Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN
Meningkatnya aktivitas manusia dalam memanfaatkan sistem transportasi, baik di darat,
laut, maupun udara menyebabkan peningkatan jumlah trauma pada saat ini. Hal ini didukung
oleh kegiatan olahraga yang semakin berkembang, baik yang bersifat rekreasi maupun
kompetitif, serta kegiatan perindustrian yang semakin kompleks sehingga menyebabkan
mobilisasi semakin meningkat (Salter, 1999).
Salah satu trauma muskuloskeletal yang menyebabkan morbiditas yang tinggi adalah
patah tulang terbuka. atah tulang terbuka adalah terputusnya kontinuitas struktur jaringan tulang
atau tulang ra!an yang umumnya disebabkan oleh trauma, baik trauma langsung ataupun tidak
lansung, yang berhubungan dengan dunia luar atau rongga tubuh yang tidak steril, sehingga
mudah terjadi kontaminasi bakteri dan dapat menyebabkan komplikasi infeksi ("edah #$M,
%&&9).
atah tulang terbuka dapat menyebabkan kerusakan jaringan lunak yang luas, yang
meliputi kerusakan otot, vaskuler, dan syaraf. 'erusakan otot dapat mengakibatkan komplikasi
gas gangren yang bisa berakibat fatal bila tidak ditangani dengan baik. 'erusakan vaskuler dapat
menyebabkan terjadinya kehilangan darah yang banyak sehingga terjadi syok. Delayed union
dapat terjadi jika aliran darah yang diperlukan untuk terjadinya menyatuan tulang tidak memadai
((pley dan Solomon, %&&1).
atah tulang terbuka merupakan salah satu kega!atdaruratan di bidang orthopaedi yang
membutuhkan penanganan se)ara )epat dan tepat yang mana bersifat life saving dan life
threatening ('oval and *u)kerman, %&&+).
"(" ,,
-,./(#(. #S-('(
0raktur adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang, tulang ra!an epifisis dan atau
tulang ra!an sendi. 0raktur dapat terjadi akibat peristi!a trauma tunggal, tekanan yang berulang1
ulang, atau kelemahan abnormal pada tulang (fraktur patologik). Se)ara klinis fraktur dibagi
menjadi 2
a) 0raktur tertutup (simple fra)ture)
(dalah suatu fraktur yang tidak mempunyai hubungan dengan dunia luar.
b) 0raktur terbuka ()ompound fra)ture)
(dalah fraktur yang mempunyai hubungan dengan dunia luar melalui lika pada kulit
dan jaringan lunak, dapat berbentuk from !ithin (dari dalam) atau from !ithout (dari
luar)
)) 0raktur dengan komplikasi ()ompli)ated fra)ture)
(dalah fraktur yang disertai dengan komplikasi, misalnya malunion, delayed union,
nonunion, infeksi tulang.
Diagnosis Fraktur
Anamnesis
-anyakan ri!ayat trauma. bila tidak ada ri!ayat trauma berarti fraktur patologis. /ika
terdapat trauma harus diperin)i jenisnya, berat1ringannya trauma, arah trauma dan posisi
penderita atau ekstremitas yang bersangkutan (mekanisme trauma).
3ari anamnesa saja dapat diduga 2
o 'emungkinan fraktur multipel
o 'emungkinan fraktur1fraktur tertentu, misalnya 2 fraktur )olles,
fraktur supra)ondylair humerus, fraktur )ollum femur.
o ada anamnesa ada nyeri
o (da gangguan fungsi, misalnya 2 penderita tidak dapat berjalan.
Pemeriksaan fisik
ada pemeriksaan a!al penderita, perlu diperhatikan adanya2
1. Syok, anemia atau perdarahan
%. 'erusakan pada organ1organ lain, misalnya otak, sumsum tulang belakang atau organ1
organ dalam rongga toraks, panggul dan abdomen
4. 0raktur predisposisi, misalnya pada fraktur patologis
emeriksaan lokal
1. ,nspeksi (5ook)
6 "andingkan dengan bagian yang sehat
6 erhatikan posisi anggota gerak
6 'eadaan umum penderita se)ara keseluruhan
6 7kspresi !ajah karena nyeri
6 5idah kering atau basah
6 (danya tanda1tanda anemia karena perdarahan
6 (pakah terdapat luka pada kulit dan jaringan lunak untuk membedakan fraktur
tertutup atau fraktur terbuka
6 7kstravasasi darah subkutan dalam beberapa jam sampai beberapa hari
6 erhatikan adanya deformitas berupa angulasi, rotasi dan kependekan
6 5akukan survei pada seluruh tubuh apakah ada trauma pada organ1organlain
6 erhatikan kondisi mental penderita
6 'eadaan vaskularisasi
%. alpasi (0eel)
alpasi dilakukan se)ara hati1hati oleh karena penderita biasanya mengeluh sangatnyeri.
6 -emperatur setempat yang meningkat
6 .yeri tekan8 nyeri tekan yang bersifat superfisial biasanya disebabkan oleh kerusakan
jaringan lunak yang dalam akibat fraktur pada tulang
6 'repitasi8 dapat diketahui dengan perabaan dan harus dilakukan se)ara hati1hati
6 emeriksaan vaskuler pada daerah distal trauma berupa palpasi arteri radialis, arteri
dorsalis pedis, arteri tibialis posterior sesuai dengan anggota gerak yang terkena
6 9efilling (pengisian) arteri pada kuku, !arna kulit pada bagian distal daerah trauma ,
temperatur kulit
6 engukuran tungkai terutama pada tungkai ba!ah untuk mengetahui adanya
perbedaan panjang tungkai
4. ergerakan (Move)
ergerakan dengan mengajak penderita untuk menggerakkan se)ara aktif dan pasif sendi
proksimal dan distal dari daerah yang mengalami trauma. ada pederita dengan fraktur,
setiap gerakan akan menyebabkan nyeri hebat sehingga uji pergerakan tidak boleh
dilakukan se)ara kasar, disamping itu juga dapat menyebabkan kerusakan pada jaringan
lunak seperti pembuluh darah dan saraf.
:. emeriksaan neurologis
emeriksaan neurologis berupa pemeriksaan saraf se)ara sensoris dan motoris serta
gradasi kelelahan neurologis, yaitu neuropraksia, aksonotmesis atau neurotmesis.
'elaianan saraf yang didapatkan harus di)atat dengan baik karena dapat menimbulkan
masalah asuransi dan tuntutan (klaim) penderita serta merupakan patokan untuk
pengobatan selanjutnya.
;. emeriksaan radiologis
emeriksaan radiologis diperlukan untuk menentukan keadaan, lokasi serta ekstensi
fraktur. #ntuk menghindarkan nyeri serta kerusakan jaringan lunak selanjutnya, maka
sebaliknya kita mempergunakan bidai yang bersifat radiolusen untuk imobilisasi
sementara sebelum dilakukan pemeriksaan radiologis.
Penatalaksanaan Fraktur
(. 09('-#9 -79"#'(
engklasifikasian patah tulang terbuka menurut $ustillo1(nderson adalah sebagai berikut2
1. 3erajat ,2 5uka biasanya berupa tusukan ke)il dan bersih berukuran kurang
dari 1 )m. -erdapat tulang yang mun)ul dari luka tersebut. Sedikit kerusakan
jaringan lunak tanpa adanya )rushing dan patah tulang tidak kominutif.
atah tulang biasanya berupa sederhana, melintang, atau oblik pendek.
"iasanya berupa patah tulang energi rendah.
$ambar 12 0raktur -erbuka $ustilo1(nderson derajat 1
(http2<<eorif.)om<$eneral<=pen>%&0?>%&@lass.html)
%. 3erajat ,,2 5uka lebih besar dari 1 )m, tanpa adanya skin flap ataupun avulsion.
'erusakan pada jaringan lunak tidak begitu banyak. 'ominusi dan )rushing
injury terjadi hanya sedang. /uga terdapat kontaminasi sedang. "isanya juga
berupa patah tulang energi rendah.
$ambar %2 0raktur -erbuka $ustilo1(nderson derajat %
(http2<<eorif.)om<$eneral<=pen>%&0?>%&@lass.html)
4. 3erajat ,,,2 -erdapat kerusakan yang luas pada kulit, jaringan lunak, struktur
neurovaskuler, dengan adanya kontaminasi pada luka. 3apat juga terjadi kehilangan
jaringan lunak. 5uka yang berat dengan adanya high1energy transfer ke
tulang dan jaringan lunak. "iasanya disebabkan oleh trauma ke)epatan
tinggi sehingga fraktur tidak stabil dan banyak komunisi. (mputasi
traumatik, patah tulang segemental terbuka, luka tembak ke)epatan tinggi,
patah tulang terbuka lebih dari A jam, patah tulang terbuka yang memerlukan perbaikan
vaskuler juga termasuk dalam derajat ini. derajat ,,, ini dibagi lagi menjadi
tiga subtype2
a. 3erajat ,,,( 2 -ulang yang patah dapat ditutupi oleh jaringan lunak, atau
terdapat penutup periosteal yang )ukup pada tulang yang patah.
$ambar 42 0raktur -erbuka $ustilo1(nderson derajat 4a
(http2<<eorif.)om<$eneral<=pen>%&0?>%&@lass.html)
b. 3erajat ,,," 2 'erusakan atau kehilangan jaringan lunak yang luas disertai
dengan pengelupasan periosteum dan komunisi yang berat dari patahan
tulang tersebut. -ulang terekspos dengan kontaminasi yang massif.
$ambar :2 0raktur -erbuka $ustilo1(nderson derajat 4b
(http2<<eorif.)om<$eneral<=pen>%&0?>%&@lass.html)
). 3erajat ,,,@ 2 Semua patah tulang terbuka dengan kerusakan vaskuler
yang perlu diberbaiki, tanpa meilhat kerusakan jaringan lunak yang terjadi ((pley
dan Solomon, %&&1 dan $ustillo et al, 199&).
$ambar ;2 0raktur -erbuka $ustilo1(nderson derajat 4)
(http2<<eorif.)om<$eneral<=pen>%&0?>%&@lass.html)
'lasifikasi ini menjadi sangat penting untuk menentukan terapi. 'lasifikasi
ini juga menunjukkan resiko terjadinya infeksi, dilihat dari derajat
kontaminasi, derajat kerusakan jaringan lunak, dan tindakan operatif pada
patah tulang. 9esiko infeksi semakin meningkat seiring dengan derajat yang
terjadi. 9esiko terjadinya infeksi pada derajat , adalah &11%>, pada derajat ,, %11%>,
dan pada derajat ,,, 91;;>. 3erajat patah tulang terbuka ini juga sangat erat
kaitannya dengan kejadian amputasi, delayed union dan non1union, dan
ke)a)atan atau penurunan fungsi ekstermitas. enentuan derajat patah
tulang terbuka se)ara definitive dilakukan setelah debridement yang adekuat
telah dilakukan ($ustillo et al, 199&).
(mputasi telah menjadi pengobatan menetap sampai pertengahan abad ke 1A, dimana
teknik antiseptik mulai digunakan. (ntiseptik, bersama dengan debridement semua jaringan
yang terkontaminasi dan devitalisasi, membuktikan penurunan angka mortalitas. 'emajuan
serentak pada profilaksis antibiotik, debridement agresif dan manajemen luka terbuka, flap
otot rotasional, transfer jaringan bebas, dan teknik )angkok tulang memperlihatkan
peningkatan yang dramatis pada kemampuan seorang dokter untuk menangani fraktur
terbuka berat sebagai akibat dari ke)elakaan kendaraan bermotor dan luka tembak. 0raktur
terbuka merupakan suatu keadaan darurat yang memerlukan penanganan yang terstandar
untuk mengurangi risiko infeksi. Selain men)egah infeksi juga diharapkan terjadi
penyembuhan fraktur dan restorasi fungsi anggota gerak (9asjad, %&&B).
Penangan fraktur terbuka di IGD:
1. ("@3
.ilai status kesadaran, bebaskan air!ay, breathing, resusitasi )airan, dan hentikan
perdarahan.
%. @u)i luka
Men)u)i luka dengan larutan .a@l fisiologis bertujuan menghilangkan kontaminasi makro
dan bekuan darah yang dapat meminimalkan kontaminasi serta kerusakan jaringan
(S)haller,%&1%).
4. 3ebridement dalam golden period (+ jam) dengan general anestesia.
(danya jaringan yang mati akan mengganggu proses penyembuhan luka dan merupakan
daerah tempat pembenihan bakteri sehingga diperlukan eksisi se)ara operasi pada kulit,
jaringan subkutaneus, lemak, fasia, otot dan fragmen1fragmen yang lepas ("u)kley, %&1%).
:. ,mobilisasi, luka ditutup kasa steril atau kain bersih, fragmen jangan dimasukkan
embidaian dan imobilisasi fraktur penting pada emergensi ortopedi. 0ungsinya adalah untuk
mengontrol nyeri dan pembengkakan, mengurangi deformitas<dislokasi, dan imobilisasi
fraktur atau )edera. -ujuan pembidaian dan imobilisasi adalah membebaskan nyeri,
meningkatkan penyembuhan, stabilisasi fraktur, men)egah sehingga )edera lebih lanjut.
#ntuk fraktur terbuka grade ,1,, dapat diberikan internal fi?asi, gips dengan !indo!.
Sedangkan untuk grade ,,, yaitu e?ternal fi?asi, gips dengan !indo! hingga amputasi
apabila organ tidak viable<beresiko menimbulkan mortalitas. 'ebanyakan )edera ekstremitas
atas dapat ditangani dengan menggunakan belat posterior long arm. @edera pada jari
ditangani dengan belat jari busa atau belat plastik kaku. @edera bahu dapat ditangani dengan
sebuah selempang<balutan gendong, atau imobiliser bahu. @edera ekstremitas ba!ah dapat
ditangani dengan imobiliser lutut atau bidai )etak posterior ("udiman, %&1&).
;. (ntibiotik dan analgetik
(ntibiotik diberikan se)epat mungkin, antibiotik yang diberikan untuk spe)trum luas
( sefalosporin generasi % ) untuk +jam C :A jam pertama, gram C ( gentami)in ), dan kuman
anaerob ( metronidaDol) dilanjutkan :1; hari..
+. en)egahan tetanus
Semua penderita dengan fraktur terbuka perlu diberikan pen)egahan tetanus. ada penderita
yang telah mendapat imunisasi aktif )ukup dengan pemberian toksoid tapi bagi yang
belum,dapat diberikan %;& unit tetanus imunoglobulin (manusia).
". 09('-#9 -79-#-#
Se)ara umum prinsip pengobatan fraktur ada :2
1. 9e)ognition, diagnosis dan penilaian fraktur
rinsip pertama adalah mengetahui dan menilai keadaan fraktur dengan anamnesis,
pemeriksan klinis dan radiologis. ada a!al pengobatan perlu diperhatikan2
5okalisasi fraktur
"entuk fraktur
Menentukan teknik yang sesuai untuk pengobatan
'omplikasi yang mungkin terjadi selama dan sesudah pengobatan
%. 9edu)tion8 reduksi fraktur apabila perlu
9estorasi fragmen fraktur dilakukan untuk mendapatkan posisi yang dapat diterima.
ada fraktur intraartikuler diperlukan reduksi anatomis dan sedapat mungkin
mengembalikan fungsi normal dan men)egah komplikasi seperti kekakuan, deformitas,
serta perubahan osteoartritis di kemudian hari.
osisi yang baik adalah 2
alignment yang sempurna
aposisi yang sempurna
4. 9etention8 imobilisasi fraktur
:. 9ehabilitation8 mengembalikan aktifitas fungsional semaksimal mungkin
ilihan -erapi
(da % terapi, pilihan berdasarkan banyak faktor seperti bentuk fraktur, usia penderita, level
aktivitas, dan pilihan dokter sendiri.
ilihan terapi pada fraktur tertutup adalah terapi konservatif atau operatif.
a) -erapi konservatif
1. roteksi saja
#ntuk penanganan fraktur dengan dislokasi fragEen yang minimal
atau dengan dislokasi yang tidak akan menyebabkan )a)at di kemudian hari.
%. ,mmobilisasi saja tanpa reposisi
Misalnya pemasangan gips atau bidai pada fraktur inkomplit dan
fraktur dengan kedudukan yang baik.
4. 9eposisi tertutup dan fiksasi dengan gips
,ni dilakukan pada fraktur dengan dislokasi fragmen yang
berarti. 0ragEen distal dikembalikan ke kedudukan semula terhadap fragEen
proksimal dan dipertahankan dalam kedudukan yang stabil dalam gips.
:. -raksi
,ni dilakukan pada fraktur yang akan terdislokasi kembali di dalam
gips. @ara ini dilakukan pada fraktur dengan otot yang kuat. -raksi dapat
untuk reposisi se)ara perlahan dan fiksasi hingga sembuh atau dipasang gips
estela tidak sakit lagi. ada anak1anak dipakai kulit (traksi Hamilton
9ussel<traksi "ryant). -raksi kulit terbatas untuk : minggu dan beban F ; kg,
untuk anak1anak !aktu dan beban tersebut men)ukupi untuk dipakai sebagai
traksi definitif, bilamana tidak maka diteruskan dengan immobilisasi gips.
#ntuk orang de!asa traksi definitif harus traksi skeletal berupa balanced
traction.
b) -erapi operatif
1) -erapi operatif dengan reposisi se)ara tertutup dengan bimbingan radiologis.
1. 9eposisi tertutup C fiksasi e?terna
Setelah reposisi berdasarkan )ontrol radiologis intraoperatif maka
dipasang fiksasi e?terna. #ntuk fiksasi fragmen patahan tulang,
digunakan pin baja yang ditusukkan pada fragmen tulang, kemudian pin
baja tadi disatukan se)ara kokoh dengan batangan logam di luar kulit.
$ambar. 0iksasi eksternal
%. 9eposisi tertutup dengan )ontrol radiologis diikuti fiksasi interna.
0ragmen direposisi se)ara non operatif dengan meja traksi.
Setelah tereposisi dilakukan pemasangan pen se)ara operatif.
$ambar. 0iksasi internal
%) -erapi operatif dengan membuka frakturnya
1. 9eposisi terbuka dan fikasasi interna <=9,0 (=pen 9edu)tion and
,nternal 0i?ation)
0iksasi interna yang dipakai bisa berupa pen di dalam sumsum
tulang panjang, bisa juga berupa plat dengan skrup di permukaan tulang.
'euntungan =9,0 adalah bisa di)apai reposisi sempurna dan bila
dipasang fiksasi interna yang kokoh, sesudah operasi tidak perlu lagi
dipasang gips dan segera bisa dilakukan immobilisasi. 'erugiannya
adalah reposisi se)ara operatif ini mengundang resiko infeksi tulang.
,ndikasi =9,02
a. 0raktur yang tidak bisa sembuh atau bahaya avas)ulair ne)rosis
tinggi.
b. 0raktur yang tidak bisa direposisi tertutup
). 0raktur yang dapat direposisi tetapi sulit dipertahankan.
d. 0raktur yang berdasarkan pengalaman memberi hasil yang lebih baik
dengan operasi, misalnya fraktur femur.
%. 7?)isional arthroplasty
Membuang fragmen yang patah yang membentuk sendi.
4. 7?)isi fragmen dan pemasangan endoprosthesis dilakukan pada fraktur
kolum femur.
"(" ,,,
'7S,M#5(.
0raktur adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang, tulang ra!an epifisis dan atau
tulang ra!an sendi. 0raktur dapat terjadi akibat peristi!a trauma tunggal, tekanan yang
berulang1ulang, atau kelemahan abnormal pada tulang (fraktur patologik).
Semua fraktur terbuka adalah kasus ga!at darurat. 3engan terbukanya barier jaringan
lunak, maka patah tulang tersebut teran)am untuk terjadinya infeksi. Seperti kita ketahui
bah!a periode + jam sejak patah tulang terbuka, luka yang terjadi masih dalam stadium
kontaminasi (golden periode) dan setelah !aktu tersebut, luka berubah menjadi luka infeksi.
3alam penatalaksanaan fraktur tertutup tedapat % ilihan terapi pada fraktur tertutup
adalah terapi konservatif atau operatif, pemilihan terapi berdasarkan banyak faktor seperti
bentuk fraktur, usia penderita, level aktivitas, dan pilihan dokter sendiri.
3aftar pustaka
1. 9eksoprodjo, Soelarto. 'umpulan 'uliah ,lmu "edah. 0akultas 'edoktran #niversitas
,ndonesia. /akarta2 "inarupa (ksara. 199;
%. (pley ($, Solomon 5. "uku (jar =rtopedi dan 0raktur Sistem (pley. /akarta2 Gidya
Medika. 199;.
4. 9asjad, @hairuddin. engantar ,lmu "edah =rtopedi. Makassar2 "intang 5amumpatue.
%&&4.
:. "udiman @. Patah Tulang dan Pembidaian. "andung2 '=9S Sukarela M, #.(3.
%&1&.
5. 9i)hard "u)kley. -97(-M7.- 09(@-#97. %&1%.
http2<<emedi)ine.meds)ape.)om<arti)le<1%B&B1B1treatmentHsho!all. 3iakses tanggal %%
0ebuari %&14

Anda mungkin juga menyukai