MELALUI DIREKTORAT JENDRAL KEUANGAN NEGARA (DJKN) SEBAGAI BENTUK PERLINDUNGAN TERHADAP BANK BJB AKIBAT KREDIT MACET DEBITUR Oleh : RIA FAZRIA SALSABILLA ABSTRAK Perbankan merupakan salah satu sumber dana diantaranya dalam bentuk perkreditan bagi masyarakat perorangan atau badan usaha untuk memenuhi kebutuhan konsumsinya atau untuk meningkatkan produksinya. Masalah besar yang mungkin timbul dalam pemberian kredit adalah macetnya pengembalian kredit oleh debitur yang hampir dialami oleh semua Bank. Adapun identifikasi masalah yang diangkat dalam skripsi ini yaitu pelelangan jaminan atas tanah dan bangunan yang dilakukan Direktorat Jendral Keuangan Negara sebagai bentuk perlindungan terhadap Bank akibat kredit macet debitur, faktor- faktor yang menyebabkan terjadinya kredit macet di Bank BJB dan mekanisme pelelangan barang jaminan melalui Direktorat Jendral Keuangan Negara. Metode penelitian yang digunakan Penulis yaitu menggunakan metode pendekatan yuridis normatif, spesifikasi penelitian deskriftif analisis, teknik pengumpulan data studi kepustakaan, lapangan dan analisis data secara kualitatif. Undang-Undang Hak Tanggungan atas Tanah memberikan suatu perlindungan hukum kepada pihak pemberi kredit dari kredit macet debitur. Adapun faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya kredit macet di Bank BJB yaitu faktor yang berasal dari nasabah yang mempunyai itikad buruk dari awal dan atau secara tidak sengaja karena pengelolaan usaha yang buruk menyebabkan debitur wanprestasi, dan faktor intern yang berasal dari pemberi kredit yaitu pihak Bank yang kurang teliti saat pemberian kredit terhadap debitur. Pelelangan barang jaminan dilakukan apabila cara-cara sebelumnya seperti rescheduling, restructuring, dan reconditioning tidak memperbaiki pembayaran piutang dan menyelesaikan kredit macet debitur. Pada dasarnya pemberian kredit oleh Bank berdasarkan adanya rasa percaya, akan tetapi selalu ada debitur yang tidak menjalankan kewajibannya sehingga debitur tersebut dinyatakan wanprestasi, walaupun demikian pihak kreditur selalu melakukan tindakan yang tidak merugikan pihak debitur dan kreditur.