukai